Komunikasi
Februari 2019
Forensik Medikoetikolegal
Visum et Repertum Surat Kematian
Tanatologi
Informed Consent
Traumatologi Forensik
Biomedical Ethics
Asfiksia
Infanticide
Hak dan Kewajiban Dokter-Pasien
• Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan tertulis penyidik yang berwenang, mengenai hasil pemeriksaan
medis terhadap manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian tubuh manusia berdasarkan keilmuannya
dan dibawah sumpah, untuk kepentingan peradilan
Definisi Visum
et Repertum
• Staatsblad (Lembaran Negara) No 350 Tahun 1937 pasal 1 dan 2 yang menyatakan VeR adalah “Suatu Keterangan tertulis yang
dibuat oleh dokter atas sumpah atau janji tentang apa yang dilihat pada benda yang diperiksanya yang mempunyai daya bukti
dalam perkara pidana”
• Pasal 133 KUHAP: “Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan, ataupun
mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli
kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya”
Dasar Hukum • PP No 27 tahun 1983: “Penyidik polri berpangkat serendah-rendahnya Pembantu Letnan Dua, kepangkatan penyidik pembantu
adalah bintara serendah-rendahnya adalah Sersan Dua”
Surat permintaan VeR tersebut harus diantar oleh petugas kepolisian dan hasilnya diserahkan langsung kepada
penyidik.
Salinan VeR tidak boleh diserahkan kepada siapapun. Selain penyidik POLRI, Instansi lain yang berwenang meminta
VeR adalah Polisi Militer, hakim, jaksa penyidik dan jaksa penuntut umum.
Sebelum tindakan pemeriksaan untuk pembuatan VeR, perlu dibuatkan informed consent. Apabila korban/keluarga
menolak untuk diperiksa maka hendaknya dokter meminta pernyataan tertulis secara singkat penolakan tersebut dari
korban/keluarga disertai alasannya atau bila hal itu tidak mungkin dilakukan, agar mencatatnya didalam rekam medis.
Visum et Repertum →
terbatas pada “apa yang
dilihat dan ditemukan
oleh si pembuat”,
sehingga dimasukkan ke
dalam alat bukti surat
©Bimbel UKDI MANTAP
Jenis Visum et Repertum
1 VeR perlukaan
(termasuk Deskripsi luka Penyebab luka Derajat luka
keracunan)
2 VeR kejahatan
susila
Bukti
persetubuhan
Bukti kekerasan Perkiraan umur
Pantas tidaknya
korban untuk
dikawin
Visum
hidup
Kejahatan
3 VeR psikiatrik Penyakit jiwa sebagai produk
penyakit jiwa
Psikodinamik
kejahatan
Sebab Mekanisme
Waktu Visum
4 VeR jenazah kematian kematian
Cara kematian perkiraan
kematian mati
1, 2, 4: mengenai tubuh atau raga manusia yang berstatus sebagai korban
3: mengenai mental atau jiwa tersangka atau terdakwa atau saksi lain dari suatu tindak pidana
Selain itu visum ini juga menguraikan tentang segi kejiwaan manusia, bukan segi
fisik atau raga manusia
Mati serebral
• Kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible kecuali batang otak dan serebelum, sedangkan kedua
system lainnya yaitu system pernapasan dan kardiovaskular masih berfungsi dengan bantuan alat
Mati otak (mati batang otak)
• Kerusakan seluruh otak secara ireversibel, termasuk batang otak dan serebelum
• Seseorang secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu dapat dihentikan
By 15- Temperature
First 1-3 Temperature Next 6- Temperature approaches
falls slowly falls rapidly 20 the
hours 9 hours
hours surrounding
Livor mortis
• Accumulation of red cell by
gravity
• The dependent and
compression-free part of the
body
• Thumb pressure (+/-)
• Flat
©Bimbel UKDI MANTAP
3. Rigor Mortis
• Temperature-dependent physicochemical change that occurs within muscle cells as a result of lack of oxygen
• Periode Relaksasi Primer
• Terjadi segera setelah kematian, berlangsung selama 2-3 jam, seluruh otot mengalami relaksasi dan dapat
digerakkan ke segala arah
• Kaku Mayat (Rigor Mortis)
• Setelah terjadi kematian tingkat seluler, karena ketiadaan oksigen, maka asam laktat akan terbentuk dan
ATP tidak dihasilkan lagi
• Dalam keadaan ATP rendah dan tingkat keasaman yang tinggi, maka serabut aktin dan myosin akan
berikatan dan menimbulkan kekakuan
• Kekakuan dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah dalam (sentripetal) dan menjalar
kraniokaudal
• Periode Relaksasi Sekunder
• Terjadi relaksasi kembali karena telah terjadi dekomposisi dari serabut aktin dan myosin
• Keadaan lingkungan → Pada keadaan yang kering dan dingin, kaku mayat lebih lambat
terjadi dan berlangsung lebih lama dibandingkan pada lingkungan yang panas dan
lembab
• Usia → Pada anak-anak dan orang tua, kaku mayat lebih cepat terjadi dan berlangsung
tidak lama
• Cara kematian → Pada pasien dengan penyakit kronis dan sangat kurus, kaku mayat
cepat terjadi dan berlangsung tidak lama
• Kondisi otot → Semakin berat massa otot (atletis), kaku mayat semakin lambat terjadi
• Aktivitas premortal → Aktivitas tinggi sebelum kematian, kaku mayat lebih cepat terjadi
• Penyakit → Wasting disease or any condition that lead to extreme exhaustion – rapid
onset of rigor mortis, laaasting for a short duration.
Iris: sehingga ukuran kedua pupil tidak sama. Iris pada pemeriksaan post
mortem tidak bisa jadi acuan untuk penyebab kematian (keracunan atau
keadaan neurologis).
Erector pili: • terpengaruh oleh rigor, sehingga rambut terkesan lebih panjang
(goose flesh appearance).
Diagnosis Banding Kaku Mayat
Kekakuan karena panas (Heat stiffening)
• Akibat suhu yang lebih tinggi dari 75oC atau arus listrik tegangan tinggi → koagulasi protein
sehingga otot menjadi kaku
• Tanda khas = pugilistic attitude, yaitu semua sendi berada dalam keadaan fleksi dan tangan
terkepal
• Perbedaan dengan rigor mortis = tidak terjadi relaksasi primer maupun sekunder
Dekomposisi organ
Dekomposisi organ
24 jam pasca mati 36 jam pasca mati yang lambat
yang cepat membusuk
Pembusukan mulai Kulit melepuh (blister) Munculnya belatung membusuk
(laring, trakea, otak, GI
terjadi + marbling (uterus non-gravid,
tract
prostat)
Uji kertas saring Sianida Positif bila warna berubah menjadi ungu
Uji prussian blue Sianida Endapan larut dan terbentuk biru berlin
Uji guajacol Sianida Positif akan terbentuk warna biru-hijau pada kertas saring.
(Schonbein-
Pagenstecher)
Traumatologi Forensik
Lecet gores
Lecet serut
Vulnus
excoriatum/lecet
Lecet tekan
Tumpul Contusio/memar
Vulnus
Tajam incisum/iris
Compression and
Brush (luka lecet serut)
sliding (luka lecet geser)
©Bimbel UKDI MANTAP
Antemortem Abrasions
• Reddish-brown color
• Margins are blurred due to
vital reactions
Lecet geser
Postmortem Abrasions
• Yellowish in color
• Translucent area
• Margins are sharply defined
• Absence of vital reactions
Lecet tekan
Ex. tyre marks
Contusio Infiltration or extravasation of blood into the tissue due to
luka memar rupture of vessels by the application of blunt force
Stab wound/luka tusuk Vulnus incisum (luka iris) Chop (luka bacok)
Kedalaman luka > panjang luka masuk
Fase Dispnea
• Penurunan kadar oksigen dan peningkatan kadar karbon dioksida → merangsang respiratory center di medulla
oblongata → amplitude dan frekuensi pernapasan meningkat sebagai kompensasi → terjadi dyspnea
Fase Konvulsi
• Peningkatan karbon dioksida lebih lanjut → merangsang susunan saraf pusat → terjadi konvulsi (kejang)
→ kejang klonik → kejang tonik → spasme opistotonik
Fase Apnea
• Depresi respiratory center → pernapasan melemah → kesadaran menurun dan relaksassi sfingter
Fase Akhir
• Paralisis pusat pernapasan lengkap
Penyumbatan Pencekikan
Pembekapan Penjeratan Gantung Tenggelam
(Gagging dan (Manual
(Smothering) (Strangulation) (Hanging) (Drowning)
Choking) Strangulation)
• Penutupan lubang hidung dan mulut yang • Gagging → sumbatan jalan napas pada orofaring
menghambat pemasukan udara ke paru-paru • Choking →sumbatan jalan napas pada laringofaring
• Bunuh diri (suicidal smothering) → misal pada • Bunuh diri (suicidal choking) → jarang terjadi karena
penderita penyakit jiwa menggunakan bantal untuk ada reflex batuk dan muntah
menutupi hidung dan mulut • Pembunuhan (homicidal choking) → umumnya
• Pembunuhan (homicidal smothering) → misal pada korban adalah bayi atau orang dengan fisik yang
kasus pembunuhan anak sendiri lemah
• Kecelakaan (accidental smothering) → misal pada • Kecelakaan (accidental choking) → tersedak
bayi bulan-bulan pertama kehidupannya makanan saat berbicara atau tertawa (bolus death)
• Pemeriksaan luar → luka lecet tekan atau geser pada • Pemeriksaan luar → terdapat benda asing pada
hidung, bibir, dagu, permukaan gusi dan gigi mulut, orofaring, atau laringofaring
• Penekanan leher dengan tangan, yang menyebabkan • Penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang, rantai,
dinding saluran napas bagian atas tertekan dan terjadi kawat dan sebagainya melingkari atau mengikat leher
penyempitan saluran napas sehingga udara pernapasan hingga saluran pernapasan tertutup
tidak dapat lewat • Bunuh diri (self strangulation) → pengikatan oleh korban
• Pemeriksaan luar sendiri dengan simpul hidup dengan jumlah lilitan lebih dari
• Pembendungan muka dan kepala akibat tertekannya satu
pembuluh vena dan arteri superfisial • Pembunuhan → pengikatan biasanya dengan simpul mati
• Luka lecet kecil, dangkal, berbentuk bulan sabit akibat • Kecelakaan → misalnya pekerja yang bekerja dengan tali
penekanan kuku jari kemudian terjatuh dan terlilit
• Fraktur tulang lidah (os hyoid) dan kornu superior kartilago • Pemeriksaan luar
thyroid unilateral • Jejas jerat biasanya mendatar, lebih rendah dari jejas jerat
pada kasus gantung
• Pola jejas dapat dilihat dengan menempelkan transparent
scotch tape, kemudian dilihat di bawah mikroskop
• Terdapat luka lecet tekan di sekitar jejas jerat
• Near drowning = Mampu bertahan hidup lebih dari 24 jam setelah masuknya cairan • Immersion → airway is
ke dalam saluran pernapasan ( submersion) above the surface of the
• Secondary drowning = Kematian yang tidak spesifik setelah 24 jam akibat komplikasi liquid
dari masuknya cairan ke dalam saluran pernapasan ( submersion) • Submersion → airway is
below the surface of the
• Immersion Syndrome = Henti jantung yang mendadak akibat cold immerson. liquid
Disebabkan karena reflex vagal
Air Asin: Konsentrasi elektrolit lebih tinggi → air akan ditarik dari
sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan interstitial paru → oedem
Mekanisme Spasme Laring (Dry pulmonal → hemokonsentrasi, hipovolemi → syok hipovolemik
Kematian Drowning) dan henti jantung
Refleks Vagal
(Immersion Drowning Types
Syndrome)
• I → Dry Drowning or Immersion Syndrome
• IIa → Fresh water
• IIb → Salt water
External Findings
• A “washerwoman” appearance in the hands and soles (Look
white and wrinkled)
• “Goose flesh” (cutis anserina)
• “Mushroom like appearance” in the nostrils, mouth, and airways
(white foam or hemorrhagic fluid)
• Cadaveric spasm
Internal Findings
• A white or hemorrhagic foam is found in the trachea and bronchi
• Water may be found in the stomach.
• There could be dilatation of the right ventricle
• Pulmonary edema
• Brain swelling
• Congestion
Pemeriksaan Diatom
• Merupakan alga bersel satu dengan dinding terdiri dari silikat (SiO2) yang tahan panas dan asam kuat
• Pemeriksaan Destruksi Asam pada Paru
• Jaringan perifer paru diambil sebanyak 100 gram → tambahkan asam sulfat pekat → diamkan
selama kurang lebih setengah hari agar jaringan hancur → dipanaskan dalam lemari asam sambil
diteteskan asam nitrat pekat sampai terbentuk cairan yang jernih → dinginkan dan lakukan
sentrifugasi hingga terbentuk sedimen → lihat di bawah mikroskop
• Pemeriksaan diatom positif bila terdapat 4-5 diatom/lpb atau 10-20 per satu sediaan
• Pemeriksaan Getah Paru
• Paru disiram air bersih →iris bagian perifer → ambil sedikit cairan perasan dari jaringan perifer →
taruh pada gelas objek → amati di bawah mikroskop
SMOKE
GUNPOWDER
BULLET
FLAME
BARREL
©Bimbel UKDI MANTAP
Luka Tembak Masuk Luka Tembak Keluar
• Laceration Like
Bullet Hole
• No Abrasion Zone
Abrasion Zone
©Bimbel UKDI MANTAP
A Bullet Hits the Stomach A Bullet Hits the Head
Wound Shape
Perpendicularly Perpendicularly
• A bullet perpendicularly hitting a body
part having low density, such as the
stomach, will cause a round-shape bullet
wound Bullet Hole
• When it hits part of the body with higher
density, the head, for instance, part of its Bullet Hole
kinetic energy and the hot gas will be
flung back causing irregular laceration on Abrasion Zone
the soft tissue surrounding the bullet hole Laceration
creating stellar-shape wound
Bullet
Hole
Abrasion
©Bimbel UKDI MANTAP
Zone
2. FAT ZONE A Greasy Bullet Hits The Target Obliquely
• Because the inside of the barrel of a well-
maintained gun is always greased, it cause Bullet Hole
the outside of the bullet become greasy
after passing it
Blackish-dirty
• This greasy bullet gives a blackish dirty Abrasion Zone
abrasion zone called fat zone (Fat Zone)
• A contact wound is usually round in shape with • A muzzle impression occurs when the muzzle of
ring like abrasion the gun is placed tightly against the surface of
• Discovered on the outside part of the wound is a the target at the moment of firing.
muzzle mark • Part of the body with high density, bone area, for
• The wound will look dirty because of grease and example, will receive a clearer muzzle
combustion products such as gunpowder impression
particles and soot • Hard pressure of the gun muzzle to the target is
called hard contact, whereas soft pressure is
called soft contact
Blackish Abrasion
©Bimbel UKDI MANTAP Zone
Hard Contact Soft Contact
• Hard pressure of the gun muzzle • Because soft pressure of the gun
to the target brings about a muzzle to the target produces an
perfect contact in that the skin imperfect contact, there may be
forms a seal around the muzzle some openings along the contact
• So that the flinging back of the area
firing power and hot gas will • What follows is that the flinging
violently pass through the soft back of the firing power and
tissue, causing irregular combustions products will escape
lacerations surrounding the sideways passing these openings,
wound with a muzzle mark on the causing blackish and dirty abrasion
outside of the wound surrounding the wound with or
without a muzzle mark on the
outside of the wound
The abrasion ring, and a very clear This is a soft contact range gunshot entrance
muzzle imprint, are seen in this hard wound with grey-black discoloration from
contact range gunshot wound the burned powder
Klasifikasi Jarak Luka Tembak
Luka tembak jarak sangat dekat = Dapat ditemukan kelim api (maksimal
15cm), kelim jelaga, kelim tato dan kelim lecet
Delayed
• Perkosaan → Kekerasan atau ancaman kekerasan menyetubuhi seorang wanita di luar perkawinan, termasuk dengan sengaja membuat orang pingsan
atau tidak berdaya (pasal 89 KUHP)
• Persetubuhan di luar perkawinan
• Bila wanita berusia >15 tahun → tidak dapat dihukum kecuali jika perbuatan dilakukan dalam keadaan wanita pingsan atau tidak berdaya
• Bila wanita berusia 12-15 tahun → dihukum karena wanita belum waktunya untuk dikawin, akan tetapi harus ada pengaduan dari korban atau
keluarganya (delik aduan)
• Bila wanita berusia <12 tahun → dihukum karena wanita belum waktunya untuk dikawin dan tidak diperlukan adanya pengaduan dari korban (delik
temuan)
• Perzinahan → Persetubuhan antara pria dan wanita di luar perkawinan, di mana salah satu diantaranya telah kawin dan pasal 27 BW berlaku baginya.
Pasal 27 BW adalah mengenai asas monogamy, di mana dalam waktu yang bersamaan seorang laki-laki hanya boleh dengan satu istri, dan seorang
perempun hanya noleh dengan satu suami.
• Perbuatan cabul → Kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang untuk melakukan atau membiarkan perbuatan cabul
• Pada kasus homoseksual atau lesbian → dimasukkan sebagai kejahatan seksual bila partnernya belum dewasa, dikatakan dewasa bila secara yuridis
berumur di atas 21 tahun atau dibawahnya tapi sudah pernah©Bimbel
kawin UKDI MANTAP
Tanda Persetubuhan Tanda Kekerasan Penentuan Layak Dikawin
• Penetrasi Penis • Luka lecet bekas kuku, gigitan • Pemeriksaan identitas diri (KTP,
• Robekan pada selaput dara (bitemark), serta luka memar SIM, dll)
• Luka-luka pada bibir kemaluan pada tubuh • Pemeriksaan erupsi gigi molar II
dan dinding vagina • Pemeriksaan toksikologi obat dan III
• Pancaran Air Mani/Sperma atau racun yang dapat • Erupsi molar II → 12 tahun
(tanda pasti) membuat pingsan • Mineralisasi mahkota molar III
• Sperma di dalam vagina tanpa pembentukan akar gigi
• Asam Fosfatase, Spermin, → 12-15 tahun
Kholin (Air Mani) • Erupsi molar III → 17-21 tahun
• Kehamilan • Pernah atau belumnya
• Penyakit Kelamin menstruasi, bila belum pernah
menstruasi → diobservasi
• GO
selama 8 minggu di rumah sakit
• Sifilis
Menentukan adanya Bercak Pakaian Pewarnaan BAECCHI Kepala sperma merah, bagian
sperma bagian tengah ekor biru muda, kepala sperma
Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Dr. Abdul Mun’im Idries tampak menempel pada serabut
benang
Perkiraan waktu persetebuhan berdasarkan temuan sperma
Menentukan adanya air mani Cairan vagina Kristal Kolin Kristal kholin-periodida tampak bentuk
jarum-jarum berwarna coklat
Menentukan adanya air mani Cairan vagina Kristal spermin/Berberio Kristal spermin pikrat berbentuk
rombik/jarum kompas warna kuning
kehijauan
Menentukan adanya air mani Pakaian 1. Inhibisi as.fosfatase dengan 1. Warna ungu timbul di kerats saring
L(+)as.tartrat pertama, dan tidak di kertas saring
2. Reaksi dengan as.fosfatase kedua
3. Sinar UV;visual;taktil dan 2. Warna ungu pada pakaian
penciuman 3. 3. Fluoresensi pada pakaian
Perkiraan waktu persetebuhan berdasarkan temuan air mani
Tes Penentuan
(Spesifik >
sensitif) Melihat kristal Bercak darah kering Tes Takayama
Tes Penentuan Menentukan bercak Bercak darah kering Tes Presipitin Terbentuk cincin keruh (presipitat)
spesies darah manusia
Tes penentuan Menentukan gol Bercak darah kering Absorpsi elusi Agglutinasi
golongan darah darah
KDRT (UU 23 thn 2004)
Kekerasan dalam rumah tangga:
• Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelanntaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan , atau perampasan
kemerdekaan secra melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Termasuk dalam lingkup rumah tangga:
• Suami, istri, anak (termasuk anak angkat dan anak tiri
• Hubungan keluarga dalam huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan,
dan perwalian yang menetap dalam rumah tangga; dan/atau orang yang bekerja membantu rumah
tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut.
• Orang yang bekerja dipandang keluarga dalam jangka waktu selama berada dalam rumah tangga
yang bersangkutan
Kekerasan pada Anak
Perilaku Anak Pemeriksaan Fisik Prevensi dan Manajemen
• Anak mengatakan dirinya dianiaya • Banyak memar dan memar jauh dari • Manajemen tergantung tipe kekerasan
• Membalik/menyangkal cerita yang penonjolan tulang. (pada kasus non yang dialami anak
diungkapkan sebelumnya kekerasan memar sering di penonjolan • Kerjasama dari berbagai pihak : Dokter,
• Takut berlebih terhadap ortu tulang) Paling sering di kepala dan RS, polisi, psikolog
leher • Untuk prevensi : Pelatihan dalam
• Agresif/menarik diri berlebih
• Umur memar berbeda-beda menjadi ortu yang baik dan pengenalan
• Sulit berhubungan dengan teman
• Memar besar, multiple, dan muncul tentang tumbuh kembang anak, home
• Terlalu penurut,pasif
berkelompok visit dokter/pelayan kesehaatan lain,
• Mencederai diri program yang meningkatkan kerjasama
• Memar karena kekerasan pada anak
• Kabur dari rumah yang immobile biasanya pada jaringan antar anggota keluarga
• Menghindari kontak mata lunak, multiple, berbentuk sama satu
• Gangguan tidur dengan yang lainnya.
• Kenakalan remaja • Kasus tenggelam → ada jejak ikatan
• Tanda penelantaran : Malnutrisi, yang jelas batasnya dan simetris
dehidrasi, lusuh, gangguan tumbuh • Kasus luka bakar → luka bakar yang
simetris dan jelas batasnya
• Fraktur tanpa trauma yang jelas,
biasanya multiple dengan derajat
penyembuhan yang berbeda
• Shaken baby syndrome
• Kerusakan organ abdomen
Abortus
Pengguguran kandungan menurut hukum
• Tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa
melihat usia kandungannya
• Tidak dipersoalkan apakah dengan pengguguran kehamilan tersebut lahir bayi hidup atau mati
• Yang dianggap penting adalah kandungan masih hidup sewaktu pengguguran dilakukan
Abortus
Indikasi ibu
spontan
Abortus Terapeutikus
Abortus
Indikasi anak
Provokatus
Kriminalis
Faktor Penting
Definisi
dilakukan oleh seorang ibu sengaja merampas nyawa sendiri yang dapat dihukum,
atas anaknya pada saat anaknya karena takut apabila orang lain turut
dilahirkan atau tidak berapa ketahuan diancam karena membantu maka orang lain
lama setelah dilahirkan, pembunuhan anak sendiri tersebut diancam sebagai
karena takut ketahuan dengan pidana penjara 7 tindak pembunuhan biasa
bahwa ia melahirkan anak tahun Waktu → Tidak disebutkan
Pasal 342 → Apabila batasan waktu, hanya
didahului oleh niat atau dinyatakan “pada saat
rencana membunuh dilahirkan atau tidak lama
sebelumnya, diancam karena kemudian” → belum timbul
melakukan pembunuhan rasa kasih sayang seorang
anak sendiri dengan rencana ibu
dengan pidana penjara 9 Psikis → Terdorong oleh rasa
tahun ketakutan akan diketahu
orang telah melahirkan anak
Pemeriksaan makroskopik paru → paru belum mengisi Pemeriksaan makroskopik paru → paru sudah mengisi rongga dada,
rongga dada, tidak teraba derik udara teraba derik udara, seperti spons, permukaan paru seperti marmer
Uji apung paru → hasil negatif (tenggelam) Uji apung paru → hasil positif (terapung)
Pemeriksaan mikroskopik paru → adanya tonjolan Pemeriksaan mikroskopik paru → tidak adanya tonjolan (projections)
©Bimbel UKDI MANTAP
(projections) yang berbentuk seperti bantal yang berbentuk seperti bantal
2. Perkiraan Umur Bayi
Umur kehamilan >28 minggu >36 minggu • Lanugo sedikit,terdapat pada dahi,
punggung, dan bahu
Panjang kepala-tumit >35 cm >48 cm • Kartilago telinga telah sempurna (bila dilipat,
cepat kembali ke keadaan semula)
Panjang kepala-tungging >23 cm >30-33 cm • Diameter tonjolan susu 7mm atau lebih
Berat badan >1000 gram >2500-3000 gram • Kuku jari telah melewati ujung jari
• Garis telapak kaki telah melewati 2/3 telapak
Lingkar kepala >32 cm 33 cm kaki
• Testis telah turun ke dalam skrotum
Tanda cacat bawaan (-) (+/-) • Labia minora telah tertutup oleh labia
mayora
©Bimbel UKDI MANTAP
Management of Disasters and Mass
Casualties
Definitions
• Event causing severe damage to life and property. Loss of life of ten persons or more
MIXED
©Bimbel UKDI MANTAP
Steps in Investigating
Mass Disasters
Disaster
Victim Initial Action at the Disaster
Investigations Site
Prosedur standar yang dikembangkan
oleh Interpol (International Criminal Collecting Post Mortem Data
Police Organization) untuk
mengidentifikasi korban yang
meninggal akibat bencana massal Collecting Ante Mortem Data
Justice
Concerns the
Non-maleficence distribution of scarce
health resources, and
“first, do no harm”
the decision of who gets
(primum non nocere) what treatment
(fairness and equality)
(lustitia)
Accountability
•Bertanggung jawab terhadap pasien ( memenuhi kontrak dokter-pasien) , masyarakat ( meningkatkan kesehatan masyarakat) dan profesi ( mematuhi
peraturan etik )
Excellence
•Berusaha untuk melakukan pelayanan terbaik diatas ekspektasi pasien dan komitmen untuk long-life learning
Duty
•Komitmen dalam melakukan pelayanan. (Selalu bersedia dan cepat respon ketika di hubungi, mencari penanganan terbaik untuk pasien walau ketiadaan
biaya, berperan aktif dalam organisasi profesional, menerima segala resiko terhadap diri sendiri ketika menangani pasien dan bersedia memenuhi
kebetuhan pasien)
•Konsisten untuk selalu berperilaku dengan standard tertinggi dan menolak untuk melanggar aturan profesional
•Mencakup berbuat adil, jujur, menepati janji dan berterus terang kepada pasien.
Threshold • Kompeten disini diartikan sebagai kapasitas untuk membuat keputusan medis
• Secara hukum seseorang dianggap cakap (kompeten) apabila telah dewasa, sadar
Element dan berada dalam keadaan mental yang tidak di bawah pengampuan
Information • Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, disclosure (pengungkapan) dan
understanding (pemahaman)
• Pengertian ”berdasarkan pemahaman yang adekuat membawa konsekuensi
Element kepada tenaga medis untuk memberikan informasi (disclosure) sedemikian rupa
sehingga pasien dapat mencapai pemahaman yang adekuat
Consent • Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, voluntariness (kesukarelaan, kebebasan)
dan authorization (persetujuan)
• Kesukarelaan mengharuskan tidak ada tipuan, misrepresentasi ataupun paksaan.
Element Pasien juga harus bebas dari ”tekanan” yang dilakukan tenaga medis yang bersikap
seolah-olah akan ”dibiarkan” apabila tidak menyetujui tawarannya
©Bimbel UKDI MANTAP
Orang yang Berhak Memberikan Persetujuan Tindakan Kedokteran
(Treshold element)
2. Proxy Consent
Proxy Consent: Consent yang diberikan bukan oleh orang itu sendiri, dengan syarat pasien tidak dapat memberikan konsennya secara
pribadi , dan consent tersebut harus mendekati sekiranya apa yang akan diberikan oleh pasen, bukan kepentingan orang banyak.
Urutan Proxy Consent: suami/istri, anak, orang tua, saudara kandung, dst.
Proxy consent harus diberikan dengan pertimbangan yang matang dan ketat.
3. Presumed Consent
Asumsi bahwa tindakan yang akan dilakukan akan disetujui pasien jika pasien tersebut dapat memberikan ijin.
Contoh :
- Pada kasus kegawat daruratan dimana pasien tidak sadar.
-Ijin mendonorkan organ oleh pasien yang telah meninggal. ©Bimbel UKDI MANTAP
Rekam Medis
Definisi ( Permenkes No. 269 Tahun 2008)
• Berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
• Rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya jangka waktu 5
tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan
• Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan disimpan dalam jangka waktu 10 tahun terhitung dari
tanggal dibuatnya ringkasan tersebut
• Penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat pasien dengan
izin tertulis pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan
Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin
sebagaimana dimaksud diberikan atas permintaan tertulis dari Majelis Kehormatan Etik
Profesi atau Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.
©Bimbel UKDI MANTAP
Manfaat Rekam Medis Permenkes no 269 Tahun 2008
Alat bukti → Alat bukti dalam proses penegakkan hukum, disiplin kedokteran dan
kedokteran gigi
Acceptable
• Hasil dari suatu perjalanan penyakitnya sendiri, tidak berhubungan dengan tindakan medis yang dilakukan
dokter.
• Hasil dari suatu risiko yang tak dapat dihindari, yaitu
• Risiko yang tak dapat diketahui sebelumnya (unforeseeable); atau
• Risiko yang meskipun telah diketahui sebelumnya (foreseeable) tetapi tidak dapat/tidak mungkin dihindari
(unavoidable), calculated, controllable
• karena tindakan yang dilakukan adalah satu-satunya cara terapi. Risiko tersebut harus diinformasikan terlebih
dahulu.
Non acceptable
• Hasil dari suatu kelalaian medic (culpa).
• Hasil dari suatu kesengajaan (dolus).
Medical
• Suatu kekeliruan, suatu peristiwa yang tidak
diduga atau tidak dikehendaki dalam
pemberian pelayanan medis yang dapat
mengakibatkan (kejadian yang tidak
Medical Adverse
Error Event
Potential
Adverse
Events
• Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden
Kejadian sentinel
Kesalahan dari sudut pandang etika disebut ethical malpractice dan dari
sudut pandang hukum disebut yuridical malpractice
Malpractice
Ethical Juridical
Malpractice Malpractice
Klasifikasi Juridical Malpractice
• Abortus Criminalis ( Pasal 338 KUHP, Pasal 344 KUHP, Pasal 346 KUHP, Pasal
347 KUHP, Pasal 348 KUHP , Pasal 349 KUHP )
Kesengajaan/Intentional/dolus
• Euthanasia (Pasal 338 KUHP, Pasal 344 KUHP, Pasal 345 KUHP)
• Keterangan palsu (Pasal 267-268 KUHP)
3. Administrative malpractice
• Dokter dikatakan telah melakukan administrative malpractice manakala tenaga perawatan tersebut
telah melanggar hukum administrasi. Perlu diketahui bahwa dalam melakukan police power,
pemerintah mempunyai kewenangan menerbitkan berbagai ketentuan di bidang kesehatan,
misalnya tentang persyaratan bagi tenaga perawatan untuk menjalankan profesinya (Surat Ijin Kerja,
Surat Ijin Praktek), batas kewenangan serta kewajiban tenaga perawatan. Apabila aturan tersebut
dilanggar maka tenaga kesehatan yang bersangkutan dapat dipersalahkan melanggar hukum
administrasi
Disiplin
Aturan Penerapan
Keilmuan
Kedokteran
Etika
Aturan Hukum
Penerapan Etika Aturan Hukum
Kedokteran Kedokteran
(KODEKI)
ETIK, DISIPLIN DAN HUKUM
ETIK DISIPLIN HUKUM
Kewajiban
Umum
Diatur dalam
Kewajiban Kewajiban
Kode Etik
Dokter Dokter
Kedokteran
terhadap Diri terhadap
Indonesia
Sendiri Pasien
(KODEKI)
Kewajiban
Dokter
terhadap
Teman
Sejawat
Kewajiban Umum
4. Menyediakan dokter atau dokter gigi pengganti sementara yang tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang
sesuai, atau tidak melakukan pemberitahuan perihal penggantian tersebut.
5. Menjalankan praktik kedokteran dalam kondisi tingkat kesehatan fisik ataupun mental sedemikian rupa sehingga
tidak kompeten dan dapat membahayakan pasien
6. Dalam penatalaksanaan pasien, melakukan yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan yang
seharusnya dilakukan, sesuai dengan tanggung jawab profesionalnya, tanpa alasan pembenar atau pemaaf yang sah,
sehingga dapat membahayakan pasien
7. Melakukan pemeriksaan atau pengobatan berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien
8. Tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis dan memadai (adequate information) kepada pasien atau
keluarganya dalam melakukan praktik kedokteran
9. Melakukan tindakan medik tanpa memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarga dekat atau wali atau
pengampunya.
11. Melakukan perbuatan yang bertujuan untuk menghentikan kehamilan yang tidak sesuai dengan ketentuan, sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan dan etika profesi.
12. Melakukan perbuatan yang dapat mengakhiri kehidupan pasien atas permintaan sendiri dan atau keluarganya
13. Menjalankan praktik kedokteran dengan menerapkan pengetahuan atau keterampilan atau teknologi yang belum diterima
atau di luar tata cara praktik kedokteran yang layak.
14. Melakukan penelitian dalam praktik kedokteran dengan menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, tanpa
memperoleh persetujuan etik (ethical clearance) dari lembaga yang diakui pemerintah.
15. Tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, padahal tidak membahayakan dirinya, kecuali bila ia yakin
ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya
16. Menolak atau menghentikan tindakan pengobatan terhadap pasien tanpa alasan yang layak dan sah sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan atau etika profesi.
17. Membuka rahasia kedokteran, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan atau etika profesi
18. Membuat keterangan medik yang tidak didasarkan kepada hasil pemeriksaan yang diketahuinya secara benar dan patut
20. Meresepkan atau memberikan obat golongan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan etika profesi.
21. Melakukan pelecehan seksual, tindakan intimidasi atau tindakan kekerasan terhadap pasien, di tempat
praktik.
22. Menggunakan gelar akademik atau sebutan profesi yang bukan haknya
23. Menerima imbalan sebagai hasil dari merujuk atau meminta pemeriksaan atau memberikan resep obat/alat
kesehatan
24. Mengiklankan kemampuan/pelayanan atau kelebihan kemampuan/ pelayanan yang dimiliki, baik lisan
ataupun tulisan, yang tidak benar atau menyesatkan
25. Ketergantungan pada narkotika, psikotropika, alkohol serta zat adiktif lainnya
26. Berpraktik dengan menggunakan Surat Tanda Registrasi (STR) atau Surat Ijin Praktik (SIP) dan/atau sertifikat
kompetensi yang tidak sah
28. Tidak memberikan informasi, dokumen dan alat bukti lainnya yang diperlukan MKDKI untuk pemeriksaan atas
pengaduan dugaan pelanggaran disiplin
©Bimbel UKDI MANTAP
Konsil Kedokteran Indonesia
Tugas KKI
Divisi KKI
Anggota keluarga wali dapat memberikan persetujuan atau consent untuk DNR hanya jika pasien tidak mampu memutuskan
bagi dirinya sendiri dan pasien belum memutuskan/memilih orang lain untuk mengambil keputusan tersebut. Contohnya,
dalam keadaan:
• Pasien dalam kondisi sakit terminal :
• Syok septik
• Stroke akut
• Kanker metastasis (stadium 4)
• Pneumonia berat
• Pasien yang tidak sadar secara permanen (Persistent vegetative state)
• CPR tidak akan berhasil (medical futility)
• CPR akan menyebabkan kondisi akan menjadi lebih buruk©Bimbel UKDI MANTAP
Euthanasia
Definisi
• Secara harafiah → Mati secara baik dan mudah
• Secara medis → Membantu pasien untuk mati cepat, untuk membebaskan dari penderitaan akibat penyakitnya
Klasifikasi Euthanasia
Berdasarkan Kesukarelaan Penderita
• Euthanasia Voluntary
• Seseorang membuat keputusan sadar untuk mempercepat kematian dan meminta bantuan untuk melakukan hal ini
• Euthanasia Involuntary
• Mempercepat kematian tanpa persetujuan/permintaan pasien yang bertentangan dengan keinginan pasien
• Euthanasia Nonvoluntary
• Seseorang tidak mampu untuk memberikan persetujuan (misalnya: koma) dan orang lain mengambil keputusan atas nama mereka. Sering
karena orang yang sakit sebelumnya mengungkapkan keinginannya untuk hidup mereka akan berakhir dalam keadaan seperti itu
ARRANGE
ASSISST
ASSESS
ADVICE
ASK
Refleksi
• Refleksi Isi: Parafrase
• Refleksi perasaan: Keterampilan untuk dapat memantulkan perasaan klien
sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien
• Refleksi pengalaman: Keterampilan untuk dapat memantulkan pengalaman
klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien
Refleksi Perasaan
•Dalam proses konseling, refleksi perasaan misalnya ketika klien
mengatakan : “Si A itu sialan." "Saya membencinya." "Saya tidak akan
berteman lagi dengannya." "Sampai kapan pun saya tidak akan berteman
lagi dengannya.“ Mendengar perkataan tersebut, konselor merefleksikan
dengan mengatakan: " Tampaknya Anda sungguh-sungguh marah dengan
si A."
Refleksi Pengalaman
•Dalam proses konseling, refleksi pengalaman misalnya ketika klien
mengatakan: "Saya trauma dengan masa lalu saya yang hampir tidak ada
yang menyenangkan". Konselor merefleksi dengan mengatakan: "Adakah
yang Anda maksudkan adalah peristiwa-peristiwa sedih yang Anda alami
pada masa lalu".
Kübler-Ross model (five stages of grief)
Denial As the reality of loss is hard to face, one of the first reactions to follow the loss is Denial. What
this means is that the person is trying to shut out the reality or magnitude of their situation,
and begin to develop a false, preferable reality.
Anger "Why me? It's not fair!"; "How can this happen to me?"; '"Who is to blame?"
Once in the second stage, the individual recognizes that denial cannot continue. Because of
anger, the person is very difficult to care for due to misplaced feelings of rage and envy.
Bargaining The third stage involves the hope that the individual can somehow undo or avoid a cause of
grief. Psychologically, the individual is saying, "I understand I will die, but if I could just do
something to buy more time…" "Can we still be friends?" when facing a break-up. Bargaining
rarely provides a sustainable solution, especially if it is a matter of life or death.
Depression It is a kind of acceptance with emotional attachment. It is natural to feel sadness, regret, fear,
and uncertainty when going through this stage. Feeling those emotions shows that the person
has begun to accept the situation. Oftentimes, this is the ideal path to take, to find closure
and make their ways to the fifth step, Acceptance.
I'm so sad, why bother with anything?"; "I'm going to die soon so what's the point?"; "I miss
my loved one, why go on?"
Acceptance "It's going to be okay."; "I can't fight it, I may as well prepare for it."
In this last stage, individuals begin to come to terms with their mortality or inevitable future,
or that of a loved one, or other tragic event.
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN
BPJS KESEHATAN
www.bpjs-kesehatan.go.id
Agenda
Pengantar
Fasilitas Kesehatan
BPJS KESEHATAN
I
PENGANTAR
BPJS KESEHATAN
UU No. 40 tahun 2004 – Badan penyelenggara UU No. 24 tahun 2011 -
Ruang Lingkup Jaminan Ruang Lingkup BPJS
BPJS KESEHATAN
Pentahapan Kepesertaan
Jaminan Kesehatan
• PBI Seluruh
Tahap (Jamkesmas) penduduk
pertama • TNI/POLRI yang belum
dan masuk sebagai
mulai Pensiunan Tahap
Selanjutnya
Peserta BPJS
tanggal 1 • PNS & Kesehatan
Januari Pensiunan paling lambat
2014 • JPK tanggal 1
JAMSOSTEK Januari 2019
BPJS KESEHATAN
II
BPJS KESEHATAN
KEPESERTAAN
(Dasar Regulasi: UU No 24 Tahun 2011 tentang BPJS Pasal 14,
menyatakan “.... Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja
paling singkat 6 bulan di Indonesia, wajib menjadi peserta
program Jaminan Sosial)
JAMINAN
KESEHATAN 317
NASIONAL
PESERTA BPJS
KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN 319
NASIONAL
Iuran
BPJS KESEHATAN
Iuran anggota keluarga
1. Pada PBI anggota keluarga dalam satu KK akan dijamin pemerintah
2. Pada pekerja penerima upah anggota keluarga yang ditanggung sebanyak
5 orang, selanjutnya pembayaran sesuai tarif kelas
3. Pada bukan pekerja dan pekerja bukan penerima upah penambahan
anggota keluarga sesuai tarif kelas masing-masing
BPJS KESEHATAN
Manfaat Akomodasi
Peserta
Bukan Penerima Bantuan
Penerima Bantuan Iuran (PBI) Iuran (PBI)
Pekerja
Pekerja
Bukan Bukan Orang Tidak
Penerima Fakir Miskin
Penerima Pekerja Mampu
Upah
Upah
BPJS KESEHATAN
Manfaat Akomodasi
BPJS KESEHATAN
Manfaat Akomodasi
BPJS KESEHATAN
Kebijakan kenaikan kelas perawatan
• Contoh kasus :
• Tn.A menderita penyakit yang mengharuskan untuk rawat inap, namun setelah dicek
kartu bpjs menunggak selama 4 bulan. Perkiraan tagihan rawat inap Tn. A selama
sakit adalah 10.000.000.
• Maka jumlah denda yang harus dibayar adalah = (4 x2.5%) x 10.000.000 = 1.000.000
BPJS KESEHATAN
PHK dan Cacat Total Tetap
Peserta
Bukan PBI
PHK/Cacat
Total Tetap
Perpanjang status
PBI kepesertaan dan
bayar iuran
BPJS KESEHATAN
PENDAFTARAN
PESERTA PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH
1. Calon peserta mendaftar secara perorangan di Kantor BPJS Kesehatan
6. Bukti pembayaran iuran diserahkan ke kantor BPJS Kesehatan untuk dicetakkan kartu JKN.
Pendaftaran selain di Kantor BPJS Kesehatan, dapat melalui Website BPJS Kesehatan
Pendaftaran pada bayi dalam kandungan
BPJS KESEHATAN
Manfaat Jaminan Kesehatan
Bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan obat, bahan medis
habis pakai sesuai dengan indikiasi medis yang diperlukan
BPJS KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin
• 1. Administrasi pelayanan;
• 2. Pelayanan promotif dan preventif;
• 3. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi
Pelayanan medis;
kesehatan tingkat • 4. Tindakan medis non spesialistik, baik
pertama, meliputi operatif maupun non operatif;
• 5. Pelayanan obat dan bahan medis habis
pelayanan pakai;
kesehatan non • 6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan
spesialistik yang medis;
mencakup: • 7. Pemeriksaan penunjang diagnostik
laboratorium tingkat pratama; dan
• 8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan
indikasi
BPJS KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin
Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, meliputi pelayanan kesehatan yang
mencakup:
BPJS KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamin
a. pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur
sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku;
b. pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat
darurat;
c. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan
kerja atau hubungan kerja;
d. pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;
e. pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;
f. pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
g. Pelayanan meratakan gigi (ortodensi);
h. gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau
alkohol;
BPJS KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamin
i. gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat
melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;
j. pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk
akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif
berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology
assessment);
k. pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan
(eksperimen);
l. alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
m. perbekalan kesehatan rumah tangga;
n. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat,
kejadian luar biasa/wabah;
o. biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat
Jaminan Kesehatan yang diberikan.
BPJS KESEHATAN
Alur Pelayanan Kesehatan
Peserta
Rujuk / Rujuk Balik
Faskes Primer
Klaim
BPJS
Branch Office
BPJS KESEHATAN
KRITERIA GAWAT DARURAT
Penanganan kasus gawat darurat pada rumah sakit yang tidak bekerjasama dengan
bpjs
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 1 TAHUN 2014
TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN
• Pasal 63
• (4) Fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS kesehatan
sebagaimana dimaksud ayat 3 harus segera merujuk ke fasilitas kesehatan
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan setelah keadaan daruratnya
teratasi dan pasien dalam kondisi dapat dipindahkan.
• Pasal 38
• BPJS kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang
diberikan kepada peserta paling lambat :
• Tanggal 15 (lima belas) setiap bulan berjalan bagi fasilitas kesehatan
tingkat pertama yang menggunakan cara pembayaran kapitasi
• 15 hari kerja sejak dokumen klaim diterima lengkap bagi fasilitas kesehatan
tingkat lanjutan
PT. Askes (Persero)
ERA BPJS: MENATA SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
GATE KEEPER CONCEPT – PROMOTIF – PREVENTIF
Memperkuat Posisi Pelayanan Primer dalam Piramida Layanan: Sebagai Pintu Masuk
Sistem Yankes BERJENJANG
Persentase Biaya Pelkes
Askes
NHS NHI
England Taiwan
28 %
INA CBGs
76 % 67 %
56 %
BPJS KESEHATAN
INA-CBGs
• Tujuan utama : efisiensi
Karakteristik Fee for service INA CBG’S
Basis pembayaran Per pelayanan Per episode pelayanan
(paket)
Efisiensi pembayaran Rendah Mendorong peningkatan
efisiensi
Perhitungan tarif Data costing Data costing dan data
coding
Motivasi pelayanan ya Motivasi untuk efektif
sebanyak banyaknya dan efisien
Motivasi mengendalikan tidak ya
biaya kesehatan
FASILITAS KESEHATAN
BPJS KESEHATAN
Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Fasilitas • memenuhi persyaratan
Kesehatan (credentialing)
• wajib bekerjasama dengan
milik BPJS Kesehatan
Pemerintah
• memenuhi persyaratan
Fasilitas (credentialing)
Kesehatan • dapat menjalin kerjasama
milik swasta dengan BPJS Kesehatan
BPJS KESEHATAN
SOSIALISASI PROGRAM
JAMINAN SOSIAL
BPJS KETENAGAKERJAAN
PENGERTIAN JAMINAN SOSIAL
TENAGA KERJA
•KECELAKAAN
•MENINGGAL
•HARI TUA
RUMAH TINGGAL
KANTOR
359
TEMPAT LAIN
MANFAAT JAMINAN KECELAKAAN KERJA
1.SANTUNAN SEKALIGUS
70% X 80 BLN UPAH
BEKERJA 2.SANTUNAN BERKALA
KEMBALI Rp. 200.000,-/BLN
SELAMA 24 BLN
SEMENTARA
TIDAK MAMPU CACAT
CACAT SEBAGIAN ANATOMIS
BEKERJA
1.BIAYA PENGOBATAN SANTUNAN SEKALIGUS
Tanpa batasan plafon % TABEL CACAT X 80
2.SANTUNAN STMB BLN UPAH
- 6 BLN PERTAMA 100 % UPAH
- 6 BLN KEDUA 75% UPAH
KECELAKAAN CACAT FUNGSI
PENGANGKUTAN - SETERUSNYA 50% UPAH
KERJA
% KURANG FUNGSI X %
DARAT Rp 1.000.000 TABEL CACAT X 80 BLN UPAH
-Pelaporan dalam 2x24 jam LAUT Rp 1.500.000
-Klaim hangus setelah 2 UDARA Rp 2.500.000
MENINGGAL
tahun pasca kecelakaan DUNIA BIAYA
kerja
REHABILITASI
1. SANTUNAN SEKALIGUS
60% X 80 BLN UPAH -REHABILITASI MEDIK
2. SANTUNAN BERKALA Max. Rp. 2.000.000
Rp. 200.000,- /BLN SELAMA 24
-PROTHESE ANGGOTA
BLN( dapat dibayar sekaligus 4.800.000
BADAN TIRUAN
3. BIAYA PEMAKAMAN Rp. 3.000.000
-ORTHOSE ALAT BANTU
4. Beasiswa pendidikan anak bagi (KURK,KURSI RODA)
peserta meninggal dunia atau cacat - 40 % biaya prosthesa dan orthese
total = rp 12.000.000
361
Terima Kasih