Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

COVID19 DALAM KEHAMILAN


Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Fetomaternal

Dosen Pengampu
Ana Kurniati, S.ST, M.Keb

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Eny Nur Fadhillah NIM : P07124521152

2. Siti Zubaedah NIM : P07124521156

3. Ratna Sari NIM : P07124521157

4. Loy Arlia Anggarani NIM : P07124521158

5. Rizka Pena Rahmatika NIM : P07124521162

6. Eva Nurul Fianty NIM : P07124521164

7. Tatik Suprihatin NIM : P07124521165

8. Endang Purwaningsih NIM : P07124521167

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN 2021
BAB I

Pendahuluan

Sejak tahun 2020 Virus Covid19 telah masuk ke Indonesia, virus yang penularannya
terjadi melalui droplet ini menyerang semua kalangan umur dan kategori. Ibu hamil
merupakan salah satu kelompok riskan yang dapat terpapar oleh virus Covid19 ini. Menurut
WHO dan CDC ibu hamil memang bukan kelompok yamg memiliki risiko paling tinggi jika
terpapar virus Covid19 namun jika dibandingkan dengan kelompok wanita usia subur yang
tidak sedang hamil, ibu hamil yang terpapar virus Covid19 memiliki risiko perburukan
keadaan lebih tinggi, resiko kehamilan dengan covid19 selain perburukan keadaan pada ibu,
kelahiran premature dan IUFD pada bayi juga dapat terjadi.

Di Indonesia sendiri, angka kematian ibu dan kematian neonatal masih tinggi dan
sehingga penanganan ibu hamil dengan Covid19 perlu mendapatkan perhatian. Dalam situasi
pandemi COVID-19 ini, banyak terjadi pembatasan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Ibu hamil sendiri sebagai pasien kadang merasa menjadi
enggan ke puskesmas atau fasiltas pelayanan kesehatan lainnya karena takut tertular, selain
itu adanya anjuran menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu hamil, serta adanya
ketidaksiapan layanan dari segi tenaga dan sarana prasarana termasuk Alat Pelindung Diri
menjadi hambatan tersendiri. Sehingga diperlukan protokol atau pedoman yang dapat
diaplikasikan segera dalam pelayanan ibu hamil pada masa pandemi, terutama pada ibu hamil
yang terpapar Covid19 agar nantinya pasien dan keluarga tidak terlambat dalam mendapat
pelayanan.
BAB II

Telaah Teori

A. Virus SARS COV2

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang memiliki nama virus
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-COV2). Infeksi COVID-19 dapat
menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala ringan yang biasa timbul adalah
demam, batuk kering dan kelelahan, sementara beberapa gejala ringan yang mungkin dapat
timbul adalah demam, nyeri badan, nyeri tenggorokan/telan. Diare, mata kemerahan, sakit
kepala, hilang rasa/bau, kemerahan pada kulit, perubahan warna pada jari tangan. Sementara
gejala serius yang dapat timbul adalah sulit bernapas atau napas pendek, nyeri dada,
kehilangan kemampuan bergerak atau berbicara. Pada pasien yang mengalami gejala serius
disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter atau fasilitas Kesehatan yang ada.

Sementara pada pasien dengan gejala ringan atau sedang yang kondisinya stabil dapat
melakukan isolasi mandiri di rumah dengan tetap melakukan pemantauan kesehatan. Secara
rata-rata masa inkubasi virus ini adalah 5-6 hari sejak kontak pertama dengan virus, namun
ada yang masa inkubasinya hingga 14 hari. Selain pasien yang memiliki gejala banyak kasus
Covid19 yang tidak memiliki gejala dan hanya dapat diketahu positif tidaknya menggunakan
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui infeksi virus
ada dua macam yaitu Rapid test dan Nucleid acid amplification tests atau NAAT. Rapid test
sendiri terbagi menjadi dua yaitu rapid test antigen dan rapid test antibody, pada pemeriksaan
rapid test antibody hanya dapat digunakan untuk mengenai apakah pasien tersebut pernah
terkena infeksi Covid19 atau tidak. Untuk pemeriksaan realtime hanya dapat menggunakan
Rapid test antibody dan NAAT atau RT-PCR. Oleh WHO diagnose utama Covid19 adalah
menggunakan RT-PCR.

B. Covid19 pada Kehamilan

Prinsip-prinsip pencegahan COVID-19 pada ibu hamil adalah meliputi universal


precaution dengan selalu cuci tangan, menggunakan masker, menjaga kondisi tubuh dengan
rajin olah raga dan istirahat cukup, makan dengan gizi yang seimbang, danmempraktikkan
etika batuk-bersin. Upaya pencegahan umum yang dapat dilakukan oleh ibu hamil adalah:
1. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan memakai sabun selama
40 – 60 detik atau menggunakan cairan antiseptic berbasis alkohol (hand sanitizer)
selama 20 – 30 detik

Gambar 1 . 7 langkah cuci tangan

2. Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.

3. Menggunakan masker saat kontak dengan orang lain atau diluar rumah, terutama
saat sakit. Gunakan masker dengan benar dan ganti masker jika kotor atau jika
lebih dari empat jam

4. Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu. Buang tisu pada
tempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada tisu, lakukan sesuai etika batuk-
bersin.

5. Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering
disentuh.
6. Menjaga jarak dan menghindari kerumunan juga hindari berpergian jika tidak
mendesak

7. Mempraktikan perilaku hidup sehat.

Pada ibu hamil yang terinfeksi virus Covid19 oleh WHO disebutkan jika transmisi
antar ibu dan bayi dalam rahim kasusnya sangat jarang selain itu tidak ditemukan virus aktif
pada ASI sehingga setelah melahirkan nanti, ibu tetap bisai menyusui anaknya. Oleh RCOG
disebutkan jika 2/3 ibu hamil dengan Covid19 adalah pasien tanpa gejala sama sekali dan
kebanyakan pasien yang memiliki gejala adalah gejala ringan. Namun ibu hamil pada
trimester akhir resiko perburukan keadaannya akan meningkat RCOG melaporkan.

Hingga saat ini belum ada penelitian lebih lanjut mengenai long COVID atau post
COVID-19 condition pada ibu hamil. RCOG menyebutkan pada kehamilan dengan Covid19
bergejala memiliki resiko dua kali lebih besar untuk melahirkan premature, selain itu ada
pada penelitian terbaru ibu hamil dengan covid19 meningkatkan resiko pre-eclampsia dan
kelahiran mati pada bayi. Sampai saat ini belum ada bukti jika virus Covid19 menganggu
perkembangan bayi atau menyebabkan peningkatan kejadian abortus. Sebagai precaution
kebanyakan ibu hamil dengan Covid19 dapat mengalami perburukan keadaan saat umur
kehamilan 28 minggu atau diatas 28minggu.

Pemerintah sendiri telah menerbitkan buku pedomana pelayanan ibu anak dalam masa
pandemic Covid19 ini. Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada kehamilan normal
minimal 6x dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3.
Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di
Trimester 3. Dalam pelayanan direkomendasi petugas menggunakan APD level 2.

Program Zona Hijau Zona Kuning, orange dan


merah
Kelas Ibu Hamil Dapat dilaksanakan dengan Ditunda pelaksanaannya di
metode tatap muka masa pandemic COVID-19
(maksimal 10 peserta), dan atau dilaksanakan melalui
harus mengikuti protokol media komunikasi secara
kesehatan secara ketat daring (Video Call,
Youtube, Zoom).
P4K Pengisian stiker P4K Pengisian stiker P4K
dilakukan oleh tenaga dilakukan oleh ibu hamil
kesehatan pada saat atau keluarga dipandu
pelayanan antenatal bidan/perawat/dokter
melalui media komunikasi.
AMP Otopsi verbal dilakukan Otopsi verbal dilakukan
dengan mendatangi dengan mendatangi keluarga
keluarga. Pengkajian dapat atau melalui telepon.
dilakukan dengan metode Pengkajian dapat dilakukan
tatap muka (mengikuti melalui media komunikasi
protokol kesehatan) atau secara daring (video
melalui media komunikasi conference).
secara daring (video
conference)
Tabel 1. Program Antenatal masa Pandemi

Pada pemeriksaan Ibu hamil jika ada gejala yang mengarah ke Covid19 maka harus
dilakukan pemeriksaan swab dan ibu hamil dapat dirujuk ke fasilitas Kesehatan lanjutan.
Suplementasi asam folat, kalsium, vitamin D dan besi tetap diberikan sesuai dengan
rekomendasi nasional. Suplementasi mikronutrien lain disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing ibu hamil. Untuk pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil
dengan status suspek, probable atau terkonfirmasi positif COVID-19 dilakukan dengan
pertimbangan dokter yang merawat dan kondisi pasien yang bersangkutan. Ibu hamil
disarankan untuk menghitung gerakan janin secara mandiri pada kehamilan trimester ketiga >
28 minggu dengan metode Cardiff/WHO (Minimal 10 gerakan dalam 2 jam, jika 2 jam
pertama gerakan janin belum mencapai 10 gerakan dapat diulang pemantauan 2jam
berikutnya sampai maksimal dilakukan hal tersebut selama 6x (dalam 12 jam). Bila belum
mencapai 10 gerakan selama 12 jam, ibu harus segera datang ke fasyankes untuk memastikan
kesejahteraan janin. Ibu hamil dengan riwayat sakit berat, perlu dilakukan pemeriksaan USG
14 hari setelah sembuh untuk melihat pertumbuhan janin, kecuali terdapat indikasi lain yang
membutuhkan USG lebih cepat dari 14 hari. Kriteria sembuh menurut WHO untuk pasien
dengan gejala yaitu 10 hari setelah onset gejala dan minimal 3 hari tanpa gejala.

Ibu hamil yang terkonfirmasi Covid19 dengan gejala ringan namun mempunyai
komorbiditas (misalnya, hipertensi yang tidak terkontrol atau diabetes gestasional atau
pregestasional, penyakit ginjal kronis, penyakit kardiopulmoner kronis, keadaan
imunosupresif) atau penyakit sedang sampai kritis harus dirawat di rumah sakit. Pasien rawat
inap yang hamil dengan penyakit berat, yang mendapat terapi oksigen disertai komorbiditas,
atau dalam kondisi kritis harus dirawat oleh tim multi disiplin di rumah sakit rujukan tingkat
lanjut tipe B atau A dengan layanan obstetri dan unit perawatan intensif orang dewasa (ICU).
Selama kehamilan, saturasi oksigen perifer ibu (SpO2) harus dijaga pada ≥95 persen. Jika
SpO2 turun di bawah 95 persen, analisis gas darah arteri (AGD) diperlukan untuk mengukur
tekanan parsial oksigen (PaO2): Maternal PaO2 > 70 mmHg diperlukan untuk
mempertahankan gradien difusi oksigendari ibu ke sisi janin dari plasenta. American Society
of Hematology, Society of Critical Care Medicine, dan International Society of Thrombosis
and Haemostasis merekomendasikan terapi profilaksis tromboemboli vena secara rutin pada
pasien yang dirawat di RS dengan COVID- 19 kecuali ada kontraindikasi (misalnya,
perdarahan, trombositopenia berat). Semua ibu hamil dengan COVID-19, harus dilakukan
penilaian kemungkinan terjadinya tromboemboli vena (VTE). Pemberian profilaksis VTE
antepartum untuk yang tidak sakit parah atau kritis dan akan segera melahirkan dapat
diberikan unfractioned heparin 5000 unit secara subkutan setiap 12 jam.

Pada ibu hamil yang memenuhi kriteria untuk penggunaan glukokortikoid untuk
perawatan ibu COVID-19 (seperti yang disebutkan di atas), dan berisiko lebih tinggi untuk
kelahiran preterm dalam tujuh hari, direkomendasikan memulai terapi dengan dosis biasa
dexamethasone (empat dosis 6 mg yang diberikan secara intramuskuler 12 jam terpisah) atau
betametason (dua dosis 12 mg yang diberikan secara intramuskuler 24 jam terpisah) untuk
menginduksi pematangan paru janin diikuti oleh prednisolon (40 mg per hari secara oral) )
atau hidrokortison (80 mg intravena dua kali sehari) untuk menyelesaikan pemberin steroid
ibu. Selain itu terapi antiviral/antivirus dan antibiotic dapat diberikan sesuai indikasi medis
dan advise dari dokter.

Pelayanan Persalinan di Rumah Sakit

1. Pemilihan metode persalinan juga harus mempertimbangkan ketersediaan sumber


daya, fasilitas di rumah sakit, tata ruang perawatan rumah sakit, ketersediaan APD
(Rekomendasi APD level 3), kemampuan laksana, sumber daya manusia, dan risiko
paparan terhadap tenaga medis dan pasien lain.

2. Indikasi induksi persalinan atau SC sesuai indikasi obstetrik, indikasi medis, atau
indikasi kondisi ibu atau janin.
3. Ibu dengan COVID-19 yang dirawat di ruang isolasi di ruang bersalin, dilakukan
penanganan tim multidisiplin yang terkait meliputi dokter paru/penyakit dalam, dokter
kebidanan dan kandungan, anestesi, bidan, dokter spesialis anak dan perawat
perinatologi.

4. Upaya harus dilakukan untuk meminimalkan jumlah anggota staf yang memasuki
ruangan dan unit, harus ada kebijakan lokal yang menetapkan personil yang ikut
dalam perawatan. Hanya satu orang (pasangan/anggota keluarga) yang dapat
menemani pasien. Orang yang menemani harus diinformasikan mengenai risiko
penularan dan mereka harus memakai APD yang sesuai saat menemani pasien.

5. Pengamatan dan penilaian ibu harus dilanjutkan sesuai praktik standar, dengan
penambahan pemeriksaan saturasi oksigen yang bertujuan untuk menjaga saturasi
oksigen > 94%, titrasi terapi oksigen sesuai kondisi.

6. Apabila sarana memungkinkan dilakukan pemantauan janin secara kontinyu selama

7. persalinan.

8. Bila ada indikasi operasi terencana pada ibu hamil dengan suspek atau terkonfirmasi
COVID-19, dilakukan evaluasi urgency-nya, dan apabila memungkinkan ditunda
untuk mengurangi risiko penularan sampai infeksi terkonfirmasi atau keadaan akut
sudah teratasi. Apabila operasi tidak dapat ditunda maka operasi dilakukan sesuai
prosedur standar dengan pencegahan infeksi sesuai standar APD (rekomendasi level
3)

9. Seksio sesarea dapat dilaksanakan di dalam ruangan bertekanan negatif atau dapat
melakukan modifikasi kamar bedah menjadi bertekanan negatif (seperti mematikan
AC atau modifikasi lainnya yang memungkinkan).

10. Apabila ibu dalam persalinan terjadi perburukan gejala, dipertimbangkan keadaan
secara individual untuk melanjutkan observasi persalinan atau dilakukan seksio
sesaria darurat jika hal ini akan memperbaiki usaha resusitasi ibu.

11. Berikan anestesi epidural atau spinal sesuai indikasi dan menghindari anestesi umum
kecuali benar-benar diperlukan. Dokter spesialis anak dan tim harus diinformasikan
terlebih dahulu tentang rencana pertolongan persalinan ibu dengan COVID-19, agar
dapat melakukan persiapan protokol penanganan bayi baru lahir dari ibu tersebut.

Gambar 2. Alur pemeriksaan Ibu hamil


Gambar 3. Alur diagnosis pemeriksaan ibu hamil di rumah sakit

Gambar 4. Tabel Modified Early Obstetric Warning Score (MEOWS)


Gambar 5. Alur triase ibu hamil di rumah sakit
Gambar 6. Rekomendasi APD level 2

Gambar 7. Rekomendasi APD Level 3


Gambar 8. Alogaritma pemeriksaan Ibu hamil Resiko rendah Covid

Vaskinasi Covid19 pada Ibu Hamil


Berdasar surat edaran HK.02.01/I/2007/2021 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
tanggal 02 Agustus 2021, ibu hamil dengan umur kehamilan diatas 13 minggu dapat
diberikan vaskinasi Covid dengan platform mRNA Pfizer dan Moderna atau platform
inactive Sinovac. Untuk pemberiannya akan dimulai ditrimester kedua yaitu diatas 13 minggu
dan dosis kedua mengikuti ketentuan pemberian jenis platform vaksin. Format skrining akan
menyesuaikan pada kartu kendali.
Daftar Pustaka

1. WHO. WHO provides one million antigen-detecting rapid diagnostic test kits to
accelerate COVID-19 testing in Indonesia [Internet]. 2021. Available from:
https://www.who.int/indonesia/news/detail/17-03-2021-who-provides-one-million-
antigen-detecting-rapid-diagnostic-test-kits-to-accelerate-covid-19-testing-in-
indonesia
2. RCOG. Coronavirus infection and pregnancy (Covid-19) [Internet]. Vol. 12,
Aktualni Gynekologie a Porodnictvi. 2020 [cited 2021 Jul 20]. p. 17–9. Available
from: https://www.rcog.org.uk/en/guidelines-research-
services/guidelines/coronavirus-pregnancy/
3. WHO. Episode #43 - Pregnancy & COVID-19 [Internet]. [cited 2021 Jul 20].
Available from: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-
2019/media-resources/science-in-5/episode-43---pregnancy-covid-19
4. WHO. Coronavirus [Internet]. [cited 2021 Jul 20]. Available from:
https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1
5. CDC. Pregnant and Recently Pregnant People [Internet]. Centers for Disease
Control and Prevention. 2021 [cited 2021 Jul 20]. Available from:
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/need-extra-precautions/pregnant-
people.html#
6. Center For Disease Control, Prevention. Testing for COVID-19 | CDC [Internet].
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). 2020. Available from:
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/symptoms-testing/testing.html

7. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Protokol Petunjuk Praktis


Layanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Selama Pandemi COVID-19. Protok
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Ri [Internet]. 2020;4(April):1–11.
Available from: https://covid19.go.id/p/protokol/protokol-b-4-petunjuk-praktis-
layanan-kesehatan-ibu-dan-bbl-pada-masa-pandemi-covid-19

8. POGI. Rekomendasi Penanganan Infeksi Virus Corona (Covid-19) Pada Maternal


(Hamil, Bersalin Dan Nifas) Revisi 2 [Internet]. Pokja Infeksi Saluran Reproduksi
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesi a Tahun2020. 2020. Available
from: https://pogi.or.id/publish/rekomendasi-penanganan-infeksi-virus-corona-
covid-19-pada-maternal/

9. Kemenkes RI. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir di Era Adaptasi Kebaisaan Baru. Kementerian Kesehatan RI. 2020. 98 p.

10. Kementrian Kesehatan RI. Surat Edaran HK.02.01/I/2007/2021 Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Avaiable from :
https://covid19.go.id/storage/app/media/Regulasi/2021/Agustus/Surat%20Edaran
%20Tentang%20Vaksinasi%20COVID-19%20Bagi%20Ibu%20Hamil%20dan
%20Penyesuaian%20Skrinning%20dalam%20Pelaksanaan%20Vaksinasi
%20COVID-19.pdf

Anda mungkin juga menyukai