Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

PSIKOSOSIAL HARGA DIRI RENDAH


SITUASIONAL

Oleh :
Ericca Ferari
2008022

FAKULTAS KESEHATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK


PROGRAM STUDI PROFESI
SEMARANG
2021
A. Kasus
Harga diri rendah situasional dalam Wilkinson, Ahern (2013) didefinisikan
sebagai suatu perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu
sebagai respon terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu
penyakit, kondisi ini dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh,
kegagalan dan penolakan, perasaan kurang penghargaan, proses kehilangan,
dan perubahan pada peran sosial yang dimiliki.
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga,
tidak berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri (Fitria, 2012).
Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/evaluasi diri negatif
yang berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya
perawatan diri seseorang yang sebelumna mempunyai evaluasi diri positif dan
bila tidak dapat diatasi dapat menyebablan harga diri rendah kronis (Direja,
2011).
B. Proses terjadinya masalah
1) Faktor Predisposisi
Menurut Stuart & Sundeen (1995/1998) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi konsep diri seseorang. Faktor ini dapat dibagi sebagai
berikut:
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistik.
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah stereotipik peran
seks, tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan dalam struktur sosial
2) Faktor Pencetus/presipitasi
Terjadinya HDR situasional dapat ditimbulkan dari sumber internal dan
eksternal, yaitu:
a. Trauma, seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan peran atau posisi yang diharapkan di
mana individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi
peran, yaitu transisi peran perkembangan, transisi peran situasi, dan
transisi peran sehat-sakit.

C. Pohon Masalah

Resiko menarik diri Akibat

Harga diri rendah situasional Care problem

Berduka disfungsional Sebab

D. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


Asuhan Keperawatan
1) Data yang perlu dikaji

Data yang perlu dikaji untuk klien yang mengalami harga diri rendah
situasional sebagai berikut.

a) Data Sujektif:

Contoh:

“Setelah kaki saya diamputasi saya sudah tidak berharga lagi.”

“Saya tidak mampu menjadi atlet yang dibanggakan keluarga setelah


kehilangan kaki saya.”

“Saya tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagai kepala


keluarga lagi.”
b) Data Objektif:

- Perasaan negatif terhadap diri sendiri

- Menarik diri dari kehidupan

- Kritik terhadap diri sendiri

- Destruktif terhap diri sendiri dan orang lain

- Mudah tersinggung/ mudah marah

- Produktivitas menurun

- Penolakan terhadap diri sendiri

- Keluhan fisik

E. Diagnosa Keperawatan
1) Harga diri rendah situasional (D.0102)
2) Ketidakefektifan koping (D.0096)
3) Gangguan citra tubuh (D.0083)
4) Gangguan identitas personal (D.0084)
5) Ketidakberdayaan (D.0103)
6) Keputusasaan (D.0088)
Diagnosa
Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Harga Diri Harga Diri Dukungan penampilan peran
Rendah Observasi:
Situasional  Identifikasi berbagai peran dan periode
D.0102 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam transisi sesuai tingkat perkembangan
terjadi peningkatan terhadap perasaan positif terhadap diri  Identifikasi peran yang ada dalam keluarga
sendiri  Identifikasi adanya peran yang tidak
Pengertian : Kriteria Hasil: terpenuhi
Berisiko Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat Terapeutik:
mengalami Menurun Meningka
evaluasi atau t
perasaan 1 Penilaian Diri Positif
negative 1 2 3 4 5
terhadap diri 2 Penerimaan Penilaian Positif terhadap diri sendiri
sendiri atau 1 2 3 4 5
kemampuan 3 Postur Tubuh Menampakkan wajah
klien sebagai 1 2 3 4 5
respon 4 Perasaan Malu
terhadap Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
situasi saat ini Meningka Menurun
t
1 2 3 4 5
5 Perasaan bersalah
1 2 3 4 5
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Keputusasaan Harapan Dukungan Emosional
D.0088 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
pasien mempunyai keyakinan positif  Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk
Pengertian : Kriteria Hasil: bagi pasien
Kondisi individu yang Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun  Identififikasi hal yang telah memicu emosi
memandang adanya Meningkat Menurun
keterbatasan atau 1 Verbalisasi keputusasaan
tidak tersedianya   1 2 3 4 5
alternative 2 Perilaku pasif
pemecahan pada   1 2 3 4 5
masalah yang
dihadapi.

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakberdayaan Konsep Diri Promosi Harapan
Ketidakberdayaan Observasi
D.0103 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan
keberdayaan meningkat
 Identifikasi harapan pasien dan keluarga
Pengertian : Kriteria Hasil: dalam pencapaian hidup
Persepsi bahwa Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
tindakan seseorang Menurun Meningkat
tidak akan 1 Pernyataan mampu melaksanakan aktivitas
  1 2 3 4 5
mempengaruhi hasil Terapeutik
secara signifikan,  Sadarkan bahwa kondisi yang dialami
persepsi kurang
control pada situasi
memiliki nilai penting
saat ini atau yang  Pandu mengingat kembali kenangan yang
akan datang menyenangkan
 Libatkan pasien secara aktif dalam
perawatan
 Kembangkan rencanaperawatan yang
melibatkan tingkat pencapaian tujuan
sederhana sampai dengan kompleks
 Berikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga terlibat dengan dukungan kelompok
 Ciptakan lingkungan yang memudahkan
mempraktikkan kebutuhan spiritual
Edukasi
 Anjurkan mengungkapkan perasaan
terhadap kondisi dengan realistis
 Anjurkan mempertahankan hubungan
(mis, menyebutkan nama orang yang kita
cintai)
 Anjurkan mempertahankan hubungan
teraupetik dengan orang lain
 Latih menyusun tujuan yang sesuai
dengan harapan
 Latih cara mengembangkan spiritual diri
 Latih cara mengenang dan menikmati
masa lalu (mis.prestasi, pengalaman)
Promosi koping
Observasi
 Identifikasi kegiatan jangka pendek dan
panjang sesuai tujuan
 Identifikasi kemampuan yang dimiliki
 Identifikasi sumber daya yang tersedia
untuk memenuhi tujuan
 Identifikasi pemahaman proses penyakit
 Identifikasi dampak situasi terhadap
peran dan hubungan
 Identifikasi metode penyelesaian masalah
 Identifikasi kebutuahn dan keinginan
terhadap dukungan sosial
Terapeutik
 Diskusikan perubahan peran yang dialami
 Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
 Diskusikan alas an mengkritik diri sendiri
 Diskusikan untuk mengklarifikasi
keslahpahaman dan mengevaluasi perilaku
sendiri
 Diskusikan konsekuensi tidak
menggunakan rasa bersalah dan rasa malu
 Diskusikan risiko yang menimbulkan
bahaya pada diri sendiri
 Fasilitasi dalam memperoleh informasi
yang dibutuhkan
 Berikan pilihan realistis mengenai aspek-
aspek tertentu dalam perawatan
 Motivasi untuk menentukan harapan
yang realistis
 Tinjau kembali kemampuan dalam
pengambilan keputusan
 Hindari mengambil keputusan saat pasien
verada dibaeah tekanan
 Motivasi terlibat dalam kegiatan social
 Motivasi mengidentifikasi system
pendukung yang tersedia
 Damping saat berduka (mis.penyakit
kronis, kecacatan)
 Perkenalkan dengan orang atau kelompok
atau kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
 Dukung penggunaan mekanisme
pertahanan yang tepat
 Kurangi rangsangan lingkungan yang
mengancam
Edukasi
 Anjurkan menjalin hubungan yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama
 Anjurkan penggunaan sumber spiritual,
jika perlu
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
 Anjurkan keluarga terlibat
 Anjurkan membuat tujuan yang lebih
spesifik
 Anjurkan keluarga terlibat
 Anjurkan membuat tujuan yang lebih
spesifik
 Anjurkan cara memecahkan maslah
secara konstruktif
 Latih penggunaan teknik relaksasi
 Latih kemampuan social, sesuai
kebutuhan
 Latih mengembangkan penilaian objektif
Meningkat Cukup sedang Cukup menurun
meningkat menurun
2 Pernyataan frustasi
  1 2 3 4 5
3 Ketergantungan pada orang lain
  1 2 3 4 5
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan identitas Identitas diri Orientasi realita
diri Observasi:
D.0084 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
 Monitor perubahan orientasi
diharapkan identitas diri membaik.
Pengertian : Kriteria Hasil:  Mnitor perubahan kognitif dan perilaku
Tidak mampu Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat Terapeutik:
mempertahankan Menurun Meningkat  Perkenanlkan nama saat memulai
keutuhan persepsi 1 Perilaku konsisten
terhadap identitas diri   1 2 3 4 5 interaksi
2 Verbalisasi kekhawatiran pada reaksi orang lain  Orientasikan oaring, tempat dan waktu
  meningkat Cukup Sedang Cukup menurun
 Hadirkan realita(mis, beri penjelasan
Meningkat menurun
3 Perasaan fluktuatif terhadap diri alternative, hindari perdebatan)
1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
4 Persepsi terhadap diri
  1 2 3 4 5
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan Citra Citra Tubuh Promosi Citra Tubuh
Tubuh Observasi:
D.0083 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam  Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
diharapkan citra tubuh meningkat. perkembangan
Pengertian : Kriteria Hasil:  Identifikasi perubahan citra tubuh yang
Perubahan persepsi Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun mengakibatkan isolasi sosial
tentang penampilan, Meningkat Menurun
struktur dan fungsi 1 Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh
fisik individu   1 2 3 4 5
2 Verbalisasi kekhawatiran pada reaksi orang lain
  1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
3 Melihat bagian tubuh
  1 2 3 4 5
4 Menyentuh bagian tubuh
  1 2 3 4 5
Diagnosa
Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Koping tidak Status koping Dukungan pengambilan keputusan


efektif
Observasi:
D.0096 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan koping membaik  Identifikasi persepsi mengenai maslah saat
pembuatan keputusan kesehatan
Pengertian : Kriteria Hasil:
Terapeutik:
Ketidakmampuan Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menilai dan Menurun Meningkat
merespon stesor
1 Kemampuan memenuhi peran sesuai usia
yang ada untuk
mengatasi 1 2 3 4 5
masalah
2 Perilaku koping adaptif
1 2 3 4 5
3 Verbalisasi kemampuan mengatasi masalah
1 2 3 4 5
 Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan
yang membantu membuat pilihan
 Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari
setiap solusi

 Fasilitasi melihat situasi secara realistic

 Motivasi mengungkapkan tujuan


perawatan yang diharapkan

 Fasilitasi pengambilan keputusan secara


kolaboratif

 Hormati hak pasien untuk menerima atau


menolak informasi

 Fasilitasi menjelaskan keputusan kepada


orang lain, jika perlu

 Fasilitasi hubungan antara pasien,


keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya

Edukasi
 Informasikan alternative solusi secara jelas

 Berikan informasi yang diminta pasien

Dukungan Penampilan Peran


Observasi:
 Identifikasi berbagai peran dan periode
transisi sesuai tingkat perkembangan

 Identifikasi peran yang ada dalam keluarga

 Identifikasi adanya peran yang tidak


terpenuhi

Terapeutik
 Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap
perubahan peran yang tidak diinginkan

 Fasilitasi bermain peran dalam


mengantisipasi reaksi orang lain terhadap
perilaku

 Fasilitasi diskusi tentang perubahan peran

Edukasi:
 Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk
pengembangan peran

 Diskusikan perubahan peran yang


diperlukan akibat penyakit atau
ketidakmampuan

 Diskusikan strategi positif untuk mengelola


perubahan peran

Kolaborasi
 Rujuk dalam kelompok untuk mempejari
peran baru

Promosi koping

Observasi
 Identifikasi kegiatan jangka pendek dan
panjang sesuai tujuan

 Identifikasi kemampuan yang dimiliki

 Identifikasi sumber daya yang tersedia


untuk memenuhi tujuan

 Identifikasi pemahaman proses penyakit

 Identifikasi dampak situasi terhadap peran


dan hubungan
 Identifikasi metode penyelesaian masalah

 Identifikasi kebutuahn dan keinginan


terhadap dukungan sosial

Terapeutik
 Diskusikan perubahan peran yang dialami

 Gunakan pendekatan yang tenang dan


meyakinkan

 Diskusikan alas an mengkritik diri sendiri

 Diskusikan untuk mengklarifikasi


keslahpahaman dan mengevaluasi perilaku
sendiri

 Diskusikan konsekuensi tidak


menggunakan rasa bersalah dan rasa malu

 Diskusikan risiko yang menimbulkan


bahaya pada diri sendiri

 Fasilitasi dalam memperoleh informasi


yang dibutuhkan
 Berikan pilihan realistis mengenai aspek-
aspek tertentu dalam perawatan

 Motivasi untuk menentukan harapan yang


realistis

 Tinjau kembali kemampuan dalam


pengambilan keputusan

 Hindari mengambil keputusan saat pasien


verada dibaeah tekanan

 Motivasi terlibat dalam kegiatan social

 Motivasi mengidentifikasi system


pendukung yang tersedia

 Damping saat berduka (mis.penyakit


kronis, kecacatan)

 Perkenalkan dengan orang atau kelompok


atau kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama

 Dukung penggunaan mekanisme


pertahanan yang tepat
 Kurangi rangsangan lingkungan yang
mengancam

Edukasi
 Anjurkan menjalin hubungan yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama

 Anjurkan penggunaan sumber spiritual,


jika perlu

 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan


persepsi

 Anjurkan keluarga terlibat

 Anjurkan membuat tujuan yang lebih


spesifik

 Anjurkan keluarga terlibat

 Anjurkan membuat tujuan yang lebih


spesifik

 Anjurkan cara memecahkan maslah secara


konstruktif
 Latih penggunaan teknik relaksasi

 Latih kemampuan social, sesuai kebutuhan

 Latih mengembangkan penilaian objektif

4 Verbalisasi pengakuan masalah


1 2 3 4 5
5 Verbalisasi kelemahan diri
1 2 3 4 5
6 Perilaku asertif
1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
7 Verbalisasi menyalahkan orang lain
1 2 3 4 5
8 Verbalisasi rasionalisai kegagalan

1 2 3 4 5

9 Hipersensitif terhadap kritik


1 2 3 4 5

Diagnosa
Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Harga Diri Harga Diri Dukungan penampilan peran
Rendah Observasi:
Situasional  Identifikasi berbagai peran dan periode
D.0102 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam transisi sesuai tingkat perkembangan
terjadi peningkatan terhadap perasaan positif terhadap diri  Identifikasi peran yang ada dalam keluarga
sendiri  Identifikasi adanya peran yang tidak
Pengertian : Kriteria Hasil: terpenuhi
Berisiko Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat Terapeutik:
mengalami Menurun Meningka
evaluasi atau t
perasaan 1 Penilaian Diri Positif
negative 1 2 3 4 5
terhadap diri 2 Penerimaan Penilaian Positif terhadap diri sendiri
sendiri atau 1 2 3 4 5
kemampuan 3 Postur Tubuh Menampakkan wajah
klien sebagai 1 2 3 4 5
respon 4 Perasaan Malu
terhadap Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
situasi saat ini Meningka Menurun
t
1 2 3 4 5
5 Perasaan bersalah
1 2 3 4 5
DAFTAR PUSTAKA
Ahern, R.N & Wilkinson, J. M. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.
Edis i 9.Jakarta : EGC

Carpenito, L. J. (2000). Handbook of nursing diagnosis. (M. Ester,


Penerjemah). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Inc.
(Sumber asli diterbitkan 1999)

Dalami, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah


Psikososial. Jakarta : Trans Info Media.

Direja. A. H. S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Edisi I.


Yogyakarta : Nuha Medika.

Fitria. 2012. Prinsip Dasar dan Amplikasi Penulisan


LaporanPendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan. Jakarta:
Salemba Medika.

Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa.


Jakarta : EGC

Stuart, (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi : Lima. Jakarta : EGC

Stuart, G. W. & Sundeen, S. J. (1998). Pocket guide to psychiatric nursing,


3/E. (A. Y. S. Hamid, Penerjemah). St. Louis: Mosby Year Book,
Inc. (Sumber asli diterbitkan 1995)

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan


Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
STRATEGI PELAKSANAAN 1 TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan ke : 1
Kondisi klien : klien mengatakan belum mendapat perkerjaan, klien mengatakan
dirinya kurang beruntung dibandingkan saudara-saudaranya.
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional
Tujuan (TUK/SP) : BHSP, mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki,
kemampuan yang dapat digunakan, kegiatan yang sesuai kemampuan, melatih
kegiatan yang dipilih, menyusun jadwal kegiatan
A. Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum………….. Boleh Saya kenalan
dengan Mas? Nama Saya………….. boleh panggil Saya……… Saya
Mahasiswa Ners Univ Widya Husada Semarang, Saya sedang praktik
di sini dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang.
Kalau boleh Saya tahu nama Mas siapa dan senang dipanggil dengan
sebutan apa?”
2. Evaluasi / validasi
a. Perasaan klien saat ini
“Bagaimana perasaan mas hari ini? Bagaimana tidurnya tadi
malam? Ada keluhan tidak?”
b. Kondisi klien saat ini
(tatapan mata kosong, menunduk, mengakui dirinya tidak berguna)
c. Latihan sebelumnya (pertemuan kedua dst)
-
3. Kontrak : Topik, Waktu, dan Tempat
Topik : “Bagaimana kalau kita bercakapcakap tentang kemampuan dan
kegiatan yang pernah mas lakukan ? setelah itu kita akan nilai kegiatan
mana yang mas bisa lakukan.”
Waktu : “mas minta berapa lama ? 10 menit ?
Tempat : “Dimana kita duduk untuk berbincang-bincang ? bagaimana
di ruang tamu ?

B. Fase Kerja
1. Melaksanakan topik (diskusi atau latihan) yang disepakati
“ Mas ,apa saja kemampuan yang T miliki ? Bagus ,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa
Mas lakukan ? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapa?
Mencuci piring ……….dst”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Mas
miliki”.
“ Mas dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ?
Coba kita lihat ,yang pertama bisakah ,yang kedua………sampai 5
(misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan).Bagus sekali ada 3
kegiatan yang masih bisa kerjakan di rumah sakit ini.
“Sekarang ,coba Mas pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini”. “O yang nomor satu ,merapikan tempat tidur? Kalau
begitu,bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur
Mas”.Mari kita lihat tempat tidur Mas ya.
Coba lihat ,sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu
bantal dan n selimutnya.bagus!Sekarang kita angkat spreinya dan
kasurnya kita balik.”Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya ,kita mulai
dari atas ya bagus! Sekarang sebelah kaki ,tarik dan masukkan ,lalu
sebelah pinggir masukkan .Sekarang ambil bantal,rapikan dan
letakkan di sebelah atas kepala. Mari kita lipat selimut ,nah letakkan
sebelah bawah kaki ,bagus!”
“Mas sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali .Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan ?Bagus”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri)
kalau Mas lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan
bisa melakukan ,dan T ( tidak) melakukan .
2. Ditulis secara singkat, jelas, dan sistematis serta tidak menggunakan
kalimat langsung
-
C. Fase Terminasi
1. Evaluasi
a. Subyektif : klien merasa senang diajak beinteraksi
b. Obyektif : klien kooperatif, klien mampu mengutarakan aspek
positif yang ada pada dirinya
2. Rencana tindak lanjut
Melakukan kegiatan sesuai kemampuan
3. Kontrak pertemuan selanjutnya : Topik, Waktu, dan Tempat
Topik : “Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Mas
masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit
selain merapikan tempat tidur? Ya bagus,cuci piring ….”
Tempat : “Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok di
dapur sehabis makan pagi”
Waktu : “besok ya jam 08.00 pagi”

Anda mungkin juga menyukai