Anda di halaman 1dari 4

EVALUASI PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM

PENGGUNAAN OBAT ANTI TUKAK LAMBUNG DI DESA


DUKUHWRINGIN KECAMATAN WANASARI KABUPATEN
BREBES

Disusun oleh :

ISTIKHA NURFAZHILAH

48401190008

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI BREBES

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lambung sebagai reservoir makanan berfungsi menerima atau minuman,


mengiling, mencampur, dan mengosongkan makanan ke dalam duodenum.
Lambung yang selalu berhubungan dengan semua jenis makanan, minuman dan
obat-obatan akan mengalami iritasi kronik. Lambung sebenarnya terlindungi oleh
lapisan mukus, tetapi karena beberapa faktor iritan seperti makanan, minuman dan
obat-obatan anti-inflamasi non-steroid (NSAID), dan alkohol yang dapat
menimbulkan efek lapisan mukosa sehingga timbul tukak peptik atau tukak
lambung. (Tarigan,2001). Dengan ditemukannya kuman Helicobacter pylori pada
kelainan saluran cerna, saat ini dianggap helicobacteri pylorimerupakan penyebab
utama tukak peptik, disamping NSAID, alkohol, dan sindrom Zollinger Ellison
(Tarigan, 2001). Organisme inimelekat pada epitel lambung dan merusak lapisan
mukosa pelindung dan meninggalkan daerah-daerah epitel yang rusak
(Mc.Guigan,2001). Prefalensi infeksi helicobacteri pylori di negara berkembang
lebih tinggi dibanding dengan negara maju. Prevalensi pada populasi di negara
maju sekitar 30%-40% sedangkan dinegara berkembang mencapai 80-90%. Dari
jumlah tersebut hanya sekitar 10%-20% yang akan menjadi penyakit
gastroduodenal (Rani, 2001).

Terapi penggunaan obat ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup atau


mempertahankan pasien. Namun ada hal-hal yang tak dapat disangkal dalam
pemberian obat yaitu kemungkinan terjadinya hasil pengobatan tidak seperti yang
diharapkan. Penggunaan obat yang rasional adalah sangat penting dalam terapi
pengobatan pasien untuk mencegah adanya kegagalan dalam terapi pengobatan
tukak peptik (Siregar dan Kumolosari, 2006). Penmberian obat yang tidak sesuai
dengan standar dan tujuan terapi maka akan merugikan pasien. Penggunaan obat
yang tidak rasional sering kali dijumpai dalam praktek sehari-hari, baik di pusat
kesehatan primer (puskesmas), rumah sakit, maupun praktek swasta.
Ketidaktepatan indikasi, pemilihan obat, pasien dan dosis menjadi penyebab
kegagalan terapi (Siregar dan Kumolosari, 2006). Penyakit tukak peptik tidak
dapat dianggap remeh. Masih banyak orang awam yang belum paham apa dan
bagaimana gejala, penanganan penyakit tukak lambung secara benar. Penanganan
penyakit tukak lambung secara benar dimaksudkan untuk mencegah kekambuhan,
komplikasi serta kematian (Anonim, 2009).

Belum banyaknya penelitian tentang tukak peptik ini mendorong penulis


melakukan penelitian evaluasi penggunaan obat tukak peptik, ditinjau dari aspek
tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis agar terapi pengobatan yang
dilakukan bisa tepat sehingga mendapatkan keberhasilan dalam pengobatan dan
mengurangi tingkat kekambuhan penyakit dan efek samping yang tidak
diinginkan. Berdasarkan penelitian Diyah Purbawati Wiseno Putri yang berjudul
Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik Pada Pasien Tukak Peptik di Instalasi
Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2008 diperoleh angka kejadian
tukak peptik selama tahun 2008 sanga kecil yaitu sebesar 28 pasien dengan
kematian 2 pasien. Meskipun angka kejadian kecil, namun penyakit tukak peptik
perlu mendapat perhatian khusus karena bila tidak ditangani dengan benar dapat
menyebabkan kekambuhan.

Berdasarkan pengamatan awal di Desa Dukuhwringin, masih banyak yang


keliru dalam penggunaan obat anti tukak lambung. Bahkan masyarakat banyak
yang belum mengetahui cara penggunaan obat anti tukak lambung yang baik dan
benar, masih sering di jumpai di masyarakat desa Dukuhwringin yang
menggunakan obat anti tukak lambung seperti tablet antasida mengonsumsinya
secara ditelan dan diminum pada saat perut terisi, yang seharusnya dikonsumsi
secara dikunyah pada saat perut kosong satu jam sebelum makan. Berdasarkan
pengamatan awal, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian kualitatif
tentang “Evaluasi Pengetahuan Masyarakat Dalam Penggunaan Obat Anti Tukak
Lambung di Desa Dukuhwringin Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dibuat rumusan masalah
penelitian sebagai berikut : Bagaimana pengetahuan masyarakat dalam
penggunaan obat tukak lambung di Desa Dukuhwringin Kecamatan Wanasari
Kabupaten Brebes.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengevaluasi pengetahuan masyarakat dalam penggunaan obat tukak


lambung di Desa Dukuhwringin Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan, sehingga diharapkan dapat
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penggunaan obat
tukak lambung.
2. Bagi Universitas
Sebagai bahan referensi untuk mahasiswa yang akan melakukan penelitian
selanjutnya.
3. Bagi Peniliti
Memberi kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori-teori
diperkuliahan dalam praktek lapang sebagai dapat mengetahui sejauh
mana peneliti menerapkan teori-teori diperkuliahan.

Anda mungkin juga menyukai