Anda di halaman 1dari 2

Nicole Christy Syamhadi

Separation of Power

Tokoh :
- Two Treaties on Civil Government (1690) karya John Locke
John Locke membagi kekuasaan dalam 3 jenis yaitu Kekuasaan Legislatif,
Eksekutif dan Federatif. Menurutnya, kekuasaan di sebuah negara harus dibatasi.
Pemikiran John Locke melahirkan monarki kontitusional. Kekuasaan Legislatif
adalah kekuasaan pembentuk hukum, tidak ada hukum yang boleh lahir dalam suatu
negara tanpa melewati lembaga ini. Kekuasaan Eksekutif adalah kekuasaan yang
menjalankan apa yang diputuskan oleh lembaga legislatif. Kekuasaan Federatif
adalah kekuasaan untuk berhubungan dengan luar negeri termasuk di dalamnya
menyatakan perang, damai dan sebagainya. John Locke menuliskan dengan tegas
bahwa pembentuk hukum juga menjadi objek yang terikat dengan hukum yang
dibentuk. Menurutnya untuk mengontrol kekuasaan digunakan Hukum Kodrat
(hukum yang dibentuk dengan sesuatu yang sifatnya transendental)

- The Spirits of Laws (1748) karya Charles-Louis de Secondat Baron de Montesquieu


Montesquieu membagi 3 jenis kekuasaan yaitu Kekuasaan Legislatif,
Eksekutif dan Yudikatif. Menurutnya, ketiga kekuasaan tersebut harus dipisah satu
sama lain dan dijalankan oleh orang yang berbeda. Kekuasaan Legislatif bertugas
mengeluarkan hukum, mengubah atau mecabut hukum. Kekuasaan Eksekutif
bertugas menetapkan keamanan umum, mengutus dan menerima duta serta memiliki
kekuasaan dalam menentukan perang atau damai. Kekuasaan Yudikatif bertindak
menghukum penjahat atau memutus pertikaian antar individu.
Separation of Power yang penting menurut Amerika adalah membershipnya
berbeda (orang yang duduk di satu kekuasaan tidak akan duduk di kekuasaan
lainnya), cara memilih anggota pada tiap kekuasaan berbeda (kekuasaan eksekutif
atau presiden dipilih dengan cara pemilu tidak lansung, kekuasaan legislatif dipilih
dengan sitem pemilu distrik, kekuasaan yudikatif dipilih melalui nominasi oleh
presiden Amerika kemudian dinilai oleh lembaga yudisial dan legislatif barulah
terpilih), yang terakhir masa jabatan (presiden Amerika memiliki masa jabatan 4
tahun, senat Amerika Serikat memiliki masa jabatan 6 tahun, house of representative
memiliki jabatan 2 tahun dan mahkamah agung masa jabatan seumur hidup).
Namun untuk mengontrol masing-masing kekuasaan yang terpisah itu agar
tidak semena-mena maka Amerika menetapkan konsep Check and Balances artinya
setiap kekuasaan harus saling kontrol antara satu kekuasaan dengan yang lainnya.
Gagasan dari konsep checks and balances adalah tidak ada lembaga yang lebih tinggi,
semua berdiri sejajar. Walaupun presiden Amerika memiliki hak veto namun bisa
dilawan oleh mayoritas anggota kongres.
Kekuasaan legislasi Amerika lebih kecil dari kekuasaan legislasi Indonesia
karena presiden Indonesia dapat menolak UU dan apabila ditolak maka UU tidak
boleh dibahas dalam masa sidang, masa DPR periode itu, baru bisa dibahas pada
periode yang akan datang. Pada negara Amerika Serikat, konsep check and balances
tidak merusak gagasan pembagian kekuasaan. Amerika juga punya konsep advice
and consent artinya presiden dalam melakukan pengangkatan pejabat punlik
membutuhkan keterlibatan lembaga perwakilan.
Kekuasaan yudisial bisa melakukan control terhadap kekuasaan legislatif
dengan cara judicial review (kekuasaan yudisial bisa punya kekuasaan utnuk
membatalkan atau mengoreksi undang-undang yang diputuskan oleh kekuasaan
legislatif). Kekuasaan yudisial dikontrol melalui pengangkatan hakimnya.

Anda mungkin juga menyukai