Anda di halaman 1dari 10

Modul 1

Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya

Modul Upaya Pencegahan Sindrom Metabolik Pada Remaja

Penyusun:

Dr. Nurhaedar Jafar, Apt, MKes

Rahayu Indriasari, SKM, MPHCN, PhD

Dr. Aminuddin Syam, SKM.,M.Kes.,M.Med.Ed

Yessi Kurniati SKM.,M.Kes

Departemen Ilmu Gizi

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin

2018

1
Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya
Kadar gula tinggi
Kata Pengantar Kolesterol tinggi
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa’taala atas segala
limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga modul ini dapat kami
rampungkan. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada Rasulullah Menurut Anda, upaya pencegahan sindrom metabolik yang dapat Anda
Sholallahu ‘alaihi wasalam beserta keluarga dan para sahabatnya.Modul ini lakukan saat ini adalah:
disusun dengan tujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada
pendidik sebaya tentang Sindrom Metabolik dan pencegahannya. Pelatihan ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
edukator sebaya diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, sikap serta ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
perilaku gizi seimbang pada remaja. Sehingga dapat mencegah terjadinya ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
penyakit degeneratif, termasuk Sindrom Metabolik sejak dini. Paket modul ini ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
terdiri dari 4 modul, modul 1 membahas tentang SM dan pencegahannya, ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
modul 2 membahas tentang pola makan gizi seimbang, modul 3 membahas ---------------------------
tentang aktivitas fisik dan modul 4 membahas tentang pendidik sebaya. Modul
1 memberikan pemahaman tentang Sindrom Metabolik, definisi, komponen,
gejala dan dampaknya. Selain itu, modul ini juga akan menjelaskan tentang cara
pencegahan Sindrom Metabolik pada remaja. Modul ini dilengkapi dengan
lembar evaluasi untuk mengukur pemahaman peserta tentang materi yang
diberikan. Penyusunan modul ini dibiayai oleh Program Riset Unggulan
Universitas Hasanudin, karena itu penyusun menyampaikan terima kasih
kepada Rektor Universitas Hasanuddin. Selain itu, kami juga menyampaikan
terima kasih kepada Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat untuk segala
dukungan yang diberikan. Akhir kata, tidak ada gading yang tak retak, tidak
ada karya yang sempurna. Karena itu, segala kritik yang konstrukstif akan
selalu kami terima dengan lapang dada. Semoga modul ini dapat memberikan
manfaat bagi remaja di Indonesia

Makassar, Oktober 2018

Tim Penyusun

2 19
Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya
Lembar evaluasi
Daftar Isi
Menurut Anda apakah sindrom metabolik itu? Kata Pengantar.................................................................................... 2
--------------------------------------------------------------------------------------------------------- Petunjuk Penggunaan Modul ......................................................... 4
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------- Modul 1 Memahami Sindrom Metabolik dan Pencegahannya 6
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Deskripsi Modul ............................................................................. 6
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------- Strategi Pembelajaran ................................................................... 6
Menurut Anda, apakah sindrom metabolic berbahaya atau tidak? Berikan Apa itu Sindrom Metabolik?......................................................... 6
alasan dari jawaban Anda
Risiko Sindrom Metabolik pada remaja ..................................... 11
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------- Upaya Pencegahan Sindrom Metabolik pada remaja................. 13
--------------------------------------------------------------------------------------------------------- Referensi ............................................................................................ 17
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------

Menurut Anda, apakah remaja seusia Anda dapat terkena sindrom metabolik
atau tidak? Berikan alasan dari jawaban Anda`

---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------

Apakah ada keluarga Anda (orangtua/saudara kandung) yang memiliki faktor


pencetus sindrom metabolik di bawah ini/? (berikan tanda centang sesuai
dengan jawaban Anda)

Gejala Ya Tidak
Tekanan darah tinggi
Gemuk

18 3
Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya
Petunjuk Penggunaan Modul Referensi
Modul ini disusun untuk memberikan pengetahuan kepada remaja tentang 1. Nurhaedar Jafar. Sindroma Metabolik Pada Masyarakat Perkotaan.
Jakarta: Penerbit Ombak.
salah satu masalah gizi dan kesehatan, yaitu sindrom metabolik, yang saat ini
2. Rahayu Indriasari dan Yessy Kurniati. Gizi Indonesia. 2017, 40(1):9-20
sering dijumpai di masyarakat terutama pada kelompok penduduk dewasa, Literature Review: Perubahan Gaya Hidup Sebagai Upaya Manajemen
namun masalah tersebut juga mulai menunjukkan peningkatan kejadian pada Sindroma Metabolik Pada Remaja

kelompok usia remaja. Modul ini juga ditujukan untuk memberikan

pengetahuan dan keterampilan bagi remaja untuk menjadi pendidik sebaya

dalam menyebarluaskan informasi tentang sindrom metabolic dan

pencegahannya pada teman remaja sebayanya

Modul ini disusun dalam bentuk berseri yaitu dicetak dalam 4 bagian yang

saling melengkapi. Modul ini menjadi pegangan bagi peserta pelatihan untuk

dijadikan salah satu sumber bacaan atau acuan untuk lebih memahami tentang

sindrom metabolic dan upaya pencegahannya pada kalangan remaja. Materi

yang disajikan dalam modul ini juga akan diberikan oleh fasilitator dalam setiap

pertemuan pelatihan di ruang kelas. Peserta dapat mendiskusikan isi modul

lebih jauh dengan fasilitator pada saat pelatihan berlangsung.

Secara keseluruhan, modul ini dibagi 4 bagian sesuai dengan topik utama dari

setiap sesi pelatihan yaitu:

1. Mengenal sindrom metabolik dan pencegahannya

2. Pola makan gizi seimbang

3. Aktifitas fisik

4. Pendidik sebaya

4 17
Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya
aktivitas menetap yang lama berhubungan dengan peningkatan risiko Modul ini disusun berdasarkan beberapa buku referensi tentang sindrom

terhadap peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik, kadar metabolik, buku pedoman gizi seimbang yang telah diterbitkan oleh kemenkes

HbA1C, gula darah puasa, resistensi insulin dan SM (2). RI, serta buku referensi tetang metode pendidik sebaya.

Penanganan SM pada remaja dapat direkomendasikan dengan

mengatasi kedua faktor risiko utama dari kejadian SM yaitu pola

makan dan pola aktivitas fisik. Perubahan gaya hidup berupa

modifikasi pola makan dan pola aktivitas fisik dapat menjadi salah

satu alternatif manajemen SM di kalangan remaja, sekaligus dapat

pula berperan sebagai salah satu upaya pencegahan dan penanganan

masalah obesitas remaja maupun pencegahan penyakit tidak menular

pada remaja di masa dewasanya.

16 5
Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya
Modul 1 Memahami Sindrom Metabolik dan Pencegahannya komputer, membaca, duduk menulis, dll), di rumah (nonton TV,main
Deskripsi Modul game, dll), di perjalanan /transportasi (bis, kereta, motor), tetapi tidak
Modul 1 ini berisi tentang informasi terkait sindrom metabolic sebagai
termasuk waktu tidur.
salah satu masalah gizi dan kesehatan terpenting saat ini dan
Hubungan kejadian SM dengan sedentary sudah ditunjukkan dalam
bagaimanan upaya pencegahan yang dapat dilakukan khususnya
sejumlah penelitian. Pan, dkk. tahun 2008 menemukan bahwa SM
pada kalangan remaja.
lebih sering ditemukan pada remaja yang tingkat aktivitas fisiknya
Strategi Pembelajaran
rendah (4,3%) dibandingkan remaja yang aktivitas sedang (3,1%) dan
Modul akan disampaikan oleh fasilitator selama 60 menit melalui
tinggi (2,6%). Mark, dkk. pada tahun 2008 mengemukakan bahwa
kegiatan ceramah interaktif dan kegiatan tambahan lainnya. Di akhir
lamanya waktu menonton (screen time) berhubungan dengan
modul, peserta diminta untuk melakukan self-evaluation (penilaian diri
peningkatan risiko SM pada remaja. Riwayat aktivitas fisik pada masa
sendiri) sejauh mana individu memahami materi yang telah diberikan
kanak-kanak juga berkaitan dengan risiko SM pada masa remaja. Hal
Apa itu Sindrom Metabolik? ini dibuktikan oleh McMurray, dkk. (2008) yang menemukan bahwa
Sindrom Metabolik (SM) merupakan kondisi dimana seseorang
remaja yang mengalami SM kenyataannya 6,08 kali lebih kurang
mengalami sekumpulan kelainan metabolisme tubuh yang ditandai
melakukan senam aerobik di masa kanak-kanaknya dan 5,16 kali
tekanan darah tinggi (hipertensi), obesitas, dislipidemia (kadar lemak
memiliki tingkat aktivitas fisik yang rendah di masa kanak-kanaknya.
dalam darah tidak normal), hiperglikemik (kadar gula darah tinggi).
Tremblay, dkk, (2011), menemukan bahwa pengurangan jenis kegiatan
(1). SM sangat berkaitan dengan obesitas karena anak dan remaja yang
sedentary apapun ternyata berhubungan dengan penurunan risiko
mengalami obesitas cenderung akan mengalami SM. Hal tersebut
gangguan kesehatan pada remaja usia 5-17 tahun. Semua penelitian
seperti yang ditemukan oleh Harrel, dkk (2006) yang mengkaji tentang
tersebut melaporkan bahwa peningkatan aktivitas menetap
obesitas dan SM pada anak dan remaja. Penelitian tersebut
berhubungan dengan peningkatan risiko SM dan penyakit jantung
menemukan bahwa kejadian SM pada anak yang obesitas cenderung
koroner. Studi jangka panjang melaporkan bahwa remaja yang
lebih tinggi dibandingkan pada anak status gizi normal. SM dan
menonton televisi lebih dari 2 jam per hari memiliki tingkat kolesterol
obesitas yang berkembang pada masa anak akan berlanjut sampai
darah yang tinggi dan memiliki tekanan darah yang tinggi bila
dewasa dan merupakan faktor risiko diabetes mellitus tipe 2 dan
dibandingkan dengan teman seusia mereka yang menonton kurang
penyakit jantung koroner (2).
dari dua jam. Penelitian lain melaporkan bahwa waktu menonton dan

6 15
Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya
ditemukan di USA, bahwa kejadian SM pada remaja menurun sejalan

dengan peningkatan skor kualitas menu yang dikonsumsi setiap hari Berikut adalah beberapa komponen utama dari sindrom metabolik

dan peningkatan skor komponen sayur dan buah dalam komposisi dan penjelasannya (1):

menu harian. Penemuan tersebut mengindikasikan adanya 1. Tekanan Darah. Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan

kemungkinan hubungan antara SM dengan pola makan individu oleh pompa jantung untuk mengalirkan darah keseluruh tubuh.

(kualitas menu makanan yang dimakan secara umum) bila Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu keadaan dimana

dibandingkan dengan komponen pola makan tertentu/spesifik. SM tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan

juga dapat berhubungan dengan penerapan pola makan tertentu. darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Tekanan darah

Kajian dari beberapa studi di Korea menemukan bahwa pola makan dikatakan berisiko jika ≥ 130/85 mmHg. Berbagai faktor dapat

gaya barat (Western) yang ditandai dengan konsumsi daging dan memicu terjadinya hipertensi. walaupun sebagian besar (90%)

lemak yang tinggi berhubungan secara positif dengan risiko SM penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential).

seperti obesitas dan peningkatan kadar trigliserida darah, Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan

dibandingkan dengan pola makan tradisional Korea.. Selain jenis kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari

asupan makanan, kualitas menu makanan dan pola makan tertentu, pembuluh sangat berhubungan dengan terjadinya hipertensi

frekuensi makan juga memiliki hubungan dengan kejadian SM pada melalui beberapa mekanisme. Aterosklerosis merupakan

remaja. Jaaskeleinen, dkk. pada tahun 2013 melaporkan bahwa risiko penyebab utama terjadinya hipertensi yang berhubungan dengan

overweight/obesitas lebih rendah pada remaja yang memiliki pola diet seseorang, walaupun faktor usia juga berperan, karena pada

makan teratur 5 kali sehari (3 kali makan utama dan 2 kali usia lanjut (usila) pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan

selingan/snack). Risiko SM lebih rendah pada remaja yang berpola elastisitasnya berkurang. Pembuluh yang mengalami sklerosis

makan teratur dan semi-regular, dibandingkan yang melewatkan (aterosklerosis), resistensi dinding pembuluh darah tersebut akan

sarapan di pagi hari (2). meningkat. Hal ini akan memicu jantung untuk meningkatkan

denyutnya agar aliran darah dapat mencapai seluruh bagian


SM ternyata juga meningkat dengan rendahnya aktivitas fisik dan
tubuh. Tekanan darah dapat diturunkan dengan mengurangi
memiliki gaya hidup sedentary (kurang bergerak) atau lebih sering
konsumsi garam, makanan siap saji, meningkatkan aktifitas serta
beraktifitas santai antara lain duduk, berbaring, dan lain sebagainya
menurunkan berat badan (bila kelebihan berat badan).
dalam sehari-hari baik di tempat kerja maupun sekolah (kerja di depan

14 7
Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya
Mengkonsumsi makanan sumber kalium (kentang, pisang, dewasa. SM diprediksi menyebabkan kenaikan 2 kali lipat risiko

kacang, kismis dan youghurt) dapat membantu menurunkan terjadinya penyakit jantung dan 5 kali lipat pada penyakit DM tipe 2.

tekanan darah. SM merupakan masalah kesehatan yang serius sebab sangat berkaitan

2. Obesitas. Obesitas merupakan suatu peningkatan massa jaringan dengan timbulnya penyakit tidak menular seperti kardiovaskuler,

lemak tubuh yang terjadi akibat adanya ketidakseimbangan penyakit jantung, dan diabetes mellitus tipe 2, cancer dan stroke. Data

antara asupan energi dengan keluaran energi. Menurut Dariyo yang tersedia juga menunjukkan bahwa penyakit tidak menular

(2004) yang dimaksud dengan obesitas adalah kelebihan berat tersebut sudah mulai menyerang kelompok usia dewasa muda bahkan

badan dari ukuran normal tubuh yang sebenarnya. Secara klinis remaja (2).

obesitas dapat dikenali dengan adanya tanda dan gejala khas,

antara lain wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, relatif Upaya Pencegahan Sindrom Metabolik pada remaja

pendek, dada yang menggembung dengan payudara membesar

mengandung jaringan lemak, perut buncit dan dinding perut Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa beberapa indikator

berlipat-lipat, kedua pangkal paha bagian dalam saling SM adalah terkait dengan gangguan metabolisme di dalam tubuh

menempel. Pada anak laki-laki penis nampak kecil karena seperti hipertensi, penumpukan lemak di bagian perut, tingginya

terkubur dalam jaringan lemak supra-pubik (Crawford et al, glukosa darah, dan tingginya kadar lemak dalam darah. Hal ini

2005). Selain obesitas secara umum, obesitas sentral juga dapat menandakan bahwa SM dapat dipengaruhi oleh asupan makanan

digunakan sebagai salah satu parameter sindrom metabolik. dengan kadungan zat gizi yang berlebihan atau dengan kata lain pola

Obesitas sentral ditandai dengan penumpukan lemak tubuh pada makan sehari-hari yang kurang sehat. Beberapa penelitian terdahulu

bagian perut. Di anggap berisiko jika lingkar perut pada pria ≥ 90 menunjukkan risiko SM meningkat dengan adanya kebiasaan

cm dan pada perempuan ≥ 80 cm. Konsumsi makanan yang konsumsi tinggi terhadap beberapa jenis makanan seperti daging, susu

berlebihan yang tidak disertai dengan pengeluaran energi yang dan produk olahannya, serta sereal olahan (processed cereal). Penelitian

cukup melalui aktifitas fisik menjadi penyebab terjadinya pada remaja Indonesia menunjukkan semakin banyak asupan makan,

obesitas. Pengelolaan diet : a) Hindari makanan fast food, b) terutama yang mengandung kolesterol tinggi, kalori tinggi, diikuti

Konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur dan buah , c) Batasi dengan lemak selanjutnya karbohidrat, maka kejadian SM juga

konsumsi karbohidrat d) Batasi konsumsi daging merah. semakin meningkat. Penelitian juga menunjukkan keterkaitan SM

dengan kualitas menu makanan yang dikonsumsi. Seperti yang

8 13
Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya
prevalensi SM remaja secara nasional. Penelitian yang pernah 3. Dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak

dilakukan oleh Sibarani dkk. tahun 2006 di Jakarta pada remaja Cina yang ditandai dengan tidak normalnya kadar lemak dalam darah

Indonesia yang obes menunjukkan prevalensi SM sebesar 19 persen berupa kenaikan kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida

pada laki-laki dan 10,6 persen pada perempuan. Mexitalia, dkk. tahun serta penurunan kadar kolesterol HDL. HDL (High Density

2009 juga melakukan penelitian pada remaja gemuk maupun normal Lipoprotein) adalah bagian dari lemak yang biasa dikenal dengan

di Semarang, dengan rerata usia 13 tahun, menunjukkan prevalensi kolesterol baik, yang berfungsi untuk mengangkut kolesterol dari

SM pada siswa gemuk adalah 31 persen sedangkan SM tidak jaringan menuju hati untuk dibongkar dan dibuang. Kadar HDL

ditemukan pada siswa normal (2). berisiko <40mg/dl pada laki-laki dan <50mg/dl pada perempuan.

Pengelolaan diet; mengkonsumsi lebih banyak ikan (minimal 3

Sindrom metabolik pada remaja sudah harus menjadi perhatian kali seminggu) dan menghindari asap rokok.

dengan mencermati peningkatan prevalensi seiring dengan Trigliserida merupakan penyusun utama dari lemak hewani dan

peningkatan angka kejadian overweight dan obesitas pada remaja baik lemak nabati. Untuk menurunkan kadar trigliserida dapat

di negara maju maupun negara berkembang. Sindrom metabolik pada dilakukan dengan mengendalikan berat badan, mengkonsumsi

remaja merupakan masalah penting sebab jika tidak ditangani secara lemak sehat dengan mengurangi konsumsi daging merah dan

tepat dapat berkembang lebih lanjut menjadi penyakit tidak menular menggantinya dengan ikan serta melakukan aktivitas fisik yang

pada saat individu memasuki masa dewasa awal, sehingga secara teratur.

tidak langsung akan mempengaruhi produktifitas dan derajat 4. Hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan suatu keadaan

kesehatan secara umum. Data yang tersedia mengenai kejadian SM dimana kadar glukosa darah di atas nilai normal. Glukosa

pada remaja masih terbatas, terutama di Indonesia. Namun dari merupakan sumber energi utama bagi sel-sel. Kadar glukosa

sejumlah penelitian menunjukkan remaja yang mengalami darah meningkat terutama setelah makan. Bila kadar glukosa

overweight/obesitas memiliki resiko mengalami SM lebih besar darah puasa ≥ 100 mg/dl maka orang tersebut telah mengalami

dibandingkan remaja yang tidak overweight/obes. Identifikasi SM gula darah terganggu. Keadaaan ini disebut sebagai pra-diabetes.

sedini mungkin pada usia remaja sangat penting dilakukan mengingat

besarnya risiko berkembangnya SM menjadi penyakit tidak menular


Tabel 1. Kriteria diagnosis Sindrom Metabolik menurut WHO (World Health
seperti penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus tipe 2 pada usia
Organization), NCEP-ATP III dan IDF

12 9
Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya
Risiko Sindrom Metabolik pada remaja
WHO: ATP III :

Komponen Resistensi 3 komponen IDF Seiring dengan semakin meningkatnya prevalensi overweight (berat
insulin plus : di bawah ini badan lebih) dan obesitas (kegemukan) di kalangan remaja, maka
Obesitas Waist to hip Lingkar perut Lingkar dapat diasumsikan pula kemungkinan peningkatan kejadian SM pada
ratio *: : perut** : remaja. Remaja juga rentan mengalami SM disebabkan pada masa
Laki-laki : > 0,9 Laki-laki: Laki-laki: kritis ini terjadi percepatan pertumbuhan yang ditandai dengan
Wanita : > 0,85 102cm ≥90cm perubahan fisiologis, pubertas, dan maturasi yang mempengaruhi
atau Wanita : >88 Wanita : ≥80 lemak tubuh, tekanan darah, dan komposisi tubuh. Dari sejumlah
IMT >30 Kg/m 2 cm cm penelitian yang telah dilakukan, baik di negara maju maupun negara
Hipertrigliseridemia ≥150 mg/dl (≥ ≥ 150 mg/dl ≥ 150 mg/dl berkembang, menunjukkan kecenderungan terjadinya peningkatan
1,7 mmol/L) prevalensi SM pada remaja seiring dengan meningkatnya angka
Kolesterol HDL <35 mg/dl laki2; <40 mg/dl <40 mg/dl kejadian overweight dan obesitas pada kelompok ini (2). Beberapa
<40 mg/dl laki2; laki2; penelitian melaporkan prevalensi SM pada remaja di Asia berkisar
wanita <50mg/dl <50mg/dl antara 2-14 persen dan SM lebih banyak ditemukan pada remaja yang
wanita wanita overweight dan gemuk. Di Korea Selatan terjadi peningkatan prevalensi
Hipertensi TD ≥ 140/90 TD ≥ 130/85 TD ≥ 130/85 SM pada remaja dari tahun 1998 prevalensinya adalah 6,8 persen yang
mmHg atau mmHg atau mmHg meningkat pada tahun 2001 menjadi 9,2 persen. Di Turki, dilaporkan
riwayat terapi riwayat terapi bahwa dari 1385 remaja usia 10-17 tahun terdapat prevalensi SM
anti hipertensi anti sebesar 2,2 persen dan kejadian SM 10 kali lebih sering terjadi pada
hipertensif subjek yang menderita overweight dan obesitas dibandingkan pada
Hiperglikemia Resisitensi GDP ≥ GDP ≥ subjek yang langsing. Di Iran, ditemukan bahwa dari 3036 remaja usia
Insulin** (DM- 100mg/dl 100mg/dl 10-19 tahun terdapat prevalensi SM sebesar 10,1 persen. Gambaran ini
2, IFG, IGT) tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, meskipun data SM pada

* Waist Hip Ratio (rasio lingkar pinggang terhadap lingkar panggul) remaja di Indonesia masih terbilang sangat kurang dan belum ada data
** indikator wajib

10 11
Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya Modul 1 Mengenal Sindrom Metabolik dan Pencegahannya

Anda mungkin juga menyukai