Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


         Sesuai dengan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan, setiap taruna-taruni
lulusan SMK dituntut untuk mempunyai suatu keahlian, dan siap kerja.
Kegiatannya itu disebut dengan PKL (Praktek Kerja Lapangan). Prakerin adalah
suatu kegiatan yang sangat diwajibkan untuk tingkatan SMK dan sederajat, untuk
dapat mengenal dunia industri yang sebenarnya.
Sekolah Menengah Kejuruan, sistem pendidikannya menggunakan metode
sistem pendidikan dengan dua jalur. Yaitu, jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah. Maksudnya, jalur pendidikan luar sekolah adalah taruna-
taruni wajib melaksanakan PKL. Dalam melaksanakan Prakerin ini seperti yang
tertera pada Undang-Undang PKL no. 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional,
dan peraturan lainnya ;
Penyelenggaraan pendidikan dilakukan dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah
dan jalur pendidikan luar sekolah.
Penyelenggaraan Sekolah Kejuruan dapat bekerja sama dengan masyarakat
terutama dunia usaha dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam
rangka menunjang penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan
Untuk melaksanakan PKL, taruna-taruni memerlukan skill yang bagus, mental
dan fisik yang kuat. Maka dari itu peserta Prakerin harus mempunyai kedisiplinan
yang tinggi, untuk menunjang keberhasilan Prakerin. Kedisiplinan adalah suatu
sikap yang setiap kegiatannya diatur yang dijalankan secara patuh dan taat,
kemudian disiplin artinya mentaati dan mengikuti peraturan yang ada pada situasi
atau keadaan tertentu.
       Selain itu peserta PKL juga harus memiliki mental yang kuat untuk
menghadapi segala situasi, baik disaat sulit maupun tidak. Dan peserta PKL harus
memiliki fisik yang kuat. Maka dari itu, untuk memiliki fisik yang kuat, SMK
melaksanakan suatu kegiatan yang disebut dengan LATDASTAR (Latihan Dasar

18
Taruna). Dalam kegiatan ini selain untuk menjadikan fisik yang kuat, taruna-
tarunipun melatih mental, dan mendapatkan materi-materi pengetahuan seputar
Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).
Keuntungan dari kegiatan PKL ini, yaitu dapat memberikan pengalaman
yang lebih, dan menjadikan taruna-taruni sebagai tenaga kerja yang profesional
dan berkualitas.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dari penulisan masalah yaitu ” Bagaimana cara
pemasangan Kwh Meter pada rumah tinggal?

1.3 TUJUAN PKL


Tujuan PKL ( PRAKTEK KERJA LAPANGAN ) adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan dan mengembangkan hubungan antara sekolah dengan
dunia usaha atau dunia industri.
2. Menghasilkan tenaga kerja yang profesional dan berkualitas.
3. Mengasah keterampilan yang telah diberikan oleh sekolah ke dunia
industri.
4. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan
kerja yang berkualitas.
5. Menambah keterampilan serta wawasan dalam dunia usaha.
6. Tewujudkan visi dan misi sekolah.
7. Sebagai syarat mengikuti Ujian Nasional

1.4 MANFAAT PKL


Adapun manfaat PKL ( PRAKTEK KERJA LAPANGAN ) yaitu :
1. Dapat mengenali seperti apa pekerjaan industri di lapangan, sehingga
setelah lulus taruna taruni sudah tidak asing lagi dengan dunia kerja.
2. Dapat menambah keterampilan serta wawasan dalam dunia usaha.

18
3. Untuk mengasah keterampilan yang telah diberikan oleh sekolah, taruna
taruni juga dapat melatih jiwa mandiri, berani, bertanggung jawab, serta
disiplin
4. Meningkatkan kedisiplinan serta rasa tanggung jawabnya.
5. Memperoleh link and match antara perusahaan dengan sekolah.

18
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KWH METER


1. Kwh Meter
Watt dalam satuan waktu per jam. Umumnya perhitungan dilakukan dengan
semacam motor yang menggerakkan piring indikator dan counter/penghitung
mekanik yang sudah di kalibrasi sesuai dengan pemakaian daya. Kalau misalnya
daya yang digunakan 1 kilo Watt, maka piring akan berputar dan dalam 1 jam
akan memutar penghitung mekanik yang 1/10 an 10 kali dan mengakibatkan yang
satuan naik 1 digit. Piring KWH berputar bukan "digerakan" oleh motor, tetapi
berputar dengan prinsip kerja seperti motor induksi. Piringannya sebagai rotor,
sedangkan statornya merupakan kombinasi belitan antara Tegangan dan Arus.
Belitan Tegangan = Trafo Potensial, dihubungkan parallel dengan jala2.Belitan
Arus = Trafo Arus (CT), dihubungkan SERIE dengan jala2.
Seperti kita ketahui bahwa P (watt) = I (arus/ampere) x E (tegangan/volt)
Ketika Arus=0, piring tidak berputar, ketika Arus membesar, putaran bertambah
cepat.
KWH Meter adalah alat penghitung pemakaian energi listrik. Alat ini
bekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan magnet
tersebut menggerakan piringan yang terbuat dari alumunium.
Pengukur Watt atau Kwatt, yang pada umumnya disebut Watt-
meter/Kwatt meter disusun sedemikian rupa, sehingga kumparan tegangan dapat
berputar dengan bebasnya, dengan jalan demikian tenaga listrik dapat diukur, baik
dalam satuan WH (watt Jam) ataupun dalam Kwh (kilowatt Hour).
Pemakaian energi listrik di industri maupun rumah tangga menggunakan
satuan kilowatt- hour  (KWH),  dimana  1  KWH  sama  dengan  3.6  MJ.  Karena 
itulah  alat  yang  digunakan  untuk mengukur  energi  pada  industri  dan  rumah 
tangga  dikenal  dengan  watthourmeters.  Besar  tagihan listrik  biasanya 

18
berdasarkan  pada  angka-angka  yang  tertera  pada  KWH  meter  setiap 
bulannya.
Untuk saat ini. KWH meter induksi adalah satu-satunya tipe yang
digunakan pada perhitungan daya listrik rumah tangga.
Bagian-bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan,
kumparan arus, sebuah   piringan   aluminium,   sebuah   magnet   tetap,   dan  
sebuah   gir   mekanik   yang   mencatat banyaknya putaran piringan. Jika meter
dihubungkan ke daya satu fasa, maka piringan mendapat torsi  yang  membuatnya 
berputar  seperti  motor  dengan  tingkat  kepresisian  yang  tinggi.  Semakin
besar  daya  yang  terpakai,  mengakibatkan  kecepatan  piringan  semakin  besar; 
demikian  pula sebaliknya.

2. Jenis-jenis KWH Meter


Apa bila dilihat dari kerjanya, KWH Meter dibdakan menjadi :
1. KWH Analog
2. KWH Meter digintal

A. KWH Meter Analog

Ada pun bagian-bgian utama dari sebuah KWH meter analog antara lain,
sebagai berikut :

1. Kumparan tegangan
2. Kumparan arus
3. Piringan aluminium
4. Magnet tetap
5. Agar mekanik yang mencatat jumblah pemutaran piringan aluminium
6. Bendera pengereman berfungsi mengatur piringan pengujian beban nol
pada tegangan normal.
7. Lidah pengereman adalah merupakan pasangan dengan bendera(8).posisi
lidah pengereman dan bendera pengereman harus tepat sehingga.

18
. pada beban nol,tegangan normal piringan berhenti pada saat posisi mereka
berdekatan.

. tetapi arus mula (0,5% id) piringan harus dapat berputar > 1 putaran.

B. KWH Meter Digintal


KWH Meter digintal digunakan untuk mengatasi kelemahan dari KWH
Meter analog. Adapun kelebihan dari KWH meter digintal antara lain sebagai
berikut :

. KWH meter dengan tampilan digintal yang menyala dan

berukuran cukup besar.

. akurasi penghitungn KWH, tidak adanya tunggakan

pembayaran tagihan listrik,Kemudian memutus sambungan


listrik pelanggan yang melakukan tungakan tagihan dengan
menggunakan alat yang di SET UP dari jarak maximal 200 meter.

Display Menu :

1. Aktif energi (kwh)


2. Vrms **(v) 2 zangka dibelakang koma
3. Irms ** (A) 2 angka dibelakang koma
4. Status tersambung

3. Fungsi Kwh Meter


Fungsi dan cara kerja kwh meter
KWH meter adalah suatu alat yang dingunakan oleh PLN untuk
menghitung pemakaian enegri listrik para konsumennya.
Peru ketahui bahwa KWH berkerja menggunakan sistem induksi medan
magnet yang dapat menggerakan counter yang menandai setiap hitungan
pemakaian enegri listrik. Semakin cepat piringan berputar, maka semakin
besar pula tagihan listrik yang harus dibayar.
18
Kita dapat dengan mudah menjumpai KWH meter di rumah-rumah
biasanya PLN memasangkanya di tembok teras rumah agar lebih mudah
saat melakukan pengecekan.
Fungsi KWH meter pada kwh meter adalah untuk menghitung pemakaian
energi listrik para konsumen PLN. ada dua jenis kwh meter saat ini, yakni
jenis prabaayar (pulsa) dan jenis pascabayar yang bisadisebut dengan KWH
meter ( konvensional).
KWH meter memiliki tiga kumparan, yang terdiri dari satu buah kumparan
tegangan dengan koil berdiameter tipis dan dua buah kumparan tegangan
dengan koil berdiameter tebal. Selain itu dalam sebuah kwh meter juga
terdapat magnet permanen yang berfungsi untuk menetralkan alumunium dari
megnet.
Arus beben pada l menghasilkanfluks bolak balik, yang kemudian melewati
pringan alumunium dan menginduksikan. Akibatnya timbul tegangan dan
eddy current. Selain itu umparan tegangan Bp juga menghasilkan fluks
bolak balik yang melintas arus if, sehingga piringan mendapatkan gaya, dan
resultan dari torsi membuat piringan tersebut menjadi berputar.
Torsi putaran sebanding dengan fluks Φp dan IF sebanding dengan
tegangan E serta arus beban l, maka torsi motor sebanding dengan El cos
θ, yakni daya aktif yang diberikan menuju ke beban. Oleh sebab itu
kecepatan putaran piringan sebanding dengan daya aktif yang digunakan.

GAMBAR METER PASCABAYAR SMART METER

18
2.2 TUJUAN KWH METER
Tujuan dari penggunaan Kwh meter yaitu :
Tujuan dari penggunaan KWH meter adalah untuk menghitung
pemakaian enegri listrik para konsuemn PLN. arus beban pada menghasilkan
fluks bolak balik yang kemudian melewati piringan alumumium dan
mengiduksinya.

BAB III
METODOLOGI
18
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan prakerin dilaksanakan dalam kurun waktu 2 bulan mulai dari tanggal 05
Agustus 2021 s/d 28 September 2021, PT. PLN RAYON LIMBOTO.

3.2 SEJARAH DUDI / intansi

Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia


mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di
bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan
sendiri.

Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan- perusahaan


Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara
Jepang di awal Perang Dunia II.

Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada


Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai
Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif
menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan
tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden
Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan
Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5
MW.

Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-
PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di
bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada
saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan.

18
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik
Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan
tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.

Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada


sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun
1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan
umum hingga sekarang.

3.3 VISI / MISI


Visi

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul


dan Terpercaya dengan bertumpu pada potensi Insani.

Misi

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi


pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Moto

Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik

3.4 STRUKTUR ORGANISASI

DI PT. RAYON LIMBOTO


18
MANAGER PT. PLN RAYON
LIMBOTO

RAHMAWATIE DATAU

SPV TEKNIK SPV PELAYANAN SPV TRANSAKSI


PELANGGAN & ADM ENERGI
DEDY U MOHAMAD
FAIMAYANTI MALANGGI LUTHFI WIRAPUTRA

STAF STAF STAF

1. Rustam Ahmad 1. Andre Wowor 1. Ahmad Fikri Latjuba


2. Solihin Talib 2. Yusran A. Kau 2. Riwa F. Luntah
3. Syahriel Zaini

KOORDINATOR KANTOR JAGA/ YANTEK

KOORDINATOT PAGUYAMAN
Roniyanto Lamadi

KOORDINATOR JAGA ISIMU


Galang G. Nusantara

Koordinator YANTEK Rayon Limboto


Ulyan Masaniku

Kantor Jaga Batudaa


Yusuf Kaluku

Kantor Jaga Sidomulyo


Eby Mokh Gufron
Koordinator Harapan
3.5 Jenis Kegiatan

18
Pada saat berada di lokasi praktek kerja lapangan kami telah melakukan
kegiatan Adapun usaha yang dilaksanakan selama berada dilokasi PKL yaitu:
1. Pemasangan instalasi listrik pada bangunan sederhana
2. Ikut dalam pelacakan gangguan
3. Ikut dalam pemasangan KWH meter prabayar
4. Menyusun map arsip

BAB IV

18
DESKRIPSI HASIL

4.1 GAMBARAN UMUM DUDI

Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia


mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di
bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan
sendiri. Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-
perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada
pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II. Proses peralihan kekuasaan
kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang
menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan
buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama
dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk
menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik
Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik
dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas
pembangkit tenaga listrik sebesa, 157, dan 5MW. Pada tanggal 1 Januari 1961,
Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum
Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang
dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan
negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik
milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas
diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik
Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan
tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan
kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk
bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN
beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga
sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga
sekarang.
18
4.2 HASIL PELAKSANAAN

Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.PLN RAYON


LIMBOTO , penulis dapat mengetahui apa yang di maksud dengan Kwh Meter,
Langkah-langkah yang akan di tempuh dalam pemasangan Kwh Meter, dan juga
dapat mengetahui permasalahan dalam pemasanagn Kwh Meter, hingga mampu
memecahkan masalah tersebut.

4.3 PEMBAHASAN
Langkah-langkah yang akan di tempuh dalam pemasangan Kwh Meter yaitu:
1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu alat dan bahan yang di
perlukan,
2. Pastikan semua alat dan bahan dalam keadaan baik dan siap di
gunakan,
3. Pasang papan OK ke dinding rumah dengan menggunakan paku,
4. Setelah papan OK terpasang dengan kuat dan benar masukan masukan
kabel Sambungan Rumah (SR), Positif (+), dan negatif (-) ke lubang
terminal,
5. Pasang Kwh Meter dan MCB tetapi terlebih dahulu tempelkan
dudukan MCB pada papan OK.
6. Kemudian keluaran positif (+) dari Kwh meter ke MCB,
7. Keluaran negative (-) dari meter langsung di sambungkan ke instalasi
rumah,
8. Dan keluaran MCB juga langsung di di sambungkan dengan instalasi
rumah,
9. Tutup papan OK dan tutup pengaman Kwh Meter
10. Pasangkan BOX MCB,
11. Kemudian segel Kwh Meter, MCB, dan papan OK.
a. ALat
 Tang kombinasi
 Tang potong
18
 Tang kupas
 Obeng plat
 Obeng bunga
 Tangga
b. Bahan
 MCB (Mini Circuit Breaker)
 KWH(Kilo Watt Hour)
 Kabel secukupnya
 Kawat dan timah segel
 Pengaman App transparan
 Paku 8 cm
 Papan OK
c. Permasalahan Dalam Pemasangan Kwh Meter
 Dudukan Kwh Meter atau ketinggian tidak sesuai dengan peraturan
PUIL yaitu tinggi Kwh Meter dari tanah harus 1,75 m
 Saat mengganti Kwh Meter yang lama denagan Kwh Meter yang
baru sering kedapatan pencurian listrik dengan cara MCB milik PLN
telah diganti dengan dengan MCB yang telah di perbesar
dayanya.
d. Pemecahan Masalah
Untuk pemecahan masalah yang terjadi dalam pemasangan Kwh
Meter, yakni pada saat mengganti Kwh Meter kita sesuaikan dengan
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL), dan MCB diganti dengan
MCB MILIK PLN.

BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN

18
Setelah kami selesai menyusun karya tulis ini dan telah selesai pula
prakerin, maka kami telah dapat mengambil suatu kesimpulan serta saran yang
kami tujukan pad pihak sekolah dan industri.

Setelah kami selesai menjalankan program prakrin, maka kami mengambil


beberapa kesimpulan yang bermanfaat bagi kami. Kami telah menimba ilmu
tentang bagaimana cara pendisrtribusian listrik, serta bagaimana cara perbaikan
alat-alat instalasi listrik lainnya semisal lampu dll selama tiga bulan ini, dan
hasilnya telah kami rasakan manfaatnya.

Kesimpulan kami tentang kegiatan ini antara lain yaitu :

1. Prakerin dapat meningkatkan pengetahuan siswa lebih luas


2. Prakerin dapat memberikan pengalaman kepada siswa sehingga dapat
merasakan begaimana keadaan suatu pekerjaan di suatu perusahaan.
3. Prakerin di sp.sukaweuning tidak terpaku pada suata pekerjaan,
melainkan mencakup beberapa aspek yaitu pendistribusian, pemasangan
dan perbaikan material.
4. dalam pelaksanaan prakerin, kami mendapatkan bimbingan langsung
dari pihak yang berkepentingan, sehingga kami dapat melaksanakan
denagn baik dan benar serta tidak menimbulkan kerugian yang fatal bagi
perusahaan.

5.2 SARAN

5.2.1 Saran untuk pihak sekolah

Setelah selesai melaksanakan Prakerin ini kami memberikan saran bagi


pihak sekolah bahwa dengan adanya pelaksanaan Prakerin / PKL ini, maka di
sarankan terutama bagi pihak sekolah agar sekolah dan industri lebih terjalin
hubungan yang erat denganmemberikan bimbingan yang sifatnya
berkesinambungan, sehingga dapat terkontrol serta terlihat kamajuan dan
kemundurannya di tempat melaksanakan program Prakerin yaitu di perusahaan.
18
Selain itu, pihak sekolah agar lebih meningkatkan hubungan dengan pihak
pelatiahan di induk agar tidak terjadikesalah fahaman antara pihak sekolah dan
pelatihan yang dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan di antara kedua
belah pihak.

5.2.2 Saran bagi pihak perusahaan


Selama mengikuti Prakerin kami akan memberikan saran bagi pihak
perusahaan agar lebih memperhatikan peserta pelatihan dan membimbing
dengan sungguh-sungguh sehingga peserta pelatihan mendapatkan ilmu yang
bermanfaat. Dengan adanya jalinan hubungan yang baik antara pihak
perusahaan dengan peserta pelatihan akan menumbuhkan kedisiplanan kerja
yang terkoordinir dan berkesinambungan.
Untuk itu, kami mengharapkan kepada pihak perusahaan untuk
menyusun program-program kerja atau rencana-rencana kerja yang akan di
laksanakan oleh setiap peserta pelatihan di perusahaan ini, sehingga akan
benar-benar terasa manfaatnya dalam melaksanakan praktek di perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

http://enpormase.blogspot.in/2016/11/tujuan-dan-manfaat-praktek-kerja-html
18
http://thetamandhikasidoardjo.blogspot.in/2013/02/tips-dan-trik-seputar-meteran
listrik.html

http://www.burung-net.com/2015/05/contoh-manfaat-prakerin-bagi-siswa-
sekolah.html

http://www.distrodoc.com/3o6-pengertian-kwh-meter-jenis-jenis-dan-prinsip-
kerjanya

http://www.pln.co.id/ntb/?p=108

18

Anda mungkin juga menyukai