Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi bisa berdampak pada semua segi kehidupan, termasuk
aspek pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan
kesehatan memiliki peran yang sangat vital dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (2020) Rumah
Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Sebagai institusi
pelayanan kesehatan, rumah sakit bersaing dalam menyediakan pelayanan
kesehatan yang bermutu, rumah sakit yang tetap gigih dalam persaingan
tentunya rumah sakit yang berorientasi pada kepuasan pelanggan
(Trimumpuni, 2009). Pelayanan kesehatan yang dikatakan bermutu yaitu
yang dalam prosesnya melibatkan proses interaksi pasien, keluarga, dan
perawat yang akhirnya menghasilkan kepuasan dari kebutuhan
bipsychosocial orang tua dan anak (Nyberg, 2016).
Mutu pelayanan kesehatan menjadi misi utama dan penting untuk
diperhatikan oleh pengelola keperawatan. Pelayanan keperawatan menjadi
poin utama dalam pelayanan kesehatan karena perawat selalu siaga di garis
terdepan dalam upaya menciptakan sistem kesehatan yang mendukung hasil
yang positif bagi pasien dengan menyediakan pelayanan 24 jam penuh
(Nyberg, 2016).
Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan
menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan administrasi. “Pelayanan kesehatan mencakup
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan
pelayanan perawatan. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari
pelayanan rumah sakit, oleh sebab itu mutu pelayanan keperawatan akan
berdampak langsung terhadap pelayanan rumah sakit.
RSUD Otanaha Kota Gorontalo merupakan RSUD milik pemerintah
Kota Gorontalo yang merupakan pengembangan dari Puskesmas perawatan
Pilolodaa yang dibangun pada tahun 1970 dengan nama balai Pengobatan
Potanga yang menempati salah satu ruangan Kantor Camat Kota Barat, pada
tahun 1975 dengan berbagai upaya dari segenap unsur pemerintah dan
masyarakat serta biaya swadaya masyarakat maka penambahan ruangan
dengan bertambah fungsinya menjadi Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).
Pada tahun 1990 beralih menjadi Puskesmas Pilolodaa dengan rawat inap
Kotamadya Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah Otanaha diresmikan oleh
Walikota Gorontalo pada tanggal 19 Maret 2010 dengan jumlah pegawai 79
orang yang terdiri dari pejabat struktural 4(empat) orang dan fungsional serta
staf administrasi 79 orang, jumlah tempat tidur pasien 35 TT.
Dengan semakin meningkatnya kegiatan dan tuntutan kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka mulai diupayakan adanya
gedung rumah sakit yang representative berlokasi di kecamatan kota barat +
1 KM dari tempat semula. Pada tahun 2013 secara berangsur-angsur kegiatan
pelayanan rumah sakit Otanaha pindah ke eks gedung dinas social Provinsi
Gorontalo yang bertempat di kelurahan Buladu Kecamatan Kota Barat yang
diresmikan pemakaianya oleh Walikota Gorontalo pada tanggal 14 Januari
2013. Selanjutnya pada tanggal 13 februari 2013 Instalasi Rawat Darurat
diresmikan oleh Walikota Gorontalo. Adapun jumlah tempat tidur pasien 35
TT, dengan pembagian ruang terdiri dari Rawat jalan yang terbagi (poli
umum, poli bedah, poli anak, poli gigi, poli kebidanan) Rawat Inap terdiri
dari (perawatan bedah, anak, perawatan interna dan kebidanan) serta ruang
apotik, laboratorium, instalasi gizi dan administrasi. Selanjutnya pada bulan
desember 2013 bertambah ruang rawat inap kelas III untuk anak dengan
jumlah tempat tidur 15 TT.
Dengan berpindahnya kegiatan RSUD Otanaha ke lokasi yang baru,
maka perkembangan dan kemajuan yang dialami RSUD Otanaha semakin
meningkat seiring dengan perkembangannya melalui pembangunan gedung-
gedung baru dan penambahan sumberdaya manusia dalam rangka memenuhi
standar rumah sakit menuju akreditas. Perkembangan ini dapat dilihat dimana
pada bulan desember 2013 dibangun pasilitas Instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) untuk layanan 120 TT, bulan oktober 2014 dibangun unit transfusi
darah, ICCU dan ruang perawatan IV Kelas III yang diresmikan oleh
Walikota Gorontalo pada bulan Januari 2015. Selanjutnya tahun 2015 mulai
dirintis pembangunan ruang Radiologi dengan luas bangunan 13x14,5 M2,
pembangunan gedung VIP dan penambahan selasar yang menjadi
penghubung antar gedung.
Pembagunan ruang perawatan II dilakukan dari kebutuhan ruang
perawatan kelas III oleh masyarakat di kota gorontalo dimana ruang yang
keadaan masi kurang dan perlu adanya ruangan yang refresentatif.
Pembangunan kelas III ( ruang perawatan II) dlakukan tahun 2013 dan
diresmikan oleh wali kota gorontalo dengan tujuan menyediakan ruangan
bagi pelayanan masyarakat yang membutuhkan ruang kelas III dan pada
perkembangannya menyediakan ruangan kelas I dan Kelas II.
Berdasarkan berbagai pemikiran tersebut maka mahasiswa
melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan di ruang Perawatan I
Rumah Sakit Umum Daerah Otanaha sehingga dapat memberikan
pengalaman pengelolaan pada salah satu unit pelayanan kesehatan, sekaligus
berkontribusi meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan praktek profesi di stase manajemen
keperawatan, mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip
manajemen keperawatan dan menjadi “Change Agent” dan model peran
dalam kepemimpinan dan pengelolaan pelayanan keperawatan
professional pada unit pelayanan kesehatan secara nyata dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Ruang Perawatan I Rumah
Sakit Umum Daerah Otanaha Kota Gorontalo
2. Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan praktek profesi keperawatan Manajemen
Keperawatan mahasiswa mampu:
a. Di identifikasinya kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang
terkait dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisis situasi
nyata di tempat praktek.
b. Ditetapkannya prioritas manajemen keperawatan bersama kepala
ruanngan serta perawat ruangan di tempat mahasiswa praktek

c. Ditetapkannya prioritas dan alternatief penyelesaian masalah


yang disepakati bersama kepala ruangan dan para perawat
ruangan serta pembimbing
d. Dilaksanakannya perencanaan penyelesaian masalah
berdasarkan kebutuhan masalah yang disepakati kepala
ruangan dan para perawat ruangan serta pembimbing
e. Dievaluasinya proses pelaksanaan kegiatan mulai dari aspek
masukan (input), aspek proses sampai dengan proses hasil
(Output).
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam
menerapkan fungsi-fungsi manajemen secara nyata dilahan praktek
maupun tempat bekerja nanti.
2. Bagi Ruangan/Rumah sakit
Meningkatkan kulalitas pelayanan keperawatan sesuai dengan
masalah yang ditemukan di lahan praktek sesuai dengan ilmu yang
didapatkan selama proses akademik dengan tehnik pemecahan masalah
pada konsep manajemen sehingga meningkatkan mutu pelayanan di
Rumah Sakit.
3. Bagi Pendidikan
Dapat menjadi referensi sebagai evaluasi untuk meningkatkan
kualitas pengajaran manajemen keperawatan bagi mahasiswa yang akan
menjalankan praktek profesi manajemen keperawatan pada program
berikutnya.
BAB II
ANALISA SITUASI

A. Gambaran umum Rumah Sakit dan Ruang Praktek


1. Sejarah singkat
Keberadaan RSUD Otanaha Kota Gorontalo merupakan RSUD
milik pemerintah Kota Gorontalo yang merupakan pengembangan dari
Puskesmas perawatan Pilolodaa yang dibangun pada tahun 1970 dengan
nama balai Pengobatan Potanga yang menempati salah satu ruangan
Kantor Camat Kota Barat, pada tahun 1975 dengan berbagai upaya dari
segenap unsur pemerintah dan masyarakat serta biaya suwadaya
masyarakat maka penambahan ruangan dengan bertambah fungsinya
menjadi Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA). Pada tahun 1990 beralih
menjadi Puskesmas Pilolodaa dengan rawat inap Kotamadya Gorontalo.
Rumah Sakit Umum Daerah Otanaha diresmikan oleh Walikota Gorontalo
pada tanggal 19 Maret 2010 dengan jumlah pegawai 79 orang yang terdiri
dari pejabat struktural 4(empat) orang dan fungsional serta staf
administrasi 79 orang, jumlah tempat tidur pasien 35 TT.
Dengan semakin meningkatnya kegiatan dan tuntutan kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka mulai diupayakan adanya
gedung rumah sakit yang representative berlokasi di kecamatan kota barat
+ 1 KM dari tempat semula. Pada tahun 2013 secara berangsur-angsur
kegiatan pelayanan rumah sakit Otanaha pindah ke eks gedung dinas
social Provinsi Gorontalo yang bertempat di kelurahan Buladu Kecamatan
Kota Barat yang diresmikan pemakaianya oleh Walikota Gorontalo pada
tanggal 14 Januari 2013. Selanjutnya pada tanggal 13 februari 2013
Instalasi Rawat Darurat diresmikan oleh Walikota Gorontalo. Adapun
jumlah tempat tidur pasien 35 TT, dengan pembagian ruang terdiri dari
Rawat jalan yang terbagi (poli umum, poli bedah, poli anak, poli gigi, poli
kebidanan) Rawat Inap terdiri dari (perawatan bedah, anak, perawatan
interna dan kebidanan) serta ruang apotik, laboratorium, instalasi gizi dan
administrasi. Selanjutnya pada bulan desember 2013 bertambah ruang
rawat inap kelas III untuk anak dengan jumlah tempat tidur 15 TT.
Dengan berpindahnya kegiatan RSUD Otanaha ke lokasi yang baru,
maka perkembangan dan kemajuan yang dialami RSUD Otanaha semakin
meningkat seiring dengan perkembangannya melalui pembangunan
gedung-gedung baru dan penambahan sumber daya manusia dalam rangka
memenuhi standar rumah sakit menuju akreditas. Perkembangan ini dapat
dilihat dimana pada bulan desember 2013 dibangun fasilitas Instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) untuk layanan 120 TT, bulan oktober 2014
dibangun unit transfusi darah, ICCU dan ruang perawatan IV Kelas III
yang diresmikan oleh Walikota Gorontalo pada bulan Januari 2015.
Selanjutnya tahun 2015 mulai dirintis pembangunan ruang Radiologi
dengan luas bangunan 13x14,5 M2, pembangunan gedung VIP dan
penambahan selasar yang menjadi penghubung antar gedung.
Untuk Tahun 2016 dibangun ruang interna kelas I & II sebanyak 7
kamar, ruang kebidanan, ruang bedah kelas I, II, III serta ruang operasi
dan penambahan ruang VIP sebanyak 8 Kamar. Yang kesemuanya akan
diresmikan pada Tahun 2017 oleh Bapak Walikota Gorontalo.
Pada Juli 2017 ruang kebidanan sudah dapat difungsikan yang terdiri
dari ruang bersalin dengan 5 TT ,Gynekologi 1 TT dan ruang nifas dengan
12 TT. RSUD Otanaha mendapatkan alokasi anggaran dari dana alokasi
umum (bantuan Provinsi) dengan pembangunan ruang central opname dan
ruang poliklinik/rawat jalan, yang kesemua ruangan tersebut akan
diresmikan pada akhir Tahun 2017 oleh Bapak Walikota Gorontalo serta
akan difungsikan pada awal Tahun 2018.
Pada Tahun 2018 RSUD Otanaha Kota Gorontalo melaksanakan
pembangunan kamar jenazah dan Ruang Central Steril Suplly Department
(CSSD).
2. Falsafah, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 11 tahun
2010 tanggal 30 Agustus 2010 ditempatkan organisasi dan tata kerja
rumah sakit Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 11
tahun 2010 tanggal 30 Agustus 2010 ditempatkan organisasi dan tata
kerja rumah sakit umum Daerah Otanaha Kota Gorontalo. Dengan
kondisi tingkat pelayanan saat ini dan dibarengi pula oleh berbagai
perubahan yang terjadi, RSUD Otanaha Kota Gorontalo memiliki
komitmen dan keinginan untuk mendambakan suatu tingkat pelayanan
lebih optimal (PRIMA) yang diformulasikan dalam Visi dan Misi, sebagai
berikut:
VISI

Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Rujukan Regional


Yang Bermutu Menuju Rumah Sakit Yang
Terakreditasi

MISI

1. Melaksanakan Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik


dan pelayanan penunjang medik yang Bermutu, Efisien
yang berorientasi pada keselamatan pasien dan kepuasan
pelanggan.
2. Mengembangkan kemampuan pelayanan dengan
kemampuan pengelolaan lingkungan yang sehat dan
produktif
3. Mengelola Seluruh Sumber Daya Secara Transparan,
Efektif, Efisien dan Accountable
4. Meningkatkan dan Mengembangkan Sistem Rujukan dan
Jejaring Pelayanan Medik.
TUJUAN

1. Terwujudnya pelayanan berkualitas yang dapat diukur dengan pemenuhan


stándar akreditasi rumah sakit dengan hasil akreditasi yang paripurna oleh
Kementrian Kesehatan RI.
2. Terwujudnya pelayanan yang didukung oleh teknologi yang efektif dan efisien.
3. Terwujudnya aparatur yang profesional dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan sehingga memberi kepuasan kepada pasien.
4. Terwujudnya lingkungan rumah sakit yang nyaman serta
meningkatkan kepuasan pasien.
5. Terwujudnya sistem pengelolaan keuangan yang accountable
6. Terwujudnya Data Dan Informasi Yang Akurat dan terupdate.

3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Rumah Sakit Umum Daerah Otanaha merupakan salah satu unit


pelaksana teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kota Gorontalo. RSUD Otanaha
menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

a. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah

Tugas : Melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah dibidang


pengelolaan dan pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah
berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Fungsi : a. Merencanakan pengolahan dan pengembangan rumah sakit
sesuai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis untuk
kelancaran tugas unit
b. Merumuskan kebijakan teknis dibidang pengolahan dan
pengembangan rumah sakit sesuai rencana induk dan
ketentuan untuk peningkatan kinerja
c. Menyusun prosedur kerja tetap rumah sakit sesuai ketentuan
sebagai dasar pelaksanaan tugas unit.
d. Mengorganisir kegiatan pengelohan, pengembangan dan
pelayanan kesehatan di rumah sakit berdasarkan sistem dan
prosedur kerja untuk tertibnya pelaksanan tugas unit.
e. Mengendalikan pelaksanan tugas dibidang pengelolaan dan
pelayanan kesehatan di rumah sakit secara rutin untuk
peningkatan pelayanan medis dan keperawatan.
f. Mengarahkan pelaksanaan sistem pengolahan dan
pengembangan rumah sakit secara proaktif dan inofatif untuk
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
g. Membina pelaksanaan kegiatan unit secara menyeluruh untuk
tertib dan suksesnya tugas unit.
h. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang
masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas unit.
i. Mengawasi pelaksanaan tugas baik interen dan eksteren
secara berkala untuk efektivitas dan efisiensi kegiatan unit.
j. Mengevaluasi seluruh kegiatan unit secara terpadu untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas.
k. Mengkonsultasikan pelaksanaan tugas kepada atasan baik
lisan maupun tertulis untuk beroleh petunjuk lebih lanjut.
l. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan unit terkait
melalui rapat koordinasi untuk penyatuan pendapatan.
m. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas unit secara berkala
sebagai bahan evaluasi
n. Melakukan tugas pembantuan dan tugas-tugas lain yang
diperintahkan oleh atasan untuk kelancaran tugas kedinasan.
b. Kepala tata usaha dan keuangan

Tugas : Melaksanakan tugas dibidang umum, kepegawaian,


perencanaan, medical record dan pengolahan keuangan

sesuai juklak/juknis untuk peningkatan kinerja rumah sakit.


Fungsi : a. Menghimpun kebijakan teknis dibagian umum, kepegawaian,
perencanaan, medical recoard dan pengolahan keuangan
sesuai kebutuhan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
b. Merumuskan kebijakan teknis bagian umum, kepegawaian,
perencanaan, medical record dan pengolahan keuangan sesuai
juklak/juknis sebagai dasar pelaksanaan tugas.
c. Menghimpun data bagian umum, kepegawaian, perencanaan,
medical record dan keuangan sesuai kebutuhan sebagai dasar
penyusunan rencana kerja.
d. Menyusun rencana kerja umum, kepegawaian,
perencanaan, medical record dan keuangan sesuai kebutuhan
untuk menjadi program unit.
e. Menyusun standar dan prosedur kerja sesuai ketentuan untuk
peningkatan kinerja unit.
f. Melakukan pembinaan teknis kegiatan umum, kepegawaian,
perencanaan, medical record dan pengolahan keuangan rumah
sakit secara rutin untuk peningkatan kinerja dan kualitas
aparatur
g. Mengendalikan kegiatan umum, kepegawaian, perencanaan,
medical record dan pengolahan keuangan sesuai prosedur dan
mekanisme untuk tertibnya pelaksanaan tugas unit.
h. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan umum, kepegawaian,
perencanaan, medical record dan pengolahan keuangan secara
rutin untuk kelancaran pelaksanaan tugas unit.
i. Mengkonsultasikan tugas dengan atasan secara lisan maupun
tertulis untuk beroleh petunjuk
j. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan Wakil Direktur
Pelayanan melalui rapat/pertemuan untuk penyatuan pendapat.
k. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai job untuk
tertibnya pelaksanaan tugas.
l. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala sebagai
bahan evaluasi.
m.Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
untuk kelancaran tugas kedinasan.

c. Seksi pelayanan
Tugas : Melaksanakan tugas pada bagian pelayanan berdasarkan
petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis untuk peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Fungsi : a. Menghimpun kebijakan teknis dibidang pelayanan kesehatan
rumah sakit sesuai kebutuhan sebagai pedoman pelaksanaan
tugas.
b. Menyusun rencana kerja pelayanan kesehatan rumah sakit
sesuai kebutuhan untuk menjadi program unit.
c. Merencanakan kebutuhan tenaga medis, penunjang medis,
sarana prasarana medis dan logistik keperawatan sesuai
ketentuan untuk kelancaran tugas ini.
d. Melakukan koordinasi tugas pelayanan dengan Unit Pelayanan
Fungsional (UPF) dan instalasi untuk kelancaran pelayanan
rumah sakit.
e. Melakukan pembinaan, pengawasan dan evaluasi terhadap
pelayanan kesehatan rumah sakit secara rutin untuk
peningkatan kinerja unit.
f. Melakukan pemantauan dan pengawasan penggunaan sarana,
peralatan medis dan logistik keperawatan secara terpadu untuk
tertibnya pelaksanaan tugas.
g. Mengkonsultasikan tugas dengan atasan secara lisan maupun
tertulis untuk beroleh petunjuk.
h. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan kepala
seksi/unit terkait melalui rapat/pertemuan untuk penyatuan
pendapat
i. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai job untuk
tertibnya pelaksanaan tugas.
j. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala
sebagai bahan evaluasi
k. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
untuk kelancaran tugas kedinasan.
l. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
untuk kelancaran tugas kedinasan.

d. Seksi keperawatan
Tugas : Melaksanakan tugas bagian/ seksi keperawatan
berdasarkan juklak/juknis untuk pengembangan dan
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Fungsi : a. Menghimpun kebijakan teknis yang berhubungan dengan
keperawatan sesuai kebutuhan sebagai pedoman pelaksanaan
tugas.
b. Menghimpun data dibagian keperawatan sesuai jenis untuk
mengetahui perkembangannya.
c. Menyusun rencana kerja keperawatan sesuai kebutuhan untuk
menjadi program unit.
d. Melakukan pengendalian jalannya organisasi dan administrasi
bidang keperawatan.
e. Menyusun dan menetapkan ketentuan-ketentuan pelayanan
keperawatan sesuai dengan kebijaksanaan Direktur Rumah
Sakit.
f. Memberikan bimbingan, petunjuk dan penilaian kepada
tenaga perawat untuk peningkatan dan terpeliharanya mutu
pelayanan keperawatan secara paripurna.
g. Melakukan kerjasama dan memelihara hubungan baik dengan
semua komponen rumah sakit.
h. Memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan tenaga
keperawatan demi terciptanya semangat dan prestasi kerja
yang baik.
i. Melakukan program orientasi bagi pegawai baru dan
program rotasi tenaga perawatan diunit-unit pelayanan
perawatan.

j. Memfasilitasi program pendidikan dan kegiatan lain terutama


pendidikan keperawatan yang membutuhkan Rumah Sakit
sebagai lapangan belajar.
k. Mengkonsultasikan tugas dengan atasan secara lisan maupun
tertulis untuk beroleh petunjuk.
l. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan kepala
bidang/unit terkait melalui rapat/pertemuan untuk penyatuan
pendapat.
m. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai job untuk
tertibnya pelaksanaan tugas.
n. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala sesuai
bahan evaluasi.
o. Malaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
untuk kelancaran tugas kedinasan.

e. Kelompok Jabatan Fungsional


Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
pemerintah daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari:
1) Kelompok Komite
Mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
dalam menyusun standar pelayanan dan memantau pelaksanaannya,
melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi
anggota staf medik fungsional dan mengembangkan program pelayanan,
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
2) Staf Medik Fungsional (SMF)
Adalah kelompok dokter yang bekerja di Instalasi dalam jabatan
fungsional.
a) Instalasi
Adalah unit pendukung penyelenggaraan tugas Rumah Sakit sesuai
dengan lingkup kewenangan berdasarkan standar pelayanan minimal
rumah sakit dan standar operasional dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada secara efektif dan efisien.
b) Unit Pelayanan Fungsional (UPF)
Adalah staf fungsional medis yang menyelenggarakan penegakan
diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan
pemulihan kesehatan, penelitian dan pengembangan sesuai keahlian.
4. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Medis
Pelayanan kesehatan rumah sakit dilaksanakan secara holistic sesuai
dengan visi/jiwa dari pelayanan Rumah Sakit yang bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat. Pelayanan paripurna dapat terlihat dari kegiatan antara
lain:
1) Promosi Kesehatan Rumah Sakit
2) Pelayanan Kesehatan
3) Penanganan kasus rujukan
4) Penanganan kasus gawat darurat
Pelayanan dilaksanakan di Rumah sakit Umum Daerah Otanaha
dapat dikelompokan dalam 4 kategori kelompok pelayanan
1) Pelayanan Medik

2) Pelayanan Perawatan

3) Pelayanan Kegawat Daruratan

4) Pelayanan Penunjang Medik

5) PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit)

Dari keempat kelompok pelayanan tersebut diselenggarakan pada


instalasi- instalasi yang terdiri dari:
1) Instalasi Rawat Jalan/Poliklinik

2) Instalasi Rawat Inap

3) Instalasi Bedah Sentral

4) Instalasi Gawat Darurat


Instalasi Penunjang terdiri dari 5 instalasi dan 4 kegiatan khusus yaitu:
1) Instalasi Laboratorium
2) Instalasi Farmasi
3) Instalasi Gizi
4) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
5) Rekam Medik
1. Instalasi Rawat
Instalasi rawat Jalan yang berfungsi melaksanakan pelayanan
pemulihan pemeliharaan dan pengobatan, pelayanan penunjang medik dan
non medik dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut:
a) Pelayanan Medik Umum dan Gizi
b) Pelayanan Medik Spesialis Dasar:
1. Klinik Penyakit dalam
2. Klinik Anak
3. Klinik Bedah
4. Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
c) Pelayanan Spesialis Tambahan/Pelengkap
1. Klinik gigi dan mulut
2. Saraf
3. Rehabilitasi medic
d) Pelayanan Penunjang Medik
1. Laboratorim
2. farmasi

e) Pelayanan Penunjang Non Medik

1. Administrasi
2. Pusat Pengendali Akses

3. Sanitasi

4. IPSRS

5. Ruang Tunggu

6. Layanan Informasi

f) Pelayanan Rujukan Kesehatan

1. Instalasi Rawat Inap

Instalasi Rawat Inap berfungsi melaksanakan pelayanan


pemeliharaan, pemulihan, perawatan dan pengobatan yang terdiri
dari:
a) Pelayanan Rawat Inap Kebidanan

b) Pelayanan Rawat Inap Penyakit Dalam

c) Pelayanan Rawat Inap Penyakit Anak

d) Pelayanan Rawat Inap Bedah

e) Pelayanan Rawatan ICU

2. Pelayanan Penunjang Medis


Pelayanan Penunjang Medis terdiri dari dua jenis pelayanan yakni:
Pelayanan Penunjang Diagnostik dan Pelayanan Penunjang Keperawatan.
Pelayanan penunjang diagnostik terdiri dari :
a) Pelayanan laboratorium
1) Pemeriksaan Hematologi
2) Pemeriksaan Urinalis
3) Pemeriksaan Feses
4) Pemeriksaan Imunoserologi (Tes Widal, Tes HCG, HbsAG,
Gol darah dll)
5) Pemeriksaan Kimia darah (Gula darah, Cholesterol,
Trigliserida, Creatinin, Uric Acid, Ureum, Bilirubin, Protein,
SGOT, SGPT)
6) Pemeriksaan Elektrolit
b) Pelayanan radiologi

B. Pengumpulan Data
1. Data umum ruangan praktek
a. Tenaga dan Pasien (M1 – Man)
1) Struktur Organisasi

2) Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesifikasi pekerjaan


Jumlah Tenaga di Ruang Perawatan Bedah RSUD Otanaha
Tabel 2.1 Distribusi Berdasarkan Ketenagaan Tingkat Pekerjaan
DI Ruangan Bedah RSUD Otanaha Tahun 2021
Spesifikasi Pekerjaan Jumlah Persentase
Perawat 12 63%
Administrasi 2 11%
Gizi 1 5%
Cleanining service 4 21%
19 100%

Karakteristik Ketenagaan berdasarkan tingkat


Pekerjaan di ruangan bedah RSUD Otanaha Tahun
2021
5% Perawat
Administrasi
21% Cleaning Service
Gizi

11% 63%

Berdasarkan tabel 2.1 diatas, sebagian besar (63%) ketenagaan


diruangan Bedah adalah tenaga keperawatan selebihnya adalah
administrasi (11%), cleaning service (21%) dan gizi (5%).
Masalah : Tidak ada masalah

3) Karakteristik ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan


Tabel 2.2 Distribusi Berdasarkan Ketenagaan Tingkat Pendidikan
Di Ruangan Bedah RSUD Otanaha Tahun 2021
Spesifikasi Jumlah Persentase
Pendidikan
Ners 1 5%
S1 1 5%
D3 12 63%
SMA 5 27%
19 100%

Karakteristik ketenagaan berdasarkan


tingkat pendidikan
5%
5%
26% Ners
S1
D3
SMA

63%

Berdasarkan diagram diatas perawat yang berpendidikan Ners 1


orang dengan jumlah 5%, yang berpendidikan S1 1 orang dengan
jumlah 5% , D3 sebanyak 12 orang dengan jumlah 63% dan SMA 5
orang dengan jumlah 27%.
Masalah : Tidak ada masalah

4) Karakteristik ketenagaan berdasarkan


Menurut Abdulah dan levine (1965) menyarankan kombinasi
tenaga keperawatan yaitu 55% Tenaga Profesional dan 45% Tenaga
Non Profesional. Bila disesuaikan dengan kategori tenaga keperawatan
di Indonesia, maka 55% minimal lulusan Ners dan 45% tenaga
keperawatan lulusan DIII Keperawatan.
Tabel 2.3 Distribusi berdasarkan ketenagaan perawat tingkat
pendidikan di ruangan Bedah RSUD Otanaha Tahun 2021
Spesifikasi Pendidikan Jumlah Presentase
Ners 1 8%
DIII Keperawatan 11 92%

Distribusi berdasarkan ketenagaan perawat


di ruang bedah
8%
NERS
DIII Keperawatan

92%

Berdasarkan diagram diatas perawat yang berpendidikan Ners 1


orang dengan jumlah 8%, yang berpendidikan D3 sebanyak 11 orang
dengan jumlah 92%.
Masalah : Ada masalah tingkat pendidikan diruangan Bedah
RSUD Otanaha karena idealnya kombinasi tenaga
keperawatan yaitu 55% tenaga profesional dan 45% Tenaga
Non Profesional

5) Karakteristik ketenagaan berdasarkan Masa Kerja


Tabel 2.4 Distribusi Tenaga Perawat Berdasarkan Masa Kerja Di
Ruangan Bedah RSUD Otanaha Tahun 2021
Masa Kerja Jumlah Persentase
< 5 Tahun 8 33%
> 5 Tahun 4 67%
12 100%
Karakteristik Ketenagaan Berdasarkan
Masa Kerja

33% < 5 Tahun


> 5 Tahun

67%

Berdasarkan diagram diatas menurut lama kerja dimana perawat


yang bekerja kurang dari 5 tahun ada sebesar 67 % dan yang bekerja di
atas 5 tahun sebesar 33 % .
Masalah : tidak ada masalah

6) Karakteristik ketenagaan berdasarkan pelatihan yang diperoleh


Tabel 2.5 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Pelatihan
Yang Diikuti Di Ruangan Bedah RSUD Otanaha 2021
Jenis Pelatihan Jumlah Persentase
BTCLS 12 92%
Vaksinator 1 8%
Pasien safety 10
12 100%
Karakteristik Ketenagaan Berdasarkan
Tingkat Mengikuti Pelatihan
8%

BTCLS
Vaksinator

92%

Berdasarkan diagram diatas menurut tingkat mengikuti pelatihan


dimana semua perawat pelaksana, katim, termasuk karu sudah
mengikuti pelatihan BTCLS dengan jumlah 92 % dan pelatihan
vaksinator 8 %.
Masalah : tidak ada masalah

7) Analisa Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang Bedah


Analisa perkebutuhan tenaga keperawatan diruang Bedah berdasarkan
rumus adalah sbb:
1. Rumus Douglas
Tabel 2.5 Perhitungan ketenagaan menurut Douglas
Kualifikasi Ju Jumlah Kebutuhan Tenaga
Pagi Sore Malam
Pasien mlah Pasien
Minimal Care 8 8x0.17= 1.36 8x0.14= 1.12 8x0.07= 0.56
Partial Care 3 3x0.27= 0.81 3x0.15= 0.45 3x0.10= 0.3
Jumlah 11 3 2 1
Sumber : Data primer 2021

Total tenaga perawat


Pagi :3
Sore :2
Malam :1 +
6 Orang
Jumlah tenaga lepas dinas perhari adalah
78 x 6 = 1.63 dibulatkan jadi 2 0rang
287
Keterangan : angka 78 ( hari minggu 52 hari + cuti tahunan 12 hari + hari
besar 14 hari) Merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun , sedangkan
287 adalah jumlah hari kerja efektif 365 – 78.

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk tugas perhari diruangan


Bedah adalah 6 orang / hari + 2 orang lepas + 1 orang Kepala Ruangan + 2
orang Katim = 11 orang
2. Menurut Gillies
Ruang bedah rumah sakit otanaha berkapasitas tempat tidur 24
tempat tidur, jumlah pasien yang dirawat 11 orang per hari. Kriteria
pasien yang dirawat adalah 8 orang minimal care dan 3 orang
partial care. Pendidikan perawat yaitu S-1 Ners dan D-3
keperawatan. hari kerja efektif 6 hari perminggu. Berdasarkan
situasi tersebut maka dapat di hitung kebutuhan tenaga perawat di
ruang tersebut adalah sebagai berikut
1. Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang di butuhkan
per hari.
Adapun waktu perawatan berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien adalah:
 Self care di butuhkan ½ X 4 jam : 2 jam
 Partial care di butuhkan ¾ X 4 jam : 2 jam
 Total care di butuhkan 1 – 1 ½ X 4 jam : 4-6 jam
 Intensive Care di butuhkan 2 X 4 jam : 8 jam
a. Keperawatn langsung
Keperawatan mandiri 8 orang pasien 8 X 2 jam : 16 jam
Keperawatan sebagian 3 orang pasien 3 X 3 jam : 9 jam
Jumlah : 25 jam
b. Keperawatan tidak langsung
11 orang pasien X 1 jam = 11 jam
c. Penyuluhan kesehatan
11 orang pasien X 0,25 jam = 2,75 jam
Total jam secara keseluruhan adalah 38,75
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan
per pasien per hari adalah
38,75 jam : 11 pasien = 3,52 jam (di bulatkan menjadi 3)
3. Menetukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada
ruangan tersebut adalah langsung dengan menggunakan
rumus gillies di atas sehingga di dapatkan hasil sebagai
berikut
3 jam/pasien/hari X 11 pasien/hari X 365 hari
(365 hari – 78) X 7 jam
= 12045 = 5,99 ( dibulatkn menjadi 6 orang)
2009
20% X 24 = 5 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara
keseluruhan yaitu 6 + 5 = 11 Orang/ hari
4. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang
dibutuhkan perhari yaitu
11 orang X 3 jam = 4.71 ( di bulatkan menjadi 5 orang )
7 jam

5. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan


per shift yaitu dengan ketentuan menurut weastler
(Swansburg,1990)
Jika jumlah total staf keperawatan/hari 5 orang
a. Shift pagi 47% = 2,35 di bulatkan menjadi 2
b. Shift sore 36% = 1,8di bulatkan menjadi 2
c. Shift malam 17 % = 0,85 dibulatkan menjadi 1
6. Kombinasi menurut abdellah dan Levine adalah
Jumlah perawat 12
 55% = 0,55 X 12 = 6,6 (dibulatkan menjadi 7)
 45% = 0,45 X 12 = 5,4 (di bulatkan menjadi 5)
3. Menurut Depkes

Untuk menentukan jumlah tenaga di Ruang Bedah menurut Rumus


Depkes 2005, maka ditentukan dulu rata rata jam perawatan, rata
rata jam perawatan / pasien / hari pada ruangan Bedah adalah 5 jam,
jumlah pasien jika sesuai tempat tidur 24 orang, maka : Jumlah jam
perawatan/hari = 5 jam x 24 = 120

Jumlah yang diperlukan = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎t (shif)

= 120

= 17.14 perawat

Los Day ( Hari libur/cuti/hari besar )

= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 + 𝑐𝑢𝑡𝑖 + ℎ𝑎𝑟𝑖𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖f

= 53 + 12 + 14 x 17.14 = 4.71
287

(Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25


100
17.14 + 4.71 x 25 = 5.46
100

Jadi perawat yang dibutuhkan/hari 17.14 + 4.71 + 5.46 = 27.31 jadi dibulatkan 27
perawat

Sehingga tenaga yang dibutuhkan dalam ruangan Bedah menggunakan


rumus Depkes 2005 (Nursalam, 2015) adalah sebanyak 27 perawat.
Jumlah tenaga yang di perlukan bergantung dari jumlah pasien dan tingkat
ketergantungannya. Pengkajian tingkat ketergantungan pasien dikaji dengan
menggunakan penilaian klasifikasi tingkat ketergantungan pasien.
Dari hasil perhitungan tenaga keperawatan di dapatkan menurut Douglas
tenaga keperawatan yang dibutuhkan sebanyak 11 orang, menurut Gillies tenaga
keperawatan yang dibutuhkan sebanyak 6 orang sedangkan menurut DEPKES
2005 tenaga keperawatan yang dibutuhkan sebanyak 27 orang.

Wawancara :
1) Dari hasil wawancara dengan perawat pelaksana pada tanggal 07 agustus
2021 mengatakan mereka tidak mengalami kesulitan dalam melakukan
tindakan keperawatan dengan jumlah perawat yang ada.
2) Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan pada tanggal 07 Agustus 2021
bahwa memang jumlah tenaga perawat belum mencukupi karena jika pasien
Full Bed kadang perawat kewalahan dalam memberikan Tindakan
keperawatan kepada pasien. Tetapi dengan kondisi saat ini masa pandemi
pasien masuk ruangan bedah hanya sedikit jadi perawat saat ini tidak
mengalami kesulitan/kewalahan dalam melakukan tindakan keperawatan.

Observasi :
1) Dari hasil observasi, didapatkan keseluruhan tenaga keperawatan berjumlah
12 orang.
2) Berdasarkan Rumus Depkes 2005 Ruang Bedah membutuhkan 27 orang
karena disesuaikan dengan jumlah pasien dalam perhitungan pasien sesuai
tempat tidur.
3) Berdasarkan rumus gillies jumlah perawat yang dibutuhkan dalam satu
ruangan Bedah berjumlah 6 orang. Dan yang didapatkan di lapangan jumlah
perawat di ruangan Bedah berjumlah 10 orang.
4) Berdasarkan rumus Douglas jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas
per hari diruang Bedah adalah 11 orang
5) Jumlah tenaga keperawatan dengan persentasi Ners sebanyak 1 orang dengan
jumlah 5%, D3 sebanyak 11 orang dengan jumlah 63%

Anda mungkin juga menyukai