Indeks Kesiapan
Indeks Kesiapan
Email:
ekoset@ee.its.ac.id
ABSTRAK
Konsep kota cerdas (smart city) saat ini merupakan sebuah trend dan pilihan utama untuk pengolaan
kota berbasis TIK yang terintegrasi. Konsep kota cerdas diharapkan menjadi solusi dari permasalan
kota yang semakin kompleks dan multi dimensi. Tahun 2018, pemerintah Indonesia telah memulai
Gerakan menuju 50 smart city, sebagai inisiasi untuk menyiapkan berbagai kota menjadi sebuah
kota cerdas. Kabupaten Pamekasan telah memulai berbagai inisiasi untuk menjadi sebuah kota
cerdas. Akan tetapi terdapat berbagai masalah dan kendala dalam hal penyiapan Masterplan,
koordinasi antar stakeholder, penyiapan infrastruktur, teknostruktur, dan suprastruktur TIK.
Program Abdimas berbasis penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian, pengukuran kesiapan
dan pengembangan model kota cerdas di kabupaten Pamekasan. Pada program ini kegiatan ini di
fokuskan pada pengukuran kesiapan dan koordinasi antar stakeholder smart city, yaitu pemerintah,
masyarakat, sektor swasta/UKM dan sektor pendidikan yang terdampak pembangunan kota cerdas
di kabupaten Pamekasan. Metode yang digunakan dalam kegiatan abdimas berbasis penelitian ini
adalah Kajian kesiapan kota cerdas, sosialisasi, forum group discussion, kajian pengembangan
masterplan/kerangka kerja kota cerdas dan kooordinasi antar dinas serta stake holder smart city.
Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah analisis tingkat kesiapan kota cerdas kabupaten
pamekasan dan peningkatan koordinasi antar stakeholder smart city kabupaten pamekasan.
Kegiatan ini diharapkan bisa memberikan konstribusi dalam proses pembangunan smart city
kabupaten pamekasan.
Kata Kunci: Smart Sustainable City, Boyd Cohen Model, TOGAF ADM 9.1.
79
Tabel 1. Berbagai Permasalahan Yang Timbul Selama Penerapan
Smart City Kabupaten Pamekasan
No Aspek/Dimensi Permasalahan
Penerapan
SCity
1 Pemahanan dan • Kurangnya pemahaman masing-
mindset SCity masing lapisan kerja maupun
Building masyarakat tentang SCity
• Perlunya pemahaman tentang
langkah-langkah yang ditempuh
kota-kota atau daerah yang telah
berhasil menerapkan konsep SCity
• Pemahaman terhadap konsep SCity
yang beragam dan belum
jelas/konsisten
2 Keterpaduan • Fokus pada penggunaan TIK yang
Sistem dan parsial dan pada masalah-masalah
Pengelolaan prioritas
Data • Belum terpadunya Sistem, belum
terpadunya pengelolaan dan
Gambar 1. Inisiasi Pamekasan Smart City pengolahan dokumen dan
informasi elektronik untuk
mengembangkan layanan publik
Kajian dan Workshop yang transparan
Observasi Kondisi Eksisting Penyusunan Masterplan • Belum bisa mengolah data SCity
& Studi Literatur Smart City dan Kerangka Kerja Smart dengan baik
City 3 Dimensi • Kurang memadainya dimensi
Teknologi, teknologi, SDM dan Institutional
SDM dan Tata • Kurang memadainya infrastruktur
Kelola Institusi TIK
Kajian Kesiapan dan
• Ketidaksiapan SDM dalam
Forum Group Discussion pemanfaatan TIK dalam proses
Konsep Pengembangan
Smart City Readiness tatakelola dan pelayanan publik
Smart City
• Minimnya SDM yang
berlatarbelakang TIK
• Kurangnya SDM yang standby
dikantor pada jam efektif
• Keterbatasan jumlah dan skill
Pengukuran Smart City Pengambilan Data, Validasi aparatur
Readiness dan Analisa Data
4 Partisipasi, • Kurang memadainya keterlibatan
Keterlibatan dan koordinasi Para Stakeholder
dan Koordinasi SCity yaitu Government,
Stakeholder Akademisi, Masyarakat,
Gambar 2. Tahapan Metode Pelaksanaan
SCity Pengembang, Media dan Sektor
sebagai kota tercerdas se-Indonesia dari 12 kota cerdas Swasta
(smart city) di Indonesia(Zhuhadar, Thrasher, Marklin, & • Minimnya peran masyarakat,
dukungan smart people dan
Ord, 2017)(Suhendra, 2017)(Zhuhadar, Thrasher, penerimaan budaya
Marklin, & de Pablos, 2017). 5 Perda Otoda, • Permasalah Ego sektoral
Empat Kabupaten di Pulau madura yaitu kabupaten Ego Sektoral • Kurangnya Political Will dari
Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep tidak dan Political Pimpinan
ingin ketinggalan dan telah memulai inisiasi Will Pimpinan • peraturan‐peraturan tentang
otonomi daerah belum berbicara
pembangunan daerahnya menjadi kota cerdas (Smart masalah teknis kerjasama yang
City). Pada tahun 2017 Pamekasan sudah memulai bisa dilakukan oleh daerah
kerjasama dengan Filkom Universitas Brawijaya malang
untuk menyiapkan Pamekasan menjadi kota cerdas. Telah kerjasama dengan Fakultas Ilmu Komputer Universitas
dilakukan beberapa kali Forum Group Discussion (FGD) Brawijaya Malang (Filkom UB) dengan menandatangani
untuk menyerap berbagai aspirasi dan masukan Pihak kerjasama pengembangan pamekasan sebagai kota cerdas.
pemerintah dan stake holder yang potensial terdampak Selama tahun 2017, Kabupaten Pamekasan bersama
pembangunan konsep Pamekasan Smart City. Filkom UB telah melakukan dua kali Forum Group
(Suarajatimpost.com, 2018). Discussion (FGD) dengan mengundang semua
Dinas/Instansi Pemerintah, Perguruan Tinggi, Sekolah
Pamekasan Smart City kejuruan, pelaku usaha dan kelompok-kelompok
Kabupaten Pamekasan telah memulai menginisiasi masyarakat untuk menyerap aspirasi tentang penerapan
pembangunan kota menjadi kota cerdas (Smart City) sejak Smart City di kabupaten Pamekasan. Sampai dengan akhir
2016. Pada tahun 2017 kabupaten pamekasan telah tahun 2017, kerjasama Pemkab Pamekasan dan Filkom
memulai inisiasi menjadi kota cerdas dengan melakukan UB telah menghasilkan Draft Rancangan Master Plan
Pamekasan Smart City dan Rencana Pembangunan
80
yaitu peran penyebaran isu Smart City, peran konsultansi
rencana, peran koordinasi dan peran keilmuwan. Peran
Penyebaran isu, dengan pendidikannya seorang akademisi
melalui satuan pendidikan seperti sekolah, kampus,
kegiatan belajar mengajar, seminar dan diskusi panel para
akademisi dapat mengangkat topik-topik, membangun
paradigma dan memberikan sumbangsih pemikiran
terhadap pengembangan Smart City dati berbagai sudut
pandang teori dan praktiknya. Peran Konsultansi, para
akademisi dengan pendidikannya biasanya dianggap
kompeten dan dijadikan instruktur dan tempat rujukan
dalam pembuatan rencana strategis dan penerapan smart
city. Peran Koordinasi, keterlibatan semua stakeholder
sangat diperlukan dalam implementasi smart city dan para
akademisi merupakan bagian penting dalam tahapan
koordinasi stakeholder smart city. Peran Keilmuwan, para
Gambar 3. Observasi Layanan Smart Health di Dinas akademisi memiliki tugas dan tanggungjawab untuk
Kesehatan kabupaten Pamekasan
mengembangkan penelitian dan penngembangan
keilmuwan dalam hal dimens-dimensi smart city.
Pada kegiatan Abdimas berbasis penelitian ini akan
dilakukan pengukuran kesiapan Sektor Pemerintah dan
Stake Holder dan Dimensi SDM, Teknologi dan Tata
kelola Sistem Informasi terkait tentang Penerapan Smart
City di Kabupaten Pamekasan dengan menggunakan
framework Garuda Smart City Model (GSCM 2.0) (Study
et al., 2017)(Supangkat, 2018) dan Cohen
Wheel(Supangkat, 2018). Kemudian akan dilakukan
pengembangan model Smart City yang saat ini agar terjadi
kontinyuitas dalam penerapan Konsep Smart City.
Hasil Abdimas berbasis Penelitian ini diharapkan
memberikan kontribusi dengan menghasilkan Indikator
Tingkat Kesiapan Smart City, Model Kerangka Kerja
(Framework) dan Rumusan Strategi yang bisa menjadi
Gambar 4. Pembukaan Kajian oleh Ketua Kajian dan Pusat rekomendasi penerapan Smart City yang berkelanjutan
Studi Smart City & Data Management Universitas Islam
Madura, Bpk. Aang Kisnu Darmawan, ST, MM bagi Pemerintah Daerah dan stake holder terkait dalam
percepatan pembangunan smart city di Kabupaten
Pamekasan Smart City telah masuk dalam RPJMD, Pamekasan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan
telah dianggarkan dalam RAPBD Kabupaten Pamekasan METODE PELAKSANAAN
sebanyak 2 Milyard Rupiah, untuk Program Inisiasi Secara sederhana konsep dan strategi untuk
Pamekasan Smart City dapt dilihat pada Gamabar 1. menyelesaikan berbagai permasalahan dalam penerapan
(Sumber : Pengalaman penulis, ketua Tim Peneliti smart city kabupaten Pamekasan 2019 diberikan oleh
Pengusul dalam keterlibatan di dalam penyusunan dan diagram dapat dilihat pada Gambar 2.
FGD Pamekasan Smart City 2017). Kegiatan abdimas ini dimulai dengan Studi Literatur
Dalam usaha inisiasi Kabupaten Pamekasan menjadi Kesiapan kota cerdas dan Observasi kondisi eksisting
Smart City, pada tahun 2018 Pemerintah Daerah layanan kota cerdas kabupaten pamekasan. Observasi
Kabupaten Pamekasan telah memulai pembangunan dilakukan oleh tim abdimas dengan melakukan
beberapa aplikasi berbasis mobile android yaitu aplikasi pengamatan terhdap layanan elektronik di 28 Dinas/SKPD
Pamekasan Smart City, E-Madul dan E-Lorong. kabupaten pamekasan yang bersifat layanan public (public
Akan tetapi dalam proses pembangunan Kabupaten service). Dari hasil observasi kondisi eksisting inilah
Pamekasan menjadi Smart city bukan pekerjaan yang dapat diketahui permasalahan-permasalahan yang muncul
mudah, terdapat kendala-kendala yang cukup rumit dan dalam penerapan smart city baik secara konsep,
kompleks dalam penerapannya. Berdasarkan penelitian komunikais maupun dari sisi teknis implementasi. Setelah
dan wawancara penulis terhadap Pihak Diskominfo dan itu dilakukan Kajian kesiapan dan konsep pengembangan
Stakehoder Smart City, dalam usaha penerapan Kabupaten Smart city dengan mendatangkan pemateri/key note
Pamekasan menuju Smart City yang telah dimulai sejak speaker yang kompeten dibidang pengembangan e-
tahun 2017 sd 2019 ini ditemukan beberapa kendala dapat government dan smart city daerah kabupaten. Kemudian
dilihat pada Tabel 1.Terdapat empat peran Akademisi dilakukan Pengukuran kesiapan kota cerdas kabupaten
dalam hal pengembangan Smart City(Wibowo, 2018) pamekadan dengan menggunakan Dimensi dan Indikator
81
Tabel 2. Layanan Berbasis Elektronik Di Berbagai Skpd Yang Bersifat Public Service
No DINAS/ LAYANAN ELEKTRONIK YANG TELAH BERJALAN
INSTANSI
1 PELAYANAN DINAS a. Izin Mendirikan Bangunan
PERUMAHAN DAN b. Izin Lokasi
KAWASAN c. Izin Pembangunan dan Pengembangan Perumahan
PERMUKIMAN d. Izin Usaha Jasa Kontruksi Nasional (non kecil dan kecil)
e. Izin Membuka Tanah / Izin Pemanfaatan Tanah
2 PELAYANAN DINAS Long Service
PEMBANGUNAN a. Izin Trayek Tetap
b. Rekomendasi Amdalalin
Quick Service
a. Izin Trayek Insidentil
3 PELAYANAN DINAS Long Service
LINGKUNGAN HIDUP a. Izin Lingkugan
b. Izin penyimpanan sementara limbah B3
c. izizn pengumpulan limbah B3 dalam daerah kabupaten Quick Service
d. izin pemnafaatan arek lancor
82
Tabel 3. Hasil Pengukuran Dimensi Dan Indikator Kota Cerdas Menggunakan Cohen Wheel Smart City Model
Dimensi Area Kerja Indikator Kode Ur Angka Hasil Satuan Pengukuran Sumber (Data
No Urut ut Pengukuran Primer/ Sekunder)
an Value Score
1 Smart Manajemen Energi SEn-1 1 1188 0.06 Total penggunaan energi Sekunder PLN
Environ Sumber Daya perumahan per kapita (in
ment kWh/tahun) (ISO 37120:
7.1)
(SEn) Emisi efek rumah kaca Sekunder
Jejak Karbon SEn-2 2 2.70 0.11 BLH
diukur dalam ton per kapita
(ISO 37120: 8.3)
Kualitas Udara SEn-3 3 4.21 0.08 Konsentrasi Fine Sekunder BLH
Particullar Matter 2.5
(μg/m3) (ISO 37120: 8.1)
Timbulan Sen-4 4 0.11 0.02 % sampah padat yang di Sekunder BLH
Sampah daur ulang (ISO 37120:
16.2)
235 0.05 Total sampah padat Sekunder PDAM
perkotaan yang
dikumpulkan per kapita (in
kg) (ISO 37120: 16.3)
Konsumsi Air Sen-5 5 314 0.03 Total konsumsi air per Sekunder PLN
kapita (litres/hati) (ISO
37120: 21.5)
Perencanaan Perencanaan SEn-6 6 Y 0.17 Apakah kotamu memiliki Sekunder BMG
Kota Ketahanan rencana/strategi mengenai
Berkelanjutan Iklim ketahanan iklim? (Y/N)
Kepadatan SEn-7 7 6289 0.06 Kepadatan Sekunder DISPE
Penduduk NDUK
CAPIL
Ruang Kapita SEn-8 8 30.90 0.02 Ruang Hijau per 100,000 Sekunder PU
Hijau per (dalam m2) (ISO 37120: CIKA
Kapita 19.1) TARU
NG
8.063 0.60
2 Smart Transportasi Transportasi SM1 9 19.34 0.33 Panjang jalur dan lajur Sekunder DISHU
Mobility Yang Efisien Energi Bersih sepeda dalam kilometer per B
(SM) 100,000 (ISO 37120: 18.7)
Akses Transportasi SM2 10 4.20 0.02 Perjalanan transportasi Sekunder DISHU
Transportasi Publik public tahunan per kapita B
Multi Moda (ISO 37120: 18.3)
Infrastruktur Akses ke SM3 11 N 0.00 Kehadiran harga Sekunder DISKO
Teknologi Informasi Real berdasarkan permintaan/ MINFO
Time (contoh :. Harga saat macet,
harga jalur tol yang
beragam, harga tempat
parkir yang beragam). Y/N
0.05 0.02 Jumlah layanan transportasi Sekunder DISKO
publik yang menyediakan MINFO
pelayanan mengenai
informasi secara real time
kepada publik: 1 point untuk
setiap kategori dengan
maksimal 5 point (bus,
regional train, metro, rapid
transit system (e.g. BRT,
tram), and sharing modes
(e.g. bikesharing,
carsharing)
N 0.00 Ketersediaan aplikasi transit Sekunder DISKO
multi moda dengan minimal 3 MINFO
layanan yang terintegrasi
(Y/N)
23.59 0.37
3 Smart Layanan Prosedur Online SG1 12 0.21 0.11 % layanan pemerintahan yang Sekunder DISKO
Govern Online dapat diakses oleh warga via MINFO
ment Infrastruktur website atau handphone
pembayaran SG2 13 Y 0.25 Kehadiran pembayaran Sekunder DISKO
(SG) elektronik (contoh layanan MINFO
Elektronik
sosial/ masyarakat) untuk
warga (Y/N)
Cakupan Sensor SG3 14 1.00 0.07 # komponen infrastruktur yang Sekunder DISKO
terpasang dengan sensor. 1 MINFO
point setiap komponen.
Layanan SG4 15 1.00 0.07 # layanan yang terintegrasi Sekunder DINKE
kesehatan dan dalam satu layanan terpadu S
Keselamatan
yang
terintegrasi
83
4 Smart Wirausaha Penelitian dan Sec1 16 0.00 0.00 % PDB yang diinvestasikan Sekunder DISKO
Econom dan Inovasi Pengembangan dalam penelitan dan P
y pengembangan di sektor UMKM
privat.
(SEc) Index Inovasi Kota Sekunder DISKO
Inovasi Sec2 17 0.00 0.04
P
UMKM
Produktivitas PDRB per Sec3 18 1510 0.03 PDRB per kapita (dalam US$, Sekunder DISKE
kapita kecuali EU, dalam Euros) U
1510 0.07
5 Smart Pendidikan SMA/SMK SP1 19 50% 0.33 % siswa yang menyelesakan Sekunder DISDI
People pendidikan SMA/SMK (ISO K
(SP) 37120: 6.3)
Urban Living SP2 20 0.00 0.00 # ENOLL Living Labs yang Sekunder DISPE
Lab secara resmi terdaftar NDUK
CAPIL
Pekerjaan SP3 21 1.6% 0.21 Persentase tenaga kerja yang Sekunder DISKO
Industri Kreatif terlibat dalam industri kreatif. P
UMKM
0.58 0.54
6 Smart Budaya dan Index Gini Sliv1 22 13.00 0.05 Index Gini Sekunder DISPO
Living Kesejahteraa RABU
(SLiv) n D
keamanan Smart Crime Sliv2 23 1.00 0.10 # teknologi yang digunakan Sekunder POLRE
Prevention untuk membantu pencegahan S
kejahatan, 1 Point untuk setiap
kategori berikut: CCTV, taxi
apps, teknologi untuk
melakukan prediksi kejahatan
Kesehatan Angka Harapan Sliv3 24 37.50 0.30 setiap kategori berikut: CCTV, Sekunder DINKE
Hidup taxi apps, teknologi untuk S
melakukan prediksi kejahatan
60 0.45
Smart City Index 1.604. 2.53
453
pengambilan data, maka dilakukan validasi dan Analisa berbasis penelitian ini akan dilakukan sebanyak dua kali
data yang diperoleh sesuai dengan kerangka kerja Cohen telah selesai dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.
Wheel Smart city model. Kajian Kesiapan Kota/Kabupaten Cerdas yang pertama
Forum Group Discussion (FGD) dilakukan sebagai Kajian Kesiapan dan Pengembangan Kota/Kabupaten
media komunikasi dan koordinasi hasil observasi dan Cerdas ini dilaksanakan Hari/Tanggal : Selasa, 30 Juli
pengukuran tingkat kesiapan smart city kabupaten 2019, di Ruang Seminar dan Pelatihan Al-Fattah,
pamekasan yang telah diperoleh sebelumnya. Kemudian Universitas Islam Madura Pamekasan dengan Pemateri:
setelah itu dilakukan kajian dan workshop penyusunan Muhammad Yusuf M.TI, Ph.D beliau adalah Dosen &
masterplan dan kerangka kerja (framework) smart city. Peneliti bidang Smart City & e-Government, Universitas
Trunojo Madura dengan materi Kesiapan Smart City
HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Pamekasan. Pembicara kedua adalah bapak
Aang Kisnu Darmawan, ST, MM, Dosen & Peneliti
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan abdimas bidang Smart City, Adopsi Teknologi & Human Computer
berbasis penelitian ini didapatkan hasil sebagai berikut: Interaction, Universitas Islam Madura dengan Materi :
Observasi Kondisi Eksisting Pengembangan Masterplan Smart City menggunakan
TOGAF Architecture Development Model and Cohen
Kegiatan observasi dilakukan dengan melakukan
Wheel Maturity Methods. Pembicara selanjutnya adalah
pengamatan terhadap Layanan elektronik pendukung Kota
Hoiriyah, M.Kom, Dosen & Peneliti bidang Smart City,
Cerdas di Kabupaten Pamekasan pada 28 SKPD
Sistem Informasi & Digital Foresik, Universitas Islam
pelayanan Publik (Public Service) dapat dilihat pada
Madura dengan materi Pengukuran Kesiapan Smart City
Gambar 3. Karena keterbatasan tempat dalam jurnal
Kabupaten Pamekasan menggunakan Garuda Smart City
abdimas ini kami menyajikan pelayanan berbasis
Model (GSCM). Dan pembicara terakhir adalah Busro
elektronik hanya pada 14 instansi saja yang bersifat public
Akramul Umam, MT, Dosen & Peneliti bidang jaringan
service dapat kita lihat pada Tabel 2.
computer dan Smart City, Teknik Informatika, Universitas
Kajian Kesiapan dan Konsep Pengembangan Islam Madura, dengan materi Trend Pengembangan &
Smart City Implementasi Smart City di Indonesia. Kegiatan ini
dihadiri oleh dari 80 orang peserta terdiri dari Mahasiswa,
Studi tentang kesiapan dan pengembangan kota cerdas Dosen berbagai bidang ilmu/prodi, Guru dan Masyarakat
dilakukan dalam bentuk Kajian-kajian keilmuwan sebagai pengguna Layanan Smart City
proses transfer pengetahuan, pengalaman dan praktek
penerapan kota cerdas untuk mempelajari pengalaman Pengukuran Smart City Readiness
para ahli/pakar dalam bidang penerapan kota cerdas di Adapun hasil pengukuran tingkat kesiapan smart city
Indonesia. Dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat kabupaten pamekasan dapat dilihat pada Tabel 3.
84
Hasil Pengukuran Smart City Readiness
menggunakan Boyd Cohen Wheel
Yogyakarta Pamekasan
Smart
Environment
60
Smart Living 40 Smart Mobility
20
0
Smart
Smart People
Government
Smart
Economy
86
Through Document Based Weighting and City Problem in 1–9. https://doi.org/10.21787/mp.1.1.2017.1-9
Indonesia. Suhendra, A., & Ginting, A. H. (2018). Kebijakan Pemerintah Daerah
Inayatul Ulya A, & Tarigan, A. et all. (2017). Mengukur Kesiapan Kota dalam Membangun Smart City di Kota Medan. Matra
Dalam Menerapkan Konsep Smart City Inisiatif (Studi Kasus: Pembaruan, 2(3), 185–195.
Kota Banjarmasin). Journal Speed – Sentra Penelitian https://doi.org/10.21787/mp.2.3.2018.185-195
Engineering Dan Edukasi –, 9(2), 2088–2162. Supangkat, S. H. (2018). Smart province.
Murni Agustini; Ilmu, F., Dan, S., Politik, I., Sultan, U., & Tirtayasa, A. Wibowo, H. A. (2018). Model of Academic Role in Supporting Smart
(2017). Strategi pemerintah kota cilegon menuju cilegon smart City Implementation in Serang City. Jurnal Kebijakan
city. Skripsi. Pembangunan Daerah, 2(1), 29–42.
Nento, F., Nugroho, L. E., & Selo. (2017). Model E-Readiness Untuk Zhuhadar, L., Thrasher, E., Marklin, S., & de Pablos, P. O. (2017). The
Pengukuran Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Penerapan next wave of innovation—Review of smart cities intelligent
Smart Government : Studi Kasus Pemerintah Provinsi Gorontalo. operation systems. Computers in Human Behavior, 66, 273–281.
Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.09.030
(SENIATI), B27.1-6. Zhuhadar, L., Thrasher, E., Marklin, S., & Ord, P. (2017). Computers in
Study, C., Firmanyah, H. S., Supangkat, S. H., Arman, A. A., & Adhitya, Human Behavior The next wave of innovation d Review of smart
R. (2017). Searching Smart City in Indonesia Through Maturity cities intelligent operation systems. COMPUTERS IN HUMAN
Model Analysis, 5. BEHAVIOR, 66, 273–281.
Suhendra, A. (2017). Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Mewujudkan https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.09.030
Kota Cerdas di Bandung dan Surabaya. Matra Pembaruan, 1(1),
87