Anda di halaman 1dari 5

EFEK NEGATIF RENCANA TAX AMNESTY JILID II

Disusun dan dipersiapkan untuk memenuhi tugas

Perpajakan

Tahun Pelajaran 2021

Dosen Pengampu :

Ria Zulkha Ermayda, S.ST, M.Si, CSRS

Disusun Oleh :

Vivid Nur Indah Sari (200422620841)

Offering O

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MALANG

2021
Pajak merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pajak sendiri memiliki arti suatu kewajiban yang
dimiliki oleh orang pribadi atau badan dengan kriteria tertentu yang bersifat
memaksa. Pajak juga dapat diartikan sebagai konstribusi warga negara terhadap
pemerintah untuk membantu kelangsungan pembangunan negara. Sebagai warga
negara yang baik, sudah sepatutnya melaksanakan salah satu kewajiban, yaitu
membayar pajak tepat waktu dengan benar dan tepat. Namun, ada beberapa warga
negara yang lalai dalam melaksanakan kewajiban membayar pajak tepat waktu
dengan benar dan tepat. Kelalaian tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran
dalam diri warga negara mengenai tanggung jawab sebagai warga negara yang
baik.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang


Pengampunan Pajak, negara Indonesia memberikan keringanan kepada setiap
warga negara yang tidak melaksanakan kewajiban membayar pajak tepat waktu
dengan benar dan tepat, keringanan tersebut disebut tax amnesty. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak, tax
amnesty yang ditetapkan memberikan keringanan berupa pembayaran uang
tebusan.

Diharapkan dengan adanya kebijakan tax amnesty warga negara bisa lebih
patuh dalam melaksanakan kewajiban membayar pajak. Dalam pembuatan
kebijakan tax amnesty pasti ada pendapat pro dan kontra. Sebagian pihak
berpendapat bahwa dengan adanya tax amnesty membuat warga negara menjadi
lebih malas dalam melaksanakan kewajiban pembayaran pajak tepat waktu,
namun ada sebagian pihak yang berpendapat bahwa dengan adanya kebijakan tax
amnesty, pemerintah Indonesia bisa mendapatkan pendapatan lain berupa uang
tebusan dari tax amnesty. Dengan adanya uang tebusan tersebut menjadikan
pendapatan negara menjadi lebih besar.

Tax amnesty adalah suatu kebijakan yang ditetapkan pemerintah dengan


maksud pengampunan terhadap wajib pajak yang terlambat dalam pembayaran
pajak dengan cara menghapus pajak yang seharunya terutang tanpa ada sanksi
pidana maupun sanksi administrasi, namun wajib pajak harus mengungkapkan
harta yang dimiliki dan membayar sejumlah uang sebagai tebusan. Pada tahun ini
(2021) Pemerintah Indonesia sedang merencanakan untuk melaksanakan
pengadaan tax amnesty jilid II. Ada banyak pihak yang kontra dengan adanya tax
amnesty jilid II, dikarenakan menurut beberapa pihak jika tax amnesty
dilaksanakan lebih dari satu kali maka akan membuat warga negara menjadi lebih
malas dalam membayar pajak tepat waktu dengan benar dan tepat. Tidak hanya
itu, jika tax amnesty dilaksanakan lebih dari satu kali seharusnya dilaksanakan
dengan jangka waktu yang sangat panjang agar tax amnesty tersebut tidak
kehilangan makna dan pemerintah tidak kehilangan kredibilitas.

Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah melaksanakan kebijakan tax


amnesty, dimana secara psikologis kebijakan tax amnesty dinilai tidak baik atau
kurang adil bagi wajib pajak yang sudah taat dalam pembayaran pajak. Ragumin
(2015) berpendapat bahwa tax amnesty yang dilaksanakan secara sering akan
menurunkan tingkat tanggung jawab wajib pajak, karena wajib pajak akan
berpikir masih mendapatkan kesempatan untuk membayar pajak tanpa ada sanksi
administrasi maupun sanksi pidana.

Pemerintah perlu mempertimbangkan kembali mengenai kebijakan tax


amnesty yang akan dilaksanakan tahun 2021, karena jika tujuan utama dari
kebijakan tax amnesty adalah untuk meningkatkan ketaatan wajib pajak, maka
pemerintah bisa melakukannya dengan memberikan pengetahuan mengenai pajak
secara lebih mendalam kepada wajib pajak agar wajib pajak mampu memahami
pentingnya pembayaran pajak tepat waktu. Pemerintah juga bisa
menyempurnakan kebijakan tax amnesty agar menjadi lebih baik dari tahun 2016.

Tax amnesty jilid II perlu pertimbangan lagi dari pemerintah, karena jika
melihat dari tahun-tahun sebelumnya pelaksanaaan tax amnesty menjadi
kebijakan yang tidak adil bagi wajib pajak yang sudah patuh dan pelaksanaan tax
amnesty tahun sebelumnya juga membuat wajib pajak menjadi lebih malas dalam
pembayaran pajak tepat waktu. Dengan melihat banyaknya dampak negative dari
pelaksanaan tax amnesty maka jika pemerintah tetap ingin melaksanakan
kebijakan tax amnesty, pemerintah perlu mengadakan pembaruan kebijakan yang
lebih bisa membuat wajib pajak patuh dan juga pemerintah perlu mengadakan
sosialisasi lebih lanjut mengenai tax amnesty secara lebih detail.
DAFTAR RUJUKAN

Pangkey, Milka Magrita. Sondakh, Julie J. Tirayoh, Voctoria Z. 2017. Analisis


Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan
Tax Amnesty di KPP Pratama Manado. Manado : Universitas Sam Ratulangi.

Rahayu, Nurulita. 2017. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi


Pajak, dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Yogyakarta :
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

Sukarminto. 2019. Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty dan Sanksi Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi.
Jambi : Universitas Islam Negeri Jambi.

Ridhawati, Rakhmi. Soedjatmiko. Rahmi, Aulia. 2020. Pengaruh Tax Amnesty


Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama
Banjarmasin. Banjarmasin : STIE Nasional Banjarmasin.

Axel. 2019. Pengaruh Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan
Pengetahuan Perpajakan Sebagai Pemoderasi. Jakarta : Institut Bisnis dan
Informatika Kwik Kian Gie.

Jurnal RATRI. 2019. Palembang : Universitas Tridinanti Palembang.

Suratno. Ahmar, Nurmala. Tampubolon, Monang Nixon Haposan. Sumarsyah,


Riki. 2020. Pengembangan Model Efelktifitas Kebijakan Ekonomi Berbasis
Tax Amnesty untuk Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia.
Jakarta : Universitas Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai