Anda di halaman 1dari 35

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 2406 K/Pdt/2017

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

do
gu dalam perkara:
1. SETIAWAN BR SEMBIRING, bertempat tinggal di Jalan
Bunga Cempaka Nomor 32-B, Pasar-III, Kelurahan

In
A
Padang Bulan Selayang-II, Kecamatan Medan
Selayang, Kota Medan;
ah

lik
2. MERDEKA SITEPU atau DEKA, bertempat tinggal di
Jalan Bunga Raya Nomor 31 Lingkungan-III, Kelurahan
am

Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang, Kota

ub
Medan, dalam hal ini keduanya memberi kuasa kepada
Pramudya Eka W. Tarigan, S.H., dan kawan, Para
ep
k

Advokat, berkantor di Jalan Bunga Cempaka Pasar III


Nomor 29 F, Kelurahan P.B Selayang II, Kecamatan
ah

R
Medan Selayang, Kota Medan, berdasarkan Surat

si
Kuasa Khusus tanggal 27 September 2016;

ne
ng

Para Pemohon Kasasi dahulu Para Tergugat/Para


Pembanding;
Lawan:

do
gu

KALEB BARUS, bertempat tinggal di Jalan Raden


Saleh Nomor 28 C, Kecamatan Kedaton, Kota Bandar
In
A

Lampung, Provinsi Lampung, dalam hal ini memberi


kuasa kepada Lyonst Sitepu, S.H., Advokat, berkantor
di Jalan Kumango Nomor 11, Medan, berdasarkan Surat
ah

lik

Kuasa Khusus tanggal 27 Oktober 2016;


Termohon Kasasi dahulu Penggugat/Terbanding;
m

ub

Dan:
1. CAMAT MEDAN SELAYANG, berkedudukan di Jalan
ka

ep

Bunga Cempaka Nomor 54-A Pasar-III, Kelurahan


Padang Bulan Selayang-II, Kecamatan Medan Selayang,
ah

Kota Medan;
R

2. LURAH PADANG BULAN SELAYANG-II, berkedudukan


es
M

di Jalan Bunga Mawar Nomor 63, Kelurahan Padang


ng

on

Halaman 1 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bulan Selayang-II, Kecamatan Medan Selayang, Kota

R
Medan;

si
Para Turut Termohon Kasasi dahulu Para Turut

ne
ng
Tergugat/Para Turut Terbanding;
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;

do
gu Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat/Terbanding telah menggugat

In
A
sekarang Para Pemohon Kasasi dahulu sebagai Para Tergugat/Para
Pembanding dan Para Turut Termohon Kasasi dahulu sebagai Para Turut
ah

Tergugat/Para Turut Terbanding di muka persidangan Pengadilan Negeri Medan

lik
pada pokoknya atas dalil-dalil:
1. Bahwa, Penggugat adalah pemilik sebidang tanah berdasarkan bukti
am

ub
kepemilikan yaitu Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Nomor
458/3/APH/MTT/1984 tertanggal 17 Mei 1984 dengan ukuran ± 18 m x ± 35
ep
m atau seluas ± 630 m², terletak di Jalan Harmonika Baru Lingkungan I,
k

Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kecamatan Medan Selayang, Kota


ah

Medan dahulu termasuk wilayah Kecamatan Medan Tuntungan;


R

si
2. Bahwa adapun batas-batas tanah milik Penggugat tersebut adalah sebagai
berikut:

ne
ng

- Sebelah Utara berbatas dengan Jalan Harmonika Baru;


- Sebelah Selatan berbatas dengan tanah Partai Bangun;

do
gu

- Sebelah Timur berbatas dengan tanah Bersih Ketaren;


- Sebelah Barat berbatas dengan tanah Nambun Karo-Karo;
3. Bahwa, Penggugat memperoleh tanah tersebut dengan cara membeli dari
In
A

Usaha Ketaren berdasarkan Akte Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi


tertanggal 17 Mei 1984 Nomor 458/3/APH/MTT/1984 yang diperbuat oleh
ah

lik

Camat Medan Tuntungan Kota Medan;


4. Bahwa, Usaha Ketaren memperoleh tanah tersebut dengan cara membeli dari
m

ub

Nambun Karo-Karo dengan Akte Ganti Rugi Nomor 261/B/MT/77 tanggal 3


Oktober 1977 dengan ukuran luas ± 13 m x ± 35 m = ± 455 m² dan dari Asnah
ka

Br Bangun, Sempa Br Ketaren dan Asmara Br Sukatendel dengan ukuran luas


ep

± 5 m x ± 35 m = ± 175 m² berdasarkan Akte Pelepasan Hak Dengan Ganti


ah

Rugi tertanggal 23 Agustus 1982 Nomor 504/3/APH/MTT/1982 yang diperbuat


R

oleh Camat Medan Tuntungan Kota Medan, kemudian kedua persil tanah yang
es

dibeli oleh Usaha Ketaren tersebut dijadikan 1 persil dengan ukuran ± 18 m x ±


M

ng

35 m dan dijual kepada Penggugat;


on

Halaman 2 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Bahwa, adapun tanah yang dibeli Usaha Ketaren dari Asnah Br Bangun,

R
Sempa Br Ketaren dan Asmara Br Sukatendel dengan ukuran luas ± 5 m x ±

si
35 m = ± 175 m² dimana dulunya adalah berasal dari tanah milik Nambun

ne
ng
Karo-Karo yang dijual oleh Nambun Karo-Karo kepada Asnah Br Bangun,
Sempa Br Ketaren dan Asmara Br Sukatendel berdasarkan Akte Ganti Rugi
tertanggal 3 Oktober 1977 Nomor 261/C/MT/77 yang diperbuat oleh Camat

do
gu Medan Tuntungan Kota Medan;
6. Bahwa, Penggugat telah membuat tembok pembatas antara tanah milik

In
A
Penggugat dengan tanah Nambun Karo-Karo dan tanpa setahu dan seizin
Penggugat selaku yang berhak atas tanah tersebut dimana Tergugat I juga
ah

telah membuat tembok pembatas tanah tersebut yang ternyata tembok yang

lik
dibuat oleh Tergugat I tersebut telah masuk ketanah milik Penggugat
dengan ukuran ± 5 m x ± 35 m atau dengan kata lain Tergugat I telah
am

ub
menguasai sebahagian dari tanah Penggugat dengan cara melawan hukum
yaitu ukuran ± 5 m x ± 35 m;
ep
7. Bahwa, adapun permasalahan antara Penggugat dengan Tergugat I
k

tersebut telah dilaporkan oleh Penggugat kepada Turut Tergugat I dan Turut
ah

Tergugat II, akan tetapi setelah beberapa kali diadakan pertemuan oleh
R

si
Turut Tergugat II yang dihadiri oleh kuasa Penggugat dan Tergugat I
sedangkan Tergugat II Nambun/Nasrun Sitepu tidak pernah hadir karena

ne
ng

telah meninggal dunia dan dari pertemuan-pertemuan tersebut tidak pernah


tercapai perdamaian sehingga diajukan gugatan ini;

do
gu

8. Bahwa, berhubung karena Nambun/Nasrun Sitepu disebut juga Nambun


Karo-Karo telah meninggal dunia maka kedudukannya dalam perkara ini
sebagai Tergugat II digantikan oleh anak kandungnya yang bernama
In
A

Merdeka Sitepu;
9. Bahwa, Tergugat I tetap ngotot sebagai pemilik tanah objek perkara dengan
ah

lik

alasan tanah objek perkara telah dibeli oleh Tergugat I dari Nambun Karo-
Karo/Nasrun Sitepu ic Tergugat II berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan
m

ub

Penguasaan Atas Tanah Nomor 75/Leg/017/III/2003 tanggal 28 Maret 2003


atas nama Setiawan Br Sembiring yang diperbuat oleh Kepala Kelurahan
ka

Padang Bulan Selayang II dan dilegalisasi oleh Camat Medan Selayang, yang
ep

ternyata sebahagian dari tanah milik Penggugat yaitu dengan ukuran lebih
ah

kurang ± 5 m x ± 35 m yang dimaksud dalam Akta Pelepasan Hak Dengan


R

Ganti Rugi Nomor 458/3/APH/MTT/1984 tertanggal 17 Mei 1984 tersebut


es

termasuk di dalamnya, atau dengan kata lain tanah yang dijual oleh Nambun
M

ng

on

Halaman 3 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Karo-Karo/Nasrun Sitepu ic Tergugat II ukurannya telah melebihi dari tanah

R
yang dimilik Nambun Karo-Karo/Nasrun Sitepu ic Tergugat II sendiri;

si
10. Bahwa, adapun asal usul tanah Penggugat juga berasal dari tanah

ne
ng
Nambun/Nasrun Sitepu yaitu pada tanggal 3 Oktober 1977 Nambun/Nasrun
Sitepu menjual tanah ukuran ± 13 m x ± 35 m atau seluas ± 455 m² kepada
Usaha Ketaren sebagaimana dimaksud dalam Akte Ganti Rugi Nomor

do
gu 261/B/MT/77 tertanggal 3 Oktober 1977 diperbuat oleh Kepala Kampung
Padang Bulan Selayang II dan Camat Medan Tungtungan (dulunya termasuk

In
A
wilayah Kecamatan Medan Tuntungan) dan pada tanggal 17 Mei 1984 tanah
milik Usaha Ketaren tersebut kemudian dijual seluruhnya kepada Penggugat
ah

sebagaimana dimaksud dalam Akte Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Nomor

lik
458/3/APH/MTT/1984 tertanggal 17 Mei 1984 diperbuat oleh Kepala Kelurahan
PB Selayang II dan Camat Medan Tungtungan;
am

ub
11. Bahwa, adapun pemagaran yang dilakukan oleh pihak Tergugat I dimana
pagar tersebut telah melewati pagar tanah Penggugat dengan ukuran lebar
ep
± 5 m x panjang ± 35 m telah dimasukkan atau dicaplok oleh pihak Tergugat
k

I perbuatan Tergugat I tersebut adalah jelas merupakan perbuatan melawan


ah

hukum;
R

si
12. Bahwa, dari fakta tersebut di atas adapun tentang diperbuatnya Surat
Pernyataan Melepaskan Penguasaan Atas Tanah Nomor 75/Leg/01/III/2003

ne
ng

tanggal 28 Maret 2003 atas nama Setiawan Br Sembiring ic Tergugat I


beserta lampirannya adalah cacat hukum, karena nyata-nyata adalah surat

do
gu

tersebut telah menempatkan keterangan tidak benar karena tanah yang


dimaksud menyangkut sebahagian dari tanah milik Penggugat dengan
ukuran lebar ± 5 m x panjang ± 35 m dan pemagaran yang dilakukan oleh
In
A

pihak Tergugat I juga telah melakukan perbuatan melawan hukum;


13. Bahwa, adapun tindakan Tergugat I menguasai dan memagar tanah objek
ah

lik

perkara secara melawan hukum adalah jelas-jelas merupakan perbuatan


melawan hukum;
m

ub

14. Bahwa, untuk menghindarkan segala tindakan dan perbuatan yang


melawan hukum oleh Tergugat I, ataupun orang lain terhadap tanah objek
ka

perkara tersebut, mohon kiranya agar terlebih dahulu diletakkan sita


ep

penjagaan atas tanah tersebut;


ah

15. Bahwa, sehubungan dengan tanah objek perkara yang dikuasai Tergugat I
R

secara melawan hukum maka Tergugat I dan setiap orang tanpa kecuali
es

haruslah dihukum untuk mengosongkan dan menyerahkan tanah objek


M

ng

perkara kepada Penggugat tanpa halangan apapun juga;


on

Halaman 4 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
16. Bahwa, Penggugat sangat merasa dirugikan oleh tindakan Para Tergugat

R
dimana Tergugat II menjual sebagian dari tanah milik Penggugat kepada

si
Tergugat I, yang seharusnya bisa dimanfatkan oleh Penggugat dan dapat

ne
ng
menikmati hasil tanah objek perkara tersebut, oleh dan karena itu patut dan
wajar serta adil, agar Para Tergugat yang telah memperjualbelikan dan
menguasai tanah objek perkara tanpa hak dan melawan hukum dihukum untuk

do
gu membayar uang ganti rugi kepada Penggugat sebesar Rp100.000.000,00
sejak gugatan ini mendapat putusan hukum yang tetap untuk dijalankan;

In
A
17. Bahwa, adalah patut dan wajar serta adil, agar Para Tergugat juga dihukum
untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada Penggugat sebesar
ah

Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) setiap hari apabila Para Tergugat lalai

lik
untuk menjalankan putusan dalam perkara ini terhitung sejak perkara ini
mendapat putusan hukum yang tetap untuk dijalankan;
am

ub
18. Bahwa, berhubung karena gugatan Penggugat mempunyai dasar dan bukti
yang kuat dan solid, maka patutlah dalam perkara ini diberikan putusan
ep
serta merta untuk dijalankan terlebih dahulu walaupun ada banding atau
k

perlawanan maupun kasasi;


ah

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat mohon kepada


R

si
Pengadilan Negeri Medan agar memberikan putusan sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

ne
ng

2. Menyatakan sah dan berharga sita penjagaan yang telah dilaksanakan


dalam perkara ini;

do
gu

3. Menyatakan dalam hukum tanah objek perkara ukuran 5 m x 35 m adalah


termasuk kedalam tanah milik Penggugat berdasarkan bukti kepemilikan yaitu
Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Nomor 458/3/APH/MTT/1984
In
A

tertanggal 17 Mei 1984 yang seluruhnya berukuran 18 m x 35 m atau seluas


630 m², terletak di Jalan Harmonika Baru Lingkungan I, Kelurahan Padang
ah

lik

Bulan Selayang II, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan dahulu termasuk
wilayah Kecamatan Medan Tuntungan dengan batas-batas sebagai berikut:
m

ub

- Sebelah Utara berbatas Jalan Harmonika Baru;


- Sebelah Selatan berbatas dengan tanah Partai Bangun;
ka

- Sebelah Timur berbatas dengan tanah Bersih Ketaren;


ep

- Sebelah Barat berbatas dengan tanah Nambun Karo-Karo;


ah

4. Menyatakan segala surat-surat yang terbit atas tanah objek perkara adalah
R

tidak sah dan cacat hukum yang berakibat batal demi hukum dan tidak
es

berlaku sepanjang merugikan bagi kepentingan Penggugat;


M

ng

5. Menghukum Tergugat I maupun siapa saja tanpa kecuali yang menempati


on

Halaman 5 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ataupun menguasai tanah objek perkara agar menyerahkan tanah objek

R
perkara kepada Penggugat dalam keadaan kosong dan tanpa sesuatu

si
halangan;

ne
ng
6. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar uang ganti rugi
kepada Penggugat sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) terhitung
sejak perkara ini mendapat putusan hukum yang tetap untuk dijalankan;

do
gu 7. Menghukum lagi Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar uang paksa
(dwangsom) kepada Penggugat sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)

In
A
setiap hari apabila Para Tergugat lalai untuk menjalankan putusan dalam
perkara ini terhitung sejak perkara ini mendapat putusan hukum yang tetap
ah

untuk dijalankan;

lik
8. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta (uitvoerbaar
bij voorraad) walaupun ada banding, perlawanan maupun kasasi;
am

ub
9. Menghukum Para Tergugat secara tanggung menanggung untuk membayar
segala ongkos yang timbul dalam perkara ini;
ep
Apabila peradilan berpendapat lain maka:
k

Dalam peradilan yang baik mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et
ah

bono);
R

si
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat I, II mengajukan
eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:

ne
ng

Eksepsi Tergugat I:
Tentang gugatan Penggugat kurang pihak (plurium litis consortium);

do
gu

1. Bahwa Penggugat mengajukan gugatan terhadap Setiawan Br Sembiring


sebagai Tergugat I karena Penggugat menduga Tergugat I telah menguasai
tanah Penggugat seluas kurang lebih 5 m x 35 m atau seluas 175 m²;
In
A

2. Bahwa Tergugat I adalah pemilik sah atas sebidang tanah seluas 1818,23 m²
setempat dikenal dengan Jalan Harmonika Baru Lingkungan I yang diperoleh
ah

lik

Tergugat I dari Nambun/Nasrun Sitepu berdasarkan Surat Pernyataan


Melepaskan Penguasaan Atas Tanah Nomor 75/Leg/01/III/2003 tanggal 28
m

ub

Maret 2003 yang diperbuat oleh Kepala Kelurahan Padang Bulan Selayang II
dan dilegalisasi oleh Camat Medan Selayang Kota Medan sesuai dengan
ka

Surat Keterangan Situasi Tanah dan Berita Acara Pengukuran Tanah


ep

tertanggal 24 Maret 2003 yang diperbuat oleh Kepala Lingkungan I dan


ah

diketahui oleh Kepala Kelurahan Padang Bulan Selayang II Joni Sebayang


R

dan dikuatkan oleh saksi-saksi;


es

3. Bahwa adapun batas-batas tanah milik Tergugat I yang diperolehnya dari


M

ng

Nambun/Nasrun Sitepu adalah sebagai berikut:


on

Halaman 6 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sebelah Utara berbatas dengan rencana Jalan Tembus Pasar I/Harmonika

R
(L = 16 m = 26,80 m);

si
Sebelah Selatan berbatas dengan tanah Nd. Sayang seluas 48,50 m;

ne
ng
Sebelah Timur berbatas dengan tanah Satiman Ginting/J. Ginting seluas
31,50 m/20,85 meter;
Sebelah Barat berbatas dengan tanah Eddy Perangin Angin seluas 52,40

do
gu meter;
4. Bahwa sesuai posita gugatan Penggugat poin Nomor 8 (delapan)

In
A
Penggugat mengajukan gugatan terhadap Merdeka Sitepu disebut juga
Deka sebagai Tergugat II, karena merupakan anak kandung atau ahli waris
ah

dari Nambun/Nasrun Sitepu disebut juga Nambun Karo Karo yang telah

lik
menjual tanahnya kepada Tergugat I;
5. Bahwa karena Nambun/Nasrun Sitepu telah meninggal dunia dan
am

ub
meninggalkan beberapa ahli waris, maka Penggugat seharusnya menarik
seluruh ahli waris dari Nambun/Nasrun Sitepu sebagai pihak Tergugat II
ep
dalam perkara a quo, bukan hanya menarik Meredeka Sitepu disebut juga
k

Deka tidak memiliki hubungan hukum secara pribadi dengan Penggugat


ah

dan tidak memiliki kapasitas secara pribadi dijadikan sebagai Tergugat II


R

si
dalam perkara a quo;
6. Bahwa Penggugat mendalilkan pemilik sebidang tanah yang diperolehnya

ne
ng

dari Usaha Ketaren berdasarkan Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi
Nomor 458/3/APH/MTT/1984 dengan ukuran 18 m x 35 m atau seluas

do
gu

kurang lebih 630 m²;


7. Bahwa Usaha Ketaren memperoleh tanahnya pertama dari Nambun/Nasrun
Sitepu disebut juga Nambun Karo-Karo seluas 13 m x 35 m atau seluas
In
A

455 m² sesuai Akte Ganti Rugi Nomor 261/B/MT/77 tanggal 3 Oktober


1977, kedua dari Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br
ah

lik

Sukatendel seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m² sesuai Akte Pelepasan


Hak Dengan Ganti Rugi Nomor 504/3/APH/MTT/1982 tanggal 23 Agustus
m

ub

1982 kemudian menjadikannya satu persil dengan ukuran 18 m x 35 m atau


seluas 630 m² dan kemudian dijual kepada Penggugat;
ka

8. Bahwa seharusnya Penggugat juga mengikutsertakan Usaha Ketaren


ep

sebagai pihak Tergugat dalam perkara ini, karena kapasitasnya sebagai


ah

penjual tanah kepada Penggugat, dimana menurut Penggugat sebagian


R

tanah yang dijualnya kepada Penggugat tidak dapat dikuasai oleh


es

Penggugat, sehingga Penggugat merasa dirugikan;


M

ng

9. Bahwa sesuai Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 821 K/Sip/1974


on

Halaman 7 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
juncto Nomor 365 K/Sip/1972 tanggal 30 September 1972, setiap pihak

R
yang terlibat dalam perbuatan yang merugikan orang lain haruslah

si
diikutsertakan sebagai pihak Tergugat atau subjek hukum dalam suatu

ne
ng
perkara perdata;
10. Bahwa karena gugatan Penggugat kurang pihak dalam perkara a quo,
maka gugatan Penggugat yang demikian tidak memenuhi syarat formil

do
gu suatu gugatan, sehingga sesuai Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor
447 K/Sip/1976 tanggal 20 Oktober 1976, gugatan yang tidak sempurna

In
A
menurut ketentuan hukum acara karena adanya kekeliruan harus
dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);
ah

Eksepsi Tergugat II:

lik
Gugatan Pengugat kurang pihak (plurium litis consortium);
1. Bahwa sesuai posita gugatan Penggugat Poin 8 (delapan) Penggugat
am

ub
mengajukan gugatan terhadap Merdeka Sitepu disebut juga Deka sebagai
Tergugat II, karena merupakan anak kandung atau ahli waris dari Nambun/
ep
Nasrun Sitepu disebut juga Nambun Karo Karo yang telah menjual
k

tanahnya kepada Tergugat I;


ah

2. Bahwa karena Nambun/Nasrun Sitepu telah meninggal dunia dan


R

si
meninggalkan beberapa ahli waris, maka Penggugat seharusnya menarik
seluruh ahli waris dari Nambun/Nasrun Sitepu sebagai pihak Tergugat II

ne
ng

dalam perkara a quo, bukan hanya menarik Merdeka Sitepu disebut juga
Deka secara persona/pribadi sebagai Tergugat II karena Merdeka Sitepu

do
gu

disebut juga Deka tidak memiliki hubungan hukum secara pribadi dengan
Penggugat dan tidak memiliki kapasitas secara pribadi dijadikannya sebagai
Tergugat II dalam perkara a quo;
In
A

3. Bahwa Penggugat mendalilkan pemilik sebidang tanah yang diperolehnya


dari Usaha Ketaren berdasarkan Akte Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi
ah

lik

Nomor 458/2/APH/MTT/1984 dengan ukuran 18 m x 35 m atau seluas


kurang lebih 630 m²;
m

ub

4. Bahwa Usaha Ketaren memperoleh tanahnya pertama dari Nambun/Nasrun


Sitepu disebut juga Nambun Karo Karo seluas 13 m x 35 m atau seluas 455
ka

m² sesuai Akte Ganti Rugi Nomor 261/B/MT/77 tanggal 3 Oktober 1977,


ep

kedua dari Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel


ah

seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m² sesuai Akte Pelepasan Hak Dengan


R

Ganti Rugi Nomor 504/3/APH/MTT/1982 tanggal 23 Agustus 1982


es

kemudian menjadikannya satu persil dengan ukuran 18 m x 35 m atau


M

ng

seluas 630 m² dan kemudian dijual kepada Penggugat;


on

Halaman 8 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Bahwa karena Penggugat merasa telah dirugikan oleh Nambun Karo

R
Karo/Nasfrun Sitepu yang telah meninggal dunia maka posisinya digantikan

si
seluruh ahli waris Nambun Karo Karo/Nasrun Sitepu), demikian juga halnya,

ne
ng
karena tanah diperoleh oleh Penggugat dari Usaha Ketaren, dimana
Penggugat telah dirugikan karena Penggugat tidak dapat menguasai tanah
yang dibelinya dari Usaha Ketaren, maka secara hukum Usaha Ketaren

do
gu harus ditarik atau dijadikan sebagai pihak dalam perkara a quo;
6. Bahwa sesuai Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 821

In
A
K/Sip/1974/1972 tanggal 30 September 1972, setiap pihak yang terlibat
dalam perbuatan yang merugikan orang lain haruslah diikutsertakan
ah

sebagai pihak Tergugat atau subjek hukum dalam suatu perkara perdata;

lik
7. Bahwa karena gugatan Penggugat kurang pihak dalam perkara a quo,
maka gugatan Penggugat yang demikian tidak memenuhi syarat formil
am

ub
suatu gugatan, sehingga sesuai Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor
447 K/Sip/1976 tanggal 20 Oktober 1976, gugatan yang tidak sempurna
ep
menurut ketentuan hukum acara karena adanya kekeliruan harus
k

dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);


ah

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat I telah


R

si
menyangkal dalil-dalil gugatan tersebut dan sebaliknya mengajukan gugatan
balik (rekonvensi) yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:

ne
ng

Bahwa segala yang diuraikan dalam konvensi, secara mutitas mutitas dianggap
telah dimasukkan dalam rekonvensi ini sehingga kami tidak perlu mengulangi lagi;

do
gu

1. Bahwa Penggugat dalam Rekonvensi adalah pemilik sah atas sebidang tanah
seluas 1818,23 m² setempat dikenal dengan Jalan Harmonika Baru
Lingkungan I yang diperoleh Penggugat dalam Rekonvensi dari
In
A

Nambun/Nasrun Sitepu berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan


Penguasaan Atas Tanah Nomor 75/Leg/017/III/2003 tanggal 28 Maret 2003
ah

lik

yang diperbuat oleh Kepala Kelurahan Padang Bulan Selayang II dan


dilegalisasi oleh Camat Medan Selayang Kota Medan dengan batas-batas
m

ub

sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatas dengan rencana Jalan Tembus Pasar I/Harmonika
ka

(L = 16 m = 26,80 m);
ep

Sebelah Selatan berbatas dengan tanah Nd. Sayang seluas 48,50 m;


ah

Sebelah Timur berbatas dengan tanah Satiman Ginting/J. Ginting seluas


R

31,50 m/20,85 meter;


es

Sebelah Barat berbatas dengan tanah Eddy Perangin Angin seluas 52,40
M

ng

meter;
on

Halaman 9 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Bahwa sejak Penggugat dalam Rekonvensi membeli tanah tersebut, maka

R
Penggugat dalam Rekonvensi, menyuruh orang lain untuk

si
mengusahainya/menanami padi dan tidak pernah ada masalah tetapi akhir

ne
ng
tahun 2014 Tergugat dalam Rekonvensi dengan sengaja mengklaim
sebagai pemilik tanah seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m² dan
melakukan pengecoran di tanah milik Penggugat dalam Rekonvensi dan

do
gu dengan sengaja merusak tanaman padi yang ada di atasnya walaupun
sudah diperingatkan dan dilarang oleh Penggugat dalam Rekonvensi;

In
A
3. Bahwa Tergugat dalam Rekonvensi mengklaim sebagai pemilik tanah
seluas 18 m x 35 m atau seluas 630 m² berdasarkan Akte Pelepasan Hak
ah

Dengan Ganti Rugi Nomor 458/3/APH/MTT/1984 tertanggal 17 Mei 1984

lik
yang diperolehnya dari Usaha Ketaren dimana tanah seluas 5 m x 35 m
atau seluas 175 m², Usaha Ketaren memperolehnya dari Asnah Br Bangun,
am

ub
Sempa Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel memperolehnya juga dari
Nambun/Nasrun Sitepu berdasarkan Akte Ganti Rugi Nomor 261/C/MT/77
ep
tanggal 3 Oktober 1977;
k

4. Bahwa kemudian Akte Ganti Rugi Nomor 261/C/MT/77 tanggal 3 Oktober


ah

1977 sebagai dasar atau alas hak Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren,
R

si
Asmara Br Sukatendel memperoleh tanah seluas 5 m x 35 m atau seluas
175 m² dari Nambun/Nasrun Sitepu telah dibatalkan oleh Camat Medan

ne
ng

Tuntungan yang berarti jual beli antara Asnah Br Bangun, Sempa Br


Ketaren, Asmara Br Sukatendel dengan Nambun/Nasrun Sitepu melalui

do
gu

akte ganti rugi tersebut tidak pernah ada sehingga tanah seluas 5 m x 35 m
atau seluas 175 m² tetap milik Nambun/Nasrun Sitepu;
5. Bahwa dengan demikian peralihan dari Asnah Br Bangun, Sempa Br
In
A

Ketaren, Asmara Br Sukatendel kepada Usaha Ketaren sebagaimana Akte


Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Nomor 504/3/APH/MTT/1982 tanggal 23
ah

lik

Agustus 1982 dengan sendirinya batal demi hukum, karena Asnah Br


Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel menjual tanah milik
m

ub

Nambun/Nasrun Sitepu kepada Usaha Ketaren dan Usaha Ketaren


membuatnya menjadi satu persil dan menjualnya kepada Penggugat,
ka

sehingga perbuatan Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br


ep

Sukatendel menjual kepada Usaha Ketaren dan perbuatan Usaha Ketaren


ah

yang menjual tanah kepada Penggugat telah bertentangan dengan Pasal


R

1365 KUHPerdata;
es

6. Bahwa oleh sebab itu jual beli dari Usaha Ketaren kepada Penggugat (Kaleb
M

ng

Barus) berdasarkan Akte Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Nomor


on

Halaman 10 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
458/3/APH/MTT/1984 tertanggal 17 Mei 1984 yang telah Usaha Ketaren

R
jadikan satu persil dengan ukuran 18 m x 35 m atau seluas 630 m² dimana

si
sebagian dari tanah seluas 630 m² tersebut yakni tanah seluas 5 m x 35 m

ne
ng
atau seluas 175 m² merupakan tanah milik Nambun/Nasrun Sitepu adalah
batal demi hukum, karena nyata-nyata Usaha Ketaren telah menjual sebagian
(seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m²) tanah milik Nambun/Nasrun Sitepu

do
gu atau dengan kata lain Usaha Ketaren telah menjual sebagian tanah yang
bukan miliknya kepada Penggugat;

In
A
7. Bahwa Akte Ganti Rugi Nomor 261/C/MTG/77 tanggal 3 Oktober 1977
sebagai dasar atau alas hak Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara
ah

Br Sukatendel memperoleh tanah seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m²

lik
dari Nambun Karo Karo/Nasrun Sitepu adalah tidak sah karena sudah
dibatalkan oleh Camat Medan Tuntungan sehingga akte ganti rugi tersebut
am

ub
batal demi hukum;
8. Bahwa demikian juga Akte Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Nomor
ep
504/3/APH/MTT/1982 tanggal 23 Agustus 1982 sebagai dasar atau alas hak
k

Usaha Ketaren memperoleh tanah seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m²


ah

dari Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel tidak sah


R

si
dan batal demi hukum;
9. Bahwa demikian juga Akte Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Nomor

ne
ng

458/APH/MTT/1984 tertanggal 17 Mei 1984 sebagai dasar atau alas hak


dari Tergugat dalam Rekonvensi memperoleh tanah dari Usaha Ketaren

do
gu

yang telah dijadikan menjadi satu persil dengan ukuran 18 m x 35 m² atau


seluas 630 m² sepanjang mengenai tanah seluas 5 m x 35 m atau seluas
175 m² tidak sah dan batal demi hukum, karena tanah tersebut adalah milik
In
A

Penggugat dalam Rekonvensi secara hukum;


10. Bahwa perbuatan Tergugat dalam Rekonvensi yang mengklaim sebagai
ah

lik

tanah Penggugat dalam Rekonvensi dan dengan sengaja melakukan


pengecoran di atas tanah Penggugat dalam Rekonvensi yakni seluas 5 m x
m

ub

35 m atau seluas 175 m² tanpa memiliki alas hak karena alas hak tersebut
di atas tidak sah dan batal demi hukum, maka perbuatan Tergugat dalam
ka

Rekonvensi adalah perbuatan melawan hukum yang telah menimbulkan


ep

kerugian bagi Penggugat dalam Rekonvensi sehingga Tergugat dalam


ah

Rekonvensi haruslah dihukum untuk mengosongkan dan menyerahkan


R

kembali objek perkara tersebut kepada Penggugat dalam Rekonvensi dalam


es

keadaan baik segera tanpa syarat apapun;


M

ng

on

Halaman 11 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
11. Bahwa patut dan wajar Tergugat dalam Rekonvensi dihukum untuk

R
membayar uang ganti rugi kepada Penggugat dalam Rekonvensi sebesar

si
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sejak gugatan ini berkekuatan

ne
ng
hukum tetap kerena tanah Penggugat dalam Rekonvensi seluas 5 m x 35 m
atau seluas 175 m² yang diklaim dan diakui oleh Tergugat dalam
Rekonvensi sebagai miliknya dan dengan sengaja melakukan pengecoran

do
gu di atas tanah Penggugat dalam Rekonvensi sehingga sebagian tanah
Penggugat dalam Rekonvensi tersebut tidak dimanfaatkan dan tidak dapat

In
A
ditanami padi lagi oleh Penggugat dalam Rekonvensi;
12. Bahwa patut dan wajar Tergugat dalam Rekonvensi dihukum untuk membayar
ah

uang paksa (dwangsom) sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) setiap hari

lik
atas kelalaian dan keterlambatan Tergugat dalam Rekonvensi untuk
menjalankan isi putusan yang telah berkekuatan hukum tetap;
am

ub
13. Bahwa karena gugatan Penggugat dalam Rekonvensi berdasarkan hukum
dan memiliki bukti-bukti autentik, maka patut dan wajar putusan serta merta
ep
untuk dijalankan terlebih dahulu walaupun ada banding, atau kasasi dalam
k

perkara ini;
ah

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat Rekonvensi


R

si
mohon kepada Pengadilan Negeri Medan untuk memberikan putusan sebagai
berikut:

ne
ng

1. Mengabulkan gugatan Penggugat dalam Rekonvensi untuk seluruhnya;


2. Menyatakan Surat Keterangan Tanah Nomor 1461/A/I/17 tanggal 30 April

do
gu

1973 yang dikeluarkan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang


seluas 6000 m² juncto Surat Keterangan Nomor 06/3/0103/SKT/VIII/1999
tertanggal 19 Agustus 1999 yang diperbuat Kepala Kelurahan Padang Bulan
In
A

Selayang II dan diketahui Camat Medan Selayang seluas 1.866,30 m²


juncto Surat Pernyataan Melepaskan Penguasaan Atas Tanah Nomor
ah

lik

75/leg/017/III/2003 tanggal 28 Maret 2003 yang diperbuat oleh Kepala


Kelurahan Padang Bulan Selayang II dan dilegalisasi oleh Camat Medan
m

ub

Selayang Kota Medan, Sebelah Utara berbatas dengan rencana Jalan


tembus Pasar I/Harmonika (L = 16 m = 26,80 m, Sebelah Selatan berbatas
ka

dengan tanah-tanah Nd Sayang seluas 48,50 m, Sebelah Timur berbatas


ep

dengan tanah Satiman Ginting/J. Ginting seluas 31,50 m/20.85 meter,


ah

Sebelah Barat berbatas dengan tanah Eddy Perangin Angin seluas 52,40
R

meter, atas sebidang tanah seluas 1818,23 m² yang setempat dikenal


es

dengan Jalan Haemonika Baru Lingkungan I yang diperoleh Penggugat


M

ng

on

Halaman 12 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam Rekonvensi (Setiawan Br Sembiring) dari Nambun/Nasrun Sitepu

R
adalah sah dan berkekuatan menurut hukum;

si
3. Menyatakan Penggugat dalam Rekonvensi adalah pemilik yang sah atas

ne
ng
tanah objek perkara seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m² yang merupakan
sebagian dari tanah seluas 1818,23 m² yang setempat dikenal dengan Jalan
Harmonika Baru Lingkungan I yang diperoleh Penggugat dalam Rekonvensi

do
gu dari Nambun/Nasrun Sitepu berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan
Penguasaan Atas Tanah Nomor 75/Leg/017/III/2003 tanggal 28 Maret 2003

In
A
yang diperbuat oleh Kepala Kelurahan Padang Bulan Selayang II dan
dilegalisasi oleh Camat Medan Selayang Kota dengan batas-batas sebagai
ah

berikut:

lik
Sebelah Utara berbatas dengan rencana Jalan Tembus Pasar I/Harmonika
(L = 16 m = 26,80 m);
am

ub
Sebelah Selatan berbatas dengan tanah Nd. Sayang seluas 48,50 m;
Sebelah Timur berbatas dengan tanah Satiman Ginting/J. Ginting seluas
ep
31,50 m/20,85 meter;
k

Sebelah Barat berbatas dengan tanah Eddy Perangin Angin seluas 52,40
ah

meter;
R

si
4. Menyatakan perbuatan Tergugat dalam Rekonvensi yang mengklaim dan
mengaku sebagai pemilik dan telah melakukan pengecoran di atas tanah

ne
ng

Penggugat seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m² di atas objek perkara


merupakan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad);

do
gu

5. Menyatakan Akte Ganti Rugi Nomor 261/C/MT/77 tanggal 3 Oktober 1977


sebagai dasar atau alas hak Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara
Br Sukatendel memperoleh tanah seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m²
In
A

dari Nambun/Nasrun Sitepu yang sudah dibatalkan oleh Camat Medan


Tuntungan tetap tidak berkekuatan hukum dan tetap tidak berlaku dan atau
ah

lik

batal demi hukum/tidak berlaku;


6. Menyatakan Akte Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Nomor
m

ub

504/3/APH/MTT/1982 tanggal 23 Agustus 1982 sebagai dasar atau alas hak


Usaha Ketaren memperoleh tanah seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m²
ka

dari Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel tidak sah


ep

dan batal demi hukum;


ah

7. Menyatakan Akte Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Nomor


R

458/3/APH/MTT 1984 tertanggal 17 Mei 1984 sebagai dasar atau alas hak
es

dari Tergugat memperoleh tanah dari Usaha Ketaren yang telah dijadikan
M

ng

menjadi satu persil dengan ukuran 18 m x 35 m atau seluas 630 m²


on

Halaman 13 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sepanjang mengenai tanah seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m² tidak sah

R
dan batal demi hukum;

si
8. Menyatakan segala surat-surat yang terbit atas nama Tergugat dalam

ne
ng
Rekonvensi atau atas nama pihak lain atas objek perkara tidak sah dan
batal demi hukum;
9. Menghukum Tergugat dalam Rekonvensi atau pihak lain yang mendapat

do
gu hak daripadanya untuk mengembalikan dan menyerahkan objek terperkara
kepada Penggugat dalam Rekonvensi seketika dan sekaligus dalam

In
A
keadaan aman dan kosong serta tanpa syarat apapun;
10. Menghukum Tergugat dalam Rekonvensi untuk membayar uang ganti rugi
ah

kepada Penggugat dalam Rekonvensi sebesar Rp300.000.000,00 (tiga

lik
ratus juta rupiah) terhitung sejak gugatan ini berkekuatan hukum tetap;
11. Menghukum Tergugat dalam Rekonvensi untuk membayar uang paksa
am

ub
(dwangsom) sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) setiap hari atas
kelalaian dan keterlambatan Tergugat dalam Rekonvensi untuk memenuhi
ep
dan menjalankan isi putusan yang telah berkekuatan hukum tetap;
k

12. Menghukum Tergugat dalam Rekonvensi untuk membayar biaya yang


ah

timbul dalam perkara ini;


R

si
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono);

ne
ng

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Medan telah


memberikan Putusan Nomor 110/Pdt.G/2015/PN Mdn., tanggal 15 Oktober

do
gu

2015 dengan amar sebagai berikut:


Dalam Konvensi:
Dalam Eksepsi:
In
A

- Menolak eksepsi dari Tergugat I dan Tergugat II;


Dalam Pokok Perkara:
ah

lik

1. Menyatakan gugatan Penggugat dikabulkan untuk sebahagian;


2. Menyatakan dalam hukum tanah objek perkara ukuran 5 m x 35 m adalah
m

ub

termasuk ke dalam tanah milik Penggugat berdasarkan bukti kepemilikan yaitu


Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Nomor 458/3/APH/MTT/1984
ka

tertanggal 17 Mei 1984 yang seluruhnya berukuran 18 m x 35 m atau seluas


ep

630 m², terletak di Jalan Harmonika Baru Lingkungan I, Kelurahan Padang


ah

Bulan Selayang II, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan dahulu termasuk
R

wilayah Kecamatan Medan Tuntungan dengan batas-batas sebagai berikut:


es

- Sebelah Utara berbatas Jalan Harmonika Baru;


M

ng

- Sebelah Selatan berbatas dengan tanah Partai Bangun;


on

Halaman 14 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Sebelah Timur berbatas dengan tanah Bersih Ketaren;

R
- Sebelah Barat berbatas dengan tanah Nambun Karo-Karo;

si
3. Menyatakan segala surat-surat atas tanah objek perkara yang terbit setelah

ne
ng
jual beli antara Penggugat Kaleb Barus dan Usaha Ketaren terjadi adalah
tidak sah dan cacat hukum dan tidak berlaku;
4. Menghukum Tergugat I maupun siapa saja tanpa kecuali yang menempati

do
gu ataupun menguasai tanah objek perkara agar menyerahkan tanah objek
perkara kepada Penggugat dalam keadaan kosong dan tanpa sesuatu

In
A
halangan;
5. Menghukum lagi Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar uang paksa
ah

(dwangsom) kepada Penggugat sejumlah Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)

lik
setiap hari apabila Para Tergugat lalai untuk menjalankan putusan dalam
perkara ini terhitung sejak perkara ini mendapat putusan hukum yang tetap
am

ub
untuk dijalankan;
6. Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya;
ep
Dalam Rekonvensi:
k

- Menolak gugatan Penggugat I dan Penggugat II dalam Rekonvensi/Tergugat


ah

I dan Tergugat II dalam Konvensi untuk seluruhnya;


R

si
Dalam Konvensi dan Rekonvensi:
- Menghukum Penggugat I dan Penggugat II dalam Rekonvensi/Tergugat I dan

ne
ng

Tergugat II dalam Konvensi secara tanggung renteng untuk membayar


ongkos perkara sejumlah Rp1.871.000,00 (satu juta delapan ratus tujuh

do
gu

puluh satu ribu rupiah);


Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Para
Tergugat putusan Pengadilan Negeri Medan tersebut telah dikuatkan oleh
In
A

Pengadilan Tinggi Medan dengan Putusan Nomor 140/PDT/2016/PT MDN.,


tanggal 14 Juli 2016;
ah

lik

Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada


Para Tergugat/Para Pembanding pada tanggal 23 September 2016 kemudian
m

ub

terhadapnya oleh Para Tergugat/Para Pembanding dengan perantaraan


kuasanya, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 27 September 2016
ka

diajukan permohonan kasasi pada tanggal 5 Oktober 2016 sebagaimana


ep

ternyata dari Akta Pernyataan Permohonan Kasasi Nomor


ah

93/Pdt/Kasasi/2016/PN Mdn., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri


R

Medan, permohonan mana diikuti oleh memori kasasi yang memuat alasan-
es

alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal


M

ng

18 Oktober 2016;
on

Halaman 15 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa Penggugat/Terbanding yang pada tanggal 9 November 2016 telah

R
diberitahu tentang memori kasasi dari Para Tergugat/Para Pembanding,

si
diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan

ne
ng
Negeri Medan pada tanggal 22 November 2016;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam

do
gu tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka
oleh karena itu permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima;

In
A
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Para Pemohon
Kasasi/Para Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah:
ah

I. Dalam Konvensi:

lik
I. Judex Facti kurang cermat dalam pertimbangannya sehingga telah
salah menerapkan hukum;
am

ub
A. Dalam Eksepsi:
Tentang gugatan Penggugat kurang pihak (plurium litis consortium);
ep
Bahwa pertimbangan Judex Facti Pengadilan Negeri Medan pada
k

halaman 32 pada paragraf ke 2 (dua) yang mengatakan bahwa apa


ah

yang diuraikan di dalam replik Penggugat atas eksepsi dari Tergugat I


R

si
dan Tergugat II sudah tepat, karena di dalam suatu perkara perdata
Penggugat diberi kebebasan untuk menentukan siapa saja pihak-pihak

ne
ng

yang akan digugat dan ternyata pihak-pihak yang diajukan di dalam


gugatan adalah pihak-pihak yang mempunyai kaitan yang erat dengan

do
gu

objek sengketa, adalah pertimbangan yang salah dan keliru, dengan


alasan sebagai berikut:
1. Bahwa yang menjadi objek perkara adalah tanah seluas 5 m x 35 m
In
A

atau seluas 175 m² yang merupakan bagian tanah seluas 1818,23 m²


yang diperoleh oleh Pemohon Kasasi I dari orangtua Pemohon Kasasi II
ah

lik

(Nambun/Nasrun Sitepu) sebagaimana Surat Pernyataan Melepaskan


Penguasaan Atas Tanah Nomor 75/Leg/017/III/2003 tanggal 28 Maret
m

ub

2003 yang diperbuat oleh Turut Termohon Kasasi II selaku Kepala


Kelurahan Padang Bulan Selayang II dan dilegalisasi oleh Turut
ka

Termohon Kasasi I selaku Camat Medan Selayang Kota Medan;


ep

2. Bahwa alm. Nambun/Nasrun Sitepu memiliki atau meninggalkan tujuh (7)


ah

orang ahli waris (bukan hanya Merdeka Sitepu/Pemohon Kasasi II saja)


R

dan seluruh ahli waris mengetahui dan menyetujui peralihan hak dari
es

Nambun/Nasrun Sitepu kepada Pemohon Kasasi I sebagaimana bukti


M

ng

Pemohon Kasasi (vide Bukti T-4.dK/P-4.dR) dan (vide Bukti T-5.dK/


on

Halaman 16 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P-5.dR);

R
3. Bahwa Termohon Kasasi merasa telah dirugikan oleh perbuatan

si
Nambun/Nasrun Sitepu disebut juga Nambun Karo Karo yang sudah

ne
ng
meninggal dan memiliki beberapa ahli waris, maka Termohon Kasasi
seharusnya mengikutsertakan seluruh ahli waris dari alm.
Nambun/Nasrun Sitepu, bukan hanya menarik salah satu ahli warisnya

do
gu i.c. Merdeka Sitepu sebagai Tergugat II, karena secara persona/pribadi
Merdeka Sitepu tidak memiliki hubungan hukum dan tidak memiliki

In
A
kapasitas secara pribadi sebagai Tergugat II, sehingga perbuatan
Termohon Kasasi tersebut bertentangan dengan Putusan Mahkamah
ah

Agung tanggal 22 Maret 1982 Nomor 2438 K/Sip/1980 yang

lik
menerangkan “gugatan harus tidak dapat diterima, karena tidak semua ahli
waris turut sebagal pihak dalam perkara”;
am

ub
4. Bahwa dengan demikian, maka pertimbangan Judex Facti yang
mengatakan Termohon Kasasi diberi kebebasan untuk menentukan siapa
ep
saja pihak yang akan digugat adalah tidak berdasar hukum dan tendensi
k

karena tidak menyebutkan dasar hukum atas kebebasan Termohon Kasasi


ah

menentukan pihak yang digugat, apalagi perkara a quo adalah


R

si
menyangkut kepemilikan dan penguasaan tanah oleh Pemohon Kasasi I
berdasarkan peralihan hak dari orangtua Pemohon Kasasi II, karena

ne
ng

orangtua Pemohon Kasasi II sudah meninggal dunia, maka Termohon


Kasasi seharusnya menarik seluruh ahli waris sebagai pihak Tergugat II,

do
gu

(bukan hanya menarik Merdeka Sitepu sebagai Tergugat II, karena


perbuatan Termohon Kasasi tersebut sangat merugikan kepentingan
hukum seluruh ahli waris lainnya;
In
A

5. Bahwa Termohon Kasasi memperoleh tanahnya dari Usaha Ketaren


dimana Usaha Ketaren memperoleh tanahnya pertama dari
ah

lik

Nambun/Nasrun Sitepu disebut juga Nambun Karo Karo seluas 13 m x 35


m atau seluas 455 m² sesuai Akte Ganti Rugi Nomor 261/B/MT/77 tanggal
m

ub

3 Oktober 1977, kedua dari Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara


Br Sukatendel seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m² sesuai Akte
ka

Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Nomor 504/3/APH/MTT/1982 tanggal


ep

23 Agustus 1982, kemudian menjadikan satu persil dengan ukuran 18 m x


ah

35 m atau seluas 630 m² dan kemudian dijual kepada Termohon Kasasi,


R

maka seharusnya Termohon Kasasi mengikutsertakan Usaha Ketaren


es

sebagai pihak Tergugat dalam perkara ini, karena kapasitasnya sebagai


M

ng

penjual tanah kepada Termohon Kasasi;


on

Halaman 17 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Bahwa karena Termohon Kasasi tidak mengikutsertakan pihak lain yang

R
terlibat/terkait dengan objek perkara di atas, maka perbuatan Termohon

si
Kasasi bertentangan dengan:

ne
ng
1. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 821 K/Sip/1974 juncto
Nomor 365 K/Sip/1972 tanggal 30 September 1972, setiap pihak
yang terlibat dalam perbuatan yang merugikan orang lain haruslah

do
gu diikutsertakan sebagai pihak Tergugat atau subjek hukum dalam suatu
perkara perdata;

In
A
2. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 151 K/Sip/1975 tanggal
13 Mei 1975 juncto Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor
ah

1424 K/Sip/1975 tanggal 8 Juni 1976 yang menyebutkan “gugatan

lik
tidak dapat diterima karena adanya kesalahan pihak-pihak yang
seharusnya ikut digugat tetapi tidak digugat;
am

ub
7. Bahwa karena gugatan Termohon Kasasi kurang pihak dalam perkara
a quo sehingga tidak memenuhi syarat formil suatu gugatan,
ep
sebagaimana Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 447 K/Sip/1976
k

tanggal 20 Oktober 1976, yakni gugatan yang tidak sempurna menurut


ah

ketentuan hukum acara karena adanya kekeliruan, maka seharusnya


R

si
Judex Facti menyatakan gugatan Termohon Kasasi dinyatakan tidak
dapat diterima (niet onvantkelijke verklaard) dan mengabulkan eksepsi

ne
ng

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II seluruhnya;


B. Dalam Pokok Perkara;

do
gu

Bahwa segala sesuatu yang diuraikan dalam eksepsi secara mutatis


mutandis mohon dianggap merupakan satu kesatuan dengan pokok
perkara dan tidak perlu diulangi kembali;
In
A

I. Tentang asal usul tanah Pemohon Kasasi I dan tanah Termohon Kasasi;
Bahwa pertimbangan Judex Facti Pengadilan Negeri Medan pada halaman
ah

lik

33-34 tentang asal usul tanah Termohon Kasasi yang mengatakan adapun
tanah yang dibeli Usaha Ketaren dari Asnah Br Bangun, Sempa Br Sukatendel
m

ub

dan Asmara Br Sukatendel dengan ukuran luas 5 x 35 m = 175 m² dimana


dulunya adalah berasal dari tanah milik Nambun Karo yang dijual kepada
ka

Asnah Br Bangun, Sempa Br Sukatendel dan Asmara Br Sukatendel


ep

berdasarkan Akta Ganti Rugi tertanggal 3 Oktober 1977 yang diperbuat oleh
ah

Camat Medan Tuntungan Kota Medan adalah pertimbangan yang salah


R

dan keliru;
es

1. Bahwa Judex Facti menerangkan asal usul tanah Termohon Kasasi seluas
M

ng

18 m x 35 m = 630 m² diperoleh dari Usaha Ketaren berdasarkan Akte


on

Halaman 18 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi tertanggal 17 Mei 1984 Nomor

R
458/3/APH/MTT/1984 diperbuat Camat Medan Tuntungan dan Usaha

si
Ketaren memperoleh tanah peralihan hak dari Nambun/Nasrun Karo Karo

ne
ng
seluas ± 13 m x ± 35 m = ± 455 m² dengan Akte Ganti Rugi Nomor
261/B/MT/77 tanggal 3 Oktober 1977 dan dari Asnah Br Bangun, Sempa
Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel seluas 5 m x 35 m atau seluas = 175

do
gu m² dengan Akte Ganti Rugi Nomor 261/B/MT/77 tanggal 3 Oktober 1977
(objek perkara);

In
A
2. Bahwa menurut Termohon Kasasi Akte Ganti Rugi Nomor 261/C/MT/77
tanggal 3 Oktober 1977 merupakan milik Asnah Br Bangun, Sempa Br
ah

Ketaren, Asmara Br Sukatendel yang diperolehnya dari Nambun/Nasrun

lik
Sitepu, pada hal Akta Ganti Rugi Nomor 261/C/MT/77 tanggal 3
Oktober 1977 yang sebelumnya sudah terbit telah dibatalkan Camat
am

ub
Medan Tuntungan sehingga peralihan hak dengan ganti rugi dari
Nambun/Nasrun Sitepu kepada Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren,
ep
Asmara Br Sukatendel tidak terlaksana/tidak terjadi) tetapi setelah
k

Nambun/Nasrun Sitepu meninggal dunia dan tanpa sepengetahuan ahli


ah

waris Nambun/Nasrun Sitepu Akta Ganti Rugi Nomor 261/C/MT/77


R

si
tanggal 3 Oktober 1977 diduga muncul kembali seolah-olah benar
terjadi peralihan hak dengan ganti rugi dari Nambun/Nasrun Sitepu

ne
ng

kepada Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel;


3. Bahwa andaikata benar (quad non) peralihan hak dari Nambun/Nasrun

do
gu

Sitepu kepada Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br


Sukatendel sebagaimana Akte Ganti Rugi Nomor 261/C/MT/77 tanggal 3
Oktober 1977 seharusnya ada arsip/pertinggal di kantor Turut Termohon
In
A

Kasasi I dan kantor Turut Termohon Kasasi II maupun di Kantor Camat


Medan Tuntungan sebagai pihak yang menerbitkan surat, tetapi hal
ah

lik

tersebut tidak pernah ditemukan dan tidak mungkin Nambun/Nasrun


Sitepu menjual kembali ke Pemohon Kasasi I, sehingga munculnya
m

ub

kembali Akta Ganti Rugi tersebut dan dijadikan sebagai bukti


dipersidangan pengadilan patut dipertanyakan dan diragukan;
ka

4. Bahwa sedangkan Pemohon Kasasi I memperoleh tanah seluas


ep

1818,23 m² dari Nambun/Nasrun Sitepu berdasarkan Surat Pernyataan


ah

Melepaskan Penguasaan Atas Tanah Nomor 75/Leg/017/III/2003 tanggal


R

28 Maret 2003 yang diperbuat oleh Turut Termohon Kasasi I dan


es

dilegalisasi oleh Turut Termohon Kasasi II serta diketahui dan disetujui oleh
M

ng

seluruh ahli waris istri dan anak-anak dari Nambun/Nasrun Sitepu


on

Halaman 19 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagaimana Surat Persetujuan Keluarga tertanggal 15 Maret 2003 (vide

R
Bukti T-4.dalam Konvensi/P-4.dalam Rekonvensi) dan Surat Kesepakatan

si
Keluarga tertangal 19 Maret 2003), (vide Bukti T-5.dalam Konvensi/P-

ne
ng
5.dalam Rekonvensi) yang dikuatkan keterangan saksi Pemohon Kasasi I
dan Pemohon Kasasi II dipersidangan;
5. Bahwa sebelum tanah yang diperoleh Pemohon Kasasi I dari

do
gu Nambun/Nasrun Sitepu telah terdapat Surat Keterangan Nomor
06/3/0103/SKT/VIII/1999 tertanggal 19 Agustus 1999 yang diperbuat

In
A
oleh Turut Termohon Kasasi II dan diketahui oleh Turut Termohon
Kasasi I luas tanah 1.866,30 m² dengan batas-batas:
ah

Sebelah Utara berbatas dengan tanah Jalan Harmonika Baru seluas 26

lik
m/21 meter;
Sebelah Selatan berbatas dengan tanah K. Br Sitepu/Perangin Angin
am

ub
seluas 48,80 meter;
Sebelah Timur berbatas dengan tanah Satiman Ginting/J. Ginting
ep
seluas 31,50 m;
k

Sebelah Barat berbatas dengan tanah Peny Sembiring seluas 52,50


ah

meter;
R

si
6. Bahwa Surat Keterangan Nomor 06/3/0103/SKT/VIII/1999 tertanggal 19
Agustus 1999 yang diperbuat Turut Termohon Kasasi II dan diketahui

ne
ng

oleh Turut Termohon Kasasi I seluas 1.866,30 m², merupakan sisa


tanah yang belum terjual milik alm. Nambun/Nasrun Sitepu yang surat

do
gu

awalnya Surat Keterangan Tanah Nomor 1461/A/I/17 tanggal 30 April


1973 yang dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten Deli
Serdang seluas 6000 m²;
In
A

7. Bahwa Surat Pernyataan Melepaskan Penguasaan Atas Tanah Nomor


75/Leg/017/III/2003 tanggal 28 Maret 2003 dan Surat Keterangan
ah

lik

Nomor 06/3/0103/SKT/VIII/1999 tertanggal 19 Agustus 1999 dibuat oleh


pejabat yang berwenang untuk itu yakni Turut Termohon Kasasi I dan
m

ub

Turut Termohon Kasasi II, apalagi kedua surat tersebut jelas ada
pertinggal/arsipnya di kantor Turut Termohon Kasasi I dan kantor Turut
ka

Termohon Kasasi II, sedangkan alas hak yang dijadikan dasar


ep

kepemilikan oleh Termohon Kasasi yakni Akta Ganti Rugi Nomor


ah

261/C/MT/77 tanggal 3 Oktober 1977 telah dibatalkan Camat Medan


R

Tuntungan dan tidak pernah ditemukan arsip/pertinggal;


es

8. Bahwa secara nyata Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br


M

ng

Sukatendel, Usaha Ketaren maupun Termohon Kasasi tidak pernah


on

Halaman 20 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menguasai, mengusahai, menyewakan atau menyuruh orang lain untuk

R
menguasai, mengusahai tanah seluas 5 m x 35 m = 175 m² yang menjadi

si
objek perkara tersebut, sedangkan sejak tahun 1970an Nambun/Nasrun

ne
ng
Sitepu sudah menguasai, mengusahai dan selanjutnya sejak tahun
1980an menyuruh saksi Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II
bernama Pasang Sembiring untuk menguasai, mengusahainya sampai

do
gu tahun 2003 dan sejak terjadinya peralihan pada tahun 2003 dari
Nambun/Nasrun Sitepu kepada Pemohon Kasasi I, maka Pemohon

In
A
Kasasi I kembali menyuruh Pasang Sembiring untuk menguasai,
mengusahainya dengan menanam padi sampai terjadinya permasalahan
ah

dengan Termohon Kasasi yakni 2014;

lik
9. Bahwa berdasarkan fakta di atas terang dan jelas bahwa asal usul tanah
Termohon Kasasi yang diperolehnya dari Usaha Ketaren dan Usaha
am

ub
Ketaren memperolehnya dari Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren,
Asmara Br Sukatendel sesuai Akta Ganti Rugi Nomor 261/C/MT/77
ep
tanggal 3 Oktober 1977, dimana Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren,
k

Asmara Br Sukatendel tidak pernah memperolehnya dari Nambun/Nasrun


ah

Sitepu, sedangkan Pemohon Kasasi I memperoleh tanah tersebut


R

si
langsung dari pemilik Nambun/Nasrun Sitepu pada tahun 2003;
10. Bahwa oleh sebab itu pertimbangan Judex Facti yang mengatakan asal

ne
ng

usul tanah Termohon Kasasi diperoleh oleh Asnah Br Bangun, Sempa


Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel dari Nambun/Nasrun Sitepu

do
gu

sebagaimana Akta Ganti Rugi Nomor 261/C/MT/77 tanggal 3 Oktober


1977 sangat tendensi dan sepihak, bahkan bertentangan dengan fakta
dilapangan dan fakta dipersidangan sehingga seharusnya Judex Facti
In
A

menolak gugatan Termohon Kasasi;


II. Tentang tanah objek sengketa;
ah

lik

Bahwa pertimbangan Judex Facti Pengadilan Negeri Medan pada halaman 35


dan 36 tentang bagian tanah yang menjadi objek sengketa adalah tanah yang
m

ub

dahulunya dijual oleh Nambun Karo Karo yang tak lain juga yang bernama
Nambun/Nasrun Sitepu kepada Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren dan
ka

Asmara br Sukatendel pada tanggal 3 Oktober 1977 adalah pertimbangan


ep

yang salah dan keliru;


ah

1. Bahwa peralihan hak dengan ganti rugi dari Nambun/Nasrun Sitepu


R

(orangtua Pemohon Kasasi II) kepada Asnah Br Bangun, Sempa Br


es

Ketaren, Asmara Br Sukatendel walaupun sebelumnya sudah terbit akte


M

ng

ganti rugi, telah dibatalkan oleh Camat Medan Tuntungan, sehingga


on

Halaman 21 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
peralihan hak dari Nambun/Nasrun Sitepu kepada Asnah Br Bangun,

R
Sempa Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel tidak pernah terjadi/terlaksana,

si
apalagi akte ganti rugi tersebut tidak pernah ditemukan pertinggal/arsip di

ne
ng
kantor Turut Termohon Kasasi I dan kantor Turut Termohon Kasasi II
maupun di Kantor Camat Medan Tuntungan;
2. Bahwa sejak tahun 1980an, saksi Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi

do
gu II yakni Pasang Sembiring telah menguasai, mengerjakan tanah milik
Nambun/Nasrun Sitepu hingga 2014 dengan bercocok tanam padi

In
A
termasuk objek perkara seluas 5 m x 35 m dan pada tahun 2003
Pemohon Kasasi I memperoleh tanah Nambun/Nasrun Sitepu seluas
ah

1818.23 m² yang termasuk tanah objek perkara sebagaimana Surat

lik
Pernyataan Melepaskan Penguasaan Atas Tanah Nomor
75/Leg/017/III/2003 tanggal 28 Maret 2003 yang diperbuat oleh Turut
am

ub
Termohon Kasasi II dan dilegalisasi oleh Turut Termohon Kasasi I;
3. Bahwa setelah kematian Nambun/Nasrun Sitepu (orangtua Pemohon
ep
Kasasi II), tepatnya pada tahun 2014 timbul masalah, dimana Termohon
k

Kasasi melakukan pengecoran/pemagaran di atas objek perkara,


ah

namun dilarang oleh Pemohon Kasasi I, tetapi karena tidak ada


R

si
penyelesaiannya, sehingga Termohon Kasasi mengajukan gugatan ke
Pengadilan Negeri Medan terhadap Pemohon Kasasi I dan Pemohon

ne
ng

Kasasi II dan menggunakan Akta Ganti Rugi Nomor 261/C/MT/77


tanggal 3 Oktober 1977 sebagai bukti, yang seolah olah akte tersebut

do
gu

bukti benar terjadi peralihan hak dengan ganti rugi dari Nambun/Nasrun
Sitepu kepada Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br
Sukatendel menyangkut tanah seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m²;
In
A

4. Bahwa karena peralihan hak dalam bentuk ganti rugi dari


Nambun/Nasrun Sitepu kepada Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren,
ah

lik

Asmara Br Sukatendel tanah seluas 5 m x 35 m = 175 m² tidak pernah


terjadi/terlaksana, walaupun sebelumnya telah terbit akte ganti rugi,
m

ub

namun telah dibatalkan oleh Camat Medan Tuntungan dan akte ganti
rugi tersebut tidak pernah ditemukan peretinggal/arsip di kantor Turut
ka

Termohon Kasasi I dan kantor Turut Termohon Kasasi II, maka tanah
ep

yang menjadi objek perkara tetap milik Pemohon Kasasi I;


ah

5. Bahwa berdasarkan fakta di atas terang dan jelas bahwa tanah yang
R

menjadi objek perkara ini tidak pernah terjadi peralihan dari


es

Nambun/Nasrun Sitepu kepada Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren,


M

ng

Asmara Br Sukatendel sebagaimana Akta Ganti Rugi Nomor 261/C/MT/77


on

Halaman 22 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanggal 3 Oktober 1977 karena telah dibatalkan oleh Camat Medan

R
Tuntungan, sehingga tidak benar asal usul tanah Termohon Kasasi yang

si
diperoleh Termohon Kasasi dari Usaha Ketaren dan Usaha Ketaren

ne
ng
memperolehnya dari Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br
Sukatendel, melainkan tanah objek perkara tetap milik Nambun/Nasrun
Sitepu dan pada tahun 2003 diperoleh Pemohon Kasasi I;

do
gu 6. Bahwa pertimbangan Judex Facti yang mengatakan bahwa tanah yang
menjadi objek perkara ini tidak pernah terjadi peralihan dari

In
A
Nambun/Nasrun Sitepu kepada Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren,
Asmara Br Sukatendel sebagaimana Akta Ganti Rugi Nomor
ah

261/C/MT/77 tanggal 3 Oktober 1977 sangat tendensi dan sepihak,

lik
bahkan bertentangan dengan fakta dilapangan dan fakta dipersidangan
sehingga seharusnya Judex Facti menolak gugatan Termohon Kasasi;
am

ub
III. Tentang tahun terbit/keluar surat tanah Pemohon Kasasi I dan surat
tanah Termohon Kasasi;
ep
Bahwa pertimbangan Judex Facti pada halaman 36 pada paragraf 4
k

tentang menimbang dari segi sisi tahun surat keluar, bukti-bukti surat
ah

Penggugat atas objek sengketa ternyata lebih tua dari bukti-bukti surat
R

si
milik Tergugat I dan Tergugat II dan batas yang dicantumkan pada bukti-
bukti surat dari Tergugat I dan Tergugat II adalah pertimbangan yang salah

ne
ng

dan keliru;
1. Bahwa yang menjadi substansi permasalahan dalam perkara a quo

do
gu

bukan masalah mengenai surat tanah milik siapa yang terlebih dahulu
terbit, apakah Akte Ganti Rugi Nomor 261/B/MT/77 tanggal 3 Oktober
1977 milik Termohon Kasasi atau Surat Pernyataan Melepaskan
In
A

Penguasaan Atas Tanah Nomor 75/Leg/017/III/2003 tanggal 28 Maret


2003 milik Pemohon Kasasi I, melainkan apakah penerbitan surat tanah
ah

lik

Termohon Kasasi dan surat tanah Pemohon Kasasi I telah diterbitkan


sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku????;
m

ub

2. Bahwa disamping itu bukan suatu jaminan surat tanah milik Termohon
Kasasi yang lebih dahulu terbit dari pada surat-surat tanah milik
ka

Pemohon Kasasi I, secara mutatis mutandis Termohon Kasasi sebagai


ep

pemilik sah atas tanah seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m² yang


ah

dijadikan sebagai objek dalam perkara a quo, sehingga pertimbangan


R

Judex Facti dalam perkara a quo tidak relevan dan tidak objektif bahkan
es

terkesan tendensius;
M

ng

3. Bahwa peralihan hak dengan ganti rugi dari Nambun/Nasrun Sitepu


on

Halaman 23 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel

R
tanah seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m² sebagaimana Akte Ganti

si
Rugi Nomor 261/C/MT/77 tanggal 3 Oktober 1977 telah dibatalkan

ne
ng
Camat Medan Tuntungan dan akte ganti rugi tersebut tidak pernah
ditemukan peretinggal/arsip di kantor Turut Termohon Kasasi I dan
kantor Turut Termohon Kasasi II maupun di Kantor Camat Medan

do
gu Tuntungan sebagai pihak yang menerbitkan surat;
4. Bahwa karena peralihan hak dengan ganti rugi dari Nambun/Nasrun

In
A
Sitepu kepada Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br
Sukatendel tanah seluas 5 m x 35 m = 175 m² sebagaimana Akte Ganti
ah

Rugi Nomor 261/C/MT/77 tanggal 3 Oktober 1977 karena telah dibatalkan

lik
Camat Medan Tuntungan, maka peralihan hak dari Asnah Br Bangun,
Sempa Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel kepada Usaha Ketaren atas
am

ub
tanah seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m² sesuai Akte Pelepasan Hak
Dengan Ganti Rugi Nomor 504/3/APH/MTT/1982 tanggal 23 Agustus
ep
1982 tidak sah atau batal demi hukum, demikian juga peralihan hak
k

dengan ganti rugi dari Usaha Ketaren kepada Termohon Kasasi (Kaleb
ah

Barus) berdasarkan Akta Pelepasan dan Ganti Rugi Nomor


R

si
458/3/APH/MTT/1984 tertanggal 17 Mei 1984 dengan ukuran 18 m x 35 m
atau seluas 630 m², dimana sebagian tanah seluas 5 m x 35 m atau

ne
ng

seluas 175 m² merupakan tanah milik Nambun/Nasrun Sitepu yang sudah


dilepaskan kepada Pemohon Kasasi I adalah peralihan tidak sah atau

do
gu

batal demi hukum, karena Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara


Br Sukatendel telah menjual tanah milik Nambun/Nasrun Sitepu kepada
Usaha Ketaren dan Usaha Ketaren menjualnya kepada Termohon Kasasi;
In
A

5. Bahwa penerbitan suatu surat/akta ganti rugi dianggap sah apabila


diterbitkan oleh pihak yang berwenang dalam hal ini kelurahan dan
ah

lik

kecamatan dan surat/akta ganti rugi tersebut tidak/belum pernah


dibatalkan dan tanah yang diperoleh tersebut haruslah diusahai dan
m

ub

dikuasai atau menyuruh orang lain untuk menguasai dan mengusahainya,


sedangkan Termohon Kasasi sejak tahun 1984 tidak pernah mengusai,
ka

menguasai atau menyuruh orang lain untuk mengusai, menguasai objek


ep

perkara, sedangkan Pemohon Kasasi I sejak memperoleh tanah tersebut


ah

termasuk objek perkara telah menyuruh saksi Pasang Sembiring untuk


R

menguasai, menguasai dengan bercocok tanaman padi bahkan sebelum


es

tanah diperoleh oleh Pemohon Kasasi I dari Nambun/Nasrun Sitepu sejak


M

ng

tahun 1980an sudah diusahai oleh Nambun/Nasrun Sitepu dengan


on

Halaman 24 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menyuruh saksi Pasang Sembiring bercocok tanam di atas tanah tersebut

R
dan tidak ada pihak yang melarang, menegur dan mengutip sewa baik

si
Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel, Usaha

ne
ng
Ketaren, maupun Termohon Kasasi;
6. Bahwa Pemohon Kasasi I memperoleh sebidang tanah seluas 1818,23 m²
I dari Nambun/Nasrun Sitepu berdasarkan Surat Pernyataan Melepaskan

do
gu Penguasaan Atas Tanah Nomor 75/Leg/017/III/2003 tanggal 28 Maret
2003 yang diperbuat oleh Kepala Kelurahan Padang Bulan Selayang II

In
A
dan dilegalisasi oleh Camat Medan Selayang Kota Medan dan diketahui
dan disetujui oleh seluruh ahli waris yakni istri dan anak-anak dari
ah

Nambun/Nasrun Sitepu sebagaimana Surat Persetujuan Keluarga

lik
tertanggal 15 Maret 2003 (vide Bukti T-4.dK/P-4.dR) dan Surat
Kesepakatan Keluarga tertanggal 19 Maret 2003) (vide Bukti T-5.dK/
am

ub
P-5.dR), sehingga Pemohon Kasasi I adalah pembeli tanah yang
beriktikad baik sehingga dilindungi oleh hukum, yang dikuatkan dengan
ep
dasar hukum;
k

1. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 126 K/Sip/1962 tanggal 9 Juni


ah

1962 juncto Nomor 1221 K/Sip/1971 tanggal 9 Februari 1972), pembeli


R

si
tanah yang beriktikad baik dan harus dilindungi oleh undang-undang;
2. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1230 K/Sip/1980, pembeli yang

ne
ng

beriktikad baik harus mendapatkan perlindungan hukum;


3. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 251 K/Sip/1958 tanggal 26

do
gu

Desember 1958, walaupun Tergugat asal I dan Tergugat asal II menjual


lebih dari bagian warisan mereka, jual beli tanah tidak dapat dibatalkan
untuk melindungi pembeli yang jujur;
In
A

7. Bahwa sebelum terbit Surat Pernyataan Melepaskan Penguasaan Atas


Tanah Nomor 75/Leg/017/111/2003 tanggal 28 Maret 2003, telah terdapat
ah

lik

Surat Keterangan Nomor 06/3/0103/SKT/VIII/1999 tertanggal 19 Agustus


1999 yang diperbuat oleh Turut Termohon Kasasi II dan diketahui oleh
m

ub

Turut Termohon Kasasi I seluas 1.866,30 m², merupakan sisa tanah yang
belum terjual dari Surat Keterangan Tanah Nomor 1461/A/I/17 tanggal 30
ka

April 1973, yang kemudian di atasnya diterbitkan Surat Keterangan Nomor


ep

06/3/0103/SKT/VIII/1999 tertanggal 19 Agustus 1999 dan hal tersebut


ah

dilakukan pengukuran dilapangan dan tidak ada yang keberatan, bahkan


R

setelah dihitung dari luas tanah yang sudah dijual oleh orangtua Termohon
es

Kasasi II kepada pihak lain termasuk kepada Usah Ketaren seluas 13 m x


M

ng

35 m atau seluas 455 m² sesuai Akte Ganti Rugi Nomor 261/B/MT/77


on

Halaman 25 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanggal 3 Oktober 1977, dan sisa tanah sebagaimana Surat Keterangan

R
Nomor 06/3/0103/SKT/VIII/1999 tertanggal 19 Agustus 1999 telah

si
bersesuaian dengan fakta dilapangan sehingga penerbitan Surat

ne
ng
Keterangan Nomor 06/3/0103/SKT/VIII/1999 tertanggal 19 Agustus 1999
telah sesuai dengan ketentuan hukum berlaku dan sah secara hukum;
8. Bahwa seharusnya setiap peralihan hak/jual beli di kantor kelurahan

do
gu maupun di kantor kecamatan wajib ada pertinggal/arsip dan dalam
jangka waktu tertentu arsip/pertinggal tetap harus ada tersimpan,

In
A
sedangkan alas hak Termohon Kasasi tidak ada pertinggal/arsip
sehingga hal ini diluar akal logika dan diluar kebiasaan umum, apalagi
ah

pihak yang membuat surat peralihan hak tersebut adalah pejabat yang

lik
berwenang untuk itu;
9. Bahwa tujuan pendaftaran tanah menurut Undang Undang Pokok
am

ub
Agraria Nomor 5 Tahun 1960 Pasal 19 ayat (1) yakni untuk menjamin
kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah
ep
diseluruh wilayah Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur di
k

dalam peraturan pemerintah;


ah

10. Bahwa pertimbangan Judex Facti yang mengatakan dari segi sisi tahun
R

si
surat keluar, bukti-bukti surat Termohon Kasasi atas objek sengketa
ternyata lebih tua dari bukti-bukti surat milik Pemohon Kasasi I dan

ne
ng

Pemohon Kasasi II yang dicantumkan pada bukti-bukti surat dari


Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II adalah sangat tendensi dan

do
gu

sepihak, bahkan bertentangan dengan fakta dipersidangan sehingga


seharusnya Judex Facti menolak gugatan Termohon Kasasi;
11. Bahwa berdasarkan fakta di atas terang dan jelas bahwa penerbitan
In
A

surat Termohon Kasasi sudah dibatalkan Camat Medan Tuntungan


sehingga walaupun surat Termohon Kasasi duluan terbit/keluar
ah

lik

dibanding dengan surat tanah Pemohon Kasasi I, maka beralasan


kiranya surat tanah Pemohon Kasasi I yang dianggap sah secara
m

ub

hukum dan Pemohon Kasasi I dianggap sebagai pemilik tanah objek


perkara seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m²;
ka

IV. Tentang batas-batas tanah Pemohon Kasasi I;


ep

Bahwa pertimbangan Judex Facti Pengadilan Negeri Medan pada halaman 36


ah

pada paragraf 4 tentang menimbang menyebutkan batas sebelah Timur


R

adalah Satiman Ginting demikian juga keterangan saksi Ir. Ahmad Budi
es

Sembiring dan Pasang Sembiring, pada hal kenyataannya yang berbatasan


M

ng

pada sebelah Timur dengan tanah objek sengketa adalah dengan Kaleb Barus
on

Halaman 26 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(Penggugat) adalah pertimbangan yang salah dan keliru;

R
1. Bahwa Surat Pernyataan Melepaskan Penguasaan Atas Tanah Nomor

si
75/Leg/017/III/2003 tanggal 28 Maret 2003 tertulis berbatas sebelah

ne
ng
Timur dengan Satiman Ginting/J. Ginting seluas 31,50 m/20,85 m hal ini
bersesuaian dengan Surat Keterangan Nomor 06/3/0103/SKT/VIII/1999
tertanggal 19 Agustus 1999 sebelah Timur berbatas dengan Satiman

do
gu Ginting/J. Ginting seluas 31,50 m/20,85 m;
2. Bahwa tanah yang diperoleh Pemohon Kasasi I dari Nambun/Nasrun

In
A
Sitepu adalah berbentuk letter L, sebagaimana surat keterangan situasi
tanah yang diperbuat Kepala Lingkungan I dan diketahui Turut Termohon
ah

Kasasi II dan tanah yang berbatasan sebelah Timur dengan tanah

lik
Pemohon Kasasi I lebih dari 1 (satu) orang, sehingga tanah Pemohon
Kasasi I sebelah Timur bisa saja berbatasan dengan tanah Termohon
am

ub
Kasasi (ukuran 13 m x 35 m = 455 m² Akte Ganti Rugi Nomor
261/B/MT/77 tanggal 3 Oktober 1977) bukan berbatasan sebelah Timur
ep
tanah objek perkara hal ini sesuai dengan keterangan saksi Pemohon
k

Kasasi I dan Pemohon Kasasi II yakni Ir. Ahmad Budi Sembiring dan
ah

Pasang Sembiring dan juga hasil pemeriksaan lapangan oleh Judex Facti;
R

si
3. Bahwa seandainya pun benar ada perbedaan mengenai nama batas
tanah disebelah Timur di surat dengan fakta dilapangan bukan berarti

ne
ng

secara mutatis mutandis/otomatis tanah yang menjadi objek perkara


menjadi milik Termohon Kasasi sebagaimana pertimbangan Judex Facti;

do
gu

4. Bahwa seharusnya Judex Facti mempertimbangkan keterangan saksi


Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II, yakni Pasang Sembiring
yang menerangkan bahwa sejak tahun 1980an hingga saat ini sudah
In
A

menguasai, mengusahai dengan cara menanam tanaman padi di atas


tanah Nambun/Nasrun Sitepu maupun setelah terjadinya peralihan hak
ah

lik

milik dan tanah yang menjadi objek perkara saat ini tidak pernah
dikuasai, diusahai orang lain, karena saksi yang menguasai dan
m

ub

mengusahainya dengan membayar sewa kepada Nambun/Nasrun


Sitepu dan sejak tahun 2003 ke Pemohon Kasasi I dan saksi tidak ada
ka

mengenal Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br


ep

Sukatendel, Usaha Keteran maupun Termohon Kasasi;


ah

5. Bahwa mengenai bukti-bukti baik bukti surat maupun bukti berupa


R

keterangan saksi lebih kuat bukti surat dan bukti saksi dari Pemohon
es

Kasasi I karena saksi dari Pemohon Kasasi I adalah orang yang benar
M

ng

benar melihat, mengetahui dan mengalami sendiri sehingga keterangan


on

Halaman 27 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
saksi di atas telah sesuai dan memenuhi syarat sebagai saksi yang

R
digariskan Pasal 1907 KUHPerdata dan Pasal 171 ayat (1) Rbg, oleh

si
karena itu keterangan saksi sah sebagai alat bukti dan wajib

ne
ng
dipertimbangkan, sedangkan keterangan saksi Termohon Kasasi tidak
sesuai dengan maksud pasal di atas;
6. Bahwa pertimbangan Judex Facti yang menyebutkan batas sebelah

do
gu Timur adalah Satiman Ginting pada hal kenyataannya yang berbatasan
pada sebelah Timur adalah dengan tanah objek perkara adalah

In
A
Termohon Kasasi adalah sangat tendensi dan sepihak, bahkan
bertentangan dengan fakta dipersidangan sehingga seharusnya Judex
ah

Facti menolak gugatan Termohon Kasasi;

lik
7. Bahwa berdasarkan fakta di atas terang dan jelas bahwa batas sebelah
Timur tanah Pemohon Kasasi I lebih dari 1 (satu) orang dan sesuai
am

ub
dengan keterangan saksi-saksi Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi
II serta hasil sidang lapangan bahwa benar tanah yang diperoleh
ep
Pemohon Kasasi I seluas 1818,23 m², maka beralasan Pemohon
k

Kasasi I dinyatakan sebagai pembeli yang beriktikad baik, sehingga


ah

surat tanah Pemohon Kasasi I dianggap sah sebagai pemilik tanah


R

si
objek perkara seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m²;
V. Tentang surat tanah Pemohon Kasasi yang dinyatakan tidak

ne
ng

berkekuatan hukum oleh Judex Facti;


Bahwa pertimbangan Judex Facti Pengadilan Negeri Medan pada

do
gu

halaman 36 dan 37 yang mengatakan Surat Pernyataan Melepaskan


Penguasaan Atas Tanah Nomor 75/Leg/017/III/2003 tanggal 28 Maret
2003 yang diperbuat oleh Kepala Kelurahan Padang Bulan Selayang II
In
A

dan dilegalisasi oleh Camat Medan Selayang Kota Medan dan Surat
Keterangan Nomor 06/3/0103/SKT/VIII/1999 tertanggal 19 Agustus 1999
ah

lik

yang diperbuat oleh Kepala Kelurahan Padang Bulan Selayang II dan


diketahui oleh Camat Medan Selayang sebagai dasar penguasaan
m

ub

Pemohon Kasasi I atas objek sengketa adalah tidak sah dan tidak
mempunyai kekuatan hukum dan Pemohon Kasasi I tidaklah dapat
ka

dikatakan sebagai pembeli yang beriktikad baik adalah pertimbangan yang


ep

salah dan keliru;


ah

1. Bahwa Pemohon Kasasi I memperoleh tanah seluas 1818,23 m² dari


R

Nambun/Nasrun Sitepu (orangtua Pemohon Kasasi II) diketahui dan


es

disetujui oleh seluruh ahli waris yakni istri dan anak-anak dari
M

ng

Nambun/Nasrun Sitepu sebagaimana Surat Persetujuan Keluarga


on

Halaman 28 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tertanggal 15 Maret 2003 (vide Bukti T-4.dK/P-4.dR) dan Surat

R
Kesepakatan Keluarga tertangal 19 Maret 2003), (vide Bukti T-5.dK/

si
P-5.dR), sehingga Pemohon Kasasi I dianggap sebagai pembeli yang

ne
ng
beriktikad baik dan sebelum surat tersebut terbit sudah ada terdapat Surat
Keterangan Nomor 06/3/0103/SKT/VIII/1999 tertanggal 19 Agustus 1999
dan Surat Keterangan Nomor 06/3/0103/SKT/VIII/1999 tertanggal 19

do
gu Agustus 1999 merupakan sisa tanah oleh Nambun/Nasrun Sitepu dari
Surat Keterangan Tanah Nomor 1461/A/I/17 tanggal 30 April 1973 yang

In
A
dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang seluas
6000 m²;
ah

2. Bahwa Surat Pernyataan Melepaskan Penguasaan Atas Tanah Nomor

lik
75/Leg/017/III/2003 tanggal 28 Maret 2003 dan Surat Keterangan
Nomor 06/3/0103/SKT/VIII/1999 tertanggal 19 Agustus 1999 di atas
am

ub
dibuat oleh pejabat yang berwenang dan diakui sebagai pejabat untuk
itu vide Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan
ep
Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah Pasal 5 ayat (3) a berbunyi Camat
k

atau Kepala Desa untuk melayani pembuatan akta di daerah yang belum
ah

cukup terdapat PPAT, sebagai PPAT sementara dan Pasal 19 ayat (1)
R

si
Undang Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 yakni untuk
menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran

ne
ng

tanah diseluruh wilayah Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang


diatur di dalam Peraturan Pemerintah;

do
gu

3. Bahwa Pemohon Kasasi I telah menguasai fisik tanah secara terus


menerus dengan menyuruh saksi Pasang Sembiring untuk menguasai dan
mengusahai tanah Pemohon Kasasi I sejak tahun 2003 hingga saat ini
In
A

serta surat tanah Pemohon Kasasi I dibuat oleh pejabat yang berwenang
untuk itu dan terdaftar serta ada arsip atau pertinggal di kantor Turut
ah

lik

Termohon Kasasi I dan Turut Termohon Kasasi II, sedangkan Termohon


Kasasi tidak pernah menguasai dan mengusahai atau menyuruh orang
m

ub

lain menguasai objek perkara hingga saat ini dan Surat Akta Ganti Rugi
Nomor 261/C/MT/77 tanggal 3 Oktober 1977 antara Asnah Br Bangun,
ka

Sempa Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel, dengan Nambun/Nasrun


ep

Sitepu (objek perkara) tidak terdaftar dan ada arsip/pertinggal di kantor


ah

Turut Termohon Kasasi I maupun Turut Termohon Kasasi II;


R

4. Bahwa sejak diperoleh tanah oleh Pemohon Kasasi I pada tahun 2003
es

sampai pada akhir tahun 2014 atau kurang lebih 11 (sebelas) tahun,
M

ng

permasalahan baru muncul setelah orangtua Pemohon Kasasi II


on

Halaman 29 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nambun/Nasrun Sitepu meninggal dunia, dimana Termohon Kasasi baru

R
mengklaim tanah seluas 5 m x 35 m atau seluas 175 m² adalah milik

si
Termohon Kasasi yang ditindaklanjuti Termohon Kasasi dengan

ne
ng
pengecoran dan merusak tanaman padi yang ada di atas tanah milik
Pemohon Kasasi I;
5. Bahwa dasar penguasaan Pemohon Kasasi I atas objek sengketa

do
gu adalah sah secara hukum karena surat tanah Pemohon Kasasi I
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang dan sesuai dengan ketentuan

In
A
hukum yang berlaku sehingga Pembanding I adalah pembeli tanah
yang beriktikad baik dan harus dilindungi oleh Undang Undang (vide
ah

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 126 K/Sip/1962 tanggal 9

lik
Juni 1962 juncto Nomor 1221 K/Sip/1971 tanggal 9 Februari 1972);
6. Bahwa sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 321
am

ub
K/Sip/1978 tertanggal 31 Januari 1981 menyebutkan Pengadilan Negeri
tidak berwenang untuk membatalkan surat hak milik yang dikeluarkan
ep
oleh instansi lain;
k

7. Bahwa pertimbangan Judex Facti yang mengatakan surat Pemohon


ah

Kasasi I sebagai dasar kepemilikan Pemohon Kasasi I atas objek


R

si
sengketa adalah tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum
sangat bersifat tendensi dan sepihak dan bertentangan dengan putusan

ne
ng

Mahkamah Agung RI di atas;


8. Bahwa berdasarkan fakta di atas terang dan jelas bahwa surat tanah

do
gu

Pemohon Kasasi I diterbitkan oleh pejabat yang berwenang dan sesuai


dengan ketentuan hukum yang berlaku bahkan diketahui dan disetujui oleh
seluruh ahli waris dari Nambun/Nasrun Sitepu ditambah dengan
In
A

penguasaan fisik sebagaimana keterangan saksi Pemohon Kasasi I dan


saksi Termohon Kasasi di persidangan maka beralasan kiranya surat
ah

lik

tanah Pemohon Kasasi I dinyatakan sah dan berkekuatan hukum dalam


perkara ini;
m

ub

VI. Tentang Pembatalan Akta Ganti Rugi Nomor 261/C/MT/77 tanggal 3


Oktober 1977 oleh Camat M edan Tuntungan;
ka

Bahwa alasan Judex Facti Pengadilan Negeri Medan yang mengatakan


ep

sangat tidak tepat dijadikan Camat Medan Tuntungan sebagai dasar untuk
ah

pembatalan, karena apakah Camat Medan Tuntungan sudah dapat


R

memastikan mempunyai pengarsipan yang tertib dan baik atas segala surat-
es

surat yang dibuat oleh Kantor Camat Medan Tuntungan sejak berdiri hingga
M

ng

pembatalan tersebut dikeluarkan, lagipula bukanlah kewenangan seorang


on

Halaman 30 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
camat untuk membatalkan suatu jual beli yang dilakukan oleh para pihak

R
adalah pertimbangan yang salah dan keliru;

si
1. Bahwa Camat adalah Pejabat Pembuat Akta Tanah yang sifatnya

ne
ng
sementara sehingga setiap peralihan hak, pelepasan hak dengan ganti
rugi, di kantor kelurahan wajib ada pertinggal/arsip sebagai bukti
othentik dikemudian hari (apalagi bila terjadi sengketa kepemilikan)

do
gu sesuai perintah undang-undang sampai jangka waktu tertentu (vide
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan

In
A
Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah, Pasal 5 ayat (3) a berbunyi
Camat atau Kepala Desa untuk melayani pembuatan akta di daerah
ah

yang belum cukup terdapat PPAT, sebagai PPAT sementara;

lik
2. Bahwa adapun tujuan pendaftaran tanah menurut Undang Undang
Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 Pasal 19 ayat (1) yakni untuk
am

ub
menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran
tanah diseluruh wilayah Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang
ep
diatur di dalam Peraturan Pemerintah;
k

3. Bahwa arsip/pertinggal di Kantor Kecamatan dan Kantor Kelurahan


ah

wajib sifatnya sehingga dengan tidak ditemukannya Akta Ganti Rugi


R

si
Nomor 261/C/MT/77 tanggal 3 Oktober 1977 antara Asnah Br Bangun,
Sempa Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel, dengan Nambun/Nasrun

ne
ng

Sitepu (objek perkara) oleh Turut Termohon Kasasi I maupun Turut


Termohon Kasasi II akan tetapi Termohon Kasasi ada memilikinya

do
gu

(walaupun dahulu sudah dicoret/batalkan) sangat tidak logis dan perlu


dipertanyakan karena akte tersebut dipergunakan dan muncul setelah
Nambun/Nasrun Sitepu meninggal dunia;
In
A

4. Bahwa Judex Facti salah mengartikan maksud pembatalan Akta Ganti


Rugi Nomor 261/C/MT/77 tanggal 3 Oktober 1977 dari Nambun/Nasrun
ah

lik

Sitepu kepada Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br


Sukatendel, oleh Camat Medan Tuntungan, maksud pembatalan tersebut
m

ub

adalah bahwa Akta Ganti Rugi Nomor 261/C/MT/77 tanggal 3 Oktober


1977 sebelumnya sudah terbit, tetapi kemudian dicoret dan dibatalkan
ka

oleh Camat Medan Tuntungan sehingga antara Asnah Br Bangun, Sempa


ep

Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel, dengan Nambun/Nasrun Sitepu tidak


ah

pernah terjadi/tidak pernah ada sehingga tanah seluas 5 m x 35 m atau


R

seluas 175 m² tetap milik Nambun/Nasrun Sitepu;


es

5. Bahwa Judex Facti sangat tendensius dan bersikap sempit karena


M

ng

sudah berlaku secara universal dan secara umum dalam administrasi


on

Halaman 31 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemerintahan (Kantor Camat, Kantor Kelurahan) setiap terjadinya

R
pelepasan hak dengan ganti rugi, atau pelepasan ganti rugi pada

si
masyarakat atau khusus pada surat akta ganti rugi yang diterbitkan oleh

ne
ng
camat atau lurah atau kepala desa sekalipun sebagaimana surat tanah
di atas, wajib ada pertinggal (arsip) yang membuktikan telah terjadi
peralihan hak di atas tanah tersebut;

do
gu 6. Bahwa pertimbangan Judex Facti yang mengatakan apakah Camat
Medan Tuntungan sudah dapat memastikan mempunyai pengarsipan yang

In
A
tertib dan baik atas segala surat-surat yang dibuat oleh Kantor Camat Medan
Tuntungan sejak berdiri hingga pembatalan tersebut dikeluarkan sangat
ah

tendesius dan bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku secara

lik
universal dan bertentangan dengan ketentuan hukum;
II. Dalam Rekonvensi:
am

ub
1. Bahwa karena Pemohon Kasasi I memperoleh tanah dari Nambun/Nasrun
Sitepu dibuat dihadapan Turut Termohon Kasasi II dan dilegalisasi Turut
ep
Termohon Kasasi I dan diketahui dan disetujui oleh seluruh ahli waris yakni
k

istri dan anak-anak dari Nambun/Nasrun Sitepu sebagaimana Surat


ah

Persetujuan Keluarga tertanggal 15 Maret 2003, sehingga (vide Bukti


R

si
T-4.dK/P-4.dR) dan Surat Kesepakatan Keluarga tertanggal 19 Maret 2003
(vide Bukti T-5.dK/P-5.dR) sehingga Pemohon Kasasi I adalah pembeli

ne
ng

tanah yang beriktikad baik dan harus dilindungi oleh undang-undang (vide
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 126 K/Sip/1962 tanggal 9 Juni

do
gu

1962 juncto Nomor 1221 K/Sip/1971 tanggal 9 Februari 1972);


2. Bahwa setelah tanah diperoleh, Pemohon Kasasi I telah menguasai fisik tanah
secara terus menerus dengan menyuruh saksi Pasang Sembiring untuk
In
A

menguasai dan mengusahai tanah Pemohon Kasasi I sejak tahun 2003 hingga
saat ini serta surat tanah Pemohon Kasasi I dibuat oleh pejabat yang
ah

lik

berwenang dan ada arsip atau pertinggal di Kantor Turut Termohon Kasasi I
dan Turut Termohon Kasasi II, sedangkan Termohon Kasasi tidak pernah
m

ub

menguasai dan mengusahai atau menyuruh orang lain hingga saat ini dan
Surat Akta Ganti Rugi Nomor 261/C/MT/77 tanggal 3 Oktober 1977 antara
ka

Asnah Br Bangun, Sempa Br Ketaren, Asmara Br Sukatendel, dengan


ep

Nambun/Nasrun Sitepu (objek perkara) tidak ada arsip/pertinggal di kantor


ah

Turut Termohon Kasasi I maupun Turut Termohon Kasasi II maupun di Kantor


R

Camat Medan Tuntungan sebagai pihak penerbit akta ganti rugi;


es

3. Bahwa tanah seluas 1818,23 m² yang diperoleh Pemohon Kasasi I dari


M

ng

Nambun/Nasrun Sitepu merupakan sisa tanah yang belum terjual dalam


on

Halaman 32 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Surat Keterangan Nomor 06/3/0103/SKT/VIII/1999 tertanggal 19 Agustus

R
1999 yang sebelumnya telah dilakukan pengukuran dilapangan oleh pihak

si
Turut Termohon Kasasi II dan tidak ada pihak yang keberatan, termasuk

ne
ng
Termohon Kasasi dan teman sebatas lainnya, sehingga penerbitannya telah
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku;
4. Bahwa surat tanah Pemohon Kasasi I ada pertinggal/arsip di Kantor Turut

do
gu Termohon Kasasi I dan Kantor Turut Termohon Kasasi II, sedangkan surat
tanah Termohon Kasasi tidak ada pertinggal/arsip di Kantor Turut Termohon

In
A
Kasasi I dan kantor Turut Termohon Kasasi II, maupun di Kantor Camat
Medan Tuntungan sebagai pihak yang menerbitkan, disamping itu surat
ah

tanah Pemohon Kasasi I tidak pernah dibatalkan oleh kantor Turut

lik
Termohon Kasasi I dan kantor Turut Termohon Kasasi II, sedangkan surat
tanah Termohon Kasasi sudah dibatalkan oleh Camat Medan Tuntungan
am

ub
(dahulu tanah objek perkara masuk wilayah Kecamatan Medan Tuntungan);
5. Bahwa pertimbangan Judex Facti yang mengatakan Judex Facti telah
ep
mempertimbangkan dalam pokok perkara dan dinyatakan ditolak sehingga
k

Petitum Nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 dari gugatan rekonvensi


ah

dan seterusnya ditolak untuk seluruhnya sangat bersifat tendensi dan sepihak
R

si
dan seharusnya Judex Facti mempertimbangkan fakta yang telah
disampaikan seluruhnya dalam eksepsi dan pokok perkara dalam konvensi,

ne
ng

sehingga putusan Judex Facti tidak lengkap pertimbangannya


(onvoldoende gemotiveerd) dan putusan Judex Facti harus dibatalkan dan

do
gu

menolak gugatan Termohon Kasasi (vide Putusan Mahkamah Agung RI


Nomor 638 K/Sip/1969 tanggal 22 Juli 1970);
6. Bahwa berdasarkan fakta di atas terang dan jelas bahwa surat tanah
In
A

Pemohon Kasasi diterbitkan oleh pejabat yang berwenang dan sesuai


dengan ketentuan hukum yang berlaku bahkan diketahui dan disetujui oleh
ah

lik

seluruh ahli waris dari Nambun/Nasrun Sitepu ditambah dengan


penguasaan fisik sebagaimana keterangan saksi Pemohon Kasasi dan
m

ub

saksi Termohon Kasasi di persidangan maka beralasan kiranya surat tanah


Pemohon Kasasi I dinyatakan sah dan berkekuatan hukum;
ka

III. Dalam Konvensi dan Rekonvensi:


ep

Bahwa karena alasan Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II pada bagian
ah

eksepsi dan pokok perkara dalam konvensi dan permohonan Pemohon


R

Kasasi I Rekonvensi sudah sesuai dengan ketentuan hukum, kiranya bapak


es

Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia untuk membatalkan Putusan


M

ng

Pengadilan Tinggi Medan Nomor 140/PDT/2016/PT MDN., tanggal 14 Juli


on

Halaman 33 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2016 juncto Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 110/Pdt.G/2015/PN

R
Mdn., tertanggal 15 Oktober 2015 dan mengabulkan gugatan rekonvensi

si
Pemohon Kasasi I/Penggugat dalam Rekonvensi;

ne
ng
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat:
Bahwa alasan-alasan kasasi tidak dapat dibenarkan oleh karena Judex

do
gu Facti/Pengadilan Tinggi Medan yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri
Medan tidak salah menerapkan hukum, dengan pertimbangan sebagai berikut:

In
A
Bahwa Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum atas
penguasaan objek sengketa, karena Penggugat adalah pemilik objek sengketa
ah

berdasarkan kepemilikan dengan Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi

lik
Nomor 458/3/APH/MTT/1984 tanggal 17 Mei 1984 dengan ukuran ± 18 m x 35
m atau seluas ± 630 m² secara sah sehingga semua surat pengalihan hak atas
am

ub
objek sengketa yang dilakukan oleh pihak lain setelah peristiwa hukum tersebut
adalah tidak sah;
ep
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas ternyata putusan
k

Judex Facti/Pengadilan Tinggi Medan dalam perkara ini tidak bertentangan


ah

dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan


R

si
oleh Para Pemohon Kasasi: SETIAWAN BR SEMBIRING, dan kawan, tersebut
harus ditolak;

ne
ng

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Para Pemohon


Kasasi ditolak dan Para Pemohon Kasasi ada di pihak yang kalah maka Para

do
gu

Pemohon Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini;
Memperhatikan Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
In
A

Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang


Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3
ah

lik

Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;


MENGADILI:
m

ub

1. Menolak permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi: 1. SETIAWAN BR


SEMBIRING, 2. MERDEKA SITEPU atau DEKA, tersebut;
ka

2. Menghukum Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat/Para Pembanding untuk


ep

membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sejumlah Rp500.000,00 (lima
ah

ratus ribu rupiah);


R

Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada


es

hari Kamis, tanggal 19 Oktober 2017, oleh I Gusti Agung Sumanatha, S.H.,
M

ng

M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
on

Halaman 34 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ketua Majelis, Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M., dan Maria Anna Samiyati, S.H.,

R
M.H., Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota dan diucapkan dalam sidang

si
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri Para

ne
ng
Hakim Anggota tersebut dan Frieske Purnama Pohan, S.H., Panitera Pengganti,
dengan tidak dihadiri oleh para pihak.

do
gu Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,
ttd./I Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H.
ttd./Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M.

In
A
ttd./Maria Anna Samiyati, S.H., M.H.
ah

lik
Panitera Pengganti,
ttd./Frieske Purnama Pohan, S.H.
am

Biaya Kasasi:
ub
ep
k

1. Meterai Rp 6.000,00
2. Redaksi Rp 5.000,00
ah

3. Administrasi kasasi Rp489.000,00+


R

si
Jumlah Rp500.000,00

ne
ng

do
gu

Untuk Salinan
Mahkamah Agung R.I
a.n. Panitera
Panitera Muda Perdata
In
A
ah

lik

Dr. PRIM HARYADI, S.H., M.H.


m

ub

NIP. 19630325 198803 1 001


ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 35 dari 35 hal. Put. Nomor 2406 K/Pdt/2017


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35

Anda mungkin juga menyukai