Anda di halaman 1dari 34

Laporan Pendahuluan Demam Berdarah Dengue

A. Definisi Demam Berdarah

Demam berdarah Dengue adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
(arthropadborn Virus) dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albipices
dan Aedes Aegypti).
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang diesebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti (betina), terutama menyerengan anak, remaja, dan
dewasa dan seringkali menyebabkan kematian bagi penderita.
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang teradapat pada anak-
anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai
leucopenia, dengan atau tanpa tanda ruam dan limfadenopati.

B. Anatomi dan Fisiologi


Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF adalah system
sirkulasi. System sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari
traktus distivus dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, system sirkulasi merupakan
sarana untuk membuang sisa-sisa metabolism dari sel- sel ginjal, paru-paru dan kulit
yang merupakan tempat ekskresi pembuluh darah, dan darah.
1. Jantung.
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan
jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot
serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita.
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung)
dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks
cordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan, sebelah kiri bawah dari
pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri
antara kosa V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya
denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar
genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu :
a. arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa
darah keseluru bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar
yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding
yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan.
Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis
tengahnya kira-kira 1-3 cm. arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruhan
tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah
rambut (kapiler). Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir didalamnya
tetapi hanya untuk tunika intima. Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat
darah dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum.
b. Vena
Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa darah
dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk susunan
dan juga pernafasan pembuluh darah yang menguasai vena sama dengan pada
arteri. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang
gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang
ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga
mempunyai cabang tang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya
menjadi kapiler.
c. Kapiler
Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat
halus. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan
endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu; rambut, kuku, dan
tulang rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya meliputi sel-sel
jaringan. Oleh karen itu dindingnya sangat tipis maka plasma dan zat makanan
mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.
3. Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair disebut plasma dan
bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada darah keadaannya tidak tetap
bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya. Darah yang
banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam
darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa
pembakaran/metabolisme didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa
terdapat darah seanyak kira-kira 1/3 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter.
Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur,
pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.
Fungsi darah: 1. Sebagai alat pengangkut
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun
dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibody/zat-zat
antiracun.
3. Mengatur panas keselurh tubuh.
Adapun proses pembentukan sel dara terdapat tiga tempat yaitu: sumsung tulang,
hepar, dan limpa.

C. Etiologi
Penyebab penyakit dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah adalah
virus dengue. Virus ini tergolong dalam family/suku/grup flaviviridae yang dikenal ada
4 serotipe, dengue 1, dengue 2, dengue 3, dengue 4, yang ditularkan melalui vector
nyamuk aedes aegypti. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody
seumur hidup terhadap serotype bersangkutan. Tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotype lain.
D. Patofisiologi
Virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
pertama-tama terjadi veremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah
pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, dan pembesaran limpa.
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan depresi
sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan
menyebabkan pendarahan kaena gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan sampai
pada pendarahan kelenjar adrenalin .
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunya volume plasma. Terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diathasis hemorahagic renjatan pasti terjadi secara akut. Adanya kebocoran plasma ke
darah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga
serosa yaitu rongga peritoneum, pleura dan pericardium yang pada otopsi tenyata
melebihi cairan yang diberikan melalui infuse.
Jika renjatan atau syok, hipovelmik berlangsung lama akan timbul anoreksia
jaringan metabolic dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.

E. Klasifikasi
Mengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat erat kaitannya dengan
pengelolarhan dan prognosis, (WHO) membagi DBD dalam 4 derajat, yaiu:
1. derajat 1
Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya
manifestasi pendarahan adaalh tes toniquet positif.
2. Derajat 2
Derajat 1 dan disertai pendarahan spontan pada kulit atau pendarahan lain.
3. Derajat 3
Ditemukan kegagalan sirkulasi ringan yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah
rendah, gelisa, sianosis mulut, hidung dan ujung jari.
4. Derajat 4
Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.

F. Manifestasi klinik
Kasus DHF ditandai oleh manifestasi klinik, yaitu: demam tinggi dan mendadak
yang dapat mencapai 400C atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang, demam,
sakit kepala,anoreksia, mual muntah, epigastrik, discomfort, nyeri perut kanan atas atau
seluruh bagian perut dan pendarahan, terutama pendarahan kulit, walaupun hanya
berupa uji tourniquet positif. Selain itu, pendarahan kulit dapat terwujud memar atau
juga berupa pendarahan spontan mulai dari petekie pada ektremitas, tubuh, dan muka,
sampai epistaksis dan pendarahan gusi. Sementara pendarahan gastrointestinal masih
lebih jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi pada kasus dengan syok yang
berkepanjangan atau setelah syok yang tidak dapat teratasi. Pendarahan lain seperti
pendarahan sub konjungtiva terkadang juga ditemukan. Pada masa konvalisen seringkali
ditemukan eritema pada telapak kaki dan hepatomegali. Hepatomegali biasanya dapat
diraba pada permukaan penyakit dan pembesaran hati ini tidak sejajar dengan beratnya
penyakit. Nyeri tekan seringkali ditemukan tanpa ikters maupun kegagalan pendarahan.

G. Pengobatan dan Pencegahan


Prinsip pencegahan yang tepat dalam pencegahan demam berdarah ialah sebagai
berikut :

a. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan


melaksanakan pemberantasan vector pada saat sedikit terdapatnya kasus DHF
b. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vector pada
tingkat sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita veremia sembuh
secara spontan
c. Mengusahakan pemberantasan vector dipusat daerah penyebaran.
d. Mengusahakan pemberantasan vector disemua daerah berpotensi penularan
tinggi. Ada 2 macam pemberantasan vector antara lain:
1. Menggunakan insektisida yang lazim digunakan dalam program
pemberantasan penyakit demam berdarah dengue adalah malathion
untuk membunuh nymuk dewasa dan temophos (abate) untuk membunuh
jentik.
2. Tanpa insektisida :
 Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air
minimal 1X seminggu
 Menutup tempat-tempat penampungan air rapat
 Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah,
dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.

Pengobatan demam berdarah ini bila dalam tahap awal sebelum ketempat pelayanan
kesehatan yaitu dengan banyak minum dan juga minum obat penurun panas. Bila
dilakukan ditempat pelayanan kesehatan baik itu di RS atau di Puskesmas yang ada
rawat inapnya biasanya diberikan pengobatan dengan:

1. Pemberian cairan infuse yang dilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan
juga hemokonsentrasi yang berlebihan
2. Pemberian obat yang sesuai dengan gejala yang dirasakan pasien seperti antipiretik
untuk menurunkan demam (paracetamol)
3. Pemberian garam elektrolit (oralit) bila pasien mengeluh diare
4. Pemberian antibiotic untuk mencegah terjadi infeksi sekunder yang bisa
ditimbulkan oleh demam berdarah
5. Pemberian transfuse trombosit sesuai indikasi bila kadar trombositnya menurun
6. Bedrest total selama perawatan dan fase demam berdarah.

H. Komplikasi
Dalam penyakit DHF atau emam berdarah jika tidak segera ditangani akan
menimbulkan komplikasi adalah sebagai berikut :

1. Pendarahan
2. Kegagalan sirkulasi
3. Hepatomegali
4. Efusi pleura

I. Pemeriksaan penunjang
1. Darah

a. Trombosit menurun
b. HB meningkat lebih 20%
c. HT meningkat lebih 20%
d. Leukosit menurun pada hari ke-2 dan ke-3
e. Protein dalam darah rendah
f. Ureum PH bisa meningkat
g. NA dan CL rendah

2. Serologi : HI (Hemaglutination Inhibition Test)

a. Rontgen thorax : efusi ureum


b. Uji tes tuoniket (+)

J. Penatalaksanaan

a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak
c. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)
d. Pemberian cairan melalui infuse
e. Pemberian obat-obtan; antibiotic, antipiretik
f. Antikonulsi jika terjadi kejang
g. Monitor TTV
h. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
i. Monitor tanda-tanda pendarahan lanjut
j. Periksa HB, HT, dan trombosit setiap hari
K. Patoflow Demam Berdarah Dengue

Etiologi Nyamuk Aedes Aegypti


dengan virus dengue

Mengigit manusia

Virus Dengue masuk dalam


aliran darah

Terjadi veremia

Nyeri Hepatomegali Depresi sumsum


otot tulang

malaise Trombosit
menurun

Gangguan rasa Trombositopenia


nyaman
Kekurangan
volume cairan Pendarahan
tubuh

Hipovolemia
ASKEP TEORI

A. Pengkajian
Pengkajian tahap pertama dari proses keperawatan, dimana data dikumpulkan.
Dalam proses asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan
penting dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat dikumpulkan
dalam bentuk data. Adapun metode yang dilakukan dalam pengkajian ; wawancara,
pemeriksaan (fisik, laboratorium, rontgen), observasi, konsultasi.

a. Identitas klien meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,
diagnose medis.
b. Keluhan utama meliputi alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF saat
dating ke rumah sakit
c. Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan utam yang merupakan keluhan
klien, data yang dikaji yang dirasakan klien saat ini.
d. Riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah menderita penyakit yang diderita
sekarang.
e. 11 pola pengkajian Gordon:
 Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Menggambarkan informasi atau riwayat pasien mengenai status kesehatan
dan praktek pencegahan penyakit, keamanan/proteksi, tumbuh kembang,
riwayat sakit yang lalu, perubahan status kesehatan dalam kurun waktu
tertentu
 Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai konsumsi
makanan dan cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaan
suplemen, vitamin makanan. Masalah nafsu makan, mual, rasa panas
diperut, lapar dan haus berlebihan.
 Eliminasi
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai pola BAB,
BAK frekwensi karakter BAB terakhir, frekwensi BAK.
 Aktivitas – Latihan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang pola latihan, keseimbangan
energy, tipe dan keteraturan latihan, aktivitas yang dilakukan dirumah,
atau tempat sakit.
 Istirahat tidur
Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekwensi dan durasi periode
istirahat tidur, penggunaan obat tidur, kondisi lingkungan saat tidur,
masalah yang dirasakan saat tidur.
 Kognitif- perceptual
Meliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori, kenyamanan dan
nyeri, fungsi kognitif, status pendengaran, penglihatan, masalah dengan
pengecap dan pembau, sensasi perabaan, baal, kesemutan
 Konsep diri-persepsi diri
Meliputi riwayat pasien tentang peran dalam keluarga dan peran social,
kepuasan dan ketidakpuasan dengan peran
 Seksual reproduksi
Meliputi informasi tentang focus pasutri terhadap kepuasan atau
ketidakpuasan dengan seks, orientasi seksual
 Koping toleransi stress
Meliputi informasi riwayat pasien tentang metode untuk mengatasi atau
koping terhadap stress
 Nilai kepercayaan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dan kepercayaan
berhubungan dengan pilihan membuat keputusan kepercayaan spiritual.
B. Diagnose Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu,


keluarga dan komunitas terhadap masalh kesehatan/ proses kehidupan yang actual dan
potensial. Diagnose keperawatan member dasarh untuk pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat.

Diagnose keperawatan untuk pasien demam berdarah dengue yaitu:

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan


peningkatan suhu tubuh (370C)
2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia.
4. Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
dinding plasma.
5. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume
cairan
6. Kecemasan berhubungan dengan kondisi buruk pasien dan pendarahan yang
dialami.
7. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit

C. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose yang ditemukan dan


merencanakan tindakan berdasarkan kebutuhan pasien.

D. Pelaksanaan Keperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimana


rencana keperawatan dilaksanakan yaitu untuk melaksanakan intervensi dan
aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana keperawatan pasien. Agar
implementasi perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama
harus mengidentidikasi prioritas keperawatan klien kemudian bila perawatan telah
dilaksanakan perawat mencatat dan memantau respon klien terhadap setiap
intervensi dan mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya.

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Proses yang continyu
yang penting untuk menjamin kualitas dan ketepatan perawtan yang diberikan. Yang
dilakukan dengan meninjau respon klien untuk menentukan keefektifan rencana
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.
RS. Wolter Monginsidi
Jl Rumkit 14 Februari Manado
Tlp/Fax 0431-852250/0431-853035

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik

Tanggal : 19 Juni 2012 No Reg :


No medrec : 0-42-47-12 Kelomok pasien : Umum
Nama Pasien : B. Tn Doker Pengirim :Resident
Jenis Kelamin : Laki Dokter penanggung jawab :Alice Gerung
Umur : 24 Tgl Lahir : 16 August 1987 Jam pemeriksa: 12.50 WITA
Alamat : Tanjung Batu Link 4
Poliklinik : Cendana/Penyakit Dalam/006/Cendana 1

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Kimia Klinik
GDS 67 70-140 Mg/dl
Ureum 20 10-50 Mg/dl
Creatinin 0.78 0.7-1.3 Mg/dl
SGOT 15 0-37 U/L
SGPT 12 0-42 U/L
Natrium 144 135-155 Mmol/L
Kalium 3.7 5.5-3.6 Mmol/L
Chlorida 105 108-95 Mmol/L

Serologi
1
Salmonela Typhi H /80 Negatif
1
Salmonela Typhi H /80 Negatif
1
Salmonela parayphi AH /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi BH /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi CH /80 Negatif
1
Salmonela Typhi O /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi AO /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi BD /80 Negatif
1
Salmonela paratyphi CD /80 Negatif

Manado, 19 Juni 2012


TTD Right

Alice A. L Gerung, SP.PK


RS. Wolter Monginsidi
Jl Rumkit 14 Februari Manado
Tlp/Fax 0431-852250/0431-853035

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik

Tanggal : 19 Juni 2012 No Reg :


No medrec : 0-42-47-12 Kelomok pasien : Umum
Nama Pasien : Billy Kumendong. Tn Doker Pengirim :Resident
Jenis Kelamin : Laki Dokter penanggung jawab :
Umur : 24 Tgl Lahir : 16 August 1987 Jam pemeriksa: 12.50 WITA
Alamat : Tanjung Batu Link 4
Poliklinik : Cendana/Penyakit Dalam/006/Cendana 1

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Hematologi
WBC 52 4-10 Sel/mm3
RBC 4.54 4.5-5.5 Sel/mm3
HGB 12.2 14-18 Gr/dl
HGT 38.2 40-48 Vol %
MCV 84.1 76-96 %
MCH 26.7 27-32 %
MCHC 37.2 32-37
PLT 222 100-450 Sel/mm3
LYM % 30.4 %
MXD % 10.9 %
NEUT % 58.7 %

Manado, 19 Juni 2012


TTD Right
Daftar Terapi Obat Tn. B
I. IVFD Ringer Laktat 20gtt/m
II. Omeprazole 2X1 Caps AC
III. PCT tab 3X500 mg
Asuhan Keperawatan Tn. B
Dengan Kasus Demam Berdarah Dengue

Nama Mahasiswa yang mengkaji : NRP : 10061107

Unit : Tanggal Pengkajian :19-06-2012


Ruang Kamar : Cendana Waktu Pengkajian :13.30 Wita
Tanggal Masuk RS : 18-06-2012 Auto Anamnese

A. IDENTIFIKASI
1. Klien
Nama Initial : Tn.B
Tempat, tanggal lahir : 16 Agustus 1987
Jenis Kelamin : Laki
Status Perkawinan : Kawin
Jumlah Anak :1
Agama/Suku : Kristen
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang Digunakan : Daerah Manado
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
Alamat Rumah : Tanjung Batu Link IV Manado

2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. L
Alamat : Tanjung Batu Link IV Manado
Hubungan dengan Klien : Keluarga

B. Status Kesehatan
1. Keluhan Utama : Panas, nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang : Panas kurang lebih 2 hari, panas hilang timbul, sakit
kepala menggigil, mual, batuk, sulit BAB, nyeri uluh
hati, pasien tidak makan
2. Diagnosa Medik
Saat Masuk : Dengue Fever
Saat Pengkajian : Dengue Fever

C. Keadaan Umum
1. Keadaan sakit : Klien tampak sakit sedang
Alasan : Berbaring lemah, pucat, mnggunakan alat medic IVFD Ringer
Laktat
2. Tanda-tanda Vital
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tekanan darah : 120/80 mmhg
c. Suhu : 36.8oC
d. Nadi :72x/menit
e. Pernafasan Frekwensi : 20x/menit
Irama : Teratur
Jenis : Perut
3. Genogram

B
Keterangan: = Klien
B
= Perempuan
= Laki-laki
= Tinggal bersama

D. Pengkajian Pola Kesehatan


I. Kajian Persepsi Kesehatan-Pemeliharaan Kesehatan
Riwayat Penyakit Yang Pernah Dialami:
 Demam berdarah. Pada tahun 2008 penyakit ini pernah membuat klien masuk
rumah sakit
 Malaria. Pada tahun 2008 juga penyakit ini membuat klien masuk rumah sakit saat
itu klien berada diJayapura
 Demam tipoid. Pada tahun 2008 klien mengatakan penyakit ini pernah membuatnya
sampai masuk dirumah sakit.
1. Data subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan sealalu menjaga kesehatan dan bila mendapat sakit segera
meminum obat
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitasnya sendiri karena merasa
badan lemah

2. Data obyektif

 Observasi : kebersihan rambut : bersih


Kebersihan kepala : bersih
Hygiene rongga mulut : bersih tidak ada bau
II. Kajian Nutrisi Metabolik
1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk pauk, dan sayur-
sayuran serta buah-buahan dengan porsi 1 piring makan. Selain itu klien
mengatakan minum air 6-8 gelas/hari
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan kurang nafsu makan hanya menghabiskan stengah porsi
makanan yang diberikan dan bila makan perut akan terasa mual. Klien juga
mengatakan kurang mimun hanya minum air 3-5 gelas/hari
2. Data Obyektif
 Observasi
Klien tampak tidak menghabiskan makanannya. Klien tampak kurang minum
 Pemeriksaan fisik
Keadaan rambut bersih, hidrasi kulit tampak elastic, konjungtiva ananemis,
sclera anikterus, hidung tampak tidak ada lesi, rongga mulut bersih tidak ada
sisa makanan dan tidak ada bau mulut, gusi tidak ada peradangan, tidak
menggunakan gigi palsu, lidah bersih, tonsil tidak ada pembesaran, abdomen
inspeksi bentuk datar, massa lemas, hidrasi kulit tampak elastic

III. Kajian Pola Eliminasi


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan BAB lancer 1x/hari dengan konsisten padat. BAK 7-8X/hari
berwarna kuning
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan sudah tidak BAB selama berada dirumah sakit. BAK normal
7-8x/ hari berwarna kuning.

2. Data Obyektif
 Observasi
Klien tampak mengeluh karena tidak BAB
 Pemeriksaan fisik
nyeri ketuk ginjal kiri dan kanan negative

IV. Kajian Pola Aktivitas dan Latihan


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan melakukan kegiatan sehari-hari sebagai seorang pekerja
kantoran. Diwaktu senggang klien mengatakan menghabiskan waktu dengan
keluarga atau dengan menonton tv
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan aktivitas sehari-hari sejak sakit lebih sering dibantu orang
lain
2. Data Obyektif
 Observasi
Klien tampak dalam melakukan aktivitasnya dibantu oleh keluarga
 Pemeriksaan fisik
Postur tubuh klien simetris, gaya jalan normal, tidak ada anggota gerak yang
cacat, inspeksi auskultasi suara bising nafas, ucapan, suara tambahan tidak ada.

V. Kajian Pola Istirahat dan Tidur


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan tidur 7-8 jam sehari, klien mengatakan tidak pernah
mengkonsumsi obat tidur dan tidak pernah mengalami gangguan tidur
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan tidak dapat tidur seperti biasa hanya tidur 5-6 jam karena
merasa kurang nyaman

2. Data Obyektif
 Observasi
Klien tampak menunjukkan muka mengantuk tidak sering menguap, tidak
menunjukkan warna gelap pada palpebrae inferior.

VI. Pola Persepsi Kognitif dan perseptual


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan tidak ada gangguan pendengaran dan penciuman, klien
mengatakan tidak menggunakan alat bantu melihat. Klien juga tidak ada
kesulitan dan berkomunikasi dengan keluarga maupun orang lain
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan tidak menggunakan alat bantu melihat maupun mendengar
2. Data Obyektif
 Observasi
Klien tampak tidak menggunakan alat bantu penglihatan dan pendengaran,
klien masih mampu mendengar dengan baik, mampu mencium bau disekitar
 Pemeriksaan fisik
Pada kornea jernih, pupil kiri dan kanan sama besar, lensa mata jernih tidak
ada katarak, pina simetris, canalis bersih tidak ada cairan yang keluar
pendengaran klien baik
NI :Berfungsi dengan baik. Klien mampu mencium bau jeruk
N II :Klien mampu melihat dan membaca dengan baik
N V Sensorik :Klien mampu mengunyah makanan
N VII Sensorik :Klien mampu menjulurkan lidah
N VIII Pendengaran :Klien mampu mendengar pembicaraan perawat

VII. Pola Persepsi dan Konsep diri


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan menyadari diri seorang laki-laki yang berkeluarga dan
memiliki seorang anak yang berusia 5 bulan. Dan tidak memiliki kelainan
bawaan
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan badannya lemas, tidak melakukan aktivitasnya, cemas
karena meninggalkan keluarga dan tidak bekerja
2. Data Obyektif
 Observasi
Kontak mata klien langsung, rentang perhatian klien kurang focus, suara den
cara bicara tidak jelas tapi lancer, postur tubuh berbaring simetris
 Pemeriksaan fisik
Kelainan bawaan tidak ada. Abdomen bentuk simetris, bayangan vena tidak
ditemukan, bayangan massa tidak ditemukan. Lesi kulit tidak ditemukan.

VIII. Kajian Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan sudah berkeluarga dan mempunyai seorang anak perempuan
yang masih bayi, perannya sebagai kepala rumah tangga dan ayah bagi
anaknya. Klien mengatakan hubungannya dengan keluarga dan orang sekitar
baik
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan sejak sakit hubungannya dengan keluarga dan orang sekitar
baik-baik saja

2. Data Obyektif
 Observasi
Klien tampak ditemani oleh ibunya. Klien juga mendapat kadang mendapat
kunjungan dari keluarga dan teman

IX. Kajian Pola Reproduksi dan Seksual


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam reproduksi seksual dan sudah
memiliki seoragn anak
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan tidak ada gangguan pola reproduksi seksual
2. Data Obyektif
 Tidak ada keluhan klien yang mengarah pada organ reproduksi seksual

X. Kajian Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan dapat mengontrol diri jika mendapat masalah dalam
keluarga atau pekerjaan dan selalu berkomunikasi dengan keluarga untuk
menyelesaikan masalah yang terjadi
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan tidak ada keluhan dari keluarga tentang penyakit yang
dideritanya. Klien mengatakan tidak menyangkal bila memiliki riwayat
penyakit demam berdarah dengue
2. Data Obyektif
 Observasi
Ekspresi wajah klien tampak tenang

 Pemeriksaan fisik
Tekanan darah, Berbaring : 120/80 mmhg
Kulit. Keringat dingin : tidak ada, Basah : Tidak ada

XI. Kajian Sistem Nilai-Kepercayaan


1. Data Subyektif
 Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan kepercayaan yang dianutnya adalah Kristen protestan
sebagai pedoman hidup.
 Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan sejak sakit tidak pergi kegereja dan beribadah
2. Data Obyektif
 Observasi
Klien selalu mendapat bantuan dari keluarga dan selama dirawat klien berdoa
untuk kesembuhannya dan sebelum makan

Tanda Tangan Mahasiswa

Yang Mengkaji
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. B
Umur : 24 Tahun

No Data Etiologi Masalah


1. Ds: Klien mengatakan Nyamuk aedes aegyti yang Resiko peningkatan suhu
Panas sejak 2 hari memiliki virus dengue tubuh
lalu
Do: Badan klien teraba Mengigit manusia
panas
TTV. TD: 120/80 mmhg Virus dengue masuk dalam
R : 20x/menit aliran darah
N : 72x/menit
S : 36.80C Terjadi veremia

Suhu meningkat

2. Ds: -klien mengatakan Nyamuk aedes aegyti yang Nutrisi kurang dari
merasa mual, memiliki virus dengue kebutuhan tubuh
-klien mengatakan
kurang nafsu Mengigit manusia
makan
Do: Klien terlihat lemah Virus dengue masuk dalam
KU: Sedang aliran darah

Terjadi veremia
Suhu meningkat

Hipertermia

Anoreksia

Mual, muntah
3. Ds: klien mengatakan Nyamuk aedes aegyti yang Gangguan rasa nyaman
nyeri pada bagian memiliki virus dengue
perut
Do: Klien terlihat Mengigit manusia
menahan sakit
Virus dengue masuk dalam
aliran darah

Terjadi veremia

Nyeri Otot

Malaise
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. B Ruang : Cendana No. RM : 02-47-12

Rencana Tindakan Keperawatan


No
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
.
Kriteria Hasil
1 Gangguan pemenuhan Kebutuhan nutrisi 1. Kaji tanda- 1. Untuk mengetahui
nutrisi kurang dari tubuh terpenuhi. tanda vital tanda vital klien
kebutuhan tubuh 2. Berikan 2. Membantu
berhubungan dengan Kriteria hasil : klien makanan yang meningkatkan
intake yang tidak dapat memenuhi mudah ditelan asupan makanan
adekuat kebutuhan seperti bubur
nutrisinya 3. Anjurkan 3. Untuk mencegah
Ds: -klien mengatakan Ds: klien mampu klien untuk atau menghindari
merasa mual, menghabiskan makan dalam rasa mual
-klien makananya, rasa porsi sedikit dan
mengatakan mual klien hilang frekwensi sering
kurang nafsu seperti memberi
makan bubur 5 sendok
Do: Klien terlihat Do: Tidak ada tiap 15 menit
lemah keluhan mual. Klien 4. Catat jumlah 4. untuk mengetahui
telihat sehat porsi makanan jumlah nutrisi yang
yang dihabiskan masuk dalam tubuh
klien
5. kolaborasi 5. Untuk mengetahui
dalam terapi yang tepat
pemberian terapi untuk digunakan
2 Resiko peningkatan Resiko tidak terjadi 1. Pantau tanda- 1. Untuk mengetahui
suhu tubuh tanda vital TTV klien juga
berhubungan dengan Kriteria hasil : suhu khusus suhu tindakan yang tepat
reaksi proses infeksi badan klien kembali dilakukan
virus dengue normal. 2. anjurkan klien 2.Untuk menurunkan
untuk minum air suhu tubuh dan
Ds: Klien mengatakan Ds: Suhu badan banyak mencegah terjadinya
Panas sejak 2 klien normal dehidrasi
hari lalu 3. anjurkan klien 3. Untuk
Do: Badan klien teraba Do: Badan klien untuk menurunkan suhu
panas tidak teraba panas menggunakan tubuh dan
baju yang bisa menghindari
menyerap timbulnya penyakit
keringat lain
120 120
TTV. TD: /80 mmhg TTV.TD: /80mmhg 4.kolaborasi 4. Untuk mengganti
R : 20x/menit R:16- 20x/menit dalam cairan yang keluar
N : 72x/menit N:80-100x/menit pemberian terapi dari keringat dan
0
S : 36.8 C S : 360C obat dan cairan menurunkan panas
3 Gangguan rasa nyaman Rasa nyeri hilang 1. kaji tingkat 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan dan rasa nyaman nyeri seberapa berat nyeri
nyeri pada perut meningkat yang dirasakan klien
2. Berikan posisi 2. Untuk mengurangi
Kriteria Hasil: Klien nyaman rasa nyeri
merasa nyaman dan 3. Alihkan 3. Dengan
nyeri menghilang perhatian dari melakukan tindakan
Ds: klien mengatakan Ds: Klien merasa rasa nyeri lain, rasa nyeri dapat
nyeri pada nyaman dan nyeri dilupakan
bagian perut menghilang 4. kolaborasi 4. menentukan terapi
Do: Klien terlihat Do: Wajah klien dalam obat yang dapat
menahan sakit tampak rileks dan pemberian terapi menghilangkan nyeri
tenang untuk
menghilangkan
rasa nyeri
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Pasien : Tn. B Ruang : Cendana No. RM : 02-47-12

Hari/Tanggal Diagnosa
Implementasi Evaluasi Nama Jelas
Waktu Keperawatan
19-06-2012 1. Gangguan 1.mengkaji TTV: S:Klien mengatakan
08.00 pemenuhan TD: 120/80 mmhg masih merasa mual
nutrisi kurang R : 20x/menit O: klien
dari N : 72x/menit menghabiskan
kebutuhan S : 36.80C sebagian makan
tubuh yang diberikan
11.00 berhubungan 2. Memberikan A: Masalah belum
dengan intake Makanan (bubur) teratasi
yang tidak kepada klien P: Kaji kembali
adekuat intervensi
11.05 3. Menganjurkan
klien makan sedikit
tapi sering

11.20 4. mencatat jumlah


porsi makanan
yang dihabiskan.
(klien
½
menghabiskan
porsi makanan dari
rumah sakit)

12.10 5. Setelah
berkolaborasi
cairan yang
digunakan IVFD
Ringer Laktat
20gtt/m
08.00 2. Resiko 1.Memantau TTV: S: Klien mengatakan
peningkatan TD: 120/80 mmhg suhu badan mulai
suhu tubuh R : 20x/menit turun
berhubungan N : 72x/menit O: Suhu badan kluen
dengan reaksi S : 36.80C teraba tidak terlalu
proses infeksi panas
08.30 virus dengue 2. Menganjurkan A: Masalah belum
klien meminum air teratasi
banyak. P: Kaji kembali
(klien kurang intervensi
mengikuti anjuran)
09.00 3. menganjurkan
klien menggunakan
baju tipis dan
menyerap keringat.
(klien mengikuti
anjuran)

12.10 4. setelah
berkolaborasi,
diberikan terapi
obat PCT 3x500
mg

08.15 3. Gangguan 1. mengkaji tingkat


S: Klien mengatakan
rasa nyaman nyeri. nyeri mulai
berhubungan (skala nyeri 1-10 berkurang
dengan nyeri adalah 4 = skala O: Klien terlihat
pada perut sedang) agak nyaman
A: Masalah teratasi
08.20 2. Menganjurkan sebagian
klien untuk P: Kaji kembali
mengubah posisi intervensi
tidur menyamping
dan bagian yang
terasa nyeri
sebaiknya berada
dibawah

10.00 3. menganjurkan
klien melakukan
kegiatan lain.
(Klien memilih
tidur untuk
melupakan nyeri
yang dirasakannya)
12.10 4. Setelah
berkolaborasi
dengan dokter
maka terapi obat
yang diberikan
Omeprazole 2x1
caps AC

20-06-2012 1. Gangguan 1. Memberikan S:Klien mengatakan


11.00 pemenuhan Makanan kepada mual berkurang
nutrisi kurang klien. O: klien tidak
dari (memberikan terlihat mual
kebutuhan bubur) A: Masalah teratasi
tubuh sebagian
berhubungan 2. mencatat jumlah P: Kaji kembali
12.00 dengan intake porsi makanan intervensi
yang tidak yang dihabiskan.
adekuat (klien tidak
menghabiskan
seluruh
makanannya hanya
dihabiskan ½ porsi
makanan dari
rumah sakit)

12.10 3. Setelah
berkolaborasi
dengan dokter
maka memberikan
terapi obat:
PCT 3x500mg
Omeprazole 2x1
Cap AC
Mengganti cairan
IVFD RL 20gtt/m
08.00 2. Resiko 1.Mengkaji TTV: S: Klien mengatakan
peningkatan TD: 110/90 mmhg panas berkurang
suhu tubuh R : 20x/menit O: Suhu badan klien
berhubungan N : 72x/menit teraba tidak terlalu
dengan reaksi S : 36.60C panas
proses infeksi A: Masalah teratasi
08.30 virus dengue 2. Menganjurkan sebagian
klien meminum air P: Kaji kembali
banyak. intervensi
(klien mulai
mengikuti anjuran
dengan meminum
air meski hanya
sedikit)
12.10 3. Setelah
berkolaborasi
dengan dokter
maka memberikan
terapi obat:
PCT 3x500mg
Omeprazole 2x1
Cap AC

09.00 3. Gangguan 1. mengkaji tingkat S: Klien mengatakan


rasa nyaman nyeri. nyeri hilang
berhubungan (skala nyeri 1-10 O: Klien terlihat
dengan nyeri adalah 4 = skala nyaman dan tidak
pada perut sedang) menahan nyeri
A: Masalah teratasi
12.10 2. Setelah P: Intervensi
berkolaborasi dihentikan
dengan dokter
maka terapi obat
yang diberikan
PCT 3x500mg
Omeprazole 2x1
Cap AC

21-06-2012 1. Gangguan 1. Memberikan S:Klien mengatakan


11.00 pemenuhan Makanan kepada tidak mual dan nafsu
nutrisi kurang klien. makan kembali
dari (memberikan normal
kebutuhan bubur) O: klien tidak
tubuh terlihat mual dan
12.30 berhubungan 2. mencatat jumlah tampak
dengan intake porsi makanan menghabiskan
yang tidak yang dihabiskan. makananya
adekuat (klien A: Masalah teratasi
menghabiskan 1 P: Intervensi
porsi piring dihentikan
makanan yang
diberikan rumah
sakit)
3. Setelah
20.00 berkolaborasi
dengan dokter
maka melepaskan
cairan
IVFD RL 20gtt/m

14.00 2. Resiko 1.Mengkaji TTV: S: Klien mengatakan


peningkatan TD: 110/80 mmhg badan tidak panas
suhu tubuh R : 20x/menit O: Suhu badan klien
berhubungan N : 68x/menit kembali normal
dengan reaksi S : 36.30C A: Masalah teratasi
proses infeksi P: Intervensi
virus dengue 2. Menganjurkan dihentikan
klien untuk tetap
meminum air
banyak.
(klien sepenuhnya
mengikuti anjuran
yang disampaikan)
3. Menghentikan
atau melepaskan
cairan IVFD RL
20gtt/m dan terapi
obat

Anda mungkin juga menyukai