Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yuli Handoyo

Kelas : A

Nim : 051201069

Semester : 2

1. Perbedaan netralisasi, saturasi dan effervescent adalah


a. Netralisasi atau penetralan merupakan obat minum yang dibuat dengan jalan
mencampurkan bagian asam dan basa sampai reaksi selesai, tidak mengandung CO2.
b. Saturasi merupakan larutan yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan karbonat
yang bersifat basa tetapi gas yang terbentuk ditahan dalam wadah sehingga larutan
tetap jenuh dg gas CO2.
c. Larutan yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan dimasukkannya ke dalam
botol yg sdh terisi basa lewat dinding botol, saturasi dengan gas CO2 lewat jenuh.

2. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan saturasi dan effervescent adalah
a. Botol untuk tempat saturasi harus kuat, tahan tekanan, berisi berisi 9/10 bagian
larutan
b. Tertutup kedap
c. Tidak boleh mengandung bahan obat yang tidak larut---- bila dikocok, menyebabkan
tekanan--- botol pecah
3. Jika 10 g asam sitrat membutuhkan 12 g NaHCO3 maka asam sitrat sebanyak …. Untuk
15 g NaHCO3.
Maka asam sitrat sebanyak 12,5 g membutuhkan 15 g NaHCO3
4. Tujuan obat dibuat emulsi
a. Membuat sediaan yang stabil dan rata dari campuran dua cairan yang inkompatibel
b. Membuat sediaan dengan rasa yang lebih enak
c. Membuat sediaan yang mudah dicerna dan lebih mudah diabsorbsi
d. Pada pemakaian topikal, untuk mendapatkan efek emolien atau pelembut jaringan
kulit yang lebih baik, juga mengurangi iritasi pada kulit.
Tujuan obat dibuat emulsi

a. Membuat sediaan yang menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan untuk terapi
dengan cairan
b. Membuat sediaan yang lebih mudah pemberiannya serta lebih mudah memberikan
dosis yang relative lebih besar
c. Membuat sediaan yang aman, mudah diberikan untuk anak, juga mudah diatur
penyesuaian dosisnya untuk anak dan dapat menutupi rasa pahit
d. Membuat sediaan untuk pasien dengan kondisi khusus.

5. Perbedaan bentuk sediaan suspensi dan emulsi


Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut dalam bentuk halus
yang terdispersi ke dalam cairan pembawa sedamgkan emulsi adalah sediaan yang
mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa,
distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.

6. Metode pembuatan sediaan suspensi


a. Metode Dispersi
Metode ini dilakukan dengan cara menambahkan serbuk bahan obat ke dalam
muscilago yang telah terbentuk, kemudian baru diencerkan.
b. Metode presipitasi
Zat yang hendak didispersikan dilarutkan dahulu ke dalam pelarut organik yang
hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik, larutan zat ini
kemudian diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air sehingga akan terjadi
endapan halus dengan bahan pensuspensi. Pelarut organik : etanol, propilen glikol,
polietilen glikol.
Metode pembuatan sediaan emulsi
a. Metode gom basah (Metode Inggris)
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air agar terbentuk suatu muscilago, kemudian
perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, kemudian diencerkan
dengan sisa air.
b. Metode gom kering (Metode Kontinental)
Dalam metode ini, zat pengemulsi dicampur dengan minyak terlebih dahulu,
kemudian ditambahkan air untuk membentuk korpus emulsi, baru diencerkan dengan
sisa air yang tersedia.
c. Metode Botol (Metode botol forbes)
Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat bersifat minyak dan mempunyai
viskositas rendah.

7. Komponen yang harus ada dalam sediaan suspensi dan emulsi


 Komonen emulsi
a. Fase internal / fase dispers / fase diskontinu / fase terdispersi / fase dalam: zat cair
yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam zat cair yang lain.
b. Fase eksternal / fase kontinu / fase pendispersi / fase luar : zat cair dalam emulsi
yang berfungsi sebagai bahan dasar (bahan pendukung) emulsi tersebut.
c. Emulgator (Emulsifying agent)
 Komponen suspensi
a. Dispers / fase dispers : zat yang didistribusikan
b. Dan pembawanya disebut fase pendispersi / medium dispersi.
8. Cara bagaimana membedakan tipe emulsi
a. Dengan pengenceran fase
 Tipe o/w dapat diencerkan dengan air
 Tipe w/o dapat diencerkan dengan minyak
b. Dengan pengecatan / pewarnaan
 Tipe w/o : Ditambah larutan Sudan III memberi warna merah
 Tipe o/w : Ditambah larutan metilen blue memberi warna biru
c. Dengan kertas saring
 Tipe o/w : bernoda basah air
 Tipe w/o : Bernoda minyak
d. Dengan konduktivitas listrik
 Tipe o/w : Lampu menyala
 Tipe w/o : Lampu tidak menyala

Anda mungkin juga menyukai