Anda di halaman 1dari 22

A.

JUDUL

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Kelas VII Melalu

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) dengan Pokok Bahasan Opersi Hitung Bentuk Aljabar Tahun Pelajaran

2020/2021.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting

diajarkan pada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai sekolah

menengah.Hal ini sesuai dengan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22

Tahun 2006 tentang standar isi, bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan

kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk memberikan siswa dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta

kemampuan bekerjasama.

Matematika sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, dari hal-hal

yang sangat sederhana sampai pada hal-hal yang sangat kompleks. Sementara

itu,pada pemikiran ilmu pengetahuan dan teknologi, mematika merupakan salah

satu ilmu dasar bagi imu-ilmu lainnya, sehingga dalam perkembangan

pendidikan, matematika dijadikan sebagai barometer untuk mengukur tingkat

kecerdasan dan daya piker anak. selain itu, matematika merupakan ilmu universal

yang mendasari perkembangan ternologi modern, mempunyai peran penting

dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya piker manusia.Marks (1998 :3)

berpendapat bahwa matematika berperan sangat penting dalam persiapan untuk

memberikan bekal agar kita dapat berfungsi secara efektif dalam zaman teknologi.

1
Pelajaran matematika pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Berdasarkan kurikulum 2013 disajikan lebih banyak materi dari pada

sebelumnya. Materi yang disajikan sedikit lebih rumit ini pada umumnya

dikarenakan pembelajaran lebih menekankan pada usaha pemecahan

masalah.melihat hal itu, beberapa siswa yang beranggapan bahwa matematika

sulit untuk dipelajari dan dipahami. Hal ini mengakibatkan siswa dapat menjadi

malas untuk belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

rendah.

Oleh karena itu matematika wajib dipelajari oleh siswa mulai dari tingkat

sekolah dasar sampai sekolah menengah atas dan bahkan sampai perguruan tinggi.

Namun, masalah yang biasanya muncul dalam dunia pendidikan matematika yaitu

masih banyaknya siswa yang kurang memahami pelajaran matematika, bahwa

diantra mereka ada yang kurang tertarik belajar matematika. Selain itu, sebagian

siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sulit

dipahami atau dimengerti.

Dilain pihak matematika sebagai mata pelajaran wajib dan sebagai ilmu

dasar, juga dapat dirasakan manfaat dan kegunaannya baik dalam bidang

pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Hudojo (1988 : 3) bahwa mempelajaran matematika haruslah bertahap

dan berurutan serta mendasarkan kepada pengalaman belajar yang lalu.

Dengan demikian proses belajar mengajar matematika bukan sekedar

transfer ilmu dari guru kepada siswa. Pola interaksi seharusnya terjadi antara

siswa dengan materi dan guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator

2
.Itulah perubahan mendasar dalam pola pembelajaran matematika yang harus

diakomodir

dan disikapi secara positif oleh guru matematika seiring dengan penerapan KTSP.

Namun demikian, meskipun sikap positif terhadap perubahan telah

diakomodiri oleh guru, bukan berarti bahwa guru akan serta merta terbatas sama

sekali dari masalah - masalah yang berhubungan dangan kegiatan pemelajaran

kegiatan pembelajaran di kelas sepertinya akan selalu memunculkan

permasalahan sering dengan perkembangan pribadi peserta didik dan sering pula

dengan perkembangan sekolah dan tuntutan masyarakat yang semakin dinamis.

Terkait dengan itu tugas guru adalah merespon dan mencari pemecahan masalah

yang timbul sepanjang masih dalam batas jangkauan kompetensi dan profesi demi

tercapainya tujuan pembelajaran yang tercapainya tujuan pembelajaran yang

ditetapkan.

Dilain pihak matematika sebagai mata pelajaran wajib dan sebagai ilmu

dasar, juga dapat dirasakan manfaat dan kegunaannya baik dalam bidang

pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Materi hal ini sesusai dengan

pernyataan Hudojo (1988:3) bahwa pelajaran matematika haruslah bertahap dan

berurutan serta mendasarkan kepada pengalaman belajar yang lalu.

Setiap kegiatan pembelajaran matematika, guru sering dihadapkan pada

permasalahan babwa hasil belajar peserta didik kurang memuaskan. Berdasarkan

hasil dialog dengan pendidik yang mengajar mata pelajaran matematika kelas VII

di SMP diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik kurang aktif

bertanya kepada guru, kurang berinteraksi dengan peserta didik lain, sehingga

peserta didik sulit mengajukan pendapat, serta kurangnya minat dan perhatian

3
siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Keadaan tersebut menyebabkan sebagian

besar siswa mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah ataupun soal yang

diberikan oleh

guru. Sehingga hasil belajar yang siswa dapatkan relatif rendah.

Gamabar penelitian tindakan kelas yang berbentuk spiral atau siklus

TINDAKAN

PERENCANAAN SIKLUS I PENGAMATA


N

REFLEKSI

TINDAKAN

PERENCANAAN SIKLUS II
PENGAMATAN

REFLEKSI

Gambar 1.1. Siklus Kemmis dan MC Taggart.

Memperhatikan hal tersebut, betapa pentingnya mencari solusi yang

memungkikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu solusi yang

digunakan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa adalah menerapkan

4
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD).

Model tersebut memilik prosedur yang ditetepkan secara eksplisit untuk

memberikan siswa waktu lebih banyak berpikir, menjawab, dan saling membantu

satu sama lain. Pembelajarannya diawali dengan pengajuan suatu pertanyaan oleh

guru, selanjutnya siswa memikirkan jawabannya dalam beberapa saat, kemudian

meraka membagi jawabannya dengan pasangan atau dengan anggota tim lainnya

tetapi dalam bentuk pasangan dialog.

Oleh karena itu, dengan menerapkan model pembelajaran tersebut siswa

diharapkan dapat saling membantu dalam menyelesaikan masalah, saling

menyampaikan pendapat, lebih aktif dalam berinteraksi, serta dapat meningkatnya

penguasaan materi.

Berdasarkan urain di atas maka peneliti melakukan penelitian yang

berjudul “Meningkatkan hasil belajar matematika siswa smp kelas VII melalui

model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division dengan

pokok bahasan aljabar Tahun pelajaran 2020/2021”.

C. Perumusan Masalah

Bagaimana mencapai hasil belajar peserta didik setelah mengikuiti

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada peserta didik SMP kelas VII tahun pembelajaran 2020/2021?

D. Pemecahan Masalah

5
Untuk memecahkan masalah seperti yang telah diungkapkan diatas, yakni

penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri

dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar

siswa menjadi meningkat (Wardhani 2007:14).

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan atas rumusan masalah, maka tujuan dilaksanakan penelitian

ini adalah: Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dengan penerapan

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD mata mata pelejaran operasi bentuk

aljabar pada pesarta didik kelas VII Tahun pembelajaran 2020/2021.

F. MANFAAT PENELITIA

Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan

mengenai penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe student teams

achievement division untuk meningkatkan hasil belajar operasi bentuk aljabar

pada peserta didik kelas VII.

Manfaat praktis

Bagi peserta didik, diharapkan peserta didik dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajarnya, sehingga termotivasi untuk selalu membangun pengetahuan yang

ada dalam benaknya untuk belajar menggunakan pembelajaran melalui metode.

Bagi pendidik, khususnya pendidik operasi bentuk aljabar dan pendidik pada

umumnya, dapat digunakan untuk mengadakan evaluasi terhadap proses

6
pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini (dalam rangka perbaikan

pembelajaran).

Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman kebijakan

intern sekolah dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat digunakan sebagai

masukan positif pada program pengajaran.

F. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan faham konstuktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi

belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok harus saling

bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam

pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman

dalam kelompok belum mengusai bahan pelajaran.

Menurut Anita Lie dalam bukunya “cooperative learning”, bahwa model

pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, tetapi asda

unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang

dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua

kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk itu harus

diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu:

1) Saling ketergantungan positif

7
Keberhasial suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap

menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus

menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat menciptakan tujuan

mereka.

2) Tangggung jawab perseorangan

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model

pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggu jawab

untuk melakukan yang terbaik. pengajar yang efektif dalam model

pembelajaran kooperatif membuat persiapan dan menyusun tugas

sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus

melaksankan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam

kelompok bisa dilaksanakan.

3) Tatap Muka

Dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok harus diberikan

kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi.Kegiatan interaksi ini

akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang

menguntungkan semua anggota.Inti dari sinergi ini adalah menghargai

perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.

Komunikasi antara anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajaran dibekali dengan berbagai

keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga

tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan

dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.Keterampilan

berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses

8
panjang.Namun,proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan

perlu ditempu untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan

perkembangan mental dan emosional para siswa

Menurut Hill dan Hill (ARIF 2003: 6-7) pembelajaran kooperatif

mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :

1) Meningkatkanprestasi siswa;

2) Memperdalam pemahaman siswa;

3) Menyenangkan siswa dalam belajar;

4) Mengembangkan sikap kepemimpinan siswa;

5) Mengembangkan sikap positif siswa;

6) Mengembangkan rasa percaya diri siswa;

7) Mengembangkan rasa saling memiliki diantara sesame siswa;

8) Mngembangan keterampilan untuk masa depan.

2. Pembelajaran Student Teams Achievement Division merupakan metode

pembelajaran dengan pendekatan yang paling sederhana dan paling mudah

dipahami dan mengandung strategi pembelajaran kooperatif yang memberi

kesempatan untuk berkembang secara majemuk dengan latihan untuk mempelajari

konsep dan keahlian. Metodi ini menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara

siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam meguasai materi

untuk mencapai hasil yang maksimal.

Pengajar yang menggunakan STAD mengajikan informasi akademis baru

pada siswa setiap minggu atau secara regular, baik melalui prestasi verbal atau

teks. Siswa dikelas tertentu dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim belajar

9
dari beberapa gender (laki-laki dan perempuan), dari berbagai rahasia atau etnis

dan dengan prentasi rendah, rata-rata, dan tinggi.

Menurut Robert E. Slavin dalam jurnal Review of Educational Research

ada lima kompenen utama dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu :

a) Penyajian kelas, Pengajar menyampaikan materi dilakukan secara klasikal

dengan menggunakan prestasi verbal dan teks didepan kelas. Pada tahap

ini, siswa diminta untuk memperhatikan dengan baik, tentang materi yang

disampaikan oleh pengajar.

b) Menetapkan siswa dan kelompok, Kelompok yang disusun terdiri dari 4

sampai 5 orang. Anggota dalam kelompok bersifat heterogen yang

dibedakan berdasarkan pada jenis kelamin dan kemampuan dalam hal

akdemik. Materi yang telah dijelaskan oleh pengajar selanjutnya

didiskusikan oleh kelompok. Tujuannnya untuk dicari pemecahan masalah

yang dihadapi.

c) Tes dan Kuis, perlu diperlu diadakan untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan pengajar dan

dipecahakan dalam suasana kelompok. Mahasiswa perlu memahami setiap

materi yang diajarkan oleh pengajar dan tidak diperkenakan menyontek

jawaaban dari teman yang lain Karena kuis tersebut dimaksudkan untuk

mengetahui pemahaman mereka masing-masing

d) Skor, Peningkatan skor dimksudkan agar siswa mau berusaha untuk

memperoleh skor yang lebih baik dengan cara belajar secara maksimal.

Setiap siswa dapat memberikan atau menyumbangkan nilai yang diperoleh

10
pada kelompok. Skor awal diberikan pada siswa, kemudian skor-skor yang

diperoleh dibandingkan dengan skor-skor hasil dari kuis.

e) Pengakuan kelompok, dilakukan dengan memberikan penghargaan atas

usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Penghargaan

terhadap kelompok, akan dapat diperoleh, ketika telah mencapai nilai rata-

rata. Artinya apabila nialai rata-rata kelompok mampu mencapai kriteria,

maka kelompok akan dapat memperoleh penghargaan.

Metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) memiliki Kelebihan dan

Kekurangan.

a) Kelebihannya yaitu, siswa berperan aktif dalam membantu dan

memberikan motivasi semangat untuk keberhasilan bersama dalam

kelompok, adanya interksi yang terjai antara siswa seiring dengan

peningkatan kemampuan siswa dalam menyampaikan suatu pendapat,

membantu dam menudahkan siswa dalam melakukan penyesuaiaan,

mampu meningkatakan perasaan saling percaya diantara anggota

kelompok dan lebih luas, diantara sesame manusia, membantu siswa

menghilangkan sifat yang suka mementingkan diri sendiri dan egois

terhadap orang lain, mampu meningkatakan kepekaan terhadap lingkungan

social dan kesetiakawanan dalam lingkungan social, siswa dapat berperan

aktif sebagai seorang tutor sebaya. Sehingga kelompok menjadi lebih

berhasil untuk mencapai prestasi, siswa dapat saling berkerja sama untuk

11
mencapai tujuan kelomok dengan cara menjunjung tinggi norma-norma

yang hidup dalam kelompok

b) Kelemahan yaitu, waktu yang dibutuhkan dalam menerapkan metode ini

lebih lama, siswa harus memiliki sifat untuk bersedia bekerjasama karena

waktu yang dibutuhkan lama.

Menurut Trianto ( 2009 : 69 ) pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah

model model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-

kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 siswa heterogen, yang

merupakan campuran menurut tingkat prestasi ,jenis kelamin,dan suku.Diawali

dengan menyampaikan tujuan pembelajaran,penyampaian materi, kegiatan

kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

Menurut Slavin ( 2005 : 12-13 ) mengemukakan terdapat tiga konsep

penting dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu :

1. penghargaan kelompok yang akan diberikan jika kelompok mencapai kreteria

yang ditentukan.

2. Tanggu jawab individual,bermakna bahwa kesuksesan tim tergantung pada

pembelajaran individual dari semua anggota tim.

3. Kesempatan sukses yang sama, bermakna bahwa semua siswa memberikan

kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja meraka dari yang

sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang

dan rendah semua sama-sama ditantang untuk melakukan yang terbaik, dan bahwa

kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya.

12
Menurut (2005 : 147-163) menyatakan langkah-langkah pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat disusun sebagai berikut. Langkah-langkah model

pembelajaran kooperatif tipe STAD fase kegiatan guru

Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, Guru menyampaikan

semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar.

Fase 2: Menyajikan informasi Guru menyampaikan informasi kepada Siswa

dengan jalan demostrasi atau lewat bacaan.

Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif. Guru

menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya Membentuk kelompok

belajar dan membantu setiap Kelompok agar melakukan stansisi secara

efisien .

Fase 4: Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas mereka.

Fase 5 : Evaluasi, Guru mengevaluasikan hasil belajar tentang materi. Yang telah

dipelajari atau masing-masing kelompok Mempersentasikan hasil kerjanya

Fase 6 : Memberikan penghargaan, Guru mencari cara untuk menghargai baik

upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mempelajari

materi yang diwujudkan melalui perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai

hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti terjadi

13
perubahan pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, kebiasaan serta

perubahan aspek-aspek yang ada pada diri individu yang sedang belajar.

Ada beberapa pendapat tentang hasil belajar yang dikemukakan oleh para

ahli antara lain menurut Surakhmad (1980:26)” Hasil belajar adalah hasil yang

diperoleh siswa setelah mempelajari materi yang diwujudkan melalui pola tingkah

laku yang teerlihat pada perubahan reaksi dan sikap siswa secara fisik maupun

mental “. Sementara Dick dan Reisen ( Dahar, 1989:136) menyatakan bahwa

“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya”.

Dari pendapat tersebut di samping dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru

terhadap keberhasilan rencan dan pelaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Dengan kata lainhasil belajar adalah hasil yang diraih seseorang setelah

melaksanakan kegiatan belajar atau tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa

yangh diwujudkan melalu perubahan pada diri siswa yangh dapat diukur dengan

alat ukur tertentu.

G. Kerangka Penelitian

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di STKIP, terdapat data

yang mendukung bahwa pembelajaran belum optimal. Diperoleh temuan sebagai

berikut:

1) Guru disekolah masih menggunakan pendekatan dan metode yang

konvensional

2) Pembelajaran berpusat pada guru

14
3) Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran

4) Siswa mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide-ide matematis

5) Nilai yang diperoleh siswa masih belum maksimal

Salah satu cara untuk mengoptimalkan pembeljaran adalah dengan

menerapkan suatu pendekatan dan model pembelajaran, yaitu pendekatan saintifik

dengan setting model pembelajaran kooperatif. Proses dan karakteristik dalam

pendekatan saintifik diharapkan juga terdapat perbedaan kemampuan komunikasi

matematis dan prestasi dibanding pembelajaran konvensional.

Selain dengan menerapkan pendekatan pembelajaran, model pembelajaran

juga berpengaruh dalam pengoptimalan pembelajaran. Terdapat berbagai

keunggulan dari model pembelajaran kooperatif, yakni pengembangan kualitas

dari siswa, meningkatkan tanggung jawab sosial sarana tertukar pikiran dan ide

serta menghargai pendapat orang lain.

Melalui pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif

tipe STAD, siswa akan dibentuk kelompok diskusi, sehingga dalam kelompok

siswa dapat bertukar pikiran dengan siswa lain. Melalui pembelajaran ini di

perkirakan terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis dan prestasi

dibanding pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

H. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian ini adalah ada peningkatan hasil belajar Matematika

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

division di dalam kelas pada materi aljabar.

15
I. Metode Penelitian, Tempat dan Waktu penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang menggunakan

kualitatif. Pendekatan kualitatif menghasilkan data secara tertulis maupun lisan

dari aktivitas atau perilaku subjek yang diamati pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

2. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di dalam Kalas VII SMP Tahun Pembelajaran

2020/2021.

3. Subjek penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dalam kelas VII SMP Wamena lokasi di

Sinakma. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Tahun

PEMPELAJARAN 2020/2021.

K. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan bentuk siklus yang mengacu pada

model Kemmis Mc Tanggrat. Siklus ini tidak hanyak berlangsung satu kali, tetapi

beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Rencana penelitian

tindakan kelas ini, terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan

perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang

16
diselidiki. Desain yang dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

berbentuk spiral atau siklus diambil dari kemmis dan MC Taggart sebagai berikut:

1) Perencanan

Tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secararinci pada tahap ini

segala keperluan pelaksanaan penelitian tindak kelas dipersiapkan mulai

dari bahan ajar, rencana pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran,

pendekatan yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan

instrument observasi disesuaikan dangan rencana.

2) Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupan proses kegiatan pembelajaran kelas sebagai

realisasi dari teori dan strategi belajar mengajar yang telah di siapkan serta

mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan hasil yang diperoleh dapat

meningkatkan kerjasama penelitian dengan subjek [enelitian hingga dapat

memberikan refleksi dan evaluasi terhadap apa yang terjadi dikelas.

3) Pengamatan

Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau

dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi merupakan kegiatan

pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan

dalam tindakan. Tujuan pokok observasi adalah untuk mengetahui ada

tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan

sedang berlangsung.

4) Refleksi

17
Melalui refleksi, guru akan dapat menerapkan apa yang telah dicapai, serta

apa yang belum dicapai, serta apa yang perluh diperbaiki lagi dalam

pembelajaran berikutnyaa. Oleh karena itu hasil dari tindakan perlu

dikaji, dilihat dan direnungkan, baik itu dari segi proses pembelajaran

antaraguru dan siswa, metode, alat peraga maupun evaluasi.

L. Instrumen penelitian

Untuk mendapat data yang valid, diperlukan suatu metode atau alat

pengumpulan data yang tepat. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis

dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan ketepatan penggunaan.

Pengumpulan data sangat ditentukan oleh jenis data pada penelitian yang akan

dikumpulkan. Dalam penelitianini dilakukan beberapa macam teknik

pengumpulan data :

a. Tes

Muchtar yang dikutip Wardani ( 2006 :11) tes adalah suatu percobaan

yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu

pada seseorang murid atau tidaknya. Tes merupakan serangkaianpertanyaan atau

latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. pengumpulan

data dilakukan untuk mem peroleh data kognitif yaitu melalui tes secara individu

b. Observasi

Menurut Tatang yang dikutip Wardani (2006:25) observasi merupakan

segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu

berlangsung dengan atau tanpa alat bantu. Dalam penelitian ini dilakukan

18
observasi terhadap siswa untuk memperoleh data peningkatan kemampuan

menulis cerita siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi

berbentuk checklist.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa

catatan.transkrip, buku, surat kabar, majakah, prasasti, notulen rapat, lengger,

agenda dan sebagainya (Arikunto 2007:236). Dokumentasi yaitu pengumpulan

data penelitian yang ada kaitanya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan

kelas.Metode dokumentasi ini penelitian digunakan untuk memperoleh data

tentang, visi misi sekolah, data siswa dan lokasi serta data yang berkenaan dengan

hasil tindakan.

M. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ( PTK) peneliti

menggunakan motode tes dan observasi dimana menurut Amir Da`in

Indrakusuma mengatakan bahwa ,tes adalah suatu alat atau prosedur yang

sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan

yang diinginkan oleh seseorang agar mendapatkandata dengan cara yang tepat dan

cepat. Untuk mendapat data-data dengan memberikan pret tes ( tes awal) dan ptst

tes (tes akhir) kemudian dalam pengumpulan data peneliti juga menggunakan

metode observasi untuk melihat hal-hal yang terjadi dalam pelaksanaan penelitian

tindakan kelas (PTK)

19
N. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian tindakan kelas ( PTK) yang metode tes

akan dianalisiskan dengan rumus :

Tingkat penguasaan Jumlah peserta Predikat


86-100 4 Sangat baik
76-85 3 Baik
60-75 2 Cukup
55-59 1 Kurang
0-54 0 Kurang baik

O. Rincian biaya penelitian

Kegiatan JUMLAH (Rp)


Pengadaan buku sumber 230.000,00
ATK 115.000,00
Transportasi selama peneliti 320.000,00
Pembuatan media pembelajaran 350.000,00
Jumlah 1.015.000,00

P. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

Waktu minggu Ke-


No Jenis kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
Persiapan
Menyusun konsep pelaksanaan √ √
1
Menyusun instrumen √
Pelaksanaan
Melakukan tindak siklus 1 √
2 Melakukan tindakan siklus 2 √
Menyusun proposal
Menyusun konsep laporan √
Menyempurnakan daftar
3 √
laporan

20
Q. Daftar Pustaka

Marks, J.L (1988 : 3).Metode Pengajaran Matematika untuk Sekolah

Dasar.Terjemahan oleh Bambang Sumantri, 1988. Jakarta : Erlangga.

Arif, 2003. Belajar kooperatif dengan pendekatan struktur untuk pemahaman

konsep stastistik siswa kelas VII SLTP Laboratorium Universitas Negri 2

Dipublikasikan, Malang.

Slavin, Robert E (2005) Coperative learning (teori riset, dan praktik) Bandung.

Lie, Anita (2004) Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo.

Hudojo, ( 1988 : 3 ) . Bahwa mempelajaran matematika haruslah bertahap dan

berurutan serta mendasarkan kepada pengalaman belajar yang lalu.

21
Hill, ( ARIF 2003 : 6 -7 ). Pembelajaran kooperatif

Slavin, Robert E. Dalam jurnal Review of Educational Research

Trianto, ( 2009 : 69 ) . Pembelajaran kooperatif tipe STAD

Slavin, ( 2005 : 12-13 ). Penting dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD

Surakhmad, ( 1980 : 26 ). Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setalah ia

menerima pengalaman belajarnya.

Wardani, ( 2006 : 11 ). Tes adalah sesuatu percobaan

Wardani, ( 2006 : 25 ). Observasi merupakan segala peristiwa

Arikunto, ( 2007 : 236 )

22

Anda mungkin juga menyukai