Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Analogi Hukum, 2 (2) (2020), 215–220

Jurnal Analogi Hukum


Journal Homepage: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum

Pertanggungjawaban Pidana Anak Sebagai Kurir dalam


Tindak Pidana Narkotika
I Wayan Govinda Tantra*, I Made Minggu Widyantara dan Luh Putu Suryani

Fakultas Hukum, Universitas Warmadewa, Denpasar-Bali, Indonesia

*govindatantra@gmail.com

How To Cite:
Tantra, I. W. G., Widyantara, I. M. M., & Suryani, L. P. (2020). Pertanggungjawaban Pidana Anak Sebagai Kurir dalam Tindak Pidana
Narkotika. Jurnal Analogi Hukum. 2(2). 215-220. Doi: https://doi.org/10.22225/ah.2.2.1895.215-220

Abstract—The involvement of the child in narcotic crime that becomes a narcotic courier is a series of
malicious agreement in conducting illegal narcotics circulation, but in the capacity category of children who
become courier, this is one thing That is so concerned that the child has been faced with the law and is
classified as a narcotic crime. Based on the explanation above, the problems that will be considered in this
study are as follows: 1. how is the legal arrangement for a child to be a courier in a narcotic crime? 2. How is
criminal liability for children as a courier in narcotic crime? The type of research used in this study is a type
of normative legal research. The analysis technique is that after the collected legal materials are then
analyzed using the technique of description, after all required legal materials are fulfilled, analyzed in a
qualitative descriptive. Please note that the determination of the child's age in relation to the criminal liability
that can be submitted before the proceeding is 12 (twelve) years up to 18 (eighteen) years in accordance with
the verdict of the Constitutional Court No. 1/PUUVIII/ 201/021. In the context of child accountability as a
drug courier one of them is that narcotics LAW does not restrict the age in the judiciary, both adults and
minors, so that children as narcotics courier can still be punished when Children's capabilities that are still
limited and are not as perfect as adults.
Keywords: Accountability, Child, Courier, Narcotics

Abstrak—Anak sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa, merupakan sebuah kebanggan bagi kedua orang
tuanya. Namun, dalam menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial yang juga saling membutuhkan satu sama
lainnya, tidak terlepas dari adanya bentuk persaingan-persaingan yang menimbulkan perbuatan pidana.
Keterlibatan seorang anak dalam tindak pidana, saat ini makin mengkhawatirkan. Berdasarkan uraian di atas,
permasalahan yang akan di kaji dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaturan hukum bagi
anak sebagai kurir dalam tindak pidananar kotika? 2. Bagaimana pertanggungjawaban pidana bagi anak
sebagai kurir dalam tindak pidana narkotika? Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian hukum normatif. Adapun teknik analisis yaitu setelah bahan hukum terkumpul kemudian dianalisis
menggunakan teknik deskripsi, setelah semua bahan hukum yang dibutuhkan terpenuhi, dianalisis secara
deskriptif kualitatif. Batasan umur yang diberikan berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi, sebatas usia 12
tahun sampai dengan umur 18 tahun sebagai batas umur dalam pertanggungjawaban pidana. Ketentuan dalam
Undang-Undang Narkotika belum mengakomodir tentang batasan usia yang dipidana karena hal tindak pidana
narkotika. Padahal seorang anak masih belum memiliki kemampuan yang dipersamakan dengan seorang
dewasa.
Kata Kunci: Pertanggungjawaban, Anak, Kurir, Narkotika

1. Pendahuluan berpatisipasi menanggulangi kejahatan


penyalahgunaan narkotika, yaitu dengan
Masalah penyalahgunaan narkotika di disahkannya Undang-Undang Nomor 35 Tahun
Indonesia sekarang ini dirasakan pada keadaan 2009 tentang Narkotika (Mardani, 2008).
yang mengkhawatirkan. Sebagai negara
kepulauan yang mempunyai letak strategis, baik Tujuan UU Narkotika adalah menjamin
ditinjau dari segi ekonomi, sosial, dan politik ketersediaan narkotika dan psikotropika guna
dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 2, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
215
Pertanggungjawaban Pidana Anak Sebagai Kurir dalam Tindak Pidana Narkotika

pengetahuan, mencegah terjadinya dan telah merupakan perbuatan tindak pidana.


penyalahgunaan narkotika dan psikotropika, Hal tersebut tidak terlepas dari permufakatan
serta memberantas peredaran gelap narkotika jahat yang dibuat oleh sindikat narkotika guna
dan psikotropika. mempermulus proses peredaran barang haram
yang tersebut.
Salah satu keterlibatan anak dalam tindak
pidana narkotika tentunya tidak terjadi dengan Dengan pengesahan Undang-Undang
kesadarannya sendiri namun dalam proses Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem
pergaulan yang dialami oleh si anak itu sendiri. Peradilan Pidana Anak (selanjutnya disebut UU
Perkembangan di masyarakat yang SPPA), memiliki tujuan untuk memberikan dan
memperlihatkan semakin merajalelanya mewujudkan sistem peradilan yang benar-benar
sindikat-sindikat narkotika juga menjadi salah memberikan perlindungan dan keadilan hukum
satu faktor banyaknya keterliban anak-anak bagi anak yang berhadapan dengan hukum.
dalam perdagangan barang haram tersebut. Undang-Undang sebelumnya, Undang-Undang
Selain itu perkembangan teknologi informasi Pengadilan Anak telah dianggap tidak mampu
yang semakin maju dan meninggalkan memberikan perlindungan yang komprehensif
kebiasaan-kebiasaan konvensional juga kepada anak yang berhadapan dengan hukum
membuat proses perdagangan jual-beli barang saat ini.
haram ini semakin menjadi-jadi, terutama di
kalangan remaja. Perdagangan jual beli Tidak hanya dengan UU SPPA, anak juga
narkotika bukan hanya menjanjikan keuntungan memiliki instrumen hukum lainnya yang
yang luar biasa bagi para penjual dan bandarnya memberikan perlindungan hukum apabila
namun juga menjadikan hal tersebut sebagai terkait dengan tindak pidana, yakni Undang-
kebiasaan yang memang dilakukan dalam Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
keseharian untuk bertahan hidup dan memnuhi Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
kebutuhan sehari-harinya (Adi, 2014). Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
(selanjutnya disebut UU PA). Dengan adanya
Adanya andil anak dalam bentuk tindak UUPA ini juga memberikan perlindungan
pidana narkotika, sebagai kurir barang haram hukum kepada anak yang komprehensif serta
tersebut tentunya menimbulkan rasa miris dan bertujuan untuk memberikan konsep
sedih terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perlindungan yang menyeluruh kepada anak
anak. Mengingat anak sebagai penerus dan juga dari segala bentuk tindak pidana yang ada,
tumpuan masa depan orang tua dan keluarga sehingga anak dapat beraktivitas dan
bahkan bangsa ini sendiri. Keadaan tersebut menjalankan kesehariannya terbebas dari
membuat potensi anak menjadi menurun dan bentuk tindak pidana.
dapat berdampak pada proses pembelajaran,
kualitas dan kuantitas dalam mengembangkan Pada penelitian (Hidayat, Anam, & Helmi,
dirinya. Hal ini juga menjadikan tugas berat 2018), mengungkapkan perlindungan hukum
pemerintah guna melindungi masa depan yang diterapkan bagi anak yang menjadi kurir
bangsa Indonesia yang ada di pundak anak narkotikadiantaranya adalah Penghindaran dari
Indonesia, agar tidak terseret dalam perbuatan penangkapan, penahanan atau penjara;
yang merugikan diri sendiri dan bangsa Pemberian keadilan di muka pengadilan anak
Indonesia. yang objektif, tidak memihak dan dalam sidang
yang tertutup untuk umum; Penghindaran dari
Dalam peredarannya untuk mengelabuhi publikasi atas identitasnya; Pemberian
para pihak berwajib, tidak jarang para pengedar pendampingan Orang Tua/Wali dan orang yang
narkotika memanfaatkan anak di bawah umur dipercayai oleh anak; dan Pemberian advokasi
untuk dijadikan kurir untuk mengantarkan sosial. Penelitian lainnya oleh (Wulandari &
narkoba dari satu tempat ketempat lain. Adanya Sambas, 2017), mengemukakan faktor-faktor
faktor-faktor seperti, dijanjikannya imbalan yang melandasi anak dijadikan sebagai kurir
yang lumayan besar serta kurangnya Narkotika adalah faktor keluarga, lingkungan,
pengetahuan terhadap narkotika yang sosial dan ekonomi. Untuk hal anak yang
merupakan membuat anak di bawah umur berkonflik dengan hukum, maka anak tersebut
menjadi sasaran bandar narkotika dalam hanya bisa dijatuhi pidana ½ dari hukuman
mengedarkan narkotika secara luas dan maksimum dari pidana bagi orang dewasa,
terselubung. Ini merupakan masalah yang maka dari itu dalam hal pertanggungjawaban
sangat serius, di mana yang membuat anak pidana anak dibawah umur yang menjadi kurir
masuk dalam tindak pidana penyalahgunaan Narkotika, si anak hanya bisa dijatuhi ½ dari
narkotika. Dengan keterlibatan anak sebagai hukuman yang berlaku, selain itu hukuman ½
kurir dalam peredaran narkotika membuat yang dijatuhkan kepada anak, tidak hanya
posisi anak sudah berhadapan dengan hukum berlaku bagi hukuman maksimum tetapi untuk
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 2, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
216
Pertanggungjawaban Pidana Anak Sebagai Kurir dalam Tindak Pidana Narkotika

hukuman minimum pun itu belaku bagi yang ada hubungannya dengan masalah
penjatuhan pidana terhadap si anak yang hendak dipecahakan;
Sebagaimana telah diuraikan diatas, se- c. Studi Internet, yaitu teknik mengumpulkan
bagai acuan dalam pembahasan tersebut maka data dengan melakukan pencarian kata kunci
dapat dirumuskan masalah yang ada dalam mengenai masalah yang hendak dipecahkan
karya ilmiah ini yakni pengaturan hukum bagi dalam suatu penelitian yang dilakukan
anak sebagai kurir dalam tindak pidana melalui internet.
narkotika dan pertanggungjawaban pidana bagi
anak sebagai kurir dalam tindak pidana Analisis data yang digunakan dalam pen-
narkotika. golahan bahan hukum, yaitu metode analisis
data deksriptif analitis yang mengacu pada sua-
2. Metode tu masalah tertentu dan dikaitkan dengan pen-
dapat para pakar hukum maupun berdasarkan
Jenis penelitian yang diterapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
penelitian ini adalah jenis penelitian hukum Penggunaan anlisis deskriptif adalah dengan
normatif. Penelitian hukum normatif didasarkan memberikan suatu gambaran yang komprehen-
kepada penelitian kepustkaan atau dengan sif dan juga sistematis terhadap isu hukum yang
menggunakan bahan hukum sekunder lainnya diteliti.
(Soekanto & Mamudji, 1995). Sumber bahan
hukum dalam melakukan penelitian hukum nor- 3. Hasil dan Pembahasan
matif, bahan hukum yang digunakan, yaitu Ba-
han hukum primer terdiri dari perundang-
undangan, catatan resmi atau risalah dalam Pengaturan Hukum Pelaku Tindak Pidana
pembuatan perundang-undangan dan putusan- Narkotika Anak Sebagai Kurir
putusan hakim yang telah mendapatkan kepu- Masalah penyalahgunaan narkotika di
tusan hukum tetap. Kedua, Bahan hukum Indonesia sekarang ini dirasakan pada keadaan
sekunder yang terutama adalah buku teks yang yang mengkhawatirkan. Sebagai negara
berisi mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu kepulauan yang mempunyai letak strategis, baik
hukum dan pandangan-pandangan klasik para ditinjau dari segi ekonomi, sosial, dan politik
sarjana (Sedarmayanti & Hidayat, 2002). dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut
Disamping buku teks, bahan hukum lainnya berpatisipasi menanggulangi kejahatan
dapat berupa tulisan-tulisan tentang hukum baik penyalahgunaan narkotika, yaitu dengan
dalam bentuk buku atau pun jurnal-jurnal. disahkannya Undang-Undang Nomor 35 Tahun
Penggunaan bahan hukum sekunder dirujuk 2009 tentang Narkotika.
kepada buku, jurnal, dan lain sebagainya bahan
hukum tertulis berkaitan dengan perlindungan Berdasarkan data yang dimiliki oleh
hukum terhadap konsumen. Ketiga, Bahan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
hukum tersier adalah bahan hukum yang mem- merilis bahwa pengguna narkotika pada rentang
berikan petunjuk atau penjelasan terhadap ba- usia 12 sampai dengan usia 21 tahun dengan
han hukum primer dan bahan hukum sekunder jumlah 14 ribu jiwa, sedangkan data
seperti kamus hukum, encyclopedia, dan lain- keseluruhan pengguna narkotika pada tahun
lain Bahan hukum tersier yang digunakan da- 2017 adalah 5 juta orang diseluruh Indonesia.
lam penelitian ini adalah kamus Bahasa Indone- Melihat angka tersebut sungguh mengejutkan
sia, Kamus Hukum, media massa, dan lain-lain bahwa pengguna narkotika pada rentang usia
sebagai penunjang. remaja sudang lebih dari 10 ribu jiwa. Angka
tersebut 2,8 persen dari total seluruh penduduk
Teknik pengumpulan bahan hukum yang Indonesia pada 2015. Perlu diketahui data
digunakan dalam penelitian ini yaitu: tersebut adalah data yang didapatkan berbasis
a. Teknik studi dokumen, digunakan dengan penelitian, dimana jumlah pengguna narkotika
cara melakukan pencatatan terhadap sumber yang secara nyata dapat saja lebih dari data
bahan hukum primer dan bahan hukum yang disajikan KPAI diatas. Maka peran
sekunder kemudian akan dilakukan melalui pemerintah dan masyarakat dalam memerangi
penelusuran melalui kepustakaan yang narkotika perlu ditingkatkan guna menekan
berkaitan dengan perlindungan hukum peredaran dan penggunaan narkotika ilegal.
terhadap konsumen; Potensi anak melakukan tindak pidana atau
b. Studi Kepustakaan, yaitu teknik dapat dikatakan terjerumus dalam tindak pidana
mengumpulkan data dengan melakukan sangat besar. Hal itu disebabkan karena
studi penelaahan terhadap buku, catatan memiliki karekteristik dan kondisi jiwa yang
unik dimana perlu pengarahan yang benar jika
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 2, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
217
Pertanggungjawaban Pidana Anak Sebagai Kurir dalam Tindak Pidana Narkotika

anak ingin menjadi benar sedangkan jika alternatif tanpa penjara. UU SPPA memberikan
pengarahan buruk anak akan menjadi nakal perlindungan dan kepentingan yang
bahkan menjadi jahat (Gultom, 2014). mengutamakan perlindungan dan memberikan
keadilan bagi anak yang berkonflik dengan
UU SPPA saat ini mempergunakan double hukum.
track system, yakni suatu sistem yang mengatur
secara dua jalur yakni sanksi pidana dan
mengatur tindak pidananya. Dengan penerapan Pertanggungjawaban Anak Sebagai Kurir Da-
double track system tersebut, maka akan lam Tindak Pidana Narkotika
mencerminkan keadilan bagi pelaku, korban
dan masyarakat dalam penyelesaian tindak Kebutuhan hidup pada saat ini semakin
pidana anak (Sudarsono, 1995). tinggi dan komplek seiring perkembangan
zaman yang semakin modern, menimbulkan
Dalam menetapkan sanksi pidana dalam berbagai cara yang dilakukan untuk memenuhi
putusan pidana harus mampu memberikan kebutuhan tersebut. Terkadang cara yang
putusan yang memang sesuai dengan beban dilakukan oleh seseorang dalam memenuhi
pertanggungjawaban pidana oleh anak yang kebutuhannya dilakukan dengan melanggar
berkonflik dengan hukum. hukum yang berlaku dan merugikan banyak
orang. Kejahatan yang dilakukan semakin
Pemahaman dalam penanganan tindak berkembang dengan ikut melibatkan anak dan
pidana anak harus dilandaskan pada asas modus operandi yang dilakukan berbagai
ultimum remidium, artinya penjatuhan sanksi macam.
pidana dijatuhkan dan diterapkan sebagai
bentuk upaya terkahir yang dilakukan. Selain Narkotika digunakan oleh manusia untuk
itu adanya Restoractif Justice memberikan pengobatan sehingga untuk memenuhi
penawaran terkait dengan penyelesaian kasus kebutuhan dalam bidang pengobatan dan studi
kejahatan yakni dengan mengutamakan pada ilmiah diperlukan suatu produksi narkotika
inti permasalahan yang memberikan keadilan yang terus menerus untuk para penderita
bagi korban dan pelaku. Bahkan sistem tersebut. Ketentuan menimbang dalam UU
peradilan pidana anak wajib mengutamakan Narkotika, memberikan pemahaman bahwa
pendekatan keadilan restorative, untuk narkotika juga merupakan obat yang berguna
tercapainya diversi bagi anak yang berhadapan dalam dunia kedokteran dan dipergunakan juga
dengan hukum dalam hal ini anak yang menjadi sebagai salah satu komposisi obat-obatan
kurir narkotika. tertentu dalam dunia kesehatan dan pengobatan.
Selain itu narkotika juga berfungsi dalam
Berkaitan dengan anak yang menjadi kurir pengembangan ilmu pengetahuan dan
narkotika, kita ketahui bahwa perkara anak pendidikan. Namun banyaknya pihak-pihak
yang menjadi kurir narkotika merupakan yang tidak bertanggungjawab yang
sebagai pelaku namun untuk melibatkan korban menggunakan dan memperdagangkan narkotika
terhadap perkara anak yang menjadi kurir secara luas di masyarakat menimbulkan
narkotika masih menjadi pertanyaan bahwa banyaknya pengguna narkotika yang sakaw
siapa korban yang akan dilibatkan dalam atau ketagihan dengan barang haram tersebut.
perkara ini. Dengan demikian menurut
pandangan penulis, anak yang menjadi kurir Anak sebagai bagian dari subjek hukum
narkotika walaupun sebagai pelaku dalam jika dikaitkan dengan tindak pidana dapat
tindak pidana narkotika, namun juga anak menjadi pelaku tindak pidana, misalnya
tersebut menjadi korban. Sehingga dapat pencurian, narkotika dan lain sebagainya
diberlakukan pendekatan dengan restoractife walaupun jika dipelajari lebih lanjut maka
justice guna tercapainya diversi. seorang anak yang melakukan tindak pidana
juga merupakan korban namun perbuatan yang
Penegakan hukum tindak pidana yang dilakukan tetap salah dan harus
dilakukan oleh anak harus dilakukan dengan dipertanggungjawabkan demi memberi
hati-hati dan berlandaskan akan rasa pembelajaran bukan pembalasan atau
tanggungjawab kepada pelaku, korban dan penghajaran.
masyarakat yang dilakukan oleh para penegak
hukum, yakni kepolisian, kejaksanaan dan Doktrin hukum pidana terdapat beberapa
kehakiman. Pemberlakukan restoractive justice alasan yang mendasari hakim guna tidak
dilakukan dengan tujuan pencapaian diversi menjatuhkan hukuman pidana kepada pelaku
yang diharapkan anak yang berkonflik dengan tindak pidana atau kepada terdakwa dalam
hukum terhindar dari sanksi pidana formal, pengadilan karena melakukan suatu tindak
dengan mengarahkan penerapan sanksi pidana pidana. Hal tersebut didasarkan atas alasan

Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 2, 2020. CC-BY-SA 4.0 License


218
Pertanggungjawaban Pidana Anak Sebagai Kurir dalam Tindak Pidana Narkotika

pengapusan pidana, alasan penghapusan pidana pula menjadi pertanyaan mengenai siapa
merupakan instrumen hukum yang dipegang sebenarnya yang menjadi korban dalam perkara
oleh hakim dalam memutus perkara. pidana anak sebagai kurir. Sehingga anak
Berdasarkan alasan penghapusan pidana, maka sebagai pelaku tindak pidana juga sebagai
menetapkan pelaku tindak pidana yang telah korban, sehingga pendekatan secara keadilan
memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang restoratif menjadikan pilihan yang paling
seharusnya dihukum menjadi tidak dihukum cocok.
atau dipidana. Hakim menjalankan
kewenangannya dalam dirinya sebagai yang Dalam penanganan kasus terkait
menentukan mengenai keadaan khusus atau pertanggungjawaban anak sebagai kurir
alasan penghapusan pidana dari diri terdakwa narkotika diatur dalam ketentuan UU Narkotika
(Hamdan, 2012). yang ternyata tidak adanya ketentuan mengenai
batasan umur dalam tindak pidana narkotika,
Rentannya anak terkait tindak pidana (baik sehingga peran anak sebagai kurir narkotika
korban maupun pelaku tindak pidana) yang masih saja dapat dihukum pidana sesuai dengan
merupakan makhluk khusus dimana memiliki ketentuan dalam UU Narkotika, padahal dapat
peran strategis yang secara tegas dinyatakan dilihat bahwa anak tersebut tidak memiliki
bahwa negara menjamin hak setiap anak atas kemampuan dalam meberikan
kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang pertanggungjawaban sama halnya dengan orang
serta atas pelindungan dari kekerasan dan dewasa.
diskriminasi maka perlu dilindungi hak-haknya
dalam peraturan perundang-undangan. Bentuk-bentuk penanganan yang dilakukan
kepada anak yang berkonflik dengan hukum
Selama ini peran anak dalam tindak pidana wajib dilaksanakan dengan memberika prioritas
narkotika biasanya berfokus sebagai pecandu yang terbaik kepada anak sehingga hakim harus
atau pengguna dan kurir narkotika, hal tersebut memberikan putusan yang sesuai dengan
dikarenakan anak dianggap masih belum kemampuan anak dalam
mampu dalam melakukan tindak pidana, mempertanggungjawabkan perbuatannya.
padahal hal tersebut bisa saja terjadi. Misalnya Putusan yang adil dan juga memperhatikan
memanfaatkan anak sebagai kurir, maka bandar masa depan anak, tidak hanya dilakukan
dan pengedar tidak perlu membayar anak berdasarkan pertimbangan hukum saja namun
tersebut dengan uang secara langsung namun memberikan pertimbangan dengan faktor-faktor
cukup dengan mengiming-imingi dengan lainnya seperti bagaimana kondisi tempat anak
narkotika, sehingga anak dengan polosnya dibesarkan dan diasuh, status sosial si anak dan
melakukan tindak pidana tersebut. Atau seorang juga keadaan dari keluarganya.
anak yang memang tidak kecanduan narkotika
akan tetapi dengan diiming-imingi uang jajan 4. Simpulan
mau mengantar sebuah barang (narkotika) Berdasarkan uraian-uraian bab di atas,
dimana anak tidak tau isi barang yang dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab
diantarnya. Kedua kemungkinan tersebut yang masalah yang terdapat dalam karya tulis ilmiah
sering terjadi dalam praktek anak terlibat ini, yakni Pengaturan hukum bagi anak sebagai
sebagai kurir narkotika. kurir dalam tindak pidana narkotika, Potensi
Akibat keterlibatan anak dalam tindak anak melakukan tindak pidana atau dapat
pidana narkotika (kurir) telah mendukung dan dikatakan terjerumus dalam tindak pidana
menyebabkan kerusakan parah pada korban sangat besar. Hal itu disebabkan karena
atau pengguna narkotika. Kerusakan yang memiliki karekteristik dan kondisi jiwa yang
ditimbulkan narkotika bagi pengguna sangat unik dimana perlu pengarahan yang benar jika
sulit untuk dipulihkan hal itu disebabkan karena anak ingin menjadi benar sedangkan jika
kecanduan narkotika merupakan kondisi atau pengarahan buruk anak akan menjadi nakal
penyakit yang sangat sulit untuk dijelaskan bahkan menjadi jahat UU SPPA saat ini
pengaruh atau kerusakan secara fisik atau psikis mempergunakan double track system, yakni
baik oleh dokter ataupun psikis hanya orang suatu sistem yang mengatur secara dua jalur
yang kecanduan yang dapat mengerti apa yang yakni sanksi pidana dan mengatur tindak
sedang dirasakannya. pidananya. Dengan penerapan double track
system tersebut, maka akan mencerminkan
Peran anak dalam tindak pidana narkotika keadilan bagi pelaku, korban dan masyarakat
sebagai kurir narkotika selain sebagai pelaku dalam penyelesaian tindak pidana anak. Dalam
yang melakukan tindak pidana, namun juga menetapkan sanksi pidana dalam putusan
memperlihatkan posisi anak sebagai korban dari pidana mampu memberikan putusan yang
peredaran narkotika tersebut. Sampai saat ini memang sesuai dengan beban
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 2, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
219
Pertanggungjawaban Pidana Anak Sebagai Kurir dalam Tindak Pidana Narkotika

pertanggungjawaban pidana oleh anak yang onal


berkonflik dengan hukum.
Sedarmayanti, & Hidayat, S. (2002). Metodelo-
Pertanggungjawaban pidana bagi anak gi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.
sebagai kurir dalam tindak pidana narkotika, Retrieved from http://library.um.ac.id/
Doktrin hukum pidana terdapat beberapa alasan free-contents/index.php/buku/detail/
yang mendasari hakim guna tidak menjatuhkan metodologi-penelitian-hj-sedarmayanti-
hukuman pidana kepada pelaku tindak pidana syarifuddin-hidayat-19560.html
atau kepada terdakwa dalam pengadilan karena
melakukan suatu tindak pidana. Hal tersebut Soekanto, S., & Mamudji, S. (1995). Penelitian
didasarkan atas alas an pengapusan pidana, alas Hukum Normatif Suatu Tinjauan Sing-
an penghapusan pidana merupakan instrument kat. Jakarta: Rajawali Pers. Retrieved
hukum yang dipegang oleh hakim dalam from https://opac.perpusnas.go.id/
memutus perkara. Berdasarkan alas an DetailOpac.aspx?id=8027
penghapusan pidana, maka menetapkan pelaku Sudarsono. (1995). Kenakalan Remaja Preven-
tindak pidana yang telah memenuhi unsur-unsur si, Rehabilitas Dan Resosialisasi. Ja-
tindak pidana yang seharusnya dihukum karta: Rineka Cipta.
menjadi tidak dihukum atau dipidana. Peranan
anak dalam tindak pidana narkotika sebagai Wulandari, A. Y., & Sambas, N. (2017). Per-
kurir narkotika selain sebagai pelaku yang tanggungjawaban Pidana Anak
melakukan tindak pidana, namun juga Dibawah Umur yang menjadi Kurir
memperlihatkan posisi anak sebagai korban dari Narkotika Ditinjau dari Undang-
peredaran narkotika tersebut. Sampai saat ini Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
pula menjadi pertanyaan mengenai siapa Narkotika Jo. Undang-Undang Nomor
sebenarnya yang menjadi korban dalam perkara 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradi-
pidana anak sebagai kurir. Sehingga anak lan Pidana Anak. Seminar Penelitian
sebagai pelaku tindak pidana juga sebagai Sivitas Akademika Unisba, 3(1), 55–61.
korban, sehingga pendekatan secara keadilan Retrieved from http://
restorative menjadikan pilihan yang paling karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/
cocok. hukum/article/view/5469
Daftar Pustaka
Adi, K. (2014). Diversi Tindak Pidana Narkoti-
ka Anak. Malang: Setara Press.
Gultom, M. (2014). Perlindungan Hukum Ter-
hadap Anak Dan Perempuan. Bandung:
Refika Aditama. Retrieved from https://
onesearch.id/Record/
IOS7357.INLIS000000000002265
Hamdan. (2012). Alasan Penghapus Pidana
(Teori dan Studi Kasus). Bandung: Re-
fika Aditama.
Hidayat, A. S., Anam, S., & Helmi, M. I.
(2018). Perlindungan Hukum Terhadap
Anak Sebagai Kurir Narkotika.
SALAM;Jurnal Sosial & Budaya Syar-I,
5(3), 307–330. Retrieved from http://
journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/
article/download/10416/pdf
Mardani. (2008). Penyalahgunaan Narkoba da-
lam Perpektif Hukum Islam dan Hukum
Pidana. Jakarta: Rajawali Pers. Re-
trieved from https://openlibrary.org/
books/OL22975896M/
Penya-
lahgunaan_narkoba_dalam_perspektif_
hukum_Islam_dan_hukum_pidana_nasi
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 2, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
220

Anda mungkin juga menyukai