Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang ASET
TETAP.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Bab II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.................................................................................. 34
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum akuntansi mencakup kegiatan pendapatan dimulai dari transaksi dicatat
untuk pertama kali dalam jurnal hingga menjadi laporan keuangan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa akuntansi sangatlah penting dalam kegiatan sehari-hari terutama bagi operasi
perusahaan dalam satu periode. Di dalam akuntansi kita telah mengenal proses penyusunan
laporan keuangan yang mana terdapat nama-nama akun dan nomor-nomor akun yang sesuai
dengan ketentuan perusahaan. Proses akuntansi diantaranya mulai dengan bukti transaksi,
jurnal (jurnal umum dan jurnal khusus), posting buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian,
neraca lajur, laporan keuangan (laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas), jurnal
Dari tahapan diatas laporan keuangan neraca terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap,
kewajiban dan modal. Dan yang akan dibahas kali ini adalah aktiva tetap, yaitu berbagai jenis
aktiva dapat digunakan lebih dari satu periode untuk operasi perusahaan. Aktiva tetap terdiri
dari aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Oleh karena itu perlunya untuk mengetahui
serta memahami secara rinci tentang aktiva tetap baik aktiva tetap berwujud maupun tidak
berwujud. Dengan cara demikian kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di
B. RUMUSAN MASALAH
3
C. TUJUAN PENULISAN
D.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Aset tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak
dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan,
komputer, dan lain-lain. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak.
Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan.
Menurut PSAK 16 aset tetap didefinisikan sebagai aset berwujud yang digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk
tujuan administratif, serta diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Dalam
a. Aset dimiliki untuk digunakan dalam operasional dan bukan untuk dijual.
Hanya aset yang digunakan dalam operasi normal bisnis diklasifikasikan sebagai aset
terpisah sebagai investasi; property,plant, dan equipment yang dimiliki untuk price
equipment (aset tetap) yang dimiliki untuk dijual atau dilepas diklasifikasikan secara
5
terpisah dan dilaporkan dalam laporan posisi keuangan. Tanah untuk perusahaan
b. Aset memiliki masa umur manfaat yang panjang dan biasanya disusutkan.
Aset tetap memiliki umur manfaat lebih dari satu periode. Perusahaan
mengalokasikan biaya investasi dari aset ini untuk periode yang akan datang melalui
hanya disusutkan apabila terjadi penurunan nilai yang meterial pada tanah, seperti
disebakan oleh hilangnya kesuburan tanah dikarenakan oleh rotasi tanaman yang
Aset tetap merupakan aset berwujud yang ditandai dengan keberadaan atau substansi
fisik. Hal inilah yang membedakan aset tetap dengan aset tidak berwujud seperti paten
atau goodwill. Tidak seperti bahan baku, aset tetap tidak secara fisik menjadi bagian
Dalam PSAK 16 paragraf 7,biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika
a. kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari
aset tersebut. Secara umum, biaya setelah perolehan yang menghasilkan satu atau
lebih dari hal-hal berikut dapat dikatakan memiliki ‘manfaat ekonomis dimasa
depan’, apabila:
2. Peningkatan kapasitas.
6
b. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
tidak boleh mengakui biaya perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset
bersangkutan. Biaya-biaya ini diakui dalam laba rugi saat terjadinya. Biaya perawatan sehari-
hari terutama terdiri atas biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai (consumables) termasuk di
signifikan yang mengakibatkan entitas memperoleh manfaat ekonomik masa depan, maka
pengeluaran itu dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal dan nilainya dikapitalisasi
Sebagai contoh, ketika Starbucks membeli mesin pembuat kopi untuk operasional,
biaya ini dilaporkan sebagai aset tetap karena mesin itu dapat diukur dengan andal dan
memiliki manfaat ekonomik di masa depan. Namun ketika Starbucks melakukan perbaikan
biasa (rutin) pada mesin pembuat kopi, pengeluaran ini dibebankan menjadi beban tahun
berjalan pada laporan laba rugi komprehensif dan bukan dikapitalisasi ke aset tetap, karena
Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) biasanya dicatat sebagai
persediaan dan diakui dalam lana rugi pada saat dikonsumsi. Namun demikian, suku cadang
utama dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas memperkirakan
akan menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode. Sama halnya jika suku
7
cadang dan peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk suatu aset tetap
Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan aset
tetap semacam itu, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik masa
depan dari suatu aset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh
manfaat ekonomik masa depan dari aset lain yang terkait. Dalam keadaan ini, perolehan aset
tetap semacam itu memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset, karena aset tersebut
memungkinkan entitas memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang lebih besar dari
aset-aset terkait dibandingkan dengan manfaat ekonomik yang dihasilkan seandainya aset
Sebagai contoh, pabrik kimia mungkin menerapkan proses penanganan kimiawi yang
baru dalam rangka memenuhi ketentuan lingkungan yang berlaku untuk produksi dan
penyimpanan zat kimiawi berbahaya; perbaikan pabrik yang terkait diakui sebagai aset
karena tanpa perbaikan tersebut entitas tidak dapat memproduksi dan menjual zat-zat
kimiawi. Namun demikian, jumlah tercatat aset tersebut dan aset lain yang terkait harus di-
review untuk menguji apakah telah terjadi penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 (revisi
Agar aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, perlu dilakukan inspeksi teratur
terlepas apakah ada komponen yang diganti. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya
inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi
kriteria pengakuan. Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi yang terdahulu, jika ada (yang
dibedakan dari komponen fisiknya), dihentikan pengakuannya. Hal ini terjadi terlepas apakah
biaya inspeksi terdahulu teridentifikasi dalam transaksi perolehan atau konstruksi aset tetap
tersebut. Jika diperlukan, estimasi biaya inspeksi sejenis yang akan dilakukan di masa depan
8
dapat digunakan sebagai indikasi biaya inspeksi saat aset tersebut diperoleh atau dibangun
(PSAK 16:17).
D. Dasar Pengukuran
Menurut PSAK 16 paragraf 15,suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui
sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Lebih lanjut lagi dijelaskan
dalam PSAK 16 paragraf 10,biaya perolehan tersebut termasuk biaya awal untuk memperoleh
atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang timbul untuk menambah,
1. harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh
British Airways mengindikasikan pesawat disajikan sebesar nilai wajar kas yang
2. biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi
dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi
mengkapitalisasi biaya pembelian ke dalam biaya kirim. Adapun contoh biaya yang
a. biaya imbalan kerja (seperti didefinisikan dalam PSAK 24 (revisi 2010): Imbalan
Kerja) yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap;
9
e. biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil
(misalnya, contoh produk dihasilkan dari peralatan yang sedang diuji); dan
f. komisi profesional.
3. estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena
entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk
menghasilkan persediaan. Dengan adanya persyaratan terakhir ini maka dalam harga
perolehan aset tetap dapat terkandung suatu nilai estimasi yang mungkin
Biaya restorasi lokasi aset (decommissioning costs) yang diprediksi akan terjadi pada
akhir masa manfaat aset diperlakukan sebagai bagian dari kos aset tetap. Dengan demikian
kos aset tetap adalah mencakup kos perolehan aset tetap ditambah dengan decommissioning
costs dan dismantling costs. Rekening lawan dari decommissioning costs adalah rekening
utang bersyarat. IAS 37 menegaskan bahwa provisions atau pencadangan utang atas
decommissioning costs akan diakui hanya pada saat dipenuhi kriteria sebagai berikut :
obligation) baik secara legal maupun bersifat konstruktif, sebagai akibat dari
10
Contoh implementasi decommissioning costs adalah sebagai berikut, misalnya dalam
rangka memenuhi ketentuan perizinan pemerintah dalam pengadaan aset tetap, perusahaan
diwajibkan pada akhir masa pakai aktiva tetap perusahaan harus membongkar aktiva tetap,
membersihkan lokasi penempatan aktiva tetap, dan mengembalikan tanah seperti keadaan
semula.
Kondisi semacam ini memenuhi ketentuan sebagai kewajiban masa sekarang sebagai
akibat peristiwa masa lalu (pengadaan aset tetap), yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan arus keluar sumberdaya di masa yang akan datang. Pengakuan kos atas
peristiwa di masa yang akan datang semacam ini memerlukan estimasi yang cukup cermat,
mengingat estimasi berhubungan dengan jangka waktu yang cukup panjang, yang sangat
rentan dengan berbagai kemungkinan yang bisa mempengaruhi ketepatan estimasi, paling
tidak bisa sangat dipengaruhi oleh evolusi atau bahkan revolusi perubahan teknologi, yang
menyatakan bahwa estimasi yang terbaik adalah dengan cara mengukur dengan tepat
decommissioning dan dismantling costspada akhir masa kegunaan aset tetap, kemudian
mengukurnya dengan nilai sekarang (discounted to present value), selanjutnya present value
dari kedua unsur kos tersebut dimasukkan sebagai bagian dari kos perolehan aset tetap.
Meskipun telah disediakan arahan teknis semacam ini, kesulitan dalam praktik tetap akan
terjadi, karena yang menjadi persoalan utama adalah pada teknis pengukuran secara tepat
prediksi potensi kos yang akan terjadi pada akhir umur ekonomis aset tetap, bukan pada
bagaimana mengukur nilai sekarang dari kedua unsur kos tersebut. Dari kaca mata US
GAAP, masalah berat seperti ini barangkali yang membuat US GAAP tidak mengatur
11
Perlu dipahami bahwa dismantling costs, legal costs atau constructive obligations,
yang merupakan bagian dari kos perolehan aset tetap, tidak diperkenankan untuk diperluas
sampai dengan kos operasional aset tetap di waktu yang akan datang, mengingat kos
operasional di waktu yang akan datang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban masa
dismantling costs harus dibebankan ke masing-masing periode yang menikmati jasa aset tetap
melalui prosedur depresiasi. Pada masing-masing periode dismantling costs harus disesuaikan
prediksi dismantling costs. Kenaikan nilai cadangan (provision) dari dismantling costs
Beberapa contoh decommissioning costs atau dismantling costs yang harus diakui
Kasus lease premises (leasing aset tetap). Misalnya dalam transaksi leasing terdapat
kewajiban bagi lessee atau pembeli bahwa pada akhir umur ekonomi aset tetap harus
memindahkan aset tetap ke lokasi lain. Dalam hal terjadi kasus semacam, jika leasing
dikapitalisasi atau dibukukan sebagai bagian dari kos aset tetap, dan didepresiasi
selama umur ekonomi aset tetap. Dalam hal leasing termasuk sebagai kategori leasing
operasional, kos semacam ini harus dipalorkan sebagai beban ditangguhkan (deferred
charge). Dalam US GAAP kos semacam ini tidak diperlakukan sebagai kos aset tetap,
karena kos aset tetap diukur berdasarkan kos yang telah terjadi (historical costs), dan
12
Kepemilikan aset tetap (owned premises). Mesin dalam contoh 1 dipasang pada lokasi
pabrik yang dimiliki perusahaan. Pada akhir umur ekonomi mesin, perusahaan
memiliki opsi untuk membongkar dan memindahkan mesin serta menanggung seluruh
ditempatnya dan tidak dioperasikan lagi. Jika perusahaan memilih tidak membongkar
dan memindahkan mesin, maka akibat yang ditimbulkan adalah menurunkan nilai
wajar (fair value) dari lokasi mesin, jika perusahaan memutuskan untuk menjual
lokasi mesin sebagaimana adanya. Tetapi karena tidak ada kewajiban legal untuk
membongkar dan memindahkan aset tetap, dalam hal ini mesin, maka kos
pembongkaran tersebut tidak dimasukkan sebagai bagian kos dari aset tetap.
Semestinya kos pembongkaran harus tetap diakui sebagai kos aset tetap, agar
Dengan menggunakan kasus yang sama seperti contoh 1 dan 2, misalnya dalam kasus
ini pemilik perusahaan memberi opsi kepada fihak ketiga untuk membeli perusahaan
pada akhir tahun ke 5, yaitu akhir umur ekonomis aset tetap. Di dalam menawarkan
opsi, secara verbal pemilik perusahaan mengatakan bahwa perusahaan akan dalam
keadaan bersih, seluruh mesin serta perlengkapan kantor akan disingkirkan dari lokasi
pabrik. Pemilik perusahaan berharap bahwa pembeli opsi menjadi tertarik karena
biaya pembongkaran aset tetap (dalam hal ini mesin) ditanggung oleh penjual, yaitu
dalam bentuk janji untuk membersihkan pabrik dari mesin-mesin lama. Dalam kasus
bawah tanah untuk menyimpan berbagai jenis bahan kimia. Tank dipasang pada saat
13
perusahaan membeli fasilitas pabrik tujuh tahun yang lalu. Pada bulan Februari 2009
membongkar tank semacam ini pada saat tank sudah tidak digunakan lagi. Dalam
kasus semacam ini maka mulai sejak dikeluarkan peraturan pemerintah perusahaan
oleh pembersih berbahan kimia tersebut. Pada tanggal 1 Februari 2009 pemerintah
menerbitkan peraturan yang berisi keharusan untuk membersihkan dan membuang limbah
produksi yang membahayakan pada akhir penggunaan fasilitas penampungan sisa bahan
kimia. Atas berlakunya peraturan pemerintah tersebut, berakibat timbulnya keharusan untuk
(decommissioning costs and obligation) yang berhubungan dengan kontaminasi yang telah
terjadi.
untuk sisa umur aset tetap, atau berlaku secara prospektif, dan tidak berlaku secara
restrospektif . Di Indonesia hal ini diatur dalamISAK 9 yang menyatakan bahwa perubahan
biaya penonaktifan yang muncul dari perubahan estimasi dan tariffdiskonto harus disesuaikan
dengan biaya perolehan aset pada periode berjalan secara prospektif (atau jika aset tersebut
sebagai revaluasi surplus/defisit) dan perubahan biaya penonaktifan yang muncul akibat
14
Inilah salah satu perbedaan antara US GAAP dan IFRS, karena US GAAP berbasis kos
historis, makadismantling dan decommissioning costs tidak diakui. Utang bersyarat yang
selama ini diakomodasi oleh US GAAP adalah bukan untuk konteks semacam ini, misalnya
hutang hadiah, utang garansi, atau utang karena adanya tuntutan hukum fihak ketiga, yang
jumlah nominalnya relatif lebih mudah pengukurannya. Hambatan yang akan dihadapi pada
saat IFRS diterapkan adalah pada penaksiran atau pengukurandismantling costs dan taksiran
kos lain yang akan timbul pada saat aset tetap dihentikan pemanfaatannya. Namun demikian
IFRIC nomor 1, telah memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi hambatan ini.
Ketika entitas membeli aset tetap dengan diskon pembelian, maka entitas dapat
menggunakan dua pendekatan untuk melaporkan diskon pembelian dan aset tetap, yaitu:
diambil atau tidak diambil (disajikan pada nilai nettonya). Alasan untuk
pendekatan ini adalah asumsi bahwa biaya ril aset adalah harga dari kas atau
setara kas atas aset tersebut. Apabila diskon tidak diambil maka diskon tersebut
2. Tidak mengurangi nilai aset, aset disajikan pada nilai bruto. Alasan untuk
pendekatan ini adalah kegagalan untuk mengambil diskon tidak harus selalu
Pada praktik bisnis saat ini kedua pendekatan tersebut digunakan, meskipun
pendekatan pada butir 1 lebih baik untuk digunakan karena menyajikan nilai aset pada nilai
wajarnya.
Perusahaan seringkali membeli aset tetap dengan kontrak kredit jangka panjang,
menggunakan wesel, utang hipotek, obligasi, atau obligasi peralatan. Untuk merefleksikan
15
biaya yang benar, perusahaan mencatat aset yang dibeli dengan kontrak kredit jangka panjang
setara dengan nilai tunai yang diakui pada saat terjadinya. Jika pembayaran suatu aset
ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu kredit normal, perbedaan antara nilai tunai
dengan pembayaran total diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali
Ketika tingkat bunga tidak dinyatakan, atau jika tingkat spesifik tidak memungkinkan,
maka perusahaan akan mengkaitkan dengan tingkat bunga terkait. Tingkat bunga ini akan
dinegosiasikan antara penjual dan pembeli dalam transaksi pinjaman serupa. Dalam
diantaranya peringkat kredit peminjam, jumlah dan tanggal maturitas wesel, dan tingkat
bunga yang berlaku umum.Apabila perusahaan tidak mengaitkan tingkat bunga, maka aset
akan dicatat lebih besar dari nilai wajarnya dan beban bunga akan menjadi kurang catat pada
perusahaan.Dalam kasus seperti itu,jika ekuitas tersebut diperdagangkan secara aktif maka
harga pasar ekuitas yang diterbitkan merupakan nilai wajar yang dijadikan indikasi biaya aset
yang diakui. Karena ekuitas merupakan alat ukur yang baik untuk harga setara kas saat ini.
Jika perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar ekuitas berdasarkan nilai pasarnya, maka
perusahaan mengestimasi nilai wajar aset tersebut. Dan kemudian menggunakan nilai wajar
Apabila suatu aset tetap ditukarkan dengan aset lain selain kas (aset non moneter),
maka aset tersebut diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diserahkan atau nilai wajar dari
aset diterima, pilih mana yang lebih jelas. Dengan demikian perusahaan akan langsung
mengakui laba atau rugi pertukaran ini. Rasionalisasi untuk pengakuan langsung ini adalah
16
kebanyakan transaksi memiliki substansi komersial, dan oleh karena itu laba/rugi harus
segera diakui.
substansi komersial atau tidak dengan mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan
diharapkan dapat berubah sebagai akibat dari transaksi tersebut. Suatu transaksi pertukaran
1. konfigurasi (contohnya risiko, waktu, dan jumlah) arus kas atas aset yang diterima
2. nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh perubahan
3. selisih di (1) atau (2) adalah relatif signifikan terhadap nilai wajar dari aset yang
dipertukarkan.
nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh transaksi
mencerminkan arus kas setelah pajak. Hasil analisis ini dapat menjadi jelas tanpa entitas
waktu dan jumlah arus kas yang timbul untuk tanah akan berbeda secara signifikan dari arus
kas yang timbul dari peralatan. Sebagai hasilnya baik Andrew Co maupun Roddick Inc
berada pada posisi ekonomi yang berbeda. Oleh karena itu terjadi substansi komersial, dan
perusahaan mengakui laba/rugi pertukaran. Nilai wajar aset dapat diukur secara andal
17
1. variabilitas rentang estimasi nilai wajar yang masuk akal (wajar) untuk aset tersebut
2. probabilitas dari berbagai estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara rasional
Selain hal-hal di atas, PSAK 16 juga mengatur bagaiman biaya perolehan suatu aset
yang dibangun sendiri ditentukan, yaitu dengan menggunakan prinsip yang sama
sebagaimana perolehan aset dengan pembelian. Jika entitas membuat aset serupa untuk
dijual dalam usaha normal, biaya perolehan aset biasanya sama dengan biaya
Oleh karena itu, dalam menetapkan biaya perolehan maka setiap laba internal
dieliminasi. Demikian pula jumlah abnormal yang terjadi dalam pemakaian bahan baku,
tenaga kerja, atau sumber daya lain dalam proses konstruksi aset yang dibangun sendiri
tidak termasuk biaya perolehan aset. PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman menetapkan
kriteria yang harus dipenuhi sebelum biaya bunga dapat diakui sebagai suatu komponen
dikapitalisasi adalah :
bila biaya pinjaman tersebut menghasilkan manfaat ekonomi masa depan untuk
Masalah kontroversial lainnya terkait biaya perolehan aset tetap yang dibangun sendiri
18
Setelah membahas mengenai biaya apa saja yang termasuk ke dalam alokasi aset tetap,
PSAK 16 juga mengatur biaya-biaya yang tidak dapat dikapitalisasi ke aset tetap:
biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi);
biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk
Pengakuan terhadap biaya-biaya dalam jumlah tercatat suatu aset tetap dihentikan ketika
aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan intensi manajemen. Oleh karena itu, biaya pemakaian dan pengembangan aset tidak
dimasukkan ke dalam jumlah tercatat aset tersebut. Sebagai contoh, biaya-biaya berikut ini
biaya-biaya yang terjadi ketika suatu aset telah mampu beroperasi sesuai dengan
intensi manajemen namun belum dipakai atau masih beroperasi di bawah kapasitas
penuhnya;
kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap keluaran (output) masih
rendah; dan
Menurut PSAK 16 paragraf 30, model biaya suatu aset tetap dicatat sebesar biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.
19
PSAK 16 mensyaratkan bahwa setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya
perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset dan yang masa
manfaat dan/atau pola penggunaannya berbeda disusutkan secara terpisah (paragraf 43).
Sebagai contoh, sebuah bangunan dengan masa manfaat 50 tahun dan eskalator di dalamnya
dengan masa manfaat 10 tahun disusutkan secara terpisah. Menurut PSAK 16 penyusutan
aset yang dapat disusutkan dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan dan bahwa
penyusutan tersebut dihentikan hanya pada saat aset itu diklasifikasikan sebagai ‘dimiliki
untuk dijual’ berdasarkan PSAK 58 (PSAK 16 paragraf 55). Dengan demukian, penyusutan
tidak dihentikan apabila suatu aset tidak sedang digunakan atau tidak lagi digunakan, kecuali
jika aset itu telah sepenuhnya disusutkan.Namun, apabila metode penyusutan yang digunakan
adalah usage method (seperti unit of production method) maka beban penyusutan menjadi nol
Penyusutan didefinisikan dalam PSAK 16 sebagai ‘ alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu aset sepanjang masa manfaatnya’ (paragraf 6).Dengan demikian, dalam
metode alokasi.
Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan
pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.Jumlah tersusutkan dari suatu aset
Nilai residu didefinisikan dalam paragraf 6 sebagai jumlah neto yang akan diperoleh
perusahaan dari pelepasan suatu aset jika aset itu telah mencapai akhir umur manfaatnya dan
telah beroperasi dalam kondisi yang diharapkan diakhir umur manfaatnya (yaitu dampak
20
inflasi diabaikan). PSAK 16 juga menyinggung fakta bahwa nilai residu suatu aset sering
tidak signifikan dan dapat diabaikan dalam perhitungan jumlah yang dapat disusutkan
(paragraf 53).
Nilai residu dan umur manfaat setiap aset tetap di-review minimum setiap akhir tahun
buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan
tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (revisi
Nilai residu aset dapat meningkat ke suatu jumlah yang setara atau lebih besar dari jumlah
tercatatnya. Jika hal tersebut terjadi, maka beban penyusutan aset tersebut adalah nol, hingga
nilai residu selanjutnya berkurang menjadi lebih rendah dari jumlah tercatatnya (PSAK
16:55).
Umur manfaat adalah periode suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas,
atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari suatu aset oleh
entitas.Manfaat ekonomi masa depan melekat pada aset yang dikonsumsi oleh entitas
terutama melalui penggunaan aset itu sendiri. Namun, beberapa faktor lain seperti keusangan
teknis, keusangan komersial dan keausan selama aset tersebut tidak terpakai, sering
mengakibatkan menurunnya manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari aset tersebut.
Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan oleh entitas.
Kebijakan manajemen aset suatu entitas dapat meliputi pelepasan aset yang bersangkutan
setelah jangka waktu tertentu atau setelah pemanfaatan sejumlah proporsi tertentu dari
manfaat ekonomik masa depan yang melekat pada aset. Oleh karena itu, umur manfaat dari
suatu aset dapat lebih pendek dari umur manfaat dari aset tersebut. Estimasi umur manfaat
suatu aset merupakan hal yang membutuhkan pertimbangan berdasarkan pengalaman entitas
21
Metode penyusutan yang digunakan mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat
ekonomik masa depan dari aset oleh entitas. Metode penyusutan yang digunakan untuk aset
di-review minimum setiap akhir tahun buku dan, apabila terjadi perubahan yang signifikan
dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut, maka
metode penyusutan diubah untuk mencerminkan perubahan pola tersebut. Perubahan metode
disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara
lain :
1. metode garis lurus (straight line method). Metode garis lurus menghasilkan
pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah,
3. metode jumlah unit (sum of the unit method). Metode jumlah unit menghasilkan
pembebanan berdasarkan pada penggunaan atau output yang diharapkan dari suatu
aset.
Metode penyusutan aset dipilih berdasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik
masa depan dari aset dan diterapkan secara konsisten dari periode ke periode kecuali ada
perubahan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut.
Oleh karena itu, metode penyusutan yang digunakan harus konsisten dengan ekspektasi
pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari aset itu. Misalnya, untuk aset yang
digunakan secara merata sepanjang umur manfaatnya, metode garis lurus harus diterapkan,
misalnya gedung yang dipakai untuk urusan administratif. Di pihak lain, untuk aset yang
22
digunakan secara lebih intensif di umur masa hidupnya dan tidak begitu intensif di akhir
masa hidupnya, metode dipercepat harus digunakan misalnya adalah mesin-mesin pabrik
Dengan demikian pemilihan metode penyusutan tidak bisa disama ratakan untuk seluruh
aset tanpa memperhatikan pola konsumsinya, misalnya demi alasan kemudahan perpajakan.
PSAK 16 menyatakan bahwa biaya penyusutan pada setiap periode harus diakui sebagai
beban kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya (paragraf
48).
Jika suatu aset tetap digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode berjalan,
maka penyusutan harus dibebankan secara langsung dalam laporan laba rugi komprehensif.
Di pihak lain, jika aset tetap digunakan untuk memproduksi barang atau jasa, maka
dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai bagian dari harga pokok penjualan
Namun, sebagian besar perusahaan menerapkan kebijakan yang lebih praktis, yaitu
memberikan penyusutan tahun penuh untuk aset yang diperoleh selama satu periode dan tidak
ada penyusutan untuk aset yang dilepaskan selama periode itu atau sebaliknya, atau
memberikan penyusutan untuk aset yang telah digunakan selama lebih dari enam bulan
selama periode berjalan dan tidak ada penyusutan untuk aset yang telah digunakan selama
Penyusutan diakui walaupun nilai wajar aset melebihi jumlah tercatatnya, sepanjang nilai
residu aset tidak melebihi jumlah tercatatnya. Perbaikan dan pemeliharaan aset tidak
meniadakan keharusan untuk menyusutkan aset. Hal ini terjadi karena penyusutan
didefinisikan dalam PSAK 16 sebagai proses alokasi dan bukan proses penilaian.
23
Aset yang dapat disusutkan merupakan fasilitas yang perlu terjadi untuk memperoleh
pendapatan. Biaya perolehan aset itu (dikurangi nilai sisa, jika ada), seperti beban lain yang
terjadi dalam proses perolehan pendapatan, harus dibebankan terhadap penghasilan. Namun,
karena aset yang dapat disusutkan digunakan selama lebih dari satu periode, jumlah yang
dapat disusutkan harus dialokasikan pada periode yang menerima manfaat dari penggunaan
Jika nilai suatu aset lebih besar dari biaya perolehannya (atau jumlah tercatat neto) dan
diputuskan bahwa nilai aset itu diperhitungkan, maka yang perlu dilakukan adalah proses
diperhitungkan untuk mengalokasikan jumlah yang revaluasian (dikurangi nilai sisa, jika ada)
sepanjang masa hidup aset yang direvaluasi. Sebetulnya, PSAK 16 menyatakan bahwa beban
penyusutan dapat terjadi sekalipun nilai wajar suatu aset lebih besar dari jumlah tercatatnya
(paragraf 52).
Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mengalami penurunan nilai, entitas
menerapkan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset. Pernyataan tersebut menjelaskan
terpulihkan dari aset dan kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
Pada dasarnya, PSAK 48 mensyaratkan bahwa kapan pun terdapat indikasi penurunan
nilai, maka jumlah terpulihkan (yang didefinisikan sebagai jumlah terbesar dari nilai realisasi
neto dan nilai pakai) dari aset itu harus diestimasi, dan jika jumlah terpulihkan lebih rendah
dari jumlah tercatat, maka nilai aset itu harus diturunkan menjadi sebesar nilai
terpulihkannya. Rugi penurunan nilai harus segera dibebankan ke penghasilan, kecuali jika
membalik revaluasi positif sebelumnya (yang harus dibebankan ke akun cadangan revaluasi.
24
PSAK 48 juga menyatakan bahwa jika pada periode setelahnya, kondisi dan peristiwa
yang sebelumnya menyebabkan penghapusan jumlah tercatat suatu pos atau kelompok aset
tetap tidak lagi ada dan jika ada bukti meyakinkan bahwa kondisi dan peristiwa baru tidak
akan berubah di masa depan, maka segala kenaikan jumlah yang dapat dipulihkan yang
timbul harus dicatat kembali. Jumlah yang dicatat kembali harus dikurangi oleh jumlah yang
3. Penghentian Aset
Pada saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan
atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
dimasukkan dalam laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali PSAK
30: Sewa mengharuskan perlakuan yang berbeda dalam hal transaksi jual dan sewa-balik).
Namun, entitas yang aktivitas normal rutinnya adalah menjual aset yang sebelumnya
disewakan, maka entitas mentransfer aset tetap tersebut menjadi persediaan sesuai nilai
tercatat ketika aset tidak lagi disewakan dan menjadi aset dimiliki untuk dijual. Imbalan dari
penjualan aset tersebut diakui sebagai pendapatan sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010):
Pendapatan. PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan tidak diterapkan ketika aset yang dimiliki untuk dijual dalam
25
Pelepasan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara (misalnya: dijual, disewakan
aset, entitas menerapkan kriteria dalam PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan untuk mengakui
pendapatan dari penjualan barang. PSAK 30 (revisi 2011): Sewa diterapkan untuk pelepasan
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap
ditentukan sebesar pendapatan antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah
tercatat dari aset tersebut.Piutang atas pelepasan aset tetap diakui pada saat awal sebesar nilai
wajarnya. Jika pembayaran untuk hal tersebut ditangguhkan, perhitungan yang akan diterima
diakui pada saat awal sebesar nilai tunainya. Perbedaan antara jumlah nominal piutang dan
nilai tunainya diakui sebagai pendapatan bunga sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2009):
4. Model Revaluasi
Dalam model revaluasi, suatu aset tetap dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai
wajarnya pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi.PSAK 16 menyatakan bahwa jika
revaluasi digunakan, aset itu harus dinilai pada nilai wajarnya (paragraf 31).
PSAK 16 lebih lanjut menyatakan bahwa nilai wajar tanah dan bangunan biasanya
ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi
Meskipun tidak diatur secara khusus dalam PSAK 16, pada umumnya disepakati
bahwa penilaian harus didasarkan pada ‘nilai pasar untuk penggunaan yang ada’ dan bukan
pada ‘nilai pasar untuk penggunaan alternatif’. Nilai pasar untuk penggunaan yang ada adalah
26
estimasi nilai pasar yang memperhitungkan salah satunya bukti transaksi pasar terbuka
Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset tetap yang
direvaluasi. Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah
tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Beberapa aset tetap mengalami
perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara
tahunan. Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar
tidak signifikan. Namun demikian, aset tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau
Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi
disajikan kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto
aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah
revaluasiannya. Metode ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara
dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah
eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini
Jumlah penyesuaian yang timbul dari penyajian kembali atau eliminasi akumulasi
penyusutan membentuk bagian dari kenaikan atau penurunan dalam jumlah tercatat.
Aset-aset dalam suatu kelompok aset tetap harus direvaluasi secara bersamaan untuk
menghindari revaluasi aset secara selektif dan bercampurnya biaya perolehan dan nilai
lainnya pada saat yang berbeda-beda. Namun, suatu kelompok aset dapat direvaluasi secara
27
bergantian (rolling basis) sepanjang revaluasi dari kelompok aset tersebut dapat diselesaikan
secara lengkap dalam waktu yang singkat dan sepanjang revaluasi dimutakhirkan.
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui dalam
pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi.
Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan
nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi.
Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut diakui dalam
laba rugi. Namun, penurunan nilai tercatat diakui dalam pendapatan komprehensif lain
selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut.
Penurunan nilai yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain mengurangi akumulasi
Surplus revaluasi aset tetap yang telah disajikan dalam ekuitas dapat dipindahkan
langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. Hal ini meliputi
pemindahan sekaligus surplus revaluasi pada saat penghentian atau pelepasan aset tersebut.
Namun, sebagian surplus revaluasi tersebut dapat dipindahkan sejalan dengan penggunaan
aset oleh entitas. Dalam hal ini, surplus revaluasi yang dipindahkan ke saldo laba adalah
sebesar perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset dengan
jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan aset tersebut. Pemindahan surplus revaluasi
Untuk mencatat dampak revaluasi, PSAK 16 menyediakan dua metode (paragraf 35):
Baik jumlah tercatat bruto maupun akumulasi penyusutan disajikan kembali secara
proporsional untuk menghasilkan jumlah tercatat neto yang sama dengan jumlah
revaluasian neto.
28
Akumulasi penyusutan dihapuskan dan jumlah revaluasian neto diperlukan sebagai
Dampak metode (1) adalah tetapnya hubungan antara biaya perolehan (atau penialaian)
dan akumulasi penyusutan. Dengan kata lain, hubungan antara jumlah tercatat bruto dan
akumulasi penyusutan tidak berubah. Alasan metode (2) adalah bahwa setelah revaluasi, aset
Sebagaimana telah disebutkan, jumlah yang dapat disusutkan dari aset tetap untuk tujuan
penyusutan didefinisikan dalam PSAK 16 sebagai ‘biaya perolehannya atau jumlah lain
pengganti biaya, dikurangi nilai residunya’ (paragraf 6). Oleh karenya, apabila suatu aset
tetap direvaluasi, maka jumlah revaluasianlah (bukan biaya perolehannya) yang menjadi
dasar untuk menghitung jumlah yang dapat disusutkan. Selain itu, seperti telah disebutkan,
PSAK 16 mensyaratkan bahwa nilai residu aset tetap di-review minimum setiap tanggal
pelaporan. Oleh karenanya, apabila suatu aset tetap direvaluasi, jumlah yang dapat disusutkan
harus dihitung kembali, berdasarkan jumlah revaluasian dan estimasi nilai residu baru.
Jumlah yang dapat disusutkan yang baru dihitung kemudian dialokasikan sepanjang sisa
Dapat dilihat bahwa PSAK 16 menyatakan ‘sebagian surplus dapat direalisasi oada saat
aset itu digunakan oleh perusahaan’ (paragraf 41). Jumlah surplus yang direalisasi secara
periodic adalah selisih antara jumlah penyusutan berdasarkan jumlah revaluasian dengan
PSAK 16 lebih lanjut menyatakan bahwa realisasi bertahap atas cadangan surplus
revaluasi harus diperhitungkan melalui pemindahan saldo laba, dan bukan melalui laporan
29
PSAK 16 menyatakan bahwa cadangan revaluasi dapat (penekanan dari penulis)
dipindahkan secara langsung ke saldo laba pada saat penghentian pengakuan (paragraph 39).
Praktik yang berlaku umum di Negara tetangga Malaysia adalah apabila pengakuan suatu aset
revaluasi dihentikan, surplus revaluasi (yang kini direalisasi dan karenanya dapat
cadangan yang dapat didistribusikan (misalnya saldo laba). Satu-satunya perbedaan dalam
praktik adalah sebagaian perusahaan melakukan pemindahan langsung, dan sebagian lain
5. Pengungkapan
4. jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi
5. rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
penambahan;
aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok
lepasan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai PSAK 58 (revisi
2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31, 39, dan 40 serta dari rugi
penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik dalam pendapatan komprehensif
30
rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
penyusutan;
selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata
uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran
dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor;
dan
perubahan lain.
1. keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan untuk
liabilitas;
2. jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang dalam
pembangunan;
4. jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan
nilai, hilang atau dihentikan yang dimasukkan dalam laba rugi, jika tidak diungkapkan
Pemilihan metode penyusutan dan estimasi umur manfaat aset adalah hal-hal yang
memerlukan pertimbangan. Oleh karena itu, pengungkapan metode yang digunakan dan
estimasi umur manfaat atau tarif penyusutan memberikan informasi bagi pengguna laporan
perbandingan dengan entitas lain. Untuk alasan yang serupa, juga perlu diungkapkan:
1. penyusutan, apakah diakui dalam laba rugi atau diakui sebagai bagian dari biaya
31
2. akumulasi penyusutan pada akhir periode.
berdampak material pada periode berjalan atau diperkirakan berdampak material pada
nilai residu;
estimasi biaya pembongkaran, pemindahan atau restorasi suatu aset tetap; umur
Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan:
3. metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset;
4. penjelasan mengenai nilai wajar aset yang ditentukan secara langsung berdasarkan
harga terobservasi (observable prices) dalam suatu pasar aktif atau transaksi pasar
5. untuk setiap kelompok aset tetap, jumlah tercatat aset seandainya aset tersebut dicatat
jumlah tercatat bruto dari setiap aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih
digunakan;
32
jumlah tercatat aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif dan tidak
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009):
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan; dan
jika model biaya digunakan, nilai wajar aset tetap apabila berbeda secara material dari
jumlah tercatat.
33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aset tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Menurut PSAK 16 aset tetap didefinisikan sebagai aset berwujud yang digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk
tujuan administratif, serta diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Dalam
a. Aset dimiliki untuk digunakan dalam operasional dan bukan untuk dijual.
b. Aset memiliki masa umur manfaat yang panjang dan biasanya disusutkan.
Sesuai dengan prinsip pengakuan tersebut, PSAK 16 paragraf 12 menyatakan entitas tidak
boleh mengakui biaya perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset bersangkutan.
Biaya-biaya ini diakui dalam laba rugi saat terjadinya. Biaya perawatan sehari-hari terutama
terdiri atas biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai (consumables) termasuk di dalamnya
Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) biasanya dicatat sebagai
persediaan dan diakui dalam lana rugi pada saat dikonsumsi. Namun demikian, suku cadang
utama dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas memperkirakan
akan menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode. Sama halnya jika suku
34
cadang dan peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk suatu aset tetap
35
Daftar Pustaka
AKUNTANSI.pdf
36