PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi bisa berdampak pada semua segi kehidupan, termasuk
aspek pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan
kesehatan memiliki peran yang sangat vital dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (2020) Rumah
Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Sebagai institusi
pelayanan kesehatan, rumah sakit bersaing dalam menyediakan pelayanan
kesehatan yang bermutu, rumah sakit yang tetap gigih dalam persaingan
tentunya rumah sakit yang berorientasi pada kepuasan pelanggan
(Trimumpuni, 2009). Pelayanan kesehatan yang dikatakan bermutu yaitu
yang dalam prosesnya melibatkan proses interaksi pasien, keluarga, dan
perawat yang akhirnya menghasilkan kepuasan dari kebutuhan
bipsychosocial orang tua dan anak (Nyberg, 2016).
Mutu pelayanan kesehatan menjadi misi utama dan penting untuk
diperhatikan oleh pengelola keperawatan. Pelayanan keperawatan menjadi
poin utama dalam pelayanan kesehatan karena perawat selalu siaga di garis
terdepan dalam upaya menciptakan sistem kesehatan yang mendukung hasil
yang positif bagi pasien dengan menyediakan pelayanan 24 jam penuh
(Nyberg, 2016).
Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan
menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan administrasi. “Pelayanan kesehatan mencakup
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan
pelayanan perawatan. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari
pelayanan rumah sakit, oleh sebab itu mutu pelayanan keperawatan akan
berdampak langsung terhadap pelayanan rumah sakit.
RSUD Otanaha Kota Gorontalo merupakan RSUD milik pemerintah
Kota Gorontalo yang merupakan pengembangan dari Puskesmas perawatan
Pilolodaa yang dibangun pada tahun 1970 dengan nama balai Pengobatan
Potanga yang menempati salah satu ruangan Kantor Camat Kota Barat, pada
tahun 1975 dengan berbagai upaya dari segenap unsur pemerintah dan
masyarakat serta biaya swadaya masyarakat maka penambahan ruangan
dengan bertambah fungsinya menjadi Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).
Pada tahun 1990 beralih menjadi Puskesmas Pilolodaa dengan rawat inap
Kotamadya Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah Otanaha diresmikan oleh
Walikota Gorontalo pada tanggal 19 Maret 2010 dengan jumlah pegawai 79
orang yang terdiri dari pejabat struktural 4(empat) orang dan fungsional serta
staf administrasi 79 orang, jumlah tempat tidur pasien 35 TT.
Dengan semakin meningkatnya kegiatan dan tuntutan kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka mulai diupayakan adanya
gedung rumah sakit yang representative berlokasi di kecamatan kota barat +
1 KM dari tempat semula. Pada tahun 2013 secara berangsur-angsur kegiatan
pelayanan rumah sakit Otanaha pindah ke eks gedung dinas social Provinsi
Gorontalo yang bertempat di kelurahan Buladu Kecamatan Kota Barat yang
diresmikan pemakaianya oleh Walikota Gorontalo pada tanggal 14 Januari
2013. Selanjutnya pada tanggal 13 februari 2013 Instalasi Rawat Darurat
diresmikan oleh Walikota Gorontalo. Adapun jumlah tempat tidur pasien 35
TT, dengan pembagian ruang terdiri dari Rawat jalan yang terbagi (poli
umum, poli bedah, poli anak, poli gigi, poli kebidanan) Rawat Inap terdiri
dari (perawatan bedah, anak, perawatan interna dan kebidanan) serta ruang
apotik, laboratorium, instalasi gizi dan administrasi. Selanjutnya pada bulan
desember 2013 bertambah ruang rawat inap kelas III untuk anak dengan
jumlah tempat tidur 15 TT.
Dengan berpindahnya kegiatan RSUD Otanaha ke lokasi yang baru,
maka perkembangan dan kemajuan yang dialami RSUD Otanaha semakin
meningkat seiring dengan perkembangannya melalui pembangunan gedung-
gedung baru dan penambahan sumberdaya manusia dalam rangka memenuhi
standar rumah sakit menuju akreditas. Perkembangan ini dapat dilihat dimana
pada bulan desember 2013 dibangun pasilitas Instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) untuk layanan 120 TT, bulan oktober 2014 dibangun unit transfusi
darah, ICCU dan ruang perawatan IV Kelas III yang diresmikan oleh
Walikota Gorontalo pada bulan Januari 2015. Selanjutnya tahun 2015 mulai
dirintis pembangunan ruang Radiologi dengan luas bangunan 13x14,5 M2,
pembangunan gedung VIP dan penambahan selasar yang menjadi
penghubung antar gedung.
Pembagunan ruang perawatan II dilakukan dari kebutuhan ruang
perawatan kelas III oleh masyarakat di kota gorontalo dimana ruang yang
keadaan masi kurang dan perlu adanya ruangan yang refresentatif.
Pembangunan kelas III ( ruang perawatan II) dlakukan tahun 2013 dan
diresmikan oleh wali kota gorontalo dengan tujuan menyediakan ruangan
bagi pelayanan masyarakat yang membutuhkan ruang kelas III dan pada
perkembangannya menyediakan ruangan kelas I dan Kelas II.
Berdasarkan berbagai pemikiran tersebut maka mahasiswa
melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan di ruang Perawatan I
Rumah Sakit Umum Daerah Otanaha sehingga dapat memberikan
pengalaman pengelolaan pada salah satu unit pelayanan kesehatan, sekaligus
berkontribusi meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan praktek profesi di stase manajemen
keperawatan, mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip
manajemen keperawatan dan menjadi “Change Agent” dan model peran
dalam kepemimpinan dan pengelolaan pelayanan keperawatan
professional pada unit pelayanan kesehatan secara nyata dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Ruang Perawatan I Rumah
Sakit Umum Daerah Otanaha Kota Gorontalo
2. Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan praktek profesi keperawatan Manajemen
Keperawatan mahasiswa mampu:
a. Di identifikasinya kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang
terkait dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisis situasi
nyata di tempat praktek.
b. Ditetapkannya prioritas manajemen keperawatan bersama kepala
ruanngan serta perawat ruangan di tempat mahasiswa praktek
MISI
c. Seksi pelayanan
Tugas : Melaksanakan tugas pada bagian pelayanan berdasarkan
petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis untuk peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Fungsi : a. Menghimpun kebijakan teknis dibidang pelayanan kesehatan
rumah sakit sesuai kebutuhan sebagai pedoman pelaksanaan
tugas.
b. Menyusun rencana kerja pelayanan kesehatan rumah sakit
sesuai kebutuhan untuk menjadi program unit.
c. Merencanakan kebutuhan tenaga medis, penunjang medis,
sarana prasarana medis dan logistik keperawatan sesuai
ketentuan untuk kelancaran tugas ini.
d. Melakukan koordinasi tugas pelayanan dengan Unit Pelayanan
Fungsional (UPF) dan instalasi untuk kelancaran pelayanan
rumah sakit.
e. Melakukan pembinaan, pengawasan dan evaluasi terhadap
pelayanan kesehatan rumah sakit secara rutin untuk
peningkatan kinerja unit.
f. Melakukan pemantauan dan pengawasan penggunaan sarana,
peralatan medis dan logistik keperawatan secara terpadu untuk
tertibnya pelaksanaan tugas.
g. Mengkonsultasikan tugas dengan atasan secara lisan maupun
tertulis untuk beroleh petunjuk.
h. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan kepala
seksi/unit terkait melalui rapat/pertemuan untuk penyatuan
pendapat
i. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai job untuk
tertibnya pelaksanaan tugas.
j. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala
sebagai bahan evaluasi
k. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
untuk kelancaran tugas kedinasan.
l. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
untuk kelancaran tugas kedinasan.
d. Seksi keperawatan
Tugas : Melaksanakan tugas bagian/ seksi keperawatan
berdasarkan juklak/juknis untuk pengembangan dan
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Fungsi : a. Menghimpun kebijakan teknis yang berhubungan dengan
keperawatan sesuai kebutuhan sebagai pedoman pelaksanaan
tugas.
b. Menghimpun data dibagian keperawatan sesuai jenis untuk
mengetahui perkembangannya.
c. Menyusun rencana kerja keperawatan sesuai kebutuhan untuk
menjadi program unit.
d. Melakukan pengendalian jalannya organisasi dan administrasi
bidang keperawatan.
e. Menyusun dan menetapkan ketentuan-ketentuan pelayanan
keperawatan sesuai dengan kebijaksanaan Direktur Rumah
Sakit.
f. Memberikan bimbingan, petunjuk dan penilaian kepada
tenaga perawat untuk peningkatan dan terpeliharanya mutu
pelayanan keperawatan secara paripurna.
g. Melakukan kerjasama dan memelihara hubungan baik dengan
semua komponen rumah sakit.
h. Memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan tenaga
keperawatan demi terciptanya semangat dan prestasi kerja
yang baik.
i. Melakukan program orientasi bagi pegawai baru dan
program rotasi tenaga perawatan diunit-unit pelayanan
perawatan.
2) Pelayanan Perawatan
1. Administrasi
2. Pusat Pengendali Akses
3. Sanitasi
4. IPSRS
5. Ruang Tunggu
6. Layanan Informasi
B. Pengumpulan Data
1. Data umum ruangan praktek
a. Tenaga dan Pasien (M1 – Man)
1) Struktur Organisasi
11% 63%
63%
92%
67%
BTCLS
Vaksinator
92%
= 120
= 17.14 perawat
= 53 + 12 + 14 x 17.14 = 4.71
287
Jadi perawat yang dibutuhkan/hari 17.14 + 4.71 + 5.46 = 27.31 jadi dibulatkan 27
perawat
Wawancara :
1) Dari hasil wawancara dengan perawat pelaksana pada tanggal 07 agustus
2021 mengatakan mereka tidak mengalami kesulitan dalam melakukan
tindakan keperawatan dengan jumlah perawat yang ada.
2) Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan pada tanggal 07 Agustus 2021
bahwa memang jumlah tenaga perawat belum mencukupi karena jika pasien
Full Bed kadang perawat kewalahan dalam memberikan Tindakan
keperawatan kepada pasien. Tetapi dengan kondisi saat ini masa pandemi
pasien masuk ruangan bedah hanya sedikit jadi perawat saat ini tidak
mengalami kesulitan/kewalahan dalam melakukan tindakan keperawatan.
Observasi :
1) Dari hasil observasi, didapatkan keseluruhan tenaga keperawatan berjumlah
12 orang.
2) Berdasarkan Rumus Depkes 2005 Ruang Bedah membutuhkan 27 orang
karena disesuaikan dengan jumlah pasien dalam perhitungan pasien sesuai
tempat tidur.
3) Berdasarkan rumus gillies jumlah perawat yang dibutuhkan dalam satu
ruangan Bedah berjumlah 6 orang. Dan yang didapatkan di lapangan jumlah
perawat di ruangan Bedah berjumlah 10 orang.
4) Berdasarkan rumus Douglas jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas
per hari diruang Bedah adalah 11 orang
5) Jumlah tenaga keperawatan dengan persentasi Ners sebanyak 1 orang dengan
jumlah 5%, D3 sebanyak 11 orang dengan jumlah 63%