PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Apendisitis merupakan kasus bedah gawat darurat pada bagian abdomen kerena
disebut sebagai usus buntu padahal apendisitis adalah sekum (wijaya dan putri,
Angka kejadian apendisitis cukup tinggi di dunia. Berdasarkan WHO (2010) yang
Angka mortalitas apendisitis sekitar 12.000 jiwa pada laki-laki dan sekitar
setiap tahunnya. Kejadian apendisitis di amerika memiliki insiden 1-2 kasus per
apendisitis meningkat 25 kasus per 10.000 anak pertahunnya antara umur 10-17
Di Asia insidensi appendisitis pada tahun 2013 adalah 4,8% penduduk dari total
591.819 orang dan meningkat pada tahun 2014 sebesar 596.132 orang (Soewito,
2017).
1
appendisitis berjumlah sekitar 26% dari jumlah penduduk di Kalimantan Timur
bedah. Terapi farmakologi yang diberikan adalah antibiotik, cairan intravena dan
2
pembedahan dilakukan, analgetik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan
Peran perawat dalam mengatasi masalah pada pasien dengan apendisitis yaitu
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik mengambil kasus.
Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Klien Pre dan Post Operasi Appendik Di
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini meliputi tujuan umum dan khusus :
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
appendik
3
appendik
appendik
D. MANFAAT PENULISAN
2. Bagi Keluarga
3. Bagi Penulis
profesional
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini menyerang semua
4
umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki
berusia 10 sampai 30 tahun dan merupakan penyebab paling umum inflamasi akut
pada kuadran bawah kanan dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah
Appendiks vermiformis atau yang sering disebut sebagai apendiks adalah organ
berbentuk tabung dan sempit yang mempunyai otot dan banyak mengandung
jaringan limfoid. Panjang apendiks vermiformis bervariasi dari 3-5 inci (8-13 cm).
junctura iliocaecal dengan lainnya bebas. Lumennya melebar di bagian distal dan
Tissue) yang terdapat di sepanjang saluran pencerna termasuk apendiks ialah IgA.
karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali jika dibandingkan dengan
B. ETIOLOGI
5
apendiks, dan cacing askaris dapat pula menyebabkan sumbatan. Penyebab lain
apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya ini
akan mempermudah timbulnya appendisitis akut (Jong, 2010 dalam Erwin 2020).
C. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri terasa pada abdomen kuadran bawah dan biasanya disertai oleh demam
ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan lokal pada titik Mc.
Burney bila dilakukan tekanan. Nyeri tekan lepas mungkin akan dijumpai. Derajat
nyeri tekan, spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak
tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi appendiks. Bila appendiks melingkar
di belakang sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah lumbal; bila
ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini hanya dapat diketahui pada pemeriksaan
rektal. Nyeri pada defekasi menunjukkan bahwa ujung appendiks dekat dengan
kandung
6
kemih atau ureter. Adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektum kanan dapat
terjadiTanda Rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri,
yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa pada kuadran bawah
kanan. Apabila appendiks telah ruptur, nyeri dan dapat lebih menyebar; distensi