Anda di halaman 1dari 124

1

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. B DENGAN KECEMASAN


DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN KELUARGA
MENGENAI COVID-19 DI RT 03/RW 06 WILAYAH KERJA
PUSKESMAS RIJALI BATU MERAH
AMBON

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan


Pendidikan D III Keperawatan

Disusun Oleh :

Abdullah Adi
Nim : 1240212017001

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT
TINGKAT III. Dr. J. A. LATUMETEN
T.A.2019/2020
2

HALAMAN PENGESAHAN

Penelitian ini disiapkan oleh :

Nama : Abdullah Adi


NIM : 1240212017001
Judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. B dengan kecemasan dalam upaya
meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai Covid-19 di RT
03/RW 06 Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Batu Merah Ambon.

Telah diperiksa oleh pembimbing dan disetujui untuk diikutsertakan dalam


Ujian Proposal pada Akademi Keperawatan Rumkit.Tk. III Dr. J. A. Latumeten
Ambon Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada.

Ambon, Juni 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Hani Tuasikal, S.Kep, Ns., M.Kep Tri N. Hatala, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Mengetahui
Direktur Ketua Panitia
Ujian Akhir Program

Deden Muhamad Hidayat, S. Si., Apt Hani Tuasikal, S.Kep, Ns., M.Kep
3

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT. Tuhan pemelihara segala yang diciptakan-
Nya. Dia-lah yang Maha suci yang tiada cela pada Zat-Nya. Yang Maha Agung.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW.
Puji syukur penulis ucapan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya lah peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah pada Akademi Keperawatan Rumkit.Tk. III Dr. J. A.
Latumeten Ambon Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada, dengan judul “
Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. B dengan kecemasan dalam upaya
meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai Covid-19 di RT 03/RW 06
Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Batu Merah Ambon”.
Dengan segala kerendahan hati dan ikhlas penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan khususnya
kepada pihak yang mendukung terselesainya penelitian ini. Ucapan terima kasih
tersebut ditujukan kepada :
1. Deden Muhamad Hidayat, S. Si., Apt selaku Direktur Akademi Keperawatan
Rumkit.Tk. III Dr. J. A. Latumeten Ambon Yayasan Wahana Bhakti Karya
Husada, yang telah memberikan dalam penyusunan proposal Karya Tulis
Ilmiah ini.
2. Hani Tuasikal, S.Kep, Ns., M.Kep selaku ketua prodi DIII Keperawatan
Akademi Keperawatan Rumkit.Tk. III Dr. J. A. Latumeten Ambon Yayasan
Wahana Bhakti Karya Husada, yang telah mendukung dan memberikan
motivasi dalam penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Hani Tuasikal, S.Kep, Ns., M.Kep selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan proposal Karya
Tulis Ilmiah ini.
4. Tri N. Hatala, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah banyak
pula memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan proposal Karya
Tulis Ilmiah ini.
4

5. Seluruh Staf Dosen Akademi Keperawatan Rumkit.Tk. III Dr. J. A.


Latumeten Ambon Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada, yang telah
membimbing dan mengarah peneliti selama mengikuti pendidikan.
6. Ayah handa, ibunda, kakak, dan adik-adik yang telah memberikan segalanya
baik kasih sayang yang tulus, dukungan moril dan materi serta pengorbanan
dan d’oa restunya sehingga terselesaikan penelitian ini.
7. Teman-teman sejawat Mahasiswa Akademi Keperawatan Rumkit.Tk. III Dr.
J. A. Latumeten Ambon Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada angkatan ke-
XV (Pegasus), yang telah memberikan masukan bagi peneliti sehingga
penelitian ini dapat menyelesaikan Karya Tulis ini dengan baik.
8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Penelitian
Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak sempat disebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan Proposal ini, peneliti telah mencurahkan segala
kemampuan, namun peneliti menyadari sepenuhnya bahwa sebagai manusia
biasa tentunya tidak pernah lepas dari kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena
itu segala masukan dan koreksi yang bersifat positif untuk perbaikan
penelitian ini akan peneliti terima demi kesempurnaannya. Penulis menyadari
bahwa penyusunan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
segala kritik ataupun saran untuk penyempurnaan proposal ini harapkan
seluruh bantuan yang diberikan secara tulus dan ikhklas.
Akhirnya semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita
semua, Amin…..!!!

Ambon, Juni, 2020

Peneliti
5

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBARAN JUDUL .......................................................................................... i
MOTTO ............................................................................................................... ii
LEMBARAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
LEMBARAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR........................................................................................... v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xii
DAFTAR DIAGRAM........................................................................................... x
ABSTRAK............................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 4
E. Keaslian Penelitian........................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan....................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Covid-19................................................................ 6


B. Konsep Dasar Kecemasan............................................................. 13
C. Konsep Dasar Pengetahuan........................................................... 24
D. Konsep Dasar Keluarga................................................................. 35
E. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga.......................................... 46
F. Kerangka Konsep.......................................................................... 50

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 50


B. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................. 51
6

C. Subyek Penelitian ................................................................... 25


D. Variabel dan Defenisi Operasional........................................... 26
E. Tehnik Pengumpulan Data....................................................... 25
F. Teknik Pengolahan dan Anlisa Data........................................ 35
G. Etika Penelitian......................................................................... 41

Daftar Pustaka ........................................................................................


Lampiran-Lampiran ..............................................................................
7

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tab.1 Tingkat Kecemasan dan Krakteristik ...................................................... 29


Tab.2 Respon Fisiologis Terhadap Kecemasan................................................ 31
Tab.3 Respon Parasimpatis................................................................................. 32
Tab.4 Mekanisme Pertahan Diri........................................................................ 36
Tab.5 Tahap Perkembangan Keluarga............................................................... 54
Tab.6 Sistem Skoring......................................................................................... 68
8

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran. 1 Daftar Konsul ...............................................................................


Lampiran. 2 Lembar Penjelasan Penelitian.......................................................
Lampiran. 3 Lembar Persetujuan Responden....................................................
Lampiran. 4 Surat Pengambilan Data................................................................
Lampiran. 5 Bukti Surat Pengembalian Pengambilan Data..............................
Lampiran. 6 Jadwal Penelitian .........................................................................
9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakan

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2

(SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena

infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan

ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih

dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang

menular ke manusia. Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus ini

sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang

dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.

WHO menyatakan saat ini Eropa telah menjadi pusat pandemi virus

Corona secara global. Eropa memiliki lebih banyak kasus dan kematian akibat

COVID-19 dibanding China. Jumlah total kasus virus Corona, menurut WHO,

kini lebih dari 136 ribu di sedikitnya 123 negara dan wilayah. Dari jumlah

tersebut, nyaris 81 ribu kasus ada di wilayah China daratan. Italia, yang

merupakan negara Eropa yang terdampak virus Corona terparah, kini tercatat

memiliki lebih dari 15 ribu kasus.

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan

pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus

ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara,

termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Hal tersebut membuat


10

beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam

rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri,

diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk

menekan penyebaran virus ini.

Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-

19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 7 juli 2020

adalah 1.268 orang dengan jumlah kematian 1.641 orang. Dari kedua angka ini

dapat disimpulkan bahwa case fatality rate atau tingkat kematian yang disebabkan

oleh COVID-19 di Indonesia adalah sekitar 6,1%. Case fatality rate adalah

presentase jumlah kematian dari seluruh jumlah kasus positif COVID-19 yang

sudah terkonfirmasi dan dilaporkan. Merujuk pada data tersebut, tingkat kematian

(case fatality rate) berdasarkan kelompok usia adalah usia 0-5 tahun: 2,2%, 6-17

tahun: 0,6%, 18-30 tahun: 0,9%, 31-45 tahun: 2,4%, 46-59 tahun: 8,8%, >60

tahun: 17,8%.

Berdasarkan data yang di rilis dari gugus tugas percepatan penanganan

covid-19 di kota Ambon, tercatat ada 555 pasien positif corona hingga hari rabu,

07-07-2020. Jumlah kasus covid-19 di kota Ambon, menjadi yang paling tinggi

di provinsi Maluku. Dari jumlah tersebut pasien yang di nyatakan sembuh

sebanyak 207 orang kemudian pasien yang meninggal dunia sebanyak 12 orang

(Joy Adrianz Kompas. com, 2020).

Berdasarkan fakta yang terjadi akhir-akhir ini penyakit covid -19 atau

corona virus menjadi salah satu tren topic di kalangan masyarakat dan menjadi

suatu penyakit yang di takuti seluruh masyarakat, umumnya masayarakat Maluku

dan ksusnya kota Ambon, dalam hal ini kurangnya pengetahuan keluarga akan
11

penyakit corona juga dapat memicu kecemasan, mungkin dengan diberikan

pengetahuan akan mengurangi stress dan kecemasan keluarga akan penyakit,

dengan meningkatnya pengetahuan dari media pembelajaran seperti lifleat dapat

meningkatkan pengetahuan keluraga kurang lebih seratus persen sesuai dengan

hasil yang di peroleh dari post tes kuisioner, serta perilaku hidup sehat masyarakat

dapat memutuskan mata rantai covid-19,

Hal inilah yang menjadi salah satu acuan bagi saya guna menjadikan

sebagai penelitian ilmih agar dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dan

masyarakat di Batu Merah akan penyakit covid19 atau corona virus di wilayah

kerja Puskesmas Rijali RT 003/RW 006 Batu Merah Ambon. Semakin banyaknya

kasus pasien dengan confirmasi covid-19 atau yang lebih di kenal dengan corona

virus, dengan meningkatnya pasien covid-19 di berbagai daerah, hal inilah yang

dapat mempengaruhi kecemasan pada masyarakat dan dapat mengakibatkan

stress, dengan diberikannya pengetahuan pada masyarakat di harapkan masyarakat

tahu dan dapat melakukan pencegahan untuk memutuskan mata rantai covid-19

yang marak saat ini. Berdasarkan hasil penelitian Tahiruddin (2007), bahwa

dengan di berikan pendidikan kesehatan dapat menambah ilmu pengetahuan siswa

sebelum dan sesudah di berikannya informasi tentang bahaya HIV/AIDS di SMP

Eka Sakti Semarang.

Dilihat dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk menggankat

masalah ini dalam penilitian dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. B

dengan kecemasan dalam upaya meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai

Covid-19 di RT 03/RW 06 Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Batu Merah Ambon”.


12

B. Batasan Masalah

Dari latar belakang di atas, batasan masalah yang di ambil penulis dari

studi kasus ini yaitu “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.B dengan kecemasan

dalam upaya meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai Covid-19 di RT

03/RW 06 Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Batu Merah Ambon”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan suatu

rumusan masalah, yaitu :“ Bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga

Tn. B dengan kecemasan dalam upaya meningkatkan pengetahuan keluarga

mengenai Covid-19 di RT 03/RW 06 Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Batu

Merah Ambon ???”.

D. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada Tn.B dengan

kecemasan dalam upaya meningkatkan pengetahuan mengenai Covid-19 di

RT 03/RW 06 Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Batu Merah Ambon.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga Tn.B dengan

kecemasan dalam upaya meningkatkan pengetahuan mengenai covid-19.

b. Mampu membuat diagnosa keperawatan pada keluarga Tn.B

dengan kecemasan dalam upaya meningkatkan pengetahuan mengenai

covid-19.
13

c. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada keluarga

Tn. B dengan kecemasan dalam upaya meningkatkan pengetahuan

mengenai covid-19.

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga

Tn.B dengan kecemasan dalam upaya meningkatkan pengetahuan

mengenai covid-19.

e. Mampu melakukan evaluasi terhadap intervensi keperawatan

yang dilakukan terhadap keluarga Tn.B.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

Aplikasi teori yang penulis peroleh selama pendidikan sekaligus

menambah pengetahuan dan wawasan berpikir terutama melatih

kecakapan penulis dalam hal penelitian ilmiah.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tambahan kepustakaan yang diharapkan berguna untuk

meningkatkan pengetahuan serta penatalaksanaan pada pasien covid-19

yang marak terjadi belakangan ini,

c. Bagi Pihak Puskesmas

Sebagai bahan masukan bagi pihak Puskesmas khususnya perawatan

terhadap pasien covid-19 yang mengalami tanda dan gejalah klinis guna

memperoleh pengobatan lanjutan.

d. Bagi keluarga
14

Keluarga dapat memiliki pengetahuan mengenai tanda dan gejalah dari

penyakit covid-19 atau yang lebih di kenal dengan corona virus yang lagi

marak akhir-akhir ini, guna mencegah dan memutuskan mata rantai

dengan mengikuti anjuran perawat seperti mencuci tangan dengan sabun,

mengunakan handsanitazer, serta mengunakan masker jika keluar rumah.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi peneliti kesehatan

setempat dalam rangka memberikan asuhan keperawatan keluarga dan dapat

dijadikan pedoman bagi Puskesmas setempat dalam melakukan asuhan

keperawatan keluarga terutama penanganan pasien covid-19 atau corona virus.

F. Keaslian Penilitian

Penelitian ini adalah penelitian yang benar-benar dilakukan oleh peneliti dan tidak

merupakan duplikasi atau penjiplakan dari penelitian-penelitian yang pernah

dilakukan oleh peneliti terdahulu.

Peniliti memperoleh data-data yang terlampir dalam proposal ini sesuai

dengan data penilitian yang disampaikan dan tidak merubah apa yang menjadi

petunjuk dalam penulisan proposal ini. Berikut ini penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jatmiko, (2010). Tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan

pengetahuan dan sikap suami tentang vasektomi di desa jeruk wilayah kerja

puskesmas miri kabupaten sragen.

2. Tahiruddin, (2007) Tentang hubungan pengetahuan siswa sebelum dan

sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya HIV/AIDS di SMP

Eka Sakti Semarang.


15

3. Perbedaan peneliti dengan penelitian terdahulu yaitu peneliti meneliti dengan

judul asuhan keperawatan keluarga pada Tn.X dengan kecemasan dalam

upaya meningkatkan pengetahuan mengenai Covid-19 di RT 03/RW 06

Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Batu Merah Ambon.

G. Sistematika Penulisan

1. Bagian awal terdiri dari Judul, kata pengantar, dan daftar isi

2. Bab I tentang pendahuluan berisi latar belakang masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

3. Bab II tentang kajian pustaka terdiri dari konsep dasar covid-19, Alur

Patofisiologi dan penyimpangan KDM, konsep dasar keluarga, konsep dasar

keperawatan keluarga, dan kerangka konsep penelitian.

Bab III tentang metode penelitian terdiri dari jenis penelitian, waktu dan

tempat penelitian, subyek penelitian, variabel dan defenisi operasional,

teknik pengumpulan data, alat dan bahan penelitian, pengolahan data,

analisa data, penyajian data, dan etika penelitian. BAB IV berisi tentang

hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan pembahasannya .

BAB V merupakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

4. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.


16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep dasar Covid19

1. Pengertian

Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah coronavirus jenis baru yang dapat

menyebabkan penyakit pernapasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang

lebih parah seperti pneumonia dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian

terutama pada kelompok yang rentan seperti orang tua, ana-anak, dan orang-

orang dengan kondisi kesehatan yang kurang adekuat (PMK 27 Tahun, 2017,

pedoman kesiapsiagaan menghadapi infeksi nCOV 2019-Ditjen PPI Kemenkes

2020).

2. Patofisiologi

Virus corona biasa ditemukan pada banyak spesies hewan, termasuk kelelawar,

unta, kucing, dan sapi.

a. COVID-19 adalah betacoronavirus, seperti MERS dan SARS, yang

semuanya berasal dari kelelawar.


17

b. Urutan dari pasien AS mirip dengan urutan yang awalnya diposting Cina,

menunjukkan kemungkinan munculnya tunggal baru-baru ini dari

reservoir hewan.

c. Ketika penyebaran dari orang-ke-orang telah terjadi seperti halnya dengan

MERS dan SARS, diperkirakan hal tersebut terjadi terutama melalui

droplet pernapasan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi bersin,

mirip dengan bagaimana influenza dan patogen pernapasan lainnya

menyebar.

d. Sebagian besar virus corona menginfeksi hewan, tetapi tidak pada

manusia; di masa depan, satu atau lebih dari virus corona ini berpotensi

berevolusi dan menyebar ke manusia, seperti yang terjadi di masa lalu.

e. Banyak pasien memiliki kontak langsung atau tidak langsung dengan

Pasar Grosir Makanan Laut Wuhan Huanan yang diyakini sebagai tempat

asli pecahnya COVID-19.

f. Namun, transmisi COVID-19 dari ikan ke manusia tidak mungkin terjadi.

COVID-19 dan coronavirus ikan seperti Beluga Whale CoV / SW1

termasuk dalam genera yang berbeda dan tampaknya memiliki kisaran

inang yang berbeda.

g. Karena pasar makanan laut pasar Wuhan juga menjual hewan lain, inang

alami COVID-19 menunggu untuk diidentifikasi.

h. Karena kemungkinan penularan dari hewan ke manusia, CoV pada ternak

dan hewan lain termasuk kelelawar dan hewan liar yang dijual di pasar

harus terus dipantau.


18

i. Selain itu, semakin banyak bukti menunjukkan virus COVID-19 yang baru

menyebar melalui rute penularan dari manusia ke manusia karena ada

infeksi pada orang yang tidak mengunjungi Wuhan tetapi memiliki kontak

dekat dengan anggota keluarga yang telah mengunjungi Wuhan dan

terinfeksi.

3. Penyebab

Coronavirus dinamai untuk virus yang mempunyai tapilan seperti paku dengan

mahkota di permukaannya.

a. Ada empat sub-kelompok utama dari coronavirus, yang dikenal sebagai

alpha, beta, gamma, dan delta.

b. Virus korona manusia pertama kali diidentifikasi pada pertengahan 1960-

an.

c. Tujuh coronavirus yang dapat menginfeksi manusia adalah 229E (alpha

coronavirus), NL63 (alpha coronavirus, OC43 (beta coronavirus), dan

HKU1 (beta coronavirus).

d. Virus korona manusia lainnya adalah MERS-CoV, SARS-CoV, dan

COVID-19.

4. Manifestasi Klinis

Untuk infeksi COVID-19 yang dikonfirmasi, penyakit yang

dilaporkan bervariasi mulai dari orang yang sakit ringan sampai orang yang

sakit parah dan sekarat, gejala-gejala ini dapat muncul hanya dalam 2 hari atau
19

selama 14 setelah paparan berdasarkan apa yang telah dilihat sebelumnya

sebagai masa inkubasi virus MERS. Gejalah-gejalah yang khas seperti :

a. Demam

b. Batuk kering

c. Sesak napas

5. Diagnosis Infeksi

Coronavirus

Untuk mendiagnosis infeksi virus corona dokter akan mengawali

dengan anamneses atau wawancara medis, disini dokter akan menyanyakan

seputar gejalah atau keluahan yang di alami pasien, selain itu, dokter juga akan

melakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboraturium untuk membantu

menegakan diagnosis.

Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel

dari tengorokan, atau specimen pernapasan lainnya. Untuk kasus yang di duga

infeksi novel corona virus, DPL, fungsi heparn fungsi ginjal, dan PCT/CRP.

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan

menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja bepergian

atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala

muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada kontak dengan orang

yang menderita atau diduga menderita COVID-19. Guna memastikan diagnosis

COVID-19, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:


20

a. Rapid test  untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh

tubuh untuk melawan virus Corona.

b. Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi

virus Corona di dalam dahak.

c. CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-

paru.

Hasil rapid test COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan

bahwa Anda memang sudah terinfeksi virus Corona, namun bisa juga

berarti Anda terinfeksi kuman atau virus yang lain. Sebaliknya, hasil rapid

test COVID-19 negatif belum tentu menandakan bahwa Anda mutlak

terbebas dari virus Corona.

6. Komplikasi

Infeksi Coronavirus 

Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan

komplikasi pneumonia, dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak

ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu, SARS juga bisa menyebabkan

kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan kematian.

Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa

menimbulkan komplikasi yang serius. Infeksi virus ini bisa menyebabkan

pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. 

7. Pengobatan Infeksi

Coronavirus
21

Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya

pengidap akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa

dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus corona. Contohnya:

a. Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan

batuk. Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan

berikan obat batuk pada anak di bawah empat tahun.

b. Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu

meredakan sakit tenggorokan dan batuk.

c. Perbanyak istirahat.

d. Perbanyak asupan cairan tubuh.

e. Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi

penyedia layanan kesehatan terdekat.

Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti

SARS, MERS, atau infeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan

dengan penyakit yang diidap dan kondisi pasien. Bila pasien mengidap infeksi

novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang telah ditunjuk

oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena

beberapa alasan, dokter akan melakukan:

1) Isolasi

2) Serial foto toraks sesuai indikasi.

3) Terapi simptomatik.

4) Terapi cairan.

5) Ventilator mekanik (bila gagal napas).

6) Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.


22

8. Temuan Penilaian dan

Diagnostik

Pada saat ini, pengujian diagnostik untuk COVID-19 hanya dapat dilakukan di

fasilitas kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah, jika di Amerika, ada yang

namanya CDC (Center for Disease Control and Prevention).


23

a. Untuk meningkatkan kemungkinan mendeteksi infeksi, CDC

merekomendasikan pengumpulan tiga jenis spesimen: pernapasan bawah,

pernapasan atas, dan spesimen serum untuk pengujian.

b. CDC telah mengirimkan tim multidisiplin ke Washington, Illinois,

California, dan Arizona untuk membantu departemen kesehatan dengan

manajemen klinis, pelacakan kontak, dan komunikasi.

c. CDC telah mengembangkan tes Reaksi-Polymerase Chain Reaction (rRT-

PCR) real-time yang dapat mendiagnosis COVID-19 dalam sampel serum

pernapasan dari spesimen klinis.

d. Saat ini, pengujian untuk virus ini harus dilakukan di CDC, tetapi dalam

beberapa hari dan minggu mendatang, CDC akan berbagi tes ini dengan

mitra domestik dan internasional.

e. CDC mengunggah seluruh genom virus dari kelima kasus yang dilaporkan

di Amerika Serikat ke GenBank.

f. CDC juga menumbuhkan virus dalam kultur sel, yang diperlukan untuk

penelitian lebih lanjut, termasuk untuk karakterisasi genetik tambahan.

9. Pencegahan Virus

Corona (COVID-19)

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona

atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah

dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi

virus ini, yaitu:


24

a. Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari

orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan

mendesak.

b. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian,

termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.

c. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang

mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar

rumah atau di tempat umum.

d. Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.

e. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti

mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang

cukup, dan mencegah stres.

f. Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif

terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau

pilek.

g. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian

buang tisu ke tempat sampah.

h. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,

termasuk kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP

(orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada

beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke

orang lain, yaitu:


25

1) Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk

sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan

kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.

2) Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.

3) Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi

dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.

4) Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda

benar-benar sembuh.

5) Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang

sedang sakit.

6) Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta

perlengkapan tidur dengan orang lain.

7) Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau

sedang bersama orang lain.

8) Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu

segera buang tisu ke tempat sampah.

Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di

rumah sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak,

perlu ditangani secara berbeda dengan beberapa penyesuaian selama

pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah penularan virus

Corona selama Anda berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan dokter

mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.

10. Manajemen medis


26

Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah menghindari terkena virus corona

ini.

a. Kebersihan tangan

Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik;

jika air dan sabun tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbahan

dasar alkohol.

b. Jauhkan tangan dari wajah Anda

Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak

dicuci.

c. Tidak ada kontak dekat dengan orang sakit

Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit, dan tinggal di rumah saat

anda sakit.

d. Etiket batuk dan bersin yang tepat

Tutupi batuk atau bersin dengan tisu, lalu buang tisu ke tempat sampah.

e. Perawatan suportif

Orang yang terinfeksi COVID-19 harus menerima perawatan suportif

untuk membantu meringankan gejala.

f. Kasus yang parah

Untuk kasus yang parah, perawatan harus mencakup perawatan untuk

mendukung fungsi organ vital.

5. Untuk Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan adalah orang-orang yang akan bekerja siang dan malam

untuk merawat dan membantu pasien coronavirus termasuk di antara populasi


27

yang paling terpapar untuk terinfeksi. Perlindungan anggota yang rentan adalah

salah satu prioritas untuk respons terhadap wabah COVID19.

Layanan kesehatan kerja di fasilitas kesehatan memainkan peran

penting dalam membantu, mendukung, dan memastikan bahwa tempat kerja

aman dan sehat dan mengatasi masalah kesehatan ketika mereka muncul.

WHO menekankan hak dan tanggung jawab petugas kesehatan, termasuk

kriteria eksplisit yang diperlukan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan

kerja.

B. Konsep dasar Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah keadaan dimana indvidu atau kelompok mengalami

perasaan gelisah (Penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom

dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik (Carpenito,

2019).

Kecemasan merupakan suatu  perasaan takut yang tidak menyenangkan

dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis, yang

dirasakan oleh pasien pre operatif (David, 2010).

Kecemasan adalah respon subjektif terhadap stres. Ciri-ciri kecemasan

adalah keprihatinan, kesulitan, ketidakpastian, atau ketakutan yang terjadi

akibat ancaman yang nyata atau dirasakan (Isaacs, 2010).

Kecemasan akibat terpajan pada peristiwa traumatik yang dialami

individu yang mengalami, menyaksikan atau menghadapi satu  atau beberapa

peristiwa yang melibatkan kematian aktual atau ancaman kematian atau

cidera serius atau ancaman integritas fisik diri sendiri (Doenges, 2019).
28

Kecemasan merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan

sesuatu diluar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi

permasalahan (Asmadi, 2009).

2. Penyebab Kecemasan

Menurut Andaners (2009), penyebab rasa cemas dapat dikelompokan pula

menjadi 3 faktor, yaitu :

a. Faktor biologis atau fisiologis, berupa ancaman akan

kekurangan makanan, minuman, perlindungan dan keamanan.

b. Faktor psikososial, yaitu ancaman terhadap konsep diri,

kehilangan orang atau benda yang dicintai, perubahan status sosial atau

ekonomi.

c. Faktor perkembangan, yaitu ancaman pada masa bayi,

anak, remaja.

3. Pengukuran tingkat kecemasan

Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat

ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).  Skala

HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya

symptom pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS

terdapat 14 syptoms yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan.

Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor( skala likert) antara 0

(Nol Present) sampai dengan 4 (severe).

Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang

diperkenalkan oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam

pengukuran kecemasan terutama pada penelitian trial clinic.  Skala HARS


29

telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk

melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan

0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan

menggunakan skala HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliable.

Skala HARS Menurut Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) 

penilaian kecemasan terdiri dan 14 item, meliputi :

1. Perasaan Cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah

tensinggung.

2. Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.

3. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal

sendiri dan takut pada binatang besar.

4. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur

tidak pulas dan mimpi buruk.

5. Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit

konsentrasi.

6. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby,

sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.

7. Gejala somatik: nyeri path otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak

stabil dan kedutan otot.

8. Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah

dan pucat serta merasa lemah.

9. Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras

dan detak jantung hilang sekejap.


30

10. Gejala pemapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering

menarik napas panjang dan merasa napas pendek.

11. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun,

mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan

panas di perut.

12. Gejala urogenital : sering keneing, tidak dapat menahan keneing,

aminorea, ereksi lemah atau impotensi.

13. Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu

roma berdiri, pusing atau sakit kepala.

14. Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan

dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek

dan cepat.

Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan

kategori:

0 = tidak ada gejala sama sekali

1 = Satu dari gejala yang ada

2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada

3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada

4 = sangat berat semua gejala ada

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item
1-14 dengan hasil:

a. Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.

b. Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.


31

c. 3Skur 15 – 27 = kecemasan sedang.

d. Skor lebih dari 27 = kecemasan berat.

F. Faktor Predisposisi

a. Menurut  Asmadi (2009), berbagai faktor predisposisi

yang dijelaskan ke dalam beberapa teori mengenai kecemasan. Teori

tersebut antara lain :

1) Teori Psikoanalisis

Menurut pandangan psikoanalisis, kecemasan adalah konflik

emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian, yaitu id dan

superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif

seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang

dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego

berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen tersebut, dan fungsi

kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

2) Teori Interpersonal

Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap penolakan saat

berhubungan dengan orang lain. Kecemasan ini juga dihubungkan

dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan dan

perpisahan dengan orang yang dicintai. Penolakan terhadap

eksistensi diri oleh orang lain atau masyarakat akan menyebabkan

individu yang bersangkutan menjadi cemas. Namun, bila

keberadaannya diterima oleh orang lain, maka ia akan merasa tenang


32

dan tidak cemas. Kecemasan berkaitan dengan hubungan antara

manusia.

3) Teori Perilaku

Kecemasan merupakan hasil frustasi. Ketidakmampuan atau

kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan akan

menimbulkan frustasi atau keputusasaan. Keputusasaan inilah yang

menyebabkan seseorang menjadi cemas.

b. Menurut Stuart (2010), berbagai faktor predisposisi yang

dijelaskan ke dalam beberapa teori mengenai asal kecemasan yaitu :

1) Teori Psikoanalitik

Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen

kepribadian id dan superego.  Id mewakili dorongan insting dan

impuls  primitif  seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati

nurani seseorang dan dikembalikan oleh norma-norma budaya

seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua

elemen yang bertentangan, dan fungsi kecemasan adalah

mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

2) Teori Interpersonal

Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya

penerimaan dan penolakan interpersonal.Kecemasan juga

berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan

kehilangan,  yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan

harga diri rendah terutama mudah mengalami perkembangan

kecemasan yang berat.


33

3) Teori perilaku

Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang

mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Pakar perilaku lain menganggap kecemasan sebagai

suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam

untuk menghindari kepedihan. Pakar tentang pembelajaran

menyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya

dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan lebih sering

menunjukkan kecemasan pada kehidupan selanjutnya.

4) Kajian Keluarga

Kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga.

Ada tumpang tindih dalam gangguan kecemasan dan antara

gangguan kecemasan dengan depresi.

5) Kajian Biologis

Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzo

diaz epindes. Reseptor ini, mungkin membantu mengatur

kecemasan. Penghambat asam aminobutirik-gamma neroregulator

(GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme

biologis berhubungan dengan kecemasan, sebagaimana halnya

endorphin. Selain itu, telah dibuktikan bahwa kesehatan umum

seseorang mempunyai  akibat nyata sebagai predisposisi; terhadap

kecemasan. Kecemasan mungkin disertai gangguan fisik dan

selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stesor.

4. Faktor Presipitasi
34

Menurut Stuart (2010), kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan yang

tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang

spesifik. Pengalaman kecemasan seseorang tidak sama pada beberapa situasi

dan hubungan interpersonal. Namun demikian secara umum ancaman besar

yang dapat menimbulkan kecemasan dikategori menjadi 2, yaitu :

a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi

ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas

untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat

membahayakan indentitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

seseorang.

Menurut Esperanza (2009), Fundamental of Nursing Practice a Nursing

Poscess Aproach, faktor pencetus kecemasan antara lain:

1) Perubahan patologi dari penyebab penyakit atau suatu injuri.

2) Trauma (injuri, luka bakar, serangan, elektrik, shock).

3) Tidak adekuatnya; makanan, kehangatan, dan pencegahan.

4) Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar (kelaparan, gangguan seksual).

5) Program terapi (diet, terapi fisik, psikoterapi).

6) Kekacauan hubungan sosial dan keluarga.

7) Konflik sosial dan budaya.

8) Perubahan fisiologis yang normal (pubertas, menstruasi, kehamilan dan

menopause).

9) Peristiwa yang menyebabkan stressful (peristiwa yang penting dalam

kegiatan sosial, wawancara dan diagnostik test).


35

10) Membayangkan ancaman dari injuri (sumber dari stress yang tidak dapat

dipastikan).

11) Bencana alam (gempa bumi, banjir).

12) Serangan wabah, bakteri, virus atau parasit.

13) Isolasi sosial.

14) Kompetisi dalam olahraga.

15) Perpindahan tempat tinggal

16) Peperangan.

17) Kegiatan sehari-hari dari kehidupan (entertaining, pengemudi).

18) Situasi positif dari peristiwa kehidupan (menikah, mempunyai bayi, lulus

kuliah).

5. Tingkat Kecemasan dan Karakteristik

Menurut Asmadi (2009), kemampuan untuk merespons terhadap suatu

ancaman yang berbeda satu sama lain. Perbedaan kemampuan ini

berimplikasi terhadap perbedaan tingkat kecemasan yang dialami.Respons

individu terhadap kecemasan beragam dari kecemasan sampai panik.  

6. Tingkat Kecemasan

Menurut Asmadi (2009), tiap tingkatan kecemasan mempunyai karakteristik

atau manifestasi yang berbeda satu sama lain. Manifestasi kecemasan yang

terjadi bergantung pada kematangan pribadi, pemahaman dalam menghadapi

ketegangan, harga diri, dan mekanisme koping yang digunakannya.

Tabel.1
Tingkat Kecemasan dan Karakteristik. Teknik Prosedural Keperawatan     
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien
36

Tingkat Karakteristik
Kecemasan
Kecemasan ringan a. Berhubungan dengan ketegangan dalam peristiwa
sehari-hari
b. Kewaspadaan meningkat
c. Persepsi terhadap lingkungan meningkat
d. Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan
menghasilkan kreativitas
e. Respons fisiologis: sesekali napas pendek, nadi dan
tekanan darah meningkat sedikit, gejala ringan pada
lambung, muka berkerut, serta bibir bergetar.
f. Respons kognitif: mampu menerima rangsangan yang
kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan
masalah secara efektif, dan terangsang untuk
melakukan tindakan.
g. Respons perilaku dan emosi: tidak dapat duduk
tenang, tremor halus pada tangan, dan suara kadang-
kadang meninggi.
Kecemasan a. Respons fisiologis: sering napas pendek, nadi ekstra
sedang sistol dan tekanan darah meningkat, mulut kering,
anoreksia diare/ konstipasi, sakit kepala, sering
berkemih, dan letih.
b. Respons kognitif: memusatkan perhatiannya pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain, lapang
persepsi menyempit, dan rangsangan dari luar tidak
mampu diterima.
c. Respons perilaku dan emosi: gerakan tersentak-
sentak, terlihat lebih tegang, bicara banyak dan lebih
cepat, susah tidur, dan perasaan tidak aman.
Kecemasan Berat a. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja
dan mengabaikan hal yang lain.
b. Respons fisiologis: napas pendek, nadi dan tekanan
darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan
berkelabut, serta tampak tegang
c. Respons kognitif: tidak mampu berpikir berat lagi dan
membutuhkan banyak pengarahan / tuntutan, serta
lapang persepsi menyempit.
d. Respons perilaku dan emosi: perasaan terancam
meningkat dan komunikasi menjadi terganggu
(verbalisasi cepat).
Panik a. Respons fisiologis: napas pendek, rasa tercekik dan
37

palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, serta rendahnya


koordinasi motorik.
b. Respons kognitif: gangguan realitas, tidak dapat
berpikir logis, persepsi terhadap lingkungan
mengalami distorsi, dan ketidakmampuan memahami
situasi.
c. Respons perilaku dan emosi: agitasi, mengamuk dan
marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan
kendali/kontrol diri (aktivitas motorik tidak menentu),
perasaan terancam, serta dapat berbuat sesuatu yang
membahayakan diri sendiri dan/ atau orang lain.
Asmadi. (2009). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

a. Respon Fisiologis, Perilaku, Kognitif dan Afektif Terhadap

Kecemasan

Menurut Stuart (1998), kecemasan dapat diekspresikan secara langsung

melalui perubahan fisiologis dan perilaku dan secara tidak langsung melalui

timbulnya gejala atau mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan

kecemasan. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan tingkat

kecemasan.

Tabel.2
Respons Fisiologis  terhadap Kecemasan

Sistem Tubuh Respons


Kardiovaskular Palpitasi
Jantung berdebar
Tekanan darah meninggi
Rasa mau pingsan
Pingsan
Tekanan darah menurun
Denyut nadi menurun
Pernapasan Napas cepat
Napas pendek
Tekanan pada dada
38

Napas dangkal
Pembengakakan pada tenggorok
Sensasi tercekik
Terengah-engah
Neuromuskular Refleks meningkat
Reaksi kejutan
Mata berkedip-kedip
Insomnia
Tremor
Rigiditas
Gelisah
Wajah tegang
Kelemahan umum
Kaki goyah
Gerakan yang janggal.
Gastrointestinal Kehilangan nafsu makan
Menolak makanan
Rasa tidak nyaman pada abdomen
Mual
Rasa terbakar pada jantung
Diare
Tidak dapat menahan kencing
Traktus urinarius Sering berkemih
Kulit Wajah kemerahan
Berkeringat setempat (telapak tangan)
Gatal
Rasa panas dan dingin pada kulit
Wajah pucat
Berkeringat seluruh tubuh
Stuart. Gail Wiscarz. (2018). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta.: EGC.

Tabel.3
Respons Parasimpatis
Respons Perilaku, Kognitif dan Afektif terhadap Kecemasan

Sistem Respons
Perilaku Gelisah
Ketegangan fisik
Tremor
Gugup
Bicara cepat
Kurang koordinasi
39

Cenderung mendapat cedera


Menarik diri dari hubungan interpersonal.
Menghalangi
Melarikan diri dari masalah
Menghindari
Hiperventilasi
Kognitif Perhatian terganggu
Konsentrasi buruk
Pelupa
Salah dalam memberikan penilaian
Preokupasi
Hambatan berpikir
Bidang persepsi menurun
Kreativitas menurun
Bingung
Sangat waspada
Kesadaran diri meningkat
Kehilangan objektivitas
Takut kehilangan kontrol
Takut pada gambaran visual
Takut cedera atau kematian
Afektif Mudah terganggu
Tidak sabar
Gelisah
Tegang
Nervus
Ketakutan
Alarm
Teror
Gugup
Gelisah
Asmadi. (2019). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

b. Mekanisme Koping Terhadap Kecemasan

Menurut Asmadi (2019), Setiap ada stressor penyebab individu mengalami

kecemasan, maka secara otomatis muncul upaya untuk mengatasinya dengan

berbagai mekanisme koping. Penggunaan mekanisme koping menjadi efektif


40

bila didukung oleh kekuatan lain  dan adanya keyakinan pada individu yang

besangkutan bahwa mekanisme koping yang digunakan dapat mengatasi

kecemasan nya. Sumber koping merupakan modal kemampuan yang dimiliki

individu guna mengatasi kecemasan. Kecemasan perlu diatasi untuk

mencapai keadaan homeostatis dalam diri individu, baik secara fiosiologis

maupun psikologis. Apabila individu tidak mampu mengatasi kecemasan

secara konstruktif, maka ketidakmampuan tersebut dapat menjadi penyebab

utama terjadinya perilaku patologis.

Secara umum, mekanisme koping terhadap kecemasan  diklasifikasikan ke

dalam dua kategori yaitu :

1) Strategi Pemecahan Masalah (problem solving strategi)

Strategi pemecahan masalah bertujuan untuk mengatasi atau

menanggulangi masalah atau ancaman yang ada dengan kemampuan

pengamatan secara realitis. Beberapa contoh strategi pemecahan masalah

yang dapat digunakan antara lain :

1) Meminta bantuan kepada orang lain

2) Secara besar hati, mampu

mengungkapkan perasaan sesuai dengan situasi yang ada.

3) Mencari lebih banyak informasi yang

terkait dengan masalah yang dihadapi, sehingga masalah tersebut

dapat diatasi secara realitis.

4) Menyusun beberapa rencana untuk

memecahkan masalah.
41

5) Meluruskan pikiran atau persepsi

terhadap masalah. Bayangan pikiran yang dimiliki setiap orang

memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan pribadi. Sebab,

segala sesuatu yang dilakukan individu adalah reaksi langsung dari

apa yang ada dalam pikirannya.

2) Strategi pemecahan masalah ini secara ringkas dapat

digunakan dengan metode STOP, yaitu :

1) Source

Mencari dan mengidentifikasi apa yang menjadi sumber masalah.

2) Trial anderror

Mencoba berbagai rencana pemecahan masalah yang telah disusun

bila satu metode tidak berhasil, maka mencoba lagi dengan metode

lain, hal yang perlu dihindari adalah adanya rasa keputusasaan

terhadap kegagalan yang dialami.

3) Others

Minta bantuan orang lain bila diri sendiri tidak mampu.

4) Pray and patient

Berdoa kepada Tuhan sebab Dia adalah Zat yang Maha mengetahui

segala sesuatu yang ada didunia ini. Dia pula yang memberikan jalan

yang terbaik buat manusia sebab manusia memilikibanyak

keterbatasan. Dengan berdoa, maka hati, jiwa, dan pikiran seseorang

akan menjadi tentram dan tenang. Juga harus sabar denagn berlapang

dada menerima kenyataan yang ada pada dirinya.

c. Mekanisme Pertahanan Diri (Defence mechanism)


42

Mekanisme pertahanan  diri merupakan mekanisme penyesuaian ego yaitu

usaha untuk melindungi diri dari perasaan tidak adekuat. Beberapa ciri

mekanisme pertahanan diri antara lain :

a. Bersifat hanya sementara  karena

berfungsi hanya untuk melindungi atau bertahan dari hal-hal yang tidak

menyenagkan dansecara tidak langsung mengatasi masalah.

b. Mekanisme pertahanan diri terjadi

diluar kesadaran. Individu tidak menyadari bahwa mekanisme pertahanan

diri tersebut sedang terjadi.

c. Sering kali tidak berorientasi pada

kenyataan.

Tabel.4
Jenis-jenis mekanisme pertahanan diri (Defence mechanism).Teknik Prosedural
Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Asmadi (2009).

Jenis Mekanisme Uraian


Pertahanan Diri
Denial Menghindar atau menolak untuk melihat kenyataan
yang tidak diinginkan dengan cara mengabaikan atau
menolak kenyataan tersebut. Misalnya, individu yang
telah terdeteksi secara akurat mengidap AIDS, maka
dia mengatakan bahwa dirinya hanya sakit flu biasa.
Penyangkalan terhadap kenyataan merupakan
pembelaan ego yang paling sederhana dan primitif.
Proyeksi Menyalahkan orang lain mengenai ketidakmampuan
pribadinya atas kesalahan yang ia perbuat. Mekanisme
ini digunakan untuk menghindari celaan dan hukuman
yang mungkin akan ditimpakan pada dirinya. Akan
tetapi, mekanisme pembelaan diri ini tidak realistis.
Misalnya, seorang mahasiswa yang tidak lulus ujian,
ia mengatakan bahwa dirinya tidak lulus karena
dosennya sentimen terhadap dirinya.
43

Represi Menekan ke alam tidak sadar dan sengaja melupakan


terhadap pikiran, perasaan, dan pengalaman yang
menyakitkan. Individu yang menggunakan
mekanisme represi sebenarnya menipu diri sendiri.
Sebab, ia hanya melindungi dirinya dari masalah yang
sebenarnya dapat diatasi secara lebih realistis.
Misalnya, seorang remaja yang diputuskan cintanya
oleh kekasihnya, maka ia sengaja melupakan. Setiap
ada orang yang menanyakan, ia selalu menjawab
dengan perkataan: "Sudahlah tidak usah menanyakan
itu lagi."
Regresi Kemunduran dalam hal tingkah laku yang dilakukan
individu dalam menghadapi stres. Misalnya,
pengantin baru yang lari pulang ke rumah orang
tuanya masing-masing karena mengalami masalah
dalam rumah tangganya. Dalam regresi, secara tidak
sadar, individu mencoba lagi berperilaku seperti anak
kecil, bergantung kepada orang lain, dan tidak mau
berpikir susah.
Rasionalisasi Berusaha memberikan alasan yang masuk akal
terhadap perbuatan yang dilakukannya. Padahal
perbuatan yang dilakukan sebenarnya tidak baik.
Namun, ia berusaha agar perbuatan/perilakunya dapat
diterima. Misalnya, mahasiswa yang terlambat datang
ujian mengatakan bahwa di jalan macet total.
Rasionalisasi mempunyai dua segi pembelaan yaitu:
1)  Membantu kita membenarkan yang kita
lakukanMenolong kita mengurangi kekecewaan yang
berhubungan dengan cita-cita yang tidak tercapai.
Fantasi Keinginan yang tidak terkabul dipuaskan dalam
imajinasi yang diciptakan sendiri dan merupakan
situasi yang berkhayal/berfantasi. Misalnya, seorang
mahasiswa yang kurang pandai, lalu berfantasi
mendapat nilai cum laude.
Fantasi dapat menjadi produktif ataupun bahkan
sebaliknya. Fantasi yang produktif dapat menajdi
motivasi yang kuat dalam menyelesaikan masalah.
Sedangkan fantasi yang nonproduktif bersifat hanya
untuk memuaskan khayalan sebagai pengganti
kekurangan, tetapi tidak menimbulkan motivasi untuk
berprestasi.
Displacement Memindahkan perasaan yang tidak menyenangkan
44

dari seseorang atau objek ke orang atau objek lain


yang biasanya lebih kurang berbahaya daripada
semula. Misalnya, tidak lulus ujian langsung
membanting dan membuang buku-bukunya.
Displacement tidak menyelesaikan masalah. Bahkan
dapat menciptakan masalah baru, misalnya seorang
pegawai yang melampiaskan emosinya ke istrinya
lantaran waktu di kantor dimarahi pimpinannya.
Undoing Tindakan atau komunikasi tertentu yang bertujuan
menghapuskan atau meniadakan tindakan
sebelumnya. Misalnya, meminta maaf.
Reaction formation Mengembangkan pola sikap dan perilaku tertentu
yang disadari, tetapi berlawanan dengan perasaan dan
keinginannya. Misalnya, seorang lelaki yang
mencintai seorang perempuan. Lalu ditanya oleh
temannya, ia menjawab: "Saya benci dengan gadis
itu."
Kompensasi Menutupi kekurangan dengan meningkatkan
kelebihan yang ada pada dirinya. Misalnya,
mahasiswa yang kemampuan belajarnya kurang lalu
menekuni musik karena musik merupakan
kelebihannya.
Sublimasi Penyaluran rangsangan/nafsu yang tidak tercapai ke
dalam kegiatan lain yang bisa diterima oleh
masyarakat. Misalnya, seseorang yang senang
berkelahi lalu disalurkan ke dalam bentuk olahraga
tinju.
Asmadi. (2009). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

C. Konsep dasar Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, pengetahuan umumnya datang dari pengalaman yang dapat

diperoleh dari informasi yang disampaikan oleh guru-guru, orang tua, teman,

buku atau surat kabar (Notoatmodjo, 2012).


45

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh

melalui mata dan telinga (Brieger, 2010).

2. Tingkat-tingkat pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2012), pengetahuan memiliki 6 tingkatan yang

bergerak dari yang sederhana sampai kompleks, yaitu :

a. Tingkat pengetahuan : Tahu (Know)

Pengetahuan berhubungan dengan mengingat kepada bahan yang sudah

dipelajari sebelumnya. Dengan istilah lain, pengetahuan juga disebut

recall (mengingat kembali). Pengetahuan dapat menyangkut ilmu yang

luas atau sempit seperti fakta (sempit) dan teori (luas). Namun apa yang

diketahui hanya sekedar informasi yang diingat.

b. Tingkat pengetahuan : Pemahaman (Komprehension)

Pemahaman adalah kemampuan memahami arti suatu bahan pelajaran

ilmu seperti menafsirkan, menjelaskan atau meringkas tentang sesuatu.

c. Tingkat pengetahuan : Penerapan/Aplikasi (Aplication)

Penerapan adalah kemampuan menggunakan atau menafsirkan suatu

bahan yang sudah di pelajari kedalam situasi baru atau situasi yang konkrit

seperti penerapan suatu dalil, metode, konsep dan teori.

d. Tingkat pengetahuan : Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan menguraikan atau menjabarkan sesuatu

kedalam komponen atau bagian-bagian susunannya dapat


46

dimengerti.Hubungan antar bagian, serta prinsip yang digunakan dalam

organisasi atau susunan materi pelajaran.

e. Tingkat pengetahuan : Sintesis (Synthesis)

Kemampuan sintesis adalah merupakan kemampuan untuk menghimpun

bagian kedalam suatu keseluruhan seperti merumuskan tema, rencana atau

melihat hubungan.

f. Tingkat pengetahuan : Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkenan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk

membuat menilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria

tertentu.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sanga penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) karena dari pengalaman

dan penilitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

Penilitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru, di dalam diri seseorang tersebut terjadi proses

yang berurutan yakni :

1) Awareness (kesadaran)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus objek.

2) Interest (merasa tertarik)

Terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah

mulai timbul.

3) Evalution (menimbang-nimbang)
47

Terhadap baik atau buruknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini

berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4) Trial

Dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adoption

Dimana subjek telah berperilaku beru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

3. Dasar-dasar Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2012), yang menjadi dasar pengetahuan itu diperoleh

dari berbagai hal, antara lain :

a. Pengalaman

Pengalaman adalah keseluruhan peristiwa perjumpaan dan apa yang telah

terjadi pada manusia dalam interaksinya dengan alam, diri sendiri,

lingkungan sosial dan dengan seluruh kenyataan termasuk Tuhan Yang

Maha Esa. Pengalaman terdiri dari dua jenis yaitu pengalaman primer dan

pengalaman sekunder. Pengalaman primer merupakan pengalaman

langsung akan persentuhan inderawi dengan benda konkrit diluar manusia

dan peristiwa yang dirasakan sendiri, sedangkan pengalaman sekunder

adalah pengalaman tidak langsung atau pengalaman reflektif mengenai

pengalaman primer.

b. Ingatan dan kesaksian


48

Dalam kedudukan sebagai dasar pengetahuan, baik pengalaman maupun

ingatan saling berkaitan, tetapi ingatan dan pengalaman tidak dapat

berkembang menjadi pengetahuan.Sementara ingatan mengandalkan

pengalaman sebagai sumber dan dasar rujukannya. Agar ingatan dapat

menjadi sumber yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya bagi

pengetahuan, ada 2 syarat yang perlu dikenali yaitu :

1) Memiliki kesaksian bahwa pengalaman itu pernah dialami atau

disaksikan di masa lalu.

2) Ingatan tersebut bersifat konsisten dan dapat berhasil menjadi dasar

pemecahan persoalan atau masalah. Sedangkan kesaksian adalah

penegasan sesuatu yang benar oleh seorang saksi kejadian atau

peristiwa yang diajukan kepada orang lain dapat dipercaya.

c. Minat dan rasa ingin tahu

Dalam hal ini yang mendasarinya adanya pengetahuan adalah minat dan

rasa ingin tahu.Minat mengarahkan perhatian terhadap hal-hal yang

dialami dan dianggap penting untuk diperhatikan. Orang akan meminati

apa yang ia pandang bernilai, sedangkan rasa ingin tahu mendorong orang

untuk bertanya dan melakukan penyelidikan atas apa yang dialami dan

menarik nilainya. Rasa ingin tahu erat kaitannya dengan pengalaman atau

kebenaran yang dialaminya.

d. Pikiran dan penalaran

Agar dapat memahami dan menjelaskan apa yang dialami, manusia perlu

melakukan kegiatan berfikir yang mengandalkan pikiran. Kegiatan pokok

pikiran dalam mencari pengetahuan adalah penalaran. Penalaran


49

merupakan proses pemikiran untuk menarik kesimpulan akan hal-hal yang

sebelumnya telah diketahui. Berkat kemampuan menalar manusia dapat

mengembangkan pengetahuan.

e. Logika

Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan

dan tata cara penalaran yang betul (corret reasoning). Logika ini

merupakan suatu dasar yang amat perlu untuk memperoleh pengetahuan

yang benar, sebab tanpa logika penalaran tidak mungkin dilakukan.

f. Bahasa

Bahasa merupakan salah satu hal yang mendasar dan memungkinkan

pengetahuan pada manusia.Seluruh kegiatan berfikir manusia erat

kaitannya dengan kemampuannya sebagai makhluk yang berbahasa

sehingga manusia mampu mengembangkan pengetahuan berkat

kemampuan tersebut. Manusia bukan hanya dapat mengungkapkan dan

berkomunikasikan pikiran, perasaan dan sikap batinnya, tetapi juga

menyimpan, mengingat kembali, mengulas dan memperluas apa yang

sampai sekarang diketahuinya.

g. Kebutuhan Manusia

Kebutuhan hidup manusia merupakan faktor yang mendasari dan

mendorong berkembangnya pengetahuan manusia, melakukan interaksi

dengan dunia lain dan lingkungan sosial sekitarnya manusia membutuhkan

pengetahuan.

4. Cara memperoleh pengetahuan


50

Menurut (Mubarok, 2018), pada dasarnya manusia selalu ingin tahu yang

benar, untuk memenuhi rasa ingin tahu itu manusia sejak zaman dahulu telah

berusaha mengumpulkan pengetahuan. Dari berbagai macam cara yang telah

digunakan untuk memperoleh pengetahuan sepanjang sejarah, dapat

dikelompokkan menjadi 2, antara lain:

a. Cara tradisional

Didalam cara tradisional, untuk memperoleh pengetahuan ada beberapa

macam, yaitu :

1) Cara coba dan salah (trial and error), yaitu cara tradisional yang

digunakan oleh manusia jika dia menghadapi persoalan atau

permasalahan, dengan upaya memecahkan masalah tersebut

dilakukan dengan cara coba-coba, artinya menggunakan salah satu

kemungkinan dan jika tidak berhasil dalam mengatasi masalahnya

maka digunakan kemungkinan yang lain sehingga

permasalahannya dapat terselesaikan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas. Pengetahuan diperoleh berdasarkan

pada otoritas atau kebenaran, baik tradisi, otoritas pemerintah,

otoritas pemimpin agama maupun otoritas ahli ilmu pengetahuan.

Para pemegang kekuasaan, baik pemerintahan, tokoh agama

maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai

mekanisme yang sama dalam penemuan ilmu pengetahuan.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi,pengalaman pribadi dapat

digunakan sebagai upayah memperoleh pengetahuan. Hal ini dapat


51

dilakukan dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.

4) Melalui jalan pikiran

Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia dengan

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak

langsung sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

b. Cara modern

Cara modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih

sistematis, logis dan ilmiah. Setelah diadakan penggabungan antara

proses berpikir deduktif,induktif,verifikatif maka lahirkan suatu cara

penelitian yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Menurut berbagai sumber dari berbagai literatur yang berhubungan, berikut

adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang

tentang suatu hal :

a. Umur

Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan

berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari

pada orang yang belum cukup tinggi tingakat kedewasaannya. Hal ini

sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.

b. Pendidikan
52

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam menerima

informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan

sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal.

c. Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok. Lingkungan adalah input kedalam diri seseorang

sehingga sistem adaptif yang melibatkan baik faktor internal maupun

faktor eksternal. Seseorang yang hidup dalam lingkungan Seseorang yang

hidup dalam lingkungan yang berpikiran luas maka pengetahuannya akan

lebih baik daripada orang yang hidup di lingkungan yang berpikiran

sempit.

d. Pekerjaan

Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus

dilaksanakan atau diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau

profesi masing-masing. Status pekerjaan yang rendah sering

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.Pekerjaan biasanya sebagai

simbol status dimasyarakat. Masyarakat akan memandang seseorang

dengan penuh penghormatan apabila pekerjaannya sudah pegawai negeri

atau pejabat dipemerintahan.

e. Sosial ekonomi
53

Variabel ini sering dilihat angka kesakitan dan kematian, variabel ini

menggambarkan tingkat kehidupan seseorang yang ditentukan unsur

seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan banyak contoh serta

ditentukan pula oleh tempat tinggal karena hal ini dapat mempengaruhi

berbagai aspek kehidupan termasuk pemiliharaan kesehatan.

f. Informasi yang diperoleh

Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga organisasi,

media cetak dan tempat pelayanan kesehatan. Ilmu pengetahuan dan

teknologi membutuhkan informasi sekaligus menghasilkan informasi.

Jika pengetahuan berkembang sangat cepat maka informasi berkembang

sangat cepat pula. Adanya ledakan pengetahuan sebagai akibat

perkembangan dalam bidang ilmu dan pengetahuan, maka semakin

banyak pengetahuan baru bermunculan. Pemberian informasi seperti cara-

cara pencapain hidup sehat akan meningkatkan pengetahuan masyarakat

yang dapat menambah kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan

pengetahuan yang dimiliki.

g. Pengalaman

Merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh

kebenaran dan pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang di peroleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi di masa lalu. Orang yang memiliki pengalaman akan mempunyai

pengetahuan yang baik bila dibandingkan dengan orang yang tidak

memiliki pengalaman dalam segi apapun (Mubarok, 2007).

6. Pengukuran Tingkat Pengetahuan


54

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian

atau responden. Data yang bersifat kualitatif digambarkan dengan kata-kata,

sedangkan data yang bersifat kuantitatif berwujud angka-angka, hasil-hasil

pengukuran atau perhitungan, dapat diproses dengan cara dijumlahkan,

dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh presentase,

setelah dipresentasekan lalu ditafsirkan kedalam kalimat yang bersifat

kualitatif (Notoatmodjo,2012), yaitu dapat dilihat sebagai berikut :

a. Kategori baik, yaitu menjawab benar 76%-100% dari yang diharapkan.

b. Kategori cukup, yaitu menjawab benar 56%-75% dari yang diharapkan.

c. Kategori kurang, yaitu menjawab benar dibawah 56% dari yang

diharapkan.

7. Faktor-faktor yang terkait dengan pengetahuan

Menurut NANDA (2013), pengetahuan (deficient knowledge) seseorang

ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a. Ketepatan terhadap informasi

b. Daya ingat

c. Interprestasi informasi

d. Kognitif

e. Minat belajar

f. Kefamiliaran akan sumber informasi

D. Konsep dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga
55

a. Menurut WHO (1969) keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling

berhuibungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

b. Menurut Depkes. RI (1989) yang dikutip dari Setiawati & Dermawan

(2008) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu

tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

c. Menurut Friedman dikutip oleh Suprajitno, 2004 Keluarga sebagai

kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan

aturan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang

merupakan bagian integral dari keluarga.

d. Dari beberapa pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari dua anak

atau lebih yang tergabung dan terkait karena hubungan darah

perkawinan, adopsi, dan hidup bersama dengan perannya masing-masing

serta saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan

mempertahankan suatu kebudayaan.

2. Bentuk-Bentuk keluarga

a. Menurut Sussman

(2019) dan Maclin (2018) yang dikutip dari Setiawati & Dermawan

(2018) “bentuk-bentuk keluarga adalah sebagai berikut :

1) Keluarga tradisional

a) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah,

ibu dan anak.


56

b) Pasangan inti adalah keluarga yang terdiri dari

suami dan istri saja.

c) Keluarga dengan orang tua tunggal

d) Bujangan yang tinggal sendirian

e) Bujangan yang tinggal sendirian

f) Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia.

2) Keluarga non tradisional (Modern)

a) Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak

tanpa menikah

b) Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah

(kumpul kebo).

c) Keluarga gay & keluarga lesbian

d) Keluarga lesbi

a. Menurut Carter yang dikutip dari buku “penuntun praktis Asuhan

keperawatan keluarga edisi kedua, Setiawati & Dermawan (2008)”

bentuk-bentuk keluarga adalah sebagai berikut :

1) Keluarga inti (nuclear family).

Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak – anak yang diperoleh

dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

2) Keluarga besar (Extended family)

Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yng masih mempunyai

hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).

3) Keluarga berantai (serial family)


57

Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari

satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

4) Keluarga duda atau janda (Single family)

Keluarga yang terjadi karna perceraian atau kematian.

5) Keluarga berkomposisi

Keluarga yang perkawinanya berpoligami dan hidup secara bersama-

sama.

6) Keluarga kabitas

7) Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu

keluarga.

b. Struktur keluarga

Menurut Mubarak (2018), struktur keluarga terdiri dari :

a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui

jalur ayah.

b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dari beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui

jalur ibu.

c. Matrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama sedarah

istri.

d. Patrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.
58

c. Fungsi keluarga

Menurut Friedman (2017) yang dikutip dari Setiadi (2018) fungsi keluarga

adalah sebagai berikut :

a. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan

dengan orang lain.

b. Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih

anak untuk berkehidupan sosiial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan denjgan orang lain di luar rumah. Sosialisasi dimulai sejak

lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersoialisasi.

c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga dan juga menambah sumber daya

manusia.

d. Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga sekcara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan

kamampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah

terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang

mengalami masalah kesehatan.

d. Peran keluarga
59

Sehubungan dengan fungsi keluarga, maka peranan keluarga juga diutamakan

dalam kegiatan keluarga terutama peran ayah dan ibu. Seperti yang

dinyatakan oleh Mubarak, (2006), adalah sebagai berikut :

a. Peran Ibu

Ditinjau dari segi kehidupan secara keseluruhan, ibu berperan sebagai

satu rumah tangga yang dapat mengemudikan keluarga. Peran ibu dalam

keluarga antara lain mengatur situasi keluarga, keharmonisan, kerukunan

yang dapat mewarnai keluarga dalam hubungan tertentu. Dalam

hubungan dengan anak : ibu berperan sebagai seorang yang mempunyai

kaitan yang pertama. Dalam kehidupan anak, ibu merupakan kasih

sayang yang abadi.

b. Peranan Ayah

Dalam kehidupan sehari-hari ayah berperan sebagai kepala keluarga

bersama ibu untuk menjaga kelangsungan hidup keluarga. Peran ayah

dalam kehidupan keluarga adalah sebagai suami, ayah dari anak-

anaknya, perncari nafkah, pendidik, pelindung dan sebagai anggota

masyarakat.

e. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Menurut Freemen (1981) sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan,

keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan

dilakukan. Ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus

dilakukan adalah :

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya. Kesehatan

merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa


60

kesehatan, segala sesuatu tidak akan berarti dan arena kesehatanlah

terkadang seluruh keekuatan sumber daya dan dana keluarga habis

sehingga orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan –

perubahan yang dialami anggota keluarga.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera

melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapa di kurangi

atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya

meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Memberikan

keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu

dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. Perawatan

ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki kemampuan

melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan

kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih

parah tidak terjadi.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga serta memodifikasi

lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada (mempertahankan

hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan).


61

f. Tahap perkembangan keluarga


Pembagian tahap perkembangan menurut Suprajitno (2004).
Tabel.5
Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap Tahap Perkembangan (Utama)
Perkembanga
n
1 2
Keluarga baru a. Membina hubungan intim yang memuaskan.
menikah b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan
kelompk sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
Keluarga a. Mempersiapkan diri menjadi orang tua
dengan anak b. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga,
baru lahir hubungan seksual
c. Mempertahankan hubingan dalam rangka memuaskan
pasangannya
Keluarga a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misalnya :
dengan anak kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman
usia prasekolah b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
d. Merencanakan kegiatan untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak
Keluarga a. Membantu mensosialisasi anak terhadap lingkungan
dengan anak luar rumah, sekolah, dan lingkungan lebih luas
usia sekolah b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Mempunyai kebutuhan yang meningkat, termasuk
biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
Keluarga a. Memberikan kebebasan yang seimbang dan
dengan anak bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang
remaja dewasa muda dan memiliki otonomi
b. Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
c. Mempertahankan kominikasi terbuka antara anak dan
orang tua. Hindarkan terjadinya perdebatan,
62

kecurigaan dan permusuhan.


d. Mempersipkan perubahan sistem peran dan peraturan
(anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang anggota keluarga
Keluarga a. Memperluas jaringan keluarga dari kleuarga inti
melalui menjadi keluarga besar
pelepasan anak b. Mempertahankan keintiman keluarga
sebagai dewasa c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
di masyarakat
d. Penataan kemabali peran orang tua
Keluarga usia a. Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan
pertengahan usia pertengahan
b. Memeprtahankan hubungan yang serasi dan
memuaskan dengan anak-anaknya dan sebayanya
c. Meningkatkan hubungan keakraban pasangan
Keluarga lanjut a. Mempertahnkan suasana kehidupan rumah tangga
usia yang saling mneyenangkan pasangannya
b. Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi,
kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan
keluarga
c. Mempertahankan keakraban pasangan yang saling
merawat
d. Melakukan life review masa lalu
Sumber : Suprajitno, 2004

g. Tujuan perawatan kesehatan keluarga


Tujuan perawatan keluarga menurut Falen dan Budi (2018) adalah :
a. Tujuan Utama
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan
keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.

b. Tujuan Khusus
63

1) Meningkatkan kemamapuan keluarga dalam

mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi keluarga.

2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam

menanggulangi masalah kesehatan dasar dalam keluarga

3) Mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi

masalah kesehatan para anggota keluarga

4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam

memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang

sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan keluarganya

5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam

meningkatkan mutu hidupnya.

E. Konsep dasar Keperawatan Keluarga


1. Pengertian
a. Keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan
melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan
rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan
keperawatan yang dilakukan terhadap keluarga ( Effendy, 1998).
b. Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan dalam praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga pada
tatanan komunitas dengan menggunakan rangkaian proses keperawatan,
berpedoman pada standar keperawatan, berlandaskan pada etika dan etiket
keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
(Sodiharjo, 2007).
c. Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan

melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga dengan tujuan


64

menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga (Setiadi, 2008).

2. Tujuan Asuhan

Keperawatan Keluarga

Supratjitno. (2004), mengatakan tujuan keperawatan keluarga terdiri dari :

a. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatannya secara mandiri.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah meningkatkan kemampuan

keluarga :

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

2) Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah

kesehatan keluarga.

3) Melakukan tindakan keperawatan kesehatan yang tepat kepada

anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan tubuh atau

keluarga yang membutuhkan kemampuan keluarga.

4) Memelihara lingkungan keluarga (fisik, psikis, dan sosial).

5) Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (misalnya,

puskesmas, posyandu, atau sarana kesehatan lain untuk memperoleh

pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga).

3. Peran Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga

a. Pemberi asuhan

kepada anggota keluarga yang sakit


65

b. Pengamat masalah

dan kebutuhan kesehatan keluarga

c. Koordinator

pelayanan kesehatan keluarga menjadikan pelayanan kesehatan muda

dijangkau

d. Fasilitator dan dapat

menampung masalah kesehatan keluarga dan membantu menyelesaikan

serta merubah perilaku keluarga menjadi perilaku sehat

e. Pendidik kesehatan

dan pemberi petunjuk

f. Konsultan dan

penasehat tentang masalah kesehatan keluarga

4. Hambatan yang Sering di Temukan

a. Hambatan dari keluarga

1) Pendidikan keluarga yang rendah,keuangan,serta sarana

2) Keterbatasan sumberdaya keluarga dan prasarana

3) Kebiasaan-kebiasaan yang melekat

4) Sosial budaya yang tidak menunjang

b. Hambatan dari perawat

1) Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan PHN

kit,transportasi tidak mencukupi,geografi yang sulit

2) Kondisi alam

3) Bahasa

4) Kesulitan dalam berkomunikasi


66

5) Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga

5. Prinsip Perawatan Keluarga

Prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberi asuhan keperawatan

keluaraga : Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan

kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga,sehat sebaga i

tujuan utama.Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam

mencapai peningkatan kesehatan keluarga.

Prinsip perawatan keluaraga,perawat melibatkan peran serta aktif

seluruh keluaraga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam

mengatasi masalah kesehatannya lebih mengutamakan kegitan promotif dan

prefentif dengan tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitatife perlu

memanfaatkan sumberdaya keluarga semaksimal munkin untuk kesehatan

keluarga.

Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga secara

keseluruhan, pendekatan yang digunakan adalah penyelesaian masalah

dengan menggunakan proses keperawatan kegiatan utama dalam memberikan

asuhan keperawatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan usaha

kesehatan dasar atau perawatan di rumah diutamakan pada keluarga dengan

resiko tinggi.

6. Tahap-Tahap Dalam Proses Keperawatan Keluarga

Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantungan satu sama

lainnya dan bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk


67

menggambarkan perkembangan dari tahap yang satu ke tahap yang lain,

dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan terpenting dalam proses keperawatan,

mengingat pengkajian sebagai awal dari perawat untuk mengidentifikasi

data-data yang ada pada keluarga (Setiawati, 2018).

Yang termasuk dalam tahap ini adalah :

1) Pengumpulan data

Proses pengumpulan data diperoleh melalui, proses wawan

cara/anamnesa, pengamatan/observasi, pemeriksaan fisik head to toe

dengan metode IPPA (Inpeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi)

(Nasrul, 2019). Serta pemeriksaan penunjang,untuk mengetahui

masalah yang ada pada keluarga Tn.B khususnya dengan kecemasan

mengenai covid-19 atau corona virus.

Pengkajian pada keluarga Tn. X dengan kecemasan

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai covid-19

atau corona virus adalah sebagai berikut :

a) Data umum

Pengajian mengenai nama kepala keluarga, umur, alamat,

pendidikan, komposisi kepala keluarga dan jenis kelamin perlu

di kaji pada pengetahuan akan covid-19 atau corona virus.

Status perkawinan, gangguan emosional yang timbul dalam

keluarga atau lingkungan merupakan faktor pencetus, pekerjaan,


68

serta bangsa perlu juga digaji untuk mengetahui adanya

pemaparan bahan alergen.Genogram tiga generasidikaji untuk

mengetahui penyakit-penyakit menular, penyakit jantung yang

di derita oleh keluarga sebelumnya, tipe keluarga, suku bangsa,

agama, status sosial ekonomi, dan aktivitas rekreasi (Antony,

2019).

b) Riwayat tahap perkembangan keluaraga

Perkembangan keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga

yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti, riwayat keluarga

sebelumnnya, riwayat kesehatan masing-masing anggota

kelurga, dan riwayat penyakit keturunan.

c) Karakteristik lingkungan tempat tinggal

Riwayat rumah yang di tempati, sanitasi dan penggunaan air

bersih, karakteristik tetangga dan komunikasi, mobilitas

geografi keluaraga, perkumpulan keluarga interaksi dengan

masyarakat, dan sistem pendukung keluarga.

d) Struktur keluarga

Pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga, dan nilai

atau norma.

e) Fungsi keluarga

Fungsi aktif, fongsi sosialisasi, fungsi perawatan kesehatan

keluarga, fungsi reproduksi, dan fungsi ekonomi.

f) Stress dan koping keluarga


69

Stressor yang di miliki, (stress jangka panjang, stress jangka

panjang), kemampuan keluarga berespon terhadap masalah,

strategi koping yang di gunakan, dan strategi adaptasi

difungsional,

g) Pola kegiatan sehari-hari

Pola makan, minum, istirat dan tidur, personal hyegine (mandi,

sikat gigi). Perlu dikaji tentang status nutrisi klien meliputi,

jumlah, frekuensi, dan kesulitan-kesulitan dalam memenuhi

kebutuhannya. Serta pada kurang pengetahuan akan penyakit,

potensial sekali terjadinya kecemasan yang dialami klien,

(Hudak dan Gallo, 2019).

2) Pemeriksaan fisik pada keluarga

Pemeriksaan fisik seluruh anggota keluarga meliputi Kesadaran,

TTV, kepala, BB, TB, PB, mata, hidung, mulut, leher, dada,

abdomen, tangan, kaki, dan keadaan umum.

a) Status kesehatan umum

Perlu dikaji tentang kesadaran klien, kecemasan, gelisah,

kelemahan suara bicara, tekanan darah nadi, frekuensi

pernapasan yang meningkatan, penggunaan otot-otot pembantu

pernapasan sianosis batuk dengan lendir lengket dan posisi

istirahat klien.

b) Integumen

Dikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan

pigmentasi, turgor kulit, kelembapan, mengelupas atau bersisik,


70

perdarahan, pruritus, ensim, serta adanya bekas atau tanda

urtikaria atau dermatitis pada rambut di kaji warna rambut,

kelembaban dan kusam.

c) Kepala

Dikaji tentang bentuk kepala, simetris adanya penonjolan,

riwayat trauma, adanya keluhan sakit kepala atau pusing, vertigo

kejang ataupun hilang kesadaran.

d) Mata

Adanya penurunan ketajaman penglihatan akan menambah stres

yang dirasakan klien. Serta riwayat penyakit mata lainya.

a) Hidung

Adanya pernafasan menggunakan cuping hidung, rinitis alergi

dan fungsi olfaktori.

b) Mulut dan laring

Dikaji adanya perdarahan pada gusi. Gangguan rasa menelan

dan mengunyah, dan sakit pada tenggorok serta sesak atau

perubahan suara.

c) Leher

Dikaji adanya nyeri leher, kaku pada pergerakaan, pembesaran

tiroid serta penggunaan otot-otot pernafasan.

d) Kardiovaskuler

Jantung dikaji adanya pembesaran jantung atau tidak, bising

nafas dan hyperinflasi suara jantung melemah. Tekanan darah

dan nadi yang meningkat serta adanya pulsus paradoksus.


71

e) Abdomen

Perlu dikaji tentang bentuk, turgor, nyeri, serta tanda-tanda

infeksi karena dapat merangsang serangan asma frekwensi

pernafasan, serta adanya konstipasi karena dapat nutrisi.

f) Ekstrimitas.

Dikaji adanya edema extremitas, tremor dan tanda-tanda infeksi

pada extremitas.

2. Analisa data

Data yang dikumpulkan harus dianalisa untuk menentukan masalah klien.

Analisa data merupakan proses intelektual yang meliputi pengelompokan

data, mengidentifikasi kesenjangan dan menentukan pola dari data yang

terkumpul serta membandingkan susunan atau kelompok data dengan

standart nilai normal, menginterprestasikan data dan akhirnya membuat

kesimpulan.

Analisa data merupakan kegiatan pemilahan data dalam rangka

proses klarifikasi dan validasi informasi untuk mendukung penegakan

diagnose keperawatan keluarga yang akurat. Dalam menganalisa data ada

3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan

keluarga, yaitu:

1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga.

2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.

3) Karakteristik keluarga

3. Diagnosa Keperawatan Keluarga, dan prioritas diagnose

keperawatan keluarga
72

1). Diagnosa keperawatan keluarga

Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan dari, uraian

hasil wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan

menunjukan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi,

sampai masalah akktual. Maslah keperawatan actual memberikan

gambaran tanda dan gejala yang jelas yang mendukung bahwa

masalah benar-benar terjadi, masalah resiko ditunjukan dengan data

yang mengarah pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera

ditangani, dan masalah potensial/sejahtera adalah merupakan status

kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin meningkatkan lebih

optimal.

2). Etiologi ditegakan menurut Setiawati (2018)

adalah:

a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

b) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga

c) Ketidakmampuan merubah perilaku anggota keluarga

d) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan

e) Ketidaksanggupan menciptakan / mengatur anggota keluarga

f) Ketidaktahuan keluarga

Berdasarkan pernyataan diagnose keperawatan keluarga di atas

maka dapat dirumuskan diagnosa pada klien tentang masalah

kecemasan.

3). Prioritas diagnosa keperawatan keluarga


73

Menurut Setiawati (2018), prioritas masalah didasarkan atas tiga

komponen:

a) Kriteria penilaian

Kriteria masalah terdiri atas:

(1) Sifat masalah yang terdiri dari:

(a) Aktual dengan nilai 3

(b) Resiko tinggi dengan nilai 2

(c) Potensial dengan nilai 1

Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang baru

terjadi, baru menunjukan tanda dan gejalah atau bahkan

dalam kondisi sehat.

(2) Kemungkinan masalah untuk diubah

(a) Mudah dengan nilai 2

(b) Sebagian dengan nilai 1

(c) Tidak dapat dengan nilai 0

Pembenaran mengacu pada: masalah, sumber daya

keluarga, sumber daya perawat dan sumber daya

lingkungan.

(3) Potensial masalah untuk dicegah:

(a) Tinggi dengan nilai 3

(b) Cukup dengan nilai 2

(c) Rendah dengan nilai 1


74

Pembenaran mengacu pada berat ringannya masalah,

jangka waktu terjadi masalah, tindakan yang akan

dilakukan, kelompok resiko tinggi yang bisa dicegah.

(4) Menonjolnya masalah

(a) Segera diatasi dengan nilai 2

(b) Tidak segera diatasi dengan nilai 1

(c) Tidak dirasakan ada masalah dengan nilai 0

Pembenaran mengacu kepada: persepsi keluarga

terhadap masalah.

(5) Bobot

(a) Sifat masalah dengan bobot 1

(b) Kemungkinan masalah untuk diubah dengan bobot2

(c) Potensial masalah untuk dicegah dengan bobot 1

(d) Menonjolnya masalah dengan bobot 1

(6) Pembenaran

(a) Alasan untuk menentukan sub kriteria

(b) Dampak terhadap kesehatan keluarga

(c) Ditunjang dari data hasil pengkajian.Caranya dapat

dilihat pada tabel 3

Tabel.6
Sistem Skoring
N KRITERIA NILAI BOBOT PEMBENARAN
O
1 2 3 4 5
1. Sifat Masalah Mengacu pada
Skala: masalah yang sedang
- Aktual 3 1 terjadi dengan
- Resiko tinggi 2 menunjukan tanda dan
75

- Potensial 1 gejala atau bahkan


dalam kondisi sehat.
2. Kemungkinan masalah dapat Mengacu pada masalh,
diubah sumberdaya keluarga,
Skala: 2 2 semberdaya perawat
- Mudah 1 dan sumberdaya
- Sebagian 0 lingkungan.
- Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah Mengacu pada berat
Skala : ringannya masalah,
- Tinggi 3 1 jangka waktu
- Cukup 2 terjadinya masalah,
- Rendah 1 tindakan yang akan
dilakukan, kelompok
resiko tinggi yang bisa
dicegah.
4. Menonjol masalah Mengacu pada
Skala: persepsi keluarga
- Segera diatasi 2 1 terhadap masalah.
- Tidak segera diatasi 1
- Tidak dirasakan ada 0
masalah
Sumber: Santun Setiawati (2019)

(7) Skoring

Menurut Effendi System scoring untuk menentukan

prioritas masalah sebagai berikut:

(a) Tentukan skor untuk setiap kriteria

(b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan

dengan
skor
X Bobot
angka tertinggi
76

Skoring

(c) Jumlahkan skor untuk semua criteria

(d) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk semua bobot

4. Perencanaan / intervensi keperawatan keluarga

Menurut Association Nursing American (ANA) yang dikutip oleh

(Setiawati, 2018). Mendefenisikan intervensi sebagai rencana tindakan

perawat untuk kepentingan klien atau keluarga.

Tujuan umum dalam perencanaan intervensi adalah untuk

meningkatkan pengetahuan keluarga yang disebabkan karena kurangnya

pengetahuan keluarga tentang covid 19 serta tujuan khusus dalam

rencana perawatan lebih menekan pada pencapaian dari masing-masing

hasil kegiatan. Tujuan ini akan diilakukan untuk :

1) Kenali keluarga untuk mengenal dan menerima masalah dan

kebutuhan kesehatan klien melalui :

a) Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga dalam upaya

meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya mengenali

penyakit covid-19 atau corona virus pada keluarga Tn.X

b) Jelaskan pengertian, penyebab, komplikasi dan pengobatan

dari penyakit covid19.

c) Jelaskan cara penatalaksanaan tepat saat klien menderita

covid-19 atau corona virus.

d) Beri bantuan kepada keluarga untuk mengenali tanda-tanda

pada covid-19 atau corona virus.


77

e) Kembangkan sikap positif dalan keluarga tentang tindakan

yang harus dilakukan keluarga.

f) Bantu keluarga untuk menentukan tindakan keperawatan.

g) Diskusikan dengan keluarga menggenai masalah yang sedang

di alami dan berikan respon positif.

h) Diskusikan masalah yang dihadapi dengan perawat

i) Kenalkan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga.

j) Bersama-sama dengan keluarga menentukan alternative untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh keluarga dalam

upaya meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit

covid-19 atau corona virus.

k) Timbulkan kepercayaan terhadap keluarga

l) Berikan motivasi dan dukungan kepada keluarga.

m) Kembangkan pola komunikasi dengan keluarga agar terjadi

saling pengertian yang mendalam antara perawat dan keluarga.

5. Implementasi

Menurut Setiawati (2018), implementasi merupakan aktualisasi dari

perencanaan yang telah disusun oleh perawat sebelumnya. Prinsip yang

mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain :

1) Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.

2) Implementasi dilakukan dengan tepat memperhatikan prioritas

masalah.

3) Kekuatan-kekuatan keluarga berupa financial, motivasi, dan sumber-

sumber pendukung lainnya jangan diabaikan.


78

4) Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga jangan

terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk

tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan keluarga

dan tahap terakhir yang menentukan apakah tujuan tercapai sesuai

dengan yang ditetapkan dalam tujuan di rencana keperawatan, macam-

macam evaluasi:

1) Evaluasi Struktur

Evaluasi struktur berhubungan erat dengan bahan, tenaga, maupun

dana yang diperlukan dalam suatu kegiatan.

2) Evaluasi Proses

Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dilakukan selama proses

kegiatan berlangsung, untuk mencapai kualitas dalam hal

meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit covid19 atau

corona virus.

3) Evaluasi Hasil

Evaluasi hasil merupakan hasil akhir dari pemberian asuhan

keperawatan, evaluasi yang diharapkan pada keluarga dalam

mengatasi kecemasan dengan meningkatkan pengetahuan, dimana

evalusi tercapai sesuai dengan intervensi yang di tegakan.

F. Kerangka Konsep

Untuk memudahkan penilitian ini, maka kerangaka konsep yang digunakan

peneliti adalah seperti pada diagram 1 : Berikut ini :


79

Asuhan Keperawatan :

1. Pengkajian Pengetahuan
Keluarga Tn.X
2. Diagnosa Keperawatan Dengan Meningkat
3. Perencanaan kecemasan
4. Implementasi dan
5. Evaluasi

Terapi Medis

Keterangan :

: Variabel bebas/independent

: Variabel terikat/dependent

:Variabel yang tidak diteliti

Diagram.1
Kerangka Konsep

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penilitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama untuk menggambarkan suatu keadaan secara objek (Subarsimi, 2019).


80

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dimana peneliti

menggunakan satu unit atau tunggal (satu orang/pasien), sebagai salah satu subjek

penelitian, dengan pendekatan yang komprehensif (Asiz, 2018).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Waktu penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 13-30 Juli, 2020.

2. Tempat

Adapun tempat penelitian ini adalah pada Rumah keluarga Tn.X RT

003/RW006 Batu Merah Ambon.

C. Subyek Penelitian

Keluarga Tn.X dengan kecemasan dalam upaya meningkatkan

pengetahuan tentang penyakit covid-19 atau corona virus.

D. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

a. Variabel Indenpenden/bebas

Asuhan keperawatan yang terdiri dari 5 tahap yaitu :

1) Pengkajian

2) Diagnosa Keperawatan

3) Perencanaan

4) Implementasi dan

5) Evaluasi

2. Variabel Dependent/ terpengaruh


81

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena variabel bebas (Notoatmodjo, 2019). Variabel ini tergantung dari

variabel bebas terhadap perubahan (Alimul, 2018). Yang menjadi variabel

dependen dalam penelitian ini adalah pentingnya pengetahuan keluarga

mengenai penyakit covid-19 atau corona virus.

a. Definisi Operasional

1) Asuhan keperawatan adalah faktor terpenting dalam survival pasien

dan danpak aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitative dan pereventif

perawatan kesehatan pasien.

a) Pengkajian adalah kegiatan pengumpulan data 6ang di peroleh dari

pasien dan keluarga.

b) Diagnosa keperawatan adalah masalah yang di analisa dari data

yang di temukan.

c) Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan

keperawatan untuk mengatasi masalah yang ada pada pasien.

d) Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan

yang telah dilakukan, mencakup tindakan mandiri perawat dan

kolaborasi dengan pasien/keluarga, serta petugas kesehatan

lainnya.

e) Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan.

2) Corona adalah Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah coronavirus

jenis baru yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan mulai dari

flu biasa hingga penyakit paru lainya.


82

3) Kecemasan adalah keadaan dimana keluarga dan pasien resa akan

sesuatu hal yang mereka tidak mengetahuinya

4) Pengetahuan diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

tanya jawab secara langsung baik dengan anak maupun keluarga.

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan terhadap seluruh anggota Tn.X keluarga secara langsung.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yaitu suatu tindakan pemeriksaan mulai dari kepala sampai

ke kaki dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

4. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana data diambil

secara langsung dari catatan medis, catatan perawat.

F. Tehnik Pengolahan Data dan Analisa Data

Menurut kutipan dari Azwar, A. dkk. tahun 2019 :

1. Tehnik pengolahan

a. Memeriksa kelengkapan jawaban responden dengan menghitung jumlah

jawaban responden kembali, (Editing).

b. Mengelompokan setiap jawaban dari responden tiap – tiap item

pertanyaan, (Coding).
83

c. Melakukan pengolahan secara persentase, (Tabulasi).

d. Memberi skor pada tiap – tiap jawaban yang di peroleh responden pada

tiap – tiap item pertanyaan. Untuk jawaban pertanyaan, jawaban yang

benar diberi nilai “20” dan yang salah diberikan nilai “0”.

e. Kemudian kemudian nilai skor dijumlahkan dari setiap item pertanyaan

tersebut.

2. Analisis

Setelah diolah data dianalisis dengan menggunakan tabel distribusi

frekwensiKeterangan :

f= X 100 %(Sumber : Arikunto, 2018)

Σn

Keterangan :
Σ : jumlah nilai yang diperoleh
X : jumlah jawaban yang benar
n : jumlah pertanyaan
a. Menetapkan persentase tiap – tiap variabel untuk mengetahui tingkat

pengetahuan berdasarkan kemampuan menjawab kuesioner responden

yang dinilai berdasarkan tingkat kemampuan secara objektif dengan urutan

sebagai berikut :

1) Baik = ≥ 80-100 %
2) Sedang = 60 – 79 %
3) Kurang = 0 – 59 %
b. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

c. Selanjutnya data yang telah tersusun akan dianalisa secara deskriptif dan

mengambil kesimpulan dari keseluruhan hasil analisa data yang didapat.


84

3 Instrumen Penelitian

Instrument yang dipakai dalam penulisan ini adalah:

a. Format pengkajian, digunakan untuk mengkaji dan mendapatkan data

pada keluarga Tn.X dengan kecemasan dalam upaya meningkatkan

pengetahuan keluarga mengenai penyakit covid-19.

b. Tensimeter sekon, digunakan untuk mengukur tekanan darah.

c. Stetoskop, digunakan untuk mendengar denyut jantung dan bunyi napas

abnormal.

d. Arloji, digunakan untuk menghitung nadi dan pernapasan.

e. Thermometer, digunakan untuk mengukur suhu badan.

f. Leaflet

G. Etika Penelitian

Dalam penilitian ini, peniliti mendapat rekomendasi dari institusi tempat

penelitian. Penelitian menggunakan etika sebagai berikut (Loiselle, 2014) dalam

penelitian (2020) sebagai berikut:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity) Penelitian mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan

informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penilitian serta memiliki


85

kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi

dalam kegiatan penilitian (autonomy). Beberapa tindakan yang terkait dengan

primsip menghormati harkat dan martabat manusia, adalah peniliti

mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent).

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penilitian (respect

for privacy and confidentiality).

Pada dasarnya penilitian akan memberikan akibat terbukanya informasi

individu termasuk informasi yang bersiafat pribadi, sehingga peniliti

memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut.

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiviness)

Penelitian di lakukan secara jujur, hati-hati, professional,

berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan,

keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religious

subyek penilitian. Menekankan kebijakan penilitian, memabgikan keuntungan

dan beban merata atau menurut kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan

pilihan bebas masyarakat, peniliti mempertimbangkan aspek keadilan gendaer

dan hak subyek untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum,

selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam penilitian.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang di timbulkan

(balancing harms and benefits).

Peneliti melaksanakan penilitian sesuai dengan prosedur penilitian guna

mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek

penilitian dan dapat digenelisasikan di tingkat populasi (beneficence). Peneliti

meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek (nonmaleficence).


86

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penilitian maka dengan ini dapat di lakukan suatu

bentuk pelayanan kesehatan langsung kepada pasien dengan menggunakan proses

keperawatan sebagai suatu pendekatan yang terdiri dari lima tahapan penkajian,

diagnosan keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

A. HASIL
87

1. Pengkajian

Tgl Pengkajian : 13- 07-2020 Jam Pengkajian : 09.00 WIT

a. Data umum

1) Nama Kepala Keluarga : Tn.B

2) Umur/Usia : 48 Tahun

3) Alamat : Batu merah RT 006/RW 007

4) Pekerjaan : WIRASWASTA

5) Pendidikan : SMA

6) Komposisi keluarga : 3 Orang

Tabel.4.1
Data Anggota Keluarga
Jenis Hubungan dengan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin Keluarga
1 2 3 4 5 6 7
1. Tn.B Laki-Laki 48 Thn Kepala Keluarga SMA Wiraswasta
2. Ny.H Perempuan 48 Thn Isteri SMA IRT
3. an/A Laki-Laki 18 Thn Anak Mahasiswa Belum Kerja
Sumber : Data Primer, 2020

b. Genogram 3 Generasi

x x x x

X
x x 48 X
48
7

18

Keterangan :
88

: Laki-Laki

: Perempuan

: Tinggal serumah

: Pasien

X : Meninggal

Diagram.4.1
Genogram 3 Generasi

c. Tipe keluarga

Keluarga inti (Nuklear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu

dan anak-anak

d. Suku / Bangsa

Indonesia /Maluku (Buton)

e. Agama

Keluarga Tn.B menganut Agama Islam

f. Status sosial ekonomi :

Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah Tn.B dan Ny.H dengan

pendapatan sebulan yaitu Rp @ 3.500.000 serta pengeluaran tidak

menentu, Tn. B mengatakan penghasilan mereka perebulan dapat

memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

g. Aktivitas Rekreasi
89

Aktivitas rekreasi keluaraga jarang karena kesibukan dan rutinitas

kerja.Tn.B dan Ny.H selaku Kepala keluarga, sehingga jarang mengajak

keluarganya untuk pergi berekreasi dan lain-lain.

2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tabel.4.2
Tahap perkembangan keluarga
Tahap
Tugas yang di miliki
Perkembangan
1 2
Keluarga Tn.B dengan Tn. H dan selalau menanamkan nilai-nilai dan
Anak Prasekola norma kehidupan, keyakinan beragama,
mengenal kultur keluarga, kebutuhan bermain
anaknya, membantu anaknya bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar, menanamkan
tanggung jawab, dan memperhatikan serta
memberikan stimulasi bagi pertumbuhan dan
perkembangan anaknya.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Anak masih tidur satu kamar dengan orang tua, ibu mengatakan

anaknya kurang di perhatikan karena kesibukan di luar rumah

(Pekerjaan).

3. Riwayat keluarga inti


90

Tn.B mengatakan bahwa selama SMA langsung berpacaran dengan

Ny.H mereka menjalini hubungan mereka kurang lebih satu tahun dan

di restui oleh kedua orang tua mereka akhirnya mereka pun menikah.

4. Riwayat keluarga sebelumya

Orang tua dari pihak suami/istri tidak mempunyai kebiasaan kawin

cerai, pemabuk, judi, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

5. Riwayat kesehatan masing-masing angota kelurga

Tabel.4.3
Riwayat Kesehatan masing - masing anggota keluarga

Keadaan Masalah
No Nama Umur Imunisasi
Kesehatan Kesehatan
1 2 3 4 5 6
1. Tn.B 48Tahun Sakit - Covid-19
2. Ny.H 48 Tahun Sehat - Tidak ada
3. An/L 18 Tahun Sehat Lengkap Tidak ada

6. Riwayat penyakit keturunan

Tidak ada riwayat penyakit keturunan pada keluarga Tn.B

3. Karakteristik Lingkungan

a. Riwayat rumah yang di tempati

Rumah yang ditepati adalah rumah pribadi dengan luas rumah 8 X 6 mm 2

rumah terdiri dari ruang tamu, dua kamar, dapur, ruang makan dan wc.

Rumah tersebut berjenis seni permanen, mempunyai 8 jendela dan 2

ventilasi.
91

Ruang Tamu Ruang


Makan

K.Mandi
Kamar
Dapur WC

6 cm 8 cm

Gambar.4.1
Denah Rumah

b. Sanitasi dan penggunaan sarana air besih

Sumber air minum yang didapat dari air ledeng untuk minum. Dan

keperluan lainnya diambil dari sumur gali dengan jarak 10 cm dari rumah.

Penggunaan air minum dimasak terlebih dahulu.

c. Karakteristik Tetangga dan Komunikasi

Lingkungan sekitar keluarga seluruhnya beragama Islam dan mayoritas

berasal dari bedah-bedah suku hubungan sosial antara keluarga dan

tetangga baik.

d. Mobilitas Geografi Keluarga

Tn. B dan Ny. H Setelah awal menikah tempat tinggal mereka di kelurahan

Batu Merah sampai sekarang.

e. Perkumpulan keluarga, interaksi dengan masyarakat

Tn.B dan Ny.H kadang-kadang berkumpul dengan tetangga dan selalu

berinteraksi dengan tetangga dan masyarakat sekitarnya


92

f. Sistem pendukung keluarga

Kebutuhan hidup setiap hari di biayai oleh Tn.B dan kadang di bantu oleh

Ny.H apabila ada kekurangan serta kebutuhan yang berlebihan.

4. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Keluarga selalu terbuka satu sama lain, apabila ada masalah selalu di

diskusukan secara bersamaan dan semua hasil diskusinya yang mengambil

keputusan adalah Tn.B selaku kepala Keluarga.

b. Stuktur kekuatan kelurga

Keluarag Tn.B selalu menghargai satu sama lain, saling membantu serta

saling mendukung.Tn.B dan Ny.S mampu merawat diri sendiri anak

mereka apabila ada masalah kesehatan selalu di diskusikan dan meminta

pendapat kepada Tn.B selaku kepala keluarga.

c. Nilai atau norma

Tn.B selalu menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama Islam,

dan selalu berharap bahwa satu kelak kedua anaknya bisa menjadi anak

yang taat kepada kedua orang tua dan Allah SWT, dan selalu menerapkan

budaya hidup bersih dan sehat, sepert sebulum makan cucitangan, berdoa

dll.

5. Fungsi keluarga

a. Fungsi Afektif

Keluarga Tn.B selalu hidup rukun saling menyayangi sesama anggota

keluaraga apabila ada masalah keluarga dapat di bicarakan baik-baik serta

mempunyai argumen yang rasional.


93

b. Fungsi Sosialisasi

Tn.B menekankan kepada anggota keluarganya agar perlunya

bersosialisasi bersama tetangganya maupun masyarakat yang lain, mereka

membiasakan diri dengan berkomuikasi yang baik dengan tetangga-

tetanggannya.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga Tn.B mengatakan kurang mampu mengenal masalah kesehatan

tentang penyakit covid-19 atau corona vrus, hal ini ditunjukkan dengan

keluarga kurang menyadari dampak dari masalah kesehatan yang d alami.

d. Fungsi Ekonomi

Tn.B dan Ny.H mengatakan penghasilan yang di peroleh sebulan cukup

untuk keperluan keluarga mereka.

6. Stress dan Koping Keluarga

a. Stresor yang dimiliki

1) Stress jangka pendek : Ny. H selalu cemas memikirkan penyakit

covid-19.

2) Stres jangka panjang : Tn.B memikirkan keadaan covid-19 saat ini

dimana harus mencari nafka untuk memenuhi penghasilan keluarga

dimana satu orang anak yang sedang di bangku kulia.

b. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Masalah

Jika ada masalah keluarga Tn.B menghadapinya dengan mencari alternatif

menyelesaikannya bersama - sama dan meyakini bahwa setiap masalah

pasti ada jalan keluarnya.

c. Strategi koping yang di gunakan


94

Ny.H mengatakan jika ada masalah selalu didiskusikan dalam keluaraga

sehingga ada masukan dari keluarga terutama Tn.B dapat menyelesaikan

masalah yang di alami oleh keluarganya.

d. Strategi adaptasi difungsional

Dari hasil pengkajian tidak di dapatkan penyelesaian masalah oleh

keluaraga secara mal adaptif.


95

7. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluaraga

Tabel.4.4
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Tn.B Ny.H an/A
1 2 3 5
Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis
T D : 120/70 mmHg T D :130/70 mmHg T D : 100/60 mmHg
TTV N : 80 x/m N : 80 x/m N : 100x/m
P : 32x/m P : 28x/m P :30x/m
Rambut : Rambut : Rambut :
Kepala
Hitam Hitam Hitam
BB : 68 Kg BB : 45 Kg BB : 51
BB,TB/PB
PB : 170 cm PB :185 cm PB : -
Mata Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
Ada sekret Tidak ada sekret Tidak ada sekret
Hidung Bentuk : simetris Bentuk : simetris Bentuk : simetris
Perdarahan : Tidak ada Perdarahan : Tidak ada Perdarahan : Tidak ada
Mukosa lembap Mukosa lembap Mukosa lembap
Mulut
Tidak ada kesulitan menelan Tidak ada kesulitan menelan Tidak ada kesulitan menelan
Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar linfe Tidak ada pembesaran kelenjar linfe Tidak ada pembesaran kelenjar
linfe
Dada Bunyi jantung normal Bunyi jantung normal Bunyi jantung normal
Klien terlihat sesak
Pemeriksaan Fisik Tn.H Ny.S a/L
Abdomen Tidak kembung Tidak kembung Tidak kembung
96

Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan


Turgor baik Turgor baik Turgor baik
Tidak ada pembengkakan Tidak ada pembengkakan Tidak ada pembengkakan
Tangan
Torgor kulit baik Torgor kulit baik Torgor kulit baik
Kaki Tidak ada pembengkakan Tidak ada pembengkakan Tidak ada pembengkakan
Keadaan Umum Kurang baik Baik Baik
97

8. Pola Kebiasaan Keluaraga Tn. B Sehari-hari

Table.4.5
Pola Kebiasaan Keluaraga Tn.B Sehari-hari
No Pola Kegiatan Tn.B Ny.H an/A
1 2 3 4 6
1 Makan 3 Kali sehari 3 Kali sehari 3 Kali sehari
2 Minum ± 10 gelas/hari ± 8 gelas/hari 6 gelas/hari
3 Istirahat danTidur Tidur Malam Tidur Malam Tidur Malam
± 6 jam ± 7-8 jam ± 7-8 jam
Tidur siang ± 1-2 jam Tidur siang ± 1-2 jam Tidur siang ± 1-2 jam
4 Personal Hygiene
a. Mandi 2x/hari 2x/hari 2x/hari
b. Sikat gigi 2x/hari 2x/hari 2x/hari

9. Pengkajian tingkat pengetahuan

Anggota keluarga yang di berikan kuisioner pengkajian tingkat pengetahuan:

Tabel 4

penilaian pre test kuisioner tiap 1 anggota keluarga


98

Anggota keluarga Ny.H Nilai


1. Tn.B 20
2. Ny.H 20
TOTAL : 40
Total Rata – rata dalam mengukur Tingkat pengetahuan keluarga Tn.B:

Rumus : Jumlah total nilai

jumlah anggota keluarga Tn.B

Kelurga Ny.S. : 40 = 20%

Tabel 4.3

Pengukuran tingkat pengetahuan keluarga Tn.B


99

Subjek Penelitian Tn.B dan Ny.H Total nilai %


Keluarga Tn.B 40 20%

Berdasarkan hasil pembagian pre test kuisioner pengetahuan keluarga mengenai covid-19 tingkat pengetahuan pada keluarga Tn,B tentang

pengetahuan keluarga mengenai covid-19 ,masih minim di dibuktikan dengan hasil perhitungan rata – rata nilai yaitu didapatkan 20 %

dengan kategori kurang cukup .


100

9. Harapan Keluaraga Tn.B

Keluarga berharap bahwa dengan kedatangan mahasiswa, dalam pelayanan

kesehatan di harapkan anggota keluarga mereka dapat mengetahui masalah-

masalah kesehatan yang di alami keluarga terutama masalah kurang

pengetahuan tentang covid-19 pada keluaraga Tn. B dapat teratasi.

10. Data Pengobatan Sebelumnya

Tn. B belum pernah ke Puskesmas.

11. Klasfkasi Data

a. Data Subjektif

Keluarga Tn. B mengatakan:

1) Tn. B dan Ny. H mengatakan cemas dengan penyakit covid-19 yang

tren akhir-akhir ini.

2) Tn. B dan Ny. H mengetakan tidak mengetahui penyakit covid-19

atau corona virus.

3) Tn. B dan Ny. H sering menanyakan tanda dan gejalah pada pasien

dengan covid-19.

4) Tn. B dan Ny. H sering menanyakan pengobatan pada pasien dengan

covid-19.

5) Tn.H dan Ny.S mengatakan semoga dengan kehadiran perawat

mereka dapat mengetahui tentang penyakit Covid 19

b. Data Objektif

1) Kesadaran Composmentis

2) Tn. B dan Ny. H terlihat cemas dan ketakutan dengan penyakit

covid-19
101

3) Keluarga Tn.B sering bertanya-tanya tentang penyakit covid-19

4) Keluarga Tn.B berharap agar penyakit covid-19 tidak terjadi pada

keluarga mereka.

5) Keluarga Tn.B berharap agar penyakit covid-19 ini akan segera

berakhir.
102

12. Analisa Data

Table.4.9
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 2 3 4
1. 1. Data Subjektif : Ketidak Mampuan Keluarga Kurang pengetahuan
Keluarga Tn. B mengatakan: (KMK) mengenal masalah pada keluarga Tn. B
a. Tn. B dan Ny. H mengatakan cemas dengan penyakit covid- kesehatan yang sedang
19 yang tren akhir-akhir ini. dialami Tn. B dengan covid-
b. Tn. B dan Ny. H mengetakan tidak mengetahui penyakit 19 atau corona vrus.
covid-19 atau corona virus.
c. Tn. B dan Ny. H sering menanyakan tanda dan gejalah pada
pasien dengan covid-19.
d. Tn. B dan Ny. H sering menanyakan pengobatan pada pasien
dengan covid-19.
e. Tn.H dan Ny.S mengatakan semoga dengan kehadiran
perawat mereka dapat mengetahui tentang penyakit yang di
derita Tn. B
103

2. Data Objektif :
a. Kesadaran Composmentis
b. Tn. B dan Ny. H terlihat cemas dan ketakutan dengan
penyakit covid-19
c. Keluarga Tn.B sering bertanya-tanya tentang penyakit covid-
19
d. Keluarga Tn.B berharap agar penyakit covid-19 tidak terjadi
pada keluarga mereka.
e. Keluarga Tn.B berharap agar penyakit covid-19 ini akan
segera berakhir.
104

13. Perumusan Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang muncul pada keluarga Tn. B antara lain :

a. Kurang pengetahuan pada keluarga Tn.B berhubungan dengan Ketidak

Mampuan Keluarga (KMK) mengenal masalah kesehatan yang sedang

dialami keluarga Tn. B.

14. Proses Skoring

a. Kurang pengetahuan pada keluarga Tn.B berhubungan dengan Ketidak

Mampuan Keluarga (KMK) mengenal masalah kesehatan yang sedang

dialami keluarga Tn. B.

15. Prioritas Diagnosa Keperawatan

a. Kurang pengetahuan pada keluarga Tn.B berhubungan dengan Ketidak

Mampuan Keluarga (KMK) mengenal masalah kesehatan yang sedang

dialami keluarga Tn. B.


105

16. NCP (Nursing Care Planning)

Tabel.4.6
NCP (Nursing Care Planning)
Diagnosa Tujuan Evaluasi
Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
Kurang Selama 4 kali Selam 1 x 60 Knowledge Covid-19 atau 1. Diskusikan bersama
kunjungan ke menit kunjungan, corona virus keluarga tentang
pengetahuan pada rumah keluarga Keluaraga Tn.B merupakan penyakit
Tn.B kurang dapat mengetahui yang tmbul oleh a. Pengertian covid-19
keluarga Tn.B
pengetahuan tentang covid-19 infeksi virus corona atau corona vrus
berhubungan tentang covid-19 atau corona virus. baru atau SARS- dengan menggunakan
dapat teratasi. Dengan cara : CoV-2 yang berasal lembar balik.
dengan Ketidak 1) Menyebutkan dari keluarga corona b. Penyebab covid-19 atau
Pengertian atau vurus cona itu corona vrus.
Mampuan covid-19 sendiri. c. Penyebab covid-19 atau
corona vrus yang di
Keluarga (KMK) 2) Menyebutkan alami Tn. B
Penyebab d. Tanda-tanda dan
mengenal masalah
covid-19 gejalah pada pasien
kesehatan yang 3) Mengidentifika dengan covid-19 atau
si Penyebab corona vrus.
sedang dialami e. Komplikasi yang dapat
covid-19
terjadi pada pasien
keluarga Tn. B.
4) Menyebutkan dengan covid-19 atau
106

Tanda-Tanda / corona vrus.


gejalah klinis f. Penatalaksanaan covid-
pada pasien 19 atau corona vrus, di
dengan covid- rumah
19 g. Mengidentifikasi
masalah covid-19 atau
5) Menyebutkan corona vrus.
Komplikasi
dari penyakit
covid-19 2. Tanyakan kembali kepada
keluaraga tentang
6) Menyebutkan
Penatalaksanaa a. pengertian covid-19
n yang tepat atau corona vrus.
pada pasien
dengan covid- b. Penyebab covid-19 atau
19. corona vrus

7) Mengidentifika c. Penyebab covid-19 atau


si masalah corona vrus yang di
kurang alami Tn. B
pengetahuan d. Tanda-tanda dan
keluarga gejalah pada pasien
tentang covid- dengan covid-19 atau
19 atau corona corona vrus.
virus.
107

8) Mengidentifika e. Komplikasi yang dapat


si masalah terjadi pada pasien
kurang dengan covid-19 atau
pengetahuan corona vrus.
keluarga
tentang covid- f. Penatalaksanaan covid-
19 atau corona 19 atau corona vrus, di
virus. rumah

g. Mengidentifikasi
masalah covid-19 atau
corona vrus.

3. Berikan Reiforceiment
positif

4. Kaji kembali tingkat


pengetahuan keluarga

17. Implementasi & Evaluasi


108

Tabel.4.7

Implementasi & Evaluasi

Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan

1 2 3 4
1 Kurang pengetahuan Hari/Tgl : Rabu, 15-07-2020 Hari/Tgl : Kamis, 16-07-2020
pada keluarga Tn.B Jam : 14.00 WIT Jam : 16.00 WIT
berhubungan dengan
TUK : II
Ketidak Mampuan
Keluarga (KMK) 1. Sturktur
mengenal masalah 1) Mendiskusikan bersama keluarga
a. Keluarga Tn.B menjawab salam dengan
kesehatan yang pengertian dari covid-19 atau corona vrus
baik
sedang dialami dengan menggunakan lembar balik
keluarga Tn. B. b. Keluarga Tn. B dapat menerima dan
Hasil : Keluarga dapat mengerti pengertian
mau bekerjasama dengan mahasiswa
dari penyakt covid-19 atau corona vrus.
Keperawatan yang lagi melakukan
2) Mendorong keluarga untuk praktek keperawatan keluarga
mengidentifikasi penyebab dari penyakit c. Keluarga dapat membuat kontrak
covid-19 atau corona vrus. dengan mahasiswa
Hasil : keluarga Tn. B dapat mengetahui d. Keluarga dapat mengetahui maksud dan
109

penyebab dari penyakit covid-19 atau tujuan hari ini


corona vrus.
2. Proses
3) Mendiskusi dengan keluarga tentang tanda
a. Keluarga terlihat aktif dalam kegiatan
dan gejalah dari penyakit covid-19 atau
yang penyuluhan yang di lakukan
corona vrus..
b. Kelurga termotivasi dan mau belajar

Hasil : Keluarag dapat mengetahui tanda tentang penyakit covid-19 atau corona

dan gejalah dari penyakit covid-19 atau vrus setelah di berikan penyuluhan.

corona vrus. c. Keluarga dapat mengulangi apa yang


telah di ajarkan oleh mahasiswa dengan
4) Mendiskusikan dengan keluarga tentang baik dan benar
penatalaksanaan dari penyakit covid-19 d. Keluarga menunjukan minat terhadap
atau corona vrus, dengan masalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa
kecemasan yang di alam keluarga mengena 3. Hasil
penyakit covid-19. a. Knowledge
Keluarag Tn.B Mengerti dan paham
Hasil : Keluarga dapat mengetahui
terhadap penjelasan yang di berikan,
penatalaksanaan pada pasien dengan
dan mau melakukan perubahan terhadap
covid-19 atau corona virus, serta
diri mereka, karena keluarga
kecemasan akan penyakt berkurang.
110

mengetahui dampak jika tidak


mengetahui apa itu penyakit covid-19.
b. Afektif
Keluarga Tn. B aktif dalam mengikuti
pembelajaran karena mereka ingin tahu
mengenai penyakit covid-19 atau
corona vrus.
111

B. Pembahasan

Berdasarkan pengkajian asuhan keperawatan Keluarga Tn. B Dengan

Kecemasan Dalam Upaya Meningkatkan Pengetahuan Keluarga Mengenai Covid-

19 Di RT 03/RW 06 Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Batu Merah Ambon, dari

tanggal 13 Juli 2020 sampai tanggal 20 Juli 2020, maka pada bagian ini peneliti

akan membahas kesenjangan antara teoritis yang ada dengan kenyataan yang

peneliti temukan di lapangan. Dalam hal ini peneliti dapat membahasnya satu

perasatu sesui dengan kesenjangan teoritis dan kenyataan di lapangan yang

peneliti temukan dengan menggunakan suatu metode proses keperawatan

diantaranya, pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi dan

evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan terpenting dalam proses keperawatan, mengingat

pengkajian sebagai awal dari pendekatan keluarga untuk mengidentifikasi

data-data yang ada pada keluarga (Santun Setiawati, 2008). Yang termasuk

dalam tahap ini adalah pengumpulan data, terdiri dari identitas klien, riwayat

penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat kesehatan keluarga,

riwayat psikososial, pola fungsi kesehatan, pola nutrisi dan metabolisme, pola

tidur dan istirahat, pola aktifitas dan latihan, pola hubungan dan peran, dan

pemeriksaan fisik pada pasien dengan covid-19 atau corona virus meliputi,

status kesehatan umum, kepala, mata, hidung, mulut dan laring, leher, thorak,

posisi yang menurut pasien nyaman.


112

Berdasarkan pengkajian yang peneliti temukan di lapangan peneliti dapat

menarik kesimpulan bahwa antara teori dan praktek tidak adanya kesenjangan

yang peneliti temukan.

2. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan hasil penelitiam yang dilakukan, peneliti menemukan 2 diagnosa

tetapi peneliti fokus pada satu diagnosa keperawatan, sesuai dengan judul yang

peneliti angkat mengenai kurang pengetahuan pada keluarga Tn.B

berhubungan dengan Ketidak Mampuan Keluarga (KMK) mengenal masalah

kesehatan pada keluarga Tn. B. Tetapi dalam melakukan asuhan keperawatan

peneliti juga tidak mengabaikan masalah keperawatan atau masalah kesehatan

yang lain yang ditemukan saat melakukan asuhan keperawatan. Berdasarkan

teori yang ada adalah :

a. Kurang pengetahuan pada keluarga Tn.B berhubungan dengan Ketidak

Mampuan Keluarga (KMK) mengenal masalah kesehatan yang sedang

dialami keluarga Tn. B.

Dari masalah atau diagnose keperawatan diatas peneliti lebih

memprioritaskan masalah yang ditemukan sesuai dengan judul yang

peneliti bahas sebagai Karya Tulis Ilmiah.

Dari perumusan diagnose keperawatan diatas peneliti dapat

membuat kesimpulan bahwa di antara teori dan hasil penelitian tidak

adanya kesenjangan.

3. Intervensi/Perencanaan

Dalam proses keperawat dimulai setelah data-data yang dikumpulkan

dianalisa dan masalah atau diagnosa telah dilakukan secara sederhana.


113

Perencanaan merupakan keputusan awal tentang apabila yang akan

dilaksanakan, bagaimana dan kapan dilakukan.

Sesuai dengan hasil penelitian, peneliti hanya menyusun intervensi

terfokus pada masalah yang diangkat yaitu, kurang pengetahuan pada keluarga

Tn.B berhubungan dengan Ketidak Mampuan Keluarga (KMK) mengenal

masalah kesehatan yang sedang dialami keluarga Tn. B yaitu, memberikan

penyuluhan, melakukan follow up untuk memastikan ketekunan keluarga

untuk dapat benar-benar mengetahui dan mampu mengenal penyakit covid-19

atau corona virus.

Dari intervensi di atas peneliti dapat menarik suatu kesimpulan bahwa

antara teori dan praktek tdak d temukan kesenjangan.

4. Pelaksanaan tindakan keperawatan

Pelaksanaan keperawatan adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana

perawatan untuk memperoleh pelaksanaan yang efektif, dituntut ketrampilan

dan pengetahuan yang luas dari tenaga perawat, untuk memberikan pelayanan

keperawatan yang baik dan bermutu tinggi sehingga harapan dan tujuan dari

rencana perawatan yang telah ditentukan dapat tercapai tujuan dari

pelaksanaan keperawatan adalah memenuhi kebutuhan pasien secara optimal.

Berdasarkan intervensi diatas maka peneliti dapat melakukan implementasi

sesuai dengan prioritas masalah keperawatan dan judul yang peneliti angkat.

Dari implementasi di atas peneliti dapat menarik suatu kesimpulan bahwa

antara teori dan praktek tidak adanya kesenjangan.


114

5. Evaluasi

Menurut Santun Setiawati (2019), evaluasi yang diharapkan pada keluarga

Tn.B dengan kurang pengetahuan pada keluarga berhubungan dengan Ketidak

Mampuan Keluarga (KMK) mengenal masalah kesehatan pada keluarga Tn.

B. sesuai dengan hasil penelitian, evaluasi tindakan keperawatan keluarga

yang dilakukan adalah :

a. Evaluasi struktur

Dimana evaluasi ini berhubungan dengan bahan, tenaga maupun dana

yang diperlukan. Evaluasi proses : ini dilakukan selama proses kegiatan

berlangsung, untuk mencapai kualitas dalam hal penyuluhan kesehatan

yang diberikan kepada keluarga dalam upaya meningkatkan pengetahuan

keluarga tentang masalah kecemasan ke;uarga Tn. B karena kurang

pengetahuan tentang covid-19 atau corona virus.

b. Evaluasi hasil

Evaluasi yang diharapkan pada keluarga dalam upaya meningkatkan

pengetahuan keluarga sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat

untuk mau belajar. Berdasarkan masalah keperawatan yang ada dalam

keluarga ini terpenuhi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan setelah

dilakukan asuhan keperawatan selama ± 7 hari yaitu keluarga mampu

mengenal masalah kesehatan karena kurang pengetahuan akan covid-19.

Dari evalusi di atas maka peneliti melaporkan bahwa tidak ada

kesenjangan antara teori dengan kenyataan di lapangan, karena semua

masalah keperawatan telah tercapai dengan baik sesuai tujuan.


115

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka bagian ini peneliti dapat menyimpulkan

beberapa kesimpulan mengenai hasil penelitian diantaranya sebagai berikut :

1. Berdasarakan hasil pengkajian pada keluarga Tn.B dengan kecemasan dalam

upaya meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai covid-19 di RT 03/RW

06 wilayah kerja Puskesmas Rijali Batu Merah Ambon, dengan menggunakan

pendekatan asuhan keperawatan keluarga, dengan mengunakan metode

wawan cara/anamnesa, pengamatan/observasi, pemeriksaan fisik head to toe,

serta pemeriksaan penunjang, untuk mengetahui masalah yang ada pada

keluarga Tn.B khususnya dengan masala kecemasan karena kurang

pengetahuan keluarga akan covid-19 atau corona virus.

2. Sesuai dengan hasil penelitian, diagnose yang peneliti prioritaskan yaitu

kurang pengetahuan keluarga mengenai covid-19, sedangkan tidak

ketinggalan juga satu diagnose keperawatan yang peneliti temukan

berdasarkan hasil pengkajian diatasa yaitu kecemasan keluarga akan penyakit

covid-19, dua masalah keperawatan inilah yang peneliti prioritaskan dalam

Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Dalam menyusun rencana asuhan keperawatan (Nursing Care Plening) pada

keluarga Tn.B dengan covid-19 peneliti dapat melakukan beberapa intervensi

khususnya intervensi mengenai kurang pengetahuan keluarga dalam

mengenal masalah kesehatan yang terjadi, sesuai dengan masalah yang


116

ditemukan pada pengkajian diatas untuk memperoleh hasil evaluasi sesuai

tujuan yang diharapkan.

4. Dalam melakukan tindakan keperawatan pada keluarga Tn.B dengan kurang

pengetahuan covid-19 peneliti dapat melakukan beberapa intervensi

khususnya intervensi mengenai kurang pengetahuan keluarga dalam

mengenal masalah kesehatan yang terjadi, sesuai dengan masalah yang

ditemukan pada pengkajian diatas untuk memperoleh hasil evaluasi sesuai

tujuan yang diharapkan.

5. Dalam melakukan evaluasi penerapan proses keperawatan sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan dan harapkan terutama mengenai evaluasi

tentang intervensi kurang pengetahuan keluraga mengenai covid-19 atau

corona vrus, terselesai sesuai dengan tujuan yang peneliti dan keluarga Tn.B

harapkan.

B. SARAN

Berikut ini peneliti dapat menganalisa beberapa hasil akhir dari penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini dalam bentuk saran di antaranya adalah :

1. Dalam melakukan suatu metode asuhan keperawatan keluarga yang

berpegang pada 5 komponen pengkajian harus membutuhkan suatu proses

pendekatan, yang di mulai dengan komunikasi teraupetik serta memberikan

suatu kesimpulan yang merupakan kerja sama antara perawat dan keluarga

untuk tercapainya suatu tujuan yang rasional serta dapat membina hubungan

saling percaya untuk dapat mempermudah penelitian ilmiah ini.

2. Agar memperoleh suatu penatalaksanaan yang baik di perlukan

suatu intervensi yang baik pula, terutama dalam merawat keluarga Tn.B
117

dengan kecemasan mengenai penyakit covid-19, dengan masalah keperawatan

pencegahan kurang pengetahuan mengenai covid-19 atau corona virus.

3. Bagi pihak keluarga Tn.B diharapkan jika merasa ada gejala yang

khas tentang penyakit segeralah melakukan pemeriksaan di puskesmas untuk

dapat mengetahui penyakit yang diderita dan cepat mendapat penatalaksanaan

yang tepat sesuai penyakit yang di derita, agar mencegah kecemasan karena

kurang pengetahuan keluarga mengenai penyakit.

4. Bagi pihak Puskesmas diharapkan melengkapi sarana dan

prasaranan yang di butuhkan Puskesmas, khusnya dalam penatalaksanaan

maupun pemeriksaan klien dengan sistem pernapasan terutama pasien dengan

covid-19 atau corona virus yang marak pada akhir-akhir ini, serta tak lupa

pula meningkatkan mutu pelayanan yang professional terutam dalam bidang

keperawatan khususnya keperawatan keluarga serta dapat merawat pasien

dengan covid-19 dengan APD yang lengkap sesuai prosedur penanganan

pasien covid-19.

5. Bagi institusi pendidikan harapan saya kiranya meningkatkan

pengetahuan calon-calon perawat dengan memperbanyak ilmu tentang sistim

pernapasan serta lengkapilah kepustakaan dengan buku-buku sistim

pernapasan dan asuhan keperawatan keluarga serta memberikan masukan

terbaru tentang perawatan pasien dengan covid-19 atau corona vrus.


118

DAFTAR PUSTAKA

AlimulA.Aziz. (2007). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisi sdata.


Salembah medika. Jakarta
Arikunto, suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Doenges, Marilyn E,(2000). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi- 3 EGC, Jakarta
Effendi Narsul. (1995). Pengantar Proses Keperawatan Buku Kedokteran. EGC
Jakarta.
Friedman .(2019). Keperawatan Keluarga Teori Dan Praktek Edisi 3.
EGC.Jakarta.
Price, S & Wilson, L. M. (2019) “Patofisiologi :KonsepKlinis Proses-proses
Penyakit”, Jakarta : EGC.

PMK 27 Tahun, 2017, pedoman kesiapsiagaan menghadapi infeksi nCOV 2019-


Ditjen PPI Kemenkes 2020.

R.Fallen&R.Budi Dwi K. (2018) “Catatan kulia Keperawatan komunitas”. Nuha


medika. Jakarta.
119

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


RUMKIT TK.IIIDr.J.A.LATUMETEN AMBON
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Dr. Tamaela No. 2 Telp.( 0911 ) 345025

Pre Tes Pengetahuan Pada Keluarga Tn. X dengan kecemasan dalam upaya
meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai Covid-19 di RT 03/RW 06
Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Batu Merah Ambon.

Pokok Bahasan : Kecemasan


Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan Keluarga Tn. X tentang
Covid-19 berhubungan dengan kurangnya.
Sasaran : Keluarga Tn. X di RT 03/RW 06 Wilayah Kerja
PuskesmasRijali Batu Merah Ambon.
Tujuan Meningkatnya pengetahuan keluarga Tn. X
Hari/Tanggal                 : Jumat, 05-06-2020
Tempat : Rumah Keluarga Tn. X di RT 03/RW 06 Wilayah
Kerja PuskesmasRijali Batu Merah Ambon.

JawabanBe Jawaban
No Pertanyaan
nar Salah
1. Apakah anda tahu tentang virus corona
x
atau covid-19….?
2. Apakah anda mengetahui penyebab dari
x
corona…?
3. Apakah anda tahu tentang tanda dan
gejalah jika seseorang terjangkit virus x
corona…?
4. Apakah anda tahu cara pencegahan dari

virus corona…?
5. Apakah anda tahu cara pengobatanan
x
pada pasien dengan virus corona…?
6. Apakah anda tahu virus corona itu

penyakit mematikan atau tidak…?
JumlahJawaban 2 (Benar) 4 (Salah)

Ambon, 15 Juni, 2020


Peneliti

Abdullah Adi
Nim : 1240212017001
120

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


RUMKIT TK.IIIDr.J.A.LATUMETEN AMBON
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Dr. Tamaela No. 2 Telp.( 0911 ) 345025

Pos Tes Pengetahuan Pada Keluarga Tn. X dengan kecemasan dalam upaya
meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai Covid-19 di RT 03/RW 06
Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Batu Merah Ambon.

Pokok Bahasan : Kecemasan


Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan Keluarga Tn. X tentang
Covid-19 berhubungan dengan kurangnya.
Sasaran : Keluarga Tn. X di RT 03/RW 06 Wilayah Kerja
PuskesmasRijali Batu Merah Ambon.
Tujuan Meningkatnya pengetahuan keluarga Tn. X
Hari/Tanggal                 : Jumat, 05-06-2020
Tempat : Rumah Keluarga Tn. X di RT 03/RW 06 Wilayah
Kerja PuskesmasRijali Batu Merah Ambon.

JawabanBe Jawaban
No Pertanyaan
nar Salah
1. Apakah anda tahu tentang virus corona

atau covid-19….?
2. Apakah anda mengetahui penyebab √
dari corona…?
3. Apakah anda tahu tentang tanda dan
gejalah jika seseorang terjangkit virus √
corona…?
4. Apakah anda tahu cara pencegahan

dari virus corona…?
5. Apakah anda tahu cara pengobatanan √
pada pasien dengan virus corona…?
6. Apakah anda tahu virus corona itu

penyakit mematikan atau tidak…?
JumlahJawaban 6 (Benar) 0 (Salah)

Ambon, 13 Juni, 2020


Peneliti

Abdullah Adi
Nim : 1240212017001

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


121

AKADEMI KEPERAWATAN
RUMKIT TK.III Dr. J.A.LATUMETEN AMBON
Jl. Dr. Tamaela No. 2 Telp.( 0911 ) 345025

LEMBARAN PENJELASAN PENILITIAN

Responden yang saya hormati …!


Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Abdullah Adi


Nim : 1240212017001
Alamat : Waihaong RT 03/006 Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon.

Adalah mahasiswa Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada Akademi

Keperawatan Rumkit Tk. III Dr. J. A. Latumeten Ambon, yang akan melakukan

penilitian dengan Judul Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. B dengan kecemasan

dalam upaya meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai Covid-19 di RT

03/RW 06 Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Batu Merah Ambon.

Adapun tujuan dari penilitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan

keluarga mengenai covid-19 atau corona virus. Bersama ini saya mohon kesediaan

responden untuk menandatangani lembar persetujuan sebagai salah satu bukti

keikutsertaan saudara sebagai subjek dalam penelitian ini. Semua data dan

keterangan yang telah di berikan dapat di jaga kerahasiaannya dan hanya

digunakan untuk kepentingan peneliti.

Atas bantuan serta partisipasinya saya ucapkan terimakasih.

Ambon, 13 Juni, 2020


Peneliti

Abdullah Adi
Nim : 1240212017001
YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA
AKADEMI KEPERAWATAN
RUMKIT TK.III Dr. J.A.LATUMETEN AMBON
122

Jl. Dr. Tamaela No. 2 Telp.( 0911 ) 345025

LEMBARAN PEERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, bersedia menjadi responden dalam

penelitian yang di lakukan oleh mahasiswa Yayasan Wahana Bhakti Karya

Husada Akademi Keperawatan Rumkit Tk. III Dr. J. A. Latumeten Ambon yang

bernama :

Nama : Abdullah Adi


Nim : 1240212017001
Alamat : Waihaong RT 03/006 Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon.

Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini, saya

mengerti dan memahami bahwa penelitian ini tidak mengakibatkan kerugian

dikemudian hari bagi saya maupun identitas saya dan semua jawaban yang saya

berikan terjamin rahasianya.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk ditandatangani tanpa adapak saanda

ripihak lain yang dilibatkan.

Ambon, 13 Juni, 2020


Responden

Keluarga Tn. B

Dokumentasi penelitian
123

Dokumentasi pelaksanaan
124

Anda mungkin juga menyukai