MAKASSAR, 2017
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... II
A. PENGANTAR ............................................................................................................1
B. ANALISA MASA DEPAN .........................................................................................2
1. PEMBANGUNAN EKONOMI ............................................................................................... 2
2. PEMBANGUNAN LINGKUNGAN ......................................................................................... 6
3. PEMBANGUNAN SOSIAL ................................................................................................. 17
4. PEMBANGUNAN PEMERINTAHAN................................................................................... 20
5. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ................................................................................. 26
C. ANALISIS KESIAPAN DAERAH ........................................................................... 39
1. INFRASTRUKTUR ............................................................................................................ 39
2. SUPRASTRUKTUR (KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN) .................................................. 51
3. POTENSI W ILAYAH ......................................................................................................... 62
4. SUMBER DAYA TEKNOLOGI;........................................................................................... 72
5. STAKEHOLDER (PENGGUNA) ........................................................................................ 79
6. STRATEGI PEMERINTAH KOTA MAKASSAR; ................................................................... 81
D. ANALISA GAB ........................................................................................................ 83
1. KONSEP S OMBERE DAN SMART C ITY .................................................................. 83
2. KEBUTUHAN SOMBERE & SMART CITY .................................................................................... 85
3. STRATEGI KUNCI SOMBERE & SMART CITY ............................................................................... 85
4. DAMPAK PELAKSANAAN SOMBERE & SMART CITY ..................................................................... 86
5. ANALISIS SWOT SMART CITY KOTA MAKASSAR ........................................................................ 87
E. ANALISIS VISI PEMBANGUNAN SMART CITY .................................................. 93
1. SASARAN SMART CITY MAKASSAR............................................................................... 93
2. ANALISIS VISI PEMBANGUNAN KOTA MAKASSAR.................................................................... 104
3. ALIGN VISI SMART CITY ...................................................................................................... 105
4. USULAN QUICK W IN DARI PEMERINTAH KOTA MAKASSAR....................................... 115
5. RENCANA STATEGIS IMPELEMTASI MAKASSAR SOMBER DAN SMART CITY ............. 115
1
A. PENGANTAR
Master Plan Makassar Somber dan Smar City, menyesuaikan dengan Visi
RPJMD Kota Makassar 2025 dan kebijakan lainnya di Kota Makassar, untuk
membantu menciptakan kebijakan, lingkungan hukum dan peraturan yang
memungkinkan; menyediakan layanan e-government yang mudah digunakan
dan nyaman bagi warga negara dan bisnis; meningkatkan produktivitas, efisiensi
dan efektivitas sektor ekonomi; merangsang penyiapan dan pertumbuhan bisnis
terkait TIK, meningkatkan penciptaan lapangan kerja; memungkinkan dan
meningkatkan inovasi TIK; mengembangkan TIK yang dinamis dan tangguh yang
akan meningkatkan pertumbuhan sosio-ekonomi. Tujuan dari Rencana Induk ini
adalah untuk meninjau dan memperbarui Rencana Induk dengan maksud untuk
memperluas partisipasi para pemangku kepentingan dan mempertimbangkan
perubahan dalam Pemerintahan yang serba digital.
Kota Makassar terus berbenah diri menjadi sebuah Kota Dunia yang berperan
tidak hanya sebagai pusat perdagangan dan jasa tetapi juga sebagai pusat
kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan edu-
entertainment, pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan, simpul jasa angkutan
barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara.
Tabel 1. Usaha Mikro dan Kecil Tahun 2011 s.d 2015 Kota Makassar
Persentasi koperasi aktif di Kota Makassar ditahun 2011 sebesar 82,02% dari
1.496 koperasi. Jumlah ini menurun menjadi 827 koperasi aktif atau sekitar
54,62% pada tahun 2015. Persentase koperasi aktif disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 2. Persentase Koperasi Aktif Tahun 2011 s.d 2015 Kota Makassar
Lapangan Usaha
2. Pembangunan Lingkungan
Layanan kesehatan
Pembangunan kesehatan dihadapkan pada berbagai permasalahan penting
antara lain kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan,
meningkatnya penderita penyakit tidak menular maupun penyakit menular.
Fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam hal ini adalah Puskesmas
merupakan pelayanan primer yang harus melayani masyarakat dengan 155
diagnosis. Dari 45 puskesmas di Wilayah Kota Makassar pada tahun 2014
terdapat sepuluh besar penyakit yang di rujuk ke rumah sakit dari 155
diagnosis.
Hal ini dapat ditinjau dari data bahwa pada tahun 2014 dengan jumlah 1,398,804
penduduk, jumlah total kunjungan sakit ke 45 puskesmas adalah 1,316,693
pasien, jumlah total rujukan ke rumah sakit 13,484 pasien, pada tahun 2015
dengan jumlah 1.710.114 penduduk, kunjungan sakit 1.367.787 pasien dan
angka rujukan ke rumah sakit 9,399 pasien, pada tahun 2016 dengan jumlah
1,765,799 penduduk, kunjungan sakit 1,243,437 pasien dan angka rujukan ke
rumah sakit 2,004.
Olehnya itu Walikota Makassar memikirkan cara agar ada pelayanan kesehatan
yang tidak dibatasi oleh waktu, jarak dan biaya serta dapat dikonsultasikan
langsung ke dokter ahli dalam waktu paling lama 10 menit, hasil pemeriksaan
telah dapat langsung diperoleh sebelum meninggalkan pelayanan kesehatan.
Layanan dokter umum tindakan dokter ahli sangat dibutuhkan oleh masyarakat
untuk mendapatkan hasil diagnose dini penyakit jantung yang cepat dan tepat
dan menurunkan angka rujukan ke rumah sakit dan juga sangat dibutuhkan
untuk deteksi dini kelainan janin di trimester pertama kehamilan dengan tujuan
untuk menekan angka kematian ibu dan anak. Pelaksanaan program ini sendiri
baru dilaksanakan pada Awal bulan Januari 2015.
Gambar 2. Grafik peresentasi luas lahan berdasarkan penggunaan lahan tahun 2014
Pola bangunan rumah mukim diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu baik, sedang,
dan buruk. Secara umum kota Makassar memiliki pola bangunan yang baik dan
sedang, hanya dibebepa tempat tertentu yang tergolong buruk. Hampir semua
area selain daerah pusat kota memiliki pola bangunan rumah mukim yang baik,
hanya ada beberapa blok permukiman yang termasuk sedang dan buruk seperti
di daerah sudiang raya, Parang Loe, Pampang, dan disekitar jalan Abdullah
daeng Sirua. Berikut ini Kondisi area bangunan terbangun di Kota Makassar
Tidak teratur;
Sedang; 952;
471;
3% 2%
Teratur;
9024,2; 33%
Tidak
terbangun;
17325,9; 62%
Area yang termasuk dalam kriteria sedang pada umunya berada dipusat kota
Makassar, yaitu dibagian timur kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Tallo,
Kecamatan Bontoala, Beberapa blok di Kecamatan Tallo, sebagian besar
Kecamatan Makassar, dan beberapa blok di Kecamatan lain yang tersebar dikota
Makassar.
Area yang termasuk dalam kriteria buruk hanya terdapat dibeberapa blok yang
tersebar di pusat kota. Area tersebut antara lain beberapa blok di Kecamatan
Ujung Tanah, Kecamatan Tallo, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Pandang,
Kecamatan Makassar, dan bagian timur Kecamatan Bontoala. Di Kecamatan-
Kecamatan lain juga terdapa kriteria buruk namun persentase luasannya sangat
kecil.
Tabel 10. Timbulan Sampah Dan Yang Terangkut Di Kota Makassar Tahun 2015
SUMBER TIMBULAN PERSENTASE SAMPAH PERSENTASE
( m3 / hari ) TERHADAP TERANGKUT TERHADAP
TOTAL ( m3 / hari ) TOTAL
TIMBULAN TIMBULAN
1. Pemukiman
A. Mewah 228,46 5,46 220,56 96,54
B. Menengah 314,52 7,52 298,04 94,74
C. Sederhana 1.142,84 27,32 1.059,76 92,73
2. Fasilitas Kota
A. Pasar 732,63 17,51 706,55 96,44
B. Kwsn. Perniagaan 218,74 5,23 208,72 95,42
C. Kawasan Perkantoran 121,14 2,90 114,89 94,84
D. Kawasan Pendidikan 89,68 2,14 87,42 97,48
E. Terminal 87,98 2,10 81,93 93,12
F. Stasiun Kereta Api - - - -
G. Pelabuhan 128,00 3,06 122,60 95,78
H. Bandara - - - -
I. Hotel 115,55 2,76 108,11 93,56
J. Rumah Sakit 101,33 2,42 94,05 92,82
K. Sarana Ibadah 26,83 0,64 24,48 91,25
3. Kawasan Industri 96,16 2,30 87,38 90,87
4. Perairan Terbuka 465,27 11,12 455,41 97,88
5. Pantai Wisata 88,28 2,11 83,54 94,63
6. Sungai - - - -
7. Anak Sungai - - - -
8. Sapuan Jalan & Taman 158,00 3,78 147,21 93,17
9. Lain-Lain 68,00 1,63 62,00 91,17
MAKASSAR 4.183,41 100,00 3.962,63 94,72
Sumber : Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar
KOMPOSISI
(1) VOLUME
PERSENTASE
(m3)
SAMPAH ORGANIK/ (2) (3)
1.
Organic rubbish
2. KERTAS KORAN/Newspaper 2.994,07 71,57
3. PLASTIK/Plastic 499,50 11,94
METAL, KALENG, BESI,
ALMINIUM/Metal, tin, Iron, 368,98 8,82
4. Aluminium
5. KARET, BAN/Rubber 153,53 3,67
6. KACA/Glass 117,97 2,82
7. KAYU/Wood 30,54 0,73
8. LAIN-LAIN/Others 15,48 0,37
JUMLAH 3,35 0,08
Sumber : Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar
Tabel 12. Persentase Penanganan Sampah Tahun 2011 s.d 2015 Kota
Makassar
THN
NO PELAYANAN TIMBULAN SAMPAH TERTANGANI % TERHADAP TIMBULAN
1 2013 4.188,26 m3/Hari 3.776,23 m3/Hari 90,16%
2 2014 4.494,86 m3/Hari 4.063,10 m3/Hari 90,39%
3 2015 4.183,41 m3/Hari 3.962,63 m3/Hari 94,72%
Sumber Data Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar Tahun 2015
Pemanfaatan Ruang
3. Pembangunan Sosial
Selama periode tahun 2011 - 2015 berbagai program yang telah dilaksanakan
dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Kota Makassar yang ditandai
dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan taraf pendidikan
penduduk yang meningkat secara bertahap.
Tabel 14. Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2011 –2015 Kota Makassar
URAIAN Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Angka Melek 96,72% 97,16% 97,34% 97,42% 97,58%
Huruf
Rata- rata Lama Sekolah penduduk Kota Makassar setiap tahunnya menunjukan
kenaikan. Hal ini dapat dilihat bahwa Rata-rata Lama Sekolah pada tahun 2011
sebesar 10,24 dan pada tahun 2015 turun menjadi 10,77. Artinya bahwa pada
tahun 2015 rata-rata penduduk Kota Makassar baru memiliki jumlah tahun
bersekolah hampir 10,77 tahun atau telah menyelesaikan pendidikan jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai kelas 2 SMA. Untuk lebih jelasnya dapat
digambarkan pada tabel berikut.
Tabel 15. Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kota Makassar Tahun 2011 – 2015
URAIAN Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Rata-rata Lama 10.24 10.42 10.61 10.64 10,77
Sekolah (tahun)
Pada tahun 2015, Angka Partisipasi Murni di Kota Makassar untuk SD/MI
mengalami peningkatan yakni sebesar 104,56%. Hal ini tidak terlepas dari upaya
pemerintah Kota Makassar untuk menuntaskan program Wajib Belajar pendidikan
dasar 9 tahun dan menuju rintisan program wajib belajar 12 tahun. Namun untuk
APM SMP dan SMA mengalami penurunan, shingga ini harus menjadi perhatian
Dinas Pendidikan Kota Makassar agar APM Kota Makassar dapat meningkat.
Gambaran mengenai APM di Kota Makassar dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 16. Angka Partisipasi Murni Jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Tahun 2011
– 2015 Kota Makassar
NO Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014 2015
1 SD/MI
1.1. jumlah siswa kelompok 144.156 145.534 147.940 144.969
usia 7-12 tahun yang
bersekolah di jenjang
pendidikan SD/MI
1.2. jumlah penduduk 145.762 146.919 148.820 138.650
kelompok usia 7-12 tahun
1.3. APM SD/MI 98,90 99,06 99,41 104,56
2 SMP/MTs
2.1. jumlah siswa kelompok 70.918 72.384 74.083 62.789
usia 13-15 tahun yang
bersekolah di jenjang
pendidikan SMP/MTs
2.2. jumlah penduduk 74522 75.281 76.255 77.426
kelompok usia 13-15
tahun
2.3. APM SMP/MTs 95,16 96,15 97,15 81,10
3 SMA/MA/SMK
3.1. jumlah siswa kelompok 67.404 69.316 72.091 59.505
usia 16-18 tahun yang
bersekolah di jenjang
pendidikan SMA/MA/SMK
3.2. jumlah penduduk 84.375 85.479 86.582 95.833
kelompok usia 16-18
tahun
3.3. APM SMA/MA/SMK 79,89 81,09 83,26 62,09
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Makassar, 2016
7
5,86
6 5,52
5,29
5,02
4,7 4,56
5 4,48 4,38
0
2008 2010 2012 2014 2016 2018
Gambar 7. Tren garis kemiskinan Kota Makasar Sumber : diolah dari Survei Sosial Ekonomi
Nasional
4. Pembangunan Pemerintahan
aplikasi dan tahun 2017 merencanakan pembangunan sistemi Big Data, aplikasi
layanan 10 perizinanan dalam satu portal, penyatuan layanan jaringan
interkoneski untuk penunjang penyelenggaran pelayanan informasi, pengaduan
dan kolaborasi dalam pelayanan publik di Kota Makassar.
Kampanye Smart City di Kota Makasar dan beberapa Kota di Indonesia,
sangat gencar dan dengan antusias yang tinggi. Bahkan walikota Makassar
menjadikan smart city sebagai citra pemerintahannya untuk mendorong
reformasi pemerintahan yang smart pada setiap layanan publiknya. Berbagai
infrastruktur yang dapat membantu implementasi program smart city dibangun
dengan sangat progresif, berbagai technologi dan aplikasi smart city terus
didorong dengan sangat antusias. Hal ini sejalan dengan rencana pembanguna
Indonesia secara berjangka yang di laksanakan sebagai program pembangunan
menuju Smart Government for Digital Prosperity dalam jangka pendekpada
tahun 2015, Jangka Menengah 2025, dan jangka panjang 2030.
Kunci utama keberhasilan penyelengaraan pemerintahan adalah Good
Governance. Yaitu paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan yang mengindahkan prinsip-prinsip supremasi
hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi,
profesionalitas, dan akuntabilitas ditambah dengan komitmen terhadap tegaknya
nilai dan prinsip “desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan yang
bersih, bertanggung jawab, dan berdaya saing”. Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah beserta perubahannya
telah merubah sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota
sehingga pelaksanaan penguatan asas desentralisasi memerlukan perangkat
peraturan perundangan yang mendukung. Upaya mengikutsertakan masyarakat
(stakeholders) dalam pelaksanaan pembangunan hanya dapat terwujud bila
kehidupan demokrasi berjalan dengan baik. Proses demokratisasi akan berjalan
dengan baik jika tercipta supremasi hukum yang didukung oleh penyelenggaraan
pemerintahan yang baik. Pemerintah Kota Malang telah bersemangat untuk
menuju ke arah Good Governance.
Slogan e-governacedi Indonesia adalah Smart Government for Digital
Prosperity, ini berarti pemerintah daerah harus menggunakan teknologi pintar
untuk mencapai kemakmuran bagi warganya”. Hasil studi OECD Korea Policy
Centre, Pemerintah daerahIndonesiauntuk mencapai Smart Government for
Digital Prosperityharusfokus pada membangunfondasipemerintahyang cerdas
dalamjangka pendekpada tahun 2015. Kemudian, dalam jangka menengahpada
tahun 2025, pemerintah daerah harus fokus pada pengembangan aplikasi
canggih untuk efisien dan transparan pemerintahserta layanankepada
wargadan pengusaha. Akhirnya, pada tahun 2030, pemerintah daerah di
Indonesia perlu memasuki usia pintar. Hal initantangantetapi dalamperubahan
yang cepatini, pemerintah daerah harus secara aktif mempromosikan lokal e-
government menuju Smart Governance seperti dirangkum pada tabel berikut,
bahwa tujuan (goal) akhir dari perencanan pembangunan jangka panjang dari
pemerintahan elekronik (e-governance) adalah pemerintahan yang cerdas
(Smart Governance).
ANALISIS STRATEGIS SMART CITY MAKASSAR | SOMBERE & SMART CITY
22
Pemerintahan cerdas terdiri dari aspek partisipasi politik dan layanan bagi
warga negara sebaik fungsi administrasinya (Giffinger, 2007). Dengan faktor-
faktor yang ada pada pemerintahan cerdas antara lain partisipasi dalam
pengambilan keputusan, pelayanan umum dan sosial, pemerintahan yang
transparan, serta strategi politik dan perspektifnya.
Tata kelola yang baik adalah memungkinkan dapat mengurangi
disfungsional antar organisasi pemerintah dan organisasi politik lainya.
KunciTata Kelola IT adalahmenghindari kesalahan berulang-ulang pegadaan
perangkat yang dilakukan bersama, informasi yang berulang, dokumentasi yang
berulang, kebijakan yang tidak sinergis dan sebagainya.Berdasarkan hasil kajian
Indeks Kota Berkelanjutan (IKB) tahun 2015 bahwa Tata Kelolah Kota
Metropolitan dinilai masih buruk.
1
Ita Ernala Kaban , Tata Kelola Teknologi Informasi (It Governance),Jurusan Komputerisasi
Akuntansi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara,Jln. K.H. Syahdan No.9, Palmerah,
Jakarta Barat 11480
ANALISIS STRATEGIS SMART CITY MAKASSAR | SOMBERE & SMART CITY
24
5. Pembangunan Infrastruktur
Pertumbuhan ekonomi Kota Makassar yang tinggi (di atas 7% dalam 10 tahun
terakhir) terefleksi ke dalam peningkatan jumlah kendaraan bermotor di kota ini.
Di sisi infrastruktur, pertumbuhan jalan cenderung konstan. Hal ini menyebabkan
kemacetan pada ruas-ruas jalan tertentu pada waktu dan kondisi tertentu.
Kemacetan lalu lintas, apabila tidak ditangani dengan baik, pada akhirnya akan
berdampak balik pada ekonomi itu sendiri, yaitu menyebabkan melambatnya
pertumbuhan. Banyak waktu produktif masyarakat terbuang percuma di jalan.
Pada saat yang sama, kemacetan menyebabkan polusi udara dan peningkatan
konsumsi bahan bakar secara sia-sia.
Demikian pula saat kondisi luar biasa terjadi. Jika ada aksi demonstrasi, acara
besar, perbaikan jalan, dan lain-lain, ruas jalan tertutup dan terjadi limpahan
kendaraan ke ruas-ruas lain secara mendadak. Ruas-ruas yang menerima
limpahan menjadi jenuh seketika dan tercipta kemacetan. Persimpangan yang
menerima limpahan juga secara tiba-tiba menerima beban traffic tinggi yang
pada akhirnya memicu konflik pergerakan kendaraan dan memicu terjadinya
macet.
Tabel 19. Jumlah Kendaraan Wajib Uji Pada Dllajr Wilayah Vi Di Kota
Makassar 2011-2014
Tabel 20. Kondisi Prasarana Lalu Lintas dan kebutuhan kota Makassar
JENIS
No PRASARANA TERPASANG RUSAK PEMELIHARAAN KEBUTUHAN
LALIN
Rambu dan
1 Papan Nama 1,706 Unit 432 Unit 315 Unit 2,470 Unit
Jalan
Pagar
2 832 m 250 m - 5,000 m
Pengaman
3 Traffic Light 41 Simpang 8 Simpang 16 simpang 50 simpang
4 Marka Jalan 203,857 m - 18,000 m 512.170.000 m
Sumber : Lakip Dinas Perhubungan Kota Makassar, Tahun 2017
With the implementation of this Master Plan, the following outcomes are
expected by 2017:
8% ICT contribution to GDP;
Creation of 180,000 direct jobs;
37 successfully commercialized ICT applications with at least two
transformative;
55 ICT companies established two of which will have a customer base of over
5 million;
Improved global competitiveness by moving up 15 points on GII, e-
Government and NRI ranking;
Recognition of Kenya as a regional ICT hub;
Increased public value of e-Government services with 50% of adults
accessing at least one e-Government service; and
ICT is classified as a standalone economic sector by 2016.
c) The need for data and information for policy and decision making on various
sectors. - ICT could provide solutions that enable access to data and
information on various economic sectors; and
d) Lack of data for informal businesses and the need to formalize the
operations of the sectors. - ICT could formalize the operations and activities
of various sectors leading to increased contribution to the GDP
Berdasarkan figur diatas, terdapat 4 peran utama bentuk dukungan digital pada
sistem TI smart city2
• Sensor dan Pengguna. Perangkat pintar mengukur dan memantau
beberapa parameter yang telah ditentukan dari infrastruktur fisik dan digital
yang telah terkoneksi. Contoh penerapannya adalah pada sistem
pemantauan lalu lintas dimana perangkat pintar dapat mendeteksi kepadatan
jalan dan jumlah penumpang transportasi umum.
• Data Warehouse. Sistem smart city harus dapat menyimpan dan memproses
data dalam jumlah besar dari berbagai sensor, proses otomatisasi proses,
dan parameter analisa data.
• Data Analisis. Terdapat tiga jenis solusi data analisis: (1) Deskriptif,
menggunakan informasi analisis dan data mining (2) Prediksi, menggunakan
model statistik dan proyeksi, (3) Preskriptif (termasuk kognitif), menggunakan
simulasi dan otomisasi
• Jaringan. Implementasi tekonologi smart city membutuhkan jaringan yang
baik, dapat diandalkan dan terjangkau. Untuk itu dibutuhkan fokus pada
menghubungkan perangkat digital untuk mengoptimalkan aplikasi pendukung
smart city.
2 Sumber: United Nations Issues Paper on Smart Cities and Infrastructure, 2015
b. Cyber security:
Kota Makassar dengan visi Smart City dan Sombere, kota dengan jumlah
penduduk telah mencapai 1,7 jiwa lebih, denyut jantung kota yang terus
menggeliat, aktivitas ekonomi dan sosial seperti tidak tidur, diminta atau pun
tidak diminta Pelayanan Publik (tertentu) harus lebih rensponship (tankas)
dan standby (online) 24 Jam.
Dengan Luas Kota Makassar 172 km persegi, CCTV telah menjadi alat
penting untuk meningkatkan responshibiltas dan efektifitas pelayanan publik
Pemerintah Kota Makassar. Kebutuhan CCTV Kota Makassar minimal 3500
unit (berdasarkan panjang jalan kota 1548 km) jika jarak antar titik 500 meter.
sekarang ini CCTV yang sudah terbangun mencapai sekitar 100 unit
termasuk dari CSR beberapa provider telekmunikasi. Adapun kriteria dasar
ANALISIS STRATEGIS SMART CITY MAKASSAR | SOMBERE & SMART CITY
38
d. Industri kreatif:
Dengan memanfaatkan sistem inovasi, talenta, solusi rumahan, investasi dan
potensi besar generasi muda yang ada, Makassar harus memprioritaskan
untuk melakukan investasi yang diperlukan dalam penelitian dan
pengembangan inovasi lokal untuk membangun industri kreatif.
1. Infrastruktur
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dilakukan
dengan mengembangkan kerangka strategis dan kebijakan penguatan
konektivitas. Komponen pembentuk postur konektivitas fisik diantaranya
pengembangan jaringan infrastruktur. Konektivitas wilayah yang baik akan
mempermudah pelaksanaan pembangunan ekonomi. Konektivitas wilayah
dengan kondisi infrastruktur yang memadaiakan mampu peningkatkan
kapasitas dan kapabilitas suatu wilayah. Mobilitas masyarakat yang mudah dan
lancar akan mempermudah masyarakat untuk beraktivitas ekonomi yang pada
akhirnya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Tahun 2015 Jalan di Kota Makassar dibagi atas jalan Nasional sepanjang
35,6 Km, jalan Kabupaten/Kota sepanjang 1.593,46 Km dan jalan Tol 17
Km. Ketiga jalan ini dibangun dengan konstruksi menggunakan
aspal/hotmix sepanjang 450,96 km, konstruksi berbatu 17,06 Km, konstruksi
kerikil tidak ada dan masih dalam konstruksi tanah sepanjang 49,10 km.
Dengan melihat konstruksi jalan tersebut kondisi jalan di Kota Makassar
terdapat 813,94 Km dalam keadaan baik, 366,66 km dalam kondisi sedang,
rusak ringan 293,83 km, rusak berat 119,13. km. Di Kota Makassar telah
terbangun jembatan 64 buah dengan panjang keseluruhan 1.145,36 meter.
Sedangkan untuk pengaturan pola jaringan jalan yang akan dikembangkan
yaitu outer ring road, middle ring road, inner ring road dan central radial
road.
Tabel 21. Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Tahun 2011 s.d 2015 Kota
Makassar
Selain itu pada Tabel 9 dan 10 ditampilkan kondisi jaringan jalan nasional dan
jaringan jalan propinsi yang melintas di wilayah Kota Makassar. Adapun
penanganan jaringan jalan tersebut berdasar pada tingkat kewenangan jalan.
Tabel 22. Daftar Ruas Jalan Nasional (Bukan Jalan Tol) Sk Menpu(No.
631/Kpts/M/2009, Tgl. 31 Des 2009) dalam Wilayah Kota Makassar
Nomor Ruas Nama Panjang Ruas
Ruas
10 12 K JLN. PERINTIS KEMERDEKAAN 12.51 KM
10 13 K JLN. URIP SUMOHARJO 4.943 KM
10 14 K JLN. G. BAWAKARAENG 1.11 KM
10 15 K JLN. MESJID RAYA 1.224 KM
10 16 K JLN. BULUSARAUNG 0.675 KM
10 17 K JLN. A. YANI 0.7 KM
10 18 K JLN. RIBURANE 0.23 KM
10 19 K JLN. NUSANTARA 1.942 KM
11 11 K JLN. VETERAN UTARA 2.074 KM
11 12 K JLN. VETERAN SELATAN 2.158 KM
11 13 K JLN. S. ALAUDDIN (JLN. S. ALAUDDIN 3.702 KM
& JLN. GOWA RAYA)
11 14 K JLN. AP. PETTARANI 4.37 KM
Jumlah 35.638 KM
Tabel 23. Daftar Ruas Jalan Provinsi Sulawesi Selatan Sk Gubernur Sulawesi Selatan (No.
4261/Xii/2010, 27 Desember 2010
Nomor Ruas
Nama Ruas Jalan Keterangan
No. Sub Panjang
No. Ruas
Ruas Jalan
(Km)
JALAN JENDERAL
85 11 K 1.34
SUDIRMAN
85 12 K JALAN Dr. RATULANGI 2.07
86 11 K JALAN Dr. LAIMENA 2.7
86 12 K JALAN ANTANG RAYA 1.5
86 13 K JALAN TAMANGAPA RAYA 3.36
Jumlah 10.97
Tabel 25. Panjang Jalan Dirinci Menurut Konstruksi Jalan Dikota Makassar Tahun 2014-
2015 (Kilometer)
Lebar jalan masuk permukiman dibagi menjadi tiga kelas, yaitu baik, sedang
dan buruk. Secara umum kategori baik berada diarea pusat kota Makassar
yaitu dibagian barat kecamatan Ujung tanah, hampir semua wilayah
kecamatan wajo dan ujung Pandang, bagian barat kecamatan Tallo, bagian
selatan kecamatan Bontoala, bagian timur kecamatan Mariso, bagian utara
kecamatan Mamajang, bagian barat kecamatan Tamalate, dibagian selatan
kecamatan Panakkukang, beberapa blok yang tersebar di Kecamatan
Rappocini dan kecamatan Tamalanrea, bagian barat kecamatan Manggala,
dan disekitar jalan utama kecamatan Biringkanaya.
Tabel 26. Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2011 s.d 2015
Tabel 27. Rasio Tempat Pemakaman Umum Per Satuan Penduduk Tahun 2010/2015 Kota
Makassar
No Uraian Tahun 2010 Tahun 2015
Jumlah Luas Daya Jumlah Luas Daya
Tampung Tampung
1. Tempat pemakaman 114 949.487 474.744 114 949.487 474.744
umum (TPU)
2. Tempat Pemakaman 1 23.402 11.701 1 23.402 11.701
bukan umum (TPBU)
3. Tempat pemakaman 1 80 160 1 80 160
khusus (TPK)
4. Lain-Lain
5. Jumlah Tempat 116 972.969 486.605 116 972.969 486.605
Pemakaman
6. Jumlah penduduk (jiwa) 1.369.606 972.969 486.605 1.398.804 972.969 486.605
Rasio TPU persatuan 355,288 355,288
e. Pelayanan Kesehatan
Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu terhadap
jumlah penduduk di Kota Makassar pada tahun 2015 mencapai 1 : 32 ribu, artinya
setiap 1 Puskesmas/Puskesmas pembantu di Kota Makassar melayani 32 ribu
masyarakat Kota Makassar. Berikut gambaran rasio Puskesmas, Balai
Pengobatan dan Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk di Kota
Makassar dalam kurun waktu tahun 2011 - 2015.
Jumlah rumah sakit di Kota Makassar pada tahun 2011 sebanyak 34 unit,
meningkat menjadi 46 unit di tahun 2015. Rumah sakit yang terbanyak adalah
rumah sakit swasta yang mencapai 31 unit atau 67% dari keseluruhan Rumah
Sakit yang ada di Kota Makassar. Rasio pelayanan rumah sakit terhadap
penduduk Kota Makassar tahun 2015 mencapai 1 :31.508 jiwa. Namun demikian,
realitas di lapangan rumah sakit yang ada di Kota Makassar tidak hanya
memberikan layanan kesehatan kepada penduduk Kota Makassar, akan tetapi
juga memberikan layanan kesehatan kepada penduduk sekitas wilayah
Makassar. Pada tahun 2015, Kota Makassar telah mempunyai 43 rumah sakit,
121 puskesmas, 143 balai pengobatan/klinik, 621 apotek/toko obat, dan 91 klinik
KB.
f. Pelayanan Persampahan
Tabel 28. Jumlah sarana pengumpul sampah dirinci menurut kecamatan dan
jenis di Kota Makassar 2015
NO KECAMATAN KONTAINER KECIL KONTAINER BESAR
1 MARISO 5 -
2 MAMAJANG 14 -
3 TAMALATE 23 -
4 RAPPOCINI 13 6
5 MAKASSAR 9 -
6 UJUNG PANDANG 8 -
7 WAJO 6 -
8 BONTOALA 10 -
9 UJUNG TANAH 10 2
10 TALLO 22 4
11 PANAKKUKANG 37 5
12 MANGGALA 11 2
13 BIRINGKANAYA 23 4
14 TAMALANREA 4 -
JUMLAH 195 23
g. Pelayanan pariwisata
Jumlah objek wisata di Kota Makassar terdiri atas obyek wisata alam
sebanyak 26 buah, obyek wisata buatan sebanyak 53 buah dan obyek
wisata sejarah sebanyak 27 buah. Adapun lokasi andalan wisata yang
cukup dikenal antara lain Benteng Fort Rotterdam dan Museum
Lagaligo, Benteng Somba Opu, Panorama Pantai Losari (Sunset),
Monumen Mandala, Makam Pangeran Diponegoro, Masjid Al-Markaz Al-
Islami, Masjid Raya, Pelabuhan Paotere, Gedung Kesenian, dan beberapa
pulau kecil sebagai berikut :
1. Pulau Kayangan. Jarak lokasi 2,5 mil (bisa dicapai 45 menit), Letak
lokasi : Jl. Ujung Pandang, Kecamatan Ujung Pandang, Daya
tarik untuk: berenang dan diving, panorama matahari terbenam,
olah raga air, musik & pertunjukan, permainan anak- anak, akuarium.
2. Pulau Kodingareng. Jarak lokasi 5 mil (60 menit), Letak lokasi :
Kecamatan Ujung Tanah, Daya tarik diving, menemukan batu
kayu, ikan hias, peninggalan Jepang.
3. Pulau Barrang Lompo. Jarak lokasi 7 mil (1 jam 30 menit),
Letak lokasi di Kecamatan Ujung Tanah, Daya tarik :
berenang, oseanorium, peninggalan Jepang.
4. Pulau Barrang Caddi. Jarak lokasi : 6 mil (1jam 15 menit),
Letak lokasi Kecamatan Ujung Tanah Daya tarik berenang
dan diving, oseanorium, peninggalan Jepang.
ANALISIS STRATEGIS SMART CITY MAKASSAR | SOMBERE & SMART CITY
48
Tabel 31. Jumlah Air Minum Yang Disalurkan Oleh PDAM Menurut Bulan Dan
Nilai DiKota Makassar Tahun 2015
JENIS
PELANGGAN KWH TERJUAL N I L A I ( Rp )
TARIF
S1 - - -
S2 3.202 56.309.135 48.550.218.387
S3 33 50.597.800 44.198.018.707
R1 286.276 640.377.915 563.607.350.240
R2 9.564 62.342.375 93.533.617.309
R3 1.546 24.881.119 37.482.209.764
B1 24.129 81.398.459 85.065.328.522
B2 7.51 254.038.930 381.910.347.022
B3 130 244.116.240 297.838.462.434
I1 92 784.702 869.949.113
I 2 296 41.550.828 44.800.833.683
I 3 94 177.626.180 212.027.886.438
P1 922 34.556.452 51.003.440.657
P2 23 19.732.442 23.412.469.552
P3 1.373 30.083.650 44.099.247.844
M - 881.882 1.427.879.206
C - - -
T - - -
JUMLAH
2015 335.19 1.719.278.109 1.929.827.258.878
2014 645.587 2.683.304.588 2.596.102.719.930
2013 607.514 2.735.508.908 2.419.355.744.598
Terdapat kecenderungan data pada hasil analisis dibawah ini, bahwa distribusi
menara mengarah pada pusat-pusat pelayanan atau daerah-daerah dengan land
use commercial area. Contohnya berada pada Kec. Ujunga Pandang untuk
ANALISIS STRATEGIS SMART CITY MAKASSAR | SOMBERE & SMART CITY
51
daerah urban dengan dominasi land use commercial area dengan tingkat radius
pelayanan hingga 100 m untuk setiap menara, sangat berbeda dengan Kec.
Biringkanaya yang merupakan daerah sub urban dengan land use dominasi
adalah permukiman, radius pelayanan menara paling kecil adalah sekitar 500m.
Perbedaaan Radius pelayanan ini juga salah satunya dipengaruhi oleh perbedaan
penggua menara pada siang dan malam hari. Untuk Kecamatan-kecamatan yang
berfungsi ke pusat-pusat pelayanan akan mendapatkan proporsi pengguna lebih
banyak pada siang hari oleh karena banyaknya pengunjung yang datang yang
berimplikasi pada banyaknya pengguna yang menggunakan menara.
Visi daerah merupakan gambaran kondisi masa depan suatu daerah yang
diinginkan. Visi Kota Makassar sebagaimana dituangkan dalam RPJPMD Kota
Makassar Tahun 2014 - 2019 adalah
“MAKASSAR KOTA DUNIA YANG NYAMAN UNTUK SEMUA”
Pernyataan visi Pemerintah Kota Makassar 2019 memiliki tiga pokok visi yang
merupakan gambaran kondisi yang ingin dicapai Kota Makassar pada akhir
periode 2014-2019. Penjelasan masing-masing pokok visi tersebut, adalah
sebagai berikut.
Kota Dunia, dimaksudkan adalah Kota Makassar yang memiliki keunggulan
komparatif, kompetitif, aksesibel dan inklusifitas yang berdaya tarik tinggi atau
memukau dalam banyak hal. Diantaranya potensi sumberdaya alam dan
infrastruktur sosial ekonomi yang menjanjikan terwujudnya kesejahteraan
masyarakat dengan standar dunia. Pokok visi ini dapat dikristalkan sebagai
terwujudnya “masyarakat sejahtera standar dunia”.
Nyaman, dimaksudkan adalah terwujudnya proses pembangunan yang semakin
menyempitkan kesenjangan dan melahirkan kemandirian secara stabil, dalam
struktur dan pola ruang kota yang menjamin kenyamanan dan keamanan bagi
Didasarkan pada potensi sumber daya daerah dan kondisi masyarakat serta
permasalahan dan tantangan yang dihadapi di masa yang akan datang, maka
dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan untuk periode 2014-2019,
ditetapkan Visi Pembangunan Kota Makassar yang sejalan dengan Visi Walikota
dan Wakil Walikota Gorontalo terpilih, sebagai berikut:
“Mewujudkan Kota Dunia Untuk Semua, Tata Lorong Bangun Kota Dunia”
Pernyataan visi ini mengandung makna tentang adanya komitmen yang kuat
untuk merealisasikan kondisi ideal yang diharapkan bisa tercapai pada periode 5
(lima) tahun yang akan datang yaitu :
APARAT PEMERINTAHAN
Pegawai pemerintah berkedudukan sebagai unsur aparatur negara sebagai
abdi masyarakat atau pelayan publik. Sedangkan fungsinya memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata
dalam pelaksanaan tugas. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sumber
daya manusia yang memadai. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki,
diharapkan dapat menghadirkan aparatur negara yang kompeten dan
memiliki integritas tinggi. Sebagian besar pegawai pemerintah Kota
Makassar telah menamatkan pendidikannya di perguruan tinggi yaitu sekitar
82,31 persen, sedangkan 17,69 persen pegawai berpendidikan pada
tingkat SLTA ke bawah.
PARTAI POLITIK.
Berdasarkan hasil seleksi yang dilakukan oleh KPU Pusat tentang seleksi
partai politik yang sah maka pada Tahun 2015 jumlah Parpol peserta
Pemilu di Kota Makassar sebanyak 15 Parpol sedangkan untuk organisasi
kemasyarakatan pada Tahun 2015 sebanyak 51 buah, Demikian juga
dengan lembaga swadaya masyarakat jumlah LSM lokal pada
Tahun 2015 sebanyak 51 buah .Terkait dengan karakteristik politik
masyarakat jumlah pemilih pada Pemilihan Legislatif tahun 2009
untuk laki-laki sebanyak 505.686 Orang dan Perempuan sebanyak 484.692
Orang, tingkat partisifasi pemilih pada pemeilihan Legeslatif sebanyak
558.817 Orang, jumlah pemilih pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Tahun 2009 yang memilih sebanyak 662.553 Orang dan yang tidak memilih
sebanyak 354.246 Orang. Sedangkan tingkat partisifasi pemilih pada pilpres
Tahun 2009 yang terdiri dari laki-laki sebanyak 496.135 Orang dan
Perempuan sebanyak 520.664 Orang. Dan prosentase jumlah anggota
DPRD yang terdiri sebanyak 100 % Serta Komposisi anggota DPRD
total keseluruhannya sebanyak 50 Kursi.
ANALISIS STRATEGIS SMART CITY MAKASSAR | SOMBERE & SMART CITY
60
PENGAWASAN.
Selain itu untuk memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan,
telah dilaksanakan penyusunan berbagai produk hukum Peraturan Daerah
yang diperuntukkan memberikan landasan hukum yang up to date bagi aparat
Pemerintah Kota Makassar maupun masyarakat dalam melaksanakan
kegiatan pembangunan di Kota Makassar. Pada tahun 2015 Ranperda
yang diajukan ke DPRD Kota Makassar sebanyak 8 buah, Perda yang
diundangkan sebanyak 7 buah.
KELEMBAGAAN HUKUM
Untuk lembaga yang menangani bidang Hukum yang ada di Kota
makassar terdiri dari Pengadilan Agama sebanyak 1 buah, Pengadilan Militer
1 buah, Pengadilan Negeri 1 buah, Pengadilan Tata Usaha Negara 1 buah,
Lembaga Pemasyarakatan dan Kejaksaan Negeri masing-masing 1 buah.
PRODUK HUKUM
Sesuai dengan fungsinya selama kurun waktu lima tahun (2011 – 2015), DPRD
telah meluncurkan 42 Peraturan Daerah (bersama walikota), 125 surat
keputusan DPRD, dan 75 surat keputusan pimpinan DPRD.
PERIZINANAN
Untuk memberikan kemudahan dalam berinvestasi maka ada
beberapa perizinan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota
Makassar, yaitu :
Izin Mendirikan Bangunan selanjutnya disingkat IMB adalah Izin
Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah
Kota Makassar Nomor 15 Tahun 2004.
Izin Pemasangan Reklame adalah Izin yang diberikan atas
pemasangan Reklame dalam wilayah Kota Makassar berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Izin Gangguan adalah Izin Gangguan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 6 Tahun 2004.
Izin Trayek adalah Izin Trayek sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 14 Tahun 2002.
Izin Usaha Kepariwisataan adalah Izin Usaha Kepariwisataan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor
2 Tahun 2002.
Izin Pemakaian Kekayaan Daerah untuk Penggalian jalan adalah
Izin Pemakaian Kekayaan Daerah untuk penggalian jalan
ANALISIS STRATEGIS SMART CITY MAKASSAR | SOMBERE & SMART CITY
61
3. Potensi Wilayah
Laut &
Pulau-pulau kecil
LUAS TOTAL : 78487,4 Ha
LUAS GUSUNG : 1355 HA
PULAU : 240 Ha
Darat
LUAS TOTAL 17457,69 Ha
Tabel 33. Luas Wilayah dan Persentase terhadap Luas Wilayah Menurut Kecamatan di
Kota Makassar Tahun 2016
Persentase
Luas Area
Wil Kecamatan Terhadap Luas
(km2)
Kota Makassar
010 Mariso 1,82 1,04
020 Mamajang 2,25 1,28
030 Tamalate 20,21 11,50
031 Rappocini 9,23 5,25
040 Makassar 2,52 1,43
050 Ujung Pandang 2,63 1,50
060 Wajo 1,99 1,13
070 Bontoala 2,10 1,19
080 Ujung Tanah 5,94 2,51
090 Tallo 5,83 3,32
100 Panakukang 17,05 9,70
101 Manggala 24,14 13,73
110 Biringkanaya 48,22 27,43
111 Tamalanrea 31,84 18,12
112 Kepulauan Sangkarrang 15.40 0,87
7371 Kota Makassar 17.577 100,00
Secara topografi Kota Makassar dicirikan dengan keadaan dan kondisi sebagai
berikut: tanah relatif datar, bergelombang, dan berbukit serta berada pada
ketinggian 0-25 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan
lereng (elevasi) 0-15%. Sementara itu, dilihat dari klasifikasi kelerengannya,
sebagian besar berada pada kemiringan 0-5%. Dari hasil penelitian yang ada
menunjukkan bahwa untuk kondisi ruang seperti ini Kota Makassar sangat
berpotensi untuk pengembangan kegiatan permukiman, perdagangan, jasa,
industri, rekreasi, pelabuhan laut dan fasilitas penunjang lainnya.
Kota Makassar juga memiliki pulau-pulau kecil (Sumber Kantor Kec., Dinas
Kelautan dan BPN Kota Makassar) pulau-pulau tersebut diantaranya adalah :
1. Pulau Lajukkang, kepulauan yang memiliki luasan wilayah 6,3 Ha ini berada
di Kecamatan Ujung Tanah. Jarak 40,13 Km (pulau terluar), dan jumlah
penduduk syang terdapat di pulau ini adalah sebanyak 32 jiwa (9 KK)
2. Pulau Langkai (26,7 Ha) letaknya di Kecamatan Ujung tanah, jarak 35,8 Km,
jumlah penduduk 430 jiwa (130 KK),
3. Pulau Lumulumu (3,75 Ha) berada di Kecamatan Ujung tanah, jarak 27,54
Km, jumlah penduduk 984 jiwa (256 KK), dan memiliki fasilitas (puskesmas
1 unit, SD 1 unit dan mesjid 1 unit)
4. Pulau Bonetambung (5 Ha) Kecamatan Ujung tanah, jarak 17,87 Km, jumlah
penduduk 481 jiwa (126 KK), memiliki fasilitas (mesjid 1 unit, SD 1 unit,
Puskesmas 1 unit dan generator 1 unit)
5. Pulau Kodingareng Lompo (14 Ha) di Kecamatan Ujung tanah, jarak 15,05
Km, penduduk 4170 jiwa (891KK), dengan fasilitas (mesjid 2, mushollah 2,
SD 2, pos obat desa 1 buah, lap. Sepak bola 1 buah, generator 1 buah)
6. Pulau Kodingareng Keke (1Ha) di Kecamatan Ujung tanah, jarak 13,48 Km.
Memiliki fasilitas (tempat peristirahatan yang dikelola oleh warga Negara
belanda)
7. Pulau Barang Lompo (19,23 Ha) Kecamatan Ujung tanah, jarak 12,77 Km,
jumlah penduduk yang berada di pulau ini sebanyak 3.563 jiwa (326 KK).
Fasilitas (mesjid 2, mushollah 2, puskesmas 1, pustu 1, TK 1, SD 2, generator
2 unit)
8. Pulau Barang Caddi, pulau ii seluas 4Ha yag berada di Kecamatan Ujung
tanah, jarak 11,15 Km, jumlah penduduk sebanyak 1.263 jiwa (215KK).
Fasilitas yang tersedia (puskesmas 1, pos yandu 1, TK 1, SD 1, SMP 1,
terdapat penyulingan air laut menjadi air tawar/bantuan pemerintah jepang,
generator 1 unit)
9. Pulau Samalona (2,3 4Ha) berada di Kecamatan Mariso, jarak 6,8 Km, dan
jumlah penduduk 82 jiwa (28 KK).
10. Pulau Kayangan (1Ha) di Kecamatan Ujung pandang, jarak 0,8 Km.fasilitas
(penginapan, mushollah 1unit, air bersih dan listrik)
11. Pulau Laelae (11,6 Ha) yang berada di Kecamatan Ujung pandang, jarak 1,2
Km, jumlah penduduk 1.500 jiwa ( 600 KK ). Fasilitas ( mesjid 1, puskesmas
1, posyandu 1, SD 1, 2 generator, air bersih disuplai langsung dari daratan
makassar). Pulau ini sejak tahun 2000 telah diprogramkan untuk
POTENSI KEPENDUDUKAN
Kepadatan Penduduk
Tamalanrea 3,481
Biringkanaya 4,077
Manggala 5,594
Panakkukang 8,62
Tallo 23,773
Ujung Tanah 8,229
Bontoala 26,782
Wajo 15,438
Ujung Pandang 10,752
Makassar 33,49
Rappocini 17,61
Tamalate 9,436
Mamajang 27,013
Mariso 32,316
Beberapa komoditi tanaman pangan Kota Makassarantara lain padi sawah, ubi
kayu, jagung, kacang hijau, dan ubi jalar. Pada tahun 2015, komoditi padi sawah
Kota Makassar berproduksi sebanyak 12.490 ton dengan luas panen sebesar
3.315 Ha, sehingga produktivitasnya sebesar 3,77 ton/Ha. Sementara komoditi
ubi kayu mampu berproduksi sebanyak 461 ton dengan luas panen sebesar 27
Ha, sehingga produktivitasnya sebesar 17,08 ton/Ha.
Populasi ternak di Kota Makassar tahun 2015 antara lain sapi sebanyak
3.334 ekor, kerbau 366 ekor, kuda 60 ekor, dan kambing/domba 8.198 ekor.
Sementara populasi unggas terdiri dari ayam ras tercatat sebesar 411.386
ekor, ayam kampung terhitung sejumlah 115.747 ekor, dan itik sejumlah
17.533 ekor.
POTENSI LAHAN
Makassar memiliki potensi lahan sawah sekitar 16,81% dari total luas
wilayah Kota Makassar, bangunan dan halaman mencapai 40,05%, rawa
yang tidak ditanami 0,6%, tambak 7,74% dan lainnya berupa sempadan
jalan dan ruang terbuka sebesar 26,43 %. Dilihat dari luas lahan bangunan
dan halaman di Kota Makassar, maka ini menunjukkan bahwa kota ini
mencirikan sebagai Kota Jasa dan Perdagangan. Hal ini sesuai dengan data
ANALISIS STRATEGIS SMART CITY MAKASSAR | SOMBERE & SMART CITY
68
BPS Tahun 2005, dimana karekteristik penduduk Kota Makassar yang lebih
banyak memberikan peluang kerja di bidang Industri, jasa dan perdagangan.
Konversi lahan pertanian menjadi kawasan pemukiman, industri, atau
peruntukan bisnis lainnya terus berkembang, hal ini didorong oleh semakin
bertambahnya jumlah penduduk dengan pertumbuhan rata-rata mencapai
1,87 persen per tahun, proses urbanisasi di wilayah hiterland kota Makassar
yang disebabkan penyediaan akses jalan yang semakin baik (Outer Ring
Road, Middle Ring Road, dan Central Radial Road), tersedianya pusat-pusat
perkantoran, dan semakin lengkapnya sarana entertain serta infrastruktur
lainnya yang menjadi daya tarik yang dapat mengakibatkan multiplayer efeck
terhadap pembangunan Kota Makassar yang berkembang dengan ciri khas
sebagai Kota Jasa dan Perdagangan.
Berdasarkan Penutupan lahan di Kota Makassar berupa lahan untuk
bangunan dan halaman sekitarnya, tegal/kebun/ladang/huma, padang
rumput, tambak, kolam/tebat/empang, lahan yang sementara tidak
diusahakan, lahan untuk tanaman kayu-kayuan, perkebunan dan sawah
dapat dilihat pada Tabel dan gambar berikut ini.
POTENSI WISATA
Sektor kepariwisataan Kota Makassar terus mengalami perkembangan,
beberapa capaian nyata diantaranya; Makassar sebagai ibukota propinsi
Sulawesi Selatan ditetapkan sebagai 4 destinasi pariwisata nasional dan satu
dari 10 Kota Pelaksana MICE tersukses di Indonesia, selain itu Makassar telah
ditetapkan sebagai ‘PORT of CALL’ kapal pesiar (cruise ship), dan dengan
pelayanan dan fasilitas bandar udara yang lebih prima maka telah beroperasi
beberapa maskapai penerbangan internasional ‘Air Asia Airlines’ dan dibukanya
penerbangan perdana Makassar-Singapura oleh Garuda Indonesia, akan
membawa warna tersendiri bagi Makassar sebagai daerah tujuan wisata utama
di Indonesia. Dengan kemudahan aksesibilitas ini, dan ditunjang dengan daya
tarik wisata sejarah dan wisata bahari akan menjadikan magnet bagi wisatawan
Singapura dan Negara lainnya untuk berkunjung ke kota Makassar.
Tabel 37. Kegiatan Event yang Dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Kota Makassar Tahun 2016.
Harga Tanah
ZNT dimaknai sebagai area yang menggambarkan nilai tanah yang relatif sama
dari sekumpulan bidang tanah di dalamnya, yang batasannya bersifat imajiner
ataupun nyata sesuai dengan penggunaan tanah dan mempunyai perbedaan nilai
antara satu dengan yang lainnya berdasarkan analisis perbandingan harga pasar
dan biaya. Mengingat ZNT berbasis nilai pasar, maka ZNT dapat dimanfaatkan
untuk: (1) penentuan tarif dalam pelayanan pertanahan; (2) referensi
masyarakat dalam transaksi; (3) penentuan ganti rugi; (4) inventori nilai asset
publik maupun asset masyarakat; (5) monitoring nilai tanah dan pasar tanah;
dan (6) referensi penetapan NJOP untuk PBB, agar lebih adil dan transparan.
Operasional dilapangan menunjukkan bahwa ZNT produk BPN yang digunakan
daerah untuk penetapan PBB dan BPHTB memunculkan banyak persoalan
berkenaan dengan PBB dan peralihan hak atas tanah. Persoalan tersebut
antaralain: 1) nilai PBB yang ditetapkan berdasarkan ZNT jauh lebih besar
dibanding dengan NJOP; 2) perbedaan nilai bidang-bidang tanah pada satu area
ZNT tidak ada meskipun lokasi & eksesibilitasnya berbeda; 3) penetapan ZNT
berdasar nilai pasar dapat terganggu akibat ulah spekulan; 4) metode sampling
yang minimalis sangat berpengaruh terhadap generalisasi penetapan range nilai
tanah; 5) Peta yang diturunkan dari citra Quickbird ataupun Ikonos skalanya
terlalu kecil untuk digunakan dalam penentuan zoning; 6) akte peralihan hak
produk PPAT sering ditolak oleh Kantor Pajak ataupun Dipenda, karena nilainya
dianggap tidak wajar; 7) validasi yang dilakukan oleh petugas Pajak ataupun
Dipenda dianggap sebagai penghambat penyetoran pajak & proses peralihan
hak; 8) pemberlakuan ZNT pada saat NJOP masih digunakan menjadikan
ketidakpastian instrumen yang digunakan sebagai dasar penentuan pajak bagi
pemkab/kota. Beberapa persoalan diatas apabila tidak segera mendapatkan
penyelesaian, maka peluang pengelolaan PBB dan BPHTB oleh daerah justru
akan memunculkan ketidakpastian nilai, kegelisahan masyarakat dan
terhambatnya berbagai proses yang berhubungan dengan peralihan hak atas
tanah.
Server aktif di Pemerintah Kota Makasar terdiri dari server local sebanyak 35 buah dan
server IP Publik sebanyak 51 buah seperti terlihat pada tabel-tabel di bawah ini.
JUMLAH SERVER
NAMA SKPD
LOKAL
JUMLAH SERVER IP
NAMA SKPD
PUBLIK
Bagian Ekonomi Pembangunan 7
Dinas Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah 2
Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil 30
Dinas Tenaga Kerja 1
Dinas Pertamanan Dan Kebersihan 2
Dinas Pendapatan Daerah 5
Badan Kepegawaian Daerah 2
Badan Arsip, Perpustakaan Dan Pengolahan Data 1
Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik 1
51
ANALISIS STRATEGIS SMART CITY MAKASSAR | SOMBERE & SMART CITY
74
Sebanyak 93% satuan kerja yang ada di Pemerintah Kota Makasar sudah terkoneksi
dengan internet. Sebagian besar satuan kerja terkoneksi internet dengan
menggunakan provider Telkom.
Jumlah PC dan laptop yang digunakan dan terkoneksi internet sudah lebih dari 70%.
Keadaan koneksi internet di satuan kerja sebagian besar lancar, sehingga dapat
menunjang kelancaran dalam melakukan akses internet.
URAIAN KELOMPOK
NO JUMLAH
APLIKASI
1 e-Pemerintah 42
2 e-Kesehatan 5
3 e-Pendidikan 0
4 e-Logistik 2
5 e-Pengadaan 1
Jumlah 50
PENANGGUNG JAWAB
NAMA APLIKASI
APLIKASI
Website Dinkes Dinas Kesehatan
E-Puskesiras Dinas Kesehatan
P-Care Dinas Kesehatan
Sisfomas Dinas Kesehatan
Website Badan KB Kota Makassar Badan Keluarga Berencana
PENANGGUNG JAWAB
NAMA APLIKASI
APLIKASI
Sistem Informasi Distribusi Pangan Kantor Ketahanan Pangan
Sistem Informasi Harga Pangan Kantor Ketahanan Pangan
5. Stakeholder (Pengguna)
Penduduk Kota Makassar berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015
sebanyak 1.449.401 jiwa yang terdiri atas 717.047 jiwa penduduk laki- laki dan
732.354 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah
penduduk tahun 2014, penduduk Kota Makassar mengalami pertumbuhan
sebesar 1,41 persen dengan masing-masing persentase pertumbuhan
penduduk laki-laki sebesar 1,45 persen dan penduduk perempuan sebesar 1,37
persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2015
penduduk laki- laki terhadap penduduk perempuan sebesar 97,91.
Kepadatan penduduk di Kota Makassar tahun 2015 mencapai 8.246
jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga empat orang.
Kepadatan penduduk di 14 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan
penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Makassar dengan kepadatan
sebesar 33.490 jiwa/km dan terendah di Kecamatan Tamalanrea sebesar 3.481
jiwa/km2. Sementara itu jumlah rumah tangga mengalami pertumbuhan sebesar
2,96 persen dari tahun 2014.
Jumlah Pencari Kerja Terdaftar di Kota Makassar pada Dinas Tenaga
Kerja Kota Makassar pada tahun 2015 sebesar 10.326 pekerja dengan
penurunan 2,80 persen. Dari 10.326 pekerja yang terdaftar sebesar 8.315 telah
ditempatkan bekerja. Perbandingan pencari kerja laki-laki lebih sedikit
dibandingkan perempuan, terdaftar 5.052 laki-laki dan 5.274 perempuan pencari
kerja terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja. Proporsi terbesar pencari kerja yang
mendaftar pada Dinas Tenaga Kerja berpendidikan terakhir SMA yaitu sebesar
43,91 persen (4.534 pekerja) dan yang ditempatkan sebanyak 906 pekerja di
tahun 2015.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan di Pemerintah Kota Makasar
memiliki SDM sebanyak 6.751 (Enam ribu tujuh ratus lima puluh satu) Orang
dengan status PNS sebanyak 2.940 orang atau sekitar 44% dan Non PNS
sebanyak 3.811 orang atau 56 %. Pegawai pemerintah Kota Makassar telah
menamatkan pendidikannya di perguruan tinggi yaitu sekitar 82,31 persen,
sedangkan 17,69 persen pegawai berpendidikan pada tingkat SLTA ke bawah.
Persentase
Golongan
I 1,73
II 13,20
III 38,00
IV 47,07
Total 100,00
Dari semua SDM di Pemerintah Kota Makasar yang memiliki kompetensi sebagai
operator komputer sebanyak 674 orang, teknisi komputer sebanyak 34 orang,
administrasi database sebanyak 29 orang, programmer 10 orang, system analis
sebanyak 7 orang dan administrasi jaringan sebanyak 20 orang. Jadi 774 SDM
atau sekitar 11% di Pemerintah Kota Makasar memiliki Kompetensi dalam bidang
IT. Jumlah SDM yang memiliki jabatan fungsional Pranata Komputer ada
sebanyak 83 orang atau 1.23% dari keseluruhan SDM yang ada.
Strategi Meliputi :
1. Mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan
2. Mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat
3. Mewujudkan peningkatan pendapatan masyarakat
4. Mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya saing, berbudaya dan
religius.
5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, tertib, tentram dan damai.
6. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana dasar dengan kapasitas
dan kualitas yang setara dengan standar dunia.
7. Mengoptimalkan pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup kota.
8. Mewujudkan pemukiman sehat bagi masyarakat
9. Meningkatkan pemanfaatan dan penataan ruang wilayah termasuk
pertahanan secara terpadu dan konsisten.
10. Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi.
11. Peningkatan kinerja pelayanan public
12. Meningkatkan kapasitas dan pengelolaan keuangan daerah
Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar Tahun 2015,
jumlah pencari kerja yang tercatat sebanyak 10.326 orang yang terdiri dari
laki-laki 5.052 orang dan perempuan 5.274 orang. Dominan pencari kerja
sarjana adalah sarjana, sedangakan Lapangan usaha kota makassar terbesar
adalah Industri Pengolahan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Tabel 51. Prosentase Pencari Kerja menurut tingkat pendidikan Tahun 2015
D. ANALISA GAB
Sombere mencerminkan perilaku yang penuh kesopanan dan menjunjung tinggi etika
tata krama dan budaya lokal serta penghargaan tinggi (highest hospitality) kepada
setiap orang, baik sebagai tamu atau seorang yang baru dikenal maupun kepada
keluarga dalam melakukan interaksi sosial.
Sombere juga dapat diartikan sebagai symbol atau bentuk keramahtamahan
dalam melakukan interaksi sosial dengan masyarakat sekitarnya. Sombere juga
dapat digambarkan sebagai sikap kekelurgaan atau sikap untuk menerima
seutuhnya (totally).
Referentasi sikap (attitude) yang halus, lembut, sesuai hati nurani, penuh
penghormatan dan apa adanya, terpancarkan senyuman dan kesopanan.
Merupakan sikap yang berlawan dengan sikap tertutup, kaku, kasar, perliku yang
dibuat buat, dipaksakan atau pencitraan hanya untuk mengharapkan sesuatu atau
tujuan sesaat.
Dimensi implementasi perilaku sombere dalam kehidupan sehari-hari sepeti pola
atau platform yang mampu di integrasikan pada setiap sisi kehidupan untuk
melakukan interaksi dan pelayanan kepada setiap orang tanpa memandang
golongan, etnis, agama, warna kulit, keturunan, jabatan, prestasi, harta,
kedudukan, dan sebagainya.
Dengan Sikap Sombere, sebagai pola perilaku (behavior), mengindikasikan
keinginan untuk menciptakan hubungan antar sesama (hablummiannas) yang
kuat dalam rangka amaliah (hablumminallah) untuk membangun silaturahmi yang
lebih jauh (keberlajutan).
Dengan semangat sombere, maka interaksi antara pemerintah dan masyarakat
semakin erat, kebersamaan, semakin responship, tingkat improvisasi lebih tinggi,
inisiatif dan keinginan menyelesaikan masalah sesegera mungkin, solutif, innovate,
semakin terbuka untuk melakukan perubahan, pelayanan yang mampu
menggabungkan antara gesture (bahasa tubuh) dan lisan yang mecerminkan
kecerdasan, keluhuran pekerti dan tata krama yang tinggi. Dengan demikian
merekatkan antara sombere (attitude) dan pelayanan publik merupakan inovasi
baru dan cara pandang baru dalam mewujudkan reformasi birokrasi, hal ini
sebagai salah komponen penting penyusun pola birorasi yang diusung oleh Bapak
walikota Makassar dan wakil walikota Makassar periode 2014-2019 dengan tagline
Dua Kali Lebih tambah Baik (2x+√), smart city dan kota yang berelas dunia (world
class) untuk semua.
Program Smart City merupakan program solutif untuk menjadikan Makassar 2x+
baik dengan konsep Smart and Somber. Smober dan Smart meliputi enam
dimensi seperti Smart Economy (perekonomian), Smart People
(kemasyarakatan), Smart Governance (pemerintahan), Smart Mobility
(transportasi), Smart Environment (lingkungan), dan Smart Living (kualitas
hidup).
Dengan Program Smart City akan menjadi “IT enabler”, men-drive perubahan
budaya, mengubah sumber daya manusia (SDM) agar lebih cepat tanggap
terhadap teknologi. Dukungan Infrastruktur seperti optik, akses Wi-fi Gratis, serta
3G, 4G untuk mendukung jaringan broadband pun terus dibangun untuk
mendukung jaringan broadband pun terus dibangun. Tak heran jika Makassar
menjadi salah satu kota yang menerima penghargaan dan apresiasi dari
barbagai kalangan.
1. KEKUATAN
Adanya komitmen pimpinan
Adanya dukungan masyarakat yang kolaboratif, partisipatif
Konsep smart city sudah tertuang dalam dokumen pembangunan
Sarana dan prasarana yang mendukung
Adanya produk hukum daerah yang mendukung iklim inovasi
Bonus demografi mendukung
Desentralisasi kewenangan pimpinan dalam pembangunan
Postur Anggaran APBD yang besar
tersedianya sapras IT (internet, Komputer PC, Server)
Tersedianya peraturan atau regulasi tentang berkaitan E-Government
( E-Budgeting)
tersedianya anggaran
tingginya animo masyarakat untuk memperoleh Administrasi
Kependudukan
tersedianya sapras IT (internet, Komputer PC)
Tersedianya peraturan atau regulasi tentang berkaitan Hak Akses
data kependudukan
RTRW Kota makassar telah disahkan dan memuat pola dan struktur
ruang yang mendukung pilar-pilar smart city
ANALISIS STRATEGIS SMART CITY MAKASSAR | SOMBERE & SMART CITY
88
2. KELEMAHAN
Belum terintegrasinya system dan data
Ketersediaan anggaran untuk mewujudkan smart city belum
memadai
Kepedulian masyarakat terhadap pembangunan kurang
Budaya reaktif
Belum meratanya kematangan masyarakat dalam berpikir dan
bertindak
Belum terbangunnya empati di masyarakat
Belum berjalannya penegakan aturan
Kompetensi SDM yang berbeda
Belum adanya perda yang mengatur keamanan system aplikasi
terbatasnya SDM yang berkopeten dengan bidang kependudukan
Belum adanya perda yang mengatur keamanan system aplikasi
Belum tersedianya tersedia Master Plan Pengembangan TIK Kota
makassar
Smart city belum dituangkan dalam RPJP dan RPJM Kota makasssar
Keterbatasan jumlah dan kualitas Aparatur Sipil Negara yang memiliki
keahlian dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi
Aspek pendanaan masih terbatas
Rasa memiliki yang kurang warga dan pendatang
Urbanisasi
Lalu Lintas padat / Macet
Rendahnya Koordinasi dan Kolaborasi antar OPD
3. PELUANG
Adanya institusi pendidikan yang mendukung secara jumlah dan
kualitas
Adanya asosiasi keahlian dan komunitas di elemen masyarakat
Tersedianya beragam media (sosial, cetak, elektronik)
ANALISIS STRATEGIS SMART CITY MAKASSAR | SOMBERE & SMART CITY
89
4. ANCAMAN
a) Adanya gangguan yang mengancan stabilitas ideology, politik, social,
ekonomi, budaya, pertahanan, keaman dan agama
b) adanya peluang penyalahgunaan hak akses data oleh hacker
c) adanya gangguan system (Virus)
d) adanya peluang penyalahgunaan hak akses data kependudukan oleh
pegawai non PNS
e) adanya gangguan system (Virus)
f) Masuknya bisnis digital dari luar Kota makassar secara cepat
g) Perkembangan teknologi informasi yang cepat, belum diimbangi
dengan kecepatan pembaharuan kapasitas SDM
h) Meningkatnya jumlah urbanisasi yang tidak memiliki keahlian dan
pendidikan yang cukup
i) Politik
j) Urbanisasi
Tabel 52. Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan Smart City Makassar
Kota Makasar
Analisis SWOT – Strength, Weakness, Opportunities and Threats
Kekuatan Kelemahan
Faktor Internal 1. Adanya komitmen pimpinan 1. Belum terintegrasinya system
2. Adanya dukungan masyarakat yang dan data
kolaboratif, partisipatif 2. Ketersediaan anggaran untuk
3. Konsep smart city sudah tertuang dalam mewujudkan smart city belum
dokumen pembangunan memadai
4. Sarana dan prasarana yang mendukung 3. Kepedulian masyarakat
5. Adanya produk hukum daerah yang terhadap pembangunan
mendukung iklim inovasi kurang
6. Bonus demografi mendukung 4. Budaya reaktif
7. Desentralisasi kewenangan pimpinan 5. Belum meratanya kematangan
dalam pembangunan masyarakat dalam berpikir dan
8. Postur Anggaran APBD yang besar bertindak
9. tersedianya sapras IT (internet, Komputer 6. Belum terbangunnya empati di
PC, Server) masyarakat
10. Tersedianya peraturan atau regulasi 7. Belum berjalannya penegakan
tentang berkaitan E-Government ( E- aturan
Budgeting) 8. Kompetensi SDM yang
11. tersedianya anggaran berbeda
12. tingginya animo masyarakat untuk 9. Belum adanya perda yang
memperoleh Administrasi Kependudukan mengatur keamanan system
13. tersedianya sapras IT (internet, Komputer aplikasi
PC) 10. terbatasnya SDM yang
14. Tersedianya peraturan atau regulasi berkopeten dengan bidang
tentang berkaitan Hak Akses data kependudukan
kependudukan 11. Belum adanya perda yang
15. RTRW Kota makassar telah disahkan dan mengatur keamanan system
Faktor Eksternal
memuat pola dan struktur ruang yang aplikasi
mendukung pilar-pilar smart city 12. Belum tersedianya tersedia
16. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Master Plan Pengembangan
Organisasi Perangkat Daerah yang TIK Kota makassar
mendukung implementasi smart city 13. Smart city belum dituangkan
17. Kota makassar telah memiliki Satuan dalam RPJP dan RPJM Kota
Relawan Kebakaran dan Bencana di 143 makasssar
Kelurahan 14. Keterbatasan jumlah dan
18. Terdapat satuan LINMAS di 143 kualitas Aparatur Sipil Negara
Kelurahan dan tenaga Tramtib di 30 yang memiliki keahlian dalam
Kecamatan bidang teknologi informasi dan
19. Terdapat 5 sistem informasi dan aplikasi komunikasi
yang sudah berjalan, misal Emergency 15. Aspek pendanaan masih
Call 112, SIPP, Website Ormas, SI Data terbatas
Kemiskinan 16. Rasa memiliki yang kurang
20. Bandung Sebagai Ibukota Provinsi warga dan pendatang
21. Indek Kebahagian Tinggi 17. Urbanisasi
22. SDA dan SDM yang memadai 18. Lalu Lintas padat / Macet
23. Warganya yang ramah 19. Rendahnya Koordinasi dan
24. Kreatif, pendidikan Kolaborasi antar OPD
25. Seni Budaya, Kuliner
1. Adanya institusi pendidikan yang 1. Adanya kolaborasi pimpinan dan institusi 1. Mengoptimalkan seluruh potensi
mendukung secara jumlah dan kualitas pendidikan, komunitas, media, pelaku akademisi dan komunitas untuk
2. Adanya asosiasi keahlian dan komunitas di usaha melakukan integrasi system dan
elemen masyarakat 2. Kemudahan dalam kolaborasi data
3. Tersedianya beragam media (sosial, cetak, masyarakat dengan program pemerintah 2. Membuka peluang kerja sama
elektronik) 3. Kerja sama dengan Institusi Pendidkan dengan pemerintah untuk
4. Adanya ekosistem kolaborasi dengan 4. Open Source TIK yang efisien mewujudkan smart city
pelaku usaha 5. Penyajian seni dan budaya di setiap 3. Memanfaatkan peran media
5. Tersedianya incubator kreatif dari pihak prasarana destinasi untuk mengedukasi masyarakat,
diluar pemerintah 6. Kolaborasi 3 unsur sukses wilayah sosialisasi penegakan aturan
6. Destinasi wisata yang banyak (Masyarakat, Dunia Usaha dan 4. Memperbanyak bimbingan teknis
7. Banyaknya SDM Kota makassar yang Pemerintah) TIK
mumpuni dalam menunjang smart city 5. Membuat SOP keamanan sistem
8. adanya fasilitas pembangunan system IT 6. Koordinasi dengan pemerintah
dari diskominfo pusat dan daerah lain yang
9. adanya kesempatan merengkrut tenaga menjadi penyangga
ahli non PNS
10. adanya fasilitas pembangunan system IT
dari diskominfo
11. adanya kerjasama dengan lembaga
layanan public untuk pemanfaatan data
kependudukan berbasis NIK
12. Perguruan tinggi dan sekolah vokasi yang
mengembangkan pembelajaran berbasis
kewirausahaan
13. Banyaknya asosiasi keahlian, seperti
Ikatan Arsitek Indonesia, Ikatan Ahli
Perencana, Ikatan Ahli Geologi Indonesia,
dan lainnya.
14. Perguruan Tinggi memiliki program
Pengabdian Masyarakat yang mendukung
Smart City
15. Adanya forum RW-net di 143 Kelurahan
16. Turis domestik dan Mancanegara
17. Aksesibiltas mudah
Ancaman Strategi Ancaman dan Kekuatan Strategi Kelemahan dan
Ancaman
1. Adanya gangguan yang mengancan 1. Memperkuat hubungan kerjasama antar 1. Meningkatkan kemampuan
stabilitas ideology, politik, social, ekonomi, pimpinan, lembaga dan instansi untuk masyarakat dan kapasitas
budaya, pertahanan, keaman dan agama memperkecil ancaman kelembagaan untuk menangkal
2. adanya peluang penyalahgunaan hak 2. Membentuk team admin yang kuat ancaman-ancaman
akses data oleh hacker 3. Diseminasi Informasi 2. Meningkatkan critical thinking,
3. adanya gangguan system (Virus) 4. Kebijakan Pemerintah collaborative, communication
4. adanya peluang penyalahgunaan hak 5. Kolabarasi OPD dan creative
akses data kependudukan oleh pegawai 3. Koordinasi dengan pemerintah
non PNS pusat dan daerah lain yang
5. adanya gangguan system (Virus) menjadi penyangga
6. Masuknya bisnis digital dari luar Kota
makassar secara cepat
7. Perkembangan teknologi informasi yang
cepat, belum diimbangi dengan kecepatan
pembaharuan kapasitas SDM
8. Meningkatnya jumlah urbanisasi yang tidak
memiliki keahlian dan pendidikan yang
cukup
9. Politik
10. Urbanisasi
INFRASTRUKTUR
Analisis SWOT – Strength, Weakness, Opportunities and Threats
Kekuatan Kelemahan
Faktor Internal 1. Kapasitas Koneksi Data Kota Makassar yang 1. Kondisi infrastruktur kota membutuhkan
memadai pemeliharaan dan biaya yang tinggi
2. Tata ruang kota Makassar yang mengadopsi konsep 2. Masih belum jelasnya platform smart city yang
smart akan digunakan
3. Seluruh kota telah dijangkau oleh berbagai macam 3. Pilihan moda transportasi yang belum lengkap
pilihan jaringan komunikasi suara dan data 4. Belum semua infrastruktur kota memenuhi
4. Infrastruktur TIK kita terus berkembang ke arah yang standar internasional
memenuhi standar 5. Akses masyarakat terhadap infrastruktur digital
5. Ketersediaan energi listrik dan air di kota Makassar untuk publik masih terbatas
melebihi kebutuhan masyarakat
6. Makassar telah memiliki Teknopark
Faktor Eksternal
Peluang Strategi Peluang dan Kekuatan Strategi Kelemahan dan Peluang
1. Makassar masuk dalam 25 kota yang menjadi percontohan 1. Menjadikan Makassar salah satu success story’ 1. Membangun standar kota cerdas berbasis budaya
penerapan smart city di Indonesia dalam penerapan smart city di Indonesia lokal untuk dijadikan rujukan bagi seluruh daerah
2. Dunia secara bersamaan bergerak menuju smart city 2. Mewujudkan masyarakat cerdas dan inovatif melalui di Indonesia
3. Tingkat literasi IT kota yang relatif lebih baik dari umumnya pemberdayaan fasilitas dan komunitas 2. Mewujudkan infrastruktur berkelas dunia
wilayah lain di Indonesia 3. Menjadikan Kota Makassar ramah digital dan 3. Mengembangkan infrastruktur fisik dan digital
4. Makassar berada pada zona yang relatif aman dari bencana sombere dalam meningkatkan kemudahan akses terhadap
alam kebutuhan masyarakat kota yang cerdas
1. Kualitas infrastruktur yang terus berkembang di wilayah1. Membangun infrastruktur strategis yang memiliki1. Mewujudkan pemerataan ketersediaan dan akses
lain secara bersamaan meningkatkan daya tarik investasi yang tinggi bagi tercapainya tujuan smart city sarana dan prasarana yang berkeadilan dan
2. Perkembangan teknologi yang pesat dan biaya perolehan 2. Memajukan pusat pusat penelitian dan memiliki visi kemajuan menuju Makassar Kota
yang terus meningkat pengembangan teknologi yang ada di Kota Makassar Dunia yang cerdas
3. Kemudahan akses digital berkembang seiring dengan 3. Menjadikan Teknopark sebagai mitra strategis 2. Meningkatkan kapasitas Kota yang adaptif
kejahatan digital perintah Kota dalam pengembangan teknologi terhadap perubahan secara berkelanjutan
4. Kualitas udara perkotaan yang buruk 4. Mewujudkan kualitas lingkungan perkotaan yang 3. Memfasilitasi bertumbuh-bertumbuh-
kondusif dalam suasana pembangunan yang kembangnya pusat pusat kajian dan penelitian
ekspansif teknologi melalui adopsi dan insentif
b) Smart Branding
Sasaran :
tata ruang kota menjadi kota nyaman berstandar dunia
peningkatan daya saing daerah dengan penataan wajah kota dan
pemasaran potensi daerah baik dalam lingkup lokal, nasional
maupun internasional sekaligus memperkenalkan ciri dan budaya
lokal untuk menjadikan Makassar kota yang aman dan nyaman
untuk semua.
peningkatan daya saing daerah dengan penataan wajah kota dan
pemasaran potensi daerah baik dalam lingkup lokal, nasional
maupun internasional
Menjadikan Kota Makassar sebagai Kota Wisata dunia dan Kota
Kuliner yang ternama dan berdaya saing Internasional dengan
wajah Kota yang yang Modern dan beradab
c) Smart Economy
Sasaran :
Merekonstruksi nasib rakyat menjadi masyarakat sejahtera standar
dunia
mewujudkan ekosistem yang mendukung aktifitas ekonomi
masyakat yang selaras dengan sektor ekonomi unggulan daerah
yang adaptif terhadap perubahan di era informasi saat ini, serta
meningkatkan financial literacy masyarakat melalui berbagai
program diantaranya mewujudkan less-cash society.
menciptakan iklim perokenomian dengan peningkatan ekomomi
kerakyatan melalui pemberdayan badan usaha lorong dan UKM,
serta menciptakan kondisi investasi yang kondusif.
Pengurangan pengangguran
Pelatihan keterampilan dan pemberian dana bergulir
Penguatan badan usaha milik daerah
Menjadikan Kota Makassar sebagai pusat bisnis dengan
memanfaatkan teknologi yang terpadu
Menjadikan Kota Makassar sebagai Kota Kuliner
Meningkatkan inovasi-inovasi untuk menambah peluang usaha
baru dan meningkatkan persaingan pasar usaha/modal
d) Smart Living
Sasaran :
mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang layak ditinggali,
nyaman, aman dan efisien dan menjadikan Makassar sebagai kota
untuk semua.
mewujudkan lingkungan tempat tinggal dan sistem transportasi
yang layak, nyaman, dan efisien.
membangun big data pendidikan dan infrastruktur ict fot living and
school mamejement, berkelanjutan dan tersedianya segalah
kebutuhan dan kenyamanan kesehatan
Penukaran sampah dengan beras
Pembangunan perumahan murah seperti program Aparong
(Apartemen Lorong)
Penataan transportasi public yang aksesibel dan menganut sistem
cerdas
e) Smart Society
Sasaran :
mewujudkan ekosistem sosio-teknis masyarakat yang humanis
dan dinamis, baik fisik maupun virtual untuk terciptanya
masyarakat yang produktif, komunikatif, dan interaktif dengan
digital literacy yang tinggi.
f) Smart Environment
sasaran :
mewujudkan tata kelola lingkungan yang baik, bertanggung-jawab,
dan berkelanjutan
Misi dalam RPJMD ini dimaksudkan sebagai upaya umum yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Setiap misi akan dijalankan untuk
mewujudkan pokok visi yang relevan. Rumusan misi RPJMD Kota Makassar
2014-2019 adalah sebagai berikut:
Misi ini mencakup berbagai upaya umum dalam hal: (1) pengurangan
pengangguran, (2) pemberian jaminan sosial keluarga, (3) pelayanan
kesehatan gratis (4) pelayanan pendidikan gratis, (5) penukaran sampah
dengan beras, (6) pelatihan keterampilan dan pemberian dana bergulir, (7)
pembangunan rumah murah, dan (8) pengembangan kebun kota. Misi ini
diarahkan untuk mewujudkan pokok visi “masyarakat sejahtera standar dunia”.
(2) Merestorasi tata ruang kota menjadi kota nyaman berstandar dunia
Misi ini mencakup berbagai upaya umum dalam hal: (1) penyelesaian
masalah banjir, (2) pembentukan badan pengendali pembangunan kota, (3)
pembangunan waterfront city, (4) penataan transportasi public yang
aksesibel, (5) pengembangan infrastruktur kota yang aksesibel, (6)
pengembangan pinggiran kota, (7) pengembangan taman tematik, (8)
penataan lorong. Misi ini diarahkan untuk mewujudkan pokok visi “kota nyaman
standar dunia”.
Sombere dan Smart City " lebih mencirikan atau mempertahankan nilai
budaya lokal, pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi
dan pembangunan kota yang berkesinambungan, terpenuhniya persyaratan
kelestarian lingkungan dan ekonomi. secara efektif melakukan penghematan
energi, dan bahkan menghasilkan energi, dan semua departemen memiliki
sistem terintegrasi yang memungkinkan mereka bekerja dengan lebih lancar.
Indikator Kinerja
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Sasaran
1.1 Mewujudkan Terwujudnya Angka Rata-Rata Pemerataan Pendistribusian
peningkatan pemerataan lama Sekolah sarana/tenaga sumberdaya
kualitas akses layanan pendidikan dan secara merata
pendidikan pendidikan pada pembebasan pada
masyarakat semua jalur dan biaya pendidikan setiapwilayah
jenjang (terutama pulau)
pendidikan (1) dan
pengalokasian
dana sosial
masyarakat untuk
kebutuhan
deposito
pendidikan
Meningkatnya % kelulusan ujian Peningkatan Penilaian kualitas
mutu pendidikan kualitas proses guru bersertifikat
pada seluruh pembelajaran dan
jenjang dan manajemen penilaian/sertifika
pendidikan (2) berbasis sekolah si terhadap
sekolah yang
menerapkan
manajemen
mutu/modern
Meningkatnya Angka melek huruf Pelibatan Pendidikan
kemampuan multipihak keaksaraan
literasi dalam fungsional dan
masyarakat (3) penuntasan buta gerakan
huruf dan masyarakat gemar
gerakan gemar membaca
membaca
1.2 Mewujudkan Terwujudnya Usia Harapan Peningkatan Perbaikan layanan
peningkatkan pelayanan Hidup kualitas dan kesehatan ibu dan
derajat kesehatan yang jangkauan dan penanganan
kesehatan bermutu dan pelayanan anak serta
masyarakat terjangkau (4) kesehatan penanganan 1000
hari pertama
kelahiran
Berkurangnya Cakupan Pelibatan Pengendalian
kasus penyakit penemuan dan pemangku penyebaran
menular dan penanganan kepentingan penyakit menular
penyakit penderita/ dalam serta peningkatan
endemik (5) kejadian luar biasa peningkatan kewaspadaan dini
(KLB) efektivitas terhadap kejadian
penanganan luar biasa
pen-derita dan
KLB
Berkembangnya Total Fertility Rate Kuomunikasi, Peningkatan
layanan (% Pertumbuhan Informasi dan pembinaan,
kesehatan Penduduk) Edukasi (KIE) KB keikutsertaan dan
reproduksi dan terhadap kemandirian ber-
keluarga keluarga miskin KB
berencana (6) serta pentingnya
Indikator Kinerja
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Sasaran
kesehatan
reproduksi
Terwujudnya Cakupan Pemberdayaan Peningkatan
pola hidup sehat kelurahan yang masyarakat partisipasi
masyarakat (7) menerapkan PHBS dalam masyarakat dalam
kesehatan pengembanganpol
keluarga dan a hidup bersih dan
kesehatan sehat
lingkungan
1.3 Mewujudkan Terpenuhinya Angka Pengembangan Peningkatan
peningkatan kebutuhan pengangguran (%) lapangan kerja kesempatan kerja
pendapatan lapangan kerja dan lapangan serta mendorong
masyarakat dan kesempatan usaha mobilitas tenaga
berusaha (8) kerja
Terwujudnya Cakupan jaminan Kordinasi Optimalisasi peran
jaminan sosial sosial serba guna pelaksanaan dan dan fungsi TKPKD
keluarga miskin keluarga miskin penajaman dalam penanganan
serba guna (9) target penerima kemiskinan serta
manfaat dalam jami-
gerakan
penanggulangan nan sosial serba
kemiskian guna Perempuan
Kepala Rumah
Tangga Miskin
(PKRTM)
Terwujudnya % tenaga Sinergi Peningkatan
masyarakat yang kerja/pencari kerja pemerintah dan kompetensi dan
produktif dan yang mendapatkan pemangku daya saing tenaga
berdaya saing peningkatan kepentingan kerja
(10) kompetensi dalam
penghantaran
kompetensi
spesifik sesuai
tuntutan pasar
Berkembangnya Nilai omzet K- Peningkatan Fasilitasi
K-UMKM dan UMKM kapasitas teknis- penciptaan
ekonomi kreatif manajerial dan kesempatan
(11) sumberdaya pelaku UNKM
keuangan pelaku mendapatkan
K-UMKM jaringan
pemasarandan
pengembangan
usaha pelaku
ekonomi kreatif
Meningkatnya Volume dan nilai Peningkatan Pengembangan
produksi produksi kapasitas teknologi
perikanan dan perikanan (ton dan teknologi dan penangkapan dan
kelautan serta Rp) manajemen pengawasan
kesejahteraan penangkapan perairan
nelayan (12) serta multipihak
perlindungan/pe
ngawasan
Indikator Kinerja
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Sasaran
kawasan
perairan
Meningkatnya Volume dan nilai Pemberdayaan Pengembangan
usaha pertanian produksi vertikal masyarakat kapasitas
yang mempunyai garden (kebun dalam masyarakat lorong
nilai tambah kota) (ton dan Rp) pengembangan dalam inovasi
tinggi dan di lorong kebun kota vertical garden
peluang pasar berbasis vertical
(13) garden di lorong
dan roof garden
pada perumahan
Berkembang-nya Angka kontribusi Optimalisasi Kerjasama antar
pusat PDRB sektor layanan per- sektor dalam
perdagangan perdagangan dan dagangan dan peningkatan daya
danjasa (14) jasa, hotel dan jasa unggulan saing perdagangan
restoran berbasis jaringan dan jasa
dan standar Kota
Asean
Berkembangnya Angka kontribusi Pengembangan Pengembangan
pusat industri PDRB sektor klaster industri klaster/pusat-
pengolahan industri pengolahan pusat industri
strategis (15) berbasis potensi pengolahan
lokal
Meningkatnya Angka kunjungan Pengembangan Pengembangan
daya saing wisata destinasi dan wisata kuliner
pariwisata (16) daya tarik wisata pada pinggiran
baru kanal
1.4 Mewujudkan Meningkatnya % organisasi Sinergi Optimalisasi peran
sumberdaya kualitas pemuda dan pemangku stakeholder dalam
manusia yang kehidupan cabang olah raga kepentingan pembinaan
berdaya saing, pemuda dan yg berpretasi dalam prestasi pemuda
berbudaya dan olah raga (17) nasional/internasi pembinaan dan olah raga
relegius onal prestasi pemuda
dan olah raga
Indikator Kinerja
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Sasaran
rehabilitasi dalam penanganan anak
sosial (20) penanganan jalanan dan PMKS
PMKS lainnya
Terwujudnya Jumlah insiden Penguatan Pembinaan
masyarakat yang dan kasus konflik sinergi kehidupan
religius dan antar umat pemerintah dan beragama,
berakhlak mulia beragama masyarakat kerukunan umat
dan memiliki serta kerjasama beragama dan
toleransi antar antar tokoh wawasan
umat beragama agama/suku/gol kebangsaan
(21) ongan dalam
deteksi dan
pencegahan
konflik
agama/sosial
Terwujudnya Cakupan Revitalisasi Identifikasi dan
masyarakat yang keragaman dan keragaman dan pembinaan
menjunjung kekayaan budaya kekayaan terhadap
tinggi dan yg dilestarikan (%) budaya dalam keragaman dan
mempertahanka tatanan kekayaan budaya
n nilai-nilai kehidupan kota
budaya (22)
Misi 2: Merestorasi Tata Ruang Kota Menjadi Kota Nyaman Berkelas Dunia
Indikator Kinerja
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Sasaran
2.1 Meningkatkan Berkembangnya % penumpang Pengembangan Pengembangan
penyediaan transportasi yang moda transportasi
sarana dan publik dan menggunakan transportasi publikdan
prasarana pemenuhan trans-portasi publik berbasis peningkatan
dasar dengan infrastruktur publik “kelas kerjasama jumlah
kapasitas dan perhubungan dunia” (%) daerah dan penumpang yang
kualitas yang lainnya (25) kolaborasi menggunakan
setara dengan pemerintah transportasi publik
standar dunia dengan dunia
usaha
Meningkatnya Rata-rata jumlah, Pengembangan Pemenuhan
keterpenuhan tinggi dan lama sistem drainase sistem drainase
dan kualitas titik genangan berbasis jaringan berbasis jaringan
sistem drainase yang terjadi terpadu dalam
dan penanganan penanganan banjir
banjir (26)
Meningkatnya Porsi panjang jalan Peningkatan Inspeksi,
kapasitas jalan dan jembatan kualitas dan pembangunan dan
dan jembatan dalam kondisi baik kapasitas jalan pemeliharaan
bagi aksesibilitas (%) dan jembatan jalan/jembatan
antar wilayah
(27)
Meningkatnya Cakupan panjang Pengembangan Pemenuhan
sistem dan jaringan unit terintegrasi pelayanan sistem
jaringan utilitas utilitas(listrik, jaringan utilitas jaringan utilitas
kota (28) telpon, air minum) kota kota berbasis box
yang terinteg-rasi culvert
dl boxculvert
Berkembangnya Jumlah unit dan Penataan Penataan
fungsi ekonomi, panjang kanal dan komprehensif komprehensif
ekologi, sosial pinggirn kanal pinggiran kanal
dan estetika pinggiran kanal dengan secara partisipatif
pada yang mencapai melibatkan
pinggirankanal peningkat-an masyarakat dan
(29) fungsi ekonomi/ dunia usaha
wisata, ekologi,
sosial dan estetika
2.2 Mengoptimalk Meningkatnya % Luas dan Pengembangan Peningkatan luas
an luas ruang sebaran RTH taman tematik dan sebaran
pemanfaatan terbuka hijau publik, privat dan berbasis sebaran Ruang terbuka
dan publik dan privat taman tematik (%) kecamatan Hijau
pelestarian (30) bersama
lingkungan perluasan RTH
hidup kota publik dan privat
Meningkatnya Volume dan % Penanaman Peningkatan
kapasitas sampah yg budaya bersih partisipasi
penanganan ditangani dalam dalam masyarakat dalam
sampah dan bentuk penukaran masyarakat dan kebersihan
kebersihan (31) sampah dengan peningkatan lingkungan serta
beras, kapasitas modernisasi
pengangkutan, penanganan penanganan
dan reduksi. sampah sampah
Misi 2: Merestorasi Tata Ruang Kota Menjadi Kota Nyaman Berkelas Dunia
Indikator Kinerja
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Sasaran
Berkurangnya Status mutu air, Peningkatan Pengendalian
pencemaran tanah dan udara efektivitas pencemaran dan
tanah, air, udara pengen-dalian konsistensi
dan kerusakan mutu air, tanah pelaksanaan
lingkungan dan udara serta Amdal
karena dampak kepatuhan
pembangunan terhadap
(32) rekomendasi
Amdal
Terwujudnya Luas water front Kolaborasi Penataan ekologi,
water-front city city yang terkelola multipihak ekonomi dan
dan tata kelola dalam sosial dari water
lingkungan pengembangn front city
pesisir/pulau- water front city
pulau (33) berbasis
keberlanjut
ekologi, ekonomi
dan sosial
2.3 Mewujudkan Meningkatnya % rumah layak Aplikasi Pembangunan
pemukiman kualitas dan huni (rumah teknologi perumahan korban
sehat bagi kelayakan huni beton/knockt perumahan bencana,
masyarakat perumahan down layak huni) ramah pengembangan
masyarakat (34) lingkungan dan rumah layak huni
layak huni bagi dan penataan
masyarakat gedung
dengan prioritas pemerintah
rumah tangga
miskin
Meningkatnya Cakupan layanan Perluasan Pengembangan
akses air bersih air bersih (%) jangkauan sistem dan
masyarakat (35) pelayanan air jaringan perpipaan
bersih terpadu dalam
pelayanan air
bersih
Tercukupinya Cakupan luas Pengembangan Pembinaan
ketersediaan lahan pemakaman lahan layanan
lahan yang tertata pemakaman pemakaman dan
pemakaman (36) secara jenazah dengan sistem pengembangan
bersusun (%) jenazah sistem jenazah
bersusun bersusun dalam
pemakaman
2.4 Meningkatkan Terwujudnya Persentase Penyadaran dan Peningkatan
pemanfaatan keter-paduan ketaatan penegakan kepatuhan dalam
dan Penataan pemanfaatan & pelaksanaan regulasi RTRW penataan ruang
Ruang Wilayah penataan ruang rencana Tata dan bangunan
termasuk wilayah (37) Ruang Wilayah terhadap
pertanahan
secara terpadu RTRW
dan konsisten Terjaminnya % penyelesaian Peningkatan Fasilitasi sertifikasi
kepastian sengketa tanah sinergi tanah dan
hukum dalam negara multipihak penyelesaian
dalam
penyelesaian
Misi 2: Merestorasi Tata Ruang Kota Menjadi Kota Nyaman Berkelas Dunia
Indikator Kinerja
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Sasaran
kepemilikan sengketa tanah sengketa tanah
tanah (38) dalam negara
masyarakat
khususnya
sengketa tanah
negara
Misi 3: Mereformasi Tata Pemerintahan Menjadi Pelayanan Publik Kelas Dunia Bebas Korupsi
Indikator Kinerja
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Sasaran
3.1 Mewujudkan Terwujudnya % SKPD dengan Peningkatan Peningkatan
percepatan administrasi status laporan kapasitas kualitas isi laporan
reformasi pemerintahan kinerja baik(LAKIP, administrasi kinerja, ketepatan
birokrasi yang efisien dan LPPD, LKPD) pelaporan waktu pelaporan
efektif serta kinerja pada kinerja, dan
dapat diakses SKPD aksesibilitas publik
publik (39) atas laporan
kinerja
Meningkatnya % kecamatan dan Peningkatan Peningkatan
kapasitas kelurahan yang kapasitas pelayanan
kelembagaan meningkat pemerintah kecamatan,
dan kapasitasnya kecamatan dn kelurahan dan
ketatalaksanaan kelurahan sert RT/RW
pemerintahan pengurur RT/RW.
daerah (40)
Misi 3: Mereformasi Tata Pemerintahan Menjadi Pelayanan Publik Kelas Dunia Bebas Korupsi
Indikator Kinerja
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Sasaran
Berkembangnya Nilai investasi Penyiapan Peningkatan
pelayanan PMDN dan PMA sarana/prasaran kualitas pelayanan
perizinan dan (Rp dan $) a investasi dan daya tarik
penanaman investasi
modal daerah
(45)
Meningkatnya Persentase Peningkatan Pemenuhan
kualitas kepemilikan efektivitas sarana dan
pelayanan dokumen pencatatan prasarana
administrasi kependudukan (%) kependudukan pelayanan
kependudukan kependudukan/ca
dan catatan sipil tatan sipilberbasis
serta TIK dan
pengendalian manajemen
kependuduk- modern
an (46)
Meningkatnya Cakupan ruang Pengembangan Pengembangan
kualitas publik yang sinergi electronic system
pelayanan mendapatkan pemerintah dalam berbagai
informasi (47) layanan wifi gratis dengan swasta ranah pelayanan
(%) dalam umum
perwujudan
warga kota yang
smart
Meningkatnya % Ketersediaan Peningkatan Perbaikan kualitas
kualitas dokumen pe- kualitas doku- dokumen peren-
perencanaan, rencanaan (RP- men dan canaan dan
pengendalian JPD, RPJMD, proses/mekanis penyelenggaraan
dan evaluasi Renstra SKPD, me perencanaan musrenbang
pelaksanaan RKPD) sesuai serta pelibatan
pembangunan dasar penetap-an, stakeholder
daerah (48) kalender
perencanaan, dan
kelengkapan isi.
3.3 Meningkatkan Meningkatnya Opini laporan Peningkatan Perbaikan
kapasitas dan kualitas keuangan tertib adminis- administrasi
kinerja pengelolaan trasi keuangan keuangan dan
pengelolaan keuangan dan pengelolaan penertiban
keuangan daerah (49) asset berbasis pengelolaan asset
daerah manajemen
kinerja
Berkembangnya Pertumbuhan PAD Optimalisasi Intensifikasi dan
sumber-sumber pemanfaatan ekstensifikasi
pendapatan sumber pengelolaan
daerah (50) pendapatan dan sumber
penguatan pendapatan
kelembagaan daerah serta
pendapatan penguatan
daerah kelembagaan
BUMD
REFERENSI
Ribina, E. (2015), Organizational and economic methods for development of smart cities. Economic Systems
Management, 82, 27.