Anda di halaman 1dari 20

Nama : Adam Sa’rizal A

Nim : 1702012384

Kelas : 6b Keperawatan

1. Judul : INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN DI UNIT


PELAKSANA TEKNIK DINAS (UPTD) PUSKESMAS CIBODASARI KECAMATAN
CIBODAS KOTA TANGERANG
 Variabel dependent : kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di unit pelaksana teknik
dinas (uptd) puskesmas cibodasari kecamatan cibodas kota tangerang
 Variabel independent : pelayanan di unit pelaksana teknik dinas (uptd) puskesmas
cibodasari kecamatan cibodas kota tangerang
 Rumusan masalah : Berdasarkan identifikasi masalah di atas, fokus masalah yang akan
dikajidalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Seberapa besar tingkat
IndeksKepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan di Unit Pelaksana Teknik
Dinas(UPTD) Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota Tangerang?
 Tujuan penelitian : Dalam suatu penelitian pasti ada suatu tujuan yang ingin dicapai.
Padapenelitian ini, tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa besartingkat
Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan di Unit PelaksanaTeknik Dinas
(UPTD) Puskesmas Cibodasari Kecamatan Cibodas KotaTangerang

Manfaat penelitian :

 Manfaat Akademis penelitian ini adalah untuk meningkatkan dan memperdalam serta
mempertajam pengetahuan peneliti tentang Ilmu Administrasi Negara. Selain itu,
penelitian ini juga dapat dijadikanbahan referensi untuk penelitian sejenis atau
selanjutnya yangberhubungan dengan masalah indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
publik.2.
 Manfaat Praktis
-Bagi Pemerintah: Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahanmasukan untuk
membangun terwujudnya pelayanan publik yangprima, dengan meningkatkan kualitas
aparatur penyelenggarapemerintahan serta memfasilitasi apa yang menjadi
kebutuhanmasyarakat, sehingga kepuasan dan harapan masyarakat terhadap pelayanan
instansi publik itu terpenuhi.
-bagi Masyarakat: Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai kajian yang dapat menambah
pengetahuan dan membuka wawasan mengenai pelayanan publik. Selain itu, penelitian ini
juga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk digali lebih dalam lagi, agar aspirasi
masyarakat yang sesungguhnya terhadap pelayanan publikbenar-benar dapat diterapkan
dalam instansi pemerintahan sesuai dengan yang diharapkan
-Bagi Penulis: Untuk mengkaji dan memperdalam pengetahuanpeneliti berkaitan dengan
Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan di Puskesmas Cibodasari Kecamatan
Cibodas Kota Tangerang. Penelitian ini juga merupakan sarana peningkatankemampuan
ilmiah peneliti dari teori-teori yang telah didapat dalamaspek penyelenggaraan pelayanan
publik
 Hipotesis penelitian : ada pengaruh kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di unit
pelaksana teknik dinas (uptd) puskesmas cibodasari kecamatan cibodas kota tangerang
2. Judul : HUBUNGAN KEJADIAN OBESITAS DENGAN KUALITAS HIDUP PADA ANAK
USIA SEKOLAH DI SDN 30 KUBU DALAM KOTA PADANG TAHUN 2017
 Variabel dependent : Hubungan kejadian obesitas dengan kualitas hidup pada anak usia
sekolah
 Variabel independent : kejadian obesitas dengan kualitas hidup pada anak usia sekolah
 Rumusan masalah : Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
pada penelitian ini yaitu “apakah ada hubungan kejadian obesitas dengan kualitas hidup
pada anak usia sekolah di SDN 30 Kubu Dalam Kota Padang Tahun 2017 ”
 Manfaat penelitian :
a. Bagi Sekolah Dapat dijadikan data atau informasi bagi sekolah tentang kejadian obesitas pada
anak dan kualitas hidup anak usia sekolah yang mengalami obesitas.
b. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang hubungan kejadian
obesitas dengan kualitas hidup pada anak usia sekolah di SDN 30 Kubu Dalam Kota Padang
Tahun 2017
c. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu keperawatan dan menjadi acuan penelitian selanjutnya dan dapat menambah
informasi untuk memperluas pengetahuan tentang terjadinya obesitas. d. Bagi Puskesmas Dapat
dijadikan sumber informasi bagi instansi terkait dalam upaya memberikan kebijakan, salah
satunya dengan pendidikan kesehatan pola hidup sehat sehingga menjadikan anak usia sekolah
sebagai generasi yang berpotensi tinggi.
 Hipotesis penelitian : Terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian obesitas
dengan kualitas hidup pada anak usia sekolah di SDN 30 Kubu dalam Kota Padang tahun
2017.

3. Judul : TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN PRIBADI SISWA KELAS


ATAS SD NEGERI 2 SOKAWERA KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN
BANYUMAS

 Variabel dependent : Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Pribadi Siswa Kelas Atas
 Variabel Independent : Kesehatan Pribadi Siswa Kelas Atas
 Rumusan masalah : Bertitik tolak dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas
serta agar permasalahan menjadi spesifik, jelas, terpusat, dan tidak meluas sehingga
tujuan penelitian dapat tercapai, maka dalam penelitian ini dibatasi pada masalah
mengenai : “Tingkat pengetahuan tentang kesehatan pribadi siswa kelas atas SD Negeri
2 Sokawera Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas”.
 Tujuan penelitian : Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas atas SD Negeri 2 Sokawera
Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas tentang kesehatan pribadi.
 Manfaat penelitian : Secara teoritis diharapkan dari penelitian ini dapat bermanfaat :
a. Memberikan kontribusi dalam pengembangan kajian ilmu pembelajaran Penjasorkes yang
merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa di SD Negeri 2 Sokawera Kecamatan Patikraja
Kabupaten Banyumas.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referrensi dan acuan dalam pelaksanaan
penelitian di masa yang akan datang.
c. Akan mendapatkan sebuah pengalaman dalam hal mempraktekkan ilmu penelitian, yaitu
mengenai praktek pengumpulan data dan menganalisis data.
d. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada SD Negeri 2 Sokawera Kecamatan
Patikraja Kabupaten Banyumas mengenai tingginya tingkat pengetahuan siswa kelas atas (IV,
V, dan VI) tentang kesehatan pribadi.
2. Secara praktis diharapkan dari penelitian ini dapat bermanfaat :
a. Bagi Peneliti
1) Kegiatan penelitian ini akan menjadikan pengalaman yang sangat bermanfaat untuk
melengkapi pengetahuan yang telah diperoleh dibangku kuliah, dan juga peneliti mendapat
jawaban yang konkrit tentang suatu masalah yang berkaitan dengan judul.
2) Dapat mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas atas SD Negeri 2 Sokawera Kecamatan
Patikraja Kabupaten Banyumas tentang kesehatan pribadi.
b. Bagi Siswa Meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya menjaga kesehatan pribadi, baik
di lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya.
 c. Bagi Guru Penelitian ini bermanfaat bagi guru dalam meningkatkan usaha kesehatan
pribadi di sekolah dan perilaku hidup sehat bagi siswa.Hipotesis penelitian : Ada
Pengaruh tingkat pengetahuan tentang kesehatan pribadi siswa kelas atas sd negeri 2
sokawera kecamatan patikraja kabupaten banyumas

4. Judul : HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU, PSIKOLOGIS DAN


ORGANISASI DENGAN PERILAKU PENDOKUMENTASIAN ASUHAN
KEPERAWATAN UNIT RAWAT INAP RS.MH.THAMRINPURWAKARTA TAHUN 2011
 Variabel dependent : hubungan antara karakteristik individu, psikologis dan organisasi
dengan perilaku pendokumentasian asuhan keperawatan
 Variabel independent : karakteristik individu, psikologis dan organisasi dengan perilaku
pendokumentasian asuhan keperawatan
 Rumusan masalah : Kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi
rawat inap RS.MH.Thamrin Purwakarta masih belum sesuai dengan standar yang
diharapkan sehingga perlu diketahui lebih rinci mengenai
hubungan individu (Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Lama Kerja, Status
kepegawaian), karakteristik psikologis (motivasi danpersepsi terhadap pekerjaan), dan
karakteristik organisasi (kepemimpinan, imbalan, desain pekerjaan) dengan dengan
perilaku pendokumentasan asuhan keperawatan pada perawat di unit rawat inap Rumah
Sakit MH.Thamrin Purwakarta.
 Tujuan penelitian : Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilakupendokumentasian asuhan keperawatan pada perawat di unit rawat inapRumah
Sakit MH.Thamrin Purwakarta.
 Manfaat penelitian: Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan evaluasi  dan informasi yang
berguna bagi manajemen keperawatan rumah sakit dalam menetapkan kebijakan tentang
sistem pendokumentasian asuhan
keperawatan yang baku dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rawat inap
RS.MH.Thamrin Purwakarta.
 Hipotesis penelitian : Ada hubungan karakteristik individu dengan pendokumentasian
asuhan keperawatan pada unit rawat inap RS.MH.Thamrin Purwakarta.

5. Judul : kontaminasi bakteri escherichia coli pada pangan jajanan anak sekolah (pjas) di sekolah
dasar kecamatan cakung tahun 2016
 Variabel dependent : kontaminasi bakteri escherichia coli pada pangan jajanan anak
sekolah
 Variabel independent : bakteri escherichia coli pada pangan jajanan anak sekolah
 Rumusan masalah : Makanan jajanan yang terkontaminasi patogen dapat menjadi
media penularan penyakit bagi anak sekolah jika penjamah makanan tidak melakukan
praktik pengolahan makanan dengan benar. Berdasarkan studi pendahuluan diketahui
bahwa 87% makanan jajanan yang dijual di sekitar sekolah dasar Kecamatan Cakung
positif terkontaminasi oleh bakteri E.coli.
 Tujuan penelitian : Diketahuinya kontaminasi bakteri Escherichia coli pada Pangan
Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di sekolah dasar Kecamatan Cakung tahun 2016.
 Manfaat penelitian :
1. Bagi Sekolah Dasar

Sebagai informasi mengenai higiene sanitasi makanan sehingga dapat dilakukan


pengawasan pada pedagang PJAS di sekitar sekolah untuk menghindari dampak
kejadian foodborne disease.
2. Bagi Dinas Kesehatan

Sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan mengenai PJAS serta melakukan
pengawasan dan penyuluhan kepada pedagang terkait dengan higiene sanitasi
makanan.
3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai masukan untuk melakukan pengembangan penelitian selanjutnya mengenai


higiene sanitasi makanan.
 Hipotesis penelitian : Ada hubungan antara praktik mencuci tangan dengan
sabun dengan kontaminasi bakteri Escherichia coli pada Pangan Jajanan
Anak Sekolah (PJAS) di sekolah dasar Kecamatan Cakung tahun 2016.
6. Judul : HUBUNGAN TUMBUH KEMBANG ANAK DENGAN POLA ASUH IBU
BEKERJA
 Variabel depenent: hubungan tumbuh kembang anak dengan pola asuh ibu
bekerja
 Variabel independent: tumbuh kembang anak dengan pola asuh ibu bekerja
 Rumusan masalah :Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka perumusan
masalah penelitian adalah apakah ada hubungan antara tumbuh kembang anak
TK dengan pola asuh dari ibu bekerja?
 Tujuan penelitian: Mempelajari hubungan antara tumbuh kembang anak TK
dengan pola asuh ibu yang bekerja di TK Dharma Wanita Persatuan
Kebonagung Kecamatan Sukodono
 Manfaat penelitian:
1. Bagi Institusi Terkait
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
pengembangan beberapa program pembangunan di sektor pendidikan
maupun sektor kesehatan.
2. Peneliti
Memahami ilmu tentang pola asuh anak TK secara mendalam terkait dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak TK dalam rangka mengaplikasikan
ilmu yang telah diperoleh selama kuliah.
3. Masyarakat
Sebagai masukan bagi masyarakat agar semakin memahami pentingnya pola
asuh dalam pertumbuhan dan perkembangan anak TK.

 Hipotesis : adanya pengaruh hubungan tumbuh kembang anak dengan pola asuh
ibu bekerja

7. Judul : HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN KESIAPAN KELUARGA


MENERIMA INFORMASI KESEHATAN TENTANG TERAPI LANJUTAN
 Variabel dependent : hubungan caring perawat dengan kesiapan keluarga
menerima informasi kesehatan tentang terapi lanjutan
 Variabel independent : caring perawat dengan kesiapan keluarga menerima
informasi kesehatan tentang terapi lanjutan
 Rumusan masalah :“Apakah ada hubungan caring perawat dengan kesiapan
keluarga pasien menerima informasi kesehatan tentang terapi lanjutan di
Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Jombang tahun 2018?”.
 Tujuan penelitian :Mengetahui hubungan caring perawat dengan kesiapan
keluarga pasien menerima informasi kesehatan tentang terapi lanjutan di
Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Jombang tahun 2018.
 Manfaat penelitian:
- Manfaat teoritis
Memberikan kontribusi wawasan keilmuan tentang hubungan caring
perawat dengan kesiapan keluarga pasien menerima informasi kesehatan
tentang terapi lanjutan.
- Manfaat praktis
Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi institusi pendidikan secara
umum khususnya terhadap tenaga pendidik dalam melaksanakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi di bidang Keperawatan Manajemen, dan bagi
perawat untuk dijadikan informasi sebagai salah satu pengetahuan
tentang hubungan caring perawat dengan kesiapan keluarga menerima
informasi kesehatan tentang terapi lanjutan.
 Hipotesis : Ada Hubungan antara Caring Perawat dengan Kesiapan
Keluarga menerima Informasi Kesehatan tentang Terapi Lanjutan di Ruang
Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Jombang

8. Judul : HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESEHATAN DENGAN KEJADIAN


DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
 Variabel dependent : hubungan antara perilaku kesehatan dengan kejadian
demam berdarah dengue (dbd)
 Variabel independent : perilaku kesehatan dengan kejadian demam berdarah
dengue (dbd)
 Rumusan masalah : Apakah ada hubungan antara perilaku kesehatan dengan
kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Cepiring Kecamatan Cepiring
Kabupaten Kendal tahun 2009?
 Tujuan penelitian : Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara perilaku kesehatan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue
di wilayah kerja Puskesmas Cepiring Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal
tahun 2009.
 Manfaat penelitian : Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
bagi pengelola program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit di Puskesmas
Cepiring maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal khususnya sebagai
pertimbangan dalam penentuan strategi pencegahan dan pemberantasan Demam
Berdarah Dengue (DBD).
 Hipotesis : Ada hubungan antara perilaku kesehatan dengan kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Cepiring Kecamatan
Cepiring Kabupaten Kendal Tahun 2009.
9. Judul : HUBUNGAN MOTIVASI DAN BEBAN KERJA PERAWAT
PELAKSANAAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT PELAMONIA MAKASSAR
 Variabel dependent : hubungan motivasi dan beban kerja perawat pelaksanaan
dengan kinerja perawat
 Variabel independent : motivasi dan beban kerja perawat pelaksanaan dengan
kinerja perawat
 Rumusan masalah :
1. Apakah motivasi kerja perawat mempunyai hubungan dengan kinerja
perawat pada ruang rawat inap Rumah Sakit Pelamonia Makassar

2. Tujuan penelitian : Untuk menganalisis hubungan motivasi kerja perawat


dengan kinerja perawat pada ruang rawat inap Rumah Sakit Pelamonia
Makassar
3. Untuk menganalisis hubungan beban kerja perawat dengan kinerja perawat
pada ruang rawat inap Rumah Sakit Pelamonia Makassar
4. Untuk mengetahui dan menganalisis motivasi kerja perawat dan beban kerja
perawat secara bersama-sama berhubungan dengan kinerja perawat pada ruang
rawat inap Rumah Sakit Pelamonia Makassar.
 Manfaat penelitian :Memberikan masukan dan sumber informasi bagi pengelola
Rumah Sakit sebagai dasar strategi dalam peningkatan motivasi kerja perawat
dan beban kerja perawat terhadap kinerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Pelamonia Makassar
 Hipotesis penelitian : Ada pengaruh motivasi dan beban kerja terhadap kinerja
perawat pada ruang inap Rumah Sakit Pelamonia Makassar.

10. Judul : HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT


KECEMASAN PADA PASIEN PRE ANESTESI DENGAN TINDAKAN SPINAL
ANESTESI DI RSUD SLEMAN
 Variabel dependent : hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan
pada pasien pre anestesi dengan tindakan spinal anestesi
 Variabel independent : kecemasan pada pasien pre anestesi dengan tindakan
spinal anestesi
 Rumusan masalah : “bagaimanaka hubungan dukungan keluarga dengan
kecemasan pada pasien pre anestesi dengan tindakan spinal anestesi di RSUD
Sleman ?”.
 Tujuan penelitian : Diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan
kecemasan pada pasien pre anestesi dengan tindakan spinal anestesi di RSUD
Sleman.
 Manfaat penelitian :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

kemajuan di bidang ilmu keperawatan terutama tentang hubungan

dukungan keluarga dengan kecemasan pre anestesi pada pasien dengan

tindakan spinal anestesi.

2. Manfaat Praktis

a. RSUD Sleman

Sebagai bahan pertimbangan bagi perawat dalam menekankan

kepada keluarga untuk memberikan dukungan keluarga guna

meningkatkan pelayanan dalam mengurangi tingkat kecemasan pre

anestesi di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman.

b. Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan

perpustakaan untuk penelitian atau materi untuk dosen dan

mahasiswa dalam pembelajaran bagi kemajuan pendidikan terutama

yang berkaitan tentang hubungan dukungan keluarga dalam

menurunkan kecemasan pre anestesi pada pasien dengan tindakan

spinal anestesi.

 Hipotesis : ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada

pasien pre anestesi dengan tindakan spinal anestesi di RSUD Sleman.


2. - Pengerertian data :  Data merupakan elemen awal yang menjadi dasar pertimbangan
pemutusan suatu kebijakan. Secara sederhana data adalah kumpulan dari fakta-fakta yang
dapat memberikan gambaran luas suatu keadaan.

- Data berdasarkan cara memperolehnya dibedakan menjadi 2, yaitu data primer dan data
sekunder.

a. Data Primer
Pengertian Data primer adalah data yang didapat dan dikumpulkan langsung dari objek yang diteliti
oleh orang atau organisasi yang melakukan penelitian.

Contoh:

 Data hasil kuisioner terhadap responden


 Data hasil wawancara langsung
 Data hasil survey

b. Data Sekunder
Pengertian Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak atau sumber lain yang telah ada. Jadi
penulis tidak mengumpulkan data langsung dari objek yang diteliti.

Biasanya data sekunder diperoleh dari penelitian-penelitian terdahulu dan data diterima dalam bentuk
jadi, seperti diagram, grafik, tabel.

Contoh:

 Data sensus penduduk oleh BPS


 Data penyakit kanker yang dikeluarkan oleh WHO
 Data startup di Indonesia yang dikeluarkan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi

2. Jenis Data Berdasarkan Sifatnya


Jenis data berdasarkan sifatnya dibagi lagi menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data deskriptif atau data yang tidak berbentuk angka,biasanya dinyatakan dalam
bentuk verbal, simbol, atau gambar.

Data kualitatif dapat diperoleh melalui wawancara, kuisioner, observasi, studi literatur, dan lain
sebagainya.

Data kualitatif biasanya bersifat objektif, sehingga setiap orang yang membacanya akan menimbulkan
penafsiran yang berbeda.

Contoh:

 Kuisioner tentang tingkat kepuasan pasien di suatu rumah sakit


 Kualitas pelayanan di hotel, dan lain-lain.
 Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh dari suatu
penelitian, pengukuran, atau observasi.

b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dapat diperoleh dengan melakukan survey untuk mendapatkan jawaban rigid berupa
angka.
Data kuantitatif ini bersifat objektif, sehingga setiap orang yang mebaca atau melihat data ini akan
menafsirkannya dengan sama.

Contoh:

 Umur Rudi 20 tahun


 Tinggi badan rata-rata di kelas A adalah 172 cm
 Suhu di Kota Jakarta mencapai 37 derajat
 Pendapatan perkapita Indonesia mencapai 20 triliun, dan lain sebagainya.

-sumber data adalah Menurut Zuldafrial (2012:46), sumber data adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Ada dua macam sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

Sumber data primer adalah sumber data diperoleh langsung oleh peneliti. Sedangkan sumber data
sekunder adalah sumber data yang tidak diperoleh langsung oleh peneliti, biasanya sumber data ini
diperoleh dari pihak lain.

https://salamadian.com/pengertian-data/

3. Metode pengumpulan data

1. Sensus

Sensus adalah kegiatan pendataan terhadap seluruh unit populasi yang menjadi objek


pengamatan pada suatu wilayah. Kelebihan dari sensus adalah

o data dapat disajikan hingga level wilayah terendah karena semua unit populasinya
dikumpulkan,
o tidak terdapat kesalahan penarikan sampel,
o dapat membentuk kerangka sampel induk.

Sedangkan kekurangan dari sensus adalah

o jumlah petugas untuk melaksanakan sensus sangat banyak,


o waktu pelaksanaannya lebih lama, termasuk di dalamnya adalah waktu perencanaan,
kegiatan pendataan, input data dan pengolahan serta analisis data,
o biaya pelaksanaannya lebih mahal,
o variabel/pertanyaan sederhana dan jumlahnya lebih sedikit karena mempertimbangkan
waktu dan biaya pelaksanaan,
o terdapat kesalahan non sampling yang cukup besar

Contoh kegiatan sensus adalah sensus yag dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu
sensus penduduk, sensus pertanian, sensus ekonomi.

2. Survei

Survei adalah pendataan yang dilakukan terhadap sampel (sebagian unit populasi) yang menjadi


objek pengamatan pada suatu wilayah. Kelebihan dari survei adalah

o jumlah petugas pelaksana pendataan survei relatif lebih sedikit, sehingga dapat dipilih
petugas yang berkualitas,
o belaksanaannya lebih cepat,
o biaya yang dikeluarkan lebih murah,
o biasanya kualitas data lebih baik,
o variabelnya/pertanyaan bisa lebih banyak,
o ada kesalahan non sampling, tapi relatif kecil

Sedangkan kekurangan dari survei adalah

o data tidak bisa disajikan hingga level yang paling rendah,


o terdapat kesalahan penarikan sampel,

Contoh kegiatan survei adalah survei kebahagiaan, survei elektabilitas, quick count, dan lain-
lain.

3. Pencatatan Administrasi/Registrasi

Pencatatan administrasi atau registrasi adalah pencatatan secara individu oleh suatu institusi.
Contoh dari catatan administrasi adalah pencatatan/registrasi penduduk oleh dinas
kependudukan dan catatan sipil, registrasi calon mahasiswa baru, registrasi pembuatan SIM, dan
lain-lain.

4. Percobaan (Experiment)

Percobaan adalah kegiatan pengumpulan data untuk tujuan khusus dengan membuat rancangan
percobaan dan mencatat hasil dari setiap percobaan. Contohnya adalah percobaan daya tahan
bakteri dalam suhu tinggi, percobaan pemberantasan hama penyakit dan lain-lain.

https://www.rumusstatistik.com/2019/03/jenis-dan-metode-pengumpulan-data-penelitian.html

4. Jelaskan !!
Pengertian populasi
a. Menurut Netra (1976), Populasi adalah keseluruhan individu yang bersifat general atau
umum yang mempunyai karakteristik yang cenderung sama.
b. Menurut Hadari Nawawi (1983), Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri
atas manusia, hewan, benda-benda, tumbuh, peristiwa, gejala, ataupun nilai tes sebagai
sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu penelitian yang dilakukan.
c. Menurut Arikunto Suharsimi (1998: 117), Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.
Apabila seseorang ingin meneliti sebuah elemen yang ada dalam wilayah penelitian tersebut,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Pengertian sample

a. Menurut Sugiyono (2008: 118), Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta
karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi.

- Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya tidak memungkinkan
untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat pada populasi tersebut oleh karena
beberapa kendala yang akan di hadapkan nantinya seperti: keterbatasan dana, tenaga
dan waktu. Maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel yang di ambil dari
populasi itu.
- Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan mendapatkan
kesimoulan yang nantinya di berlakukan untuk Populasi. Oleh karena itu sampel
yang di dapatkan dari Populasi memang harus benar-benar representatif (mewakili).

b. Menurut Arikunto (2006: 131), Sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang
akan diteliti. Jika penelitian yang di lakukan sebagian dari populasi maka bisa dikatakan
bahwa penelitian tersebut adalah penelitian sampel.
c. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85), Sampel adalah sebagian dari populasi yang
dapat dijangkau serta memiliki sifat yang sama dengan populasi yang diambil sampelnya
tersebut.

https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-populasi-dan-sampel.html

pengertian teknik sampling

Margono (2004)Teknik sampling dapat didefinisikan sebagai cara untuk menentukan sampel
yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan menjadi sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif.
Macam- macam teknik sampling
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling. teknik penarikan sampel
menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi
sampel penelitian. Cara pengambilannya menggunakan nomor undian.

Terdapat 2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana. Pendapat pertama
menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan lagi sehingga setiap sampel memiliki
prosentase kesempatan yang sama. Pendapat kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan pengembalian
pada pengambilan sampel menggunakan metode ini. Namun, metode yang paling sering digunakan
adalah Simple Random Sampling dengan pengembalian.

Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui standard error penelitian.
Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-benar dapat
merepresentasikan populasi yang dimaksud.

Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:


Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian berjumlah 100 orang.
Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama.

Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan lagi agar populasi tetap
utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap sama dengan responden pertama. Langkah
tersebut kembali dilakukan hingga jumlah sampel memenuhi kebutuhan penelitian.

2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis  (Systematic Random Sampling) 


Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam memilih sampel penelitian.
Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100 orang, maka jumlah kelompok
intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden dibagi ke dalam masing-masing kelompok lalu diambil
secara acak tiap kelompok.
Contoh Sampel Acak Sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang ke-10 yang datang ke
puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan seterusnya maka itulah yang dijadikan
sampel penelitian.

3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)


Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu. Misalnya
penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah dan manajer
tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-masing kelompok tersebut.

4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)


Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan sampel jenis ini dilakukan
berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan  metode Cluster Random Sampling antara lain untuk
meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu instansi.

Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan ruang poli di RS A
dan lain sebagainya.

5. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)


Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga atau
lebih.

Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW – RT

NON- PROBABILITY SAMPLING / NON RANDOM SAMPLE

1. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan. Metode ini menggunakan
kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi
menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti berdasarkan tujuan penelitian.
Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang menyebabkan calon responden yang
memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon responden
mengalami penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil penelitian.

Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes mellitus yang mengalami
luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang dipakai antara lain:

1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
2. Usia 18-59 tahun
3. Bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi:

1. Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti gangguan ginjal,
gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
2. Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
2. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara atau korespondensi.
Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian
secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.

Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk penelitian mengenai hal-
hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi, misalnya penelitian tentang kaum waria,
penderita HIV, dan kelompok khusus lainnya.

3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti mengambil sampel yang
kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka
yang sampelnya sulit didapatkan.

Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven Johnson Syndrom yaitu
penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.

Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali menemukan kasus tersebut. Dengan
demikian, peneliti mengambil sampel saat itu juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti
melanjutkan pencarian sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.

Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang bersifat umum, misalnya
seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang
kebersihan Kota Bandung pada warga Bandung yang dia temui saat itu.

4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik sampling ini mengambil jumlah
sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti. Kelebihan metode ini yaitu praktis karena
sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias penelitian cukup
tinggi jika menggunakan metode ini.

Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada penelitian yang memiliki jumlah
sampel terbatas. Misalnya, penelitian pada pasien lupus atau penderita penyakit tertentu. Dalam suatu
area terdapat 10 penderita lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel secara keseluruhan , inilah
yang disebut sebagai Total Quota Sampling.

5. Teknik Sampel Jenuh


Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota populasi
sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30 orang.

https://salamadian.com/teknik-pengambilan-sampel-sampling/

5. Berikut ini beberapa cara menulis daftar pustaka yang baik dan benar. 


1. Struktur penulisan dalam daftar pustaka memiliki urutan, seperti nama penulis, tahun terbit,
judul, kota penerbit, dan nama penerbit. 

2. Penulisan nama, tahun, judul dan penerbit diakhiri dengan tanda baca (.) dan nama kota
penerbit diakhir dengan (:).
3. Penulisan nama pengarang jika memiliki 2 suku kata atau lebih, maka penulisan nama dibalik
dan memberi tanda (,).

Contohnya, nama pengarang adalah Milea Lela maka di daftar pustaka ditulis dengan Lela,
Milea.

4. Jika terdapat 3 suku kata, maka nama terakhir diletakkan di depan dan diikuti tanda (,). 

Contohnya: Yudhoyono, Susilo Bambang.

5. Jika pengarang ada 2 orang, penulisan nama pengarang pertama dibalik. Lalu, penambahan
kata 'dan' di antara nama pengarang yang pertama dan kedua.

6. Penulisan daftar pustaka harus berurutan A-Z dari huruf di awal nama penulis.

6. Latar Belakang

Keluarga merupakan bagian terkecil yang didalamnya terdapat interaksi

antar anggota keluarga. Didalam keluarga dapat menimbulkan, mencegah,

mengabaikan atau memperbaiki masalah kesehatan yang mempunyai peran

utama dalam memelihara kesehatan seluruh anggota keluarganya.

Adanya ikatan emosional yang alami, langsung dan sering mendalam

dalam dinamika hubungan solidaritas, yang mana dalam keadaan normal

terdapat rasa saling ketergantungan, saling membutuhkan dan saling membela

dalam keluarga. Keluarga dibangun dari individu- individu yang mempunyai

keunikan psikologis, sehingga membangun keluarga tidak cukup dengan

menggunakan pendekatan teknis, namun juga pendekatan psikologis

(Masyur, 107: 2006).

Adapun melalui pendapat Mansyur, dapat diambil kesimpulan bahwa

didalam keluarga dibutuhkan kekompakan. Perlu adanya dukungan yang

mendasari terbentuknya keluarga; dukungan penilaian, instrumental,

informasional dan yang terpenting emosional dapat membentuk pendekatan

secara psikologis. Selain mampu membentuk keluarga yang solid, dukungan


keluarga dari segi medis mampu berperan dalam mengurangi pemikiran

dampak negatif terhadap penyakit yang dialami pasien serta mengurangi

kecemasan khususnya pre operasi.

Operasi atau pembedahan cukup beragam berdasarkan pada bagian tubuh

yang perlu dibedah, seberapa mendesak pembedahan tersebut, jumlah sayatan

yang pasien butuhkan, serta penggunaan alat serta tujuan pembedahan.

Pembedahan dengan tindakan spinal anestesi dapat mendatangkan ancaman

tehadap tubuh, integritas dan jiwa seseorang, selain itu operasi menimbulkan

kecemasan yang menghambat dalam tugas dan kehidupan sehari-hari pasien

dan menimbulkan berbagai gangguan, beberapa gangguan tersebut (takut

nyeri, takut terjadinya perubahan fisik, menjadi buruk rupa atau tidak

berfungsi normal (body image), takut peralatan pembedahan dan petugas,

takut tidak sadar lagi setelah dibius dan takut operasi gagal merupakan respon

kecemasan pasien terhadap operasi atau pembedahan (Artini, 2015).

Respon psikologis yang terjadi akibat kecemasan memerlukan

dukungan mental dari keluarga guna meningkatkan semangat hidup pasien.

Dukungan keluarga penting sebagai srategi preventif dalam menurunkan

kecemasan pre operasi. Terdapat dukungan penilaian dalam dukungan

keluarga. Untuk memahami keinginan pasien, keluarga dapat memberikan

ekspresi pengharapan positif, dukungan instrumental, bantuan finansial,

dukungan informasional dan dukungan emosional.

Dukungan penilaian berupa respon positif keluarga terhadap penyakit

yang diderita pasien, dalam kasus lain pasien yang mengalami kelainan

jantung bawaan, kondisi dalam hal ini penting dan perlu mendapatkan

dukungan penilaian positif dari keluarga dan orang-orang terdekatnya. Jika

pasien mendapatkan penilaian negatif maka akan berdampak buruk bagi

keberlangsungan pengobatannya. Tidak hanya dukungan penilaian, dukungan


instrumental berupa pelayanan, contohnya menemani pasien selama di rumah

sakit. Bantuan finansial merupakan bantuan nyata yang efektif mengurangi

kecemasan, dalam hal ini dapat berupa biaya pengobatan. Dukungan

informasional dari keluarga yaitu memberikan solusi dari masalah yang ada,

dalam contoh kasusnnya, keluarga dapat memberikan kalimat-kalimat yang

menenangkan pasien agar pasien tetap fokus dalam masa pengobatannya.

Adapun dukungan emosional yang diberikan pihak keluarga dapat berupa

semangat dan motivasi bagi kesembuhan pasien.

Setelah merangkum dari hasil abstrak yang dilakukan oleh Gea

(2014), Liandi (2014) dan Trise (2012) mengenai hubungan dukungan

keluarga terhadap tingkat kecemasan pre operasi mendapatkan data WHO

(2007), hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukan dari

35.539 pasien bedah yang dirawat di unit perawatan intensif, 2,473 pasien

(7%) mengalami kecemasan. Penelitian Gea (2014) yang dilakukan di salah

satu RS di Jakarta tingkat kecemasan pre operasi menunjukkan 70% pada

kecemasan sedang. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Liandi

(2011) di salah satu rumah sakit yang ada di Yogyakarta RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta mengenai tingkat kecemasan yang berhubungan

dengan dukungan keluarga ditemukan 20% mengalami kecemasan rendah,

66,67% kecemasan sedang dan 13,33% mengalami kecemasan tinggi dalam

tahap pre anestesi. Penelitian Trise (2012) di RSUD Sleman, 46,7%

mengalami kecemasan ringan, 51,1% mengalami kecemasan sedang dan

2,2% mengalami kecemasan berat sebelum operasi.

Rumah Sakit Umum Daerah Sleman menjadi pusat rujukan

pelayanan kesehatan masyarakat di daerah Sleman, dengan berbagai

karakteristik pasien yang berbeda-beda berdasarkan pada jenis tindakan

pembedahan dan pilihan anestesi yang akan dijalani pasien. Berdasarkan hasil
studi pendahuluan yang diperoleh dari RSUD Sleman pada bulan Februari

2017 rata-rata pasien yang menjalani tindakan anestesi berjumlah 139

pasien. Jumlah general anastesi sebanyak 87, dengan spinal anastesi 52

pasien. Tingkat kecemasan pre operasi 5-20% pasien yang mengalami

kecemasan pre operasi (Rekam Medik RSUD Sleman). Setelah dilakukan

wawancara terhadap 10 pasien di ruang rawat inap, mereka menyatakan 3

pasien mengatakan keluarga tidak selalu menunggu pasien ketika menjalani

perawatan dikarenakan sedang bekerja, sehingga keluarga hanya menunggu

ketika anggota keluarganya pulang kerja. RSUD Sleman belum

pernah dilakukan penelitian mengenai dukungan keluarga

terhadap tingkat kecemasan, berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Hubungan Dukungan

Keluarga dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Anestesi

dengan Tindakan Spinal Anestesi.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“Hubungan Dukungan Keluarga terhadadap Tingkat Kecemasan pada Pasien

Pre Anestesi dengan Tindakan Spinal Anestesi di Rumah Sakit Umum

Daerah Sleman.”
7. Definisi operasional

Definisi Alat
No. Variabel Parameter Skal Kriteria dan Sekor
Operasional Ukur a
1. Variabel Caring 1. Mengetahui Kuesione O Jawaban
r menggunakan
independen merupakan (knowing) R skala likert dimana
t: bentuk
Caring peduli, 2. Kehadiran D terdapat 20
pertanyaan
empati
perawat perawat ke atau I positif dan negatif
pasien,
memberikan keberadaan N dengan skor pada
perhatian (being with) A alternatif jawaban:
kepada
orang lain 3. Melakukan L 5 : selalu
khususnya (doing for) 4 : sering
pasien,
menghormati 4. 3 : kadang-kadang
Memungkinka
harga diri dari n (enabling) 2 : jarang
pasien dan 5. 1 : tidak pernah
Mempertahan
keluarga kan
pasien,
dan kepercayaan Kriteria:
berkomitmen
untuk (maintaining Baik= >75%
mencegah
terjadinya belief) Cukup= 56-75%
status
kesehatan yang (Swanson, Kurang= <56%
memburuk, 1991) (Nursalam, 2015)
memberi
perhatian dan
menghormati
orang

lain
(Nursalam,
2014).
2. Variabel Kesiapan 1. Menyatakan Observasi O Jawaban
keluarga menggunakan
dependent: adalah keadaan keprihatinan, R Readiness ruler
dengan
Kesiapan dimana sebuah menawarkan D melingkari angka
yang
keluarga keluarga telah informasi, I menunjukkan letak
siap fisik, memberi N kesiapan keluarga
mental,
emosional dukungan & A
(Slameto, 2010) tindak lanjut. L Kriteria:
2. Tidak siap = 1-3
Mengeksplora
si aspek Menerima
perubahan =
positif & 4-7
negatif serta Siap = 8-10
perawatan. (Miller, 1999)
3. Membantu

8. Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif

Berdasarkan Williams (1988) ada lima pandangan dasar perbedaan antara pendekatan kuantitatif (istilah
Williams dengan kuantitatif positivistik) dan kualitatif. Kelima pendangan dasar  perbedaan tersebut
adalah:

1. Bersifat realitas, pendekatan kuantitatif melihat realitas sebagai tunggal, konkrit, teramati, dan
dapat difragmentasi. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat realitas ganda (majemuk), hasil
konstruksi dalam pandangan holistik. Sehingga peneliti kuantitatif lebih spesifik, percaya
langsung pada obyek generalis, meragukan dan mencari fenomena pada obyek yang realitas.
2. Interaksi antara peneliti dengan obyek penelitiannya, pendekatan kuantitatif melihat sebagai
independen, dualistik bahkan mekanistik. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat sebagai
proses interaktif, tidak terpisahkan bahkan partisipasif.
3. Posibilitas generalis, pendekatan kuantitatif bebas dari ikatan konteks dan waktu (nomothetic
statements), sedangkan pendekatan kualitatif terikat dari ikatan konteks dan waktu (idiographic
statements).
4. Posibilitas kausal, pendekatan kuantitatif selalu memisahkan antara sebab riil temporal
simultan yang mendahuluinya sebelum akhirnya melahirkan akibat-akibatnya. Sedangkan
pendekatan kualitatif selalu mustahilkan usaha memisahkan sebab dengan akibat, apalagi secara
simultan.
5. Peranan nilai, pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu bebas nilai, obyektif dan harus
seperti apa adanya. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat segala sesuatu tidak pernah bebas
nilai, termasuk si peneliti yang subyektif.

(Lukas S. Musianti,2002;123-136)
2
0

Anda mungkin juga menyukai