Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN: SKENARIO TUTORIAL D

Kelompok 7:

Ahmad Muchlisin 702018003

Raga Tetra Putra 702018017

Fransiska Delvia 702018020

Camelia Panache 702018046

Rima Putri 702018050

Tasya Salsabila 702018055

Rahmi Nurbadriya N 702018062

Putri Umniyah 702018075

Azka Nabila Hani 702018076

Shafa Almira 702018097

Pembimbing:

dr. Sheila Yonaka Lindri, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2019/2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Sistem Pernafasan adalah blok ketiga belas di semester IV

dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sistem Medis

Pendidikan, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah, Palembang

Salah satu strategi pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi

(CBC) sistem adalah Problem Based Learning (PBL). Tutorial adalah

penerapan metode Problem Based Learning (PBL). Dalam

siswa tutorial dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok dibimbing oleh

seorang tutor / dosen sebagai fasilitator untuk menyelesaikan kasus yang ada.

1.2 Maksud dan tujuan

Maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini adalah:

1. Sebagai laporan tugas grup tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK

di Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah, Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan dalam skenario dengan metode analisis

dan diskusi kelompok belajar.

3. Pencapaian tujuan metode pembelajaran tutorial.

2
BAB II

DISKUSI

2.1 Data Tutorial

Guru pribadi : dr. Sheila Yonaka Lindri, M.Kes

Moderator : Raga Tetra Putra

Sekretaris meja : Rima Putri

Sekretaris dewan : Tasya Salsabila

Waktu : Selasa, 2 Juni 2020

Pukul 10.30 - WIB

Aturan tutorial:

1. Matikan ponsel atau idle.

2. Angkat tangan saat mengajukan pendapat dan pertanyaan yang relevan.

3. Izin saat keluar kamar.

4. Hormati pendapat masing-masing dan tetap tenang dan tidak berisik.

3
2.2 Skenario Kasus

“Gesundheit”

Pak Fazli, seorang petugas kebersihan berusia 25 tahun mendatangi dokter dengan seorang dokter

keluhan utama bersin berlebihan yang telah menjadi lebih buruk sejak 2

beberapa hari yang lalu. Keluhan sudah dirasakan sejak 2 tahun lalu. Keluhan muncul

terutama di pagi hari dan di tempat kerja, lebih dari 4 kali seminggu dan sedang

merasa terganggu dengan aktivitas Pak Fazli. Pak Fazli juga mengeluh

masuk angin, gatal-gatal pada mata dan hidung tersumbat. Pak Fazli tidak pernah menerima

obat dan hanya minum obat flu yang dibeli di PKL. Pak.

Kakek Fazli memiliki riwayat asma.

Pemeriksaan Fisik: Penampilan Umum: terlihat agak sakit, kompos

mentis

Tanda vital: TD: 110 / 70mmHg, Pulsa: 90x / menit reguler, mengandung dan

resistansi normal, RR: 22x / m T: 37,0 0 C

Head: Eyes: Alergic shiner (+)

Status THT:

- Telinga: membran limfa utuh, pantulan cahaya + / +

- Hidung: Nasi Cavum sempit, mensekresikan (+ / +) berwarna putih, hipertrofi

concha, livide, massa (-) lipatan hidung melintang (+), salut alergi (+).

- Tenggorokan: Faring Arcus simetris, uvula di tengah, amandel T1-T1 tenang,

faring posterior normal,.

Pemeriksaan Laboratorium: Hb 14,0 g / dl, HT: 42 g / dl, leukosit 3500,

trombosit 200.000, eritrosit 4,6 x 10 12, hitungan diff 0/7/45/0/45/3

2.3 Klarifikasi Ketentuan:

Tidak. Klarifikasi Istilah Arti

1 Bersin Lepaskan udara yang kuat secara spasmodik

hidung dan mulut (dorland, 2015)

2 Asma Serangan dispnea paroksismal berulang, dengan

4
mengi karena kontraksi spasmodik

bronkus. kondisi ini biasanya disebabkan

oleh manifestasi alergi (alergi atau alergi)

ekstrisik. a) atau sekunder ke kronis atau

kondisi berulang (intrisik. a) (dorland,

2015)

3 Hidung tersumbat Penyumbatan karena radang hidung

lining (dorland, 2015).

4 Composmentis Kesadaran normal, sepenuhnya sadar, bisa

menjawab semua pertanyaan tentang itu

keadaan di sekitarnya (dorland, 2015).

5 Limfatik Lapisan tipis jaringan yang menutupi

membran intac permukaan tymphani (dorland, 2015).

6 Berlian alergi Alergi shiners adalah pengumpulan darah

atau cairan di bawah mata karena pembengkakan

jaringan di rongga hidung (dorland, 2015).

7 Anak lidah Benda berdaging kecil yang tergantung dari lunak

langit-langit (dorland, 2015).

8 Salut alergi Hidung gosok karena gatal dengan telapak tangan masuk

gerakan ke atas (dorland, 2015).

9 Dingin Suhu lebih rendah jika dibandingkan dengan

suhu tubuh manusia (dorland, 2015).

10 Gatal mata S sensasi menjengkelkan yang membuat Anda inginkan

untuk menggaruk kulit Anda. (dorland, 2015).

11 Cavum nasi Tempat kosong atau ruang atau ruang potensial

pada hidung (dorland, 2015).

12 Mengeluarkan Senyawa dengan tertentu zat

diproduksi oleh kelenjar (dorland, 2015).

13 Hipertrofi concha Peningkatan volume concha (tulang yang tipis

piring yang membentuk bagian bawah lateral

dinding rongga hidung dan selaput lendir

5
lining the plate) (Dorland, 2015)

14 Livide Mengubah warna yang disebabkan oleh kontusio atau

memar (Dorland, 2015)

2.4 Identifikasi masalah

1. Pak Fazli, seorang petugas kebersihan berusia 25 tahun mendatangi dokter dengan seorang dokter

keluhan utama bersin berlebihan yang telah menjadi lebih buruk sejak itu

2 hari yang lalu. Keluhan sudah dirasakan sejak 2 tahun lalu. Keluhan

timbul terutama di pagi hari dan di tempat kerja, lebih dari 4 kali seminggu

dan dirasakan mengganggu aktivitas Pak Fazli.

2. Pak Fazli juga mengeluhkan masuk angin, gatal pada mata dan hidung
kemacetan.

3. Pak Fazli tidak pernah minum obat dan hanya minum obat flu
penjual jalanan.

4. Kakek Pak Fazli memiliki riwayat asma.

5. Pemeriksaan Fisik: Penampilan Umum: terlihat agak sakit, kompos


mentis

Tanda vital: TD: 110 / 70mmHg, Pulsa: 90x / menit reguler, mengandung dan

resistansi normal, RR: 22x / m T: 37,0 0 C

Head: Eyes: Alergic shiner (+)


Status THT:

Telinga: membran limfa utuh, pantulan cahaya + / +

Hidung: Nasi Cavum sempit, mensekresikan (+ / +) berwarna putih, hipertrofi

concha, livide, massa (-) lipatan hidung melintang (+), salut alergi (+).

Tenggorokan: Faring Arcus simetris, uvula di tengah, amandel T1-T1 tenang,

faring posterior normal,.

6. Pemeriksaan Laboratorium: Hb 14,0 g / dl, HT: 42 g / dl, leukosit 3500,


trombosit 200.000, eritrosit 4,6 x 10 12, hitungan diff 0/7/45/0/45/3

6
2.5 Prioritas Masalah

Identifikasi masalah nomor 1, karena dapat meningkatkan angka kesakitan dan

kematian. bersin berlebihan yang telah menjadi lebih buruk sejak 2 hari

lalu adalah keluhan utama yang dibawa mr. fazli ke dokter jadi kita harus

menyembuhkannya terlebih dahulu dan itu tidak akan membuat komplikasi lain yang tidak diinginkan.

2.6 Analisa masalah

1. Pak Fazli, seorang petugas kebersihan berusia 25 tahun mendatangi dokter dengan seorang kepala

keluhan bersin berlebihan yang telah menjadi lebih buruk sejak 2 hari

lalu. Keluhan sudah dirasakan sejak 2 tahun lalu. Keluhan muncul

terutama di pagi hari dan di tempat kerja, lebih dari 4 kali seminggu dan sedang

merasa terganggu dengan aktivitas Pak Fazli.

A. Bagaimana anatomi, dan fisiologi dari kasus ini?

b. Apa artinya Pak Fazli, seorang petugas kebersihan berusia 25 tahun datang

ke dokter dengan keluhan utama bersin yang berlebihan

menjadi lebih buruk sejak 2 hari lalu?

Maknanya adalah adalah Bapak Fazli mengalami reaksi hipersensitivitas


akibat peradangan atau inflamasi pada mukosa saluran hidung yang
disebabkan alergi terhadap partikel antara lain seperti tungau debu rumah,
asap, serbuk / tepung sari yang ada di udara, dan menjadi lebih buruk sejak
2 hari yang lalu menunjukan progresivitas penyakit atau keluham yang
memburuk karena dipengaruhi berbagai faktor.

c. Apa etiologi bersin?


Bersin disebabkan oleh iritasi histamin pada saraf
sensorik (trigeminus) di mukosa hidung yang dapat dicetuskan
oleh berbagai jenis alergen, yaitu :
1) Alergen inhalan
a) Polusi Udara
Selama bertahun-tahun, polusi udara di perkotaan menjadi bahan
penelitian sebagai etiologi ekstrinsik yang penting dari penyakit
alergi. Perhatian dikonsentrasikan pada zat yang berbentuk gas
seperti ozon dan nitrogen dioksida. Studi epidemiologi menunjukkan
hubungan yang kuat antara polusi udara dengan penyakit alergi.
Telah dibuktikan bahwa polusi udara dapat memperkuat reaksi alergi
dengan modifikasi epitel, mempengaruhi imunitas, dan meningkatan
sensitivitas terhadap alergen.
b) Airborne allergen
Alergen ini memicu rinitis tipe perennial (bulu binatang) dan tipe
seasonal (serbuk sari). Pengembangan hipersensitivitas
diasosiasikan dengan keberadaan sekresi dari tungau debu rumah.
Bulu, kulit, liur, dan urin binatang peliharaan (khususnya kucing
dan anjing) juga menjadi sumber alergen yang penting. Bulu binatang
ternak seperti kuda dan sapi dapat menjadi alergen yang berperan
dalam alergi yang terkait dengan perkerjaan. Eksaserbasi gejala
alergi selama musim tertentu berhubungan dengan serbuk sari dari
tanaman tertentu yang berbunga pada musim tersebut. Penyerbukan
tanaman yang dibantu oleh serangga memproduksi serbuk sari dengan
jumlah relatif sedikit dan hanya dapat memicu gejala dengan kontak
dekat .

2). Alergen Ingestan


Berdasarkan data WHO, alergi makanan diderita oleh 4-10% anak dan 2-4%
dewasa. IDAI menyebutkan bahwa alergen ingestan lebih berperan pada
masa bayi dan anak.

3). Alergen Kontaktan


alergen kontaktan tidak memiliki peran yang signifikan pada penyakit
rhinitis alergi karena alergen ini lebih berdampak pada dermatitis
kontak/iritan

4) .Alergen Injektan
Alergen injektan dapat berupa obat-obatan yang diinjeksikan ataupun
venom dari gigitan serangga. Alergen ini tidak berperan secara
signifikan namun dapat memicu eksaserbasi pada rinitis alergi .

d. Apa penyebab keluhan bersin sejak 2 hari lalu?


Keluhan bersin-bersin bertambah sejak 2 hari yang lalu dapat disebabkan oleh berbagai
faktor pemicu seperti udara dinngin, bulu binatang, ataupun debu. Pada kasus ini,
kemungkinan bertambah sejak
Reaksi alergi terdiri dari 2 fase yaitu immediate phase
allergic reaction atau reaksi alergi fase cepat (RAFC) yang
berlangsung sejak kontak dengan alergen sampai 1 jam
setelahnya dan late phase allergic reaction atau reaksi
alergi fase lambat (RAFL) yang berlangsung 2-4 jam dengan
puncak 6-8 jam (fase hiperreaktivitas) setelah pemaparan dan
dapat berlangsung 24-48 jam. Kemungkinan bertambah parah
sejak 2 hari yang lalu karena bapak Fazli yang bekerja
sebagai Petugas kebersihan melakukan kontak dengan alergen
berupa debu sehingga terjadi reaksi hiperaktivitas fase
lambat.

e. Apa faktor pemicu keluhan yang dialami oleh Pak Fazli?


Pada kasus ini bapak Fazli yang merupakan sepranmg petugas
kebersihan melakukan kontak dengan Alergen Inhalan, yang
masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya debu rumah
terdapat dua spesies utama tungau yaitu Dermatophagoides
Farinae dan Dermatophagoides Pteronyssinus, tungau, serpihan
epitel dari bulu binatang serta jamur.
Faktor resiko untuk terpaparnya debu tungau biasanya karpet
serta sprai tempat tidur, suhu yang tinggi, dan faktor
kelembaban udara.

f. Apa korelasi antara usia, jenis kelamin dan pekerjaan


dalam kasus ini?
Hubungan pekerjaan yaitu meningkatkan faktor pemicu yang internal, yaitu
alergen inhalen berupa denu tungau dan jamur, juga terpapar udara dingin
saat pagi hari. Dimana pekerjaan Bapak Fazli sebagai petugas kebesrsihan
memungkinkan Bapak Fazli mendapatkan faktor kontak dengan alergen
lebing sering dan juga terpapar udara dingin dari di pagi harisaat mulai
bekerja.

g. Apa patofisiologi bersin pada kasus ?

h. Apa kemungkinan penyakit bersin?


Penyakit dengan keluhan bersin adalah sebagai berikut :

i. Apa arti keluhan sudah dirasakan sejak 2 tahun lalu?

j. Apa artinya keluhan muncul terutama di pagi hari da jam bekerja, lebih dari 4 kali
seminggu dan dirasa mengganggu aktivitas Pak Fazli?
Makna keluhan muncul terutama di pagi hari di jam bekerja
menjadi faktor resiko/ pemicu keluhan pada kasus. Saat pagi
hari suhu lingkungan lebih dingin dan pekerjaan sebagai
pentugas kebersihan membuat bapak Fazli melakukan kontak
dengan alergen. lebih dari 4 kali seminggu menunjukan bahwa
ia mengalami Rhinitis persistent allergic (rhinitis alergi
menetap) yaitu terjadi >4 hari per minggu atau >4 minggu,
dan dirasa mengganggu aktivitas Pak Fazli, menujukan keluhan
masuk klasifikasi rinitis alergi sedang-berat (moderate-
severe allergic rhinitis).

A. Berdasarkan klasifikasi ARIA yang berdasarkan waktu terjadinya


rinitis alergi dapat dibedakan menjadi dua yaitu,
1) rinitis alergi berselang (intermittent allergic rhinitis)
Rinitis alergi berselang terjadi <4 hari per minggu atau <4
minggu

2) rinitisalergi menetap (persistent allergic rhinitis).


Rhinitis alergi menetap terjadi >4 hari per minggu atau >4
minggu.

B. Berdasarkan tingkat keparahan


1) rinitis alergi ringan (mild allergic rhinitis)
Pada rinitis alergi ringan, penderita dapat tidur dengan
nyenyak, tidak terdapat gangguan aktivitas seharihari maupun
pekerjaan ataupun sekolah, serta tidak memiliki gejala yang
mengganggu
2) rinitis alergi sedang-berat (moderate-severe allergic
rhinitis)
penderita harus memiliki salah satu atau lebih gejala
sebagai berikut: tidur yang terganggu, gangguan aktivitas
sehari-hari, gangguan pekerjaan ataupun sekolah, serta
memiliki gejala yang mengganggu.

k. Apa hubungan bersin yang muncul terutama di pagi hari dan di


tempat kerja, lebih dari 4 kali seminggu dan dirasa mengganggu
aktivitas dengan keluhan yang dirasakan?
Bersin terjadi dipagi hari karena saat pagi hari suhu lingkungan lebih dingin, dan saat
bekerja bapak faizal akan melakukan kontak dengan alergen inhalan berupa debu
tungau jamur. hal-hal tersebut terjadi secara berulang sehingga memicu terjadinya
reaksi alergi pada bapak Faizal yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen
yang sama. keluhan terjadi selama 4 hari dalam seminggu karena faktor resiko dari
keluhan tersebut masih dilakukan sehingga keluhan terus-menerus berlangsung dan
menggangu aktivitasnya. Pada kasus ini, rinitis alergi termasuk dalam reaksi
hipersensitivitas tipe I.
2. Pak Fazli juga mengeluhkan dingin, gatal pada mata dan hidung
tersumbat .

A. Apa artinya Pak Fazli juga mengeluhkan masuk angin, gatal-gatal pada mata dan
hidung tersumbat?
Maknanya adalah hal tersebut merupakan manifestasi klinis dari Rhinitis alergi, yaitu bersin
yang terjadinya lebih dari 5 kali setiap serangan, sebagai akibat dilepaskannya histamin.
Disebut juga sebagai bersin patologis. Gejala lain ialah keluar ingus (rinore) yang encer dan
banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan
banyak air mata keluar (lakrimasi). Tanda-tanda alergi juga terlihat di hidung, mata, telinga,
faring atau laring. Tanda hidung termasuk lipatan hidung melintang – garis hitam melintang
pada tengah punggung hidung akibat sering menggosok hidung ke atas menirukan pemberian
hormat (allergic salute), pucat dan edema.

b. Apa etiologi pilek, gatal pada mata dan hidung kemacetan?

c. Apa patofisiologi pilek, gatal pada mata dan hidung kemacetan?

d. Apa hubungan antara keluhan tambahan dan keluham utama?


Keluhan utama dam keluhan tambahan terjadi karena adanya peradangan mukosa saluran
hidung yang disebabkan alergi terhadap partikel, antara lain: tungau debu rumah, asap,
serbuk / tepung sari yang ada di udara yang dimediasi oleh IgE.

3. Pak Fazli tidak pernah minum obat dan hany minum obat flu
penjual jalanan?
A. . Apa arti Pak Fazli tidak pernah minum obat?

B. Apa artinya Pak Fazli hanya membeli obat flu di penjual


jalanan?

c. Apa kemungkinan obat flu yang dikonsumsi?


Kemungkinan obat flu yang dibeli oleh bapak Fazli adalah obat
golongan Antihistamin yang berguna dalam mengatasi reaksi alergi fase cepat.
Antihistamin dapat mengurangi bersin, gatal pada hidung, tenggorok dan
palatum namun hanya sedikit pengaruhnya untuk mengatasi kongesti hidung.
Antihistamin terdiri dari generasi-1 dan generasi-2. Antihistamin generasi-1
bersifat lipofilik sehingga dapat menembus sawar darah otak dan plasenta serta
mempunyai efek antikolinergik. Antihistamin generasi-1 ini diantaranya adalah
difenhidramin, prometasin, siproheptadin, klorfeniramin dan yang digunakan
secara topikal seperti azelastin. Antihistamin generasi-2 bersifat lipofobik
sehingga sulit menembus sawar darah otak, bersifat selektif mengikat reseptor
H-1 dan tidak mempunyai efek antikolinergik diantaranya loratadin,
desloratadin, cetirizin, levocetirizin dan fexofenadin

4. Kakek Pak Fazli memiliki riwayat asma.

A. . Apa artinya kakek Pak Fazli memiliki riwayat asma?

b. Apa hubungan sejarah dan kepala kakeknya mengeluh?

5. Pemeriksaan Fisik: Penampilan Umum: terlihat agak sakit, kompos


Mentis Tanda vital: TD: 110 / 70mmHg, Pulsa: 90x / menit reguler,
mengandung dan resistansi normal, RR: 22x / m T: 37,0 0 C
Head: Eyes: Alergic shiner (+)
Status THT:
- Telinga: membran limfa utuh, pantulan cahaya + / +
- Hidung: Nasi Cavum sempit, mensekresikan (+ / +)
berwarna putih, hipertrofi concha, livide, massa (-)
lipatan hidung melintang (+), salut alergi (+).
Tenggorokan: Faring Arcetric simetris, uvula di tengah,amandel T1-T1tenang, faring
posterior normal,.
A. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik dan Status THT?
pemeriksaan fisik
Hasil Pemeriksaan Keadaan Normal Innterpretasi
Keadaan umum: tampak Tidak tampak sakit Abnormal
sakit sedang
Kesadaran :
Komposmentis Komposmentis Normal
TD: 110/70 mmHg 120/80 mmHg Normal
Nadi: 90x/menit, isi dan 60-100x/menit, isi dan Normal
tegangan cukup tegangan cukup
RR: 22x/menit 16-24x/menit Normal
T: 37oC 36,5˚C – 37,2 ˚C Normal

Status THT
Hasil Pemeriksaan Keadaan Normal Interpretasi
Telinga :
 Membran Membran timpani utuh Normal
timpani utuh
 Refleks cahaya Refleks cahaya +/+ Normal
+/+
Hidung :
 cavum nasi cavum nasi sempit Abnormal, edema
sempit mukosa hidung
 sekret (+/+) Tidak ada sekret Abnormal, rinorrhea
berwarna putih
 konka hipertrofi Konka berwarna merah Abnormal, hipertrofi
berwarna merah muda
tua
 massa (-) massa (-) Normal
Tenggorokan :
 arcus faring arcus faring simetris Normal
simetris
 uvula di tengah uvula di tengah Normal
 tonsil T1-T1 tonsil T1-T1 tenang Normal
tenang
 dinding faring dinding faring posterior Normal
posterior tenang tenang

b. Bagaimana mekanisme abnormal hasil pemeriksaan fisik?\

B. Bagaimana prosedur pemeriksaan THT \


Prosedur pemeriksaan status THT adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksa mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada
pasien.
2) Menanyakan identitas pasien.
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
4) Meminta izin pasien untuk melakukan pemeriksaan THT.
5) Pasien dipersilakan duduk, berhadap-hadapan dengan pemeriksa.
6) Posisi kaki pemeriksa berada di sebelah kanan kaki pasien.
7) Alat-alat berada di sebelah kanan pemeriksa.
8) Pemeriksaan hidung depan (rhinoskopi anterior)
a) Pemeriksa memakai lampu kepala yang cahayanya diarahkan ke
hidung pasien.
b) Melihat bentuk hidung simetris atau tidak.
c) Memasang spekulum hidung pada salah satu lubang hidung lalu
perhatikan mukosa hidung, concha nasales, lubang hidung (cavum
nasi), sekat hidung (septum nasi), sekret hidung, massa.

9) Pemeriksaan hidung belakang (rhinoskopi posterior atau


nasofaringoskopi)
a) Minta pasien membuka mulut lebar-lebar lalu semprotkan xyllocain
spray secukupnya ke dalam rongga mulut.
b) Tunggu beberapa menit sampai pasien tidak merasa lagi waktu
menelan ludah.
c) Kaca faring dipanasi dengan lampu spiritus ( lebih tinggi sedikit
dari 37° C) supaya nanti tidak menjadi buram / kabur. Lalu
tempelkan pada tangan kita untuk mengontrol apakah cermin terlalu
panas atau tidak.
d) Kembali minta pasien untuk membuka mulut dan mengeluarkan
lidahnya. Tekan lidah dengan spatula lidah.
e) Masukkan kaca faring ke dalam mulut, dipegang dengan tangan
kanan, seperti memegang pensil, dan diarahkan ke bawah.
f) Kaca faring dimasukkan ke dalam faring dan mengambil posisi di
depan uvula. Kalau perlu uvula didorong sedikit ke belakang
dengan punggung kaca faring. Lalu kaca faring disinari dengan
lampu kepala.
g) Perhatikan pada cermin: tuba eustachii, fossa Rosenmuller, choana,
massa.
h) Lakukan interpretasi dari hasil rhinoskopi posterior.
10) Pemeriksaan tenggorokan
a) Pemeriksa memakai lampu kepala yang cahayanya diarahkan ke
mulut pasien
b) Pasien diminta membuka mulut.
c) Lidah ditekan ke bawah dengan spatula lidah yang dipegang dengan
tangan kiri.
d) Perhatikanlah tonsila palatina kanan dan kiri serta keadaan faring
pasien.
e) Lakukan interpretasi hasil pemeriksaan tenggorokan.
11) Pemeriksaan Laring
a) Pemeriksaan luar
Inspeksi : warna kulit leher, massa
Palpasi : massa
b) Laringoskopi indirek, yaitu melihat laring secara tidak langsung
dengan pencahayaan yang dipantulkan dari kaca di dalam faring
yang disinari lampu kepala. Teknik pemeriksaan:
i. Minta pasien membuka mulut lebar-lebar lalu semprotkan
xyllocain spray secukupnya ke dalam rongga mulut.
ii. Tunggu beberapa menit sampai pasien tidak merasa lagi
waktu menelan ludah.
iii. Kembali minta pasien untuk membuka mulut dan
mengeluarkan lidah sepanjang mungkin.
iv. Bungkus bagian lidah yang ada di luar mulut dengan tisu lalu
kita pegang dengan tangan kiri dengan tenaga yang cukup.
Tidak longgar karena lidah dapat terlepas dari pegangan dan
juga tidak kuat karena pasien akan kesakitan.
v. Kaca laring dipanasi dengan lampu spiritus ( lebih tinggi
sedikit dari 37° C) supaya nanti tidak menjadi buram / kabur.
Lalu tempelkan pada tangan kita untuk mengontrol apakah
cermin terlalu panas atau tidak.
vi. Kaca laring dipegang dengan tangan kanan, seperti
memegang pensil, dan diarahkan ke bawah.
vii. Kaca laring dimasukkan ke dalam faring dan mengambil
posisi di depan uvula. Kalau perlu uvula didorong sedikit ke
belakang dengan punggung kaca laring. Kaca laring disinari
dengan lampu kepala.
viii. Minta pasien mengucapkan huruf ”i” dengan tempo yang
agak lama agar kita dapat memperhatikan:
a) Radiks lidah, epiglotis, dan sekitarnya
b) Lumen laring dan rima glottidis
c) Bagian yang terletak kaudal dari rima
glotidis.

6. Pemeriksaan Laboratorium: Hb 14,0 g / dl, HT: 42 g / dl, leukosit 3500,


trombosit 200.000, eritrosit 4,6 x 10 12, hitungan diff 0/7/45/0/45/3

a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium?

b. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan laboratorium yang tidak normal?

7. Bagaimana cara mendiagnosis?

8. Apa diagnosis banding dalam kasus ini?

9. Apa pemeriksaan tambahan dalam kasus ini?

1) Pada hitung darah lengkap, eosinofilia perifer bisa ditemukan tetapi


temuan ini tidak konsisten.
2) Nasal smear menunjukkan jumlah eosinofil yang tinggi pada rinitis
alergi. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan saat rinitis alergi aktif
secara klinis atau setelah uji provokasi hidung.
3) Uji alergi pada kulit membantu identifikasi alergen spesifik
4) Radioallergosorbent test (RAST) merupakan suatu uji in vitro dan
mengukur konsentrasi antibodi IgE spesifik pada serum pasien.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan tetapi hasilnya kurang spesifik bila
dibandingkan dengan uji alergi pada kulit
5) Uji provokasi hidung merupakan metode untuk merangsang mukosa hidung
dengan cara meletakkan sedikit alergen pada ujung tusuk gigi dan
meminta pasien untuk menghirup. Hal ini juga digunakan untuk
mengobservasi apakah gejala alergi muncul.
6) Tes tusuk kulit Pemeriksaan ini lebih sensitif dan memungkinkan
pemeriksaan dengan alergen lebih bervariasi.
7) IgE spesifik (RAST) Hanya dianjurkan pada penderita dengan dermatitis
yang luas atau dermatografisme.
8) Pemeriksaan darah tepi Pada hitung jenis lekosit dan hitung jenis
eosinofil terjadi peningkatan eosinofil darah tepi. Pemeriksaan ini
tidak dapat digunakan untuk menyaring karena rinitis alergi dapat
terjadi tanpa peningkatan eosinofil, sebaliknya didapatkan pada rinitis
nin alergi (NARES)
9) skin prict test (SPT/tes cukit kulit),
10) IgE serum total dan IgE serum spesifik,
11) pemeriksaan histologis
12) bila ingin menentukan jenis rinitis antara alergi/non alergi dan
rinitis akibat infeksi dan menindaklanjuti respons terhadap terapi atau
melihat perubahan morfologik dari mukosa hidung
10.Apa diagnosis kerja dalam kasus ini?

a. Definisi

b.Epedemiologi

c. Etiologi :
berdasarkan jenis alergennya, penyebab rinitis alergi dapat
digolongkan menjadi dua kelompok, yakni penyebab spesifik
dan non spesifik.
1) Penyebab Spesifik Sebagian besar anggota kelompok ini
merupakan alergen hirupan (inhalan), dimana alergen inhalan
merupakan alergen yang sering ditemukan, biasanya terbagi ke
dalam 2 jenis berdasarkan kemampuan hidup dalam
lingkungannya, yaitu perenial dan seasonal
A) Alergen perenial
Merupakan alergen yang ada sepanjang tahun dan sulit
dihindari. seperti Debu rumah yang terdiri dari
tungau, kecoa, partikel kapas, serpih kulit manusia,
dan lain-lain. Merupakan alergen udara dengan ukuran
>10µm yang sering pada ruang tertutup. Tungau debu
rumah merupakan komponen alergi tersering yang hidup
dari serpihan kulit manusia. Terdapat dua spesies utama
yaitu Dermatophagoides farinae dan Dermatophagoides
pteronyssinus. Mereka lebih suka hidup pada suhu 21,1-
26,6˚C sehingga tidak ditemukan pada ketinggian lebih
dari 5000 kaki. Serpihan kulit binatang, Jamur
berkembang dengan baik pada daerah yang lembab diatas
barang yang busuk, ruang bawah tanah, tumpukan koran
lama, debu kayu, dan tempat lainnya. Penyebab tersering
diantaranya genus Alternaria, Aspergillus, Pullularia,
Hormodendrum, Penicillium, dan Cephalosphorium. Kecoa
Alergen berasal dari sekresi serangga, yang terdapat
pada badan dan sayap kecoa.

B) Alergen musiman (Seasonal)


Biasanya disebabkan oleh serbuk sari tanaman yang
muncul secara musiman.

2. Penyebab Nonspesifik
Penyebab nonspesifik rinitis alergi diantaranya iklim,
hormonal, psikis, infeksi, dan iritasi. Perubahan iklim akan
menyebabkan perubahan lingkungan. Udara lembab, perubahan
suhu, dan angin secara tidak langsung berpengaruh terhadap
penyebaran debu rumah dan serbuk sari bunga, disamping
memberi suasana yang baik untuk tumbuhnya berbagai macam
jamur.

d.Faktor risiko

e. Klasifikasi
Menurut klasifikasi tersebut, maka rinitis alergi
berdasarkan lama gejala dibagi menjadi:
1. Intermiten: gejala ≤4 hari per minggu atau lamanya ≤4
minggu
2. Persisten: gejala >4 hari per minggu dan lamanya >4 minggu
berdasarkan beratnya gejala, rinitis alergi dibagi menjadi:
1. Ringan: 
 Tidur normal 
 Aktivitas sehari-hari
 saat olahraga dan santai normal 
 Bekerja dan sekolah normal 
 Tidak ada keluhan yang mengganggu
2. Sedang atau berat: (satu atau lebih gejala) 
 Tidur terganggu (tidak normal) 
 Aktivitas sehari-hari
 saat olahraga dan santai terganggu 
 Gangguan saat bekerja dan sekolah 
 Ada keluhan yang mengganggu

f.Patogenesis / Patofisiologi

g. Manifestasi klinis

11. Bagaimana perawatan dalam kasus ini?

12.Apa komplikasi dalam kasus ini?

13.Apa prognosis dalam kasus ini?

14.Apa SKDU dalam kasus ini?

15.Apa sudut pandang Islam ??

2.7 Hipotesa

Pak Fazli, seorang petugas kebersihan berusia 25 tahun mengeluh bersin

berlebihan, masuk angin, gatal pada mata dan hidung tersumbat


kemungkinan mengalami rinitis alergi.

9
2.8 Kerangka konseptual

Faktor Atopi dari a Faktor curah hujan:

kakek yang memiliki seorang alergen

riwayat asma

Reaksi hipersensitivitas

Melepaskan peradangan

mediator

Rinitis alergi

Bersin
Pilek Gatal mata Hidung tersumbat
berlebihan

10

Anda mungkin juga menyukai