Anda di halaman 1dari 61

LABORATORIUM GEOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Nomor Tugas : 08
Mata Kuliah : Praktikum Geologi Umum

LAPORAN
BATUAN SEDIMEN

Nama : Giri Waluyo Nugraha


NPM : 10070120015
Shift Praktikum : III (Tiga) / 11.45 – 14.45 WIB
Hari/ Tanggal Praktikum : Kamis, 4 Maret 2021
Hari/ Tanggal Laporan : Rabu, 10 Maret 2021
Asisten : 1. Indra Karna Wijaksana S.Pd.,S.T.,M.T.
2. Wahyu Budhi Khorniawan, S.T.,M.T
3. Ir. Sri Indiarto
4. Deni Mildan S.T
5. Aghrid Salsabiela
6. Ruslan Loilatu
7. Muhammad Daffa Shidqi
8. Erlan Adiya Jamil

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442 H / 2021 M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim.
Marilah kita panjatkan segala puji dan syukur Allah SWT. karena berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum ini.
Tak lupa juga panjatkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW.
Berkat limpahan karunia-Nya saya telah dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Geologi Umum tentang Batuan Sedimen. Dengan ini saya
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu
penulis hingga dapat menyeleaikan laporan untuk kegiatan praktikum, terutama
kepada Sdr. Aghrid Salsabiela yang senantiasa menjadi support dalam
mengerjakan laporan praktikum ini.
Laporan ini menjadi syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Bandung 8 Maret 2021


Penulis

Giri Waluyo Nugraha


NPM 10070120015

i
DAFTAR ISI

KAT A PENGANTAR ................................................................................................i


DAFT AR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................1
1.2.1 Maksud ......................................................................................... 1
1.2.2 Tujuan........................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI .....................................................................................3
2.1 Batuan Sedimen .....................................................................................3
2.2 Proses Sedimentasi ...............................................................................4
2.2.1 Proses Sedimentasi Mekanik....................................................... 4
2.2.2 Proses Sedimentasi Kimiawi........................................................ 6
2.3 Klasifikasi Batuan Sedimen ...................................................................7
2.3.1 Batuan Sedimen Klastik ............................................................... 7
2.3.2 Batuan Sedimen Non Klastik ....................................................... 8
2.3.3 Batuan Sedimen Organik ............................................................. 9
2.4 Struktur Batuan Sedimen .....................................................................10
2.4.1 Struktur Primer ........................................................................... 10
2.4.2 Struktur Sekunder ...................................................................... 10
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ..................................................................14
3.1 Tugas....................................................................................................14
3.2 Pembahasan ........................................................................................14
BAB IV ANALISA ..................................................................................................29
BAB V KESIMPULAN ...........................................................................................30
DAFT AR PUSTAKA ..............................................................................................22
FORM PENILAIAN LAPORAN .............................................................................32
LAMPIRAN.............................................................................................................33

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bumi ini tertutupi oleh daratan dan lautan. Bagian lautlah yang lebih
mendominasi daripada bagian daratan. Bagian daratan banyak sekali
penyusunnya. Daratan sendiri tersusun dari batuan-batuan yang berbeda antara
satu sama lain dan batuan tersebut berbeda-beda pula penyusunnya.
Batuan adalah kumpulan dari mineral yang sejenis atau tidak sejenis yang
menyusun bumi ini. Batuan merupakan salah satu benda penyusun utama bumi
dan kumpulan dari satu atau lebih mineral. Batuan terbentuk dari gunung api yang
meletus dan magma yang keluar ke permukaan bumi lalu membeku. Batuan beku
yang ada di muka bumi ini akan hancur seiring berjalannya waktu. Hancuran dari
batuan beku tersebut akan tertransportasi oleh air, angin atau hewan untuk ke
tempat lain dan adanya proses pengendapan. Setelah pengendapan tersebut
jadilah batuan sedimen. Di bumi ini ada berbagai jenis batuan. Ditinjau dari proses
terbentuknya, batuan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf. Batuan beku terbentuk langsung dari magma.
Batuan sedimen terbentuk dari terjadinya peristiwa litifikasi dari hancuran batuan
lain. Batuan metamorf terbentuk dari batuan yang mengalami perubahan struktur,
tekstur, dan komposisinya karena adanya tekanan dan temperatur.
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbesar kedua setelah batuan
beku. Batuan sedimen ini banyak sekali yang tersingkap pada permukaan bumi.
Di muka bumi ini, batuan sedimen sudah banyak tersebar luas. Ketebalannya
mulai dari beberapa centimeter hingga beberapa kilometer. Ukuran butirannya pun
yang ditemukan di permukaan ada yang sangat halus sampai ada yang sangat
kasar.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui apa itu batuan sedimen
dan macam-macam batuan sedimen.

1
2

1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini, antara lain :
1. Mengetahui apa itu batuan sedimen.
2. Mengetahui proses sedimentasi.
3. Mengetahui apa saja pengklasifikasian batuan sedimen.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Batuan Sedimen


Batuan sedimen adalah batuan yang asalnya dari hasil pengendapan yang
terdiri dari hasil sedimentasi secara mekanis, kimiawi, maupun secara organik.
Batuan sedimen adalah batuan yang berasal dari batuan yang sudah ada
sebelumnya, yaitu batuan beku. Batuan sedimen yang proses pembentukannya
dari hasil sedimentasi mekanis terbentuk dalam suatu siklus sedimentasi yang
melalui proses pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi, dan diagenesa. Proses
pelapukan yang terjadi bisa saja pelapukan fisika atau kimia. Proses dari erosi dan
transportai penyebabnya bisa dilakukan oleh media air, angin, atau es.
Siklus batuan adalah proses penggambaran bagaimana batuan tersebut
terbentuk mulai dari magma yang membeku akibat pengaruh cuaca dan
temperatur hingga menjadi batuan beku yang selanjutnya bisa menjadi batuan
sedimen karena melewati proses sedimentasi itu sendiri lalu bisa berubah lagi
menjadi batuan metamorf dan yang pada akhirnya bisa berubah menjadi magma
kembali.

Sumb er: Nanda, 2014


Gambar 2.1
Siklus Batuan

Batuan sedimen atau sedimentary rock adalah batuan yang terbentuk


berasal dari material hasil perubahan batuan yang sudah ada sebelumnya yaitu
batuan beku. Batuan ini diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang
kemudian dengan sedirinya mengalami proses pembatuan (Pettijohn,1975).

3
4

Di dunia ini batuan sedimen banyak jenisnya dan tersebar sangat luas
dengan ketebalan mulai dari beberapa centimeter sampai beberapa kilometer.
Ukuran butirnya juga ada yang dari sangat halus sampai yang sangat kasar.
Memang frekuensi dari batuan sedimen yang ada di dunia ini kalah banyak dengan
batuan beku. Batuan sedimen hanya menjadi tutupuan kecil dari kerak bumi.
Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang ada di kerak bumi.
Dari 5% tersebut terdiri dari 80% batulempung, 5% batupasir, dan kira-kira 80%
batu gamping (Pettijohn,1975).

2.2 Proses Sedimentasi


Batuan sedimen terbentuk dari batuan yang sudah mendiami di bumi
sebelumnya oleh akibat dari pelapukan, gaya air, pengikisan, diagenesa, dan
transportasi yang menjadikan batuan tersebut terendapkan di tempat yang lebih
rendah contohnya di laut, danau, ataupun di sungai. Awalnya batuan sedimen ini
merupakan batuan yang lunak, tetapi adanya proses sementasi dan diagenesa
yang menjadi batuan lunak menjadi keras.
Diagenesa adalah proses yang menjadi alasan perubahan pada batuan
sedimen pada saat batuan tersebut terendapkan dan terlitifikasi. Litifikasi adalah
proses dari perubahan dari sedimen tersebut menjadi batuan yang keras.
Diagenesa ini merupakan pemadatan dari batuan sedimen yang masih lunak
tersebut yang dibantu oleh larutan-larutan kimia seperti larutan kapur atau silisium.
Batuan sedimen yang terbentuk dari proses pertamanya adalah pecahnya
batuan sumber yang kemudian dari hasil pecahannya tersebut tertransportasi dan
mengendap pada suatu tempat. Proses sedimentasi pada batuan sedimen klastik
terdiri dari dua proses, yaitu proses sedimentasi secara mekanik dan proses
sedimentasi secara kimiawi.
2.2.1 Proses Sedimentasi Mekanik
Proses sedimentasi secara mekanik adalah proses yang dimana butir-butir
sedimen terbawa hingga diendapkan pada suatu tempat. Proses tersebut
dipengaruhi banyak faktor dari luar. Transportasi butir-butir tersebut bisa
dipengaruhi oleh air, angin, es, dan gaya gravitasi. Dalam cairan, terdapat dua
macam aliran. Ada aliran laminar dan ada juga aliran turbulen. Aliran laminar
adalah aliran yang tidak memunculkan transportasi butir-butir sedimen. Aliran
5

turbulen adalah aliran yang menghasilkan tranportasi dan pengendapan dari butir-
butir sedimen. Aliran turbulen ini membuat butiran sedimen mengendap secara
suspensi yang menyebabkan butiran yang diendapkan tersebut menjadi butiran
yang halus. Proses sedimentasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi digolongkan
menjadi empat, yaitu :
1. Arus Turbidi
Arus turbidi ini dipengaruhi oleh adanya aliran air dan juga adanya gaya
gravitasi. Ciri utamanya adalah butirannya yang lebih kasar akan berada di
bawah pengendapan dan semakin atas akan semakin halus.

Sumb er: Pras, 2013


Gambar 2.2
Arus Turbidi

2. Grain Flows
Grain flows terjadi ketika sedimen yang memiliki kemas yang sangat baik
lalu jatuh pada slope karena adanya gaya gravitasi. Sedimennya akan
membentuk reverse grading.

Sumb er: Jim Elder, 2006


Gambar 2.3
Grain Flows
6

3. Aliran Sedimen Cair


Aliran sedimen cair merupakan hasil dari proses pencairan.
4. Debris Flows
Debris flows adalah volume sedimennya yang melebihi volume dari air dan
akan menyebabkan aliran dengan viskoitas yang tinggi.

Sumb er: Nettleton et al, 2005


Gambar 2.4
Debris Flow

2.2.2 Proses Sedimentasi Kimiawi


Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi ketika pori-pori yang berisi fluida
mulai menerobos pori-pori dari batuan. Peristiwa ini berhubungan juga dengan
reaksi mineral pada batuan tersebut terhadap cairan yang akan masuk tersebut.
Adapun beberapa proses kimiawi dari diagenesis batuan sedimen klastik, yaitu :
1. Dissolution
Dissolution adalah mineral yang melarut yang langsung membentuk poros
sekunder.
2. Cementation
Cementation atau sementasi adalah pengendapan mineral yang menjadi
semen dari batuan.
3. Authigenesis
Authigenesis adalah munculnya mineral batu pada pori-pori batuan
tersebut.
4. Recrystallization
Recrystallization adalah perubahan struktur Kristal, tetapi dari komposisi
mineralnya yang tetap sama.
7

5. Replacement
Replacement adalah kondisi dimana melarutnya suatu mineral yang
kemudian terbentuknya mineral lain dan menggantikan mineral tadi yang
sudah larut.
6. Compaction
Compaction atau pemadatan adalah proses dari pemadatan butiran-
butiran.
7. Bioturbation
Bioturbation adalah proses sedimentasi yang disebabkan oleh makhluk
hidup.
Dalam proses sedimentasi, ada yang biasa disebut diagenesis. Diagenesis
sendiri memiliki prosedur sebagai berikut :
1. Eoldiagenesis
Eoldiagenesis adalah tahap awal dari pengendapan sedimen, yang dimana
terjadi pembebanan yang akan menyebabkan adanya kompaksi pada
setiap lapisannya.
2. Mesodiagenesis
Mesodiagenesis adalah tahap kompaksi yang sangat kuat disertai proses
burial, dan akan menyebabkan kenaikan suhu dan tekanan yang akan
memicu terjadinya dissolution.
3. Latelydiagenesis
Latelydiagenesis adalah proses yang terjadi setelah proses pelarutan, dan
masih terjadi burial maka akan terjadi sementasi di area butiran sedimen.

2.3 Klasifikasi Batuan Sedimen


Batuan sedimen sangat banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas di
bumi ini dengan mulai dari beberapa centimeter ketebalannya hingga beberapa
kilometer. Berdasarkan genetisnya, batuan sedimen dapat diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu :
2.3.1 Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang tersusun atas
pengendapan batuan awal yang sudah melewati masa pemecahan struktur atau
komposisi. Pecahan batuan sedimen klastik ini bisa dari batuan beku, batuan
8

metamorf, batuan piroklastik atau batuan sedimen itu sendiri. Setelah terjadinya
pengendapan, sedimen akan melanjutkan proses yang namanya diagenesa dan
difaktori oleh temperatur yang rendah. Batuan sedimen klastik diklasifikasikan
berdasarkan ukuran butirnya. Klasifikasi tersebut menutut Chester K. Wentworth.
Tabel 2.1
Skala Wentworth
Ukuran Butir (mm) Nama Butiran Nama Batuan

>256 Bongkah (Block) Breksi

Bentuk / kebundaran
64 – 256 Berangkal (Cobble)
butiran meruncing
4 – 64 Kerakal (Pebble) Konglomerat
Bentuk / kebundaran
2–4 Kerikil (Granule)
butiran membulat
1/16 - 2 Pasir (Sand) Batu Pasir

1/16 – 1/256 Lanau (Silt) Batu Lanau

<1/256 Lempung (Clay) Batu Lempung


Sumb er : Rizqi, 2013

2.3.2 Batuan Sedimen Non Klastik


Batuan sedimen non klastik adalah kelompok batuan sedimen yang
pembetukannya berasal dari proses kimiawi atau berasal dari sisa-sisa organisme
yang telah mati. Batuan sedimen non klastik terbagi menjadi :
1. Batuan Sedimen Evaporit
Batuan sedimen evaporit terbentuk dari hasil penguapan air laut. Proses
penguapan air laut menjadi uap ini menjadi penyebab dari tertinggalnya
bahan kimia yang pada akhirnya akan menghablur jika semua kandungan
airnya menjadi uap. Proses ini memerlukan sinar matahari yang cukup
lama.
2. Batuan Sedimen Karbonat
Batuan sedimen karbonat ini terbentuknya dari hasil proses kimiawi dan
proses biokimia.
3. Batuan Silika
Batuan silika ini hasil dari proses kimiawi dan biokimia. Batuan sedimen
silika ini tersusun atas mineral silika (SiO 2).
9

4. Batuan Organik
Batuan organik ini terdiri atas material-material organik yang pada akhirnya
mengeras menjadi batu. Contohnya adalah batubara.
2.3.3 Batuan Sedimen Organik
Batuan sedimen organik adalah batuan yang terbentuk berasal dari
pengendapan sisa-sisa makhluk hidup dan mineral-mineral yang dihasilkan dari
tubuh makhluk hidup itu. Batuan sedimen organik ini terbentuk berasal dari
makhluk hidup, oleh sebab itu sisa-sisa tubuh makhluk hidup adalah peran yang
paling vital dalam menyusun batuan sedimen organik ini. Adapun jenis-jenis
organisme yang paling sering dijumpai untuk menyusun batuan sedimen organik,
yaitu :
1. Koral
Koral atau terumbu karang adalah hewan karang yang bersimbiosis
dengan beberapa jenis tumbuhan dari kelas algae.
2. Mollusca
Mollusca adalah hewa yang tidak memiliki tulang belakang dan tubuhnya
lunak. Contohnya kerang, siput, udang, dan lain-lain.
3. Foraminifera
Foraminifera adalah organisme yang berasal dari kingdom porifera yang
sering sekali disebut rizhopoda.
4. Diatom
Diatom adalah kelompok alga uniseluler dan silisifikasi dengan ukuran
yang sangat kecil.
5. Radiolaria
Radiolaria adalah hewan sejenis zooplankton dengan ukuran hanya sekitar
0,05 mm sampai 0,1 mm.
Berdasarkan mineral yang dihasilkannya, batuan sedimen organik dibagi
kedalam dua jenis, yaitu :
1. Batuan Sedimen Organik Karbonat
Batuan sedimen organik karbonat adalah batuan organik yang paling
dominan. Mineral penyusun batuan ini adalah senyawa karbonat.
Organisme yang menyusun batuan ini yaitu koral, mollusca, dan
foraminifera. Contohnya adalah batu gamping.
10

2. Batuan Sedimen Organik Silika


Organisme yang menyusun batuan ini yaitu diatom dan radiolara. Dari
diatom sendiri menghasilkan batuan silika diatomit. Dari radiolara
menghasilkan batuan silika radiolarit.

2.4 Struktur Batuan Sedimen


Struktur batuan sedimen bisa langsung dilihat dari batuannya sendiri, yang
sudah terlihat dari permukaan dan struktur erosinya. Struktur batuan sedimen
dibagi menjadi dua, yaitu :
2.4.1 Struktur Primer
Struktur primer adalah struktur yang terbentuk bersamaan dengan
terbentuknya dari batuan sedimen itu sendiri. Struktur ini dapat berupa perlapisan,
perlapisan silang siur, perlapisan bersusun, dan Current Ripple. Perlapisan adalah
dua endapan yang berbeda dan terlihat jelas batasan antara keduanya. Perlapisan
bersusun terjadi jika terdapat perbedaan antara ukuran butir yang dari kasar ke
halus. Perlapisan silang siur merupakan dua perlapisan yang membentuk sudut
pada keduanya. Current Ripple bisa diakibatkan karena adanya gelombang.
2.4.2 Struktur Sekunder
Struktur sekunder adalah struktur yang terbentuk setelah terbentuknya
batuan sedimen. Adapun macam-macam struktur sekunder, yaitu :
1. Burrow
Burrow terjadi karena organisme yang melakukan galian.

Sumb er: Ahmad Rozaqi, 2019


Gambar 2.5
Burrow
11

2. Trail
Trail terjadi karena adanya gerakan menyeret makhluk hidup yang melata,
contohnya ular.

Sumb er: Ahmad Rozaqi, 2019


Gambar 2.6
Trail

3. Track
Track terjadi karena adanya jejak kali dari makhluk hidup.

Sumb er: Ahmad Rozaqi, 2019


Gambar 2.7
Track
12

4. Load Cast
Load cast adalah struktur batuan sedimen yang berupa lekukan di
permukaan yang dipengaruhi suatu beban diatas batuan tersebut.

Sumb er: Budi Santoso, 2011


Gambar 2.8
Load Cast

5. Flute Cast
Flute cast adalah struktur batuan sedimen yang seperti gerusan pada
permukaan lapisan dikarenakan oleh suatu arus.

Sumb er: Budi Santoso, 2011


Gambar 2.9
Flute Cast
13

6. Graded Bedding
Graded bedding adalah struktur sedimen yang terbentuk bila butiran dalam
tubuh batuan sedimen yang terlihat bergradasi mulai dari kasar hingga ke
yang halus.

Sumb er: Budi Santoso, 2011


Gambar 2.10
Graded Bedding

7. Cross Bedding
Cross bedding adalah lapisan sedimen yang terlihat memotong atau
terlihat berlawanan arah.

Sumb er: Budi Santoso, 2011


Gambar 2.11
Cross Bedding
14

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
1. Mencari literatur pendeskripsian 6 batuan sedimen (3 klastik dan 3 non
klastik)
2. Menggambarkan struktur batuan sedimen minimal 5 struktur beserta
penjelasan dari tiap strukturnya (A4 termasuk gambar dan penjelasan)
3. Gambarkan dan Jelaskan bahan golongan batuan sedimen utama. (A3
Gambar, A4 Penjelasan)
4. Manfaat batuan sedimen dalam kehidupan sehari-hari (Minimal 2 lembar)
5. Gambarkan dan Jelaskan Hukum Steno (1669). (A4 termasuk gambar dan
penjelasan)
6. Gambarkan dan Jelaskan Genesa batuan sedimen Mekanik, Organik (A3
Gambar, A4 Penjelasan)
7. Gambarkan dan Jelaskan Genesa batugamping berdasarkan pengendapan
laut dan evaporit (A3 Gambar, A4 Penjelasan)

3.2 Pembahasan
1. Pendeskripsian 6 batuan sedimen

14
15

Kode : LG/BS/01/2021
Warna : Putih Keabuan
Tekstur :
 Ukuran Butir : 1 mm – 2 mm (Pasir Sangat Kasar)
 Bentuk Butir : Rounded
 Kompaksi : Kompak
Reaksi HCl : Berbuih
Genesa Batuan : Kimiawi
Jenis Batuan : Klastik
Nama Batuan : Batu pasir
Foto
16

Kode : LG/BS/02/2021
Warna : Putih Krem
Tekstur :
 Ukuran Butir : < 1/256 mm (Lempung)
 Bentuk Butir : Rounded
 Kompaksi : Mudah hancur
Reaksi HCl : Tidak Bereaksi
Genesa Batuan : Kimiawi
Jenis Batuan : Klastik
Nama Batuan : Batu lempung
Foto
17

Kode : LG/BS/03/2021
Warna : Abu-abu kehitaman
Tekstur :
 Ukuran Butir : 4 mm – 64 mm (Kerakal)
 Bentuk Butir : Sub-Rounded
 Kompaksi : Kompak
Reaksi HCl : Berbuih
Genesa Batuan : Mekanik
Jenis Batuan : Klastik
Nama Batuan : Konglomerat
Foto
18

Kode : LG/BS/04/2021
Warna : Hitam
Tekstur :
 Ukuran Butir : 2 mm – 4 mm (Kerikil)
 Bentuk Butir : Angular
 Kompaksi : Mudah Hancur
Reaksi HCl : Berbuih
Genesa Batuan : Kimiawi
Jenis Batuan : Non-Klastik
Nama Batuan : Batubara
Foto
19

Kode : LG/BS/05/2021
Warna : Putih Krem
Tekstur :
 Ukuran Butir : 2 mm – 4 mm (Kerikil)
 Bentuk Butir : Sub-Angular
 Kompaksi : Kompak
Reaksi HCl : Bereaksi
Genesa Batuan : Kimiawi
Jenis Batuan : Non-Klastik
Nama Batuan : Batu gamping terumbu
Foto
20

Kode : LG/BS/06/2021
Warna : Putih
Tekstur :
 Ukuran Butir : 1 mm – 1/2 mm (Pasir Kasar)
 Bentuk Butir : Sub-Rounded
 Kompaksi : Kompak
Reaksi HCl : Bereaksi
Genesa Batuan : Kimiawi
Jenis Batuan : Non-Klastik
Nama Batuan : Batu gamping kristalin
Foto
21

2. Struktur Batuan Sedimen


a. Flute cast adalah struktur dari batuan sedimen yang terjadi akibat
material-material yang dibawa arus menggerus bagian dasar sungai.
Flute cast ini terbentuk akibat pengikisan dan merupakan ciri-ciri dari
endapan turbidit. Struktur ini berada di bawah permukaan dan
memanjang sampai berbentuk segitiga dengan bagian yang membulat
ke arah hulu dan mempunyai panjang mulai dari beberapa millimeter
hingga mencapai puluhan centimeter. Struktur ini bisa menunjukkan
arah arus purba (paleo current). Karena struktur ini hanya ada di bagian
dasar suatu tubuh arus dan bagian yang menggembung selalu
dibawah, maka flute cast pun handal dalam menentukan top-bottom
perlapisan sedimen. Struktur ini akibatnya karena pembebanan dari
batuan misalnya kerakal, sehingga berbentuk seperti lubang.

Sumb er : Dokumen Prib adi, 2021


Gambar 3.1
Flute Cast

b. Track merupakan kenampakan jejak berupa tapak kaki suatu


organisme. Track terjadi karena adanya jejak kaki dari makhluk hidup.

Sumb er : Dokumen Prib adi, 2021


Gambar 3.2
Track
22

c. Kenampakan jejak pada batuan sedimen berupa seretan bagian tubuh


suatu makhluk hidup. Trail terjadi karena adanya gerakan menyeret
makhluk hidup contohnya ular.

Sumb er : Dokumen Prib adi, 2021


Gambar 3.3
Trail

d. Perlapisan bisa tebalnya lebih dari 1 cm dan bisa kurang dari 1 cm.
Perlapisan ini terbentuk akibat adanya perubahan dalam butiran
sedimen, warna, maupun susunan mineraloginya.

Sumb er : Dokumen Prib adi, 2021


Gambar 3.4
Perlapisan

e. Load cast adalah struktur batuan sedimen yang berupa lekukan di


permukaan yang dipengaruhi suatu beban diatas batuan tersebut.

Sumb er : Dokumen Prib adi, 2021


Gambar 3.5
Load Cast
23

3. Berikut penjelasan dari masing-masing golongan :


a. Golongan detritus kasar, yaitu batuan sedimen yang diendapkan
dengan proses mekanik. Yang termasuk kedalam golongan detritus
kasar yaitu breksi, konglomerat, dan batupasir. Lingkungan
pengendapannya di sungai.
b. Golongan detritus halus, yaitu pada umumnya diendapkan di
lingkungan laut dari laut dangkal hingga laut dalam. Yang termasuk
golongan ini antara lain batu serpih, batulanau, batu lempung, dan
napal.
c. Golongan karbonat, yaitu terbentuk dari sekumpulan cangkang
moluska, porminifera, atau lainnya yang bercangkang kapur.
d. Golongan silika merupakan gabungan antara organik dan kimiawi. Batu
jenis ini tersebar hanya dalam jumlah sedikit dan terbatas. Contoh
batuan golongan silika adalah rijang, radiolarit, dan diatomea.
e. Golongan batubara, yaitu batuan yang terbentuk dari unsur-unsur
organik, seperti tumbuhan yang telah mati dan kemudian terkubur di
dalam tanah oleh suatu lapisan yang tebal diatasnya sehingga tidak
terjadi pelapukan. Lingkungan batubara biasanya di rawa dan danau.
f. Golongan evaporit umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau
atau laut yang tertutup dan syarat terjadinya batuan sedimen ini harus
berada di air yang memiliki kandungan larutan kimia yang cukup pekat.
Contohnya adalah gipsum, batu garam, anhidrit, dan lain-lain.

Sumb er : Dokumen Prib adi, 2021


Gambar 3.6
Klasifikasi Batuan Sedimen
24

4. Ada banyak batuan sedimen yang memiliki manfaat, contohnya :


a. Konglomerat
Saat batu konglomerat dihancurkan, serpihan batu konglomerat bisa
dipakai sebagai pendukung bangunan, tetapi tidak begitu kuat. Akan
tetapi, beberapa batu konglomerat memiliki butiran yang berharga.
Karena dalam pembentukan batu konglomerat, mineral dari batu yang
terlapuk ikut terbawa dan terikat. Akan tetapi, hal itu sangat jarang
terjadi. Beberapa batu konglomerat memiliki warna yang terkadang
bisa dijadikan sebagai hiasan rumah atau dekorasi.
b. Batu Serpih
Batu serpih yang mempunyai permukaan halus dan licin membuat
batuan ini memiliki berbagai manfaat bago kehidupan manusia.
Diantara manfaat tersebut yaitu :
1) Sebagai Alat Bantu Mengupas
Pada zaman mesolithikum, manusia sudah menggunakan batu
serpih sebagai alat untuk mengupas makanan. Penggunaan batu
serpih sebagai alat pengupas karena sifat dari batu serpih sendiri
yang berbentuk pipih.
2) Sebagai Filter Kertas
Serpih lempung yang memiliki tingkat kemurnian tinggi dapat
digunakan sebagai filter kertas.
3) Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Gerabah
Jika batu serpih dihancurkan dan dicampurkan dengan air maka
akan membentuk tanah liat. Tanah liat tersebut dapat dibentuk dan
dijadikan berbagai jenis gerabah dan benda-benda keramik yang
berguna bagi kegiatan manusia. Batu serpih juga bisa dipakai untuk
membuat genting dan batu bata.
4) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Semen
Dalam industri semen, batu serpih dan batu kapur merupakan
bahan baku utama. Kedua jenis batu tersebut akan dipanaskan
pada temperatur yang sangat tinggi untuk menghilangkan kadar air.
Pemanasan tersebut menghasilkan kalsium oksida dan karbon
dioksida. Kalsium oksida kemudian dicampur dengan batu serpih
sehingga menghasilkan bubuk semen.
25

c. Batu Lempung
Sifat batu lempung yang plastis banyak dimanfaatkan sebagai bahan
dasar pembuatan berbagai jenis benda. Berikut adalah beberapa
manfaat dari batu lempung :
1) Sebagai Bahan Dasar Keramik
Batu lempung yang dicampur dengan air dan membentuk tanah liat
dapat digunakan untuk membuat keramik.
2) Sebagai Bahan Dasar Kertas
Batu lempung yang memiliki kandungan mineral kaolinit juga
merupakan bahan dasar yang baik untuk pembuatan kertas yang
berkualitas tinggi.
3) Sebagai Penyerap Air
Batu lempung sering digunakan untuk menyerap cairan pada
kandang ternak.
5. Nicolas Steno, seorang ilmuwan/geolog Denmark menjelaskan sebuah
teori prinsip pengendapan yang dikenal dengan Steno’s Law. Ia sangat
tertarik meneliti tentang batuan fosil. Pada tahun 1969, Steno
mempublikasikan laporan tentang prinsip sedimentasi dimana lapisan yang
lebih tua akan berada di paling dasar dan lapisan yang lebih tua akan
berada di paling atas. Prinsip dasar sedimentasi, yaitu :
a. Original Lateral Continuity
Prinsip ini menyatakan bahwa sedimen akan terakumulasi secara
menyebar, mendatar pada suatu cekungan. Lapisan batuan akan
meluas sampai terjadinya perubahan atau deformasi.
b. Original Horizontality
Prinsip ini menyebutkan bahwa lapisan sedimen akan berada di suatu
cekungan seperti danau, atau laut dengan bantuan gravitasi akan
membentuk lapisan mendatar.
c. Super Potition
Jika tidak ada deformasi, maka naturalnya lapisan sedimen paling tua
akan berada pada lapisan paling bawah atau dasar.
26

d. Cross Cutting
Menyatakan bahwa lapisan batuan yang dipotong oleh sesar atau
intrusi batuan beku, maka batuan yang dipotong harus lebih tua
diabnding lapisan yang memotong lapisan sebelumnya.

Sumb er : Dokumen Prib adi, 2021


Gambar 3.7
Hukum Steno

6. Genesa Batuan Sedimen


a. Genesa Sedimen Mekanik
Sedimen mekanik adalah sedimen yang tersusun oleh materi fragmen-
fragmen batuan yang disementasi oleh zat perekat misalnya kapur,
silisium, atau materi-materi yang mengandung besi. Proses
sedimentasi secara mekanik adalah proses yang dimana butir-butir
sedimen terbawa hingga diendapkan di suatu tempat. Proses tersebut
dipengaruhi banyak hal dari luar. Transportasi butir-butir tersebut
dipengaruhi oleh air, angin, es, dan gravitasi. Dalam cairan, ada dua
macam aliran. Ada aliran laminar dan ada aliran turbulen. Aliran laminar
adalah aliran yang tidak menghasilkan transportasi butir-butir sedimen.
Aliran turbulen adalah aliran yang menghasilkan transportasi dan
pengendapan butir-butir sedimen.
27

Sumb er : Dokumen Prib adi, 2021


Gambar 3.8
Genesa Sedimen Mekanik

Penjelasan pada gambar, yaitu :


1) Pelapukan batuan beku yang terbawa ke dalam air dan mulai
mengendap.
2) Seiring berjalannya waktu, banyak lapisan menumpuk dan
menekan lapisan bawahnya atau bisa disebut pemadatan.
3) Lebih banyak lapisan dan pemadatan yang berlangsung membuat
air mengalami tekanan dan keluar dari lapisan.
4) Sementasi, dengan keluarnya air dari ruang pori-pori, material yang
terlarut di dalamnya mengendap dan merekat butiran sedimen
b. Genesa Sedimen Organik
Sedimen organik terbentuk dari pengendapan sisa-sisa bagian tubuh
makhluk hidup serta mineral-mineral yang dihasilkannya. Batuan
sedimen terbentuk dari hasil aktivitas organisme, karena itu sisa-sisa
tubuh makhluk hidup merupakan bagian yang paling dominan dalam
menyusun struktur batuan sedimen organk. Beberapa contoh batuan
sedimen organik adalah sebagai berikut :
1) Batubara terbentuk dari pengendapan tumbuhan rawa yang telah
mati berubah menjadi tanah gambut dan selanjutnya menjadi
batububara muda dan batubara.
2) Endapan diatomea yaitu tumbuhan bersel satu yang banyak hidup
di laut atau danau garam.
28

3) Batu karang adalah sedimen yang dibentuk oleh binatang-binatang


karang.

Sumb er : Dokumen Prib adi, 2021


Gambar 3.9
Genesa Sedimen Organik

7. Genesa dari batu gamping. Batu gamping adalah batuan sedimen yang
sebagian besar disusun oleh kalsium karbonat yang berasal dari sisa-sisa
organisme laut seperti kerang, siput laut, dan koral yang sudah mati. Batu
gamping merupakan batuan karbonat yang hanya dapat terbentuk pada
daerah laut. Batu gamping yang terjadi secara kimiawi merupakan jenis
dari batu gamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan dalam suasana
lingkungan tertentu. Kalsium karbonat tersebut akan mengendap lalu
terjadi pengerasan dan terbawa oleh air laut ke cekungan. Setelah berada
di cekungan, terjadilah evaporasi dan melalui proses pengerasan yang
akhirnya menjadi batu gamping.

Sumb er : Dokumen Prib adi, 2021


Gambar 3.10
Genesa Batu Gamping
BAB IV
ANALISA

Pada praktikum tentang Batuan Sedimen dijelaskan bahwa adalah batuan


yang asalnya dari hasil pengendapan yang terdiri dari hasil sedimentasi secara
mekanis, kimiawi, maupun secara organik. Proses terbentuknya batuan sedimen
berasal dari batuan beku yang mengalami sedimentasi. Sedimentasi adalah
proses pengendapan material yang sudah tertransportasi oleh air, angin, es atau
gletser ke cekungan.
Batuan mengalami proses seperti pelapukan, transportasi, pengendapan,
litifikasi, dan diagenesa. Pelapukan bisa terjadi karena cuaca dan lingkungan.
Transportasi terjadi karena adanya media seperti air atau angin. Pada saat batuan
mengendap, akan datang batuan yang lain dan ikut mengendap diatasnya dan
terjadilah yang namanya litifikasi. Proses yang terjadi yaitu diagenesa yang mulai
merubah bentuk, sifat dan menjadikan batuan sedimen.
Struktur dari batuan sedimen dibagi menjadi dua, yaitu struktur primer dan
struktur sekunder. Contoh dari struktur primer yaitu perlapisan, perlapisan silang
siur, perlapisan bersusun, dan current ripple. Contoh dari struktur sekunder adalah
burrow, trail, track, load cast, dan flute cast.

29
BAB V
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini, yaitu :
1. Batuan sedimen adalah batuan yang asalnya dari hasil pengendapan yang
terdiri dari hasil sedimentasi secara mekanis, kimiawi, maupun secara
organik
2. Sedimentasi ada yang dilakukan dengan cara sedimentasi mekanik dan ada
juga sedimentasi kimiawi. Sedimentasi mekanik adalah proses yang dimana
butir-butir sedimen terbawa hingga diendapkan pada suatu tempat.
Terjadinya sedimentasi mekanik dikarenakan banyak faktor dari luar.
Sedimentasi kimiawi terjadi ketika pori-pori yang berisi fluida mulai
menerobos pori-pori dari batuan.
3. Batuan sedimen diklasifikasikan menjadi tiga yaitu batuan sedimen klastik,
batuan sedimen non klastik, dan batuan sedimen organik. Batuan sedimen
klastik adalah batuan sedimen yang tersusun atas pengendapan batuan awal
yang sudah melewati masa pemecahan struktur atau komposisi. Batuan
sedimen non klastik adalah kelompok batuan sedimen yang
pembentukannya berasal dari proses kimiawi atau berasal dari organisme
yang telah mati. Batuan sedimen organik adalah batuan yang terbentuk
berasal dari pengendapan sisa-sisa makhluk hidup dan mineral-mineral yang
dihasilkan dari pengendapan tubuh makhluk hidup dan mineral-mineral yang
dihasilkan dari tubuh makhluk hidup itu.

30
DAFTAR PUSTAKA

1. Rizqi. 2013. “Batuan Sedimen”. rizqigeos.blogspot.co.id. Diakses pada 2


Maret 2021.

2. Aprilda, Reza. 2012. “Batuan Sedimen”. rezaaprilda.wordpress.com.


Diakses pada 2 Maret 2021.

3. Maul. 2011. “Batuan Sedimen”. wingmanarrows.wordpress.com. Diakses


pada 2 Maret 2021.

4. Setiawan, Candra. 2013. “Struktur Batuan Sedimen”.


suarageologi.blogspot.co.id. Diakses pada 2 Maret 2021.

5. Putra, Dwitama. 2009. “Sedimentologi”. sedimentologi2b.blogspot.co.id.


Diakses pada 2 Maret 2021.

6. Ariany, Mitha. 2012. “Batuan Sedimen”. mithaariany.wordpress.com.


Diakses pada 9 Maret 2021.

7. Erna, Rima. 2015. “MAKALAH BATUAN BEKU DAN BATUAN


SEDIMEN”. www.academia.edu. Diakses pada 9 Maret 2021.
FORM PENILAIAN LAPORAN

Laporan Akhir
Format BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V Dapus
(10) (15) (5) (20) (30) (15) (5)

Total Nilai

32
LAMPIRAN

33
LABORATORIUM GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
Jln. Taman Sari No. 1 PO.BOX 1357
Tlp. (022) 4203368 Ext. 161, Bandung 40116

TUGAS ASISTENSI
PRAKTIKUM GEOLOGI UMUM
TAHUN AJARAN 2020/2021
MINGGU 4

Bentuk Soal :
1. Mencari literatur pendeskripsian 6 batuan sedimen (3 klastik dan 3 non klastik)
2. Menggambarkan struktur batuan sedimen minimal 5 struktur beserta penjelasan
dari tiap strukturnya (A4 termasuk gambar dan penjelasan)
3. Gambarkan dan Jelaskan bahan golongan batuan sedimen utama. (A3 Gambar,
A4 Penjelasan)
4. Manfaat batuan sedimen dalam kehidupan sehari-hari (Minimal 2 lembar)
5. Gambarkan dan Jelaskan Hukum Steno (1669). (A4 termasuk gambar dan
penjelasan)
6. Gambarkan dan Jelaskan Genesa batuan sedimen Mekanik, Organik (A3
Gambar, A4 Penjelasan)
7. Gambarkan dan Jelaskan Genesa batugamping berdasarkan pengendapan laut
dan evaporit (A3 Gambar, A4 Penjelasan)

Note:
1. Pengerjaan Tugas Asistensi wajib 100%
2. Keterlambatan 0 menit
3. Menggunakan Bolpoint berwarna Biru
4. Untuk gambar satu lembar satu gambar
5. Sertakan Nama, NPM, TTD disetiap lembar tugasnya.

Bandung,
Asisten Laboratorium Geologi

Anda mungkin juga menyukai