Anda di halaman 1dari 27

SITOKIN

Kelompok 3 - Imunologi B
Nama Kelompok

1. Yani Guswanti 18330044

2. Kinanthi Kusuma W. 18330045

3. Qatrunada Agneza M. 18330052

4. Maida Pinesty Maidiatie 18330060

5. Anindya Fika Azzahra 18330062


Table of contents 05
Sitokin Pada Hematopoiesis

01
Pendahuluan 06 Peran Sitokin dalam Imunitas
Nonspesifik

02
Sifat Umum Sitokin 07 Peran Sitokin dalam Imunitas
Spesifik

03
Antagonis Sitokin 08 Penyakit yang Berhubungan
deangan Sitokin

04
Fungsi Sitokin 09 Sitokin dalam Pengobatan
01 PENDAHULUAN
• Sitokin merupakan protein atau glikoprotein yang diproduksi oleh leukosit
dan sel berinti lainnya.
• Bekerja sebagai penghubung kimia antar sel dan tidak bertindak sebagai
molekul efektor.
• Pada umumnya sitokin bertindak sebagai pengatur pertahanan tubuh
untuk melawan patogen dan menimbulkan respons inflamasi.

• Hampir seluruh sitokin akan disekresikan dan sebagian dapat ditemukan


pada membran sel, sisanya disimpan dalam matriks ekstraseluler.
• Sitokin dibagi menjadi beberapa famili menurut reseptornya, yaitu famili
IL-2/IL-4,- IL-6/IL-12, Interferon, TNF, IL-l, Transformatisasi factor
pertumbuhan (TGF) dan Kemokin
02 SIFAT UMUM SITOKIN
Masa paruh singkat, cepat terurai, bekerja lokal dalam
Sifat Umum lingkungan mikro sel, beberapa bekerja pada sel itu sendiri,
Sitokin bersifat pleiotropic, dan kebanyakan menunjukan fungsi
biologis yang tumpang tindih.

Sitokin adalah polipeptida yang diproduksi sebagai


mediator pada reaksi imun dan inflamasi, sekresi terjadi
Ciri – Ciri Sitokin
cepat dan hanya sebentar, sering berpengaruh terhadap
sintesis dan efek sitokin lain, efek lokal atau sistemik,
sinyal luar mengatur ekspresi reseptor sitokin, efek terjadi
melalui ikatan dengan reseptornya pada membran sel
sasaran
03 ANTAGONIS SITOKIN
• Sejumlah protein mencegah aktivitas biologis sitokin.
• Sitokin tersebut berikatan direk dengan reseptor sitokin tetapi tidak dapat
mengaktifkan sel. Contoh yang menghambat adalah antagonis IL-1R (IL-1Ra) yang
berikatan IL-1R tetapi tidak memiliki aktivitas. Inhibitor sitokin ditemukan dalam
darah dan cairan ekstraselular.
• Beberapa virus dapat mengembangkan strategi untuk menghindari aktivitas sitokin.
• Strategi antisitokin merupakan bukti biologis pentingnya sitokin dalam menimbulkan
respons imun yang efektif terhadap mikroba.
• Molekul yang diproduksi virus yang menyerupai sitokin memungkinkan virus untuk
memanipulasi respons imun yang membantu masa hidup patogen.
• EBV juga memproduksi IL-1Ra. Sejumlah produk virus dapat mencegah sitokin dan
aktivitasnya.
VIRUS PRODUK

Leporipoksivirus (virus miksoma) Resptor IFN-γ larut

Beberapa poksvirus Reseptor IFN-γ larut

Vaksinia, virus varisela Reseptor IFN-β larut

EBV Homolog IL-10

Virus Herpes 8 Homolog iL-6, juga homolog kemokin MIPI dan


MIP II 3 reseptor kemokin homolog yang
Virus Sitomegalo berbeda, satu diantaranya mengikat tiga
kemokin larut yang berbeda (RANTES, MCP-1
dan MIP-1α

Tabel 1. Kemiripan virus dengan sitokin dan reseptor sitokinnya


04 FUNGSI SITOKIN
F u ngs i U t a ma S i t ok i n

Pleiotrophy Redundancy
Mempunyai fungsi lebih dari
satu Persamaan efek imunologis dari berbagai sitokin

Potency Cascade
Dilepaskan secara berurutan & sinergis, tetapi aksinya dapat dihambat oleh sitokin
Umumnya sitokin bekerja dalam
kisaran monomolar sampai
fentomolar.
• Ada dua macam respon imun yang terjadi apabila ada mikroba yang masuk ke dalam
tubuh, yaitu innate dan adaptif respon.
• Sel yang berperan dalam innate respon adalah sel fagosit (netropil, monosit dan makrofag).
Sel yang melepaskan mediator inflamasi (basofil, sel mast dan eosin ofil) serta sel natural
killer. Komponen lain dalam innate response ini adalah komplemen, acutephase protein dan
sitokin seperti interferon 4.
• Adaptive response meliputi proliferasi antigen-specific sel T dan sel B, yang terjadi apabila
reseptor permukaan sel ini berikatan dengan antigen. Sel B akan memproduksi
imunoglobulin, yang merupakan antibodi yang spesifik terhadap antigen yang dipresentasikan
oleh sel APC. Sedangkan sel T dapat melakukan eradikasi mikroba intraseluler dan
membantu sel B untuk memproduksi antibody.
• Ada tiga kategori fungsi sitokin dalam system imun yaitu: sitokin sebagai mediator dan
regulator respon imun alami, sitokin sebagai mediator dan regulator respon imun didapat, dan
sitokin sebagai stimulator hematopoiesis
05
SITOKIN PADA
HEMATOPIESIS
• Segolongan sitokin yang disebut CSF (cairan serebrospinal) berperan dalam
hematopoiesis pada manusia yaitu GM-CSF, G-CSF dan M-CSF.
• Sitokin golongan ini berperan dalam perkembangan, diferensiasi dan
ekspansi sel - sel mieloid.
• Pada dasarnya sitokin tersebut merangsang diferensiasi sel progenitor dalam
sumsum tulang menjadi sel yang spesifik dan berperan pada pertahanan
terhadap infeksi.
• Reaksi imun dan inflamasi yang memerlukan pengerahan leukosit akan juga
memacu produksi sitokin.
06 PERAN SITOKIN DALAM
IMUNITAS NONSPESIFIK
SITOKIN Sumber Utama Sasaran Utama dan Efek Biologik
IL-1 Makrofag, endotel, beberapa sel epitel Endotel : aktivasi (inflamasi, koagulasi)
Hipotalamus: panas
Hati : APP

IL-6 Makrofag, sel endotel, sel T Hati : sintesis APP


Sel B : proliferasi sel plasma
IL-10 Makrofag, Sel T terutama Th2 Makrofag, sel dendritik : mencegah
produksi IL-21 dan ekspresi kostimulator
dan MHC-II
IL-12 Makrofag, sel dendritik Sel T: diferensiasi Th1
Sel NK dan sel T : sintesis IFN-γ,
meningkatkan aktivitas sitolitik
IL-15 Makrofag, sel lain Sel NK : proliferasi
Sel T : proliferasi (sel memori CD8+)
IL-18 Makrofag Sel NK dan sel T : sintesis IFN-γ
IFN-α, IFN-β IFN-α : makrofag Semua sel : antivirus, peningkatan
IFN-β : fibroblas ekspresi MHC-I
Sel NK : aktivasi
IFN-γ Th1 Aktivasi sel NK dan makrofag, induksi
MHC II
Kemokin Makrofag, sel endotel, sel T, fibroblas, Leukosit : kemotaksis, aktivasi, migrasi ke
trombosit jaringan
TNF Makrofag, sel T Sel endotel : aktivasi (inflamasi, koagulasi)
Neutrofil : aktivasi
Hipotalamus : panas
Hati : sintesis APP
Otot, lemak : katabolisme (kaheksia)
Banyak jenis sel : apoptosis
07 PERAN SITOKIN DALAM
IMUNITAS SPESIFI
1. IL-2 adalah faktor pertumbuhan untuk sel T yang dirangsang dan berperan pada
ekspansi klon sel T setelah antigen dikenal.
2. IL-4 merupakan stimulus utama produksi IgE dan perkembangan Th2 dari sel
CD4+ naif. IL-4 merupakan sitokin petanda sel Th2.
3. IL-5 merupakan aktivator pematangan dan diferensiasi eosinofil utama dan
berperan dalam hubungan antara aktivasi sel T dan inflamasi eosinofil.
4. IFN-γ adalah sitokin yang mengaktifkan makrofag untuk membunuh fagosit.
Berperan terutama dalam imunitas nonspesifik dan spesifik selular.
5. TGF-β berfungsi mencegah proliferasi dan aktivasi limfosit dan leukosit lain. TGF-β
merangsang produksi IgA melalui induksi dan pengalihan sel B.
1. Limfotoksin diproduksi sel T yang diaktifkan dan sel lain. LT mengaktifkan sel
endotel dan neutrophil. Efek ini sama dengan TNF.
2. IL-13 memiliki struktur homolog dengan IL-4 yang diproduksi sel CD4+ Th2. IL-13-R
ditemukan terutama pada sel nonlimfoid seperti makrofag.
3. IL-16 diproduksi sel T yang berperan sebagai kemoatraktan spesifik eosinofil.
4. IL-17 diproduksi sel T memori yang diaktifkan dan menginduksi produksi sitokin
proinflamasi lain seperti TNF, IL-1 dan kemokin.
5. IL-25 memiliki struktur seperti IL-17, disekresi sel Th2 dan merangsang produksi
sitokin Th2 lainnya seperti IL-4, IL-5 dan IL-13. IL-17 dan IL-25 diduga berperan
dalam meningkatkan reaksi inflamasi yang sel T dependen bentuk lain.
08 PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN
DENGAN SITOKIN
1. Penyakit keseimbangan Th1-Th2 : Subset sel Th1-Th2 saling berpengaruh
dan diantara kedua subset ada regulasi silang.
2. Syok Septik : Gangguan dalam jaring regulator kompleks yang mengatur
ekspersi sitokin dan reseptornya dapat menimbulkan sejumlah penyakit
seperti renjatan septik yang sering ditemukan dan potensial menyebabkan
kematian. Renjatan terjadi akibat endotoksin dinding bakteri yang berikatan
dgn TLR pada SD & makrofag memacu produksi IL-1 dan TNF-α
berlebihan
3. Sitokin pada Kanker Limfoid dan Mieloid : Kelainan pada produksi sitokin
atau reseptornya berhubungan dengan beberapa jenis kanker.
09 SITOKIN DALAM
PENGOBATAN
• Sitokin dapat digunakan sebagai pengganti komponen sistem imun yang diperlukan
dalam menanggulangi defisiensi imun primer atau sekunder, merangsang sel sistem imun
dalam respons terhadap tumor, infeksi bakteri atau virus yang berlebihan.
• Rekombinan anti-sitokin telah diproduksi dan digunakan untuk mengontrol penyakit autoimun
dan keadaan dengan sistem imun yang terlalu aktif/patologik seperti alergi.
• Sitokin dapat digunakan bersamaan dengan imunoterapi.
• Limfosit dari penderita dengan tumor dapat dibiakkan untuk mengaktifkan LAK yang
sitotoksik terutama sel NK. Kemudian sel tersebut diinfuskan kembali ke penderita.
• TIL adalah sel CD8+ yang diisolasi dari penderita dengan tumor. Beberaapa di anataranya
menunjukan reaksi dengan antigen tumor. Setelah diaktifkan dengan IL-2 in vitro, sel
diinfuskan kembali ke penderita dengan atau tanpa IL-2 in vitro. Seperti halnya dengan
pemberian LAK ditemukan efek toksik bila diberikan dalam dosis tinggi.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai