OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
PEKANBARU
2020
i
KATA PENGANTAR
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
Riau” tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Ir. H. T. Edy
Sabli., M.Si pada mata kuliah Lahan Marginal dan Teknologi Pengelolaannya.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
T. Edy Sabli., M.Si selaku pengampu mata kuliah Lahan Marginal dan Teknologi
Pengelolaannya. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
Penulis
ii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
II. PEMBAHASAN
2.1 Fluoresensu Klorofil ..............................................................................3
2.2 Konduktansi Stomata .............................................................................6
2.3 Suhu Kanopi............................................................................................8
2.4 Kandungan Sukrosa Daun.......................................................................9
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................12
3.2 Saran .....................................................................................................12
I. PENDAHULUAN
(Wahyunto et al. 2013a) . Lahan gambut sebagai media tumbuh tanaman telah
2009; Masganti 2013). Maraknya alih fungsi lahan pertanian subur di pulau
Jawa yang selama ini memasok 60% kebutuhan pangan Indonesia, semakin
bahkan tidak berlebihan jika lahan gambut dikatakan sebagai lumbung pangan
Meskipun dari segi luas, lahan gambut mempunyai potensi yang besar
akan tetapi produktivitas lahan ini masih tergolong rendah (Las et al. 2012;
potensial masih luas, (3) indeks pertanaman (IP) masih rendah, (4) lahan
terdegradasi yang potensial masih luas, (5) pola produksi bahan pangan di
pulau Jawa, dan (6) kompetisi pemanfaatan lahan untuk tujuan nonpertanian
relatif rendah.
gambut menurun akibat degradasi kesuburan tanah, sifat fisika, dan biologi
tanah (Maftuah et al. 2011; Masganti 2013; Maftuah et al. 2014). Terdapat
mempunyai kadar N-total, P-tersedia, unsur-unsur basa, dan kadar abu yang
memegang air lebih rendah (Nugroho dan Widodo 2001; Masganti 2012),
sehingga pada musim hujan mudah mengalami banjir dan pada musim
kemarau mudah kering dan terbakar serta efisiensi dan efektivitas pemupukan
14,95 juta hektar lahan gambut diperkirakan 6,66 juta hektar atau 44,6% telah
terdegradasi (Wahyunto et al. 2013a; 2013b; 2014). Tata air yang salah
Selain itu degradasi lahan gambut juga dapat disebabkan oleh kebakaran, dan
kegiatan penambangan.
gambut terluas, yakni 3,89 juta hektar dari 6,49 juta hektar total luas lahan
terdegradasi di Provinsi Riau sekitar 2.313.561 ha atau 59,54% dari total luas
3
lahan gambut di provinsi ini. Akan tetapi sekitar 1.037.020 ha dari lahan
pangan dan hortikultura (Disbun Provinsi Riau 2013; Wahyunto et al. 2013a;
2013b;2014).
1.3 Tujuan
1) Sebagai tugas mata kuliah lahan marginal dan teknologi pengelolaannya
2) Untuk mengetahui pengaruh Karakteristik dan Potensi Pemanfaatan Lahan
Gambut Terdegradasi di Provinsi Riau
3) Bertujuan untuk menyampaikan tentang lahan gambut yang terdegradasi,
baik pengertian, penyebab terjadinya, karakteristiknya, luasannya, maupun
potensi pemanfaatannya dalam bidang pertanian di Provinsi Riau.
4
II. PEMBAHASAN
Lahan gambut dikenal sebagai lahan yang rapuh atau rentan dengan
perubahan karakteristik yang tidak menguntungkan. Oleh karena itu perlu
pengelolaan yang khas agar tidak terjadi perubahan karakteristik yang
menyebabkan produktivitas lahan menurun, apalagi menjadi tidak produktif.
Terdapat beberapa pengertian tentang lahan gambut terdegradasi. Pengertian-
pengertian ini terkait dengan kondisi karbon di atas permukaan tanah.
a. Sifat Kimia
b. Sifat Fisika
c. Sifat Biologi
III. PENUTUP
9
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1) Tidak terdapat pengaruh interaksi antara jenis zat pengatur tumbuh dan
berbagai kondisi cekaman kekeringan terhadap fluoresensi klorofil,
konduktansi stomata, suhu kanopi, dan kandungan sukrosa daun
tanaman kentang.
2) Perlakuan interval penyiraman hingga 4 hari masih mampu
menghasilkan respons fluoresensi klorofil yang baik saat 9 MST.
3) Perlakuan zat pengatur tumbuh paclobutrazol lebih efisien dalam
memberikan respons konduktansi stomata dan suhu kanopi terbaik.
3.2 Saran.
Penulis menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang tidak perna luput
dari kesalahan, sehingga secara pribadi penulis sangat megharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini
agar nantinya dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca khususnya bagi penulis
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
10
Hua, S., Y. Zhang, H. Yu, B. Lin, H. Ding, D. Zhang, Y. Ren, and Z. Fang. 2014.
Paclobutrazol application effects on plant height, seed yield and
carbohydrate metabolism in canola. International Journal of Agriculture &
Biology 16(3) : 471-479.
Hui-Jie, Z., Z. Xue-Juan, M. Pei-Fang, W. YueXia, H. Wei-Wei, L. Li-Hong, and
Z. Yi-Dan. 2011. Effects of salicilyc acid on protein kinase activity and
chloroplast D1 protein degradation in wheat leaves subjected to heat and
high light stress. Acta Ecologica Sinica 31 : 259-263.
IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change). 2007. Climate change 2007:
Synthesis Report. https://www.ipcc.ch (Diakses pada tanggal 12 November
2020.
Kamran, M., S. Wennan, I. Ahmad, M. Xiangping, C. Wenwen, Z. Xudong, M.
Siwei, A. Khan, H. Qinfang, and L. Tiening. 2018. Application of
paclobutrazol affect maize grain yield by regulating root morphological and
physiological characteristics under a semi-arid region. Scientific Reports
8(4818) : 1-15.
Khan, M. I. R., M. Fatma, T. S. Per, N. A. Anjum and N. A. Khan. 2015. Salicylic
acidinduced abiotic stress tolerance and underlying mechanism in plants.
Frontiers in Plant Science 6(462) : 1-11.
Mabvongwe, O., B. T. Manenji, M. Gwazane, and M. Chandiposha. 2016. The
effect of paclobutrazol application time and variety on growth, yield, and
quality of potato (Solanum tuberosum L.). Advances in Agriculture : 1-5.
Nazar, R., N. Iqbal, S. Syeed, and N. A. Khan. 2011. Salicylic acid alleviates
decreases in photosynthesis under salt stress by enhancing nitrogen and
sulfur assimilation and antioxidant metabolism differentially in two
mungbean cultivars. J. Plant Physiol. 168 : 807-815.
Nazar, R., S. Umar, N. A. Khan, and O. Sareer. 2015. Salicylic acid
supplementation improves photosynthesis and growth in mustard through
changes in proline accumulation and ethylene formation under drought
stress. South African Journal of Botany 98 : 85-94.
NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration). 2018. Trends in
Atmospheric Carbon Dioxide. https://www.esrl. noaa.gov (Diakses tanggal
12 November 2020).
Nzokou, P., and P. Nikiema. 2008. The influence of three plant growth regulators
on susceptibility to cold injury following warm winter spells in fraser fir
[Abies fraseri (Pursh) Poir] and colorado blue spruce (Picea pungens).
HortScience 43(3) : 742-746.
Pal, S., J. Zhao, A. Khan, N. S. Yadav, A. Batushansky, S. Barak. B. Rewald, A.
Fait, N. Lazarovitch, and S. Rachmilevitch. 2016. Paclobutrazol induces
tolerance in tomato to deficit irrigation through diversified effects on plant
morphology, physiology, and metabolism. Nature (6)39321 : 1-13.
12