Ani Kadarwati
Program Magister PIPS IKIP PGRI MADIUN
email: anikadarwati@yahoo.com
Abstrak
Peranan Kepala Sekolah dalam mengelola sekolah merupakan hal yang mutlak dalam
era industrialisasi, teknologi, dan globalisasi yang berkembang dewasa ini. Kepala
Sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber daya sekolah terutama guru dan
peserta didik. Salah satu tindakan yang harus dilakukan adalah membimbing dan
membina guru dalam kegiatan supervisi akademik, yang merupakan bantuan profesional
kepada guru untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam proses
pembelajaran.Supervisi akademik yang paling mudahdan sering dilakukan oleh Kepala
Sekolah adalah supervisi akademikdengan teknik kunjungan kelas, yaitu Kepala
Sekolah sebagai supervisor mengadakan kunjungan kelas pada saat guru mengajar di
kelas. Selain itu, supervisi kunjungan kelas ini dapat dipergunakan untukmensupervisi
semua guru yang ada di sekolah, baik untuk guru yang baru diangkat, guru pindahan
dari sekolah lain, maupun guru senior yang sudah lama mengajar dan mempunyai
banyak pengalaman mengajar, sehingga berdampak pada pengingkatan proses
pembelajaran menjadi lebih baik.
The role of the school principal in managing the school is an unavoidable thing in industrialization
era, technology, and globalization developing today. The school principal becomes a motor
generator or motivator for the school resources namely teachers and students. One of the
principal’s activities is to guide or help the teachers in the academic supervision as a professional
aidfor the teachersto improve the teachers’ professional competence in teaching-learning process.
The easiest academic supervision frequently done by the principal is classroom visit technique in
which the principal as a supervisorvisits the teacher during teaching in the classroom. Besides
that, this sort of supervision can be used to supervise all teachers in the school either novice
teachers, transfer teachers or senior teachers who have a long-time experience of teaching. Thus,
the supervision finally can improve a better teaching learning process in the classroom.
yang bervariasi, sehingga peserta didik dan menjadi seorang guru yang berhasil
merasakan memperoleh penguatan. memerlukan sifat-sifat sebagai berikut :
Guru perlu menguasai sejumlah 1. Guru yang berhasil memiliki kualitas
keterampilan dalam menemukan cara pribadi yang memungkinkan ia
berpikir peserta didik dalam proses mengembangkan hubungan
pembelajaran, seperti keterampilan kemanusiaan yang tulus dengan para
menjelaskan, keterampilan bertanya, dan peserta didiknya, dengan orang tua
keterampilan dalam memberi penguatan, peserta didik, dan dengan kolega-
serta harus memiliki cara mengajar yang koleganya.
dapat mendorong peserta didik agar 2. Guru yang berhasil mempunyai sikap
mempunyai kemampuan untuk yang positif terhadap ilmu pengetahuan.
mengarahkan diri sendiri, menentukan diri Mereka menguasai dasar-dasar
sendiri, bertanggung jawab atas diri pengetahuan tentang belajar dan
sendiri, mengendalikan diri sendiri, mengajar, menguasai ilmu pengetahuan
mendisiplinkan diri sendiri, dan menilai yang akan diajarkan, menguasai
diri sendiri. pengetahuan tentang perkembangan
Salah satu kompetensi guru yang manusia dan cara belajar, dan
harus dikembangkan dengan baik, adalah menguasai pembelajaran dan
kompetensi dalam mengelola kelas, yaitu pengelolaan kelas.
mengatur suasana kelas yang hidup dan 3. Guru yang berhasil menguasai sejumlah
menyenangkan, menciptakan iklim belajar keterampilan mengajar yang telah
yang menyenangkan bagi peserta didik, dikenal oleh dunia pendidikan, untuk
dan memberdayakan berbagai sumber mendorong keterlibatan peserta didik
belajar sehingga menambah dorongan dalam proses pembelajaran dan
yang kreatif dari peserta didik yang meningkatkan hasil belajar.
belajar. Menilai proses dan hasil belajar 4. Guru yang berhasil memiliki sikap dan
peserta didik, juga merupakan kemampuan keterampilan yang mendorong peserta
guru dalam proses pembelajaran, jadi guru didik untuk berfikir reflektif dan
harus memahami dengan jelas konsep, mampu memecahkan masalah. Mereka
fungsi, dan hakikat penilaian dalam proses memahami, bahwa belajar pengelolaan
pembelajaran. Guru perlu menguasai cara pembelajaran yang baik merupakan
menyusun soal tes hasil belajar, menguasai proses yang amat panjang, sama halnya
prinsip-prinsip menyusun soal tes, dan dengan profesi lain, memerlukan belajar
harus sesuai dengan kaidah atau aturan dan interaksi secara berkelanjutan
yang ada, sehingga dapat mengukur hasil dengan para kolega seprofesi.
belajar yang sudah dirumuskan secara Dari semua uraian tersebut di atas,
operasional sesuai dengan tujuan maka dapat dikatakan bahwa untuk
pembelajaran yang akan dicapai. meningkatkan kompetensi guru dalam
Arends dalam Kardi dan Nur proses pembelajaran di kelas dibutuhkan
(2000) menyatakan bahwa mengajar bantuan, dukungan, bimbingan, dan binaan
merupakan tugas yang sangat kompleks, dari Kepala Sekolah sebagai supervisor.
kesadaran bahwa kunjungan kelas ini a. memperoleh data atau informasi yang
akan membantu penilaian dirinya. dapat digunakan untuk menyusun
Kelemahannya: Guru dengan sengaja program pembinaan guru,
mempersiapkan diri sehingga ada b. memperoleh secara langsung kebutuhan
kemungkinan timbul hal-hal yang guru dalam melaksanakan proses
dibuat-buiat dan serba berlebihan. pembelajaran,
c. Kunjungan kelas atas undangan guru. c. menemukan kelebihan dan kekurangan
Kelebihannya: Guru lebih mudah untuk guru dalam proses pembelajaran di
memperbaiki dan meningkatkan kelas untuk pengembangan atau
kemampuannya, karena motivasi untuk pembinaan lebih lanjut, dan
belajar dari pengalaman dan bimbingan d. menumbuhkan kepercayaan diri pada
supervisor tumbuh dari dalam dirinya guru untuk bekerja lebih baik lagi.
sendiri. Sedangkan bagi supervisor Pelaksanaan supervisi akademik
dapat dipergunakan untuk belajar dengan teknik kunjungan kelas dilakukan
berbagai pengalaman dalam berdialog secara terencana, artinya segala sesuatu
dengan guru, khususnya saat yang berkaitan dengan teknik kunjungan
mendiskusikan hasil pengamatan kelas selalu dipersiapkan lebih dahulu
kunjungan kelas. dengan baik. Tahap demi tahap
Kelemahannya : Ada kemungkinan pelaksanaan supervisi akademik dengan
timbul sikap manipulasi, yaitu dengan teknik kunjungan kelas dapat dilakukan
dibuat-buat untuk menonjolkan diri, sebagai berikut :
padahal waktu-waktu biasa ia tidak a. Tahap Perencanaan.
pernah berbuat seperti itu. Marks dkk (1985) mengemukakan
Selain hal-hal tersebut di atas, perlu bahwa sebelum Kepala Sekolah atau
diuraikan pula bagaimana melaksanakan supervisor melaksanakan kunjungan
kegiatan supervisi akademik dengan kelas, terlebih dahulu membuat
menggunakan teknik kunjungan kelas.Jenis perencanaan mengenai :
kunjungan kelas yang sering digunakan 1) tujuan kunjungan kelas yang jelas
oleh kepala sekolah adalah kunjungan dan guru harus memahami tujuan
kelas dengan cara memberi tahu dulu itu,
kepada guru yang akan di supervisi, 2) situasi pembelajaran,
sehingga pelaksanaan supervisi dapat 3) mendiskusikan dengan guru, bagian
berlangsung dengan baik dan hasilnya pembelajaran mana yang perlu
sesuai dengan upaya peningkatan dibantu,
kompetensi guru dalam proses 4) melihat kembali semua hasil
pembelajaran di kelas. kunjungan kelas sebelumnya,
Pelaksanaan teknik kunjungan 5) merencanakan dengan guru,
kelas oleh Kepala Sekolah mempunyai pertemuan sesudah kunjungan,
maksud-maksud tertentu, di antaranya dan
6) merencanakan jadwal kunjungan
kelas selanjutnya.
Jadi, dapat dikatakan bahwa antara guru dan peserta didik, tanpa
tahap perencanaan adalah tahap mengganggu kegiatan guru dan
persiapan, menetapkan kerangka peserta didik. Selain mengamati,
kerja, mempelajari keberadaan guru mempelajari dan mencatat hal-hal
dan situasi kelasnya, serta yang diperlukan dalam kegiatan
menciptakan hubungan yang baik supervisi ini, maka harus
antara Kepala Sekolah dan guru. diperhatikan pula bagaimana
Tahap inilah yang sangat menganalisis dan memberikan
menentukan kelancaran kegiatan umpan balik dari hasil kunjungan
supervisi, baik pada saat kegiatan kelas.
supervisi akan dilaksanakan, sedang c. Tahap Tindak Lanjut.
berlangsung, maupun kelanjutannya. Tindak lanjut adalah kegiatan
b. Tahap Pelaksanaan. yang harus dilakukan Kepala
Kepala Sekolah atau supervisor Sekolah atau supervisor setelah
memasuki kelas dan mengadakan melakukan kunjungan kelas dan
pengamatan dengan membuat sudah mengumpulkan data sebagai
catatan-catatan tanpa mengganggu bahan informasi atau umpan balik
proses pembelajaran. Dalam kegiatan untuk kegiatan selanjutnya. Tindak
ini perlu diperhatikan sikap Kepala lanjut ini merupakan pertemuan
Sekolah atau supervisor pada saat pribadi dalam kegiatan diskusi atau
memasuki kelas, selama di kelas, dan pertukaran pikiran antara Kepala
pada saat meninggalkan kelas, sikap Sekolah atau supervisor dengan guru
tersebut harus dapat menyenangkan yang telah dikunjungi, dan harus
guru dan peserta didik, sehingga sesegera mungkin dilaksanakan,
proses pembelajaran dan kegiatan begitu selesai kunjungan kelas.
supervisi akademik dengan teknik
kunjungan kelas dapat terlaksana Kesimpulan
dengan baik. Selama kunjungan Pembinaan terhadap guru
kelas, hubungan yang akrab dan merupakan kegiatan penting dalam upaya
harmonis penuh kekeluargaan, antara peningkatan kualitas pendidikan pada
Kepala Sekolah atau supervisor umumnya dan secara khusus untuk
dengan guru akan membawa dampak peningkatan kualitas pembelajaran. Kepala
positif di antara kedua belah pihak, Sekolah sebagai memiliki tugas membina
baik Kepala Sekolah atau supervisor dan membimbing para guru terutama
maupun guru. membina dan menumbuhkan
Di samping itu, pengambilan profesionalitas guru.
tempat yang strategis diperlukan oleh Pelaksanaan supervisi akademik
Kepala Sekolah atau supervisor, yang dilakukan oleh Kepala Sekolah
sehingga mempermudah mengamati merupakan kegiatan pembinaan yang dapat
dan mempelajari keseluruhan situasi mempercepat proses peningkatan
kelas, proses pembelajaran, interaksi kompetensi para guru dalam mengelola
Maisyaroh, B.W. dan Burhanuddin. Sahertian, P.A. (2010). Konsep dasar &
(1994). “Pengaruh Kegiatan Teknik SUPERVISI PENDIDIKAN
Supervisi Pendidikan yang Dalam Rangka Pengembangan
Dilakukan Oleh Kepala Sekolah Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT
Terhadap Kemampuan Guru Rineka Cipta.
Mengajar”, Jurnal Ilmu Pendidikan, Sergiovanni, T.J. & Starratt, R.J. (1987).
Nomor 2 tahun 26 Juli 1999. Supervision Human Prespectives.
halaman 127-133. Malang. Toronto: McGraw-Hill Book
Mantja, W. (2002). Manajemen Company.
Pendidikan dan Supervisi Subari. (1998). Supervisi Pendidikan :
Pengajaran, Kumpulan Karya Tulis Dalam Rangka Perbaikan Situasi
Terpublikasikan. Malang: Penerbit Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Wineka Media. Surya, H.M. (2002). Menyambut Hari
Marks, J.R., E. Stoops, K. Stoops. (1985) Pendidikan Nasional 2002,
Handbook of Educational Menyongsong Agenda Reformasi
Supervision: A Guide for Pendidikan. PIKIRAN RAKYAT, 2
Practitioner. Boston : Allyn and Mei 2002.
Bacon, Inc. Undang-Undang Republik Indonesia No.
Mulyasa, E. (2002). Manajemen Berbasis 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Sekolah: Konsep, Strategi dan Pendidikan Nasional
Implementasi. Bandung: PT Remaja Usman, M.U. (2010). Menjadi Guru
Rosdakarya. Profesional. Bandung : Remaja
Oliva, P.F. (1984). Supervision for Today's Rosdakarya
Schools. Second Edition. New York
& London:Longman.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2007. Standar Kepala
Sekolah/Madrasah.
Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang
Supervisi Pendidikan.Jakarta : Bumi
Aksara
Pidarta, M. (2009). Supervisi Pendidikan
Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta.
Priansa, D.J.& Somad, R. (2014).
Manajemen Supervisi dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Bandung: Penerbit Alphabeta.
Purwanto, M.N. (2007). Administrasi Dan
Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya