Anda di halaman 1dari 63

PENGARUH KEMUDAHAN PENGGUNAAN, KEAMANAN,

PENGALAMAN BERBELANJA DAN KEPERCAYAAN


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA
APLIKASI ONLINE MARKETPLACE
SHOPEE DI DENPASAR

Skripsi
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna

Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

OLEH :

NAMA : NI KOMANG FITRI


NPM : 1732121028
JURUSAN : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat,

khususnya perkembangan teknologi internet. Internet merupakan salah satu dari

teknologi informasi yang meningkat secara signifikan setiap tahunya. Kehadiran

teknologi internet memberikan manfaat komunikasi tanpa adanya batasan wilayah,

ruang dan waktu. Internet saat ini tidak hanya digunakan sebagai media

komunikasi, penyedia informasi, dan publikasi tetapi juga digunakan sebagai sarana

untuk segala aktivitas salah satunya adalah transaksi bisnis. Menurut Laudon (2014)

ada beberapa alasan mengapa internet begitu populer. Beberapa alasan tersebut

yaitu memiliki konektivitas dan jangkauan yang luas, biaya transaksi yang relatif

murah, interaktif, fleksibel, mudah dan mampu mendistribusikan pengetahuan

dengan cepat.

Saat ini kebanyakan masyarakat di Indonesia tidak lagi dapat melepaskan

diri dari komunikasi berbasis internet. Sejak pemerintah Indonesia mulai

mengembangkan infrastruktur internet tahun 1980an, jumlah pengguna internet

semakin meningkat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan jumlah pengguna

internet di Indonesia tahun 2018 adalah 171,17 juta jiwa atau 64,8% dari total

populasi penduduk Indonesia sebanyak 264.16 juta orang.

1
2

Gambar 1

Penetrasi Pengguna Internet

Tahun 2018

Sumber: www.apjii.or.id (2019)


Survey yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

(APPJI) menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami

peningkatan yang cukup pesat dibandingkan tahun 2017. Hal ini bisa kita lihat dari

gambar 2 di bawah ini yang memperlihatkan jumlah pertumbuhan pengguna

internet dari tahun sebelumnya. Dimana terjadi peningkatan pengguna internet

sebesar 10,12% atau sebesar 27.916.716 pengguna.


3

Gambar 2

Penetrasi Pengguna Internet

Tahun 2018 Bagian 2

Sumber: www.apjii.or.id (2019)

Selain itu, survey yang dilakukan oleh APJII juga menunjukan bahwa Pulau

Jawa menjadi wilayah dengan kontribusi pengguna internet terbanyak, yaitu

dengan persentase sebesar 55,7 %. Disusul dengan Pulau Sumatra yaitu sebesar

21,6 %. Sedangkan wilayah Bali dan Nusa Tenggara menjadi wilayah dengan

kontribusi pengguna internet terkecil dengan persentase hanya 5,2%. Hal ini dapat

dilihat dari gambar 3.


4

Gambar 3
Kontribusi Pengguna Internet per Wilayah
dari Seluruh Pengguna Internet

Sumber: www.apjii.or.id (2019)

Berdasarkan penjelasan mengenai data pengguna internet di atas, dapat

disimpulkan bahwa pengguna internet mengalami peningkatan yang besar dari

tahun sebelumnya. Banyaknya pengguna internet terutama di Indonesia

memberikan kesempatan atau peluang yang besar bagi pelaku bisnis untuk

menciptakan online shopping. Bisnis baru dalam dunia digital ini di sebut dengan

perdagangan elektronik (e-commerce).

Munculnya berbagai jenis e-commerce, terkhusus consumer to consumer

(C2C) e-commerce membuat perdagangan memasuki dimensi yang baru.

Banyak pelaku bisnis yang membuat sebuah perusahaan untuk mewadahi para
5

penjual dan pembeli bertemu dalam dunia digital, yaitu di sebut dengan online

marketplace atau situs jual beli online.

Melalui situs jual beli online, perilaku belanja konsumen mulai berubah

konsumen tidak harus langsung mendatangi tempat perbelanjaan, tetapi

sekarang ini konsumen hanya mengakses situs-situs marketplace untuk

mendapatkan produk yang diinginkan secara online. Kemudian masalah

pembayaran, kebanyakan model marketplace saat ini menggunakan fasilitas

transaksi online seperti rekening pihak ketiga untuk menjamin keamanan transaksi.

Penjual hanya akan menerima uang pembayaran setelah barang diterima oleh

pembeli.

Saat ini banyak online marketplace yang sedang berkembang di Indonesia,

salah satunya adalah online marketplace Shopee. Shopee adalah sebuah aplikasi

online marketplace untuk jual beli yang mudah dan cepat hanya melalui sebuah

ponsel, yang menawarkan berbagai macam jenis kebutuhan mulai dari produk

fashion hingga kebutuhan sehari-hari. Kini Shopee hadir dalam bentuk aplikasi

mobile sehingga konsumen dapat dengan mudah mengakses situs ini tanpa harus

membuka website melalui komputer.

Aplikasi Shopee dapat menciptakan sebuah pengalaman konsumen ke

konsumen (C2C) yang aman, menyenangkan, dan praktis dengan mengintegrasikan

platform sosial, oleh karena itu, aplikasi Shopee dilengkapi dengan fitur live chat,

berbagi (social sharing), dan hashtag untuk memudahkan komunikasi antara

penjual dan pembeli dan memudahkan dalam mencari produk yang diinginkan
6

konsumen. Shopee hadir untuk mempermudah siapa pun dalam mendaftarkan

produk-produk pengusaha dan mengatur persediaan, serta memfasilitasi transaksi

keuangan. Bahkan saat ini Shopee menduduki peringkat teratas platform e-

commerce di Indonesia berdasarkan laporan dari situs Iprice. Data tersebut dapat

dilihat pada gambar 4 berikut:

Gambar 4

Peringkat Kepopuleran Situs E-Commerce

di Indonesia

Sumber: www.iprice.co.id (2020)


Di awal tahun berdirinya Shopee hingga saat ini di tahun 2020, angka

unduhan Shopee mencapai lebih dari seratus juta unduhan di Google Play Store.

Hal tersebut bisa kita lihat dari gambar 5 di bawah ini:


7

Gambar 5

Jumlah Unduhan Shopee

di Google Play Store

Sumber: Google Play Store (per 27 Oktober 2020)

Shopee sebagai online marketplace terpopuler di Indonesia tentunya tetap

ingin untuk meningkat jumlah konsumen sekaligus mempertahankan

pencapaian yang sudah didapatkan. Oleh karena itu hal menarik dari masalah

tersebut adalah strategi apa yang harus digunakan oleh Shopee agar bisa menarik

konsumen untuk menggunakan aplikasi marketplace Shopee dan bagaimana agar


8

lebih meningkatkan keputusan pembelian konsumennya serta menjadi situs jual

beli nomer satu di Indonesia.

Menurut Kotler dan Armstrong (2016) keputusan pembelian adalah tahap

dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar

membeli produk. Maka, keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana

konsumen melakukan pembelajaran terlebih dahulu tentang sebuah produk

sebelum melakukan pembelian. Berdasarkan definisi diatas keputusan

pembelian dijadikan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini apakah

konsumen akan melakukan keputusan pembelian di aplikasi online marketplace

Shopee atau tidak.

Sebelum melakukan keputusan pembelian tentu ada faktor-faktor yang

harus diperhatikan oleh konsumen, sebelum melakukan keputusan pembelian yang

pertama adalah kemudahan penggunaan. Kemudahan penggunaan adalah hal

pertama yang menjadi pertimbangan bagi pembeli online, apakah aplikasinya

mudah digunakan dan di pahami (Ayu Astuti 2019). Kemudahan Penggunaan

didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu

teknologi akan bebas dari usaha. Nantinya faktor kemudahan ini akan berdampak

pada perilaku, yaitu semakin tinggi presepsi seseorang tentang kemudahan

menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi

informasi (Jogiyanto, dalam Ayuningtyas 2018).

Faktor kedua adalah faktor keamanan, dimana sering di jadikan

pertimbangan bagi konsumen untuk melakukan belanja online. Hal ini di


9

karenakan, banyaknya potensi kejahatan yang sering terjadi pada saat belanja

online seperti penipuan yang marak terjadi, barang yang tidak dikirim sementara

uang sudah ditransfer, pembajakan akun dan kejahatan-kejahatan lain yang dapat

terjadi secara online. Hal ini lah yang menjadi permasalahan bagi konsumen

karena banyak risiko-risiko yang harus di tanggung ketika melakukan belanja

online. Secara umum, konsep keamanan mengacu pada kemampuan untuk

melindungi terhadap ancaman potensial. Namun, dalam lingkungan online,

keamanan didefinisikan sebagai kemampuan dari website perusahaan online untuk

melindungi informasi konsumen dan data transaksi keuangan mereka dicuri

selama terjadi hubungan diantara mereka (Vertiyaningtyas 2016).

Faktor selanjutnya adalah pengalaman berbelanja, sering pengalaman

berbelanja juga mempengaruhi keputusan pembelian secara online, baik itu

pengalaman berbelanja yang positif ataupun negatif. Hal ini karena pengalaman

belanja konsumen sebelumnya akan berdampak pada perilaku masa depan.

Konsumen yang memiliki keputusan pembelian yang tinggi biasanya

memiliki pengalaman berbelanja sebelumnya sehingga membantu mengurangi

ketidakpastian dalam berbelanja online. Konsumen yang telah memiliki

pengalaman berbelanja sebelumnya lebih mungkin untuk melakukan keputusan

pembelian online dibandingkan dengan konsumen yang tidak memiliki

pengalaman sama sekali. Pengalaman belanja konsumen adalah ukuran kunci dari

kualitas situs, pengguna situs saat ini ketika harapannya tidak terpenuhi atau terjadi

sedikit kesalahan maka akan kehilangan konsumen yang potensial. Oleh karena itu
10

situs web harus memberikan kepuasan dan aksesibilitas sehingga konsumen

memiliki pengalaman berbelanja yang menyenangkan (Bucko, 2018).

Faktor berikutnya adalah kepercayaan , yang menjadi salah satu

pertimbangan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli secara online.

Ketika konsumen ingin berbelanja online hal yang menjadi pertimbangan adalah

apakah toko atau penjual online dapat dipercaya atau tidak. Kemudian yang

menjadi masalah saat ini adalah sulitnya membangun kepercayaan konsumen,

konsumen yang ingin berbelanja online terkadang sering dihadapkan pada suatu

permasalahan yang di mana konsumen sendiri tidak bisa mengontrol dengan pasti

apa yang konsumen harapkan. Hal ini karena konsume tidak bisa langsung melihat

produknya ataupun bertemu dengan penjualnya. Konsumen hanya bisa melihat

gambar dan spesifikasinya, sehingga terkadang konsumen merasa kecewa karena

apa yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang konsumen harapkan. Hal ini

menunjukkan bahwa perlunya di bangun sebuah kepercayaan antara penjual dan

konsumen yang melakukan belanja online (Alwafi, 2016).

Berdasarkan masalah maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh

Kemudahan Penggunaan, Keamanan, Pengalaman Berbelanja dan Kepercayaan

terhadap Keputusan Pembelian pada Aplikasi Online Marketplace Shopee di

Denpasar”.
11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

adalah sebagai berikut:

1. Apakah kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap keputusan

pembelian pada aplikasi online marketplace Shopee di Denpasar?

2. Apakah keamanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada

aplikasi online marketplace Shopee di Denpasar?

3. Apakah pengalaman berbelanja berpengaruh terhadap keputusan

pembelian pada aplikasi online marketplace Shopee di Denpasar?

4. Apakah kepercayaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada

aplikasi online marketplace Shopee di Denpasar?

5. Apakah kemudahan penggunaan, keamanan, pengalaman berbelanja dan

kepercayaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan

pembelian pada aplikasi online marketplace Shopee di Denpasar?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan

dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemudahan

penggunaan terhadap keputusan pembelian pada aplikasi online

marketplace Shopee di Denpasar.


12

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keamanan terhadap

keputusan pembelian pada aplikasi online marketplace Shopee di

Denpasar.

c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengalaman

berbelanja terhadap keputusan pembelian pada aplikasi online

marketplace Shopee di Denpasar.

d. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepercayaan

terhadap keputusan pembelian pada aplikasi online marketplace

Shopee di Denpasar.

e. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemudahan

penggunaan, keamanan, pengalaman berbelanja dan kepercayaan

secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian pada aplikasi

online marketplace Shopee di Denpasar

b. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai

ilmu pengetahuan di bidang pemasaran yaitu kemudahan penggunaan,

keamanan, pengalaman berbelanja, kepercayaan dan bagaimana

pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Selain itu penelitian ini

diharapkan dapat berkontribusi sebagai tambahan literatur untuk

penelitian selanjutnya dalam menganalisis perilaku keputusan pembelian

konsumen.
13

b. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan baik bagi

kalangan akademisi maupun masyarakat umum mengenai pengukuran

tentang kemudahan penggunaan, keamanan, pengalaman berbelanja,

kepercayaan dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Serta

hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi Shopee sebagai

pedoman dalam menentukan strategi dan langkah-langkah yang akan

dilakukan oleh perusahaan di masa yang akan datang sehingga mampu

meningkatkan keputusan pembelian konsumen.

D. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari sub bab yaitu latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian serta sistematika.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dibicarakan beberapa teori yang relavan untuk

melandasi pembahasan-pembahasan selanjutnya. Meliputi

Pemasaran, Perilaku Pembelian Konsumen, E-Commerce,

Keputusan Pembelian, Kemudahan Penggunaan, Keamanan,

Pengalaman Berbelanja dan Kepercayaan


14

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini ditemukan hal-hal yang berhubungan dengan

tempat dan objek penelitian, identifikasi variabel, jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data, dan Teknik analisis.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini dibahas data-data perusahaan untuk keperluan

analisis secara garis besar meliputi : sejarah singkat

berdirinya Shopee, Visi dan misi serta Produk dan

layanannya

BAB V DATA DAN PEMBAHASAN

Merupakan bab analisis data yang terdiri dari deskripsi data,

analisi data dan pembahasan. Pada deskripsi data dinahas

secara deskriptif data Keputusan Pembelian, Kemudahan

Penggunaan, Keamanan, Pengalaman Berbelanja dan

Kepercayaan. Selanjutnya sesuai dengan Teknik data dan

dilakukan pembahasan untuk mencari makna yang lebih luas

dari analisis

BAB VI PENUTUP

Merupakan bab yang berisi simpulan dari hasil analisis dan

saran-saran yang diajukan sehubungan dengan hasil baik

pembahasan tersebut yang sekiranya dapat dipakai oleh

organisasi dalam mengambil keputusan dalam bidang

pemasaran khususnya Keputusan Pembelian, Kemudahan


15

Penggunaan, Keamanan, Pengalaman Berbelanja dan

Kepercayaan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pemasaran

Konsep pemasaran tidak hanya sebatas penjualan dan periklanan,

dewasa ini pemasaran harus dipahami tidak dalam arti lama tetapi dalam

arti baru yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Bila pemasar

melakukan tugas memahami kebutuhan pelanggan dengan baik,

mengembangkan produk yang memberikan nilai superior, menetapkan

harga, mendistribusikan, serta mempromosikan secara efektif, maka

produk akan dijual dengan amat mudah. Kotler dan Keller (2018:6)

mendefinisikan pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran

dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan

menciptakan, menyerahkan dan mengomunikasikan nilai pelanggan

yang unggul.

American Marketing Association (AMA) mendefinisikan

pemasaran sebagai proses merencanakan dan melaksanakan konsepsi,

menentukan harga, promosi dan distribusi ide barang, layanan/jasa untuk

menciptakan pertukaran yang dapat memuaskan tujuan dari individu

atau organisasi.

16
17

Secara umum pemasaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses

sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Kotler dan Keller (2018), konsep yang paling dasar yang

melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia di mana keadaan dari

perasaan kekurangan, kebutuhan manusia meliputi kebutuhan fisik akan

makanan, pakaian, kehangatan, dan keamanan; kebutuhan sosial akan

kebersamaan dan perhatian; dan kebutuhan pribadi akan pengetahuan

dan ekspresi diri. Kebutuhan-kebutuhan itu tidak diciptakan oleh

pemasar, kebutuhan-kebutuhan itu adalah bagian dasar dari sifat kodrati

manusia.

Keinginan merupakan kebutuhan manusia yang terbentuk oleh

budaya dan kepribadian seseorang. Keinginan digambarkan dalam

bentuk objek yang akan memuaskan kebutuhan mereka. Manusia

mempunyai keinginan yang nyaris tanpa batas tetapi sumber dayanya

terbatas. Jadi mereka ingin memilih produk yang memberi nilai dan

kepuasan paling tinggi untuk uang yang mereka miliki. Kalau didukung

oleh daya beli, keinginan menjadi permintaan, konsumen memandang

produk sebagai kumpulan manfaat dan memilih produk yang

memberikan kumpulan terbaik untuk uang yang mereka keluarkan.

Sehingga perusahaan yang menonjol berusaha keras untuk mempelajari


18

dan memahami kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan

mereka.

Setelah mengembangkan strategi pemasaran untuk bersaing

secara keseluruhan, perusahaan harus siap memulai merencanakan

rincian dari bauran pemasaran. bauran pemasaran adalah salah satu

konsep utama dalam pemasaran modern. Menurut Kotler dan Kelle

(2018) bauran pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran taktis yang

dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk

menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran

pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan

untuk mempengaruhi permintaan produknya. Alat-alat ini dibagi menjadi

empat kelompok besar, yang disebut empat P : Product, price, place,

dan promotion .

1. Product (produk) berarti kombinasi barang dan jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran.

2. Price (harga) adalah jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan

untuk memperoleh produk tadi.

3. Place (distribusi) termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat

produk tersedia bagi konsumen sasaran.

4. Promotion (promosi) berarti aktivitas mengomunikasikan

keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk

membelinya.
19

Program pemasaran efektif mencampurkan semua elemen bauran

pemasaran kedalam program terkoordinasi yang dirancang untuk

mencapai sasaran perusahaan dengan menyerahkan nilai kepada

konsumen. Bauran pemasaran membentuk alat taktis perusahaan untuk

memantapkan pemosisian yang kuat dalam pasar sasaran.

2. Perilaku Pembelian Konsumen

Perilaku konsumen tidak pernah sederhana, kebutuhan dan

keinginan konsumen bervariasi dan selalu dapat berubah-ubah karena

ada faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian. Oleh

karena itu memahaminya merupakan tugas dari pemasaran agar dapat

berjalan dengan efektif dan efisien. Menurut Kotler dan Armstrong

(2016) perilaku pembelian konsumen (Consumer buyer behavior)

mengacu pada perilaku pembelian konsumen akhir baik perorangan atau

rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.

Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari.

Banyak perusahaan besar meneliti keputusan pembelian konsumen

secara sangat rinci untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang dibeli

konsumen, di mana mereka membeli, berapa banyak yang mereka beli,

kapan mereka membeli, dan mengapa mereka membeli. Pemasar dapat

mempelajari pembelian konsumen yang sebenarnya untuk menemukan

apa yang mereka beli, di mana dan berapa banyak. Tetapi mempelajari

tentang mengapa terjadi suatu perilaku pembelian konsumen tidaklah


20

mudah, jawabannya sering terkunci jauh dalam pikiran konsumen.

Rangsangan pemasaran terdiri dari empat P yaitu product (produk), price

(harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Rangsangan lain

meliputi kekuatan dan faktor utama dalam lingkungan pembeli yaitu

ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Semua masukan ini memasuki

kotak hitam pembeli, di mana masukan ini diubah menjadi sekumpulan

respons pembeli yang dapat di observasi: pilihan produk, pilihan merek,

pilihan penyalur, waktu pembelian dan jumlah pembelian.

Pemasar ingin memahami bagaimana rangsangan itu diubah

menjadi respons di dalam kontak hitam konsumen, yang mempunyai dua

bagian. Pertama, karakteristik pembeli mempengaruhi bagaimana

pembeli menerima dan bereaksi terhadap rangsangan itu. Kedua, proses

keputusan pembeli itu sendiri mempengaruhi perilaku pembeli.

Pertama kita melihat karakteristik pembeli ketika karakteristik itu

mempengaruhi perilaku pembeli dan kemudian mendiskusikan proses

keputusan pembelian.

3. E-Commerce

Menurut Kotler dan Armstrong (2016) Perdagangan elektronik

(electronic commerce) merupakan istilah umum untuk proses pembelian

dan penjualan yang didukung oleh cara-cara yang elektronik. Pasar

elektronik merupakan ruang pasar yang di dalamnya penjual

menawarkan produk dan jasanya secara elektronik, pembeli mencari


21

informasi, mengidentifikasi apa yang mereka inginkan dan memesan

menggunakan metode pembayaran yang dapat dilakukan secara

elektronik. E-commerce dibagi menjadi enam jenis yaitu:

1. Business to Consumer (B2C) E-commerce

B2C E-commerce merupakan upaya perusahaan untuk menjangkau

dan bertransaksi dengan konsumen perorangan secara langsung atau

dapat juga diartikan kegiatan menjual barang dan jasa secara online

ke konsumen akhir.

2. Business to Business (B2B) E-commerce

B2B E-commerce merupakan upaya perusahaan fokus pada

transaksi- transaksi penjualan antar perusahaan


22

3. Consumer to Consumer (C2C) E-commerce

C2C E-commerce menyediakan wadah bagi konsumen untuk saling

jual beli dengan konsumen lainnya secara online atau dapat juga

diartikan sebagai kegiatan pertukaran barang dan informasi secara

online antara konsumen akhir dengan konsumen akhir.

4. Social E-commerce

Social E-commerce adalah E-commerce yang diaktifkan oleh

jejaring social dan hubungan social online.

5. Mobile E-commerce (M-commerce)

M-commerce mengacu pada penggunaan perangkat seluler untuk

melakukan transaksi online.

6. Local E-commerce

Local E-commerce seperti namanya, adalah bentuk e-commerce

yang difokuskan untuk melibatkan konsumen berdasarkan lokasi

geografisnya saat ini.

4. Keputusan Pembelian

Dalam mengambil keputusan pembelian, konsumen dihadapkan

pada beberapa alternatif pilihan dalam benaknya . Dengan kata lain untuk

membuat keputusan harus terdapat alternatif pilihan. Sebaliknya jika

konsumen tidak memiliki alternatif untuk memilih maka tidak dapat

dikategorikan sebagai pengambilan keputusan. Kotler dan Armstrong


23

(2016) menyatakan bahwasanya keputusan pembelian merupakan hasil

dari suatu proses yang terdiri dari lima tahap: pengenalan masalah,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan

perilaku pasca pembelian.

Tidak semua konsumen dalam mengambil keputusan

memerlukan tingkat pencarian informasi yang sama. Jika dalam

pengambilan keputusan memerlukan usaha yang besar, maka konsumen

perlu meluangkan waktu untuk melalukan proses keputusan. Sebaliknya

untuk pembelian yang sifatnya rutin cenderung merupakan peristiwa

yang monoton dan menunjukkan berkurangnya tingkat kesenangan.

Terdapat tiga tingkat pengambilan keputusan oleh konsumen dari usaha

yang paling tinggi keusaha yang paling rendah, yaitu: extensive problem

solving, limited problem solving dan routinized response behavior.

Menurut Kotler dan Keller (2016) proses pengambilan keputusan

pembelian memiliki 5 tahapan, yaitu:

a. Pengenalan masalah

Proses pembelian ini diawali saat pembeli mengenali masalah

ataukebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh

rangsangann internal atau eksternal. Contohnya seperti kebutuhan

akan rasa lapar, haus yang mencapai batas tertentu dan akhirnya

menjadi pendorong.
24

b. Pencarian informasi

Dalam tahap ini konsumen yang terangsang kebutuhannya akan

terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.

c. Evaluasi alternatif

Di dalam evaluasi alternatif ini, konsumen membentuk penilaian

atasproduk dengan sangat sadar dan rasional.

d. Keputusan pembelian

Dalam menentukan keputusan pembelian, para konsumen membentuk

preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.

Selain itu konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek

yang paling disukai.

e. Perilaku pasca pembelian

Di tahap ini, tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika membeli

produk. Di sini pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian,

tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian

5. Indikator Keputusan Pembelian

Terdapat empat indikator keputusan pembelian produk (Kotler

dan Armstrong, 2016) yaitu:


25

a. Kemantapan pada sebuah produk

Dalam melakukan pembelian, konsumen akan memilih salah satu

dari beberapa alternatif yang ada. Pilihan tersebut didasarkan pada

kualitas, mutu, harga yang terjangkau, dan faktor-faktor lain yang

dapat memantapkan keinginan konsumen untuk membeli produk

tersebut benar-benar ingin digunakan atau dibutuhkan.

b. Kebiasaan dalam membeli produk

Kebiasaan konsumen dalam membeli produk juga berpengaruh

terhadap keputusan pembelian. Konsumen merasa produk tersebut

sudah terlalu melekat di benak mereka karena mereka sudah

merasakan manfaat dari produk tersebut. Oleh karena itu,

konsumen akan merasa tidak nyaman jika mencoba produk baru

harus menyesuaikan diri lagi. Mereka cenderung memilih produk

yang sudah biasa digunakan.

c. Memberikan rekomendasi kepada orang lain

Dalam melakukan pembelian, jika konsumen mendapatkan

manfaat yang sesuai dengan sebuah produk baru, mereka pasti akan

merekomendasikan produk tersebut sangat bagus dan lebih baik

dari produk lain.


26

d. Melakukan pembelian ulang

Kepuasan konsumen dalam menggunakan sebuah produk akan

menyebabkan konsumen melakukan pembelian ulang produk

tersebut. Mereka merasa produk tersebut sudah cocok dan sesuai

dengan apa yang mereka inginkan dan harapkan.

6. Kemudahan Penggunaan

Meskipun belanja online memiliki banyak manfaat namun ketika

mengalami kesulitan berinteraksi dengan situs jual beli online bisa

mejadi hal yang membingungkan bagi pengguna. Oleh karena itu

kemudahan penggunaan bagi suatu website perlu diperhatikan.

Kemudahan penggunaan suatu situs berhubungan dengan mudah atau

tidaknya digunakan. Apabila suatu situs rumit dan sulit dimengerti maka

calon pembeli terkadang akan mengurungkan niatnya untuk membeli

secara online (Ayu Astuti, 2019).

Kerumitan penggunaan situs belanja online dipengaruh oleh

beberapa faktor seperti lamanya waktu untuk membuka situs tersebut,

buruknya rancangan tampilan situs, dan peletakan menu yang tidak rapi.

Faktor-faktor ini dapat menjadi hambatan saat seseorang menggunakan

suatu website yang berakibat mengurangi persepsi penggunaan tentang

kemudahan penggunaan website tersebut (Faradila, 2016).

Situs jual beli dapat dikatakan baik apabila situs tersebut

menyediakan petunjuk jelas alur transaksi, mulai dari pemesanan,


27

pembayaran, pengisian formulir, hingga produk sampai di tangan

pembeli. Situs jual beli online tidak hanya harus menarik secara teknis,

tetapi juga harus mudah dalam penggunaanya agar memberikan

dorongan terhadap penggunanya untuk melakukan pembelian online.

Tanjaya, dkk (2019) berpendapat bahwa kemudahan adalah

seberapa orang percaya jikalau menggunakan teknologi menurutnya

akan lepas dari usaha. Di sini Shopee juga menyediakan sebuah fitur

“live chat” yang menjadikannya berbeda dengan marketplace lain.

Dalam fitur ini pembeli dengan mudah bisa berbicara langsung dan bisa

bernegosiasi ke penjual yang ada di Shopee. Di Shopee sudah tertera

banyak sistem pembayaran seperti COD (Cash On Delivery) yang baru-

baru ini diterapkan.

7. Indikator Kemudahan Penggunaan

Menurut Davis dalam Nuning Nurna (2019), indikator

kemudahan meliputi mudah untuk dipelajari (easy to learn), dapat

dikontrol (controllable), jelas dan dapat dimengerti (Clear and

understandable), fleksibel (flexible), mudah untuk menjadi mahir (easy

to become skillful), dan mudah digunakan (easy to use).

8. Keamanan

Keamanan merupakan bagian penting baik bagi perusahaan

maupun konsumen yang bertransaksi dalam bisnis online. Bayak

konsumen yang ragu-ragu untuk membeli barang melalui internet karena


28

ketika mereka tidak percaya bahwa informasi pribadi mereka akan tetap

terjaga (Ayu Astuti, 2019). Beberapa perusahaan yang menawarkan

informasi kepada pelanggan sulit menghapus aliran informasi tersebut

dari database ketika mereka menginginkannya. Namun banyak

pelanggan tidak sadar bahwa informasi mereka ikut ditransfer ketika

transaksi sedang berlangsung, selain itu mereka juga tidak dapat

menghentikan transfer informasi tersebut.

Ketika mejalankan sebuah bisnis maka perlu menjadikan

keamanan dan kontrol sebagai prioritas utama. Keamanan mengacu pada

kebijakan, prosedur, dan langkah-langkah teknis yang digunakan untuk

mencegah akses yang tidak sah, perubahan, pencurian, atau kerusakan

fisik ke sistem informasi. Menurut Alwafi (2016) keamanan diartikan

sebagai kemampuan toko online dalam melakukan pengontrolan dan

penjagaan keamanan atas transaksi data.

9. Indikator Keamanan

Menurut Ayu Astuti (2019) hambatan utama dalam online

shopping adalah kepercayaan pada isu-isu mengenai keamanan dan

privasi, selain perbaikan pada teknologi, para pengguna harus merasa

nyaman dan terjamin mengenai keamanan dan privasi untuk

pertumbuhan online shopping. Adapun indikator keamanan meliputi

jaminan keamanan dan kerahasiaan data.


29

10. Pengalaman Berbelanja

Konsumen dapat memperoleh pengalaman dengan melakukan

pembelian kecil pada awalnya, setelah itu mereka akan mengembangkan

kepercayaannya untuk melakukan pembelian online. Apabila

pengalaman yang diterima konsumen ternyata memberikan rasa

kepuasan, maka akan meningkatkan keputusan pembeliannya dan

membuat konsumen melakukannya di masa depan.

Kepuasan diyakini mempengaruhi sikap konsumen setelah

melakukan pembelian untuk membeli kembali produk atau

menggunakan kembali layanan (Foster, 2017). Kepuasan pelanggan

adalah akumulasi sikap dan berbasis pengalaman. Pelanggan harus

merasa puas terhadap pengalaman membeli secara online karena apabila

merasa tidak puas, maka konsumen tidak akan berbelanja lagi pada situs

atau toko online yang sama. Pengalaman belanja konsumen yang positif

pada saat belanja online kemungkinan akan membuat penjual

mendapatkan kepercayaan dari pelanggan.

11. Indikator Pengalaman Berbelanja

Menurut Ayu Astuti (2019), terdapat beberapa indikator dalam

pengalaman belanja, yaitu :

1. Puas dengan pengalaman belanja sebelumnya

2. Senang dengan pengalaman belanja sebelumnya

3. Berbagi pengalaman berbelanja online dengan teman


30

12. Kepercayaan

Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada

orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan

pembeli sebagai kunci terpenting. Karena aktivitas bidang usaha yang

dijalankan adalah melalui online, penjual dan pembeli tidak berhadapan

secara langsung (Malau, 2017:301).

Menurut Barnes dalam Malau (2017:301), kepercayaan

merupakan keinginan sesorang menemukan keinginannya pada relasi

pertukaran. Keyakinan seseorang bahwa dari relasinya akan

mendapatkan apa yang diharapkan dan dapat dipercaya disebut dengan

kepercayaan. Dari definisi tersebut disimpulkan kepercayaan merupakan

keyakinan terhadap produk yang memiliki atribut dan mendapatkan

manfaat dari atribut, dan juga keyakinan bahwa relasi pertukarannya

akan memberikan apa yang diinginkan dan dapat diandalkan.

Kepercayaan tergantung pada sejumlah faktor antarpribadi dan

antarorganisasi seperti kompetensi, integritas, kejujuran dan kebaikan

hati perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan

konsumen adalah kesediaan satu pihak menerima resiko dari pihak lain

berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak lain akan melakukan

tindakan sesuai yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak belum

mengenal satu sama lain.


31

13. Indikator Kepercayaan

Adapun indikator variable kepercayaan menurut McKnight et. al.

dalam Vertiningtyas (2016) :

1) Kejujuran dalam mengelola situs jual beli online

2) Kompetensi, yaitu situs dapat bersaing dan dapat diandalkan

3) Informasi yang diberikan dapat dipercaya.

B. Publikasi Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian Pertama dilakukan oleh Muhammad Nopran Dwi Putra

(2018) dengan judul “Pengaruh Kepercayaan, Kualitas Informasi, dan

Persepsi Risiko terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada

Pelanggan Online Shop Shopee di Kota Yogyakarta). Adapun tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepercayaan,

kualitas informasi, dan persepsi risiko terhadap keputusan pembelian

secara parsial maupun simultan. Populasi dari penelitian ini berjumlah

180 orang masyarakat Yogyakarta Teknik analisis data dan uji hipotesis

menggunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil

analisis data diperoleh persamaan regresi linier berganda : Y = 2,361 +

0,378X1 + 0,314X2 - 0,314X3 +€. Hasil ini menunjukan bahwa apabila

kenaikan kepercayaan dan kualitas informasi sebanyak satu satuan

maka akan menaikkan variabel keputusan pembelian. Dan setiap

kenaikan persepsi risiko sebanyak satu satuan maka akan menurunkan

variabel keputusan pembelian. Dengan menggunakan uji t-test untuk


32

menguji hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa kepercayaan dan

kualitas informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian. Sedangkan persepsi risiko berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap keputusan pembelian berdasarkan uji F-test

secara simultan menunjukkan kepercayaan, kualitas informasi, dan

persepsi risiko secara Bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan

pembelian. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian

sekarang yaitu menggunakan Kepercayaan sebagai variable bebas dan

keputusan pembelian sebagai variable terikat. Selain itu peneliti juga

menggunakan Shopee sebagai objek penelitian. Perbedaan penelitian

sebelumnya dengan penelitian sekarang adalah penelitian sebelumnya

bertempat di Yogyakarta sedakangkan penelitian sekarang

menggunakan Denpasar.

2. Penelitian kedua dilakukan oleh Ni Komang Ayu Astuti (2019) dengan

judul Pengaruh Kemudahan Penggunaan, Keamanan, Pengalaman

Berbelanja dan Kepercayaan terhadap Keputusan Pembelian pada

Aplikasi Online Marketplace Shopee di Makassar. Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemudahan

penggunaan, keamanan, pengalaman berbelanja dan kepercayaan

terhadap keputusan pembelian. Sampel yang digunakan berjumlah 100

orang masyarakat Makassar yang ditentukan dengan metode judgment

sampling. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dan hasil

penelitian ini imenunjukan bahwa kemudahan penggunaan, keamanan,


33

pengalaman berbelanja dan kepercayaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadapl keputusan pembelian. Persamaan penelitian

sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu menggunakan

kemudahan penggunaan, keamanan, pengalaman berbelanja dan

kepercayaan sebagai variable bebas dan keputusan pembelian sebagai

variable terikat. Selain itu peneliti juga menggunakan Shopee sebagai

objek penelitian. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian

sekarang adalah penelitian sebelumnya bertempat di Makassar

sedakangkan penelitian sekarang menggunakan Denpasar.

3. Penelitian ketiga dilakukan oleh Kartika Ayuningtiyas (2018) dengan

judul Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan dan Kualitas Informasi

Terhadap Keputusan Pembelian Daring Di Aplikasi Bukalapak Pada

Mahasiswa Politeknik Negeri Batam. Adapun tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh kepercayaan, kemudahan dan

kualitas informasi terhadap keputusan pembelian. Sampel yang

digunakan berjumlah 100 orang mhasiswa Politeknik Negeri Batam

yang ditentukan dengan rumus Slovin. Penelitian ini menggunakan

regresi linier berganda dan hasil penelitian ini imenunjukan bahwa

variabel kepercayaan (trust) berpengaruh tidak signifikan terhadap

keputusan pembelian daring di aplikasi Bukalapak pada mahasiswa

Politeknik Negeri Batam, variabel kemudahan (ease of use) dan kualitas

informasi (information quality) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian daring di aplikasi Bukalapak pada


34

mahasiswa Politeknik Negeri Batam. Hasil pengujian secara simultan

(uji F) menunjukkan bahwa variabel kepercayaan (trust), kemudahan

(ease of use) dan kualitas informasi (information quality) secara

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian daring di aplikasi Bukalapak pada mahasiswa Politeknik

Negeri Batam. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian

sekarang yaitu menggunakan kemudahan penggunaan, kepercayaan

dan kemudahan sebagai variable bebas dan keputusan pembelian

sebagai variable terikat. Selain itu peneliti juga menggunakan Shopee

sebagai objek penelitian. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan

penelitian sekarang adalah penelitian sebelumnya bertempat di

Politeknik Negeri Batam sedakangkan penelitian sekarang

menggunakan Denpasar. Selain itu peneliti sebelumnya menggunakan

Bukalapak, sedangkan penelitian sekarnag menggunakan Shopee

sebagai objek penelitian.

4. Penelitian keempat dilakukan oleh Vertiyaningtyas Wiji Lestari (2016)

dengan judul Pengaruh Kepercayaan, Keamanan, Kualitas Pelayanan

dan Persepsi akan Risiko terhadap Keputusan Pembelian Secara Online

melalui Situs Tokopedia.com. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh kepercayaan, keamanan, kualitas

pelayanan dan persepsi akan risiko terhadap keputusan pembelian.

Sampel yang digunakan berjumlah 130 orang masyarakat Purworejo

yang pernah menggunakan Tokopedia. Penelitian ini menggunakan


35

regresi linier berganda dan hasil penelitian ini imenunjukan bahwa

variabel kepercayaan, keamanan, kualitas pelayanan dan persepsi akan

risiko berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Persamaan

penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu menggunakan

kemudahan penggunaan, kepercayaan dan keamanan sebagai variable

bebas dan keputusan pembelian sebagai variable terikat. Perbedaan

penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang adalah penelitian

sebelumnya bertempat di Purworejo sedangkan penelitian sekarang

menggunakan Denpasar. Selain itu peneliti sebelumnya menggunakan

Tokopedia.com, sedangkan penelitian sekarnag menggunakan Shopee

sebagai objek penelitian.

5. Penelitian kelima dilakukan oleh Nuning Nurna Dewi (2019) dengan

judul Pengaruh Kemudahan, Keamanan dan Pengalaman Pembelian

terhadap Keputusan Pembeliansecara Online menggunakan Aplikasi

Shopee (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maarif

Hasyim Latif Sidoarjo). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh kemudahan, keamanan dan pengalaman

pembelian terhadap keputusan pembelian. Sampel yang digunakan

berjumlah 100 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi di Universitas

Maarif Hasyim Latif Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan regresi

linier berganda dan hasil penelitian ini imenunjukan bahwa variable

kemudahan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap keputusan

pembelian, sedangkan variabel keamanan dan pengalaman pembelian


36

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Selain itu hasil uji F menunjukan Kemudahan, keamanan dan

pengalaman pembelian secara simultan berpengaruh terhadap

keputusan pembelian. Persamaan penelitian sebelumnya dengan

penelitian sekarang yaitu menggunakan kemudahan, keamanan dan

pengalaman pembelian sebagai variable bebas dan keputusan

pembelian sebagai variable terikat. Selain itu peneliti juga

menggunakan Shopee sebagai objek penelitian. Perbedaan penelitian

sebelumnya dengan penelitian sekarang adalah penelitian sebelumnya

bertempat di Fakultas Ekonomi di Universitas Maarif Hasyim Latif

Sidoarjo sedangkan penelitian sekarang menggunakan Denpasar.


37

C. Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 6

Kerangka Pemikiran Penelitian

Teori : Studi Empiris :


1. Pemasaran 1. Muhammad Nopran Dwi Putra
2. Perilaku Pembelian Konsumen (2018)
3. E-Commerce 2. Ni Komang Ayu Astuti (2019)
4. Keputusan Pembelian 3. Kartika Ayuningtiyas (2018)
5. Kemudahan Penggunaan 4. Vertiyaningtyas Wiji Lestari (2016)
6. Keamanan 5. Nuning Nurna Dewi (2019)
7. Pengalaman Berbelanja
8. Kepercayaan

Hipotesis :
H1 : Kemudahan penggunaan (X1) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian (Y)
H2 : Keamanan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian (Y)
H3 : Pengalaman berbelanja (X3) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian (Y)
H4 : Kepercayaan (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian (Y)
H5 : Kemudahan Penggunaan (X1), Keamanan (X2), Pengalaman
Berbelanja (X3) dan Kepercayaan (X4) secara bersama-sama berpengaruh
sterhadap Keputusan Pembelian (Y) pada aplikasi online marketplace
Shopee di Denpasar.

Teknik Analisis Data :


1. Uji Validitas & Uji Reliabilitas.
2. Uji Asumsi Klasik
3. Uji Analisis Linear Berganda

Simpulan dan Saran


38

D. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 7
X1.1
X1.1
Kerangka Konsep Penelitian
X1.2

X1.3
Kemudahan
X1.4 Penggunaan
(X1)
X1.5 H1

X1.6

Keamanan
X2.1 H2
(X2) Y1.1
X2.2
Keputusan Y1.2
Pembelian (Y)
H3 Y1.3
X3.1
Pengalaman
Berbelanja Y1.4
X3.2
(X3)
X3.3
H4

X4.1
Kepercayaan
X4.2 (X4)
H5
X4.3

Sumber :
X1 : Kemudahan Penggunaan (Nuning Nurna, 2019)
X2 : Keamanan (Ayu Astuti, 2019)
X3 : Pengalaman Berbelanja (Ayu Astuti, 2019)
X4 : Kepercayaan (Vertiningtyas, 2016)
Y : Keputusan Pembelian (Armstrong, 2016)
39

Keterangan :
X1 : Kemudahan Penggunaan (Nuning Nurna, 2019)
a. X1.1 mudah untuk dipelajari(easy to learn)

b. X1.2 dapat dikontrol (controllable),

c. X1.3 jelas dan dapat dimengerti (Clear and understandable)

d. X1.4 fleksibel (flexible)

e. X1.5 mudah untuk menjadi mahir (easy to become skillful)

f. X1.6 dan mudah digunakan (easy to use).

X2 : Keamanan (Ayu Astuti, 2019)

a. X2.1 jaminan keamanan

b. X2.2 kerahasiaan data.

X3 : Pengalaman Berbelanja (Ayu Astuti, 2019)


a. X3.1 Puas dengan pengalaman belanja sebelumnya

b. X3.2 Senang dengan pengalaman belanja sebelumnya

c. X3.3 Berbagi pengalaman berbelanja online dengan teman

X4 : Kepercayaan (Vertiningtyas, 2016)


a. X4.1 Kejujuran dalam mengelola situs jual beli online

b. X4.2 Kompetensi, yaitu situs dapat bersaing dan dapat diandalkan

c. X4.3 Informasi yang diberikan dapat dipercaya.

Y : Keputusan Pembelian (Armstrong, 2016)


a. Y1 Kemantapan pada sebuah produk

b. Y2 Kebiasaan dalam membeli produk

c. Y3 Memberikan rekomendasi kepada orang lain


40

d. Y4 Melakukan pembelian ulang

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kslimat

pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

berdasarkan teori yang relavan, belum didasarkan pada fakta-fakta emeperis

yang diperoleh memulai pengumpulan data atau kuesioner (Sugiyono, 2017:

63). Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka dapat disusun hipotesis

penelitian sebagai berikut :

H1 : Kemudahan Pengguna (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian (Y) pada aplikasi online marketplace Shopee di

Denpasar.

H2 : Keamanan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian (Y) pada aplikasi online marketplace Shopee di Denpasar.

H3 : Pengalaman Belanja (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian (Y) pada aplikasi online marketplace Shopee di

Denpasar.

H4 : Kepercayaan (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian (Y) pada aplikasi online marketplace Shopee di Denpasar.

H5 : Kemudahan Penggunaan (X1), Keamanan (X2), Pengalaman Berbelanja

(X3) dan Kepercayaan (X4) secara bersama-sama berpengaruh terhadap


41

Keputusan Pembelian (Y) pada aplikasi online marketplace Shopee di

Denpasar.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Objek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar. Kota ini dipilih karena

Kota Denpasar adalah ibukota Provinsi Bali yang juga merupakan

sebagai pusat perdagangan, pendidikan dan tujuan urbanisasi

masyarakat dari kabupaten lain. Sebagai pusat pembangunan, Denpasar

tentu memiliki infrastruktur yang mendukung untuk perkembangan

teknologi sehingga penduduknya memiliki kesadaran yang tinggi akan

perkembangan teknologi salah satunya pada penggunaan internet.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2018). Adapun objek yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri Keputusan Pembelian, Kemudahan Penggunaan, Keamanan,

Pengalaman Berbelanja dan Kepercayaan.

42
43

B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2018), populasi adalah wilayah generalisai

yang terdiri dari objek atau subjek tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada

penelitian ini adalah penduduk kota Denpasar. Dimana menurut

proyeksi penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik,

penduduk Kota Denpasar pada tahun 2019 berjumlah 947.116 Jiwa

2. Sampel

Menurut Sugiyono, (2018) sampel adalah bagian atau jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar,

dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,

misal karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti akan

mengambil sampel dari populasi tersebut, apa yang dipelajari dari

sampel tersebut, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.

Oleh karena itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul – betul

representatif (mewakili)

Sampel yang di pakai dalam penelitian ini sejumlah 100 orang,

perhitungan tersebut didapat dari metode slovin berdasarkan total

populasi penduduk kota Denpasar tahun 2019.


44

n = jumlah elemen / anggota sampel


N = jumlah elemen / anggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (catatan: umumnya
digunakan 1 % atau 0,01, 5 % atau 0,05, dan 10 % atau
0,1) (catatan dapat dipilih oleh peneliti).
Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 947.116 orang
dan presisi yang ditetapkan atau tingkat signifikansi 0,05, maka
besarnya sampel pada penelitian ini adalah :

947.116
n = 1 + ( 947.116 (0,1)2 )

n = 99,98
n = 100 dibulatkan
Jadi, jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah
100 orang.

C. Identifikasi Variabel

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Pengaruh Kemudahan

Penggunaan, Keamanan, Pengalaman Berbelanja dan Kepercayaan terhadap

Keputusan Pembelian pada Aplikasi Online Marketplace Shopee di Denpasar.

Terdapat lima variable pada penelitian ini yaitu satu variabel terikat dan empat

variable bebas.
45

1. Variabel Dependen/Terikat (Y)

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

dan konsekuen. Menurut Sugiyono (2018:68), variable terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah keputusan pembelian

2. Variabel Independent/ Bebas (X)

Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus,

predictor, antecedent. Menurut Sugiyono (2018): Variabel bebas

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah kemudahan penggunaan,

keamanan, pengalaman berbelanja dan kepercayaan.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk memberikan arti atau batasan

operasional untuk mengukur variabel tersebut. Adapun definisi operasional

variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kemudahan Pengguna

Kemudahan Penggunaan didefinisikan sebagai sejauh mana

seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari

usaha. Menurut Sari (2015) Faktor kemudahan ini terkait dengan


46

bagaimana operasional bertransaksi secara online. Biasanya calon

pembeli akan mengalami kesulitan pada saat pertama kali bertransaksi

online, dan cenderung mengurungkan niatnya karena faktor keamanan

serta tidak tahu cara bertransaksi online. Menurut Davis dalam Nuning

Nurna (2019) indikator kemudahan meliputi

1. mudah untuk dipelajari(easy to learn)

2. dapat dikontrol (controllable),

3. jelas dan dapat dimengerti (Clear and understandable)

4. fleksibel (flexible)

5. mudah untuk menjadi mahir (easy to become skillful)

6. dan mudah digunakan (easy to use).

2. Keamanan

Menurut Nahla Rahma (2019) keamanan adalah kemampuan

toko daring dalam menjaga keamanan sebuah data dan transaksi yang

sedang dilakukan dan menjalankan pengontrolan secara teratur. Dalam

membangun kepercayaan konsumen memberikan jaminan keamanan

adalah salah satu hal yang harus diperhatikan oleh penjual karena

merupakan hal yang sangat penting, sehingga konsumen merasa data

yang diberikan akan selalu aman dan tidak akan dapat digunakan oleh

pihak yang salah dan dapat merugikan konsumen. Adapun indikator

keamanan Menurut Ayu Astuti (2019) meliputi jaminan keamanan dan

kerahasiaan data.
47

3. Pengalaman Berbelanja

Pengalaman merupakan hal-hal yang bersifat pribadi dan

berlangsung di benak konsumen secara individual dan bersifat tidak

terlupakan. Orang-orang yang pernah berbelanja menggunakan internet

cenderung lebih besar kemungkinannya untuk kembali melakukan

pembelian mengguakan internet. Menurut Ayu Astuti (2019) indikator

pengalaman berbelanja meliputi :

3. Puas dengan pengalaman belanja sebelumnya

4. Senang dengan pengalaman belanja sebelumnya

5. Berbagi pengalaman berbelanja online dengan teman

4. Kepercayaan

Kepercayaan konsumen yaitu kesediaan satu pihak menerima

resiko dari pihak lain berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak

lain akan melakukan tindakan sesuai yang diharapkan, meskipun kedua

belah pihak belum mengenal satu sama lain Adapun indikator variable

kepercayaan menurut Adapun indikator variable kepercayaan menurut

McKnight et. al. dalam Vertiningtyas (2016) :

1. Kejujuran dalam mengelola situs jual beli online

2. Kompetensi, yaitu situs dapat bersaing dan dapat diandalkan

3. Informasi yang diberikan dapat dipercaya.


48

5. Keputusan Konsumen

Keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana

konsumen secara aktual melakukan pembelian produk (Kotler dan

Armstrong, 2016). Keputusan pembelian dalam penelitian ini diukur

menggunakan 5 indikator

1. Kemantapan pada sebuah produk

2. Kebiasaan dalam membeli produk

3. Memberikan rekomendasi kepada orang lain

4. Melakukan pembelian ulang

E. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data

kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka

terukur yang dapat dihitung secara matematis. Data kuantitatif. Data

kuantitatif dalam penelitian ini adalah data hasil kuisioner yang telah

disebarkan kepada responden

2. Sumber Data

1. Data primer, yaitu data yang didapatkan secara langsung dari

sumbernya. Dalam penelitian ini data primer adalah kuesioner

yang dibagikan kepada para responden.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak

langsung oleh peneliti. Data sekunder pada penelitian ini


49

adalah data data yang diperoleh peneliti dari tijauan

kepustakaan (library reseasch) beruba jurnal dan buku serta

data-data yang didapat melalui website atau situs di internet

yang berkaitan dengan penelitian ini.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini

adalah Teknik kuesioner. Teknik kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan caramemberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis untuk dijawab oleh para responden (Sugiyono, 2018).

Kuesioner digunakan untuk memperoleh data mengenai pengaruh variable

bebas terhadap variable terikatnya. Kuisioner yang disusun peneliti

menggunakan pendekatan skala likert. Menurut Sugiyono (2018:) Skala Likert

yaitu: skala likert merupakan alat yang digunakan untuk mengembangkan

instrumen yang digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, dan pendapat

seseorang atau sekelompok orang terhadap potensi dan permasalahan suatu

objek, rancangan suatu produk, proses membuat produk dan produk yang telah

dikembangkan atau diciptakan. Setiap pernyataan disediakan 5 lima alternatif

jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), Netral (N), tidak setuju (TS), dan

sangat tidak setuju (STS).

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner maka perlu

memperhatikan kualitas kuesioner. Hasil penelitian tidak akan berguna


50

jika instrumen untuk mengukur hasil penelitian tidak berkualitas. Oleh

karena itu kuesioner yang disebarkan perlu dilakukan uji instrumen

penelitian dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitasn.

1. Uji Validitas

Sebuah instrumen akan dikatakan valid apabila pertanyaan

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Dalam

hal ini berarti mengukur sejauh mana ketepatan pertanyaan yang

digunakan dalam kuisioner untuk mengukur variabel yang akan

diteliti. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran

tentang variabel yang dimaksud.Uji validitas dilakukan dengan

mengkorelasi antara skor faktor dengan skor total, bila korelasi

setiap faktor dengan skor total tersebut positif dan besarnya 0,3

keatas maka faktor tersebut dapat dikatakan memiliki validasi

konstruksi yang baik (Sugiyono, 2018 : 126).

2. Uji Reliabilieas

Butir kuesioner dapat dikatakan reliabel jika hasil jawaban

seseorang terhadap kuesioner adalah konsisten. Dalam penelitian

ini untuk menentukan apakah pertanyaan dalam kuesioner reliabel

atau tidak menggunakan alpha cronbach. Suatu instrument

dikatakan reliable atau handal apabila memiliki Alpha Cranbach

(b) lebih besar dari 0,60 (Sugiono, 2018)


51

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji analisis model regresi linear berganda,

terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi klasik agar tidak terdapat

penyimpangan yang dapat menyebabkan pengujian diragukan

kebenarannya. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen

memiliki distribusi normal atau tidak. jadi Caranya adalah

menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov. Alat uji ini biasa

disebut dengan K-S dalam program SPSS. Kriteria yang

digunakan dalam uji ini adalah dengan membandingkan antara

tingkat signifikasi yang didapat dengan tingkat alpha yang

digunakan, diamana data tersebut dikatakan berdistribusi normal

bila sig > alpha (Ghozali, 2016:115). Data dinyatakan normal

apabila memiliki nilai signifikasi K-S diatas 0,05.

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau

tidaknya korelasi yang tinggi antara variable-variabel

independent dalam suati model regresi linier berganda. Jika

terdapat korelasi linier antara variable bebasnya, maka hubungan


52

antara variable bebas dan variable terikat akan terganggu

(problem multikolinearitas). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas didalam regresi dapat dilihat dari nilai variance

infiation factor (VIF). Sebagai pedoman untuk mengetahui antara

variabel satu dengan yang lain tidak terjadi multikoleniaritas jika

mempunyai VIF (Varian Invlation Factor) lebih dari 10 dan

angka tolerance kurang dari 0,1 (Ghozali, 2016:103).

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016) uji heteroskedatisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya.

Untuk mengetahui gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan uji Glejser. Ketentuan tidak mengandung adanya

heteroskedastisitas diketahui jika probabilitas signifikansinya di

atas tingkat kepercayaan 5% (Ghozali, 2016).

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji kebenaran dari

hipotesis yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya. Pengujian

dilakukan dengan cara parsial dan simultan (Ghozali, 2016). Teknik

analisis regresi berganda dipilih dalam penelitian ini guna

mengetahui pengaruh antara Kemudahan Penggunaan, Keamanan,


53

Pengalaman Berbelanja dan Kepercayaan terhadap Keputusan

Pembelian,

Y= α + β1X1 + β2X2 + βӠXӠ+ β4X4+ e

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian,

X1 = Kemudahan Penggunaan,

X2 = Keamanan

X3 = Pengalaman Berbelanja

X4 = Kepercayaan

α = Konstanta

e = Standar Eror

β = Koefisien Regresi Variabel

4. Uji Hipotesis

a. Uji Statistik F

Uji ini digunakan untuk menguji signifikansi koefisien

regresi sehingga diketahui apakah pengaruh secara simultan

antara Kemudahan Penggunaan, Keamanan, Pengalaman

Berbelanja dan Kepercayaan terhadap Keputusan Pembelian


54

adalah memang nyata terjadi (signifikan) atau hanya diperoleh

secara kebetulan. Langkah-langkah uji statistiknya adalah:

a) Menentukan Formulasi Hipotesis

Dalam menentukan formulasi harus disesuaikan dengan

hipotesis.

Ho : β1, β2, β3 β4 = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dan

signifikan secara simultan antara

Kemudahan Penggunaan,

Keamanan, Pengalaman Berbelanja

dan Kepercayaan terhadap

Keputusan Pembelian

Ho : β1, β2, β3 β4 > 0, berarti ada pengaruh positif dan

signifikan secara simultan antara

Kemudahan Penggunaan, Keamanan,

Pengalaman Berbelanja dan

Kepercayaan terhadap Keputusan

Pembelian

b) Menentukan Level Of Significance

Menggunakan derajat kepercayaan 95% atau tingkat

kesalahan 5% (α = 0,05), derajat bebas pembilang : k dan

derajat penyebut :n-k-l maka diperoleh nilai F-tabel 0,05

(k;n-k-l).

c) Kriteria Penerimaan atau Penolakan Ho


55

Ho ditolak apabila F-hitung > F-tabel, atau nilai sig. ≤ 0,05.

Ho diterima apabila F-hitung ≤ F-tabel, atau nilai sig. > 0,05.

d) Penentuan Nilai F-Hitung

Rumus (Sugiyono, 2014: 257):

Fh = R2 / k

(1 – R2) / (n – k – l)

Keterangan :

Fh = F-hitung

R = Koefisien korelasi berganda

n = Jumlah data (responden)

k = Jumlah variabel

e) Menggambarkan Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Gambar 8

Daerah Penerimaan dan Penolakan

Ho (F-test)

Daerah
Daerah
Penerimaan Ho
Penolakan Ho

0 F tabel 0,05
(k ; n-k-1)
56

f) Mendapatkan keputusan

Jika nilai F-hitung berada pada daerah penolakan Ho atau

nilai sig. ≤ 0,05 maka pengaruh adalah signifikan, sedangkan

jika nilai F-hitung berada pada daerah penerimaan Ho atau

nilai sig. > 0,05 maka pengaruh adalah tidak signifikan.

b. Uji T

Uji ini digunakan untuk menguji signifikan masing-masing

koefisien, sehingga diketahui apakah ada pengaruh secara parsial

Kemudahan Penggunaan, Keamanan, Pengalaman Berbelanja dan

Kepercayaan terhadap Keputusan Pembelian adalah memang nyata

terjadi (signifikan) atau hanya diperoleh secara kebetulan.

Langkah-langkah uji statistiknya adalah:

a) Membuat formulasi hipotesis

Dalam menentukan formulasi harus disesuaikan dengan

hipotesis.

Ho : β1, β2, β3 β4 = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dan

signifikan secara parsial (individual)

antara Kemudahan Penggunaan,

Keamanan, Pengalaman Berbelanja

dan Kepercayaan terhadap Keputusan

Pembelian.

Ho : β1, β2, β3 β4 > 0, berarti ada pengaruh positif dan

signifikan secara parsial (individual)


57

antara Kemudahan Penggunaan,

Keamanan, Pengalaman Berbelanja

dan Kepercayaan terhadap Keputusan

Pembelian

b) Ketentuan pengujian

Dengan menggunakan derajat kepercayaan (95% atau

tingkat kesalahan 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan : n-k-

l, test dua sisi pada sisi kanan dan kiri siperoleh nilai t-tabel

(0,05 ; n-k-l).

c) Kriteria penerimaan dan penolakan Ho

Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak, berarti pengaruh

siginifikan.

Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima, berarti pengruh

tidak signifikan.

d) Penentuan nilai t-hitung

Rumus (Sugiyono, 2018):

t = βi

S(βi)

Keterangan :

t = t-hitung
58

bi = Koefisien regresi

S(βi)= Standard error koefisien regresi

e) Menghitung daerah penerimaan dan penolakan Ho

Gambar 9

Daerah Penerimaan dan Penolakan

Ho (t-test)

Daerah Penolakan Ho

t-hitung
Daerah

Penerimaan Ho

f) Mendapatkan keputusan 0

Sesuai gambar daerah penerimaan dan penolakan Ho dan

kriteria yang telah ditentukan. Jika nilai t-hitung berada pada

daerah penolakan Ho maka pengaruh adalah signifikan,

sedangkan jika nilai t-hitung berada pada daerah penerimaan

Ho maka pengaruh adalah tidak signifikan.


59

DAFTAR PUSTAKA

Alwafi, F. d. (2016). Pengaruh Persepsi Keamanan, Kemudahan Bertransaksi,

Kepercayaan Terhadap Toko Dan Pengalaman Berbelanja Terhadap

Minat Beli Secara Online Pada Situs Jual Beli Tokopedia.Com.

Diponegoro Journal Of Management, Vol.5, No. 2, pp. 1-15.

APJII. (2018). Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia. Jakarta:

Asosiasi Penyelengara Jasa Interenet Indonsia.

Astuti, Ayu (2019). Pengaruh Kemudahan Penggunaan, Keamanan, Pengalaman

Berbelanja Dan Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian pada

Aplikasi Online Marketplace Shopee di Makassar. Skripsi. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar

Ayuningtyas, Kartika. (2018). Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan dan Kualitas

Informasi terhadap Keputusan Pembelian Daring di Aplikasi

Bukalapak pada Mahasiswa Politeknik Negeri Batam. Journal of

Applied Business Administration Vol 2, No 1

Bucko, J. d. (2018). Website Usability And User Experience During Shopping

Online From Abroa. Information Management, Vol.3, No. 21, pp

205-219.

Faradila, R. S. (2016). Analisis Pengaruh Kemudahan Penggunan dan Persepsi

Manfaat Terhadap Minat Beli dengan Kepercayaan Sebagai Variabel

Intervening (Studi pada Pengunjung Toko Online Berrybenka.com di


60

Kalangan Mahasiswa Universitas Diponogoro. Jurnal Studi

Manajemen dan Organisasi, Vol. 13, pp. 149-160.

Foster, B. (2017). Pengaruh Pengalaman Belanja Online Produk Fasion

Terhadap Kepuasan dan Niat Beli Ulang Pelanggan Zalora Serta

Berrybenka. Kontigensi

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM

SPSS 23 (Edisi 8). In Universitas Diponegoro.

Ilmiyah, Khafidatul. (2020). Pengaruh Ulasan Produk, Kemudahan,

Kepercayaan, dan Harga terhadap Keputusan Pembelian pada

Marketplace Shopee Di Mojokerto. Jurnal Manajemen Program Studi

Manajemen STIE Sultan Agung, Vol. 6, No. 1

Kotler, P. d. (2018). Manajemen Pemasaran. Indonesia: Pt Indeks.

Kotler, P. and Keller, K. 2016. Manajemen Pemasaran (Terjemahan Bahasa

Indonesia) edisi kesebelas, jilid 1 dan 2. Jakarta: Salemba Empat.

Kotler; Philip. G; Amstrong. 2016. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 13 Jilid 1.

Jakarta Erlangga.

Laudon, K. C. (2014). E-commerce 2014: business. technology.society . Boston:

Pearson.

Malau, Harman. 2017. Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi Pemasaran Era

Tradisional Sampai Era Modernisasi Global. Bandung: Penerbit

Alfabeta.

Nopran D. Muhammad. (2018). Pengaruh Kepercayaan, Kualitas Informasi, dan

Persepsi Risiko terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada


61

Pelanggan Online Shop Shopee di Kota Yogyakarta). Skripsi.

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Nurna, D. (2019). Pengaruh Kemudahan, Keamanan Dan Pengalaman Pembelian

Terhadap Keputusan Pembelian secara Online menggunakan

Aplikasi Shopee (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo). EKOMAKS : Jurnal

Ilmu Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi, Vol.8, No. 1

Rahma, Y. Nahla. (2019). Pengaruh Persepsi Risiko, Kepercayaan, dan

Keamanan terhadap Keputusan Pembelian Online di Buka Lapak

(Studi Kasus Pada Komunitas Buka Lapak Ponorogo). ISOQUANT :

Jurnal Ekonomi, Manajemen & Akuntansi, Vol. 3 No. 1

Sari, M. P. (2015). Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan dan Kualitas Informasi

Terhadap Keputusan Pemblian Secara Online Di Situs Lazada.co.id

Pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Skripsi pada

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Tanjaya, S. C., Mananeke, L. L., & Tawas, H. N. (2019). Pengaruh Kualitas

Informasi, Kepercayaan Dan Kemudahan Konsumen Terhadap

Keputusan Pembelian Produk Vape Di Instagram. Jurnal EMBA:

Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(4).

Wiji, L. Vertiningtyas (2016). Pengaruh Kepercayaan, Keamanan, Kualitas

Pelayanan dan Persepsi akan Risiko terhadap Keputusan Pembelian


62

secara Online melalui Situs Tokopedia.com (Studi Pada Pengguna

Situs Belanja Online Tokopedia.Com di Purworejo). Skripsi.

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo

Anda mungkin juga menyukai