Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH LANSIA (USIA LANJUT)

Disusun Oleh:

SITI DINA DIAN CH

XII - KEPERAWATAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PELITA ALAM

KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BEKASI
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai
menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada manusia
seseorang mengalami kemunduruan fisik, mental dan social sedikit demi sedikit sehingga tidak
dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah
kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi. Lansia atau lanjut usia adalah periode
dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga
masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa
pendapat mengenai usia seorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan
pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia
(WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun, sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah
mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam
dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang
mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung
menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock,
1996 : 439).

B.     Rumusan Masalah


1.      Apa yang dimaksud dengan lansia ?
2.      Apa saja ciri-ciri dari lansia ?
3.      Apa saja kondisi fisik pada lansia ?
4.      Apa saja masalah kesehatan pada lansia ?
5.      Apa saja masalah gizi pada lansia ?
6.      Apa saja kebutuhan gizi pada lansia ?
7.      Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang di hadapai lansia ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari lansia
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri lansia
3.      Untuk mengetahui kondisi fisik pada lansia
4.      Untuk mengetahui masalah pada kesehatan lansia.
5.      Untuk mengetahui masalah gizi pada lansia
6.      Untuk mengetahui kebutuhan gizi pada lansia
7.      Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang di hadapai lansia
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian dari lansia


Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut Bernice Neugarten
(1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas
dengan keberhasilannya. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa
setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 65 tahun ke atas,
tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi
kehidupannya sehari-hari. Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun
merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami
berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis.
Berdasarkan UU Kes. No. 23 1992 Bab V bagian kedua Pasal 13 ayat 1 menyebutkan
bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, dan sosial.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan
proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia
banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
a.       Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 – 59 tahun.
b.      Lanjut usia (alderly) kelompok usia 60 – 74 tahun
c.       Lanjut usia tua (old) kelompok usia 75 – 90 tahun
d.      Usia sangat tua (very old) kelompok usia diatas 90 tahun

Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode
di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah
menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai sari
usia 55 tahun sampai meninggal.

2.      Ciri - ciri lansia


Menurut Hurlock 1980 terdapat beberapa ciri – ciri orang lanjut usia, yaitu :
1.      Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagai dating dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran
dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang
rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
2.      Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek
terhadap lansia. Pendapat - pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan
pendapatnya dari pada mendengarkan pandapat orang lain.
3.      Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala
hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas
dasar tekanan dari lingkungan.
4.      Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan
konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk, karena
perlakuan yang buruk itu mebuat penyesuaina diri lansia menjadi buruk.

3.      Kondisi fisik pada lansia


Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik
yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, energi
menurun, kulit mulai keriput, gigi mulai rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara
umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara
berlipat ganda.

Ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis maupun social,
yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.
Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah :
1.      Kulit : kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi. Dengan demikian,
fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap masuknya kuman terganggu.
Tipis dan keriput disebabkan oleh hilanganya lapisan lemak dibawah kulit, tidak elastic lagi
karena terbentuk jaringan ikat baru dibawahnya.
2.      Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini berkaitan dengan
perubahan degeneratif kulit.
3.      Seks : produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur, selain
itu, produksi hormon pada pria dan wanita yang menurun juga dipengaruhi oleh menopause pada
wanita dan andropause pada pria.
4.      Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah jaringan ikat bertambah,
volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, dan kekuatannya berkurang.
5.      Jantung dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung
berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otot mengalami
kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar
kolesterol tinggi, dan lain-lain. Yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan
trombosit.
6.      Tulang : ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang menurun, akibatnya tulang
menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah patah. Dengan bertambahnya usia, terdapat
peningkatan hilang tulang secara linear
Adapun perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia, antara lain :
1.      Sel
a.       Lebih sedikit jumlahnya
b.      Lebih besar ukurannya
c.       Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
d.      Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
e.       Jumlah sel otak menurun.
f.       Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g.      Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.
2.      Sistem persarafan :
a.       Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya).
b.      Cepatnya menurun hubungan persarafan.
c.       Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
d.      Mengecilnya saraf pancaindra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
pengecilnya saraf pencium dan rasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan rendahnya
ketahanan terhadap dingin.
e.       Kurang sensitive terhadap sentuhan.
3.      Sistem pendengaran
Presbiakuisis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada
telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada – nada yang tinggi, suara yang tidak
jelas, sulit di menegerti kata – kata, 50 % terjadi pada usia diatas 60 tahun.
a.       Membaran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
b.      Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatkan keratin.
c.       Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau
stres.
4.      Sistem penglihatan
a.    Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
b.      Kornea lebih berbentuk sferis
c.       Lensa lebih suram (kekeruhanpada lensa) menjadi katarak. Jelas menyebabkan gangguan
penglihatan.
d.      Meningkatnya amabang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lamabat,
dan susah melihat dalam cahaya gelap.
e.       Hilangnya daya akomodasi.
f.       Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya
g.      Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5.      Sistem kardiovaskuler
a.       Elastisitas didnding aorta menurun.
b.      Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c.       Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun,
hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d.      Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektivitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan
darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
e.       Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah
perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
6.      Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termosta, yaitu
menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya.
Yang sering ditemui antara lain:
a.       Temperatur tubuh menurun (hiportemia) secara fisiologik 350 ini akibat metabolisme yang
menurun.
b.      Keterbatasan refleks menggil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga
terjadi rendahnya aktivitas otot.

4.      Masalah Kesehatan pada lansia


Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa muda, karena
penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit
dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
Menurut Kane dan Ouslander sering desebut dengan istilah 14 I, immobility (kurang bergerak),
instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), incontinence (beser buang air
kecil / air besar), infection (infeksi), impairment of vision and hearing, taste, smell,
communication, convalescence, skin integrity (gangguan panca indera, komunikasi,
penyembuhan, dan kulit), impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi), inanition (kurang
gizi), impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan),
insomnia (gangguan tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), dan impotence
(impotensi). Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia sebagai berikut:
a.      Kurang bergerak
Gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak.
Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan
penyakit jantung dan pembuluh darah.
b.      Istabilitas
Penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan dengan
keadaan tubuh derita) baik karena prosen menua, penyakit maupun proses ekstrinsik (hal-hal
yang berasal dari luar tubuh) seperti obat obatan tertentu dan faktor lingkungan.
c.       Beser
Beser, buang air besar (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati pada lansia,
yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup mengakibtkan
masalah kesehatan atau social. Beser bak merupakan masalah yang sering kali dianggap wajar
dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi baik oleh lansia
tersebut maupun keluarganya.
d.      Gangguan intelektual
Merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang
cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari. Kejadian ini
meningkat dengan cepat mulai usia 60-85 tahun atau lebih, yaitu kurang dari 5% lansia yang
berusia 60-74 tahun mengalami demensia (kepikunan berat) sedangkan pada usia setelah 85
tahun kejadian meningkat mendekati 50%. Salah satu hal yang dapat menyebabkan gangguan
intelektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan intelektual lainnya.
e.       Infeksi
Merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain sering didapati,
juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan di dalam diagnosis
dan pengobatan serta resiko menjadi fatal meningkat pula.
f.       Gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit
Akibat proses menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikina juga gangguan pada
otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkan terganggunya
komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang
minimal.
g.      Depresi
Perubahan status social, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian social serta
perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya depresi pada
lansia. Namun demikian, sering kali gejala depresi menyertai penderita dengan penyakit-
penyakit gangguan fisik, yang tidak dapat diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya, karena
gejala-gejala depresi yang muncul sering kali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua
yang normal ataupun tidak khas.
h.      Kurang gizi
Kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan.
Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi, isolasi
social (terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindera, kemiskinan, hidup
seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang sangat tua dan baru kehilangan pasangan
hidup, sedangkang faktor kondisi kesehatan, berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur,
alkoholisme, obat-obatan, dan lain-lain.
i.        Daya tahan tubuh menurun
Daya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi tubuh yang terganggu
dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak selamanya hal ini disebabkan oleh proses
menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita
(menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut) dapat menyebabkan penurunan daya
tahan tubuh seseorang. Demikian juga penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang,
penurunan fungsi organ-organ tubuh, dan lain-lain.
j.        Impotensi
Merupakan ketidak mampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk
melakukan sanggama yang memuaskan yang terjadi paling sedikit tiga bulan. Menurut
Massachusetts Male Aging Study (MMAS) bahwa penelitian yang dilakukan pada pria usia 40-
70 tahun yang di wawancarai ternyata 52% menderita disfungsi ereksi, yang terdiri dari disfungsi
ereksi total 10%, disfungsi ereksi sedang 25% dan minimal 17%.
k.      Tidak punya uang
Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang secara
perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau
menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan penghasilan. Untuk dapat
menikmati masa tua yang bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu memiliki
uang yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, memiliki
tempat tinggal yang layak, mempunyai peranan di dalam menjalin masa tuanya.
l.        Penyakit obat-obatan
Salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih dari satu jenis
sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia sering menggunakan
obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan timbulnya
penyakit akibat pemakaian obat-obatan yang digunakan.
Penyakit Yang Biasa Diderita Lansia
Usia lanjut memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang terkait dengan menurunnya fungsi
tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan dan lingkungan sekitar. Penyakit-penyakit yang
biasa diderita pada lanisa antara lain;
a. Jantung dan Serangan Jantung
Untuk mencegah dari serangah jantung, bisa dilakukan dengan cara-cara berikut yaitu makan
makanan yang sehat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol dalam darah,
kurangi berat badan jika kita termasuk memiliki berat yang berlebih (overweight), berhenti
merokok, kurangi stress, cukup berolahraga (misalnya jogging dan jalan kaki) atau melakukan
aktifitas fisik yang lain, kurangi konsumsi garam sampai 5 mg (atau sekitar 1 sendok teh dalam
24 jam) dan hindari makanan gorengan dan bergaram.
b. Tekanan darah Tinggi
Untuk mencegah terjadi penyakit tekanan darah tinggi , lakukan aktifitas fisik seperti olahraga
secara teratur, jalan kaki, yoga, atau aerobik yang ringan; jaga berat tubuh agar pada kondisi
ideal, ikuti pola makan sehat seperti makan makanan yang berasal dari buah dan sayuran, susu
rendah kalori, minyak ikan, hindari minuman beralkohol dan soft drink, berhenti merokok dan
kurangi konsumsi garam atau diganti dengan garam diet.
c.       Arthritis (reumatik)
Untuk mencegah penyakit reumatik ini biar tidak kumat antara lain: lakukan latihan fisik dan
berjalan kaki secara teratur, pola makan yang seimbang dan gaya hidup yang sehat dapat
mencegah penyakit ini, minumlah suplemen berupa kalsium dan vitamin D secara teratur bila
tidak tercukupi dari makanan yang dikonsumsi, lakukan olahraga angkat beban ringan secara
teratur, hindari merokok dan alkohol, lakukan tes tulang untuk melihat kondisi tulang kita.
d.      Osteoporosis (tulang rapuh)
Berikut adalah langkah-langkah untuk mencegah tulang menjadi cepat lemah dan rapuh, yaitu
dengan cukup konsumsi kalsium setiap hari; cukup vitamin D setiap hari (dapat diperoleh dari
makanan/minuman atau sinar matahari); makan makanan yang sehat yang mengandung vitamin
A, Vitamin C, magnesium, seng dan protein , yang dapat berasal dari susu, buah-buahan dan
sayuran hijau dan berdaging; selalu aktif secara fisik dapat membantu kesehatan tulang; jangan
merokok karena bisa merusak tulang dan menurunkan kadar estrogen dalam tubuh; dan hindari
pekerjaan-pekerjaan atau aktifitas yang beresiko besar untuk terjatuh.
e.      Diabetes
Untuk mengontrol diabetes, lakukan latihan setiap pagi misalnya berjalan pagi, jogging dengan
intensitas kecil atau sedang, atau aerobik ringan; pilihlah makanan-makanan yang sehat (rendah
lemak, rendah kalori dan rendah garam); hindari konsumsi gula dan sirup, pilihlah gula diet;
konsumsi sayuran dan buah segar, ganti soft drink dengan jus buah tanpa gula atau air putih;
makan makanan dan snack yang sesuai (rendah gula) pada waktu-waktu tertentu dalam sehari
agar kadar gula darah bisa terjaga; dan yang terakhir yaitu selalu lakukan kontrol ke dokter.
f.       Kanker
Untuk mencegah kanker: berhentilah merokok, konsumsi buah dan sayur secukupnya yang dapat
mempunyai efek melindungi dari kanker (sebagai antioksidan), konsumsi teh hijau  secangkir
sehari secara teratur dapat mencegah kanker dan juga melindungi jantung, aktifitas fisik secara
teratur dan menjaga berat badan, juga menghindari bahan-bahan makanan yang mempunyai efek
karsinogenik dan menghindari dari bahan-bahan atau sumber radiasi.
g.      Ginjal
Sakit ginjal dapat dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal, menjaga berat badan,
kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup, kurangi minum kopi, hindari minuman
beralkohol, tidak merokok atau menggunakan produk tembakau.
h.      Pembesaran prostat
Untuk mencegahnya yaitu dengan teratur melakukan olahraga ringan, makan makanan yang
bergizi seperti sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan, labu, tomat, ikan
dan minyak ikan), mengikuti pola makan sehat, tidak merokok, tidak begadang, kurangi
makanan pedas yang berlebihan, dan memeriksakan ke dokter secara berkala.
i.        TBC
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroba. Untuk pencegahannya yaitu hidup
bersih dan sehat, mencuci tangan setelah berada di sekitar orang yang mengidap penyakit batuk
kronik, konsumsi makanan yang kaya akan vitamin, mineral, kalsium, protein dan serat, hindari
berada cukup dekat dengan orang yang sedang batuk, olahraga teratur di tempat yang berudara
segar dan sejuk. Lakukan pemeriksaan jika menderita batuk agak lama.

j.        Penyakit mata


Penyakit mata atau katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang lansia. Pencegahannya
yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A, C dan E seperti buah-buahan, sayur-
sayuran, dan ikan. Kandungan katekin dalam teh hijau juga membantu mencegah terjadinya
katarak. Istirahatkan mata selama selama 5-30 menit jika kita sedang membaca (caranya:
menutup mata atau menghadap ke suatu arah tertentu, bernapas dalam dan menutup mata dengan
telapak tangan). Gunakan kacamata gelap jika sedang berada di luar di siang hari.
k.      Alzheimer (penyakit pikun)
Agar tidak pikun, mulailah rajin berolahraga yang ringan, konsumsi makanan yang bergizi
seperti serealia utuh (yang banyak kandungan vitamin B nya), ikan dan minyak ikan, teh,
sayuran dan buahan (misalnya buah delima), makanan yang mengandung vitamin D (misalnya
telur, susu), selalu aktif berpikir, tidur teratur dan cukup, serta melindungi otak dari ancaman
cedera atau yang lainnya. Contoh lain dari menu lansia dalam satu hari misalnya sebagai berikut.

5.      Masalah gizi pada lansia


a.      Kegemukan atau obositas
Keaadaan ini disebabkan karena pola konsumsi yang berlebihan, banyak mengandung (lemak,
protein dan karbohidrat) yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Kegemukan ini biasanya terjadi
sejak usia muda bahkan sejak anak-anak. Seseorang yang sejak kecil sudah gemuk mempunyai
banyak sel lemak yang bilamana konsumsi meningkat cenderung sel lemak itu diisi kembali
sehingga mudah menjadi gemuk. Proses metabolisme yang menurun pada usia lanjut, bila tidak
diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik atau penurunan jumlah makanan, sehingga kalori
yang berlebih akan di ubah menjadi lemak yang mengakibatkan kegemukan.
Kegemukan atau obesitas akan meningkatkan resiko menderita penyakit jantung koroner 1-3
kali, penyakit hipertensi 1,5 kali, diabetes mellitus 2,9 kali dan penyakit empedu 1-6 kali.
Beberapa penyakit yang dihubungkan dengan kegemukan atau obesitas antara lain :
1.      Penyakit jantung koroner (PJK)
Menurut Kennedy penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi) seperti organ
tubuh lain, tetapi malahan terjadi hipertrofi. Pada batas umur 30-90 tahun, masa jantung
bertambah ± 1 g per tahun pada laki-laki dan ± 1,5 g per tahun pada wanita. Konsumsi lemak
jenuh dan kolesterol yang berlebihan dapat meningkatkan resiko penyakit jantung koroner.
Selain itu, kegemukan dan obesitas juga merupakan faktor resiko penting yang memengaruhi
terjadinya penyakit jantung koroner.
2.      Hipertensi
Berat badan yang berlebih akan meningkatkan beban jantung untuk memompa darah keseluruh
tubuh. Akibatnya tekanan darah cenderung lebih tinggi. Di samping itu, pembuluh darah pada
usia lanjut lebih tebal dan kaku (arteriosklerosis) sehingga tekanan darah akan meningkat. Bila
disertai adanya plak di dinding dalam arteri dapat menyebabkan sumbatan pembuluh darah yang
dapat menyebabkan strok (pecahnya pembuluh darah).

3.      Diabetes mellitus


Adalah suatu keadaan/kelainan di mana terdapat gangguan metabolism karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan karena kekurangan insulin atau tidak berfungsinya insulin. Hal ini dapat
menyebabkan gula darah tertimbun dalam darah (hiperglikemia) dengan berbagai akibat yang
mungkin terjadi. Pada orang gemuk atau obesitas, hiperglikemia terjadi karena insulin yang
dihasilkan tidak memenuhi kecukupan.
4.      Sirosis hepatitis
Pada usia lanjut sirosis menunjukkan perjalanan penyakit dan gejala penyakit seperti yang
terdapat pada dewasa lain. Lemak yang berlebihan akan ditimbun dalam hati yang akan
menyebabkan terjadinya perlemakan hati, dan memicu terjadinya penyakit sirosis hepatitis.
Disamping itu, sirosis hepatitis juga disebabkan karena radang hati (hepatitis) akibat kebiasaan
minum alcohol yang berlebih. Sirosis ini dapat berkembang menjadi kanker hati.

b.      Kurang energi kronis (KEK)


Kurangnya nafsu makan yang berkepanjangan pada usia lanjut dapat menyebabkan penurunan
berat badan yang drastis. Pada orang tua, jaringan ikat mulai keriput sehingga kelihatan makin
kurus. Disamping kurangnya karbohidrat, lemak dan protein sebagai zat gizi makro maka
penderita KEK biasanya disertai kekurangan zat gizi makro lain lain.
Penderita dengan penyakit infeksi kronis dan keganasan berat badannya juga menurun (misalnya
pada TBC, kanker). Seseorang dikatakan menderita KEK, bila IMT < 17, selain itu dari
pemeriksaan klinis dapat terlihat bahwa orang tersebut sangat kurus dan tulang-tulangnya
menonjol. Penyebab kurang energy kronis (KEK) pada usia lanjut antara lain :
1.      Makan tidak enak karena berkurangnya fungsi alat perasa dan penciuman.
2.      Banyak gigi yang tanggal/ompong sehingga untuk makan terasa sakit.
3.      Nafsu makan berkurang karena kurang aktivitas, kesepian, depresi, penyakit kronis, efek
samping dari obat, alcohol dan rokok.

c.       Osteoporosis (Keropos Tulang)


Masa tulang telah mencapai maksimum pada usia sekitar 35 tahun untuk wanita dan 45 tahun
untuk pria. Bila konsumsi kalsium kurang, dalam jangka waktu lama akan timbul osteoporosis.
Osteoporosis pada wanita terjadi setelah dua tahun menopause. Hal ini karena masa tulang
wanita lebih kecil dari pada pria dan pengaruh penurunan hormone estrogen pada wanita yang
telah mengalami menopause. Akibatnya tulang sangat rapuh dan mudah terjadi patah tulang,
bilamana mengalami jatuh. Kekurangan kalsium dalam waktu lama dapat menyebabkan
osteoporosis.

d.      Gout
Gout dapat timbul sebelum usia lanjut yang akan berlangsung sampai usia lanjut. Gout ini lebih
sering terjadi pada pria. Kelainan metabolism protein yang menyebabkan asam urat dalam darah
meningkat. Kristal asam urat akan menumpuk di persendian yang menyebabkan rasa nyeri dan
bengkak di sendi. Daerah sasaran gout yaitu ibu jari kaki, telapak kaki, pergelangan dan lutut.
Pada kulit sekitar permukaan sendi yang terserang membengkak dan hangat dengan warna
kemerahan → tua → ungu.
Pada penderita gout perlu pembatasan konsumsi protein agar kadar asam urat dalam darah
menurun. Selain itu, asam urat yang berlebih dapat menjadi pencetus terjadinya batu ginjal.
6.      KEBUTUHAN GIZI LANSIA

A.    Kebutuhan Gizi


Kebutuhan gizi bagi setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin, umur,
aktivitas, ukuran dan susunan tubuh,iklim atau suhu udara,kondisi fisik tertentu (sakit) serta
unsure lingkungan. Kecukupan atau konsumsi gizi manula berbeda dengan kecukupan gizi pada
usia muda. Namun kebutuhan nutrisi manusia sama pada usia 40, 50, 60, dan sesudahnya seperti
ketika masih berusia sedikit muda dengan sedikit variasi.
a.      Energi
Pada manusia , kebutuhan energi menurun sehubungan dengan meningkatnya usia. Hal ini
disebabkan banyak sel,yang sudah kurang aktif yang mengakibatkan kegiatan fisik juga
menurun. Dalam “Widya Karya Pangan Dan Gizi Tahun 1988” disebut kecukupan gizi yang
dianjurkan untuk pria manula adalah sebesar 2.100 kalori dan wanita 1.700 kalori. Kebutuhan
kalori akan mulai menurun pada usia 40-49 tahun sekitar 5%,pada usia 50-59 tahun dan usia 60-
69 tahun menurun 10%.
b.      Protein
Fungsi protein pada manula tidak lagi untuk pertumbuhan, tetapi untuk pemeliharaan dan
pengganti sel-sel yang rusak,serta pengaturan fungsi fisiologis tubuh. Pada usia tua tubuh lebih
tergantung pada asam-asam amino esensial. Dianjurkan kecukupan protein usia lanjut dipenuhi
dari protein yang berkualitas baik seperti susu, telur, daging karena kecukupan asam amino yang
pentingnya pada usia lanjut meningkat. Jumlah protein pada usia lanjut meningkat. Jumlah
protein yang diperlukan bagi laki-laki lanjut adalah 49 g per hari dan perempuan sebesar 41 g
perhari. Pada usia lanjut tidak diperlukan jumlah konsumsi protein yang berlebih karena akan
memberikan fungsi ginjal dan hati,sebaiknya konsumsi protein asal hewani atau nabati adalah 10
% dari total kebutuhan total kalori perhari.
c.       Hidrat Arang
Penggunaan hidrat arang relatif menurun pada manula karena kecukupan kalori juga
menurun. Dianjurkan 50% dari total energy berasal dari hidrat arang.
d.      Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang. Lemak yang berlebih dapat disimpan
dalam tubuh sebagai cadangan tenaga, dan bila sangat berlebih akan disimpan sebagai lemak
tubuh. Konsumsi yang berlebih pada manula dihindari karena dapat meningkatkan kadar lemak
tubuh,khususnya kadar kolesterol darah.

e.       Vitamin
Kebutuhan vitamin pada manula tidak jauh berbeda dengan kebutuhan pada waktu
muda,kecuali niasin,riboflavin,dan tiamina. Kecukupan ketiga vitamin itu tergantung dari jumlah
yang diperlukan. Pada manula, konsumsi vitamin seperti riboflavin ,tiamina,vitamin B6 asam
folat, Vitamin C dan D, dan vitamin E dari makanan perlu mendapat perhatian yang khusus
terutama bagi mereka yang menginjak usia menopause (50 tahun ke atas) memerlukan vitamin-
vitamin antioksidan seperti Vitamin A dan Vitamin E (400-600 unit/hari).
f.       Mineral
Pada prinsipnya, mineral memang dibutuhkan sedikit,tetapi pada manula sering dijumpai
masukan makanan kurang dalam beberapa jenis mineral seperti zat besi, kalsium. Kalsium yang
dibutuhkan pada usia 19-50 tahun 1.000 mg, sedangkan untuk usia lebih dari 51 tahun,kebutuhan
kalsium sebesar 1.200 mg.
g.      Air dan Serat
Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia. Dengan berkurangnya kemampuan
ginjal maka air punya peranan penting sebagai pengangkut sisa pembakaran tubuh dan
mendorong peristaltic usus. Dianjurkan manula mengonsumsi cairan minimum 6-8 gelas sehari.
Serat dalam makanan akan membantu mendorong peristaltic usus dan dapat mencegah konstipasi
pada manula.

B.     Angka Kecukupan Gizi Lansia


Kecukupan gizi usia lanjut berada dengan usia muda. Kebutuhan gizi sangat
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas/kegiatan, postur tubuh, aktivitas fisik dan mental
(termasuk pekerjaan) sehari-hari, iklim/suhu udara,kondisi fisik tertentu (masa
pertumbuhan,sedang sakit) dan unsure lingkungan (misalnya bekerja dibahan dengan bahan
nuklir). Konsumsi makan yang cukup dan seimbang akan brmanfaat bagi usia lanjut untuk
mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit degenerative seperti penyakit
jantung,ginjal,diabetes mellitus arthritis dan lain-lain atau kekurangan gizi yang seyogianya
telah dilakukan sejak muda. Adapun kebutuhan zat-zat gizi pada usia lanjut:
1.      Kalori
Kebutuhan energy pada usia lanjut menurun sehubungan dengan penurunan metabolism
basal (sel-sel banyak yang inaktif) dan kegitan fisik cenderung menurun. Kebutuhan kalori akan
menurun sekitar 5% pada usia 40 – 49 tahun dan 10% pada usia 50-59 tahun serta 60-69 tahun.
2.      Protein
Untuk usia lanjut protein berfungsi untuk mengganti sel-sel jaringan-jaringan yang rusak
serta mengatur fungsi fisiologi tubuh. Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein terutama dari
protein hewani dan nabati dengan perbandingan 1:3,.Jumlah protein yang diperlukan untuk laki-
laki usia lanjut (60 tahun)adalah 55 g per hari dan wanita usia lanjut 48 g per hari. Hindarkan
konsumsi protein yang berlebih karena akan memberatkan fungsi ginjal dan hati. Protein
diperlukan lebih pada usia lanjut yang menderita penyakit infeksi serta mengalami setres berat.

3.      Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang. Lemak berlebih disimpan dalam
tubuh sebagai cadangan tenaga dan bila berlebih akan ditimbun sebagai lemak tubuh. Konsumsi
lemak yang berlebih tidak dianjurkan pada usia lanjut karena dapat meningkat kadar lemak
dalam tubuh khususnya kadar kolesterol darah.Kebutuhan lemak usia lanjut lebih sedikit.
Konsumsi lemak dibatasi jangan lebih dari seperempat kebutuhan energi. Pada usia lanjut di
anjurkan untuk mengonsumsi asam lemak tak jenuh(berasal dari nabati). Dan pembatasan
konsumsi lemak untuk usia lanjut karena meningkat:
  Berkurangnya aktivitas tubuh.
  Berkurangnya produksi enzim sehingga pencernaan lemak tidak sempurna akan membebani
lambung dan usus.
  Bisa menyebabkan arterosklerosis bila mengonsumsi asam lemak jenuh yang tinggi.
4.      Vitamin
Untuk usia lanjut dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan kaya vitamin
A,D,E untuk mencegah penyakit degeneratif(sebagai antioksida).Selain itu,mengonsumsi
mkanan yang banyak mengandung vitamin B12,asam folat dan B1 juga dianjurkan,untuk
menanggulangi resiko penyakit jantung. Adapun kebutuhan vitamin untuk usia lanjut per orang
per hari Adalah:
  Vitamin wanita 500 RE dan laki-laki 600 RE.
  Vitamin B1 1,0 ug.
  Vitamin B6 wanita 1,6 ug dan laki-laki 2,0 ug.
  Vitamin B12 1,0 ug.
  Asam Folat wanita 150 ug dan laki-laki 170 ug.
  Vitamin C60 ug.
  Vitamin D5 ug.
  Vitamin E wanita 8 ug dan laki-laki 10 ug.
5.      Mineral
Pada usia lanjut di anjurkan mengonsumsi makanan fe,Zn,selenium, dan kalsium untuk
mencegah anemia dan pengeroposan tulang terutama pada wanita. Adapun kebutuhan mineral
untuk usia lanjut perhari adalah:
  Kalsium wanita 500 mg dan laki-laki 600mg.
  Zat besi wanita 14 ug dan laki-laki 13 ug.
  Natrium (NaCl)2,8-7,8 g.
  Seng (Zn) 15 ug.
  Selenium wanita 55 ug dan laki-laki 70 ug.
Dianjurkan pada usia lanjut dengan tekanan darah tinggi mengonsumsi NaCl sejumlah 3 g per
orang per hari karena dapat membantu menurunkan tekanan darah.

C.    Peranan Gizi Bagi Lansia


Peranan Energi
         Energi untuk diukut dengan kalori dan menghasilkan dari karbohidrat,protein, dan lemak.
         Kelebihan energi dapat memengaruhi terjadinya penyakit degeneratif,karena energy ini
disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
         Penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya lebih banyak terdapat pada orang-orang
dengan energi yang berlebihan.
         Kekurangan energi mengakibatkan berat badan rendah yang dapat mengakibatkan fungsi
umum menurun,seperti menurunnya daya tahan dan kesanggupan kerja.

Peranan Protein
         Pada usia lanjut fungsi protein yang di konsumsi tubuh tidak lagi untuk pertumbuhan.
Peranan protein yang utama adalah memelihara dan mengganti sel-sel jaringan yang
rusak,pengatur fungsi fisiologi organ tubuh.
         Kebutuhan protein pada usia lanjut didasarkan kepada kebutuhan orang dewasa muda pada
umur 25 tahun,yaitu pada pria 0,95g/kg berat badan/hari sedangkan pada wanita 0,87 g/kg berat
badan/hari.
         Kecukupan protein yang dianjurkan untuk orang indosnesia adalah 50 g/hari untuk pria
dengan umur 60 tahun ke atas dan 44g/hari untuk wanita dengan umur 60 tahun ke atas.
         Dianjurkan kebutuhan protein pada usia lanjut dipenuhi dari protein yang bernilai biologi
tinggi seperti telut, akan dan lain-lain karena kebutuhan asam-asam amino esensial meningkat
pada usia lanjut.Tetapi konsumsi protein yang berlebihan tidak bermanfaat Karena akan dapat
memberatkan fungsi ginjal dan hati.

Peranan lemak
         Lemak merupakan sumber energi yang dapat disimpan di dalam tubuh sebagai cadangan
energy.
         Konsumsi lemak yang berlebihan pada usia lanjut tidak dianjurkan karena dapat
meningkatkan kadar lemak dalam tubuh, khususnya kadar kolesterol darah.
         Masukan lemak melalui makanan dianjurkan tidak melebihi 30% dari jumlah total energi
yang dibutuhkan.Untuk bangsa Indonesia konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 25% dari
energi yang di butuhkan.

Peranan Mineral
Mineral dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun peranannya sangat penting dalam berbagai
proses metabolik dalam tubuh,sehingga bila mengonsumsi mineral kurang dari kebutuhan akan
dapat mengganggu kelangsungan proses tersebut.

Peranan Serat
         Pada manula serat diperlukan memungkinkan proses buang air besar menjadi teratur dan
menghindari berbagai penyakit.
         Fungsi serat dalam usaha pencegahan penyakit yaitu mencegah penyakit jantung
koroner,kanker usus besar,penyakit diabetes melitus,penyakit divertikular (penonjolan bagian
luar usus), dan mencegah kegemukan.

Peranan Vitamin
Secara umum vitamin mempunyai fungsi yaitu mengatur berbagai proses metabolisme
dalam tubuh,mempertahankan fungsi berbagai jaringan,memengaruhi pertumbuhan dan
pembentukan sel-sel baru dan membentuk pembuatan zat-zat tertentu dalam tubuh.

D.    Menu Seimbang bagi Lansia


Menu seimbang usia lanjut adalah susunan makanan yang mengandung cukup semua unsure gizi
yang di butuhkan para usia lanjut. Syarat menu seimbang untuk manula sehat:
1.      Mengandung zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan.
2.      Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh usia lanjut adalah 50% dari hidrat arang
yang merupakan hidrat arang konpleks (sayuran,kacang-kacangan,dan biji-bijian).
3.      Jumlah lemak dalam makanan dibatasi,yaitu 25-30% dari total kalori.
4.      Jumlah protein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan usia lanjut yaitu 8-10% dari total
kalori.
5.      Dianjurkan mengandung tinggi serat yang bersumber pada buah,sayur dan bermacam-macam
pati,yang konsumsi dengan jumlah secara bertahap.
6.      Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium,seperti susu nonfat,yoghurt,ikan dan lain-
lain.
7.      Makanan mengandung tinggi zat besi yang bersumber dari protein hewani.
8.      Membatasi penggunaan garam seperti monosodium glutamate,sodium bikarbonat,sodium
sistrate.
9.      Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar dan
mudah di cerna.
10.  Hindari bahan makanan yang mengandung tinggi alkohol.
11.  Makanan seaiknya yang mudah di kunyah seperi makanan lembek.

E.     Suplemen dan Lansia


Suplemen yang banyak ditawarkan pada lansia umumnya adalah suplemen yang berkaitan
dengan daya ingat,ketahanan tubuh,awet muda,mencegah penyakit,dan memperpanjang
umur.Pada produsen suplemen ini.Suplemen untuk fungsi kognitif misalnya,merupakan jenis
suplemen yang cukup menarik orang dewasa dan lanjut usia. Lansia mungkin membutuhkan
suplemen,mengingat kondisi mereka yang menurun,akan tetapi perlu di perhatikan secara
seksama mengenai penggunaannya.Salah-salah akibatnya justru akan berbahaya bagi lansia itu
sendiri.Suplemen makanan (nutraceutical)yang bersifat fungsional dalam meningkatkan stamina
dan ketahanan tubuhnya.Atau mungkin akan lebih baik jika mengonsumsi makanan yang bersifat
fungsional dengan kandungan antioksida yang tinggi atau juga suplemen kalsium.
Perbaikan setatus gizi tubuh melalui makanan dan minuman dan ditambah dengan extra
antioxidan merupakan benteng strategis dalam memperlambat proses penuaan.Antioksidan dapat
diperoleh dengan mudah melalui konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang mencapai 400-
800g/hari.
Angka Kecukupan Energi Dan Zat Gizi Yang Dianjurkan Untuk Lansian Dalam Sehari
Komposisi Laki-laki Perempuan
Energi (Kal) 1960 1700
Protein (gram) 50 44
Vitamin A (RE) 600 500
Thiamin (B1) (mg) 0.8 0.7
Riboflavin (B2)(mg) 1.0 0.9
Niasin (B3) (mg) 8.6 7.5
Vitamin B12 (mg) 1.0 1.0
Asam folat 170 150
(mikrogram)
Vitamin C (mg) 40 30
Kalsium (mg) 500 500
Fosfor (mg) 500 450
Besi (mg) 13 16
Seng (mg) 15 15
Iodium (mikrogram) 150 150

F.     Faktor-faktor yang harus di perhatikan pada lansia


a.      Lingkungan Sosial
Sosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya untuk menghindari terjadinya depresi, stres, paranoia,
dan gangguan lain dengan cara :
         Melakukan komunikasi dengan keluarga, teman maupun tetangga sekitar.
         Melakukan aktivitas yang sesuai minat dan kemampuannya untuk mengisi waktu luang.
         Berkumpul bersama teman-teman semasa sekolah/kerja dan membuat teman baru untuk
menggantikan mereka yang telah meninggal atau yang telah pindah.
Adapun bagi keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang lanjut usia :
         Memberikan kenyamanan dengan suasana keluarga yang bahagia dan harmonis.
         Memberikan semangat dalam diri lansia untuk tetap berproduktivitas dalam hidupnya.
         Memberikan semangat dalam hal spiritual untuk mengurangi perasaan takut/khawatir dalam
diri lansia.

b.      Gizi (Suplemen)


    Untuk menjaga kondisi kesehatan yang prima dan tetap produktif di hari tua, butuh zat gizi
yang cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, sehingga kesadaran akan
perlunya menjaga konsumsi yang bergizi seimbang seharusnya memang dimulai sejak usia muda
sehingga setelah di usia lanjut masalah gizi dapat di tanggulangi dengan baik.
    Makana yang bervariasi dengan sekurang-kurangnya tiga sajian sayur-sayuran, dua sajian
buah-buahan dan enam sajian hasil padi-padian setiap hari dapat di berikan untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi lansia dan pemilihan makanan yang berbeda dari setiap kelompok makanan
merupakan metode yang paling baik untuk memastikan masukan zat gizi yang cukup.
    Untuk mengatasi perubahan fungsi saluran pencernaan maka di sarankan untuk mengonsumsi
makanan berserat tinggi setiap hari dan minum paling sedikit delapan gelas cairan seperti air, jus,
dan lain-lain setiap haru untuk melembutkan feces.
    Untuk suplementasi tidak ada suplemen kecuali kalsium yaitu 1.000-1.500 mg/hari yang
membutuhkan secara rutin oleh manula atau orang dewasa. Namun jika penilaian menunjukan
defisiensi spesifik maka suplemen mungkin dibutuhkan untuk mengoreksinya.

c.       Pola Hidup


Pada usia lanjut 90% tingkat kesegaran jasmaninya rendah terutama pada komponen daya tahan
kardio respirasi dan kekuatan otot. Maka hal yang dapat dilakukan lansia untuk memperbaiki
fungsi kardiovaskular dan menimbilkan perasaan segar adalah melakukan olahraga adalah satu
bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh yang baik/positif terhadap kemampuan fisik
seseorang apabila dilakukan secara baik dan benar. Melakukan latihan fisik yang baik dapat
bermanfaat sebagai upaya promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif dan apabila ditinjau secara
fisiologi, psikologi dan social memberikan dampak secara langsung dan jangka panjang.
Manfaat Fisiologi :
1.      Dampak langsung dapat membantu :
  pengaturan kadar gula rendah;
  merangsang adrenalin dan nonadrenalin;
  peningkatan kualitas dan kuantitas tidur;
2.      Dampak jangka panjang dapat meningkatkan :
  Daya tahan aerobik/kardiovaskular;
  Kekuatan otot rangka;
  Kelenturan;
  Keseimbangandan koordinasi gerak;
  Kelincahan gerak;

Manfaat Psikologis :
1.      Dampak langsung dapat membantu :
  Member perasaan santai;
  Mengurangi ketegangan dan kecemasan;
  Meningkatkan perasaan senang.
2.      Dampak jangka panjang dapat meningkatkan :
  Kesegaran jasmani dan rohani secara utuh;
  Kesehatan jiwa;
  Fungsi kognitif;
  Penampilan dan fungsi motorik;
  Keterampilan.

Manfaat Sosial :
1.      Dampak langsung dapat membantu :
  Pemberdayaan usia lanjut;
  Peningkatan integritas social dan kultur.
2.      Dampak jangka panjang dapat meningkatkan :
  Keterpaduan;
  Hubungan kesetiakawanan social;
  Jaringan kerja sama social budaya;
  Pertahanan peran dan pembentukan peran baru;
  Kegiatan antargenerasi.

Pemenuhan Kebutuhan Istrahat


Biasanya pada usia lanjut terjadi gangguan pola tidur sehingga dapat menyebabkan
perubahan fisik. Maka untuk dapat memberikan kebutuhan istrahat yang cukup untuk menjaga
kesehatan lansia maka dapat dilakukan:
1.      Memberikan tempat tidur yang nyaman.
2.      Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas darai bau-bauan.
3.      Memberikan minum hangat sebelum tidur misalnya susu hangat.

Pola Makan
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan
jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas
masyarakat tertentu. Pola makan yang tidak seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan zat
gizi yang masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau sebaliknya
pola konsumsi yang tidak seimbang juga mengakibatkan zat gizi tertentu berlebih dan
menyebabkan terjadinya gizi lebih. Asupan zat gizi yang tepat berperan dalam menciptakan
kesehatan lansia secara optimal, kecukupan gizi akan terpenuhi jika para lansia memerhatikan
pola makan yang beragam dan bergizi seimbang. Pengurangan waktu makan dapat menyebabkan
zat gizi menjadi tidak seimbang. Dengan demikian, adanya lansia yang tidak teratur makannya
dapat menyebabkan tidak seimbang konsumsi zat gizi yang akan berpengaruh pada status
gizinya. Pengaturan makan untuk usia lanjut sebagai berikut :
a.       Jadwal waktu makan dibuat lebih sering dengan porsi kecil.
b.      Banyak minum dan kurangi garam.
c.       Membatasi asupan makanan sumber kalori untuk menjaga berat badan tetap dalam batas
normal.
d.      Memilih jenis makan yang mengandung serat agar buang air besar menjadi mudah dan
teratur.
e.       Bagi mereka yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
  Makanlah makanan yang mudah dicerna;
  Hindari makanan yang terlalu manis dan gurih;
  Bila ada kesukaan mengunyah, makanan harus lunak/dicicang.
  Makanan selingan diberikan pada jam 10.00 pagi dan jam 16.00 sore.

Membatasi Minum Kopi dan Teh


Sebaiknya pada usia lanjut minum kopi atau teh yang diencerkan. Teh dan kopi encer baik
pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.

Pengkajian Status Gizi Lansia


Keadaan gizi seseorang memengaruhi penampilan, pertumbuhan dan perkembangan,
kondisi kesehatan, serta ketahanan tubuh terhadap penyakit. Mengkaji status gizi usia lanjut
sebaiknya menggunakan lebih dari satu parameter, sehingga hasil kajian lebih mendekati atau
lebih akurat. Hal-hal yang dilakukan guna menghasilkan kajian yang akurat dengan jalan
melakukan :
1.      Anamnesis
Dalam anamnesis yang perlu digali dari usia lanjut dan keluarganya antara lain:
         Riwayat asupan makanan, termasuk pola makanan, kebiasaan makan, makanan yang disukai
atau tidak disukai, alergi makanan, dan lain-lain.
         Faktor sosial, ekonomi dan budaya.
         Riwayat penyakit yang pernah diderita.
         Obat-obatan yang diminum saat itu maupun sebelumnya.
         Riwayat kebiasaan buang air besar dan buang air kecil.
2.      Pemeriksaan Tanda Vital
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan tanda vital adalah:
         Derajat penurunan atau perubahan kesedaran.
         Pemeriksaan tekanan darah dan frekuensi jantung atau nadi yang dilakukakan dalam posisi
berbaring, duduk dan berdiri.
         Pemeriksaan frekuensi napas untuk mengetahui apakah ada asidosis.
3.   Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada usia lanjut meliputi:
a.       Tanda-tanda klinis kurang gizi atau lebih
  Kurang gizi : sangat kurus, pucat atau bengkak.
  Gizi lebih : gemuk atau sangat gemuk (obesitas)
b.      Sistem kardiovaskular.
c.       Sistem pernapasan.
d.      Sistem gastrointestinal.
e.       Sistem genitourinarius.
f.       Sistem musculoskeletal.
g.      Sistem metabolik atau endokrin.
h.      Sistem neurologis atau psikiatik.
4.   Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendukung diagnosis penyakit serta untuk
menentukan entervensi gizi, pemeriksaan laboratorium antara lain:
a.       Darah : Hb, kolesterol total, HDL, LDL, gula darah, urrum, creatimin, asam urat dan
trigliserida serta kadar vitamin dan mineral.
b.      Urine : Glukosa atau kadar gula, albumin.
c.       Faces : fungsi pencernaan, serat dan lemak.
5.   Penilaian Antropemetri
Tinggi badan menurun dengan kecepatan 0,03 cm per tahun sampai usia 45 tahun dan 0,28 cm
per tahun. Susutan ini ditaksir sebanyak 12% (lelaki) dan 25% (wanita), yang kemudian tampak
sebagai osteoporosis dan kifosis. Berat badan sebaiknya ditimbang setiap minggu bagi lansia
yang dirawa di rumah sakit, atau diasuh di panti wreda : dan cukup 2-3 bulan sekali bagi mereka
yang masih sanggup melakukan kegiatan fisik.Berbagai cara pengukuran antropometri dapat di
gunakan untuk menentukan status gizi. Cara lain yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi
usua, yaitu dengan mengukur tinggi lutut (knee high). Cara pengukuran antropometri lansia
antara lain:
a.       Menghitung indeks masa tubuh (IMT)
Status gizi ditentukan bila IMT :
Untuk Wanita Untuk Laki-Laki
Normal 17-23 Normal 18-26
Kegemukan 23-27 Kegemukan 25-27
Obesitas > 27 Obesitas >27

b.      Menggunakan rumus Brocca


Cara ini digunakan untuk mengukur berat badan ideal dengan menggunakan rumus :
BB Ideal = (TB-100)-10% (TB-100)
Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%. Bila > 10% sudah kegemukan dan bila >20%
terjadi obesitas.
c.       Menghitung tinggi lutut
Mengitung tinggi lutut di gunakan pada usia lanjut yang tulang punggunya terjadi osteoporosis
(keropos), sehingga terjadi penurunan tinggi badan sesungguhnya dengan rumus :
Tinggi Badan (laki-laki) = 59,01 + (2,08 x Tinggi Lutut)
Tinggi Badan (Perempuan) = 75,00 + (1,91 x Tinggi Lutut)

6.      Pengkajian Asupan Makanan Per Hari


Untuk mengetaui konsumsi makanan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Metode
kualitatif dilakukan untuk mengetahui pola makan dan metode kuantitatif untuk mengetahui
jumlah asupan makanan per hari.
Secara kuantitatif dapat dilakukan dengan metode food recall, food record serta food weighing,
sedangkan metode kualitatif dilakukan dengan menanyakan frekuensi makan dan riwayat
makanan. Dalam pengkajian asupan makanan, ada empat tingkat kegiatan, yaitu:
a.       Pengukuran asupan makanan;
b.      Pengukuran asupan zat gizi;
c.       Perhitungan absorbs zat gizi; dan
d.      Membandingkan antara asupan zat gizi dan kebutuhannya.

7.      Pengkajian Status Gizi Biokimia


Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai
organ serta penurunan fungsi tubuh:
1.      Masao tot yang berkurang dan masa lemak yang bertambah, mengakibatkan jumlah cairan
tubuh juga berkurang, sehingga kulit kelihatan ngerucut dan kering, wajah keriput serta muncul
gari-garis yang menetap. Oleh sebab itu, pada usia lanjut sering kali terlihat kurus.
2.      Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada usia lanjut sehingga dihubungkan dengan
kekurangan Vitamin A, Vitamin C, dan asam folat. Adapun gangguan pada indera pengecap
yang dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn dapat menurunkan nafsu makan.
3.      Dengan banyaknya gigi gerigi yang sudah tanggal mengakibatkan gangguan fungsi
mengunyah yang berdampak pada kurangnya asupan gizi pada lansia.
4.      Penurunan mobilitas usus menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut
kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan usia lanjut. Penurunan mobilitas usus juga dapat
menyebabkan susah buang air besar yang dapat menyebabkan wasir.
5.      Akibat proses menua kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga
berkurang. Akibatnya dapat terjadi pengeceran natrium sampai dapat terjadi hiponetremia yang
menimbulkan rasa lelah.
6.      Makanan yang dihadapi oleh semua mausia dan juga seluruh umat manusia adalah proses
menua atau penuaan. Dalam tubuh terjadi perubahn-perubahan structural yang merupakan proses
degeneratif.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
  Pada usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia.Orang
yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri-ciri khas, diantaranya usia lanjut merupakan
periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, menua
membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia. Pada lansia biasanya
mengalami kemundaran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat
melakukakan tugasnya sehari hari lagi.Masalah-masalah pada lansia yang timbul karena
perubahan yang terjadi pada lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita
semua juga akan mengalami masa-masa ini.Batasan usia lanjut berbeda-beda dari waktu-
kewaktu.Pada lansia terjadi perubahan fisik fisiologis, yang dapat menyebabkan kemunduran
fungsi tubuh akibat proses menua.Pada lansia terjadi kemunduran fisik, seperti rambut memutih,
rontok, kulit menjadi keriput dan tipis, dan lain-lain. Kebutuhan gizi bagi setiap manusia
berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin, umur, aktivitas, ukuran dan susunan tubuh, iklim
atau suhu udara, kondisi fisik tertentu (sakit) serta unsur lingkungan.Beberapa faktor yang harus
di perhatikan pada lansia antara lain: lingkungan social, gizi (suplemen), pola hidup, pola makan,
membatasi minum kopi dan teh. Ada beberapa cara pengkajian status gizi pada lansia, antara
lain: anamnes, pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, penilaian
antropometri, pengkajian asupan makan perhari, dan pengkajian status gizi biokimia.
B.     Saran
Setelah membuat makalah ini, agar pembaca menjadi tahu tentang perkembangan yang terjadi
pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh
kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan
sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar
tidak menyesal di masa tua.
C.    Daftar Pustaka
1.      Apandi. 2002. Permasalahan Nutrisi pada Lansia. http://pergemi.medindo.com/nutrisi.-
html.
2.      Ardiana, Anisah. 2007. Konsep Pertumbuhan dan perkembangan Manusia. Jember: Bagian
Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar (DKKD) Program Studi Ilmu Keperawatan.
3.      Direktorat Bina Gizi Masyarakat.2003.Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut Untuk Tenaga
Kesehatan.Jakarta:Departemen Kesehatan.
4.      Darmojo.2000.Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) edisi ke-2. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Unifersitas Indonesia.
5.      Kurnianingsih,dkk.2007. Tugas Mata Kuliah Gizi Daur Gizi pada Lansia.Surabaya:Universitas
Airlangga.
6.      Courtney, Mary. 1997. Terapi Diet dan Nutrisi. Edisi II. Melfiawati (ED). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai