OPINI
MALUT POST 12
SELASA, 7 SEPTEMBER 2021
SIKAP
DAK DAN PEDULI
PENDIDIKAN
PERHATIAN pemerintah daerah
di Malut terhadap pendidikan masih
sangat memprihatinkan. Buktinya,
banyak masalah yang melilit dunia
pendidikan kita, namun Pemda
seolah cuek dan menganggapnya
hal yang biasa bahkan, pemerintah
sendiri yang seolah mendatangkan
masalah.
Pembayaran honor para honorer
yang setiap tahun selalu tertung-
gak hingga berbulan-bulan, serta
kurangnya support pemerintah ter-
hadap siswa termasuk bagi mereka
yang berprestasi, merupakan bukti
kurangnya perhatian pemerintah
terhadap dunia yang pendidikan
dan membesarkan generasi penerus
bangsa.
Tak hanya itu, terbaru yang kini
menjadi pembahasan publik, adalah
ancaman hangusnya dana senilai
Rp286 miliar rupiah untuk Maluku
Utara. Padahal, anggaran itu telah
disediakan pemerintah pusat yang
untuk mendapatkannya, pemerin-
tah daerah harus melakukan per-
mintaan.
Padahal, dunia pendidikan kita
masih banyak butuh suntikan, salah
satunya melalui DAK fisik ini . Pasal-
nya, masih banyak sekolah di daerah
ini yang membutuhkan anggaran
untuk memenuhi kebutuhan sarana
dan prasarana. Sebab, belum semua
sekolah di daerah ini gedungnya
yang memenuhi standar.
Masalah ini terjadi akibat kurang
responsifnya pemerintah terutama
dinas teknis dalam merencanakan,
mengelola hingga pertanggungjawa-
bannya. Karena itu, perlu ada evalu-
asi kinerja di satker agar masalah
seperti ini tak lagi terjadi. Perbaiki
SDM yang ada. Perkuat SDM beri-
kan pelatihan jika itu masih terkait
dengan sistem ataupun yang terkait
dengan pengembangan teknologi
informasi, bahkan jika perlu segera
diganti, jika telah dilatih namun
masih sulit bekrrja sama.
Sudah selayaknya Pemerintah
daerah mendapatkan solusi untuk
masalah ini, agar tidak berlarut-larut
yang pada akhirnya, hanya akan
merugikan generasi penerus bangsa
ini. (*)
O m Faduli
Polda Malut (Pelayanan)
TELEPON (0921)
Polda
Malut (Pelayanan)
Ternate3126110
PENTING Polres(0921)
Polres(0921)
(Pelayanan)
Ternate (Pelayanan)
(0921) 3121110
UGD RSUD Ternate
UGD RSUD Ternate
(0921)
(0921)
Pemadam Kebakaran
(0921)
(0921)
PLN Ternate (Gangguan)
PLN Ternate (Gangguan)
(0921) 3121272
3121272 (0921)
PDAM (Gangguan) (0921) 3123294
PDAM (Gangguan) (0921) 3123294
Telkom Informasi 108
Telkom Informasi
Bandara 108
Babullah
3121797Bandara
(0921) - 3123508
Babullah
PT. PELNI (0921) 3124434
(0921) 3121797 - 3123508
Taxi (0921) 3128888 - 3124888
PT. PELNI (0921)
Pengaduan Pelanggan PLN
Kantor SAR 081
Ternate143 0040
(Emergency)
0921 - 3120069
Kantor SAR Ternate (Emergency)
0921 - 3120069
Malut Post
ALAMAT REDAKSI : Jalan MS Djahir, Takoma - Ternate,
Telp (0921) 3127055, Fax (0921) 3127205
E-mail:editor@malutpost.co.id - iklan@malutpost.co.id
Pembina : Dahlan Iskan
Komisaris Utama: Imawan Mashuri
Komisaris : Urief Hassan
Direktur Utama : M. Tauhid Arief
Direktur : Faisal Djalaluddin
LABUHA SMART CITY, Serius kah???
TANGGAL 6 September 2021 telah di
Expose Labuha SMART CITY, satu dari
beberapa program unggulan 100 hari
kerja Bupati H. Usman Sidik dan Bassam
Kasuba di Halmahera Selatan. Konsep
Smart City yang dicanangkan pun mulai
mendapat tanggapan dari berbagai pihak.
Dua pertanyaan yang paling mendasar
adalah; pertama, seriuskah Bupati H.
Usman Sidik mencanangkan Labuha se-
bagai Smart City? dan kedua, apa tujuan
dari Labuha Smart City tersebut?
Kedua pertanyaan ini memang pent-
ing sebab dalam mementukan prioritas
kebijakan harus dilakukan visibility study
yang tuntas, juga menjadi catatan untuk
kita semua bahwa saat ini Labuha masih
butuh perhatian serius dari berbagai
aspek, terutama pembangunan fasiltas
umum seperti jalan raya, air bersih, jar-
ingan selluler, listrik, termasuk penataan
kota terutama lampu jalan dan perta-
manan, sebab Labuha merupakan Ibu
Kota Halmahera Selatan yang hingga saat
ini belum menunjukkan sebagai sebuah
ibu kota kabupaten.
Catatan ini bukan berarti meragukan
program Bupati untuk menerapkan
Smart City di Labuha Halmahera Selatan,
yang boleh dibilang sebagai miniatur
Maluku Utara, karena terdiri atas gugu-
san pulau mulai dari Gane Timur, Gane
Barat, Pulau Makian, Pulau Kayoa, Pulau
Bacan, Kepulauan Djoronga hingga Pulau
Obi dimana hampir semua orang akan
memiliki kesimpulan yang sama, bahwa
wilayah-wilayah yang telah disebutkan
memiliki akses transportasi yang cukup
sulit karena letak geografisnya, hingga
ketersediaan fasilitas umum yang masih
terbatas,. Pada sisi lain beberapa wilayah
yang telah disebutkan juga mengalami
keterbatasan pada jaringan internet,
dimana sinyal selluler hanya bisa di-
peroleh pada daerah tertentu. Pulau
Bacan sendiri sebagai Center of The
Island dari Halmahera Selatan, juga men-
galami problem yang sama yakni jaringan
selluler yang hanya diperoleh pada desa-
desa tertentu. Sinyal seluler akan bagus
jika berada di Pelabuhan Babang, namun
akan kesulitan memperoleh jaringan jika
bergeser ke wilayah Timur di Desa Tawa,
Songa, Tabajaya, Tabangame, Silang, Li-
aro, hingga Tabapoma. Demikian halnya
jika ke arah Nyonyifi, Sabatang, Goro-
Goro, hingga Bacan Barat, praktis gaget
anda akan tidak berfungsi karena dipas-
tikan tidak ada jaringan. Lalu bagaimana
dengan Labuha??? Yang nantinya akan di
terapkan Smart City?
Pertanyaan ini tentunya meng-
gelitik, karena siapapun yang pernah
mengesplor Desa Labuha dan sekitarnya,
akan memiliki pengalaman tersendiri
terkait dengan kondisi lingkungan dan
jaringan internet yang dimiliki. Memang
Redaksi menerima kiriman opini serta surat pembaca anda. Ketik dua spasi pada kertas HVS dan kirimkan ke alamat redaksi Jl. Hasan Esa, Takoma.
Aspirasi Telp. (0921) 3127055, WA. 081 35619 6017 atau melalui Email: opiniredaksimp@gmail.com, Sertai foto copy kartu pengenal anda. Tulisan maksi-
mal 2 page dengan poin huruf 12. Disertai dengan foto penulis beresolusi baik. Jika tulisan anda melebihi page yang ditetapkan, maka redaksi
Pembaca berhak mengedit/menyesuaikan.
Childfree dan Ancaman Krisis Demografi
CHILDFREE ramai dibincangkan
setelah muncul pengakuan dari seorang
influencer, Gita Savitri Devi. Gita dan
suaminya, Paul Andre memutuskan tidak
memiliki anak. Di Indonesia, ada Cinta
Laura dan Chef Juna yang juga mengaku
tidak menginginkan keturunan. Semen-
tara di negeri Barat, childfree sudah
menjadi bagian dari budaya mereka. Tak
terhitung artis dunia yang memilih child-
free, diantaranya Oprah Winfrey, Miley
Cirus, Jennifer Aniston serta Alison Brie.
3126110
Berbeda dengan Childless
Childfree berbeda dengan Child-
3121110
less. Childless adalah kondisi dimana
seseorang tidak memiliki keturunan
karena suatu sebab atau keadaan diluar
keinginannya. Misalnya, ada masalah
kesuburan atau gangguan kesehatan.
Tulisan ini tidak membahas childless na-
3124118
3124118
mun membatasi pada suatu ide dimana
pasangan memutuskan tidak memiliki
anak atas kehendaknya.
Ada banyak alasan saat pasangan
3124113 memilih childfree. Mulai dari dari alasan
takut menghambat karir, finansial belum
siap, tidak mau repot, adanya trauma
di masa lalu hingga takut tidak mampu
mendidik anak dengan baik. Alhasil, me-
miliki anak menjadi sebuah momok yang
mengkhawatirkan, tidak menenangkan
dan tidak membahagiakan. Keputusan
tersebut pun terlihat telah melalui ban-
yak perhitungan dan pertimbangan. Tak
bisa dinafikan, memiliki anak membu-
tuhkan banyak biaya. Masa kehamilan
hingga melahirkan pun cukup merepot-
kan bagi wanita bersama pasangan. Biaya
persalinan mandiri semakin hari semakin
mahal. Saat bayi sudah lahir, biaya pen-
3124434 gasuhan dan perawatan bayi mulai dari
popok, susu, makanan, pakaian, tempat
tidur serta perlengkapan bayi lainnya
akan menguras isi dompet. Ditambah
lagi biaya pendidikan anak mulai dari pra
TK hingga perguruan tinggi. Jika semua
dihitung maka akan ditemukan angka
yang sangat fantastis.
PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB : Fahrul Marsaoly
WAKIL PEMIMPIN REDAKSI : Jufri Duwila
KOORDINATOR LIPUTAN : Haiyun Umamit
KOORDINATOR KREATORIAL : Bukhari Kamaruddin
REDAKTUR : Bukhari Kamaruddin, Sunarti, Erwin Syam,
Rusdi Abdurahman, Muhammad Nur Husen,
ASISTEN REDAKTUR : Fitrah A Kadir
DEWAN REDAKSI : Ketua: Ismit Alkatiri,
REPORTER : Hasbi Konoras, Suryani Tawari
BIRO SOFIFI : Samsudin Chalil
BIRO TIDORE : Hasbi Konoras,
BIRO HALUT : -
HARIAN
OLEH:
ZULKIFLI ZAM ZAM *)
konsep membangun kota berbasis digital
atau yang dikenal dengan Smart City
saat ini sedang digalakkan di Indonesia.
Sebuah konsep pembangunan system
perkotaan yang menempatkan pada
masyarakat sebagai titik tumpu dalam
mengelola sumber daya dimana dalam
pengelolaanya harus dengan metode
yang mudah atau smart dan dengan cara
yang tepat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku sehingga berjalan baik dalam
implementasinya.
Setuju atapun tidak, saat ini Labuha
telah dicanangkan sebagai Smart City,
meskipun masih terdapat kontroversi,
sehingga muncul banyak tanggapan.
Karena itu Holmes (2010) telah mem-
berikan cacatan terkait syarat yang
harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
dilakukan penerapan Smart City. Syarat
tersebut adalah; pengembangan dan
pemanfaatan arsitektur jaringan com-
puter baik hardware maupun software.
Karena Smart City merupakan wilayah
kota yang telah mengintegrasi dan men-
transformasikan teknologi informasi dan
komunikasi ke dalam tata kelola sehari-
hari terutama dalam system pemerin-
tahan, ekonomi dan pariwisata yang
bertujuan untuk mewujudkan efisiensi,
meningkatkan kualitas layanan publik,
meningkatkan kenyamanan, yang ber-
muara pada kesejahteraan penduduk.
Oleh karena itu, konsep Smart City
mestinya adalah sebuah Kota yang sudah
mengunakan teknologi informasi dan
komunikasi secara smart atau pintar,
efektif dan efisien dalam pemanfaatan
dan penggunaan sumber daya yang
dimiliki, hemat biaya dan energy karena
memperpendek birokrasi, meningkatkan
pelayanan dan kualitas hidup, termasuk
menekan kerusakan lingkungan, dimana
kesemuanya mendukung ke dalam ino-
vasi dan ekonomi ramah lingkungan yang
bermuara pada sustainable development.
Itulah mengapa, penerapan Labuha
sebagai Smart City perlu mendapat
catatan serius, karena banyak problem
Oleh : Ikhtiyatoh
(Pemerhati Sosial dan Politik)
Kehilangan Ruh
Mencoba menengok kehidupan di
masa lalu. Orang tempo dulu terlihat
memiliki tingkat kesabaran dan keikhla-
san lebih tinggi dibanding orang di masa
kini. Padahal, pendidikan mereka rata-
rata tidak lulus Sekolah Dasar. Namun,
keberanian untuk memiliki banyak anak
perlu diacungi jempol. Mereka tidak
dipusingkan dengan rumus matematika
karena memiliki keyakinan kuat bahwa
setiap anak memiliki rezekinya masing-
masing. Kesederhanaan dijadikan pegan-
gan hidup hingga tak dihantui bayang-
bayang sulitnya masa depan.
Sebaliknya, atmosfer kehidupan saat
ini dikelilingi dengan segala hal berbau
materi. Kebahagiaan cenderung diukur
dari seberapa banyak materi yang dimiliki
serta seberapa puas pemenuhan kebutu-
han yang bersifat jasadi. Kehidupan yang
serba perhitungan akhirnya menghilang-
kan ruh dalam setiap perbuatan. Manusia
menjadi lupa bahwa dibalik kesusahan,
kesulitan, penderitaan pun pengorbanan,
ada pahala besar menanti. Jika dilakukan
dengan ikhlas, insya Allah mampu meng-
gungurkan dosa-dosa.
Kita hidup di zaman dimana manusia
dimanja dengan sesuatu yang serba
instan. Mendapat kerepotan sedikit saja
muncul banyak keluhan. Bahkan, ketika
sudah ada rumah, kendaraan serta peng-
hasilan yang cukup, masih ada ketakutan
memiliki anak. Akhirnya, kebahagiaan
di dunia pun terpisahkan dari cita-cita
kebahagiaan di kehidupan akherat.
Mereka yang memilih childfree me-
nyatakan pilihannya merupakan bagian
dari hak asasi. Setiap wanita bebas
menentukan dirinya mau hamil atau
tidak. Rahim yang ada dalam tubuh
tidak memaksanya untuk hamil. Nam-
paklah, semakin hari hak asasi mampu
menembus batas norma kesusilaan dan
BIRO HALTENG : Fahrudin Udi
BIRO HALBAR : -
BIRO MOROTAI : Sofyan Togubu
BIRO HALSEL : Samsir Hamajen
BIRO HALTIM : Muhamad Kabir
BIRO KEPSUL : Gunawan Tidore
BIRO TALIABU : Sukasno Sangaji
FOTOGRAFER : Hizbullah Muji
IT : Taher Marsaoly
SEKRETARIS REDAKSI :Eva Juniyati
ARTISTIK & PERWAJAHAN : Mastu, Fadly Alhadar,
Ademus Alani
yang muncul di dalamnya. Catatan ini
juga dibuat sebagai bagian dari ikhtiar
kita dalam merencanakan dan mene-
tapkan kebijakan atau program, terma-
suk meneropong progran Smart City di
Labuha Halmahera Selatan. Sedikit gam-
baran tentang Labuha, dimana hingga
saat ini masih berstatus sebagai Desa dari
14 Desa di Kecamatan Bacan, dengan
luas wilayah 2.40 km2 dan jumlah pen-
duduk 7.249 jiwa (BPS.2020). Meskipun
saat ini Labuha telah memiliki jaringan/
sinyal internet 4G/LTE namun di Desa
tentangganya bahkan belum ada sinyal
sama sekali, misalnya Desa Indomut dan
Desa Sumae. Demikian juga dengan Desa
Amasing kali, Awangoa, Suma Tinggi dan
Desa Keputuan yang memiliki layanan
sinyal namun kapasitas 2,5G/E/GPRS.
(BPS 2020). Artinya bahwa pada aspek
kesiapan Labuha sebagai Smart City saat
ini tentu belumlah siap.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan
Labuha Smart City, maka yang paling
penting saat ini adalah membangun
jaringan internet di semua Pulau Bacan,
yang bisa diakses dengan baik dan
lancar oleh suluruh warga Pulau Bacan
sebagai bagian dari Ibu Kota Kabupaten,
terutama ketersediaan jaringan internet
4G. Adanya jaringan internet yang baik
di Labuha dan seluruh Pulau Bacan
maka akan membentuk karakter atau
ciri Labuha sebagai Smart City dengan
sendirinya. Hao, Lei dan Yan (2012) telah
menguraikan beberapa kakateristik yang
menjadi ciri dari sebuah kawasan/kota
dijadikan Smart City, diantaranya adalah;
Pertama; Interkoneksi antara bagian
perkotaan. Smart city menggabungkan
antara communication network, internet,
sensor dan recognation, untuk mem-
bantu komunikasi antar orang sehingga
interkoneksi antar bagian perkotaan akan
terwujud. Sehingga untuk bisa diterapkan
secara keseluruhan di Labuha dan Pulau
Bacan untuk mendukun Smart City yang
telah dicanangkan, maka butuh design
yang optimal, apalagi hingga saat ini
ketersediaan fasilitas pendukung sep-
erti; jaringan internet, system aplikasi
transaksi, hingga manajemen tatakelola
termasuk tata kelola kantor pemerintah
masih manual sistem.
Kedua, Integrasi sistem informasi
perkotaan. Internet dan cloud computing
akan digunakan dalam setiap kegiatan
/bisnis dan mengintegrasikan system
aplikasi, data dan internet menjadi
unsur-unsur inti yang mendukung op-
erasi perkotaan dan manajemen. Meski-
pun anggapan bahwa teknologi dalam
program Smart City bukanlah ukuran
atau solusi, namun teknologi menjadi
penentu dalam penerapan Smart City.
Itulah mengapa Maluku Utara secara ke-
seluruhan masih mengalami kesulitasan
norma agama. Mereka yang memakai
pakaian seksi, berbuat mesum, LGBT,
hidup seatap tanpa pernikahan serta free
sex dilakukan dengan dalih hak asasi.
Hukum pun nampak enggan menindak
kebebasan berekspresi yang menang-
galkan norma tersebut.
Meski diketahui, childfree berten-
tangan dengan naluri manusia. Setiap
manusia baik laki-laki maupun perem-
puan memiliki naluri berkasih sayang.
Adanya suka terhadap lawan jenis, sikap
keibuan, rasa iba merupakan wujud
dari naluri tersebut. Manusia diciptakan
lengkap dengan alat reproduksi adalah
untuk penyaluran naluri tadi. Rahim
merupakan salah satu alat reproduksi
guna melahirkan generasi baru hingga
naluri pun tersalurkan. Menolak hamil
berarti menentang fitrah seorang wanita.
Seseorang yang memilih childfree akan
mengalihkan nalurinya terhadap benda
kesayangan seperti boneka, bunga atau-
pun hewan peliharaan. Kembali pada
perhitungan matematika, memelihara
hewan pun bukan pilihan yang murah.
Bahkan, bisa jadi, biaya pemeliharaan
hewan lebih besar dari merawat anak.
Anggaran untuk membeli makanan,
susu, aksesoris, perawatan bulu dan kuku
hingga perlindungan kesehatan hewan
juga bisa membuat dompet bolong.
Mengancam Laju Demografi
Jika childfree hanya dianut oleh satu
dua individu mungkin tak bermasalah.
Namun, akan menjadi masalah jika ide
tersebut disebarluaskan. Dalam dunia
digital, seorang influencer merupakan
publik figur yang memiliki daya magnet
bagi followersnya. Tanpa sadar, saat in-
fluencer membuat konten di instagram
maupun youtube channel akan mempen-
garuhi pemikiran penontonnya. Semakin
banyak jumlah followers semakin besar
potensi ide itu diikuti. Disaat bersamaan,
PENANGGUNG JAWAB MEDIA ONLINE : Ikram Salim
MANAGER IKLAN : Ako La Owi
Staff : Jalal Husen, Firdha R Barakati, Imelda,
Suhardiman Suherman, Novia Melina Tanjung
MANAGER UMUM/KEUANGAN : Amira Abd Aziz,
Staff : Rugaya Hamaya, Azis Dali, Selly Jaya Sari
KOORDINATOR PEMASARAN : Hamdani,
Staff : Leli Mahmud, Ahmad Dahlan
MANAGER PERCETAKAN : Jan Gimon
Staff : Febryanto, La Ane
PENGEMBANGAN ANAK PERUSAHAAN : Purwanto Ngatmo
dalam penerapan Smart City termasuk
Kota Ternate.
Ketiga, manajemen perkotaan dan ker-
jasama layanan. Interkoneksi komponen
perkotaan dan dukungan system aplikasi
manajemen perkotaan serta layanan den-
gan koordinasi system kritikan perkotaan
dan peserta untuk membuat kebijakan
menjalankan perkotaan terbaik. Dan
Keempat, aplikasi ICT terbaru. Smart City
manajemen Kota Modern sebagai pan-
duan yang menekankan pada penerapan
teknoilogi informasi canggih ke manaje-
men perkotaan dan pelayanan, sehingga
memotivasi pemerintah, perusahaan dan
orang-orang untuk membuat inovasi,
gerakan pembangunan perkotaan.
Keempat ciri Smart City di atas, tentu-
nya agak sulit untuk diimplementaskan
di Labuha, meskipun telah di canangkan
sebagai Smart City. Mengingat kondisi
dan status Labuha yang masih butuh sen-
tuhan pembangunan infrastuktur yang
sangat besar, karena masih mengalami
ketertingalan dari berbagai aspek. Satu
hal yang penting untuk digaris bawahi
oleh kita semua adalah; keberadaan
teknologi untuk meningkatkan kuali-
tas layanan, bukan layanan mengikuti
perkembangan teknologi.
Oleh karena itu, untuk menuju pada
penerapan Labuha Smart City, maka
yang paling penting dilakukan saat ini
adalah; pertama, Membangun jaringan
internet yang memadai secara keselu-
ruhan di Pulau Bacan, adanya jaringan
internet secara keseluruhan yang saling
terkoneksi akan mempermudah berbagai
aktivitas komunikasi masyarakat, aktivi-
tas transfer, penyajian informasi, serta
kemudahan dalam pelayanan publik.
Dengan demikian penerapan Labuha
Smart City akan berjalan dengan baik
dan efektif. Selanjutnya adalah keterbu-
kaan informasi, pengembangan inovasi
dan kreatifitas masyarakat, kemudian
harus ada e-enterpreneuship, lalu tata
kelola pemerintah yang partisipatif dan
terbuka, kemudian keseimbangan dalam
ekonomi, sosial dan lingkungan.
Dengan demikian, maka akan terjawab
sudah, dua pertanyaan di awal tulisan
ini, yakni pencanangan Labuha sebagai
Smart City merupakan sebuah cara untuk
menghadirkan teknologi informasi dan
komunikasi guna mempermudah pelay-
anan public bagi masyarakat, dengan
satu tujuan yakni untuk kesejahteraan
masyarakat Halmahera Selatan, khu-
susnya di Ibu Kota Labuha. Satu dari
sekian cara Bupati H. Usman Sidik dan
Bassam Kasuba untuk membuat warg-
anya ter SENYUM di Halmahaera Selatan,
Semoga..!!! (*)
*) Zulkifli Zam Zam, Peneliti pada
Pusat Studi Lingkungan Universitas
Khairun
komunitas maupun buku yang memba-
has chilfree semakin bertebaran.
Cepat atau lambat, childfree bisa men-
jadi budaya dan mengancam demografi
suatu bangsa. China, sebelumnya memi-
liki kepadatan penduduk sangat tinggi
hingga dibuatlah kebijakan pembatasan
satu anak. Kebijakan tersebut terlalu
sukses dan mengakibatkan krisis demo-
grafi. Saat ini, penduduk China banyak
berusia lanjut hingga dianggap membe-
bani negara. Oleh karenaya, pemerintah
mendorong warganya untuk memiliki
banyak anak. Negara maju seperti Jerman
dimana Gita dan Cinta tinggal, Jepang,
Rusia dan Singapura juga mengalami kri-
sis demografi. Etos kerja di negara terse-
but sangat tinggi, termasuk wanita. Para
wanita cenderung menunda kehamilan
dan memutuskan childfree. Meluasnya
akses kontrasepsi serta pelaku LGBT turut
memperlambat laju penduduk. Berbagai
kebijakan dibuat guna meningkatkan
angka fertilitas. Fasilitas childcare, in-
sentif pajak, asuransi, hak cuti hamil, cuti
melahirkan hingga cuti merawat anak
diberikan secara maksimal dengan tetap
mendapat gaji. Program bank sperma
dan sel telur dilakukan demi menjaga
kualitas saat dibutuhkan. Namun, upaya
tersebut tidak terlalu signifikan merubah
kondisi. Krisis demografi mengancam
negara maju dimana membutuhkan
tenaga kerja, pegawai, tentara dan lain-
nya. Akhirnya, pemenuhan kebutuhan
sumber daya manusia diisi para imigran.
Kondisi diatas bisa diambil pelajaran.
Maraknya pasangan sejenis dan child-
free akan menghantarkan dunia pada
kepunahan. Selama ini hak dan kewa-
jiban selalu ditempatkan bergandengan.
Semakin modern, manusia cenderung
mengagungkan hak dan menghindari
kewajiban. Seolah lupa bahwa manusia
memiliki kewajiban menjaga keseimban-
gan bumi. Bagaimana kiranya jika Adam
dan Hawa dahulu memilih childfree?
Wallahu’alam bish showab. (*)
Penerbit : PT. Ternate Cemerlang
Pemasangan Iklan: Hitam Putih (BW)
Rp 30.000/mmk. Warna (FC) : Rp 40.000/mmk.
Harga Eceran : Rp 5.000/Eks
HARGA LANGGANAN: Rp 120.000/bulan