TESIS
Oleh :
NRP: 124218500
HALAMAN SAMPUL............................................................................................
i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis......................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis........................................................................5
1.5 Kerangka Teori dan Konseptual.......................................................6
1.5.1 Kerangka Teori........................................................................6
1.5.2 Kerangka Konseptual............................................................11
1.6 Metode Penelitian...........................................................................11
1.6.1 Pendekatan Masalah..............................................................11
1.6.2 Bahan Hukum........................................................................12
1.6.3 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum....................................12
BAB II BENTUK TANGGUNG GUGAT TERHADAP AKTA
PENGIKATAN JUAL BELI DAN AKTA KUASA MENJUAL YANG
DIDASARKAN KETERANGAN PALSU...........................................13
2.1 Pengertian Notaris..........................................................................
13
2.2 Kewenangan Notaris.......................................................................
19
2.3 Pertanggungjawaban Notaris..........................................................
26
2.4 Tanggung Gugat Notaris.................................................................
32
BAB III AKTA PENGIKATAN JUAL BELI DAN AKTA KUASA MENJUAL
BERDASARKAN KETERANGAN PALSU.......................................36
3.1 Pengertian Akta..............................................................................36
ii
3.2 Akibat Hukum Terhadap Akta Didasarkan Keterangan Palsu.......47
3.2.1 Akta Notaris dapat Dibatalkan..............................................49
3.2.2 Akta Notaris Batal Demi Hukum..........................................50
3.2.3 Akta Notaris Mempunyai Kekuatan Pembuktian Sebagai
Akta di Bawah
Tangan.................................................................. 51
3.2.4 Akta Notaris Dibatalkan Berdasarkan Kesepakatan Para
Pihak..................................................................................... 53
3.2.5 Akta Notaris Dibatalkan Berdasarkan Putusan Pengadilan
yang Telah Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap karena
Penerapan Asas Praduga Sah...............................................54
3.3 Upaya Hukum Para Pihak Atas Akta Yang Dibatalkan.................56
BAB IV PENUTUP.............................................................................................59
4.1 Kesimpulan.....................................................................................59
4.2 Saran...............................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................62
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dan keadilan sehingga dapat memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi
masyarakat. Dalam sistem perekonomian, hukum merupakan salah satu alat yang
hukum oleh aparat hukum (Andi Prajitno, 2018:2). Salah satu aparat penegakan
Inggris dan disebut van notaris dalam istilah Belanda yang memiliki peran
pejabat publik yang berhak membuat suatu akta autentik dan kewenangan-
kewenangan lain. Hal ini juga sebagaimana diatur dalam Perubahan Atas Undang-
menyatakan bahwa tata cara dan bentuk akta harus sesuai dengan yang telah
ditentukan uujn dan pembuatan akta tersebut harus dibuat dihadapan notaris
selaku pejabat yang berwenang. Wewenang notaris menyusun akta autentik sesuai
1
notaris ialah profesi yang memiliki kewajiban melayani kepentingan umum
dengan memberikan pelayanan kepada para pihak yang meminta untuk dibuatkan
suatu akta autentik yang didalamnya berisikan kehendak para pihak perihal
otentik. Akta merupakan surat bertandatangan yang dibuat dari awal untuk
demikian guna perlindungan hukum bagi para pihak maka notaris menuangkan
dalam suatu akta otentik dan nantinya akan dibacakan dihadapan para pihak dan
saksi yang sehingga para pihak dapat memahami isi akta tersebut.”
“Akta dapat dikatakan sebagai salah satu alat pembuktian dalam suatu
peristiwa hukum. Alat pembuktian sebagaimana diatur pada pasal 1866 KUHPdt
persangkaan, pengakuan, sumpah. Salah satu alat pembuktian yaitu bukti tulisan
dengan tulisan dibawah tangan sebagaimana dalam Pasal 1867 KUHPdt. Suatu
akta dibuat dalam bentuk yang tidak sesuai dengan yang telah ditentukan oleh
2
bawah tangan atau akta di bawah tangan hal ini tercantum pada pasal 1874
KUHPdt.”
mandiri, bertindak amanah, saksama, jujur, tidak berpihak, mandiri, dan menjaga
notaris yang diatur pada Pasal 16 ayat (1) huruf a UUJN sebagai upaya agar
pembuatan akta yang dilakukan notaris nantinya tidak merugikan bagi pihak-
pihak dalam akta, namun justru kedudukan notaris terkait produk akta notaris
menemui notaris dengan membawa fotocopy sertifikat hak milik atas nama
penjual untuk minta dibuatkan akta karena hendak melakukan transaksi jual beli
sebidang tanah dengan pihak penjual. Selanjutnya notaris pergi ke jakarta untuk
mendapatkan tanda tangan pihak penjual dan kemudian harinya notaris melakukan
menuliskan tanah yang hendak dijual adalah milik pihak penjual sendiri dan tidak
sedang sengketa, namun kenyataannya pihak penjual tidak pernah menyatakan hal
tersebut dan notaris juga tidak pernah bertemu dengan pihak penjual karena yang
datang menemui notaris hanya pihak pembeli. Selanjutnya pada pembukaan akta
dan bagian penutup akta, notaris menuliskan bahwa akta tersebut dihadiri dan
3
dibacakan dihadapan para penghadap dan saksi-saksi yang namanya tercantum
pada akta namun para saksi tidak mengenal, tidak pernah bertemu dengan pihak
penjual, dan tidak pernah menyaksikan pembacaan akta-akta yang dilakukan oleh
penjual sebenernya tidak pernah datang ke kantor notaris. Selanjutnya oleh pihak
sertifikat hak milik pengganti. Akibatnya sertifikat hak milik yang asli sudah tidak
kerugian.”
Adjie, (2011:4) tidak berarti pihak dalam akta tersebut ikut serta atau menyuruh
atau melakukan suatu tindakan hukum yang dilakukan para pihak atau penghadap,
tetapi pencantuman itu merupakan aspek formal akta notaris yang sesuai
ketentuan UUJN. Sehingga dapat dikatakan notaris tidak berkaitan dengan isi akta
notaris maka apabila para pihak atau pihak yang berkepentingan ingin
mempermasalahkan akta tersebut harus ada bukti yang kuat untuk dilakukan
1. Apa bentuk tanggung gugat Notaris terhadap akta pengikatan jual beli dan
4
2. Apa akibat hukum terhadap akta pengikatan jual beli dan akta kuasa menjual
pengikatan jual beli dan akta kuasa menjual yang didasarkan keterangan
palsu.
2. Untuk mengetahui akibat hukum terhadap akta pengikatan jual beli dan
tersebut dapat menjamin hak dan kewajiban, kepastian hukum bagi para
pihak dan dijadikan alat bukti yang sah dalam melakukan suatu perbuatan
hukum.
5
1.5 Kerangka Teori dan Konseptual
membuat akta notaris memiliki beban dan tanggungjawab karena akta tersebut
notaris untuk mematuhi norma hukum positif serta ketaatan dan kesediaan untuk
tunduk terhadap kode etik profesi, maka tanggung jawab terhadap notaris
menekankan pada makna tanggung jawab yang lahir dari ketentuan Peraturan
perbuatan yang bertentangan dengan apa yang sudah ditentukan maka terhadap
hukum adalah teori yang menjabarkan mengenai tanggung jawab subyek atau
pelaku hukum yang melakukan perbuatan melawan hukum atau perbuatan pidana
yang akibat perbuatan tersebut menimbulkan kerugian atau cacat atau matinya
6
seseorang. Subjek hukum yang dimaksud adalah manusia, badan hukum maupun
apabila adanya kerugian bagi orang lain akibat tidak terlaksananya kesepakatan
atas suatu prestasi dan peristiwa hukum oleh subyek hukum, sehingga subyek
hukum tersebut dapat digugat untuk membayarkan ganti rugi terhadap orang yang
dirugikan. Tanggung jawab dalam bidang pidana, subjek hukum yang melakukan
yang dilakukan.”
7
4. Pertanggungjawaban mutlak yang berarti bahwa seorang individu
bertanggung jawab atas pelanggaran yang dilakukannya karena tidak
sengaja dan tidak diperkirakan.”
dan nilai-nilai moral bersama sedangkan tanggung jawab khusus dimana profesi
tanggung jawab akan tetapi tidak semua kerugian yang dialami oleh pihak ketiga
b. Kewenangan Notaris
of theory, yang berarti kekuasaan. Kekuasaan adalah keahlian suatu golongan atau
8
menguasai suatu golongan atau orang lain tertentu. Dalam hal ini teori
kewenangan berasal dari kata teori dan kewenangan. Kewenangan berarti suatu
kekuasaan yang diberikan kepada seseorang atau suatu golongan tertentu melalui
pemberian wewenang kepada lembaga yang lama oleh lembaga yang telah
kewenangan dan kedudukan yang penting dalam membuat suatu akta dikarenakan
akta yang dibuatnya tersebut didalamnya akan memuat kewajiban dan hak dalam
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum sebagaimana
Indonesia Tahun 1945. Kepastian hukum yang dimaksud adalah sesuatu hal yang
dapat dijelaskan secara normatif sesuai ketentuan yang berlaku. Kepastian hukum
secara normatif merupakan suatu peraturan yang mengatur jelas dan pasti
mengenai sistem norma yang satu dengan norma yang lain pada saat peraturan itu
9
multitafsir. Dengan adanya kepastian tersebut diharapkan mampu mencegah
ketidakpastian akibat terjadinya konflik antara norma satu dengan norma yang
lain.”
pengertian yakni adanya aturan yang bersifat umum sehingga menyebabkan setiap
bersifat umum tersebut maka setiap individu bisa memahami apa yang boleh
hukum dijadikan landasan terhadap perilaku individu dan landasan tindakan yang
bukan hanya berisikan pasal-pasal tetapi ada juga konsistensi putusan hakim
terhadap putusan hakim satu dengan putusan hakim yang lain bagi kasus sama
yang telah mendapatkan putusan. Dengan adanya kepastian hukum ini maka
masyarakat akan memahami dengan baik dan jelas mengenai kewajiban dan hak
mengenai kepastian hukum ini maka masyarakat tidak akan paham apakah
perbuatan yang dilakukan tersebut benar atau salah bahkan melanggar ketentuan
hukum.”
10
“Notaris berkewajiban membuat akta autentik berdasarkan ketentuan yang
bukti, dengan demikian dalam akta harus memuat kepastian hukum terkait
kebenaran identitas dan mengenai kehendak atau keinginan para pihak. Sehingga
terjaminnya kebenaran dan kepastian hukum terkait akta tersebut akan juga
konsep hukum yang hendak diteliti. Penulis dalam penelitian ini menjelaskan
undang-undang.
2. Akta Notaris merupakan suatu tulisan yang dibuat dengan sengaja dan
hukum.
11
1.6 Metode Penelitian
hukum yang sedang diteliti. Selain itu, penelitian juga menggunakan pendekatan
prinsip hukum, selain itu penelitian juga menggunakan pendekatan kasus (case
approach).”
dalam penelitian. Adapun bahan hukum yang digunakan dalam penelitian, sebagai
berikut:
- Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang terkait dan dapat digunakan
ini yaitu teknik tertulis atau penelitian pustaka. Pengumpulan bahan dilakukan
12
terkait persoalan hukum penelitian ini. Selanjutnya bahan hukum yang sudah
terkumpul diuraikan, dianalisa dan akan disusun secara sistematis dalam suatu
penelitian.”
BAB II
KETERANGAN PALSU
surat autentik. Notaris merupakan pejabat umum harus mandiri (independen) dan
berhak mengatur segala keperluan yang terkait dengan keperluan kantor bahkan
menentukan gedung, jumlah dan gaji karyawan berbeda dengan pejabat lainnya.
het Notaris Ambt in Indonesia (Ord, van Jan 18.60) Staatsblad 1860 Nomor 3,
13
kewenangannya membuat akta-akta yang diinginkan atau sesuai kebutuhan
masing-masing orang.
akta, oleh karena itu secara khusus notaris diberi kekuasaan dan kepercayaan serta
2004:203). Pengertian pejabat umum merupakan pejabat yang berada dalam suatu
oleh pemerintah serta dengan adanya jabatan tersebut maka notaris memiliki
dalam hal ini notaris menuangkan kehendak para pihak ke dalam suatu akta yang
dengan tidak memihak dan harus secara mandiri berdasarkan pada nilai moral dan
nilai etika notaris, sehingga dalam dunia kenotariatan notaris akan memiliki
semangat untuk mengabdi bagi kepentingan umum dan memiliki rasa hormat
penting berkaitan pembuatan suatu akta autentik, nantinya akta tersebut akan
kepentingan publik untuk pembuatan akta otentik ialah orang yang mendapatkan
keterangan oleh negara menurut atribusi melalui syarat tertentu yaitu dengan
14
penyerahan keterangan baru terhadap jabatan didasarkan suatu aturan hukum.
(S.F.Marbun, 2001:35)
“Selain akta autentik yang dibuat oleh atau di hadapan notaris, bukan saja
karena dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan untuk memastikan
hak dan kewajiban para pihak demi kepastian, ketertiban, dan
perlindungan hukum bagi pihak yang berkepentingan sekaligus bagi
masyarakat secara keseluruhan”.
umum, (2) Memiliki kewenangan membuat akta, (3) Autentik, (4) yang
ditentukan oleh UU. Istilah pejabat umum di dalam bahasa belanda disebut
Agustan, 2018:7), notaris memiliki peran dan wewenang yang ditentukan oleh
perjanjian, penetapan dan perbuatan hukum yang harus dituangkan dalam akta.
KUHPerdata bahwa suatu akta otentik ialah suatu akta yang didalam bentuk yang
umum yang berkuasa untuk itu di tempat dimana akta dibuatnya. Notaris
pembuatannya tidak menjadi tugas pejabat yang lain seperti yang diharuskan oleh
15
ketentuan perundang-undangan sehingga kepastian, perlindungan dan ketertiban
dapat terwujud.
lainnya. Apabila terdapat istilah publik dalam jabatan Notaris maka istilah publik
dalam hal ini memiliki arti pelayanan masyarakat umum dalam membuat akta
yang berkaitan dengan bidang keperdataan dan wewenang ini tidak menjadi
kewenangan pejabat lainnya. Akta yang dibuat nantinya oleh notaris tersebut
tertuang dalam akta tersebut isinya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
pidana atau hukum tata usaha negara, dimana pejabat publik yang dimaksud
dalamm hal ini ialah pejabat pemerintah yang melayani kepentingan publik,
negara dan masyarakat umum dengan cara mengeluarkan suatu surat penetapan
kewajiban dan tugas dari pejabat publik tersebut baik diminta maupun tidak
diminta oleh masyarakat umum dikarenakan masih lingkup hukum publik yang
mencakup hukum pidana dan hukum tata usaha negara, yang bersifat
administrastif.
Dengan demikian Openbare Ambtenaren (dalam Habib Adjie, 2008 : 27) adalah
sehingga tepat jika diartikan sebagai Pejabat Publik. Habib Adjie (2008:31)
16
menyatakan bahwa produk akhir notaris selaku pejabat publik adalah akta otentik
yang didalamnya terikat dalam ketentuan hukum perdata khususnya dalam hal
publik berbeda dengan pejabat publik di bidang pemerintah hal ini dapat
dipengadilan umum.
17
Notaris dalam pelaksanaan tugas dan jabatan notaris harus tunduk dan taat
kepada UUJN dan Kode Etik Notaris selain itu juga harus mengikuti beberapa
asas yang ada sehingga nantinya asas tersebut dapat berguna sebagai pedoman
atau dasar yang baik dan benar bagi Notaris dalam memberikan pelayanan
arti sebagai dasar hukum, dalam hal ini dasar dimaksudkan sebagai sesuatu yang
perkumpulan atau organisasi. Asas yang berkaitan dengan tugas dan jabatan
notaris dalam hal pembuatan akta otentik adalah asas yang bersifat formil dan asas
yang bersifat materiil. Asas yang bersifat formal lebih berkaitan dengan tata cara
atau prosedur notaris dalam melaksankan tugas dan jabatannya yang harus
terpenuhi dalam setiap keputusan atau ketetapan dalam membuat akta otentik.
dan para pihak (klien). Alasan masyarakat membuat akta otentik pada
18
2. Asas kehati-hatian merupakan asas yang bertujuan agar Notaris selalu
berpedoman pada rambu-rambu yang ada. Adanya asas ini agar notaris
tersebut.
dalam setiap akta yang dibuat harus memiliki alasan dan fakta yang
4. Asas proporsionalitas artinya antara hak dan kewajiban setiap orang harus
hukum sesuai hak dan kewajiban para pihak. Asas ini juga menekankan
19
pemberian hak kepada pihak yang berkepentingan untuk dapat
mengetahui apa yang harus dilakukan darinya seperti apa yang telah
disebutkan dalam akta, misalnya pemberian kuasa secara tepat dan tidak
berupa hak dan kekuasaan dalam melakukan suatu hal tertentu, dalam hal ini
perintah kepada tindakan seseorang yang lain untuk melakukan sesuatu sesuai
perundang-undangan.
istilah Belanda yang terkait dengan kekuasaan yang menempel atas diri seorang
notaris (H. Salim HS, 2016:47). Menurut Lutfi (2004:77),”Kewenangan yang sah
merupakan atribut bagi setiap pejabat ataupun bagi setiap badan”. Oleh sebab itu,
beripjak kepada suatu kewenangan sah, sehingga pejabat maupun Badan Tata
Usaha Negara tidak bisa melakukan suatu tindakan pemerintahan tanpa ada suatu
20
sering dikenal dengan kewenangan adalah suatu tindakan hukum yang ditata dan
bahwa wewenang yang dimiliki juga mempunyai batasan diatur dalam peraturan
secara atribusi ialah dimana suatu jabatan memperoleh wewenang baru yang
secara delegasi ialah pelimpahan wewenang yang sudah ada didasari oleh
dengan cara atribusi normatif yaitu menerima suatu kewenangan yang baru dan
kewenangan tersebut memiliki batas sesuai yang diatur dalam suatu peraturan
dan diserahkan oleh UUJN sendiri bukan dari lembaga lain misalnya Departemen
merupakan seluruh aturan yang terkait mengenai tata cara dan aturan-aturan
21
melaksanakan hubungan publik. Sehingga sebelum pemberian kewenangan
sehingga akta tersebut mendapatkan memiliki kekuatan yang otentik dan bersifat
eksekutorial.
“suatu akta otentik adalah suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh
untuk itu dimana tempat akta itu diperbuat.” Maka kekuatan akta otentik dan akta
tetapi terdapat pada isi dan bentuk akta yang sudah ditetapkan serta pembuatannya
dimilikinya ini memiliki landasan hukum seperi halnya notaris yang diatur dalam
UUJN. Oleh sebab itu apabila ada pelanggaran hukum yang dilakukan pejabat
22
a) Notaris harus berwenang sepanjang menyangkut akta yang dibuat itu;
b) Notaris harus berwenang sepanjang mengenai orang-orang untuk
kepentingan siapa akta tersebut dibuat;
c) Notaris harus berwenang sepanjang mengenai tempat, dimana kata
tersebut dibuat;
d) Notaris harus berwenang sepanjang waktu pembuatan akta itu.
kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-
undang;
kopi dari asli surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian
risalah lelang;
23
(3) Serta kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
notaris utama atau umum ialah (1) menyangkut perbuatan membuat suatu akta
otentik, dalam hal ini perbuatan disini diartikan sebagai perbuatan hukum yang
menimbulkan akibat hukum yang merupakan tujuan para pihak”; (3) suatu
diinginkan oleh pihak berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik dan (4)
kutipan akta, hal tersebut sepanjang pembuatan akta tidak menjadi tugas pejabat
Kewenangan khusus notaris seperti yang diatur dalam Pasal 15 ayat (2)
bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus, membukukan surat di bawah
tangan dengan mendaftar dalam buku khusus, membuat kopi dari asli surat di
24
bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan
notaris yaitu membuat akta dengan bentuk in Origanali yang terhadap akta ini
dapat diperbolehkan dibuat satu rangkap dan terhadap waktu, bentuk, dan isi
harus ditanda tangani pada saat sama serta ketentuan pada setiap akta tertulis
kata-kata berlaku sebagai satu dan satu untuk semua hal ini sebagaimana diatur
Pasal 16 ayat (3). Berdasarkan penjelasan pasal tersebut akta yang termasuk
d) Akta kuasa;
2008:82)
minuta yang sudah di tanda tangani oleh para pihak yaitu dengan dibuatkan berita
25
acara pembetulan dan salinannya kemudian berita acara tersebut harus
ditentukan kemudian adalah wewenang yang muncul dan digunakan sebagai dasar
oleh notaris apabila nantinya lahir suatu aturan yang di dalamnya tercantum
berlaku.
b. Akta notaris yang telah dibuat akan memiliki pembuktian yang sempurna
sehingga tidak diperlukan alat bukti yang lain. Apabila nantinya ada yang
merasa akta tersebut salah maka pihak tersebut harus bisa membuktikan
bahwa akta tersebut tidak benar karena tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Pada dasarnya dalam suatu pekerjaan yang dilakukan oleh baik sengaja
pertanggungjawaban ini juga terkait suatu profesi hukum salah satunya notaris
mengandung makna sebagai suatu masyarakat moral yang memiliki nilai-nilai dan
26
cita-cita bersama sehingga nantinya menjadi suatu kelompok yang memiliki
kekuasaan sendiri dan tanggungjawab khusus. Salah satu yang dijadikan ajuan
dalam menjalankan profesinya tersebut adalah kode etik profesi, selain itu juga
sesuatu apabila terdapat hal yang bisa dituntut, dipermasalahkan dan lainnya.
kepada orang lain sekaligus berupa hal yang dapat melahirkan kewajiban hukum
terikat maka dalam hukum tanggung jawab dapat diartikan sebagai keterikatan.
jawab harus disyaratkan dimana ada perbuatan melawan hukum pelaku yang
menanggung segala hal yang menjadi tugasnya dengan melihat sisi baik dan
27
buruk dari perbuatan tersebut. Dalam hal ini perbuatan yang baik berarti tidak
yang buruk berarti harus menanggung akibat yang timbul dari perbuatan buruk
tersebut.
Tanggung jawab berarti setiap orang harus memikul untuk memenuhi atas
1. Notaris dituntut menyusun akta dengan benar dan akurat. Dengan kata
lain, akta yang dibuat sebagai tanggapan atas keinginan para pihak
berkepentingan.
28
3. Memiliki dampak positif bagi siapapun yang nantinya akan
otentik maka notaris harus berfungsi dengan baik dan profesional didalam
kepastian dan perlindungan hukum bagi pihak yang berkepentingan dengan akta
tersebut sehingga akta otentik yag dibuatnya tersebut tidak akan menimbulkan
masalah bagi Notaris dan pihak-pihak lain. Apabila timbul masalah dalam akta
otentik tersebut pihak yang merasa dirugikan sering merasa bahwa peristiwa
hukum dalam akta termasuk sebagai tindakan atau perbuatan hukum notaris
akta sehingga notaris juga didudukkan sebagai tergugat atau turut tergugat dalam
suatu gugatan. Berdasarkan hal ini, maka UUJN juga telah diatur apabila notaris
perdata.
sangat erat kaitannya dengan tugas dan pekerjaan notaris yaitu selain untuk
membuat akta otentik nitaris juga diberi tugas dan bertanggungjawab dalam
dimintakan melalui lembaga atau organisasi notaris, seorang notaris yang telah
29
terbukti melakukan kesalahan dengan adanya putusan pengadilan yang
menyatakan bahwa notaris telah bersalah maka melalui putusan tersebut dapat
perdata.
macam yaitu :
terhadap notaris harus dibuktikan bahwa perbuatan notaris itu telah melanggar dan
dapat dihukum sesuai uujn, terhadap akta otentik dapat dikategorikan telah
38, 39, dan 40 UUJN. Jenis sanksi administrasi menurut Philipus M.Hadjon dapat
berupa :
30
d. Pengenaan uang paksa oleh pemerintah (dwangsom).
uujn dan didalam penjatuhan sanksi dilakukan secara bertahap dimulai dari
akta maka maka pihak-pihak yang merasa dirugikan bisa menuntut secara perdata,
namun jika akta notaris mengandung cacat hukum akibat kesalahan-kesalahan dari
pihak lain atau didasarkan keterangan palsu dan bukti palsu yang disampaikan
cacat hukum sehingga menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak. Pada
dasarnya sanksi merupakan suatu paksaan hukum dan menyadarkan pihak yang
tindakan hukum dari notaris yang sengaja, penuh kesadaran serta direncanakan
terhadap aspek lahiriah, formal dan materil bahwa nantinya akta yang akan dibuat
dihadapan atau oleh notaris sepakat untuk dijadikan dasar melakukan suatu tindak
pidana dan ada tindakan hukum dari notaris dalam membuat akta tidak sesuai
dengan yang ditentukan UUJN. Secara umum beberapa tindakan hukum yang
31
pemalsuan surat (Pasal 263 ayat (1), (2), dan Pasal 264, 266 KUHP), tindak
pidana penggelapan (Pasal 372 KUHP) dan tindak pidana penipuan (Pasal 378
KUHP). Terkait akta yang sudah dibuat oleh notaris dan ternyata didalamnya
terdapat unsur tindak pidana sehingga menimbulkan kerugian bagi para pihak
maupun pihak lainnya dan juga berdasarkan bukti-bukti yang ada maka terhadap
notaris patut diduga telah melakukan atau turut serta dalam membantu melakukan
suatu tindak pidana. Apabila tindakan notaris memenuhi rumusan suatu tindak
pidana namun menurut uujn dan menurut penilaian dari majelis pengawas notaris
bukan suatu pelanggaran maka notaris yang bersangkutan tidak dapat dijatuhi
hukuman pidana dikarenakan untuk menilai suatu akta harus berdasarkan uujn dan
kode etik jabatan notaris. Dan jika ternyata akta yang dibuat oleh notaris terbukti
melakukan pemberian ganti rugi, biaya dan bunga kepada pihak yang dirugikan.
berdasarkan sifat antara tanggung jawab yang bersifat responsibility dan tanggung
(2011:14) tanggung gugat memiliki arti sama dengan pertanggungan jawab atau
gugat adalah kewajiban hukum yang berkaitan dengan ganti kerugian, sedangkan
pertanggungan jawab merupakan syarat untuk tanggung gugat yang harus sudah
ada sebelumnya. Sebagaimana pengertian tersebut maka antara tangung gugat dan
dengan perbuatan melawan hukum dan pengganti kerugian akibat perbuatan yang
32
telah dilakukan seseorang. Notaris berakitan dengan kewenangannya membuat
akta otentik melakukan tindakan diluar wewenang yang telah ditentukan uujn
maka akta yang dibuatnya tersebut tidak mengikat secara hukum atau tidak dapat
dilaksanakan sehingga pihak yang merasa dirugikan oleh tindakan notaris dapat
sesuai dengan kewajibannya untuk meminta ganti rugi dari orang yang
melawan hukum atas tindakannya serta akibatnya maka pelaku tersebut wajib
gugat notaris ini berkaitan dengan akta yang dibuatnya apabila didalam proses
pembuatannya dikemudian hari ternyata akta otentik tersebut terjadi cacat hukum
yang disebabkan oleh kesalahan notaris sehingga akta tersebut oleh pengadilan
dinyatakan tidak otentik atau tidak sah atau terdegradasi menjadi akta dibawah
33
tangan maka notaris yang bersangkutan harus bertanggugat gugat atas
kesalahannya.
keterangan yang disampaikan atau diminta untuk dimuatnya ke dalam akta otentik
karena tanpa adanya permintaan dari para pihak maka Notaris tidak akan
membuat akta otentik apapun. Dalam hal pembuatan akta Notaris fungsinya hanya
mencatat atau menuliskan apa-apa yang dikehendaki dan dikemukakan oleh para
pihak yang menghadap notaris tersebut, tidak ada kewajiban bagi notaris untuk
notaris, sehingga Notaris seharusnya dinilai apa adanya dan setiap orang harus
dinilai dengan benar setiap perkatannya seperti yang telah disampaikan dan
yang menyebutkan :
34
Pendekatan hukum dikaitkan dengan perbuatan melawan hukum mengenai
kerugian dan ganti rugi. Ganti rugi terdapat 2 (dua) macam yaitu ganti rugi umu
dan ganti rugi khusus. Menurut Munir Fuady (2010:136), pengertian “ganti rugi
adalah ganti rugi yang berlaku untuk semua kasus, baik untuk kasus-kasus
sehingga adanya penggantian kerugian yang timbul akibat tindakan yang telah
hubungan tersebut menjadi dasar notaris dapat dimintakan tanggung gugat berupa
maka dapat di gugat di pengadilan, akan tetapi ada batasan untuk menjadikan
notaris selaku tergugat artinya jika pihak-pihak yang namanya tercantum dalam
35
akta dengan penghadap notaris hendak melakukan pengingkaran mengenai
mengajukan gugatan agar akta tersebut dapat dibatalkan, namun selama proses
pembuktian tersebut maka akta akan tetap berlaku mengikat bagi pihak yang
oleh para pihak yang namanya tercantum dalam akta. Apabila dapat dibuktikan
bahwa benar notaris melakukan perbuatan melawan hukum maka notaris dapat
BAB III
“Akta adalah surat perjanjian yang dibuat dengan kesepakatan tanpa ada
paksaan oleh pihak-pihak sehingga mengikat dan memiliki akibat bagi mereka
36
yang membuatnya. Dalam hukum keperdataan di Indonesia, pasal 1868 KUHPdt
menjelaskan mengenai alat bukti yang sah atau yang diakui yaitu:”
tulisan di bawah tangan”. Alat pembuktian tertulis adalah suatu bentuk rangkaian
kata maupun huruf yang menjadi sebuah kalimat sehingga memiliki makna. Alat
pembuktian tertulis tersebut dikenal dengan kata “acte” atau sering ditulis Akta.”
“kata akta itu berasal dari bahasa Latin acta yang berarti geschrift atau surat”.
Sedangkan menurut Subekti (1980:29), “kata akta bukan berarti surat melainkan
harus diartikan dengan perbuatan hukum, berasal dari acte yang dalam bahasa
suatu hak atau perikatan yang dibuat sejak semula dengan sengaja untuk
sebagai bukti, dan untuk dipergunakan oleh orang, untuk keperluan siapa surat itu
oleh orang atau pihak yang didalamnya termuat peristiwa yang dijadikan dasar
37
oleh para pihak untuk melakukan suatu perikatan dan pada saat akta itu dibuat
permasalahan hukum.”
“Akta ialah suatu surat perjanjian atau persetujuan dibuat dengan mufakat
dan sukarela tanpa ada paksaan serta mengikat pihak-pihaknya dan mempunyai
“Macam akta dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu akta dibawah tangan
dan akta autentik. Akta dibawah tangan menurut Salim HS (2016:24) dalam
istilah inggris sering dikenal dengan sebutan “deed under the hand”, sedangkan
dalam istilah Belanda dikenal dengan sebutan “akte onder de hand” yang artinya
akta yang pembuatanya oleh para pihak sendiri tanpa bantuan seorang notaris.
pejabat umum;
38
“Terhadap akta dibawah tangan diatur dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a dan
b UUJN bahwa untuk akta dibawah tangan yang dilegalisasi merupakan akta
dibawah tangan yang disahkan artinya akta tersebut harus ditandatangani dan
merupakan akta yang dibukukan (gewarmeken) dalam suatu buku khusus yang
disebutkan dalam akta oleh pihak tersebut serta harus dilakukan dihadapan notaris
UUJN yaitu membuat akta autentik. Akta autentik terdapat 2 (dua) jenis, yaitu
akta yang dibuat oleh pejabat dan akta yang dibuat oleh para pihak. Akta yang
dibuat oleh pejabat artinya akta autentik tersebut dibuat oleh pejabat yang
menyaksikannya. Dengan demikan maka akta pejabat ini tidak termasuk kedalam
pengertian kontrak dikarenakan akta ini hanyalah pernyataan sepihak dari satu
pejabat misalnya akta perkawinan. Sedangkan akta autentik yang dibuat para
pihak ialah akta dibuat oleh para pihak-pihak yang berkepentingan sehingga
nantinya akta tersebut akan dinyatakan di hadapan pejabat yang berwenang untuk
39
1. Segala perbuatan yang ada kaitannya dengan apa yang hendak
subyek hukum yang lain bahwa subyek hukum satu memiliki hak
bahwa akta autentik juga terdapat dalam Pasal 165 HIR yang bersamaan dengan
Pasal 285 Rbg yaitu “akta otentik adalah suatu akta yang dibuat oleh atau
dihadapan pejabat yang diberi wewenang untuk itu, merupakan bukti lengkap
antara para pihak dari para ahli warisnya dan mereka yang mendapat hak dari
belaka, akan tetapi yang terakhir ini hanya diberitahukan itu berhubungan
langsung dengan perihal pada akta itu.” Sebagaimana pada ketentuan yang
mengatur mengenai akta notaris sebagai akta otentik dikarenakan akta otentik juga
alat bukti tertulis terkuat dan terpenuh, sehingga segala sesuatu yang dinyatakan
ke dalam suatu akta notaris tersebut wajib diterima oleh para pihak kecuali ada
40
pihak yang merasa dapat membuktikan sebaliknya di hadapan pengadilan.
sempurna, suatu akta otentik juga memiliki nilai pembuktian lahiriah, pembuktian
formal dan pembuktian materil. Ketiga nilai pembuktian tersebut memiliki ciri
yang diberikan oleh para pihak yang meminta untuk dibuatkan suatu
sedangkan dalam bahasa Belanda disebut dengan authentieke akte van. Pengertian
hadapan pegawai umum yang berwenang membuat akta ke dalam bentuk yang
(2016:20) merupakan “surat tanda bukti yang dibuat oleh atau dihadapan pejabat
yang berwenang untuk itu menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam
41
peraturan perundang-undangan.” Sebagaimana definisi tersebut, maka ada
1. Surat tanda bukti berupa suatu tulisan yang dengan sengaja dibuat agar
3. Memiliki bentuk tertentu ini artinya struktur akta harus dibuat sesuai
2018:127) meliputi :”
42
5. Hubungan hukum di dalam bidang hukum privat merupakan
pernyataan atau fakta dari tindakan yang disebut oleh pejabat.
“Sedangkan menurut Irawan Soerodjo (2003:148) untuk syarat formal suatu akta
otentik ada 3 (tiga) unsur esenselia yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :”
“Menurut Andi Prajitno (2018:2), Akta Notaris ialah akta yang diterbitkan
atau di buat oleh notaris sesuai permintaan para pihak yang berkepentingan
dengan dibuatkan akta sesuai bentuk atau format yang telah disesuaikan dengan
adalah “akta otentik yang dibuat oleh atau dihadapan Notaris menurut bentuk dan
diatas maka terdapat 2 (dua) bentuk akta yaitu akta relaas (akta berita acara)
artinya akta yang dibuat oleh Notaris dan akta partij (akta pihak) artinya akta yang
relaas adalah susunan akta yang dibuat untuk dijadikan bukti oleh para penghadap
disaksikan dan dilihat oleh notaris sendiri sehingga akta ini hanya sebagai bukti
43
jabatannya sebagai notaris, tidak untuk memberikan bukti terkait keterangan yang
“membuat” pada akta relaas menurut Rudi Indrajaya (2020:56) dijelaskan seperti
para penghadap dan saksi, beserta keterangan para penghadap yang tidak
menandatangani akta.”
yang terjadi, sehingga didasarkan keterangan oleh para penghadap kepada notaris
nantinya keterangan atau tindakan tersebut dinyatakan oleh notaris ke dalam suatu
akta notaris serta para penghadap juga menandatangani akta itu. Membuat akta
pada akta partij terdiri dari penyusunan, pembacaan serta penandatanganan akta
oleh para penghadap, para saksi dan notaris. (Rudi Indrajaya dkk, 2020:56)”
manfaat, dalam bahasa Inggris manfaat akta autentik dikenal dengan istilah “the
44
4. Sebagai suatu alat bukti tertulis yang kuat dan penuh; dan
“Sedangkan manfaat akta notariil atau akta autentik menurut Habib Adjie ada 3
dirugikan oleh pihak yang lain maka pihak yang dirugikan itu dapat
adanya, tidak perlu dinilai atau ditafsirkan lain selain apa yang tertulis
dalam akta.
kegunaan suatu akta notariil adalah memberikan kepastian hukum dan rasa aman
bagi para pihak serta dapat digunakan sebagai alat bukti. Akta autentik dikatakan
terhadap akta autentik yaitu kekuatan pembuktian lahir, formal dan materiil.”
45
a. Kekuatan Pembuktian Lahiriah (uitwendige bewijskracht)
probant sese ipsa). Nilai pembuktian akta notaris dari aspek lahiriah harus
dilihat apa adanya bukan dilihat ada apa. Kekuatan pembuktian lahir
dibawah tangan, karena akta dibawah tangan baru berlaku sah apabila
tangan itu atau apabila dengan cara yang sah menurut hukum sehingga
bahwa secara lahiriah akta yang menjadi objek gugatan bukan akta notaris.
yang menghadap pada saat yang tercantum dalam akta sesuai dengan
46
2011:19) Secara formal maka akta itu untuk membuktikan kebenaran dari
apa yang disaksikan, yakni yang dilihat, didengar dan juga yang dilakukan
dalam arti formal dapat terjamin mengenai kebenaran tanggal akta itu;
kebenaran yang terdapat dalam akta itu; kebenaran identitas dari orang-
orang yang hadir; dan kebenaran tempat dimana akta dibuat. (H Salim HS,
2016:30)”
kepastian tentang materi suatu akta bahwa apa yang tersebut dalam akta
atau mereka yang mendapat hak dan berlaku untuk umum kecuali ada
di muka pengadilan maka sudah dianggap cukup bagi hakim tanpa harus
meminta alat bukti lainnya lagi karena akta itu dibuat secara tertulis,
47
bahwa notaris tidak menerangkan atau menyatakan yang sebenarnya
dalam akta atau para pihak yang telah benar berkata (dihadapan notaris)
untuk dapat menyangkal aspek materiil dari akta notaris. (Habib Adjie
2011:21)”
berlaku maka akan menimbulkan akibat hukum terhadap akta tersebut yaitu
tindakan yang didalamnya mengandung unsur cacat hukum. Hal ini diakibatkan
dalam pembuatan akta tidak sesuai prosedur seperti halnya notaris tidak
berwenang dalam membuat akta secara lahiriah, formil dan materil, serta notaris
membuat akta notaris tidak sesuai UUJN mengenai tata cara pembuatan akta
dibatalkan oleh para pihak sendiri, dan dibatalkan oleh putusan pengadilan yang
pihak yang berkepentingan dan namanya tercantum dalam akta tersebut dengan
cara mengajukan gugatan pembatalan ke Pengadilan Umum agar dapat dinilai dan
48
hingga adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap maka akta
notaris tersebut tetap dinyatakan berlaku dan mengikat pihak-pihak dalam akta
tersebut.”
“Keabsahan suatu akta notaris dapat dilakukan penyangkal oleh para pihak
namun para pihak yang ingin melakukan penyangkalan harus dapat membuktikan
melalui 3 (tiga) aspek yaitu aspek lahiriah, formal dan materiil akta notaris.
Dengan demikian apabila nantinya terbukti bahwa didalam akta tidak terpenuhi
ketiga aspek tersebut maka melalui pertimbangan pengadilan akta tersebut dapat
dibatalkan dan menjadi akta notaris yang tidak sah. Namun sebaliknya apabila
pihak tersebut tidak dapat membuktikan bahwa didalam akta notaris tersebut tidak
memenuhi atau melanggar ketiga aspek tersebut maka akta notaris tersebut
memiliki kekuatan pembuktian yang sah sehingga bisa digunakan sebagai alat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf i, k, Pasal 41, Pasal 44,
Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51, Pasal 52 maka akta tersebut hanya memiliki
kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan atau akta batal demi hukum.
“Suatu akta yang telah dibuat oleh atau dihadapan notaris dapat dibatalkan
oleh pihak-pihak yang namanya tercantum dikarenakan akta yang dibuat tidak
49
diri dan kecakapan untuk membuat suatu perikatan. Habib Adjie (2008:123)
menjelaskan bahwa akta notaris adalah suatu perjanjian yang perjanjian dilakukan
oleh para pihak sehingga melalui perjanjian akan mengikat para pihak yang
2 (dua) syarat adalah tedapat 2 (dua) syarat yang mengatur mengenai sahnya
perjanjian yaitu syarat subjektif adalah syarat yang berkaitan dengan subjek yang
mengadakan atau membuat perjanjian yang terdiri dari kata sepakat dan cakap
adalah syarat yang berkaitan dengan perjanjian itu sendiri atau berkaitan dengan
objek yang dijadikan perbuatan hukum oleh para pihak yang terdiri dari suatu hal
“Apabila dalam hukum perjanjian syarat subjektif dan syarat objektif tidak
dipenuhi maka akan menimbulkan akibat hukum, jika syarat subjektif tidak
terpenuhi maka perjanjian yang dibuat dapat dibatalkan sepanjang ada permintaan
objektif tidak terpenuhi maka perjanjian itu batal demi hukum tanpa perlu adanya
50
permintaan dari pihak sehingga perjanjian yang dibuat dianggap tidak pernah ada
dan tidak mengikat siapapun. Syarat sahnya suatu perjanjian harus diwujudkan
dalam akta Notaris, syarat subjektif terdapat dalam Awal akta dan syarat objektif
terdapat dalam badan akta sebagai isi akta. (Habib Adjie, 2018:123-124)”
“Akta notaris batal demi hukum berbeda dengan akta yang dibatalkan
sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1320 ayat 1 dan ayat 2 KUHPdt.
Selanjutnya untuk suatu akta notaris yang batal demi hukum dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor hal ini dikarenakan akta yang dibuat tersebut melanggar dan
tidak terpenuhinya unsur lahiriah akta otentik, unsur formal akta otentik, unsur
materil, unsur Pasal 1320 ayat 3 KUHpdt tentang suatu hal tertentu, dan unsur
Pasal 1320 ayat 4 KUHpdt tentang sebab atau kausa yang diperbolehkan. Dengan
notaris itu artinya terhadap hak dan kewajiban pelaksanaan dalam akta tersebut
dikatakan batal demi hukum apabila di dalam isi akta notaris tersebut tidak
memenuhi unsur syarat objektif sehingga akibat hukum dari batalnya akta itu
adalah akta tersebut dianggap tidak pernah dibuat atau ada (inexistence), sehingga
dimulai pada saat akta itu ditandatangani dan perbuatan hukum yang diperjanjikan
tidak pernah dianggap terjadi. Pembuatan akta notaris wajib sesuai yang telah
ditentukan dalam uujn yang merupakan karakter dari suatu akta notaris, walaupun
51
di dalam Pasal 38 ayat (3) huruf a dimana uujn telah mendudukkan bahwa dalam
kerangka akta notaris terdapat adanya syarat subjektif dan syarat objektif yang
juga merupakan bagian dari badan akta yang sesuai dengan maksud dari suatu
Bawah Tangan
sempurna oleh sebab itu dijadikan sebagai alat bukti sehingga tata cara atau
prosedur pembuatan akta harus dipenuhi apabila terdapat tata cara yang tidak
dipenuhi dan jika prosedur tersebut dapat dibuktikan maka akta tersebut dapat
pembuktian dari akta autentik terdegradasi menjadi akta di bawah tangan maka
Menurut Pasal 1869 KUHPdt dijelaskan uraian mengenai akta notaris yang
dapat memiliki kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan apabila tidak
52
jika akta tersebut ditandatangani oleh para pihak. (Habib Adjie,
2011:81)
Akta otentik yang telah melanggar ketentuan tersebut diatas maka akan
53
terdegradasi menjadi akta dibawah tangan, terhadap akta tersebut tetap mengikat
selama belum ada keputusan dari pengadilan yang berkekuatann hukum tetap
yang harus dalam amar putusan menyatakan bahwa akta notaris telah melanggar
salah satu unsur yang diatur dalam UUJN. Sejak ada putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap maka akta baru akan menjadi tidak mengikat.
Dibatalkannya suatu akta atas keinginan atau kehendak para pihak sendiri
dapat dilakukan dengan cara kesepakatan para pihak untuk bersama-sama datang
menghadap notaris tempat dimana akta itu dibuat dan pada saat menghadap
notaris para pihak sendiri yang kemudian menyampaikan bahwa bersepakat untuk
membatalkan akta yang dibuat tersebut. Sebagaimana juga yang dijelaskan Habib
Adjie (2011:84), dimana apabila para pihak merasakan akta notaris yang
bersangkutan tidak sesuai tujuan yang dikehendaki atau isi akta harus dirubah
sesuai dengan situasi dan kesepakatan para pihak maka para pihak yang
isi akta yang bersangkutan. Dalam pembatalan akta otentik ini maka harus
pernyataan pihak pertama dan pihak kedua bahwa mereka telah setuju dan sepakat
54
menjelaskan perjanjian dan perbuatan hukum yang pernah dilakukan dianggap
tidak pernah terjadi sehingga akta tersebut nantinya dianggap tidak pernah dibuat.
Salah satu kehendak atau keinginan pembatalan akta notaris oleh para
perjanjian serta para pihak tidak menjalankan isi yang telah disepakati dalam
perjanjian yang sudah dijelaskan dalam akta notaris. Habib Adjie menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan dibatalkan akta oleh para pihak baik karena
kesepakatan maupun melalui putusan pengadilan ialah isi dari akta sendiri
dikarenakan isi akta adalah keinginan para pihak-pihak sendiri, terhadap aspek
formal akta notaris adalah tanggung jawab notaris sendiri sehingga juga dapat
Luthfan Hadi Darus, 2017:112) dengan asas praduga sah (Vermoeden van
rechmatig hingga adanya pembatalan atau dikenal dengan istilah Presumtio Iustae
2017:112) yang artinya suatu keputusan tata negara harus dianggap sah selama
belum dibuktikan sebaliknya sehingga pada prinsipnya harus selalu dapat segera
dilaksanakan.
55
Apabila terdapat gugatan yang menyatakan bahwa suatu akta notaris yang
dibuat oleh notaris tidak sah, maka harus dapat dibuktikan ketidakabsahan akta
tersebut dari aspek lahiriah, aspek formal, dan aspek materil. Apabila tidak bisa
tetap sah dan mengikat pihak-pihak yang berkaitan dengan akta tersebut, hal ini
sesuai dengan penerapan asas praduga sah. Sebagaimana tercantum dalam pasal
dalam pasal tersebut dijelaskan apabila notaris melanggar atau tidak melakukan
ketentuan sesuai peraturan yang sudah ditentukan maka akta yang bersangkutan
kebatalan akta notaris berupa dapat dibatalkan atau batal demi hukum.
dengan akta yang dapat dibatalkan merupakan suatu tindakan mengandung cacat
ialah seorang notaris tidak memiliki kewenangan untuk membuat akta secara
lahiriah, formal, materiil sehingga tidak sesuai dengan ketentuan mengenai tata
cara prosedur pembuatan akta notaris. dan juga asas ini tidak bisa digunakan guna
penilaian suatu akta batal demi hukum dikarenakan suatu akta batal demi hukum
Kelima kedudukan akta Notaris hanya bisa berlaku salah satu sehingga tidak
dapat dilakukan secara bersamaan, apabila akta notaris diajukan pembatalan oleh
telah mendapat putusan pengadilan dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap
atau akta notaris tersbeut memiliki kedudukan pembuktian dibawah tangan atau
56
akta notaris batal demi hukum atau akta notaris dibatalkan oleh para pihak sendiri
dengan akta notaris lagi maka pembatalan akta notaris yang lainnya tidak berlaku
mendapatkan kepastian hukum. Upaya hukum dapat dilakukan oleh para pihak
keotentikannya. Jika dalam prosedur pembuatan akta para pihak atau penghadap
merasa akta yang dibuat tidak sesuai aturan hukum maka para pihak atau
melalui proses peradilan berupa pengajuan gugatan dan meminta untuk diberikan
menimbulkan kerugian kepada orang lain maka notaris bertanggung gugat secara
perdata untuk membayar kerugian yang diderita oleh orang lain tersebut. Apabila
akibat kesalahan, kelalaian atau pelanggaran suatu akta yang dibuat oleh Notaris
kerugian kepada orang lain maka orang yang dirugikan dapat mengajukan
tuntutan kerugian kepada Notaris yang mebuat akta tersebut. Terhadap akta
57
Notaris tidak dapat dinilai atau dikatakan secara langsung secara sepihak bahwa
akta tersebut mempunyai kekuatan pembuktian sebagai batal demi hukum oleh
para pihak yang namanya tercantum didalam akta tersebut atau oleh orang yang
pengadilan dapat melakukan penilaian terhadap akta yang di buat oleh Notaris
tersebut. Penilaian terhadap suatu akta tidak dapat dilakukan oleh Majelis
Pengawas, Notaris, ataupun para pihak yang namanya tercantum dalam akta atau
pihak lain. Untuk mengajukan gugatan kepada Notaris maka para pihak yang
wanprestasi akibat adanya salah satu yang tidak memenuhi isi perjanjian,
perjanjian ini timbul akibat adanya hubungan hukum antara para pihak sehingga
harus dipenuhi atau tuntutan terhadap Notaris yang dianggap sebagai perbuatan
melawan hukum didasarkan dengan adanya hubungan hukum yang khas antara
Notaris dengan penghadap. Dalam proses pembuktian akta para pihak atau
58
Notaris, sebagaimana menurut Liliana Tedjosaputro bahwa dalam gugatan
akta menjadi batal demi hukum dan terbukti telah mengakibatkan kerugian bagi
para pihak atau penghadap yang bersangkutan maka Notaris dapat dimintakan
penggantian biaya, ganti rugi dan bunga akibat dari dibatalkannya suatu akta hal
ganti rugi kepada pihak ketiga berupa ongkos-ongkos yang telaj dikeluarkan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
merasa telah dirugikan akibat akta autentik yang dibuat oleh Notaris.
59
materil sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pihak yang
berkepentingan. Dalam hal ini terhadap akta pengikatan jual beli dan kuasa
salah satu pihak memberikan keterangan palsu atau bukti palsu tidak dapat
dalam akta sehingga menimbulkan kerugian salah satu pihak maka notaris
tidak mengetahui bahwa keterangan salah satu pihak palsu dan secara
membuat suatu akta autentik sesuai keterangan dari para pihak yang
yang disampaikan kepada Notaris harus sesuai fakta, jika apa yang
60
tanggungjawab pihak yang memberikan keterangan palsu tersebut bukan
2. “Akta pengikatan jual beli dan akta kuasa menjual yang mengandung cacat
akta autentik menjadi akta dibawah tangan atau akta tersebut menjadi batal
demi hukum. Apabila ada para pihak yang dirugikan dengan adanya akta
menjadi akta dibawah tangan atau batal demi hukum mulai berlaku,
kekuatan hukum tetap akta tersebut tetap sah dan mengikat bagi para
4.2 Saran
nantinya digunakan sebagai alat bukti tersebut dapat melindungi hak dan
yang berkepentingan.”
61
menjaga harkat dan martabat serta kehormatan profesi jabatan notaris.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Adami, Chazawi, Kejahatan Terhadap Pemalsuan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2001.
62
Adjie, Habib, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Refika Aditama,
Bandung, 2011.
---, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik,
Refika Aditama, Bandung, 2008.
---, Hukum Notaris Indonesia (Tafsir Tematik Terhadap UU No.30 Tahun 2004
Tentang Jabatan Notaris), Refika Aditama, Bandung, 2008.
Agustan, Leny dan Khairulnas, Panduan Notaris/PPAT Dalam Menghadapi
Gugatan Perdata, UUI Press, Yogyakarta,2018.
Anand, Ghansham, Karakteristik Jabatan Notaris Di Indonesia, Prenadamedia
Group, Jakarta, 2018
Budiono Herlien, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang
Kenotariatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2011.
Darus, Luthfan Hadi, Hukum Notariat dan Tanggungjawab Jabatan Notaris, UII
Press Yogyakarta, Yogyakarta, 2017.
Nurbani, Erlies Septiani dan Salim HS, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian
Disertasi dan Tesis, Raja Grafindo, Depok, 2015.
HS, Salim, Peraturan Jabatan Notaris, Sinar Grafika, Jakarta, 2018.
---, Teknik Pembuatan Akta Satu (Konsep Teoretis, Kewenangan Notaris, Bentuk
dan Minuta Akta), Rajawali Press, 2016
Indrajaya, Rudi dkk, Notaris dan PPAT Suatu Pengantar, PT Refika Aditama,
2020
Kohar, Abdul, Notaris Dalam Praktek Hukum, Alumni Bandung, Bandung, 1983.
Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2011
Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, Edisi Ke-6, Liberty,
Yogyakarta, 1998
Muhammad, Abdulkadir, Hukum Perusahaan Indonesia, Citra Aditya Bakti, 2010
Munir, Fuady, Perbuatan Melawan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010.
Nico, Tanggung Jawab Notaris selaku Pejabat Umum, Center for Documentation
and studies of Business Law, Citra Aditya Bakti, Bandung 2003.
63
Prajitno, Andi, Apa dan Siapa Notaris Di Indonesia?, Putra Media Nusantara
(PMN), Surabaya, 2018
----, Akta Otentik Notaris, Putra Media Nusantara (PMN), Surabaya, 2018
----, Kewenangan Notaris dan Contoh Bentuk Akta, Putra Media Nusantara
(PMN), Surabaya, 2018
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, UII Press Yogyakarta, Yogyakarta,
2006.
Sjaifurrachman dan Habib Adjie, Aspek Pertanggungjawaban Notaris dalam
Pembuatan Akta, Mandar Maju Mundur, Bandung, 2011
Subekti, R, dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH
Perdata), Pradnya Paramita, Jakarta, 2006.
Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2002
---, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 2010
INTERNET
Akta Autentik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses
melalui (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/nul), 28 Febuari 2021
Notaris dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses
https://kbbi.web.id/notaris, 28 Febuari 2021
Wewenang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses
https://kbbi.web.id/wewenang, 28 Febuari 2021
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.
Yurisprudensi Mahkamah Agung (Putusan Mahkamah Agung No. 702
K/Sip/1973, tanggal 5 September 1973)
PUTUSAN PENGADILAN
Putusan Pengadilan Negeri Denpasar Nomor 89/Pid.B/2020/PN Dps.
64