Anda di halaman 1dari 3

Laporan Hasil Diskusi

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran


Dosen Pengampu : Dr. Ali Sunarso, M. Pd.
Rombel :E
Pertemuan : 11
Waktu Pelaksanaan : Rabu, 19 Mei 2021

A. Penyaji 1 : Ringgar Wahyu Tri Mukti (1401419209)


Materi : Mengubah skor menjadi nilai dengan berbagai skala
Penanya :
1. Anggi Nur Anisa (1401419187)
Dalam melakukan penskoran kadang terdapat beberapa anak dengan jumlah skor yang
sama. Bagaimana seorang guru dalam mengambil keputusan untuk menentukan
peringkatdari anak yang jumlah skornya sama?
Jawaban penyaji:
Untuk mengambil keputusan dalam hal tersebut, guru bisa memberikan peringkat
yang sama kepada beberapa anak yang memiliki nilai sama, misal ada 2 anak yang
memiliki jumlah skor paling tinggi, guru dapat memberikan peringkat 1 kepada 2 anak
tersebut. Ataupun bisa menggunakan nilai harian siswa tersebut, bisa dari nilai
keterampilan, ataupun bisa juga dari perilaku siswa tersebut. Mana yang memiliki
perilaku lebih baik.
2. Wahyu Tri Atmaja (1401419183)
Pada penggunaan skala penilaian yang paling sering dijumpai adalah skala 1-10, 1-100
dan skala huruf. Lalu kapankah guru harus menggunakan skala bebas? (Sertakan
contohnya). Lalu apakah penggunaan skala bebas cocok untuk digunakan sebagai skala
penilaian dalam pembelajaran tematik? (Bila cocok bagaimana penggunaannya dalam
suatu penilaian pembelajaran).
Jawaban penyaji:
Guru menggunakan penilaian dengan skala bebas bisa saat ulangan. Contoh:
Ani, seorang pelajar di suatu SMU, pada suatu hari berlari – lari kegirangan setelah
menerima kembali kertas ulangan dari Guru Matematika. Pada sudut kertas itu tertulis
angka 10, yaitu angkayang diperoleh Ani dengan ulangan itu. Setekah tiba diluar
kelas,Ani berdiskusi dengan kawan – kawannya. Ternyata cara mengerjakan dan
pendapatnya tidak sama dengan yang lain. Tetapi mereka juga tidak yakin mana yang
betul. Oleh karena itu, ketika kertas ulangan dikembalikan dan ia mendapat 10, ia
kegirangan. Baru sampai bertemu dengan 4 kawannya, wajahnya sudah menjadi malu
tersipu – sipu. Rupanya ia menyadari kebodohannya karena setelah melihat angka
yang diperoleh keempat orang kawannya, ternyata kepunyaan Anil lah yang paling
sedikit. Ada kawannya yang mendapat 15, 20 bahkan ada yang 25.Dan kata Guru,
pekerjaan Tika yang mendapat angka 25 itulahyang betul.
Penggunaan skala bebas cocok cocok saja digunakan untuk pembelajaran tematik.
Untuk penggumaannya tergantung pada guru tersebut dan banyak soal yang diberikan,
karena skala bebas adalah skala tidak tetap.
B. Penyaji 2 : Febriana Khoiri Rohmah (1401419212)
Materi : Rumus distribusi dan standardisasi nilai
Penanya :
1. Mutiarani Qotrun Nada (1401419212)
Telah dipaparkan ada berbagai jenis standar nilai, dari keseluruhan apakah bisa
digunakan untuk setiap kegiatan atau proses penilaian?
Jawaban penyaji:
Menurut saya standar nilai yang sudah disajikan bisa digunakan dalam semua kegiatan
atau proses penilaian. Tentu saja seluruh proses penilaian akan menggunakan jenis-
jenis standar nilai tersebut guna mengetahui kualitas dan wujud nilai yang diperoleh.
Penggunaan standar nilai berhubungan dengan penggunaan distribusi nilai. Dan dalam
menentukan standar nilai mana yang akan digunakan itu diserahkan kepada penilai serta
bisa menyesuaikan tergantung kebutuhan pengolahan nilai.
2. Isma Febilla A. T (1401419225)
Menurut Anda standar nilai mana yang lebih cocok digunakan di Sekolah Dasar?
Jawaban penyaji:
Standar nilai yang bisa digunakan di SD yaitu standar eleven (stanel) yang
dikembangkan oleh UGM dan disesuaikan sistem pendidikan Indonesia, maka standar
ini relevan ketika digunakan di SD. Penggunaanya adalah dengan membagi sistem
penilaian menjadi 11 golongan (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10). Selain itu, dengan
menggunakan standar nilai sepuluh juga bisa digunakan di SD. Yaitu dengan membagi
nilai berskala 1- 10 yang diperoleh dari langkah mencari Mean, Deviasi Standar, dan
membuat tabel konvensi angka ke dalam nilai skala 1-10 kemudian tabel konvensi
angka ke dalam nilai skala 1-100. Hal ini sudah sering kita jumpai di SD sekitar
lingkungan tempat tinggal banyak yang menggunakan standar nilai 0-100 atau 10-100.
C. Penyaji 3 : Mohammad Fauzie Amnur (1401419213)
Materi : Teknik analisis butir soal
Penanya :
1. Salma Nurul Fitriya (1401419230)
Apakah analisis kualitatif teknik moderator cocok untuk diterapkan pada soal HOTS?
Jawaban penyaji:
Menurut saya, teknik analisis kualitatif metode moderator ini kan dilakukan secara
bersama-sama antara ahli dengan penelaah. Saat menyusun soal HOTS, sangat
mungkin dengan metode moderator karena penelaah dipersilahkan untuk
mengomentari dan memperbaiki soal berdasarkan ilmu yang dimilikinya. Setiap
komentar akan dicatat oleh seorang notulis. Setelah itu, soal akan dituntaskan
bersamasama dan dilakukan perbaikannya seperti apa.
2. Dzikruliliam (1401419223)
Bagaimana memadukan teknik kualitatif dan kuantitatif untuk menganalisis butir soal?
Jawaban penyaji:
Menurut saya, menganalisis butir soal secara kualitatif dan kuantitatif adalah teknik
yang berbeda dan saling berdiri sendiri. Analisis kualitatif menganalisis berdasarkan
kaidah materi, konstruksi, dan bahasa dalam suatu soal. Sedangkan analisis kuantitatif
menganalisis lebih ke data-data seperti mean, median, modus, tingkat kesukaran soal,
daya pembeda soal, dan jawaban pengecoh.

Anda mungkin juga menyukai