Anda di halaman 1dari 10

Asal mula

Banyak Teori Mengenai SARS-Cov-2, Sebenarnya Virus Corona Berasal dari


Mana?
Beberapa waktu lalu, muncul berbagai teori mengenai asal usul virus corona baru
yang menyebabkan penyakit Covid-19. Ada yang menyatakan jika virus corona
berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan, siasat China untuk
mengembangkan senjata biologis, dari meteor yang meledak di Tiongkok, atau
berkaitan dengan uji coba 5G. 
Banyak teori-teori konspirasi yang berseliweran di jagat dunia maya mengenai
virus corona ini. Salah satu yang cukup viral adalah bahwa virus corona sudah
diprediksi akan muncul pada tahun 2020 di Kota Wuhan, China melalui sebuah
buku fiksi berjudul The Eyes of Darkness yang diterbitkan pada tahun 1981.
Namun, benarkah demikian?

Jenis-jenis virus corona


Coronavirus sebenarnya sudah ada sejak tahun 1930-an. Corona adalah suatu
kelompok virus yang bisa menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Nama
corona sendiri diambil dari bahasa Latin yang berarti mahkota karena virus ini
berbentuk seperti mahkota. Jenis-jenis virus corona yang menginfeksi manusia
bervariasi bergantung pada seberapa parah penyakit yang ditimbulkan dan
seberapa jauh penyebarannya. Namun, kini ada 7 jenis coronavirus yang dikenal
dapat menginfeksi manusia, yaitu:

 Human coronavirus yang terdiri dari 229E (alpha coronavirus), NL63 (alpha
coronavirus), OC43 (betha coronavirus), dan HKU1 (betha coronavirus)
 MERS-CoV yang menyebabkan penyakit MERS (Middle East Respiratory
Syndrome)
 SARS-CoV yang menyebabkan penyakit SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome)
 SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19

Beberapa jenis virus ini dapat menyebabkan timbulnya infeksi saluran pernapasan
mulai dari batuk, pilek, hingga masalah yang lebih serius. Di antara satu sama lain,
virus ini memiliki kemiripan dalam morfologi dan struktur kimia. Umumnya, virus
corona ditemukan dalam spesies mamalia. 
Virus corona berasal dari mana?
Sebagian infeksi akibat virus corona, termasuk MERS dan SARS berasal dari
kelelawar. Pada kasus infeksi MERS-CoV, ketika air liur atau urine kelelawar yang
membawa virus termakan unta, maka unta akan terinfeksi dan menjadi
perantara. Selanjutnya, unta pun menulari manusia melalui kontak langsung
dengan susu, urine atau dagingnya. Lalu, manusia yang telah terinfeksi akan
menulari manusia lainnya melalui tetesan air liur saat batuk atau bersin. Sementara
pada kasus SARS, yang menjadi hewan perantara yaitu musang dan rakun. Karena
virus SARS-CoV-2 masih baru, maka terdapat beberapa kemungkinan mengenai
asal muasal virus ini, yaitu:
 Kelelawar
Sama halnya dengan MERS dan SARS, virus corona Covid-19 pun
dipercaya berasal dari kelelawar. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 30
Januari lalu menemukan bukti bahwa kelelawar-lah yang sebenarnya menjadi asal
dari infeksi ini. Melalui analisis filogenetik, menunjukkan bahwa virus SARS
CoV-2 memiliki kemiripan dengan dua virus corona yang menyerupai SARS dari
kelelawar.Akan tetapi, meski analisis filogenetik menunjukkan hal tersebut, namun
bagaimana virus ini berpindah dari populasi hewan ke manusia belum ditemukan.
Sebelumnya, hewan yang dijual di pasar makanan laut Wuhan digadang-gadang
menjadi inang perantara yang memfasilitasi kemunculan virus SARS-CoV-2 pada
manusia. Namun, pada 5 dari 7 kasus Covid-19 yang pertama tidak memiliki
keterkaitan dengan pasar makanan laut Wuhan tersebut.
 Pangolin atau trenggiling
Selain kelelawar, trenggiling juga dipercaya menjadi pembawa virus SARS-CoV-
2. Para peneliti di South China Agricultural University menganalisis lebih dari
seribu sampel metagenome hewan liar. Mereka menemukan bahwa pangolin atau
trenggiling lah yang paling mungkin menjadi inang perantara virus tersebut. Sebab,
urutan strain coronavirus yang dikumpulkan dari metagenome trenggiling 99%
identik dengan pasien virus corona.
 Ular
Di pasar Huanan di Wuhan, ular adalah reptil yang sangat diminati sehingga para
peneliti pun curiga apakah ular menjadi awal penyebaran virus corona. Lalu,
peneliti melakukan analisis kode protein terhadap ular apakah memiliki kode yang
sama dengan virus corona. Hasilnya, ditemukan kemiripan kode protein. Karena
hasil tersebut, ular diduga menjadi asal pembawa virus corona baru.Seorang
profesor yang menjadi tim peneliti tersebut juga menyatakan, meski penelitian
sebelumnya menemukan bahwa  virus corona baru ini berasal dari kelelawar
namun hewan tersebut tidur di musim dingin sehingga tak mungkin menyebabkan
wabah. Meski begitu, penelitian ini belum dipublikasikan dan masih sebatas siaran
pers.

Penyebaran

Dari China, Begini Awal Penyebaran Virus Corona ke Seluruh Dunia


Suara.com - Virus corona  baru atau Covid-19  telah menyebar ke hampir
setiap negara di dunia sejak pertama kali muncul di China pada awal tahun
2020.
Penyakit ini sudah mulai menyerang di Eropa, Amerika Serikat dan Asia
Tenggara dan mulai menimbulkan kekacauan di Afrika dan Amerika Selatan.
Bagaimana virus corona baru, SARS-CoV-2  penyebab penyakit Covid-19
dari China bisa hingga kini menyebar di hampir ke seluruh negara di dunia?
Dari Pasar Hewan
Dirangkum dari Telegraph, penyebaran virus corona ke seluruh dunia
diyakini bermula dari "pasar basah" di Wuhan, China yang menjual hewan
hidup dan mati, termasuk ikan dan burung.
Pasar-pasar seperti itu menimbulkan risiko yang lebih tinggi dari virus yang
berpindah dari hewan ke manusia karena standar kebersihan sulit
dipertahankan jika hewan hidup dipelihara dan disembelih di lokasi.
Biasanya, pasar tersebut juga sangat padat sehingga penyakit dapat menyebar
dari satu spesies ke spesies lainnya.
Sumber hewan Covid-19 belum diidentifikasi, tetapi inang aslinya adalah
kelelawar. Kelelawar tidak dijual di pasar Wuhan tetapi mungkin telah
menginfeksi ayam hidup atau hewan lain yang dijual di sana.
Kelelawar memiliki banyak virus zoonosis termasuk Ebola, HIV dan rabies.
Sulit Dikendalikan
Covid-19 terkait erat dengan sindrom pernafasan akut yang parah (SARS)
yang melanda seluruh dunia pada tahun 2002 hingga 2003. Virus itu
menginfeksi sekitar 8.000 orang dan membunuh sekitar 800.
Namun penyebaran SARS dapat segera dihentikan, sebab sebagian besar
mereka yang terinfeksi menunjukkan sakit parah sehingga jadi lebih mudah
dideteksi, cepat ditangani dan akhirnya dapat dikendalikan.
Wabah lain dari virus corona adalah Middle East Respiratory Syndrome
(Mers), kasus yang telah terjadi secara sporadis sejak pertama kali muncul
pada tahun 2012. Ada sekitar 2.500 kasus dan hampir 900 kematian.
Sayangnya, Covid-19 berbeda dengan SARS dan MERS karena spektrum
penyakitnya luas, dengan sekitar 80 persen kasus mengarah pada infeksi
ringan.
Pada banyak kasus, banyak orang yang membawa penyakit dan tidak
menunjukkan gejala. Inilah yang membuat Covid-19 lebih sulit untuk
dikendalikan.
Sebab tiap orang yang melakukan perjalanan ke Wuhan, China dan negara
lainnya sangat mungkin membawa virus tersebut dan menularkannya pada
orang lain meski ia sendiri tidak merasa sakit. 
Perlu diingat pula mengenai masa inkubasi, sejumlah penelitian menyatakan
masa inkubasi virus corona baru adalah 2-14 hari. Sementara, gejalanya,
menurut beberapa penelitian, baru akan terlihat pada hari ke-5.
Gejala awal Covid-19 termasuk demam, batuk kering, kelelahan, dan
perasaan tidak sehat secara umum. Gejala lain muncul seperti hilangnya rasa
dan bau serta masalah perut.
Batuk merupakan gejala infeksi pneumonia misterius di China. (Shutterstock)
Selain itu para ilmuwan di China percaya bahwa Covid-19 telah bermutasi
menjadi dua jenis, satu lebih agresif daripada yang lain, yang dapat membuat
pengembangan vaksin menjadi lebih rumit.
Menyebar Lewat Droplets
Seperti virus flu dan pilek, virus corona Covid-19 ini menyebar melalui
tetesan (droplets) ketika seseorang batuk atau bersin. Tetesan mendarat di
permukaan benda dan menempel di tangan orang lain kemudian menyebar
lebih jauh.
Orang-orang akan tertular virus ketika mereka menyentuh tangan mereka
yang terinfeksi ke mulut, hidung atau mata mereka. Virus pun lalu akan
dengan mudah masuk ke saluran pernapasan.
Oleh karena itu, salah satu hal terpenting yang dapat Anda lakukan untuk
melindungi diri adalah menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci
dengan sabun dan air atau gel pembersih tangan.

Gejala
Statistik
Lokasi Tes
Koping
Varian
Ber
P
5 Gejala Corona yang Perlu Diwaspadai 

1. Hari Pertama
Pengidap akan mengalami batuk kering, demam lebih dari 38°C, hidung
tersumbat, nyeri otot, merasa kelelahan, lemas, sakit tenggorokan, dan ada
kemungkinan mengalami mual dan diare yang sudah dialami sejak satu atau
dua hari sebelumnya.

2. Hari Kelima
Pengidap mengalami kesulitan bernapas secara normal, apalagi untuk
pengidap yang telah memiliki masalah kesehatan sebelumnya dan orang
yang sudah lanjut usia.
3. Hari Ketujuh dan Kedelapan
Bila gejala di atas belum menunjukkan perbaikan, pengidap harus mulai
mendapatkan perawatan intensif dari rumah sakit. Pada waktu ini, khususnya
yang memiliki masalah kesehatan bawaan akan merasakan gangguan
pernapasan akut karena paru-paru dipenuhi cairan. 

4. Hari Kesepuluh
Di waktu ini kategori kasus bukan lagi ringan, namun berat bila gejala
corona bertambah parah. Pengidap akan mendapatkan perawatan di ruang
ICU.

5. Hari Ketujuh Belas


Pada fase ini, gejala corona akan berangsur-angsur hilang, pengidap bisa
keluar dari rumah sakit dan dinyatakan sembuh setelah 2,5 minggu
memperoleh perawatan medis secara intens.

Perlu diketahui, gejala-gejala awal pada virus corona bisa saja tidak langsung
muncul setelah pengidap terinfeksi. Biasanya, pengidap akan mengalami gejala
corona di hari kelima, meskipun ada juga pengidap yang mengalami gejala corona
lebih dari 12 hari setelah terkena virus. 

Nah, itulah informasi seputar gejala corona yang perlu Anda pahami.
Teruslah update akan informasi terkini mengenai virus corona dari berbagai
sumber terpercaya.
Pencegahan

Cara mencegah penularan virus corona varian baru Jason Tetro, ahli mikrobiologi
dan pembawa acara "Super Awesome Science Show," menyatakan bahwa
peningkatan kemampuan menular virus corona varian baru sebenarnya sudah
diprediksi sebelumnya. “Ini seharusnya tidak mengejutkan karena virus cenderung
bermutasi secara teratur,” katanya dilansir dari Health Line. Baca juga: Mutasi
Virus Corona Lebih Mudah Menular, Ini yang Harus Dilakukan Menurut Scott
Braunstein, Direktur Medis dari Sollis Health di Los Angeles, AS, terus
mengurangi peluang terpapar adalah cara pertahanan terbaik untuk melawan virus
corona apa pun variannya. “Strain baru diperkirakan memiliki protein lonjakan
(spike protein) yang ‘terbuka’ lebih lama dari aslinya, memungkinkannya dapat
memasuki sel manusia lebih efisien, sehingga lebih mudah menular,” jelas dia.
Braunstein mengatakan, munculnya virus corona varian baru ini bisa menjadi
alasan orang-orang untuk lebih waspada terhadap infeksi Covid-19. Berikut ini
adalah beberapa cara mencegah penularan virus corona varian baru yang baik
diperhatikan:

1. Ikuti langkah pencegahan Di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, siapa saja,
termasuk orang yang sudah mendapatkan dua suntikkan vaksin sebaiknya terus
mengikuti langkah-langkah pencegahan penularan virus corona dengan baik. Baca
juga: Alasan Orang yang Sudah Divaksinasi Covid-19 Masih Bisa Terinfeksi dan
Menularkan Virus Corona Jason Tetro mengatakan langkah terbaik guna mencegah
varian baru adalah mengikuti upaya ABC pencegahan. ABC adalah singkatan dari:
Airway: Lindungi diri dengan menggunakan pelindung seperti masker, face shiled,
disenfektan, dan lain sebagainya Buble (gelembung): memastikan berhubungan
hanya dengan orang-orang yang dikenal dan dipercaya Contact: Sebaiknya
menggunakan aplikasi pelacakan kontak. Berinteraksi dengan orang dalam
gelembung jika ada yang terinfeksi akan mudah melakukan pelacakan

2. Membatasi lingkaran sosial Mengurangi jumlah orang-orang dalam lingkaran


sosial juga baik dilakukan untuk mencegah risiko penularan virus corona apa pun
variannya. Hal ini karena jika gelembung sosial semakin besar, akan semakin
menyulitkan pelacakan jika terjadi kondisi salah satu positif. “Kita adalah makhluk
sosial, jadi melakukan isolasi mungkin bukanlah hal yang menyenangkan. Jika
Anda memutuskan untuk keluar, Anda harus bersama beberapa orang yang sangat
tepercaya,” kata Tetro. Baca juga: Jangan Keliru, Hasil Rapid Test Non-Reaktif
Belum Tentu Negatif Covid-19

3. Batasi belanja secara langsung Di tengah situasi pandemi ini, sebaiknya


seseorang mempersingkat waktu yang dia habiskan untuk berbelanja. “Setiap
menit yang dihabiskan untuk berbelanja di dalam ruangan meningkatkan risiko
Anda,” ujar Dr. Scott Braunstein.

4. Pikirkan kembali pengaturan kerja dan sekolah Ketika tak memungkinkan


melakukan pertemuan secara online dan memerlukan pertemuan secara offline,
maka hal yang bisa dilakukan adalah memindahkan pertemuan kerja di luar
ruangan. “Banyak infeksi didapat melalui kontak di tempat kerja (di dalam
ruangan), jadi pastikan untuk terus menjaga jarak sosial di tempat kerja,
memindahkan rapat atau pertemuan lain di luar, jika memungkinkan, atau virtual,”
kata Braunstein.

5. Perhatikan penggunaan masker yang benar Berdasarkan CDC, masker kain


mungkin dapat menawarkan perlindungan terhadap virus corona. Tapi, hal ini
sangat bergantung dari jenis kain, jumlah lapisan kain, dan seberapa cocok masker
tersebut oleh masing-masing orang. Sebisa mungkin gunakan masker yang pas dan
lebih baik lagi jika Anda memakai masker bedah atau masker N95. 6. Sering-
sering mencuci tangan CDC terus merekomendasi agar mempraktikan kebersihan
yang baik dengan sering mencuci tangan dengan sabun setidaknya 20 detik. Jika
tidak, Anda bisa pula memakai hand sanitizer dengan kandungan alkohol
setidaknya 60 persen. “Menginat virus corona varian baru mungkin lebih menular,
aktivitas seperti menyentuh kartu kredit atau pegangan pompa bensin menjadi
lebih berisiko. Simpanlah sebotol kecil pembersih agar Anda dapat segera
membersihkannya setelah kegiatan ini,” saran Braunstein. Baca juga: Cuci Tangan
Pakai Air Dingin atau Air Hangat, Mana yang Lebih Baik?

7. Vaksinasi Braunstein mengatakan vaksin mengkodekan sejumlah protein


lonjakan, sehingga adanya mutasi seharusnya tidak membatasi efektivitas vaksin.
“Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa salah satu varian lain atau varian
baru di masa depan, mungkin memerlukan vaksin baru atau yang diubah,”
ungkapnya. Vaksinasi yang pasti sangat penting untuk memperlambat penyebaran
virus dan mengurangi keparahan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai