Anda di halaman 1dari 4

KALOR DAN PERPINDAHANNYA

A. Pengertian kalor
Kalor adalah perpindahan energy dari suatu benda ke benda lainnya atau ke lingkungannya,
kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara dua buah benda dan antara benda dan
lingkungannya.
Satuan kalor adalah kalori, pengertian untuk satu kalori (1Kal) adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 10C.
1 kalori = 4,2 Joule (pembulatan dari 4,19)
1 Joule = 0,24 kalori
Jadi kalor jenis suatu zat tertentu adalah baanyaknya kalor yang dibutuhkan 1 Kg zat itu untuk
menaikkan suhu sebesar 10C.
Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor jenis suatu zat.

B. Kalor dapat mengubah suhu benda


Besarnya kalor untuk mengubah suhu sebanding dengan massa zat, penurunan / kenaikkan
suhu dan kalor jenis zat. Kemudian dirumuskan sebagai berikut:
Q = m . c . ∆t
Dimana:
Q = kalor dalam satuan Joule (J),
m = massa dalam satuan kg,
c = kalor jenis dalam satuan J/Kg0C,
∆t = selisih suhu dalam satuan 0C.
Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat sebesar
10C.
C. Kalor dapat merubah wujud zat
Melebur memerlukan kalor
Selama terjadi proses perubahan wujud, tidak terjadi perubahan suhu atau suhu akan tetap.
Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk mengubah suatu satuan massa zat menjadi cair pada
titik leburnya disebut kalor lebur (L). Dapat dilihat pada rumus sebagai berikut:
Q=m.L
Dimana:
Q = kalor yang diserap / dilepas dalam satuan joule,
m = massa zat (kg),
L = kalor lebur dalam satuan joule / kilogram.
Jika zat cair didinginkan akan membeku, pada saat membeku zat melepaskan kalor. Banyak
nya kalor yang dilepas oleh suatu satuan massa zat cair menjadi padat disebut kalor beku
Kalor lebur = kalor bekuTitik lebur = titik beku.

Menguap memerlukan kalor


Zat cair yang mendidih jika dipanaskan terus menerus akan berubah menjadi uap. Banyaknya
kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 Kg zat cair menjadi uap seluruhnya pada titik
didihnya disebut kalor uap (U).

Besarnya kalor uap dapat dirumuskan sebagai berikut:


Q=m.U
Dimana:
Q = kalor yang diserap / dilepaskan (joule),
m = massa zat dalam kilogram,
U = kalor uap dalam joule / kg.

Jika uap didinginkan akan berubah bentuk menjadi zat cair, yang disebut mengembun. Pada
waktu mengembun zat melepaskan kalor, banyaknya kalor yang dilepaskan pada waktu
mengembun sama dengan banyaknya kalor yang diperlukan pada waktu menguap dan suhu di
mana zat mulai mengembun sama dengan suhu di mana zat mulai menguap.
Kalor uap = kalor embun,Titik didih = titik embun.

Proses penguapan zat cair dapat dipercepat dengan cara:


1. Dipanaskan / diberi kalori,
2. Memperluas permukaan zat cair,
3. Meniupkan udara di permukaan zat cair,
4. Memperkecil tekanan udara di atas permukaan zat cair,
5. Menyemburkan zat cair.

D. Perpindahan kalor
Kalor merupakan salah satu energy dan dapat berpindah jika terdapat perbedaan suhu, secara
alami perpindahan zat yang suhunya tinggi ke zat yang suhunya rendah.

1. Perpindahan kalor secara konduksi


Perpindahan kalor secara induksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat tanpa disertai
dengan perpindahan molekul-molekul zat tersebut.
Dilihat dari daya hantar kalor, benda atau zat di bedakan menjadi dua, yaitu:
a. Konduktor
Konduktor adalah benda atau zat yang memiliki daya hantar kalor dengan baik.
Contoh konduktor adalah besi, baja, tembaga, aluminium dll.
b. Isolator
Isolator adalah benda atau zat yang memiliki daya hantar kalor yang kurang baik.
Contoh isolator adalah kayu, plastic, kertas dll.

2. Perpindahan kalor secara konveksi


Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan
perpindahan molekul-molekul nya.
Contoh proses perpindahan kalor secara konveksi antara lain:
Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat misalnya system pemanas air, system aliran
air panas.

3. Perpindahan kalor secara radiasi


Perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan kalor secara langsung tanpa zat
perantara.
Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya radiasi kalor atau energy pancaran kalor di
sebut termoskop.
PEMUAIAN

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda akibat kenaikan suhu zat tersebut. Pemuaian dapat terjadi
pada zat padat, cair, dan gas.

Pemuaian Zat Padat


Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah
musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda,
besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.
Alat Musschenbroek

Besarnya panjang logam setelah dipanaskan adalah sebesar

Besarnya panjang zat padat untuk setiap kenaikan 1ºC pada zat sepanjang 1 m disebut koefisien
muai panjang (α). Hubungan antara panjang benda, suhu, dan koefisien muai panjang dinyatakan
dengan persamaan

Keterangan:
L = Panjang akhir (m)
L0 = Panjang mula-mula (m)
ΔL = Pertambahan panjang (m)
α = Koefisien muai panjang (/ºC)
Δt = kenaikan suhu (ºC)

2. Pemuaian Luas
Jika yang dipanaskan adalah suatu lempeng atau plat tipis maka plat tersebut akan mengalami
pemuaian pada panjang dan lebarnya. Dengan demikian lempeng akan mengalami pemuaian
luas atau pemuaian bidang. Pertambahan luas zat padat untuk setiap kenaikan 1ºC pada zat
seluas 1 m^2 disebut koefisien muai luas (β). Hubungan antara luas benda, pertambahan luas
suhu, dan koefisien muai luas suatu zat adalah

Keterangan:
A = Luas akhir (m2)
Δ0 = Pertambahan luas (m2)
A0 = Luas mula-mula (m2)
β = Koefisien muai luas zat (/º C)
Δt = Kenaikan suhu (ºC)
Besarnya β dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.

Penerapan Konsep Pemuaian Zat dalam Kehidupan Sehari-Hari


Prinsip pemuaian zat banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa contoh
penerapannya:
1. Pemasangan Kaca Jendela
2. Pemasangan Sambungan Rel Kereta Api
3. Pemasangan Bingkai Besi pada Roda Pedati
4. Pemasangan Jaringan kabel Listrik dan Telepon
5. Keping Bimetal
Keping bimetal adalah dua buah keping logam yang memiliki koefisien muai panjang berbeda yang dikeling
menjadi satu. Keping bimetal sangat peka terhadap perubahan suhu. Pada suhu normal panjang keping
bimetal akan sama dan kedua keping pada posisi lurus. Jika suhu naik kedua keping akan mengalami
pemuaian dengan pertambahan panjang yang berbeda. Akibatnya keping bimetal akan membengkok ke
arah logam yang mempunyai koefisien muai panjang yang kecil.

Keping bimetal dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan misalnya pada termometer bimetal,
termostat bimetal pada seterika listrik, saklar alarm bimetal, sekring listrik bimetal. Pemanfaatan pemuaian
zat yang tidak sama koefisien muainya dapat berguna bagi industri otomotif, misalnya pada bimetal yang
dipasang sebagai saklar otomatis atau pada lampu reting kendaraan

Anda mungkin juga menyukai