Anda di halaman 1dari 3

Rafi Ahmad Farhan

1909511079 / 19B

Laporan Praktikum IV Biostatistika

Hasil penelitian yang baik adalah yang konsisten dan sampel yang banyak, oleh karena itu
jika rancangan acak berkelompoknya terbatas dan tidak mungkin diperbanyak maka hasil
penelitiannya akan diangap kurang layak, sehingga perlu ditambah sampel pada tiap kelompoknya
untuk memperbesar derajat bebas kesahalan atau derajat errornya. Adanya pengulangan pada
kelompok ini disebut rancangan acak kelompok sub sampling. Contohnya Seorang peneliti
ingin mengetahui pengaruh bahan pengawet terhadap pH daging ayam Broiler yang diambil dari
dua tempat penjualan karkas ayam Broiler . Untuk tujuan tersebut diteliti 4 macam dosis bahan
pengawet yaitu 0, 5, 10 dan 15% dan dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali

Setelah membuka program SPSS, klik variable view di pojok kiri bawah sebelah kanan
data view di bawah tabel. Untuk menguji pengaruh dosis bahan pengawet terhadap pH daging
ayam broiler, digunakanlah analisis ragam atau varian. Untuk melakukannya klik analyze lalu
pilih general linear model. Kemudian klik univariate sehingga muncul kotak dialog univariate.
Klik pH Daging Ayam Broiler pindahkan dengan tanda ► ke Dependent Variable, Klik Kelompok
pindahkan dengan tanda► ke Rancom Factor(s), Klik Dosis Bahan pengawewt pindahkan dengan
tanda► ke Fixed Factor(s). Klik Post Hoc pindahkan P ke Post Hoc Tests for, centang Duncan,
lalu klik Continue, maka kembali ke Gambar Kotak Dialog Univariate. Klik EM Means, lalu
pindahkan P ke Display Means for, klik Continue, maka kembali ke Gambar Kotak Dialog
Univariate. Lalu Klik OK. Kesimpulan Analisis Varian: Bahan pengawet (P) berpengaruh sangat
nyata (P<0,01) terhadap pH daging ayam Broiler. Sedangkan galat Sampling (P*Kelompok) tidak
nyata (P>0,05) atau Sig=0,191) hal ini berarti sampel daging dalam kelompoknya tidak ada
keragaman yang nyata (P>0.05), jadi contoh yang diambil seragam Kesimpulan dari Tabel
Estimated Marginal Means Antar dosis bahan pengawet pH yang diper oleh tidak ada yang
berpotongan antara batas atas dengan batas bawah, hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang
nyata (P<0.05) antar dosis bahan pengawet.

Untuk mengetahui Estimated Marginal Means, setelah membuka program SPSS klik
variable view di pojok kiri bawah sebelah kanan data view di bawah tabel kemudian ketik pada
kolom name P, pH, SE, B dan, BA, pada kolom Type pilih Numeric, pada kolom Label ketik Dosis
Bahan Pengawet, pH Daging Ayam, SE, BB dan BA. Klik Data View, maka mumcul Gambar
Kotak Dialog Data View, kemudian pindahkan hasil. Klik Graph, Legacy Dialogs, kemudian pilih
dan Klik High Low, Klik Simple, kelik Summaries of Separate Variabe, lalu Klik Define, maka
muncul Gambar Define Simple High-Low-Close Summaries of Separate Variabe. Pindahkan BA
ke kotak High, BB ke kotak Low, pH Daging Ayam Broiler ke kotak Close dan Dosis Bahan
Pengawet ke kotak Category Axis. Kesimpulannya menunjukkan semuan batas atas dengan batas
bawah merah antar jenis sel darah sel darah merah tidak ada yang berpotongan, hal ini
menunjukkan terjadi penurunan pH daging yang nyata (P<0.05), dengan meningkatnya dosis
bahan pengawet, namun kecepatannya tidak sama.

Analisis Regresi dilakukan untuk mencari bentuk hubungan antara Dosis Bahan Pengawet
(P) dengan pH daging ayam Broiler (Y.) Kita perhatikan perlakuan atau dosis bahan pengawet
bersifat kuantitatif dengan 4 macam dosis, jadi perlu dilakukan Analisis Regresi dengan derajat
polinom maksimun 4-1=3 yaitu :Persamaan Garis Regresi Diduga : Y = bo + b1P +b2P2 + b3P3
Kita kembali lagi ke data semula yaitu Gambar Data View pH Daging Ayam Broiler.. Klik Graphs,
lalu cari Legacy Dioalog►Klik Scatter/Dot.., klik Simple Scatter, Klik Difine, Pindahkan Dosis
Bahan Pengawet (P) ke kotak X Axis dan pH daging ayam Broiler ke Y Axis. Klik Ok, Cari nilai
bo, b1, b2, dan b3 dengan cara melakukan analisis aaregres-korelasi. Klik Analyze, cari Regression
►Curve Estimation, maka muncul Gambar Curve Estimatin Cubic. Pindahkan Dosis Bahan
Pengawet (P) ke kotak Variable dan pH daging ayam Broiler ke Independent (s), centang Include
in equition, Plot Models, Cubic dan Display ANOVA table. Kesimpulan: Semakin tinggi
persentase bahan pengawet yang diberikan maka pH daging ayam Broiler semakin menurun,
penurunannya mula-mula cepat kemudin lambat dan akhirnya cepat lagi.

Rancangan Bujur Sangkar Latin adalah rancangan yang terdiri dari satu variabel bebas dan
dua variabel pengganggu, dimana jumlah taraf atau level semua variabel sama, sehingga berbentuk
bujur sangkar. Pengacakan terhadap perlakuan dibayangkan dilakukan pada sebuah bujur sangkar,
dimana didalam bujur sangkar tersebut di dalam satu baris dan kolom tidak ada perlakuan yang
sama baik kearah baris maupun kearah kolom contohnya Seorang peneliti ingin mengetahui
pengaruh 4 jenis Suplementasi (penambahan) sumber protein pakan kelinci terhadap jumlah sel
darah merahnya. Kelinci yang sebanyak 25 ekor dan dikelompokkan berdasarkan berat badan dan
cara pengambilan darahnya. Analisis Ragam (Analisis Varian ) dilakukan untuk menguji pengaruh
Suplementasi Protein (Protein) pakan kelinci terhadap sel darah merah kelinci, apakah ada
berpengaruh atau tidak. Disamping itu juga untuk mengetahui apakah ada pengaruh Cara
Pengambilan Darah (Kolom) dan dipakai percobaan Berat badan (Baris) terhadap sel darah merah
kelinci. Sedangkan uji setelah analisis ragam diperlukan untuk mengetahui apa ada perbedaan
mean (rataan) sel darah merah kelinci antara 4 jenis Suplementasi protein yang diberikan, yaitu
dengan Uji Duncan.
Klik Analyze pilih General Linear Model, lalu Klik Univariate. Klik Post Hoc, lalu
pindahkan Protein ke Post Hoc Tests for, kemudian centang Duncan, klik Continue. Klik EM
Means,kemudian pindahkan Protein ke Disply Means for, lalu klik Continue,.Klik Paste, sehingga
diperoleh Gambar Kotak Diolog Syntax. Berat badan dan cara pengambilan darah (Baris dan
Kolom) tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap jumlah sel darah merah kelinci. Sedangkan
Jenis Protein yang disuplementasikan pada makanannya berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
terhadap jumlah sel darah merah kelinci percobaan. Kesimpulan hasil uji Duncan : jumlah sel
darah merah kelinci percobaan berbeda nyata (P<0,05) antar jenis suplementasi protein yang
diberikan. untuk melihat perbedaan antar jumlah sel darah merah. Klik Graph, Legacy Dialogs,
kemudian pilih dan Klik High Low, Klik Simple, kelik Summaries of Separate Variabe, lalu Klik
Define, maka muncul Gambar Define Simple High-Low-Close Summaries of Separate Variabe.
Pindahkan BA ke kotak High, BB ke kotak Low, Sel Darah Merah ke kotak Close dan
Suplementasi ke kotak Category Axis. Kesimpulan grafik diatas menunjukkan semua batas atas
dengan batas bawah merah antar jenis sel darah sel darah merah tidak ada yang berpotongan, hal
ini menunjukkan terdapat perbedaan sel darah merah antar jenis suplementasi.

Rancangan Acak Kelompok (RAK) Pola Berjenjang adalah rancangan percobaan dengan
materi tidak homogen atau ada peubah pengganggu, rancangan ini sebenarnya merupakan
rancangan acak kelompok sederhana (satu faktor) yang diulang dengan cara yang berbeda, cara
pengulangan yang berbeda tersebut disebut faktor Tambahan, sedangkan faktor yang dirancang
dengan materi yang homogen disebut faktor Utama. Rancangan Acak Kelompok (RAK) Pola
Berjenjang adalah rancangan percobaan dengan materi tidak homogen atau ada peubah
pengganggu, rancangan ini sebenarnya merupakan rancangan acak kelompok sederhana (satu
faktor) yang diulang dengan cara yang berbeda, cara pengulangan yang berbeda tersebut disebut
faktor Tambahan, sedangkan faktor yang dirancang dengan materi yang homogen disebut faktor
Utama.
Klik Analyze, kemudian pilih Linear Model, Kelik Univariate, maka muncul Gambar kota
Dialog Univariate. Klik Post Hoc, pindahkan Jenis dan L ke Post Hoc Teste, Centang Duncan,
klik Contineu, maka kembali ke Gambar kota Dialog Univariate. Klik EM Means, pindahkan
Jenis*L ke Display Mean for, klik Continue, maka kembali ke Gambar kota Dialog Univariate,
Klik Paste, maka diperoleh Gambar Kotak Dialog Syntax. Kesimpulan Analisis
Varian→Kelompok tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap jumlah Koliform Air Limbah
RPH Pesanggaran Denpasar atau tidak ada variasi harian yang nyata (P<0,05) jumlah Koliform
Air Limbah RPH Pesanggaran Denpasar selama penelitian. Lihat Kelompok Sig 0,739>0,05. Jenis
Desinfektan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap jumlah Koliform Air Limbah RPH Pesanggaran
Denpasar. Lihat K sig 0,017<0,05. Lama Pengamatan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap
jumlah Koliform Air Limbah RPH Pesanggaran Denpasar. Lihat L sig 0,00<0,01. Terjadi interaksi
yang nyata (P<0,05) antara Jenis Desinfeksi dengan lama pengamatan terhadap jumlah Koliform
Air Limbah RPH Pesanggaran Denpasar. Lihat K*L sig 0,013<0,05. Kesimpulan Uji Duncan→
Rata-rata jumlah Koliform air limbah RPH Pesanggaran Denpasar nyata (P<0,05) paling rendan
Jenis C dan Jenis B nyata (P<0.05) lebih rendah dari Jenis A. Rata-rata jumlah Koliform air limbah
RPH Pesanggaran Denpasar nyata (P<0,05) semakin menurun dari lama pengamatan 0 jam sampai
6 jam. Kesimpulan EM Means→ Adanya perbedaan yang nyata (P<0.05) dapat dillihat batas
bawah dan batas atas 95% Confidence Interval, kalau berpotongan tidak berbeda nyata (P>0.05),
sebaliknya jika tidak berpotngan berarti berbeda nyata (P<0.05). Hasil ini dapat diperjelas dengan
grafik High-Low-Close.

Anda mungkin juga menyukai