Makalah Lansia
Makalah Lansia
Disusun Oleh:
XII - KEPERAWATAN
BEKASI
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia
2. Untuk mengetahui ciri-ciri lansia
3. Untuk mengetahui kondisi fisik pada lansia
4. Untuk mengetahui masalah pada kesehatan lansia.
5. Untuk mengetahui masalah gizi pada lansia
6. Untuk mengetahui kebutuhan gizi pada lansia
7. Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang di hadapai lansia
BAB II
PEMBAHASAN
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode
di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah
menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai sari
usia 55 tahun sampai meninggal.
Ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis maupun social,
yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.
Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah :
1. Kulit : kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi. Dengan demikian,
fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap masuknya kuman terganggu.
Tipis dan keriput disebabkan oleh hilanganya lapisan lemak dibawah kulit, tidak elastic lagi
karena terbentuk jaringan ikat baru dibawahnya.
2. Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini berkaitan dengan
perubahan degeneratif kulit.
3. Seks : produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur, selain
itu, produksi hormon pada pria dan wanita yang menurun juga dipengaruhi oleh menopause pada
wanita dan andropause pada pria.
4. Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah jaringan ikat bertambah,
volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, dan kekuatannya berkurang.
5. Jantung dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung
berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otot mengalami
kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar
kolesterol tinggi, dan lain-lain. Yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan
trombosit.
6. Tulang : ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang menurun, akibatnya tulang
menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah patah. Dengan bertambahnya usia, terdapat
peningkatan hilang tulang secara linear
Adapun perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia, antara lain :
1. Sel
a. Lebih sedikit jumlahnya
b. Lebih besar ukurannya
c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
d. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
e. Jumlah sel otak menurun.
f. Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g. Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.
2. Sistem persarafan :
a. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya).
b. Cepatnya menurun hubungan persarafan.
c. Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
d. Mengecilnya saraf pancaindra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
pengecilnya saraf pencium dan rasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan rendahnya
ketahanan terhadap dingin.
e. Kurang sensitive terhadap sentuhan.
3. Sistem pendengaran
Presbiakuisis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada
telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada – nada yang tinggi, suara yang tidak
jelas, sulit di menegerti kata – kata, 50 % terjadi pada usia diatas 60 tahun.
a. Membaran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
b. Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatkan keratin.
c. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau
stres.
4. Sistem penglihatan
a. Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
b. Kornea lebih berbentuk sferis
c. Lensa lebih suram (kekeruhanpada lensa) menjadi katarak. Jelas menyebabkan gangguan
penglihatan.
d. Meningkatnya amabang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lamabat,
dan susah melihat dalam cahaya gelap.
e. Hilangnya daya akomodasi.
f. Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya
g. Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5. Sistem kardiovaskuler
a. Elastisitas didnding aorta menurun.
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun,
hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektivitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan
darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
e. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah
perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
6. Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termosta, yaitu
menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya.
Yang sering ditemui antara lain:
a. Temperatur tubuh menurun (hiportemia) secara fisiologik 350 ini akibat metabolisme yang
menurun.
b. Keterbatasan refleks menggil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga
terjadi rendahnya aktivitas otot.
d. Gout
Gout dapat timbul sebelum usia lanjut yang akan berlangsung sampai usia lanjut. Gout ini lebih
sering terjadi pada pria. Kelainan metabolism protein yang menyebabkan asam urat dalam darah
meningkat. Kristal asam urat akan menumpuk di persendian yang menyebabkan rasa nyeri dan
bengkak di sendi. Daerah sasaran gout yaitu ibu jari kaki, telapak kaki, pergelangan dan lutut.
Pada kulit sekitar permukaan sendi yang terserang membengkak dan hangat dengan warna
kemerahan → tua → ungu.
Pada penderita gout perlu pembatasan konsumsi protein agar kadar asam urat dalam darah
menurun. Selain itu, asam urat yang berlebih dapat menjadi pencetus terjadinya batu ginjal.
6. KEBUTUHAN GIZI LANSIA
e. Vitamin
Kebutuhan vitamin pada manula tidak jauh berbeda dengan kebutuhan pada waktu
muda,kecuali niasin,riboflavin,dan tiamina. Kecukupan ketiga vitamin itu tergantung dari jumlah
yang diperlukan. Pada manula, konsumsi vitamin seperti riboflavin ,tiamina,vitamin B6 asam
folat, Vitamin C dan D, dan vitamin E dari makanan perlu mendapat perhatian yang khusus
terutama bagi mereka yang menginjak usia menopause (50 tahun ke atas) memerlukan vitamin-
vitamin antioksidan seperti Vitamin A dan Vitamin E (400-600 unit/hari).
f. Mineral
Pada prinsipnya, mineral memang dibutuhkan sedikit,tetapi pada manula sering dijumpai
masukan makanan kurang dalam beberapa jenis mineral seperti zat besi, kalsium. Kalsium yang
dibutuhkan pada usia 19-50 tahun 1.000 mg, sedangkan untuk usia lebih dari 51 tahun,kebutuhan
kalsium sebesar 1.200 mg.
g. Air dan Serat
Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia. Dengan berkurangnya kemampuan
ginjal maka air punya peranan penting sebagai pengangkut sisa pembakaran tubuh dan
mendorong peristaltic usus. Dianjurkan manula mengonsumsi cairan minimum 6-8 gelas sehari.
Serat dalam makanan akan membantu mendorong peristaltic usus dan dapat mencegah konstipasi
pada manula.
3. Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang. Lemak berlebih disimpan dalam
tubuh sebagai cadangan tenaga dan bila berlebih akan ditimbun sebagai lemak tubuh. Konsumsi
lemak yang berlebih tidak dianjurkan pada usia lanjut karena dapat meningkat kadar lemak
dalam tubuh khususnya kadar kolesterol darah.Kebutuhan lemak usia lanjut lebih sedikit.
Konsumsi lemak dibatasi jangan lebih dari seperempat kebutuhan energi. Pada usia lanjut di
anjurkan untuk mengonsumsi asam lemak tak jenuh(berasal dari nabati). Dan pembatasan
konsumsi lemak untuk usia lanjut karena meningkat:
Berkurangnya aktivitas tubuh.
Berkurangnya produksi enzim sehingga pencernaan lemak tidak sempurna akan membebani
lambung dan usus.
Bisa menyebabkan arterosklerosis bila mengonsumsi asam lemak jenuh yang tinggi.
4. Vitamin
Untuk usia lanjut dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan kaya vitamin
A,D,E untuk mencegah penyakit degeneratif(sebagai antioksida).Selain itu,mengonsumsi
mkanan yang banyak mengandung vitamin B12,asam folat dan B1 juga dianjurkan,untuk
menanggulangi resiko penyakit jantung. Adapun kebutuhan vitamin untuk usia lanjut per orang
per hari Adalah:
Vitamin wanita 500 RE dan laki-laki 600 RE.
Vitamin B1 1,0 ug.
Vitamin B6 wanita 1,6 ug dan laki-laki 2,0 ug.
Vitamin B12 1,0 ug.
Asam Folat wanita 150 ug dan laki-laki 170 ug.
Vitamin C60 ug.
Vitamin D5 ug.
Vitamin E wanita 8 ug dan laki-laki 10 ug.
5. Mineral
Pada usia lanjut di anjurkan mengonsumsi makanan fe,Zn,selenium, dan kalsium untuk
mencegah anemia dan pengeroposan tulang terutama pada wanita. Adapun kebutuhan mineral
untuk usia lanjut perhari adalah:
Kalsium wanita 500 mg dan laki-laki 600mg.
Zat besi wanita 14 ug dan laki-laki 13 ug.
Natrium (NaCl)2,8-7,8 g.
Seng (Zn) 15 ug.
Selenium wanita 55 ug dan laki-laki 70 ug.
Dianjurkan pada usia lanjut dengan tekanan darah tinggi mengonsumsi NaCl sejumlah 3 g per
orang per hari karena dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Peranan Protein
Pada usia lanjut fungsi protein yang di konsumsi tubuh tidak lagi untuk pertumbuhan.
Peranan protein yang utama adalah memelihara dan mengganti sel-sel jaringan yang
rusak,pengatur fungsi fisiologi organ tubuh.
Kebutuhan protein pada usia lanjut didasarkan kepada kebutuhan orang dewasa muda pada
umur 25 tahun,yaitu pada pria 0,95g/kg berat badan/hari sedangkan pada wanita 0,87 g/kg berat
badan/hari.
Kecukupan protein yang dianjurkan untuk orang indosnesia adalah 50 g/hari untuk pria
dengan umur 60 tahun ke atas dan 44g/hari untuk wanita dengan umur 60 tahun ke atas.
Dianjurkan kebutuhan protein pada usia lanjut dipenuhi dari protein yang bernilai biologi
tinggi seperti telut, akan dan lain-lain karena kebutuhan asam-asam amino esensial meningkat
pada usia lanjut.Tetapi konsumsi protein yang berlebihan tidak bermanfaat Karena akan dapat
memberatkan fungsi ginjal dan hati.
Peranan lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dapat disimpan di dalam tubuh sebagai cadangan
energy.
Konsumsi lemak yang berlebihan pada usia lanjut tidak dianjurkan karena dapat
meningkatkan kadar lemak dalam tubuh, khususnya kadar kolesterol darah.
Masukan lemak melalui makanan dianjurkan tidak melebihi 30% dari jumlah total energi
yang dibutuhkan.Untuk bangsa Indonesia konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 25% dari
energi yang di butuhkan.
Peranan Mineral
Mineral dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun peranannya sangat penting dalam berbagai
proses metabolik dalam tubuh,sehingga bila mengonsumsi mineral kurang dari kebutuhan akan
dapat mengganggu kelangsungan proses tersebut.
Peranan Serat
Pada manula serat diperlukan memungkinkan proses buang air besar menjadi teratur dan
menghindari berbagai penyakit.
Fungsi serat dalam usaha pencegahan penyakit yaitu mencegah penyakit jantung
koroner,kanker usus besar,penyakit diabetes melitus,penyakit divertikular (penonjolan bagian
luar usus), dan mencegah kegemukan.
Peranan Vitamin
Secara umum vitamin mempunyai fungsi yaitu mengatur berbagai proses metabolisme
dalam tubuh,mempertahankan fungsi berbagai jaringan,memengaruhi pertumbuhan dan
pembentukan sel-sel baru dan membentuk pembuatan zat-zat tertentu dalam tubuh.
Manfaat Psikologis :
1. Dampak langsung dapat membantu :
Member perasaan santai;
Mengurangi ketegangan dan kecemasan;
Meningkatkan perasaan senang.
2. Dampak jangka panjang dapat meningkatkan :
Kesegaran jasmani dan rohani secara utuh;
Kesehatan jiwa;
Fungsi kognitif;
Penampilan dan fungsi motorik;
Keterampilan.
Manfaat Sosial :
1. Dampak langsung dapat membantu :
Pemberdayaan usia lanjut;
Peningkatan integritas social dan kultur.
2. Dampak jangka panjang dapat meningkatkan :
Keterpaduan;
Hubungan kesetiakawanan social;
Jaringan kerja sama social budaya;
Pertahanan peran dan pembentukan peran baru;
Kegiatan antargenerasi.
Pola Makan
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan
jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas
masyarakat tertentu. Pola makan yang tidak seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan zat
gizi yang masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau sebaliknya
pola konsumsi yang tidak seimbang juga mengakibatkan zat gizi tertentu berlebih dan
menyebabkan terjadinya gizi lebih. Asupan zat gizi yang tepat berperan dalam menciptakan
kesehatan lansia secara optimal, kecukupan gizi akan terpenuhi jika para lansia memerhatikan
pola makan yang beragam dan bergizi seimbang. Pengurangan waktu makan dapat menyebabkan
zat gizi menjadi tidak seimbang. Dengan demikian, adanya lansia yang tidak teratur makannya
dapat menyebabkan tidak seimbang konsumsi zat gizi yang akan berpengaruh pada status
gizinya. Pengaturan makan untuk usia lanjut sebagai berikut :
a. Jadwal waktu makan dibuat lebih sering dengan porsi kecil.
b. Banyak minum dan kurangi garam.
c. Membatasi asupan makanan sumber kalori untuk menjaga berat badan tetap dalam batas
normal.
d. Memilih jenis makan yang mengandung serat agar buang air besar menjadi mudah dan
teratur.
e. Bagi mereka yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
Makanlah makanan yang mudah dicerna;
Hindari makanan yang terlalu manis dan gurih;
Bila ada kesukaan mengunyah, makanan harus lunak/dicicang.
Makanan selingan diberikan pada jam 10.00 pagi dan jam 16.00 sore.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia.Orang
yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri-ciri khas, diantaranya usia lanjut merupakan
periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, menua
membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia. Pada lansia biasanya
mengalami kemundaran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat
melakukakan tugasnya sehari hari lagi.Masalah-masalah pada lansia yang timbul karena
perubahan yang terjadi pada lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita
semua juga akan mengalami masa-masa ini.Batasan usia lanjut berbeda-beda dari waktu-
kewaktu.Pada lansia terjadi perubahan fisik fisiologis, yang dapat menyebabkan kemunduran
fungsi tubuh akibat proses menua.Pada lansia terjadi kemunduran fisik, seperti rambut memutih,
rontok, kulit menjadi keriput dan tipis, dan lain-lain. Kebutuhan gizi bagi setiap manusia
berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin, umur, aktivitas, ukuran dan susunan tubuh, iklim
atau suhu udara, kondisi fisik tertentu (sakit) serta unsur lingkungan.Beberapa faktor yang harus
di perhatikan pada lansia antara lain: lingkungan social, gizi (suplemen), pola hidup, pola makan,
membatasi minum kopi dan teh. Ada beberapa cara pengkajian status gizi pada lansia, antara
lain: anamnes, pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, penilaian
antropometri, pengkajian asupan makan perhari, dan pengkajian status gizi biokimia.
B. Saran
Setelah membuat makalah ini, agar pembaca menjadi tahu tentang perkembangan yang terjadi
pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh
kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan
sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar
tidak menyesal di masa tua.
C. Daftar Pustaka
1. Apandi. 2002. Permasalahan Nutrisi pada Lansia. http://pergemi.medindo.com/nutrisi.-
html.
2. Ardiana, Anisah. 2007. Konsep Pertumbuhan dan perkembangan Manusia. Jember: Bagian
Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar (DKKD) Program Studi Ilmu Keperawatan.
3. Direktorat Bina Gizi Masyarakat.2003.Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut Untuk Tenaga
Kesehatan.Jakarta:Departemen Kesehatan.
4. Darmojo.2000.Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) edisi ke-2. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Unifersitas Indonesia.
5. Kurnianingsih,dkk.2007. Tugas Mata Kuliah Gizi Daur Gizi pada Lansia.Surabaya:Universitas
Airlangga.
6. Courtney, Mary. 1997. Terapi Diet dan Nutrisi. Edisi II. Melfiawati (ED). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.