Anda di halaman 1dari 10

Tugas Akuntansi Sosial dan Lingkungan

AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN

Oleh:
Kelompok 4

1. Dewa Ayu Risma Dwi Cahyani Nidha ( 1733122083 )


2. Ni Komang Ayu Juliantari ( 1833122092 )
3. A A Raka Nila Sawitri ( 1833122097 )
4. Kadek Juli Hartawan ( 1833122111 )
5. I Gusti Bagus Satya Bramasiwi ( 1833122114 )
6. Ni Made Rika Oktavianti ( 1833122123 )
7. Dewa Ayu Ratih Adi Wulandari ( 1833122127 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
2021
1. Definisi Akuntansi Manajemen Lingkungan

The International Federation of Accountants (1998) mendefenisikan


akuntansi manajemen lingkungan sebagai : pengembangan manajemen
lingkungan dan kinerja ekonomi seluruhnya serta implementasi dari Iingkungan
yang tepat hubungan sistem akuntansi dan praktik. Ketika ini mencakup pelaporan
dan audit dalam beberapa perusahaan, akuntansi manajemen lingkungan
khususnya melibatkan siklus hidup biaya akuntansi biaya penuh, penilaian
keuntungan, dan perencanaan strategik manajemen lingkungan. The United
Nations Division for Sustainable Deerlopment (UNDSD) (2001) menyediakan
suatu defenisi yang lain dari akuntansi manajemen lingkungan. Defenisi tersebut
mengutamakan bahwa sistem akuntansi manajemen lingkungan menghasilkan
informasi untuk pengambilan keputusan internal, dimana informasi dapat terfokus
secara fisik atau moneter. Sebagaimana UNDSD menyatakan manfaat umum dari
informasi akuntansi manajemen lingkungan adalah untuk penghitungan internal
organisasi dan pengambilan keputusan. Prosedur EMA Cenvironmental
management accounting) untuk pengambilan keputusan internal meliputi prosedur
secara fisik untuk material dan pemakaian energi, arus dan sisa akhir, dan
memoneterisasi prosedur untuk biaya-biaya, penghematan dan pendapatan
berhubungan terhadap akifitas - aktifitas dengan dampak lingkungan potensial.

Akuntansi manajemen lingkungan oleh karena nya tergantung pada


implementasi sistem, penyediaan lingkup luas dari informasi tentang aspek
keuangan dan non keuangan dari kinerja lingkungan suatu organisasi. Dengan
pertumbuhan prevalensi dari lingkungan (dan sosial) indikator kinerja menjadi
digunakan sebagai suatu dasar untuk menilai organisasi dan manajer (sebagai
contoh, dalam management remuneration plans) ada kebutuhan untuk memiliki
berbagai indikator keuangan dan non keuangan untuk menilai kinerja lingkungan
organisasi. Sebagai contoh, beberapa manajer mengharapkan reward dalam istilah
penghematan rupiah dalam biaya-biaya sisa (ukuran keuangan), di mana para
manajer lainnya mengharapkan reward dalam istilah pengurangan dan tingkat
spillage (suatu ukuran non-keuangan).Menurut defenisi sebagaimana dijelaskan di
atas, sisten akuntansi manajemen lingkungan memiliki aturan tujuan ganda dan
memperbaiki keuangan serta kinerja lingkungan dari suatu entitas Konsep ini
dapat dikonsentrasikan pada sistem akuntansi manajeme vensional khususnya
dalam penerapannya dengan organi tem tidak memberikan pengakuan yang
menyebar kungan terkait dengan biaya-biaya atau dampaknya, tetapi masuk
Akuntansi Amgemer e dalam fokus isu-isu tertentu dari ekonomi atau releva
pengambilan keputusan keuangan mereka. Harus diapresiasikan bahwa akuntansi
manajemen lingkungan dapat menghasilkan informasi tentang bagaimana
penggunan sumberdaya dengan lingkungan berhubungan dengan dampak yang
mempengaruhi posisi keuangan dan kinerja dari organisasi. Akuntansi manajemen
lingkungan dapat juga mempertimbangkan bagaimana operasi organisasi
berdampak pada sistem lingkungan

2. Jenis Jenis Informasi Dibawah Akuntansi Manajemen Lingkungan


A. Informasi Fisik dibawah Akuntansi Manajemen Lingkungan

Untuk menilai biaya dengan benar, organisasi harus mengumpulkan data


tidak hanya berupa data moneter tetapi juga data non moneter pada penggunaan
materi, jam personalia dan pengaruh biaya lain. Akuntansi manajemen lingkungan
menempatkan satu penekanan tertentu pada materi dan materi memandu biaya
karena: 1) penggunaan energi, air dan materi, seperti halnya hasil dari limbah dan
emisi, secara langsung terkait pada banyak dampak organisasi lingkungan mereka
dan 2) biaya pembelian material merupakan satu pemicu biaya utama pada
beberapa organisasi. Banyak organisasi membeli energi, air dan bahan lain untuk
mendukung aktivitas mereka. Dalam suatu aturan pabrikasi, beberapa dari
pembelian bahan dikonversi ke dalam satu produk akhir yang disampaikan ke
pelanggan. Kebanyakan operasi manufaktur juga menghasilkan limbah - bahan
yang cenderung dimaksudkan untuk berjalan ke dalam produk akhir kecuali
menjadi limbah sebagai suatu subtitusi disebabkan akibat desain emisi produk,
inefisiensi operasi, isu-isu kualitas, dan sebagainya. Operasi manufaktur juga
menggunakan energi, air dan bahan yang tidak pernah cenderung untuk masuk ke
dalam produk akhir kecuali dibutuhkan untuk membuat produk (seperti air untuk
membilas keluar kimia di antara batches produk atau penggunaan bahan bakar
untuk operasi angkutan). Banyak dari bahan ini lambat laun menjadi aliran limbah
yang harus diatur. Operasi non pabrikasi (antara lain, agrikultur dan ternak, sektor
ekstraksi sumber daya, sektor jasa, transport, sektor publik) juga dapat
menggunakan satu pengaruh nyata dari sejumlah energi, air dan bahan lain untuk
membantu menjalankan operasi mereka bergantung kepada bagaimana bahan itu
di atur, dapat memimpin ke arah satu hasil yang signifikan dari limbah dan emisi.

Dengan demikian, contoh yang paling nyata dari bahan terkait dampak
lingkungan adalah hasil dari limbah dan emisi, yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia dan ekosistem alam, meliputi tanaman dan binatang, Udara, air
atau darat dapat berakhir pada polusi atau bahkan terkontaminasi. Lingkup luas
kedua dari bahan terkait dampak lingkungan adalah dampak potensial dari produk
fisik (termasuk dengan produk dan kemasan) yang dihasilkan oleh satu pabrik.
Produk akhir ini memiliki dampak terhadap lingkungan ketika mereka
meninggalkan perusahaan, antara lain, ketika satu produk berakhir pada satu
landfill diakhir masa manfaat hidup. Beberapa dampak potensial lingkungan dari
produk dapat dikurangi dengan mengubah desain produk, seperti penurunan
volume dari kertas dalam kemasan atau mengganti satu produk fisik dengan jasa,
dan sebagainya. Pada beberapa bangunan pabrik, kebanyakan dari bahan yang
digunakan menjadi bagian dari satu produk akhir dibandingkan bagian dari limbah
atau emisi. Sebagai hasilnya, dampak lingkungan potensial dari produk menjadi
tinggi, dan manfaat potensial lingkungan dari peningkatan produk adalah
berhubungan secara tinggi.

B. Informasi Moneter dibawah Akuntansi Manajemen Lingkungan

Organisasi mendefinisikan lingkungan terkait perbedaan biaya tergantung


kepada kecenderungan pengguna dari informasi biaya. Satu pandangan organisasi
tentang apa "lingkungan" merupakan tujuan ekonomi dan tujuan lingkungan serta
alasan-alasan lain. Dua dari yang paling luas menggunakan skema untuk
menggambarkan dan mengolongkan organisasi - tingkat lingkungan - terkait biaya
untuk tujuan Akuntansi Manajemen Lingkungan adalah seluruh dari Agency
Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (US Environmetal protection agency)
dan Kementerian Lingkungan Jepang (Japanese Ministry of Environment), akan
tetapi masih banyak contoh lain yang serupa dengan itu.

Taksonomi biaya yang menonjol dikembangkan untuk kepentingan


pelaporan keuangan dan pelaporan nasional, dan telah memengaruhi jenis
lingkungan terkait informasi biaya yang terkumpul dan dilaporkan terhadap stake
holder eksternal. Biaya skema untuk keuangan dan pelaporan nasional dengan
singkat dijelaskan pada bahasan lain seperti contoh dari pertumbuhan volume dari
inisiatif serta kebutuhan yang mendukung pelaporan ekstenal dari lingkungan
informasi biaya, informasi yang dapat digunakan untuk pelaporan eksternal dan
manajemen internal.

Dibalik lingkup dari dokumen pedoman untuk mendiskusikan skema biaya


individu yang digunakan diseluruh dunia dalam setiap perincian, tetapi beberapa
historis dan kecenderungan keterlibatan dapat dicatat. Pertama, kebanyakan dari
skema dikembangkan secara internasional meliputi jenis dari biaya dengan jelas
dipandu oleh upaya untuk mengendalikan atau mencegah limbah dan emisi yang
dapat merusak lingkungan atau kesehatan manusia. Contohnya meliputi: biaya
yang terjadi untuk mencegah hasil dari limbah/emisi, biaya-biaya untuk
mengendalikan atau memperlakukan limbah yang telah dihasilkan, dan biaya-
biaya untuk pengobatan pada bagian polusi.

Jenis dari biaya ini sering dikenal sebagai perlindungan pembelanjaan


lingkungan. Lingkungan terkait biaya di bawah Akuntansi Manajemen
Lingkungan meliputi tidak hanya perlindungan pembelanjaan lingkungan, tetapi
juga informasi keuangan penting lainnya yang memerlukan efektifitas biaya untuk
mengatur kinerja lingkungan. Salah satu contoh penting dalam hal ini adalah
pembelian biaya bahan yang lambat laun menjadi limbah atau emisi.
Perkembangan terbaru lainnya dalam area Akuntansi Manajamen Lingkungan
adalah sebuah dorongan untuk melihat biaya pembelian dari seluruh sumber daya
alam (energi, air, bahan-bahan) saat lingkungan saling berhubungan. Dalam
aturan perusahaan manufaktur, di mana kebanyakan dari pembelian bahan-bahan
dikonversi ke dalam produk fisik, hal ini akan mengijinkan biaya lebih -
efektifitas manajemen dari bahan-bahan terkait dampak lingkungan dari seluruh
produk. Tentunya, organisasi mempertimbangkan biaya pembelian bahan-bahan
pada pembuatan keputusan internal manajemen mereka, tetapi tidak diperlukan
pandangan mereka saat terkait lingkungan. Biaya ini bagaimanapun dipandang
sebagai suatu hal yang terkait dengan lingkungan, karena satu organisasi harus
memiliki informasi untuk memenuhi aspek penilaian keuangan dari manajemen
lingkungan terkait limbah fisik dan produk fisik. Sisi fisik Akuntansi dari
akuntansi manajemen lingkungan memberikan informasi yang dibutuhkan pada
jumlah dan aliran dari energi, air, bahan dan sisa biaya pembelian.

3. Manfaat dan Keuntungan Akuntansi Manajemen Lingkungan

Akuntansi Manajemen Lingkungan adalah satu prinsip aturan yang luas


dan pendekatan yang menyediakan data penting terhadap keberhasilan dari
banyak aktifitas manajemen lingkungan yang lain. Dan, sejak jangkauan dari
keputusan dipengaruhi oleh peningkatan emisi lingkungan, Akuntansi Manajemn
Lingkungan menjadi lebih penting, tidak hanya untuk keputusan manajemen
lingkungan, tapi bagi seluruh jenis dari aktifitas manajemen. Penting untuk dicatat
bahwa, ketika akuntansi manajemen lingkungan mendukung pengambilan
keputusan internal, penerapan akuntansi manajemen lingkungan tidak menjamin
setiap tingkat kinerja keuangan atau lingkungan tertentu.

Manfaat spesifik dan keuntungan-keuntungan dari Akuntansi Manajemen


Lingkungan sangat banyak. Beberapa hal berikut merupakan beberapa keuntungan
yang dicapai oleh perusahaan ketika menerapkan Akuntansi Manajemen
Lingkungan, antara lain:

1. Akuntansi Manajemen Lingkungan dapat menghemat pengeluaran


usaha. Akuntansi Manajemen Lingkungan dapat membantu untuk
mengidentifikasi dan menganalisa biaya tersembunyi (hidden cost),
misalnya biaya minimisasi limbah yang hanya memasukkan biaya
insenerasi dan pembuangan limbah, namun juga memasukkan biaya
material, operasional, buruh dan administrasi.
2. Akuntansi Manajemen Lingkungan dapat membantu pengambilan
keputusan. Akuntansi Manajemen Lingkungan membantu mengambil
keputusan dengan informasi penting tentang biaya tambahan yang
disebabkan oleh isu-isu lingkungan.
3. Akuntansi Manajemen Lingkungan meningkatkan performa ekonomi
dan lingkungan usaha. Akuntansi Manajemen Lingkungan memberikan
solusi saling menguntungkan (win-win situastions). Usaha/kegiatan
diharapkan akan mempunyai performa lebih baik pada sisi ekonomi
maupun sisi lingkungan.
4. Akuntansi Manajemen Lingkungan akan mampu memuaskan semua
pihak terkait. Penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan pada
usaha/kegiatan secara simultan dapat meningkatkan performa ekonomi
dan kinerja lingkungan. Oleh karena itu akan berimplikasi pada
kepuasan pelanggan dan investo, hubungan baik antara Pemerintah
Daerah dan masyarakat sekitar, serta memenuhi ketentuan regulasi.
5. Akuntansi Manajemen Lingkungan memberi keunggulan
usaha/kegiatan. Akuntasi Manajemen Lingkungan membantu salah satu
pengambilan keputusan penting seperti investasi baru dalam fungsi
pengelolaan uasaha seperti akuntansi biaya. Hal ini sangat
memungkinkan diaplikasikan pada semua jenis sektor industri dan
kegiatan.

Manfaat Potensial Akuntansi Manajemen Lingkungan Terhadap Berbagai


Bidang

A. Manfaat Potensial Akuntansi Manajemen Lingkungan Bagi


Pemerintah
1. Semakin banyak industri yang mampu membenarkan program-
program lingkungan berdasarkan pada kepentingan keuangan
perusahaan sendiri, penurunan keuangan, politik dan beban
perlindungan lingkungan lainnya bagi pemerintah.
2. Penerapan akuntansi lingkungan oleh industri dapat memperkuat
efektifitas keberadaan kebijakan pemerintah/ regulasi dengan
pernyataan kepada biaya-biaya perusahaan dan kebenaran manfaat
lingkungan sebagai hasil dari kebijakan/aturan-aturan.
3. Pemerintah dapat menggunakan data akuntansi manajemen lingkungan
industri untuk menaksir dan melaporkan ilmu tentang ukuran kinerja
lingkungan dan keuangan untuk pemerintah.
4. Data akuntansi manajemen lingkungan industri digunakan untuk
menginformasikan program kebijakan pemerintah.

B. Manfaat Potensial Akuntansi Manajemen Lingkungan Bagi Industri


1. Kemampuan secara akurat meneliti dan mengatur penggunaan dan arus
tenaga dan bahan-bahan, termasuk polusi/sisa volume, jenis-jenis lain
sebagainya.
2. Kemampuan secara akurat mengidentifikasi, mengestimasi,
mengalokasikan, mengatur atau mengurangi biaya-biaya, khususnya
jenis lingkungan dari biaya-biaya.
3. Informasi yang lebih akurat dan lebih menyeluruh dalam mendukung
penetapan dari dan keikutsertaan di dalam program-program sukarela,
penghematan biaya untuk memperbaiki kinerja lingkungan.
4. Informasi yang lebih akurat dan menyeluruh untuk mengukur dan
melaporkan kinerja lingkungan, seperti meningkatkan citra perusahaan
pada stakeholders, pelanggan, masyarakat lokal, karyawan,
pemerintah, dan penyedia keuangan.

C. Manfaat Potensial Akuntansi Manajemen Lingkungan Bagi


Masyarakat
1. Mampu untuk lebih efisien dan efektif menggunakan sumber- sumber
daya alam, termasuk energi dan air.
2. Mampu untuk mengurangi efektifitas biaya dari emisi
3. Mengurangi biaya-biaya masyarakat luar yang berhubungan dengan polusi
seperti biaya terhadap monitoring lingkungan, pengendalian dan perbaikan
sebagaimana biaya kesehatan publik yang baik.
4. Menyediakan peningkatan informasi untuk meningkatkan kebijakan
pengambilan keputusan publik
5. Menyediakan informasi kinerja lingkungan industri yang dapat digunakan
dalam luasnya kontek dari evaluasi kinerja lingkungan dan kondisi-kondisi
ekonomi serta area geografik.

4. Tantangan Akuntansi Manajemen Lingkungan Pada Praktik


Akuntansi Sekarang

Adanya keterbatasan sistem akuntansi manajemen konvensional dan


praktiknya membuat lebih sulit untuk secara efektif mengumpulkan dan
mengevaluasi data terkait secara terkait dengan lingkungan. Keterbatasan-
keterbatasan ini mampu memimpin kearah keputusan manajemen yang didasarkan
pada kehilangan, ketidakpastian, atau kesalahan dalam menafsirkan informasi.
Sebagai hasilnya, para manajer dapat salah paham mengenai konsekuensi-
konsekuensi negatif keuangan terhadap kinerja lingkungan yang lemah dan biaya-
biaya serta manfaat-manfaat potensial dan perbaikan kinerja lingkunngan.

Adapun tantangan akuntansi manajemen lingkungan dan praktik akuntansi


lingkungan antara lain:

1. Komunikasi atau hubungan antara akuntansi dan departemen lainnya


yang tidak berjalan baik.
2. Informasi biaya yang terkait dengan lingkungan sering “tersembunyi”
dalam biaya tak langsung (overhead).
3. Beberapa jenis dari lingkungan – hubungan informasi biaya tidak
ditemukan dalam catatan akuntansi.
4. Keputusan-keputusan investasi sering dibuat atas dasar informasi yang
tidak sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Arfan. 2009. Akuntansi Manajemen Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(WAJIB).
Kotler, Philip & Lee, Nancy.2005. Corporate Social Responsibility. Canada: John
Wiley & Sons.
Wiranata. 2019. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia (Telaah
Konsep dan Aplikasinya. Bandar Lampung: Aura.

Anda mungkin juga menyukai