Anda di halaman 1dari 6

RESUME SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dosen Pengajar: Amiyani Kristina, Ns., M. Kep

Oleh :

Nemi Lestari 2019.C.11a.1053

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
1. Sejarah Perkembangan Keperawatan komunitas di Indonesia

Perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai pada abad ke 16,


yaitu dimulai dengan adanya upaya pemberantasan penyakit cacat dan kolera yang
sangat ditakuti oleh masyarakat. Penyakit kolera masuk ke Indonesia tahun 1927,
dan pada tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor. Selanjutnya tahun 1948 cacar
masuk ke Indonesia melalui singapura dan mulai berkembang di Indonesia,
sehingga berawal dari wabah kolera tersebut pemerintah belanda melakukan
upaya upaya kesehatan masyarakat. Gubernur jendral deandels pada tahun 1807
telah melakukan upaya pelatihan dukun bayi dalam praktik persalinan. Upaya ini
dilakukan dalam rangka menurunkan tingkat kematian bayi yang tinggi. Namun,
upaya ini tidak bertahan lama akibat kangkanya tenaga pelatih kebidanan. Baru
kemudian ditahun 1930, program ini dimulai lagi dengan didaftarkannya para
dukun bayi sebagai penolong dan perawat persalinan. Pada tahun 1851 berdiri
sekolah dokter jawa oleh dokter bosch dan dokter bleeker kepala pelayanan
kesehatan sipil dan militer Indonesia. Sekolah ini dikenal dengan nama STOVIA
atau sekolah pendidikan dokter pribumi. Pada tahun 1913, didirikan sekolah
dokter kedua di Surabaya dengan nama NIAS. Pada tahun 1947, STOVIA
berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

a. Periode Pertama (1882)


Dimulainya usaha kesehatan oleh Belanda, yaitu Millitair Geness Kundege
Dienst (MDG) & Burgelyke Geness Kudige Dienst (BGD). Dengan tujuan
untuk melancarkan pengobatan kepada orang Belanda pada waktu para
pekerja perkebunan terjangkit penyakit. Kemudian berkembang melayani para
pekerja perkebunan tersebut. Selanjutnya melayani masyarakat umum (saat
berdiri Rockefeller Foundation).
b. Periode Kedua (Zaman Penjajahan Jepang)
Dikenal adanya dinas kesehatan masyarakat atau Dienst Van De Volks
Genzonhei (DVG). Sebagai pengganti, BGD bertugas melaksanakan usaha di
bidang preventif dan kuratif. Kedua usaha ini tidak ada hubungannya dan
masing-masing berjalan sendiri.
c. Periode Ketiga
Dimulai setelah Indonesia merdeka (Bandung Plan) disusun suatu rencana
kesehatan masyarakat, bertujuan untuk menyatukan upaya kuratif dan
preventif. Pelaksanaannya diserahkan kepada inspektur kesehatan Jawa Barat,
dipimpin oleh dr. H. A. Patah. Selanjutnya menyusun pilot project usaha
kesehatan masyarakat, yang kemudian berkembang menjadi konsep
Puskesmas.

Th 1997, World Health Assembly ( Sidang Kesehatan Dunia)

Kesepalatan global untuk mencapai “Kesehatan Bagi Semua (KBS) pada tahun
2000” atau “Health For All By The Year 2000”

Th 1978 (konferensi Alma Ata di Uni Sovyet Rusia)

“Primary Health Care” atau PHC sebaga strategi global untuk mencapai
kesehatan bagi semua di tahun 2010 ( Indonesia mengikuti persetujuan )

Salah satu bentuk operasional dari PHC di Indonesia adalah PKMD, Posyandu

Di luar Indonesia dikenal dengan Growth monitoring, Oral rehydration, Brest


feeding, Immunization, Female education, Family planning, Food
supplementation (GOBIFFF)

2. Perkembangan Keperawatan Komunitas Di Indonesia


1. Pasca Perang Kemerdekaan
Pelayanan prefentif mulai dipikirkan guna melengkapi upaya (pelayanan)
kuratif, serta lahirnya konsep Bandung Plan sebagai embrio dari konsep
Puskesmas.
2. Tahun 1960
Terbit Undang-Undang Pokok Kes No. 9 Th 1960 tentang Pokok-Pokok
Kesehatan
“tiap-tiap warga Negara berak mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dan wajib diikutsertakan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh
pemerintah”.
3. Pelita I
Dimulai Pelayanan kesehatan melalui puskesmas
4. Pelita II
Mulai dikembangkan PKMD, sebagai bentuk operasinal dari primary heatlh
carea (PHC). Pada saat ini juga mulai timbul kesadaran untuk keterlibatan
partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan
5. Pelita III
Lahir SKN tahun 1982, menekankan pada:
 Pendekatan kesistem
 Pendekatan kemasyarakat
 Kerja sama lintas program (KLP) & lintas sektoral (KS)
 Peran serta masyarakat
 Menekankan pada pendekatan promotive & preventive
6. Pelita IV
PHC/PKMD diwarnai dengan prioritas untuk menurunkan tingkat kematian
bayi, anak dan ibu serta menurunkan tingkat kelahiran, dan
menyelanggarakan posyandu ditiap desa
7. Pelita V
Digalangkan dengan upaya peningkatan mutu posyandu, melaksanakan panca
Krida, Posyandu serta Sapta Krida Posyandu
8. Menjenlang tahun 2000 (tahun 1998)
Pergeseran visi pembangunan kesehatan di Indonesia, yng semua menganut
paradigm sakit menjadi paradigm a sehat. Visi pembangunan kesehatan
dewasa ini adalah “Indonesia Sehat 2010” dengan misi sebagai berikut
 Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
 Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
 Memelihara dan meningkatkan yankes yang bermutu, merata dan
terjangkau
 Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat
dan lingkungan.

3. Periode Perkembangan Keperawatan Komunitas Dan Kesehata


Masyarakat
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat dikelompokkan dalam 2 periode:
1. Periode sebelum ilmu pengetahuan
a. Telah ditemukan dokumen-dokumen tertulis tentang pembuangan air
limbah,
pengaturan air minum
b. Telah dibuat sumur, karena air sungai sudah kotor dan terasa tidak enak
c. Abad ke-7 di India terjadi endemi kolera
d. Abad ke-14 terjadi wabah pes di India dan Cina.
2. Periode ilmu pengetahuan
Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 mempunyai dampak
yang luas terhadap aspek kehidupan manusia. Beberapa pelopor kesehatan
modern :
a. Hipocrates (460-370 SM) dikenal sebagai bapak kedokteran
b. Anthony van Leeuwenhoek (1632 -1723), penemu mikroskop
c. John snow (1813 – 1912), Bapak epidemiologi dan menemukan
penyakit kolera
disebabkan oleh kuman kolera melalui air
d. Louis pasteur (1827 – 1912) menemukan vaksin untuk mencegah cacar
e. Joseph Lister penemu asam karbol (carbolic acid) untuk sterilisasi
ruangan
operasi
f. William marton- ether anastesi
g. Robert koch (1843 – 1910), penemu kuman TBC.

4. Bentuk- Bentuk pendekatan dan Partisifasi Masyarakat

a. Posyandu
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu Secara
sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana masyarakat dapat
sekaligus memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan. Selain itu posyandu juga
dapat diartikan sebagai wahana kegiatan keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat
kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatan-kegiatan seperti:
1. kesehatan ibu dan anak
2. KB
3. imunisasi
4. peningkatan gizi
5. penanggulangan diare
6. sanitasi dasar
7. penyediaan obat esensial, Zulkifli (2003) 

Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu
tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat
yang sama. Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun
keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu
pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan
upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi
terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga
bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan
anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu
Zulkifli, 2003.
.

Anda mungkin juga menyukai