Anda di halaman 1dari 6

Komponen pengendalian internal

Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk
menjga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya
organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Tiga fungsi penting
dalam organisasi : Pengendalian untuk pencegahan ( preventive control); Berguna untuk mencegah
timbulnya suatu masalah sebelum ada masalah. contoh; mempekerjaan personil akun tansi yang
berkualitas tinggi, pemisahan tugas pegawai yang memadai, dan secara efektif mengendalikan akses fisik
atas aset, fasilitas dan informasi.

Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan
tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
a) Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi
pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan
sumberdaya (asset) perusahaan
b) Laporan Keuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan
segmen maupun interim sehingga dapat dijadikan untuk pengambilan keputusan.
c) Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi dengan
semestinya.

Pengendalian untuk pemeriksaan (detective control); Untuk mengungkap masalah saat masalah tersebut
ada. contoh; pemeriksaan salinan atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo
setiap bulannya.

Pengendalian korektif (corrective control); Memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian
pemeriksaan. contoh; pemeliharaan  backup copies atas transaksi dan file utama, dan mengikuti prosedur
untuk memperbaiki kesalahan memasukkan data.

Pengendalian internal yang di jelaskan dalam SAS 78 terdiri atas lima komponen ; Lingkungan
pengendalian, penilaian resiko, informaso dan komunikasi, pengawasan, dan aktivitas pengendalian.

1. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian (control invorement) adalah dasar dari empat komponen pengendalian
lainnya. Lingkungan pengendalian menentukan arah perusahaan dan memengaruhi kesadaran
pengendalian pihak manajemen dan karyawan.
1. Integritas dan nilai etika manajemen,
2. Struktur organisasi,
3. Keterlibatandewan komisaris dan komite audit, jika ada,
4. Filosofi manajemen dan siklusoperasionalnya,
5. Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab danotoritas,
6. Metode manajemen untuk menilai kinerja,
7. Pengaruh eksternal,seperti pemeriksaan oleh badan badan pemerintah,
8. Kebijakan dan praktikperusahaan dalam mengelola sumber daya manusianya.
2. Penilaian resiko (Risk Assesment)
Risiko dapat muncul atau berubah berdasarkan berbagai kondisi, seperti;
Perubahan dalam lingkungan operasional yang membebankan tekanan baru atau perubahan
tekanan atas perusahaan. Personal baru yang memiliki pemahaman yang berbeda atau tidak
memadai atas pengendalian internal. Sistem informasi baru atau yang baru direkayasa ulang, yang
mempengaruhi pemrosesan transaksi. Pertumbuhan signifikan dan cepat yang menghambat
pengendalian internal yang ada. Implementasi teknologi baru ke dalam proses produksi atau
sistem informasi yang berdampak pada pemrosesan transaksi. Pengenalan lini produk atau
aktivitas baru hingga pihak manajemen hanya memiliki sedikit pengalaman tentangnya.
Restrukturisasi organisasional yang menghasilkan pengurangan dan/atau realokasi personel
sedemikian rupa hingga operasi bisnis dan pemrosesan transaksi terpengaruh. Memasuki pasar
asing yang berdampak pada operasional. Adopsi suatu prinsip akuntansi baru yang berdampak
pada pembuatan laporan keuangan.

3.   Komunikasi dan Informasi (Information and Communication)


Kualitas suatu informasi yang dihasilkan oleh SIA berdampak pada kemampuan pihak manajemen
untujk mengambil tindakan serta membuat keputusan dalam hubungannya dengan operasional
perusahaan, serta membuat laporan keuangan yang andal.

Sistem informasi akuntansi yang efektif akan;

1. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi keuangan yang valid.


2. Memberikan informasi secara tepat waktu mengenai berbagai transaksi dalam perincian yang
memadai untuk memungkinkan klasifikasi serta laporan keuangan.
3. Secara akurat mengukur nilai keuangan berbagai transaksi agar pengaruhnya dapat dicatat dalam
laporan keuangan.
4. Secara akurat mencatat berbagai transaksi dalam periode waktu terjadinya.

Menurut SAS 78, auditor harus memahami;

1. Berbagai jenis transaksi yang penting bagi laporan keuangan dan bagaimana transaksi
tersebut dilakukan.
2. Catatan akuntansi dan akun yang digunakan dalam pemrosesan berbagai transaksi yang
penting.
3. Tahapan pemrosesan transaksi yang dilibatkan dalam melakukan transaksi hingga
memasukkannya dalam laporan keuangan.
4. Proses laporan keuangan yang digunakan untuk membuat laporan keuangna,
pengungbkapan, serta perkiraan akuntansi.

4.  Pengawasan (Monitoring)
Adalah proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian internal serta
operasinya berjalan.
Pengawasan yang pada aktivitas yang berjalan dapat diwujudkan melalui integrasi
berbagai modul komputer yang terpisah kedalam sistem informasi yang menangkap berbagai data
penting dan/atau memungkinkan pengujian pengendalian dilakukan sebagai bagian dari
operasional rutin.

5. Aktivitas Pengendalian (Control Activites)


Adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa
tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi risiko perusahaan yang telah diidentifikasi.

Aktivitas pengendalian dikelompok dalam kategori;


1. Pengendalian komputer (computer control).
2. Pengendalian fisik (phisycal control).

Pengendalian Komputer (Computer Control)


Terbagi atas dua kelompok umum yaitu;
Pengendalian umum (general control); berkaitan dengan perhatian pada keseluruhan perusahaan,
seperti pengendalian atas pusat data, basis data perusahaan, pengembangan sistem, dan
pemeliharaan program.

6. Pengendalian aplikasi (application control);


memastikan integritas sistem tertentu seperti aplikasi pemrosesan pesanan penjualan,
utang usaha, dan aplikasi penggunaan.

Pengendalian Fisik (Physical Control)


Aktivitas ini dilakukan secara manual, seperti penjagaan aktiva secara fisik, atau dapat melibatkan
penggunaan komputer untuk mencatat berbagai transaksi atau pembaruan akun.
Pengendalian fisik tidak berkaitan dengan logika komputer  yang sesungguhnya
melakukan pekerjaan akuntansi ini.
Enam kategori aktivitas pengendalian fisik;
1. Otorisasi transaksi.
2. Pemisahan fungsi.
3. Supervisi.
4. Pencatatan akuntansi.
5. Pengendalian akses.
6. Verifikasi independen.
 
Otorisasi Transaksi
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi yang diproses oleh sistem informasi
valid dan sesuai dengan tujuan pihak manajemen.

Otorisasi umum diberikan pada para personel operasional untuk melakukan oprasi rutin.
Contohnya; prosedur untuk mengesahkan pembelian persediaan dari pemasok yang ditunjuk
hanya ketika tingkat persediaan jatuh pada titik pemesanan ulang yang ditetapkan.
Pemisahan Tugas (Segregation of Duties)
Pemisahan tugas karyawan adalah salah satu aktivitas pengendalian yang paling penting untuk
meminimalkan fungsi yang tidak boleh disatukan.
REPORT THIS AD

Fungsi yang tidak boleh disatukan adalah antara;


1.Authorization
2.Recording
3. Custody

1. Pencatatan Akuntansi (Accounting Record)


Perusahaan terdiri atas dokumen sumber, jurnal, dan buku besar yang menangkap esensi
ekonomi dari berbagai transaksi dan menyediakan jejak audit berbagai peristiwa ekonomi.
2. Perusahaan harus memelihara jejak audit dengan dua alasan yaitu;
Pertama; informasi ini dibutuhkan untuk melakukan operasi harian.
Kedua; jejak audit memainkan peranan penting dalam audit keuangan perusahaan.
3. Pengendalian Akses (Access Control)
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa hanya personel yang sah saja yang memiliki akses ke
aktivitas perusahaan.
Pengendalian akses memainkan bagian penting dalam menjaga aktiva yang terdiri dari akses
secara langsung atau tidak langsung.
Akses langsung dicontohkan peralatan keamanan fisik, seperti; kunci, lemari besi, pagar, dan
sistem alarm elektronik serta infra merah.
Akses tidak langsung yaitu aktiva berwujud akses ke catatan dan dokumen yang mengendalikan
penggunaan, kepemilikan dan pengaturan aktiva.
4. Verifikasi Independen (Verification Procedures)
Prosedur adalah pemeriksaan independen sistem akuntansi untuk mengidentifikasi kesalahan
dan kesalahan penyajian.
Verifikasi berbeda dengan supervisi karena terjadi setelah fakta,oleh seseorang yang tidak secara
langsung terlibat dalam transaksi atau pekerjaan yang diverifikasi.
Melalui prosedur  verifikasi independen, pihak manajemen dapat mengakses ;
1. Kinerja individu.
2. Integritas sistem pemrosesan transaksi.
3. Kebenaran data yang terdapat dalam catatan akuntansi.

Contoh verifikasi independen meliputi;


Rekonsiliasi total batch pada titik-titik tertentu selama pemrosesan transaksi.
Membandingkan aktiva fisik dengan catatan akuntansi.
Rekonsiliasi berbagai akun buku pembantu dengan akun pengendaliannya.
Mengkaji laporan manajemen (baik komputer atau manual) yang meringkas berbagai aktivitas
bisnis.

Pemisahan tugas
Salah satu contoh aktivitaa pengendalian yang paling penting adalah pemisahaan tugas karyawan
untuk memaksimalkan fungsi yang tidak boleh di satukan. Pemisahan tugas (segregation of duties)
dapat berupa berbagai bentuk, tergantung pada beragai kewajiban tertentu yang akan di
kendalikan. Akan tetapi, tiga tujuan berikt ini memberikan petunjuk umum yang dapat di terapkan
di kebanyakan perusahaan.

Tujuan 1.
Pemisahan tugas harus sedemikian rupa sehingga otorisasi transaksi terpisah dari pemompresan
transaksi tersebut. Contohnya, pembelian seharusnya tidak bolehdi lakukan oleh departemen
pembelian hingga di otorisasi oleh departemen pengendalian persediaan. Pemisahan pekerjaan ini
adalah pekerjaan ini adalah pengendalian untuk mencegah pembelian persediaan yang tidak di
butuhkan oleh sebagai individu.
Tujuan 2
Tanggung jawab pemelihaaan aktiva harus di pisahkan dengan tanggung jawab pencatatan.
Misalnya departemen yang memilliki penjagaan fisik atas persediaan barang jadi (gudang)
seharusnya tidak membuat catatan persediaan resmi. Akuntansi persediaan barang jadi di lakukan
oleh pengendalian persediaan, yaitu sebagai salah satu fungsi akuntansi, ketika seseorang atau
sebuah departemen memiliki tanggung jawab atas penjagaan aktiva di pencatatan, maka aka nada
potensi penipuan. Aktiva dapat di curia tau hilang, dan catatan akuntansi dapat di palsukan untuk
menutupi kejadian tersebut.
Tujuan 3
Perusahaan harus distrukturisasi sehingga penipuan akan membutuhkn adanya kolusi antara dua
atau lebih yang memiliki tanggung jawab yang tidak dapat di satukan. Contohnya tidak ada
seorang pun yang memiliki akses memadai ke catatan akuntansi untuk melakukan penipuan. Jadi,
jurnal, buku pembantu, dan buku besar di catat secara terpisah.

Supervise mengimplementasikan pemisahan tugas secara memadai mensyaratkan agar


perusahaan memperkerjakan perusahaan dalam jumlah yang cukup banyak. Mencapai pemisahan
fungsi yang memadai sering kali menimbulkan kesulitan bagi perusahaan kecil.
Asumsi yang digunakan adalah perusahaan mempekerjakan personel yang kompeten dan
dapat dipercaya. Tentu saja tidak ada perusahaan yang dapat berfungsi dalam jangka waktu lama
di bawah asumsi sebaliknya, yaitu karyawan yang tidak kompeten dan tidak jujur.
Catatan akuntansi ( accounting record) prusahaan terdiri dari dokumen sumber, jurnal, dan
buku besar. Berbagai catatan ini menangkap berbagai esensi ekonomi dari berbagai transaksi dan
menyediakan jejak audit berbagai peristiwa ekonomi.

Peran Penting Pengendalian Internal

Sistem Pengendalian Intern dalam akuntansi memiliki peranan penting karena sistem
pengendalian intern merupakan prosedur atau sistem yang dirancang untuk mengontorol,
mengawasi, mengarahkan organisasi agar dapat mencapai suatu tujuan. Sistem tersebut dapat
digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan,
membantu menyediakan informasi akuntansi yang handal untuk laporan keuangan, dan menjamin
dpatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.
Sistem pengendalian internal pada dasarnya meliputi pengorganisasian, metode dan ukuran-
ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, memeriksa ketelitian dan
keandalan data keuangan, mendorong efisiensi dan dipenuhinya kebijakan menejemen (Mulyadi,
1993) atau dalam definisi yang lain, pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur
yang melindungi harta organisasi dari kemungkinan penyalahgunaan, memastikan bahwa
informasi telah disajikan secara akurat dan memastikan bahwa peraturan telah dipatuhi
sebagaimana mestinya (Warren & Fees, 2006).
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang
dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau
organisasi tertentu.
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang
terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang
diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang
untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi
kedalam tiga kategori, yaitu :
a) Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan
b) Pelaporan Keuangan yang handal
c) Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan
Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan
tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
a) Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan,
meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas,
dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan
b) Laporan Keuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi
laporan segmen maupun interim sehingga dapat dijadikan untuk pengambilan keputusan.
c) Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi dengan
semestinya.

Anda mungkin juga menyukai