“HEMOTORAX”
TAHUN 2020/2021
1
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah interkostal
atau arteri mamaria internal yang disebabkan oleh trauma tajam atau trauma tumpul.
Dislokasi fraktur dari vertebra torakal juga dapat menyebabkan terjadinya
hemotoraks. Biasanya perdarahan berhenti spontan dan tidak memerlukan intervensi
operasi. Hemotoraks akut yang cukup banyak sehingga terlihat pada foto toraks,
sebaiknya diterapi dengan selang dada kaliber besar. Selang dada tersebut akan
mengeluarkan darah dari rongga pleura, mengurangi resiko terbentuknya bekuan
darah di dalam rongga pleura, dan dapat dipakai dalam memonitor kehilangan darah
selanjutnya. Evakuasi darah atau cairan juga memungkinkan dilakukannya penilaian
terhadap kemungkinan terjadinya ruptur diafragma traumatik. Walaupun banyak
faktor yang berperan dalam memutuskan perlunya indikasi operasi pada penderita
hemotoraks, status fisiologi dan volume darah yang kelura dari selang dada
merupakan faktor utama. Sebagai patokan bila darah yang dikeluarkan secara cepat
dari selang dada sebanyak 1.500 ml, atau bila darah yang keluar lebih dari 200 ml tiap
jamuntuk 2 sampai 4 jam, atau jika membutuhkan transfusi darah terus menerus,
eksplorasi bedah herus dipertimbangkan.
B. TUJUAN
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui
tantang hemotoraks.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFENISI
Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah
tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar.
Normalnya, rongga pleura hanya rongga potensial. Perdarahan ke dalam rongga
pleura dapat menghasilkan cedera ekstrapleura atau intrapleura.
B. ETIOLOGI
C. EPIDEMIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
4
Perubahan hemodinamik bervariasi, tergantung pada jumlah perdarahan dan
kecepatan kehilangan darah. Kehilangan darah hingga 750 mL pada seorang pria
70kg seharusnya tidak menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.
Hilangnya 750-1500 mL pada individu yang sama akan menyebabkan gejala awal
syokyaitu, takikardia, takipnea, dan penurunan tekanan darah.
Efek pendesakan dari akumulasi besar darah dalam rongga pleura dapat
menghambat gerakan pernapasan normal. Dalam kasus trauma, kelainan ventilasi dan
oksigenasi bisa terjadi, terutama jika berhubungan dengan luka pada dinding
dada.Sebuah kumpulan darah yang cukup besar menyebabkan pasien mengalami
dyspnea dan dapat menghasilkan temuan klinis takipnea. Volume darah yang
diperlukan untuk memproduksi gejala pada individu tertentu bervariasi tergantung
pada sejumlah faktor, termasuk organ cedera, tingkat keparahan cedera, dan cadangan
paru dan jantung yang mendasari.
5
Dispnea adalah gejala yang umum dalam kasus-kasus di mana hemothorax
berkembang dengan cara yang membahayakan, seperti yang sekunder untuk penyakit
metastasis. Kehilangan darah dalam kasus tersebut tidak akut untuk menghasilkan
respon hemodinamik terlihat, dan dispnea sering menjadi keluhan utama.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis yang muncul pada pasien dengan hemotoraks adalah nyeri dada,
napas pendek, takikardi, hipotensi, pucat, dingin, dan takipneu. 2,3,4 Pasien juga dapat
mengalami anemia sampai syok.
F. DIAGNOSIS
6
Pada foto toraks juga tampak seperti pada efusi pleura. Pada kasus trauma
tumpul, hemotoraks sering dihubungkan dengan cedera toraks lainnya yang dapat
terlihat pada foto toraks, seperti fraktur kosta atau pneumotoraks.
G. PENATALAKSANAAN
7
hipotensi, infus diberikan dan dimulai resusitasi cairan yang sesuai dengan
menggunakan Ringer Lactate. Transfusi darah dapat diberikan jika dibutuhkan.
Torakostomi atau chest tube adalah terapi utaman untuk pasien dengan
hemotoraks. Pemasangannya selama beberapa hari untuk mengembangkan paru ke
ukuran normal. Torakotomi adalah prosedur pilihan untuk operasi eksplorasi rongga
dada ketika hemotoraks masif atau terjadi perdarahan persisten. Torakotomi juga
dilakukan ketika hemotoraks parah dan chest tube tidak dapat mengontrol perdarahan.
Torakotomi dilakukan bila perdarahan > 200 ml/jam dan tidak ada tanda-tanda
perdarahan berkurang.
H. PROGNOSIS
8
BAB III
A. PENGKAJIAN
a. Aktifitas / istirahat.
b. Sirkulasi, Tanda
Takikardia
Frekwensi tidak teratur/disritmia
S3 atau S4 / irama jantung gallop (gagal jantung sekunder terhadap effusi)
Nadi apical berpindah oleh adanyapenyimpangan mediastinal (dengan
tegangan pneumothorak).
Tanda Homan (bunyi renyah s/d denyutan jantung, menunjukan udara
dalam mediastinum).
Tekanan Darah : Hipertensi / hipotensi
c. Integritas Ego.
d. Makanan / Cairan.
e. Nyeri / Kenyamanan
Gejala:
9
Tajam dan nyeri menusuk yang diperberat oleh napas dalam,
kemungkinanan menyebar keleher, bahu abdomen (Effusi Pleural).
Tanda:
f. Pernapasan
Gejala:
Tanda:
10
Penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif / terapi PEEP.
g. Keamanan, Gejala :
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi Rasional
1. Identifikasi etiologi /factor Pemahaman penyebab kolaps paru perlu
pencetus, contoh kolaps spontan, untuk pemasangan selang dada yang
trauma, infeksi, komplikasi ventilasi tepat dan memilih tindakan terapiutik
mekanik. yang tepat.
12
system drainase selang pada fungsi dalam tubuh pasien).
optimal.
Mengisolasi lokasi kebocoran udara
- Catat karakteristik/jumlah drainase pusat system.
selang dada.
Botol penampung bertindak sebagai
- Evaluasi kebutuhan untuk memijat manometer intra pleural (ukuran tekanan
selang (milking). intrapleural), sehingga fluktuasi (pasang
surut) tunjukan perbedaan tekanan antara
- Pijat selang hati-hati sesuai protocol, inspirasi dan ekspirasi. Pasang surut 2-6
yang meminimalkan tekanan negatif selama inspirasi normal dan sedikit
berlebihan. meningkat saat batuk. Fluktuasi
berlebihan menunjukan abstruksi jalan
- Bila kateter torak putus/ napas atau adanya pneumothorak besar.
lepas.Observasi tanda distress
pernapasan Berguna untuk mengevaluasi
kondisi/terjadinya komplikasi atau
- Setelah kateter torak dilepas. Tutup perdarahan yang memerlukan upaya
sisi lubang masuk dengan kasa steril. intervensi.
13
Mengkaji status pertukaran gas dan
ventilasi.
Intervensi Rasional
1. Kaji dengan pasien tujuan / fungsi Informasi tentang bagaimana
drainase dada. system bekerja berikan keyakinan
dan menurunkan kecemasan
2. Pasangkan kateter torak kedinding dada pasien.
dan berikan panjang selang ekstra sebelum
memindahkan/mengubah posisi pasien : Mencegah terlepasnya kateter dada
atau selang terlipat, menurunkan
- Amankan sisi sambungan selang. nyeri/ketidaknyamanan b/d
penarikan/penggerakan selang.
-Beri bantalan pada sisi dengan kasa/plester.
Mencegah terlepasnya selang.
3. Amankan unit drainase pada tempat tidur
pasien Melindungi kulit dari iritasi /
tekanan.
4. Berikan alat transportasi aman bila pasien
dikirim keluar unit untuk tujuan diagnostik. Mempertahankan posisi duduk
tinggi dan menurunkan resiko
5. Awasi sisi lubang pemasangan selang, kecelakaan jatuh/unit pecah.
catat kondisi kulit.
Meningkatkan kontuinitas
6. Anjurkan pasien untuk menghindari evakuasi optimal cairan / udara
berbaring/menarik selang. selama pemindahan.
Pneumothorak dapat
berulang/memburuk karena
mempengaruhi fungsi pernapasan
dan memerlukan intervensi darurat.
14
3. Kurang pengetahuan / kebutuhan belajar (tentang kondisi dan aturan
pengobatan b/d kurang terpajan dengan informasi.
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien. Informasi menurunkan takut
karena ketidaktahuan.
2 .Identifikasi kemungkinan
kambuh/komplikasi jangka panjang. Penyakit paru yang ada
seperti PPOM berta dan
3. Kaji ulang tanda/gejala yang keganasan dapat
memerlukan evaluasi medik cepat, meningkatkan insiden
seperti : nyeri dada tiba-tiba, dispnea, kambuh. Pasien sehat yang
distress pernapasan lanjut. menderita pneumothorak
spontan insiden kekambuhan
4. Kaji ulang praktek kesehatan yang 10 – 50 %.
baik contoh : nutrisi baik, istrahat,
latihan. Berulangnya
pneumothorak/hemothorak
memerlukan intervensi medik
untuk mencegah/menurunkan
potensial komplikasi.
Mempertahankan kesehatan
umum meningkatkan
penyembuhan dan dapat
mencegah kekambuhan.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Melaksanakan segala rencana tindakan Keperawatan
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Langkah terakhir dari proses keperawatan untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari
rencana keperawatan
15
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
http://bams-sujatmiko.blogspot.com/2012/12/pengamatan-hasil-penanganan-evakuasi.html
http://indobeta.com/hemothorax
http://wikidoc.org/index.php/Hemothorax
17