Soil nailing adalah perkuatan tanah dengan cara memberi tanah paku-paku
dengan panjang tertentu yang berjarak rapat. Hal ini mengakibatkan terbentuknya
struktur gravitasi koheren yang menimbulkan efek naiknya shear strength tanah secara
prinsip soil nailing menyatukan massa tanah di suatu bagian tanah yang kurang stabil,
sebagai penahan dinding pada penggalian serta sebagai penambah stabiHtas lereng
(gambar 2.1).
Gambar 2.1 Struktur Penahan Tanah dan Stabilitas lereng(Mitchell, J.K dan
Villet, W.C.B, 1987)
Struktur soil nailing terdiri dari paku dan lapisan permukaan shotorete. Paku ini
terbuat dari tulangan baja atau logam lain yang dapat menahan tegangan tank,
tegangan geser dan momen lentur. Tulangan baja ini dimasukkan pada lubang yang
disediakan (dengan drilling) kemudian digrout dengan cairan semen. Paku tidak
diprestressed dan jarak antar paku yang satu dengan yang lain sekitar 1 sampai 2
meter. Kepala paku-paku yang terdapat di atas permukaan dinding dijadikan satu oleh
suatu lapisan beton tipis dengan tebal 10-20 cm yang dicor dengan sistem semprot
(shotcrete) dan dipcrkuat dengan wiremesh. Kemudian pada paku dipasang pelat baja
tipis sebelum diikat dengan sekrup baja. Potongan dan detail soil nailing ditunjukkan
pada gambar 2.2 dan tipe soil nailing secara umum dipcrlihatkan pada tabel 2.1.
Eiljthw Ctift
Ad|uit Eler. md U r p h o(
Top Rtint. to Suit location
of Utilitlot. tct.
TYPICAL SECTION
Stt VIEW A
Bottom ol Eica.
Ml Re-bif (T»;)
(0 IM Win. Yuld
- « - j 6 - i 1 / : " PUK
UnfUi unrout<4. ,
packed w i t h s o i \ j
VIEW A ( T r p )
Gambar 2.2 Potongan dan Detail Kontruksi Soil Nailing (Shen, 1981)
6
label 2.1 Tipe Soil Nailing Secara Umum (Konstruksi, Oktober 1995)
i Pattereluka* D i n d i n g b a a a m a n t , l a r a n g )alen a b d t n g a / a a dH
a D a p a t a a b a g a t t t m p o r » r y sort n a i l i n g
b Dapat sabagei p a r m a n a n t t o i l nailing
tettapan a w » l Soil Nailing 0,9 m h i n g g a 1.1 m dart p a r m u k a a n m a n u r u n i d o w n stage
pa( l a y e r |
s Lutieny M M
ukuran d i a m n i e r 3,5 h t n g g * 12 mci
i»'»* lubeng 3 h t n g g a 7 mci
l u d i r t kemnirtgari 15, h o r t s o n i a l a t a u d a n g a n v e n a s m y a
dalam RON h i n g g a 100 % d a n t o t a l rent a n * k a d a l a m a n
6 Steel be<
diameter 3/4 h i n g g a 11/2 inci
|»nii delormet
grade U 3 9 a t a u P C . bars l u n t u k h i g h t e n s i l e )
khuSOS imtiik | f r i - i » [ | « n dilapiSi e p o m / , d i piCrtek k n r o t t a t a u Lamnya
7 M a t e r i a l gfmrt W a t e r C e m e n t r a t i o - 0.4 h i n g g a O S a t a u S G » 1.6
8 Drain P r e f a b r i c a t e d : m i r a d r a i n , c o r d r e i n a t a u jenrt l a m n y a d a n g a n lebar
Lebar d r a m 1 h t n g g a 2 inci
9 Accessories
• Wtra mash 1 0 x 1 0 c m . 4 m m hingga 1 5 * 1 5 m m . 4 m m
B a a n n g Plate 15 a I S c m h t n g g a 2 0 * 2 0 c m , l a b e l 3/8 h i n g g a 1/2 mc<
Nul tipa h e a v y d u t v
• S hot c fete
• (hichkness 4 h i n g g a 1 0 inci
• kekuatan 3 0 0 0 h i n g g a 4 . 0 0 0 p«i ( 2 1 0 k g / c m 2 2 5 0 k g / c m 2 ,
• Jems material lihat grafik
10 W o r k i n g tensile load : 10 • 22 t o n d a n g a n P C . bars d a p a t > 3 0 t o n
11 Oswetermg d i l a k u k a n btla d t j u m p a i m u k a a i r t a n a h d a n g k a l
12 Instrumentation • Inclinomatar (mutlek). atau m a n u a l monitoring
Strain gauges
F Ktennometer
- Piaiomatar
(Sebagian dtsrtast dart VAP HJ. 1994 dan ditengkept oien Praiama. 19941
yang lama. Pada dekade terakhir ini metode tersebut telah berkembang dan dipakai
untuk pembuatan terowongan dan stabilisasi bidang longsor banian dengan angker
logam yang digrout pada massa banian, yang disebut dengan rock bolting. Sistem ini
kombinasi antara rock bolting dengan shotcrete dan sering dipakai menggantikan
TUNNELING
DECREASE OF THE /
CONFINING P R E S S U R E / ANCHOR PIN
<T, -~ 0 / \
iNCREASE OF THE
CONFINING PRESSURE
<r, » Pi
REINFORCEO MESH
CONCRETE
REINFORCEMENT
SHOTCRETE
<rr « C O N F I N I N G PRESSURE AT F A C I N G
P, = I N I T I A L PRESSURE
Teknik soil nailing dikembangkan dan diilhami dari NATM dan reinforced
earth. Pada pembuatan terowongan rock bolting dipakai untuk membatasi deformasi
yang terjadi, kemudian membentuk massa batuan yang terkunci bersama (gambar 2.3).
Pada reinforced earth, tanah urugan diperkuat dengan geogrid atau logam lainnya
dengan tahap pengerjaan mulai dari bagian bawah ke atas. Sedangkan pada soil nailing
tanah diperkuat oleh paku baja dengan tahapan pengerjaan mulai dari atas ke bawah.
Meskipun reinforced earth dan soil nailing mempunyai fungsi yang sama untuk
memperbaiki massa tanah di belakang struktur penguat tetapi pcrilaku displacement
Soil nailing mulai dikembangkan pada dekade 70-an di Perancis dan Jerman.
Metode soil nailing pertama kali dipakai untuk penahan tanah setinggi 18 m
EH Amerika Utara metode soil nailing yang disebut juga slstem penahan tanah
lateral diselidiki Shen (1978, 1981). Sistem ini dibuat dengan memasukkan soldier pile
Cemented
. Fpntairiebleau
Sand
• + . 32'
C' 400 psf
Railway track*
Diperkenalkan di Amerika Serikat pertama kali tahun 1976 pada proyek Good
Samaritan Hospital di Oregon, Portland setinggi 14 m pada tanah silty sand dan sandy
silt layers. Dan makin populer, karena konstruksinya murah dan mudah, serta
umumnya dipakai oleh the Federal Highway Administration (FHWA), yaitu Bina
Marga-nya Amerika. Saat ini struktur soil nailing tertinggi mencapai 28 m dipakai pada
tanah clayey gravel alluvium untuk dinding permanen di dekat Lyon, Perancis tahun
1990 (gambar 2.6). Sedangkan di Amerika struktur soil nailing tertinggi baru mencapai
Shofcrelf!
fociny - '.'''.V.1'.1 -,-•-•••"•:" ~A'i^<r>r
H = 20m
b. Inclined soil nailed wall, 20 meters high (Southern entrance of Dornbcs Turm«
Hhone-Alpes TGV line, 1990).
Bersamaan dengan perkembangan soil nailing, suatu sistem yang hampir sama
disebut root piles (Lizzi dan Camavale, 1979) juga dipakai untuk struktur penahan
tanah dan stabilitas lereng. Perbedaan antara root pile dan soil nailing yaitu tulangan
pada root pile digrout dengan tekanan tinggi (115 - 150 psi) dan penempatan
inklusinya berbeda. Grouting dengan tekanan tinggi menimbulkan dua efek, yaitu:
1. meningkatkan lekatan antara tulangan baja dengan tanah sehingga dapat mengurangi
panjang tulangan.
Perhitungan root piles ini sama dengan perhitungan struktur penahan tanah gravitasi
dari beton.
Soil nailing dapat dipakai pada tipe tanah fines, coarse soil (sand, gravel),
loamy loess dan kombinasinya. Tetapi tidak cocok pada tanah purely non cohesive
soil, high plasticity (soft/wet clay), loose backfill soil dan tanah dengan muka air tanah
Di dalam mendesain soil nailing untuk clayey soil hams diperhatikan terhadap
peningkatan saturasi yang dapat mengurangi friction atau adhesi pada perkuatan tanah.
Juga meningkatkan gaya tank pada perkuatan karena terjadi penurunan shear strenght
tanah. Tekanan air pori hidrostatik dapat terganggu ketika terjadi displacement lateral
yang beiiebihan pada permukaan. Untuk clayey soil dipeiiukan perkuatan high
dinding permanen dan dinding sementara. Penggunaan soil nailing untuk struktur
sementara karena :
.--•TV ' « «NV*
12
2. masih sulit perhitungan korosi terhadap tulangan baja pada tanah heterogen
3. masih sulit memproduksi perkuatan yang murah dengan ketahanan tinggi terhadap
korosi.
Tetapi akhir-akhir ini dibuat perkuatan tipe baru untuk struktur permanen yaitu
high adherence tube nails oleh Solrcnfor (gambar 2.7) dan prestresscd multi reinforced
nail oleh Intrafor-Cofor (gambar 2.8) di Perancis. Pada kedua tipe perkuatan tulangan
LONGITUDINAL SECTION
Gambar 2.7 High Adherence Tube Nails (TBHA) untuk Struktur Permanen
(Mitchell, J.K dan Villet, W.C.B, 1987)
Saat ini soil nailing banyak dipakai sebagai sistem penahan untuk lereng jalan
raya, galian pada daerah pegunungan, stabilisasi lereng jalan kereta api, permukaan
pada proyek-proyek urban, gedung bertingkat dengan basement bawah tanah dan
fasilitas bawah tanah lainnya (Schlosser dan Juran, 1979; Schlosser, 1983; Guilloux,
1983; Louis, 1979). Beberapa proyek tersebut dipakai membuat data base untuk
merancang metode desain (Stocker, 1979; Gassier dan Gudehus, 1981; Schlosser,
1983). Beberapa proyek tipikal soil nailing secara ringkas diperlihatkan pada tabel
2.2
Di Indonesia soil nailing juga dipakai sebagai penahan sementara pada galian
basement bawah tanah. Proyek yang memakai soil nailing sampai saat ini yaitu gedung
GKBI (BRI HI) sedalam 14.5 m, apartemen RTTZ Menteng sedalam 7.5 m, Centaury
Park sedalam 9 m, Bank BSB dan Bank Tiara sertaPondok Indah Office Tower.
Tabd 2.2 Beberapa Proyek llpikal Soil Nailing (Mitchdl, J.K dan Wet, W.C.B,
1987)
pengembangan tunneling metode ini dipakai untuk menyangga circular shaft memakai
2. Peralatan konstruksi kecil sehingga lahan kerja yang diperlukan tidak begitu luas.
tulangan, bentuk struktur, density dan dimensi perkuatan dapat disesuaikan dengan
16
kondisi lapangan dan karaktcristik tanah dikctahui pada tiap level kedalaman
Stuktur ini mampu menyesuaikan terhadap deformasi yang terjadi pada tanah
6. Mudah pengerjaannya baik pada pada tanah homogen heterogen dan matenalnya
mudah diperoleh.
Pada tanah heterogen mungkin terdapat batuan keras dan soil nailing lebih mudah
pengerjaannya dibandingkan metode lain seperti slurry wall dan soldier pile karena
Beberapa hal yang harus dihindari dalam pemakaian soil nailing yaitu:
1. Pipa air, jaringan kabel listrik, telepon atau fasilitas kabel lainnya.
2. Kondisi muka air tinggi