Askep Demam Berdarah
Askep Demam Berdarah
Demam berdarah Dengue adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
(arthropadborn Virus) dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albipices
dan Aedes Aegypti).
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang diesebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti (betina), terutama menyerengan anak, remaja, dan
dewasa dan seringkali menyebabkan kematian bagi penderita.
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang teradapat pada anak-
anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai
leucopenia, dengan atau tanpa tanda ruam dan limfadenopati.
C. Etiologi
Penyebab penyakit dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah adalah
virus dengue. Virus ini tergolong dalam family/suku/grup flaviviridae yang dikenal ada
4 serotipe, dengue 1, dengue 2, dengue 3, dengue 4, yang ditularkan melalui vector
nyamuk aedes aegypti. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody
seumur hidup terhadap serotype bersangkutan. Tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotype lain.
D. Patofisiologi
Virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
pertama-tama terjadi veremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah
pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, dan pembesaran limpa.
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan depresi
sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan
menyebabkan pendarahan kaena gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan sampai
pada pendarahan kelenjar adrenalin .
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunya volume plasma. Terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diathasis hemorahagic renjatan pasti terjadi secara akut. Adanya kebocoran plasma ke
darah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga
serosa yaitu rongga peritoneum, pleura dan pericardium yang pada otopsi tenyata
melebihi cairan yang diberikan melalui infuse.
Jika renjatan atau syok, hipovelmik berlangsung lama akan timbul anoreksia
jaringan metabolic dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.
E. Klasifikasi
Mengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat erat kaitannya dengan
pengelolarhan dan prognosis, (WHO) membagi DBD dalam 4 derajat, yaiu:
1. derajat 1
Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya
manifestasi pendarahan adaalh tes toniquet positif.
2. Derajat 2
Derajat 1 dan disertai pendarahan spontan pada kulit atau pendarahan lain.
3. Derajat 3
Ditemukan kegagalan sirkulasi ringan yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah
rendah, gelisa, sianosis mulut, hidung dan ujung jari.
4. Derajat 4
Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.
F. Manifestasi klinik
Kasus DHF ditandai oleh manifestasi klinik, yaitu: demam tinggi dan mendadak
yang dapat mencapai 400C atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang, demam,
sakit kepala,anoreksia, mual muntah, epigastrik, discomfort, nyeri perut kanan atas atau
seluruh bagian perut dan pendarahan, terutama pendarahan kulit, walaupun hanya
berupa uji tourniquet positif. Selain itu, pendarahan kulit dapat terwujud memar atau
juga berupa pendarahan spontan mulai dari petekie pada ektremitas, tubuh, dan muka,
sampai epistaksis dan pendarahan gusi. Sementara pendarahan gastrointestinal masih
lebih jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi pada kasus dengan syok yang
berkepanjangan atau setelah syok yang tidak dapat teratasi. Pendarahan lain seperti
pendarahan sub konjungtiva terkadang juga ditemukan. Pada masa konvalisen seringkali
ditemukan eritema pada telapak kaki dan hepatomegali. Hepatomegali biasanya dapat
diraba pada permukaan penyakit dan pembesaran hati ini tidak sejajar dengan beratnya
penyakit. Nyeri tekan seringkali ditemukan tanpa ikters maupun kegagalan pendarahan.
Pengobatan demam berdarah ini bila dalam tahap awal sebelum ketempat pelayanan
kesehatan yaitu dengan banyak minum dan juga minum obat penurun panas. Bila
dilakukan ditempat pelayanan kesehatan baik itu di RS atau di Puskesmas yang ada
rawat inapnya biasanya diberikan pengobatan dengan:
1. Pemberian cairan infuse yang dilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan
juga hemokonsentrasi yang berlebihan
2. Pemberian obat yang sesuai dengan gejala yang dirasakan pasien seperti antipiretik
untuk menurunkan demam (paracetamol)
3. Pemberian garam elektrolit (oralit) bila pasien mengeluh diare
4. Pemberian antibiotic untuk mencegah terjadi infeksi sekunder yang bisa
ditimbulkan oleh demam berdarah
5. Pemberian transfuse trombosit sesuai indikasi bila kadar trombositnya menurun
6. Bedrest total selama perawatan dan fase demam berdarah.
H. Komplikasi
Dalam penyakit DHF atau emam berdarah jika tidak segera ditangani akan
menimbulkan komplikasi adalah sebagai berikut :
1. Pendarahan
2. Kegagalan sirkulasi
3. Hepatomegali
4. Efusi pleura
I. Pemeriksaan penunjang
1. Darah
a. Trombosit menurun
b. HB meningkat lebih 20%
c. HT meningkat lebih 20%
d. Leukosit menurun pada hari ke-2 dan ke-3
e. Protein dalam darah rendah
f. Ureum PH bisa meningkat
g. NA dan CL rendah
J. Penatalaksanaan
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak
c. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)
d. Pemberian cairan melalui infuse
e. Pemberian obat-obtan; antibiotic, antipiretik
f. Antikonulsi jika terjadi kejang
g. Monitor TTV
h. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
i. Monitor tanda-tanda pendarahan lanjut
j. Periksa HB, HT, dan trombosit setiap hari
K. Patoflow Demam Berdarah Dengue
Mengigit manusia
Terjadi veremia
malaise Trombosit
menurun
Hipovolemia
ASKEP TEORI
A. Pengkajian
Pengkajian tahap pertama dari proses keperawatan, dimana data dikumpulkan.
Dalam proses asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan
penting dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat dikumpulkan
dalam bentuk data. Adapun metode yang dilakukan dalam pengkajian ; wawancara,
pemeriksaan (fisik, laboratorium, rontgen), observasi, konsultasi.
a. Identitas klien meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,
diagnose medis.
b. Keluhan utama meliputi alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF saat
dating ke rumah sakit
c. Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan utam yang merupakan keluhan
klien, data yang dikaji yang dirasakan klien saat ini.
d. Riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah menderita penyakit yang diderita
sekarang.
e. 11 pola pengkajian Gordon:
Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Menggambarkan informasi atau riwayat pasien mengenai status kesehatan
dan praktek pencegahan penyakit, keamanan/proteksi, tumbuh kembang,
riwayat sakit yang lalu, perubahan status kesehatan dalam kurun waktu
tertentu
Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai konsumsi
makanan dan cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaan
suplemen, vitamin makanan. Masalah nafsu makan, mual, rasa panas
diperut, lapar dan haus berlebihan.
Eliminasi
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai pola BAB,
BAK frekwensi karakter BAB terakhir, frekwensi BAK.
Aktivitas – Latihan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang pola latihan, keseimbangan
energy, tipe dan keteraturan latihan, aktivitas yang dilakukan dirumah,
atau tempat sakit.
Istirahat tidur
Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekwensi dan durasi periode
istirahat tidur, penggunaan obat tidur, kondisi lingkungan saat tidur,
masalah yang dirasakan saat tidur.
Kognitif- perceptual
Meliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori, kenyamanan dan
nyeri, fungsi kognitif, status pendengaran, penglihatan, masalah dengan
pengecap dan pembau, sensasi perabaan, baal, kesemutan
Konsep diri-persepsi diri
Meliputi riwayat pasien tentang peran dalam keluarga dan peran social,
kepuasan dan ketidakpuasan dengan peran
Seksual reproduksi
Meliputi informasi tentang focus pasutri terhadap kepuasan atau
ketidakpuasan dengan seks, orientasi seksual
Koping toleransi stress
Meliputi informasi riwayat pasien tentang metode untuk mengatasi atau
koping terhadap stress
Nilai kepercayaan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dan kepercayaan
berhubungan dengan pilihan membuat keputusan kepercayaan spiritual.
B. Diagnose Keperawatan
C. Perencanaan Keperawatan
D. Pelaksanaan Keperawatan
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Proses yang continyu
yang penting untuk menjamin kualitas dan ketepatan perawtan yang diberikan. Yang
dilakukan dengan meninjau respon klien untuk menentukan keefektifan rencana
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.
RS. Wolter Monginsidi
Jl Rumkit 14 Februari Manado
Tlp/Fax 0431-852250/0431-853035
Kimia Klinik
GDS 67 70-140 Mg/dl
Ureum 20 10-50 Mg/dl
Creatinin 0.78 0.7-1.3 Mg/dl
SGOT 15 0-37 U/L
SGPT 12 0-42 U/L
Natrium 144 135-155 Mmol/L
Kalium 3.7 5.5-3.6 Mmol/L
Chlorida 105 108-95 Mmol/L
Serologi
1
Salmonela Typhi H /80 Negatif
1
Salmonela Typhi H /80 Negatif
1
Salmonela parayphi AH /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi BH /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi CH /80 Negatif
1
Salmonela Typhi O /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi AO /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi BD /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi CD /80 Negatif
Hematologi
WBC 52 4-10 Sel/mm3
RBC 4.54 4.5-5.5 Sel/mm3
HGB 12.2 14-18 Gr/dl
HGT 38.2 40-48 Vol %
MCV 84.1 76-96 %
MCH 26.7 27-32 %
MCHC 37.2 32-37
PLT 222 100-450 Sel/mm3
LYM % 30.4 %
MXD % 10.9 %
NEUT % 58.7 %
A. IDENTIFIKASI
1. Klien
Nama Initial : Tn.B
Tempat, tanggal lahir : 16 Agustus 1987
Jenis Kelamin : Laki
Status Perkawinan : Kawin
Jumlah Anak :1
Agama/Suku : Kristen
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang Digunakan : Daerah Manado
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
Alamat Rumah : Tanjung Batu Link IV Manado
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. L
Alamat : Tanjung Batu Link IV Manado
Hubungan dengan Klien : Keluarga
B. Status Kesehatan
1. Keluhan Utama : Panas, nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang : Panas kurang lebih 2 hari, panas hilang timbul, sakit
kepala menggigil, mual, batuk, sulit BAB, nyeri uluh
hati, pasien tidak makan
2. Diagnosa Medik
Saat Masuk : Dengue Fever
Saat Pengkajian : Dengue Fever
C. Keadaan Umum
1. Keadaan sakit : Klien tampak sakit sedang
Alasan : Berbaring lemah, pucat, mnggunakan alat medic IVFD Ringer
Laktat
2. Tanda-tanda Vital
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tekanan darah : 120/80 mmhg
c. Suhu : 36.8oC
d. Nadi :72x/menit
e. Pernafasan Frekwensi : 20x/menit
Irama : Teratur
Jenis : Perut
3. Genogram
B
Keterangan: = Klien
B
= Perempuan
= Laki-laki
= Tinggal bersama
2. Data obyektif
2. Data Obyektif
Observasi
Klien tampak mengeluh karena tidak BAB
Pemeriksaan fisik
nyeri ketuk ginjal kiri dan kanan negative
2. Data Obyektif
Observasi
Klien tampak menunjukkan muka mengantuk tidak sering menguap, tidak
menunjukkan warna gelap pada palpebrae inferior.
2. Data Obyektif
Observasi
Klien tampak ditemani oleh ibunya. Klien juga mendapat kadang mendapat
kunjungan dari keluarga dan teman
Pemeriksaan fisik
Tekanan darah, Berbaring : 120/80 mmhg
Kulit. Keringat dingin : tidak ada, Basah : Tidak ada
Yang Mengkaji
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. B
Umur : 24 Tahun
Suhu meningkat
2. Ds: -klien mengatakan Nyamuk aedes aegyti yang Nutrisi kurang dari
merasa mual, memiliki virus dengue kebutuhan tubuh
-klien mengatakan
kurang nafsu Mengigit manusia
makan
Do: Klien terlihat lemah Virus dengue masuk dalam
KU: Sedang aliran darah
Terjadi veremia
Suhu meningkat
Hipertermia
Anoreksia
Mual, muntah
3. Ds: klien mengatakan Nyamuk aedes aegyti yang Gangguan rasa nyaman
nyeri pada bagian memiliki virus dengue
perut
Do: Klien terlihat Mengigit manusia
menahan sakit
Virus dengue masuk dalam
aliran darah
Terjadi veremia
Nyeri Otot
Malaise
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Diagnosa
Implementasi Evaluasi Nama Jelas
Waktu Keperawatan
19-06-2012 1. Gangguan 1.mengkaji TTV: S:Klien mengatakan
08.00 pemenuhan TD: 120/80 mmhg masih merasa mual
nutrisi kurang R : 20x/menit O: klien
dari N : 72x/menit menghabiskan
kebutuhan S : 36.80C sebagian makan
tubuh yang diberikan
11.00 berhubungan 2. Memberikan A: Masalah belum
dengan intake Makanan (bubur) teratasi
yang tidak kepada klien P: Kaji kembali
adekuat intervensi
11.05 3. Menganjurkan
klien makan sedikit
tapi sering
12.10 5. Setelah
berkolaborasi
cairan yang
digunakan IVFD
Ringer Laktat
20gtt/m
08.00 2. Resiko 1.Memantau TTV: S: Klien mengatakan
peningkatan TD: 120/80 mmhg suhu badan mulai
suhu tubuh R : 20x/menit turun
berhubungan N : 72x/menit O: Suhu badan kluen
dengan reaksi S : 36.80C teraba tidak terlalu
proses infeksi panas
08.30 virus dengue 2. Menganjurkan A: Masalah belum
klien meminum air teratasi
banyak. P: Kaji kembali
(klien kurang intervensi
mengikuti anjuran)
09.00 3. menganjurkan
klien menggunakan
baju tipis dan
menyerap keringat.
(klien mengikuti
anjuran)
12.10 4. setelah
berkolaborasi,
diberikan terapi
obat PCT 3x500
mg
10.00 3. menganjurkan
klien melakukan
kegiatan lain.
(Klien memilih
tidur untuk
melupakan nyeri
yang dirasakannya)
12.10 4. Setelah
berkolaborasi
dengan dokter
maka terapi obat
yang diberikan
Omeprazole 2x1
caps AC
12.10 3. Setelah
berkolaborasi
dengan dokter
maka memberikan
terapi obat:
PCT 3x500mg
Omeprazole 2x1
Cap AC
Mengganti cairan
IVFD RL 20gtt/m
08.00 2. Resiko 1.Mengkaji TTV: S: Klien mengatakan
peningkatan TD: 110/90 mmhg panas berkurang
suhu tubuh R : 20x/menit O: Suhu badan klien
berhubungan N : 72x/menit teraba tidak terlalu
dengan reaksi S : 36.60C panas
proses infeksi A: Masalah teratasi
08.30 virus dengue 2. Menganjurkan sebagian
klien meminum air P: Kaji kembali
banyak. intervensi
(klien mulai
mengikuti anjuran
dengan meminum
air meski hanya
sedikit)
12.10 3. Setelah
berkolaborasi
dengan dokter
maka memberikan
terapi obat:
PCT 3x500mg
Omeprazole 2x1
Cap AC