Anda di halaman 1dari 20

Nilai

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI LABORATORIUM

Nama Mahasiswa : Fira Rahmatin Sakinah

NIM : 21.71.024348
Kelas : Farmasi D

Dosen Pengampu : Shesanti Citra Riana,M.Pharm.Sc.,Apt

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

2021
BAB I

1.1 Tujuan Praktikum


a. Memahami prinsip-prinsip keselamatan kerja di laboratorium kimia
b. Mengenal peralatan yang umum digunakan di laboratorium kimia dan cara
menggunakannya
c. Mengenal alat-alat keselamatan kerja di laboratorium kimia dan
mengetahui fungsi masing-masing
d. Mengenal symbol bahaya bahan kimia dan cara penanganannya

1.2 Dasar Teori

Keselamatan berkaitan dengan mesin, alat kerja dan proses


pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara
melakukan pekerjaan. (Budiono, 1992).

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan


memahami cara kerja serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain
untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja
dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan
praktikum dengan sempurna (Walton,1998)

Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para


pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap
kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan
lainnya.hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir
akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman,
produktif, dan efisien ( Khasani, 1990)

Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalam


laboratorium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu
dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia,
peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan bagi diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan sekitar, bila tidak digunakan denganaa baik. Seperti
layaknya pekerjaan lain, bekerja dalam laboratorium kimia juga
mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat disebabkan karena
faktor ketidaksengajaan, keteledoran, dan sebab-sebab lain yang di luar
kendali manusia (Lubis 2013)

Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum sangat


mempengaruhi hasil praktikum. Bahan yang mudah menguap diletakkan
didalam wadah, bahan kimia yang dapat menimbulkan bahaya sebaiknya
disimpan dalam sebuah lemari asam (Neilands,1990)

Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat


yang digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbed,
ada yang terbuat dari gelas

Sehingga keselamatan dan kesehatan kerja merupakan sarana untuk


mencegah terjadinya kecelakaan,cacat dan kematian sebagai akibat dari
kecelakaan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang
penting dalam proses operasional baik disektor modern maupun
tradisional, apabila dilalaikan akan berakibat sangat fatal dan bisa
merugikan orang lain dan dirinya sendiri maupun perusahaan. Kecelakaan
selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga merupakan
kerugian-kerugian tidak langsung yaitu kerusakan-kerusakan mesin dan
peralatan-peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat,
kerusakan lingkungan kerja dan lain-lain.

Perlindungan tenaga meliputi aspek-aspek yang cukup luas yaitu


perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serata
perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral
agama.Perlindungan tersebut dimaksudkan agar tenaga kerja secara aman
melakukan pekerjaan sehari-hari untuk meningkatkan hasil produksi dan
produktivitas secara nasional.
Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan diri dari masalah
sekitarnya dari pada dirinya yang dapat menimpa dan mengganggu
pelaksanaan pekerjaannya.Maka jelaslah keselamatan kerja adalah suatu
segi penting dari perlindungan tenaga kerja. Dalam hubungan ini bahaya
yang timbul dari mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,
kadaan tempat kerja, lingkungan, cara melakukan pekerjaan,
karakteristikfisik dan mental dari pekerjaan harus sejauh mungkin
diberantas atau dikendalikan.

a. Tujuan K3
Tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut (Budiono, 1992):
1. Melindungi keselamatan tenaga kerja didalam melaksanakan tugasnya
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
2. Melindungi keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja
3. Melindungi keamanan peralatan dan sumber produksi agar selalu dapat
digunakan secara efisien.
4. Sumber produksi diperiksa dan dipergunakan secara aman dan efisien.
b. Pengertian Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah spesialisasi kesehatan atau spesialisasi di
bidang kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja
atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya,
baik fisik atau mental dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap
penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang di akibatkan
faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja. (Suma’mur, 1996) .
Ada dua kategori penyakit yang diderita tenaga kerja yaitu:
a. Penyakit umum
Penyakit yang mungkin diderita oleh setiap orang baik yang
bekerja, masih sekolah atau menganggur.Pencegahan penyakit ini
merupakan tanggung jawab seluruh anggota masyarakat.Untuk
mengurangi biaya mengatasi penyakit umum, setiap calon karyawan
diwajibkan mengikuti pemeriksaan atas dirinya oleh dokter perusahaan.
b. Penyakit akibat kerja
Penyakit ini dapat timbul setelah seseorang melakukan
pekerjaan.Pencegahannya dapat dimulai dengan pengendalian secermat
mungkin pengganggu kerja dan kesehatan atau dengan mentaati peraturan-
peraturan yang berlaku.
c. Tujuan Kesehatan Kerja
Tujuan kesehatan kerja adalah sebagai berikut (Budiono, 1992):
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-
kecelakaan akibat kerja
b. Mempertinggi efisiensi dan daya produktifitas tenaga manusia.
c. Agar terhindar dari bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh produk-
produk industry
d. Penerapan K3
1. Moral
Perusahaan dalam melaksanakan pencegahan atas dasar rasa
kemanusiaan, sehingga bila terjadi kecelakaan perusahaan mempunyai
suatu beban moral, juga perusahaan mengusahakan tindakan pencegahan
guna tidak akan terjadi suatu kecelakaan yang sama.
2. Hukum
Setiap tenaga kerja berhak untuk mendapatkan perlindungan
keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan untuk mendapatkan
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu
pemerintah mengeluarkan UU no 1 Tahun 1970.
3. Ekonomi
Perusahaan mengadakan kesehatan dan keselamatan kerja.Apabila
terjadi kecelakaan maka perusahaan mengeluarkan biaya sebagai ganti rugi
dan juga terganggu produktivitasnya.

e. Unsur Keselamatan
Menurut International Labour Organization (Suma’mur, 1996):
a. Perencanaan
Bila akan mendirikan perusahaan haruslah di perhitungkan faktor-faktor
yang mempengaruhi keselamatan dan produksi juga tingkat perencanaan
lokasi, fasilitas untuk produksi dan untuk menyimpan material dan peralatan
lantai, penerangan, ventilasi, dan pencegahan kebakaran. Masalah keselamatan
kerja harus benar- benar diperhatikan pada waktu perencanaan dan bukan
dipikirkan kemudian sesudah perusahaan berdiri
b. Ketata-rumah-tanggaan yang baik dan teratur
Ketata-rumah-tanggaan dan kerapihan mencegah kecelakaan baik
resiko fisik maupun efek psikologi, dalam kadaan rapih dan teratur, tenaga
kerja akan lebih berhati-hati. Keteraturan dan Ketata-rumah-tanggaan yang
baik akanterselenggara jika tenaga kerja berpatisipasi dan memenuhi seluruh
ketentuan yang berhubungan, seperti tidak diletakkannya barang-barang pada
jalan lalu lintas atau penggunaan tempat sampah untuk pembuangan kotoran,
keteraturan yang baik selain bermanfaat bagi kesempatan kerja juga
bermanfaat bagi kelancaran produksi
c. Pakaian kerja
Pakaian kerja termasuk alas kaki sering kali tak memadai untuk
melakukan pekerjaan. Tenaga kerja kadang-kadang bekerja dan berpakaian tua
yang sudah tidak layak pakai. Keadaan ini merugikan dilihat dari keselamatan
juga menunjukan suatu mutu kehidupan rendah.Jika pakaian kerja mungkin
cepat rusak karena pekerjaan yang berat, keadaan udara lembab dan pekerjaan
penuh kotoran, pengusaha harus menyediakan jenis pakaian yang cocok,
pemakaian alas kaki juga harus diperhatikan karena pemakaian alas kaki yang
salah seperti berhak tinggi dan licin akan mengakibatkan terpeleset atau
terjadinya kecelakaan. Dan alas kaki dan pakaian harus dibuat senyaman
mungkin untuk tenaga kerja.Dalam hal penetapan pemilihan atau penggunaan
pakaian kerja, perlu diperhatikan factor – factor dibawa ini:
1) Harus diperhatikan bahaya-bahaya yang mungkin menimpa pekerja dan
pakaian kerja haruslah dipilih menurut kemampun untuk mengurangi
bahaya sebesar mungkin.
2) Pakaian kerja harus pas betul tanpa bagian-bagian atau tali yang longgar
dan kantong. Jika ada haruslah sedikit mungkin jumlahnya dan sedikit
mungkin ukurannya.
3) Pakaian longgar atau sobek dan kunci berantai atau arloji berantai tidak
boleh dipakai di dekat bagian-bagian mesin yang bergerak.
4) Pakaian berlengan pendek lebih baik dari pakaian berlengan panjang yang
digulung lengannya keatas.
5) Benda - benda tajam atau runcing, bahan-bahan eksplosif atau cairan-
cairan yang dapat terbakar tidak boleh dibawa dalam kantong pakaian.
6) Pekerja yang meghadapi debu-debu yang dapat terbakar, eksplosif atau
beracun tidak boleh memakai baju berkantong, memiliki lipatan-lipatan,
dan lain-lain yang mungkin menjadi tempat berkumpulnya debu.

d. Peralatan Perlindungan diri

Peralatan perlindungan diri sangat di butuhkan agar kejadian kecelakaan


kerja tidak terjadi. Dan beberapa kriteria dasar yang harus dipenuhi oleh semua
jenis peralatan perlindungan, mungkin hanya dua yang penting, yaitu:

1) Apapun sifat bahayanya, peralatan atau pakaian harus memberikan cukup


perlindungan terhadap bahaya tersebut.
2) Peralatan atau pakaian tersebut harus ringan dipakainya dan awet, dan
membuat
3) rasa kurang nyaman sekecil mungkin, tetapi memungkinkan
mobilitas,penglihatan dan sebagainya maksimum. Peralatan perlindungan
ini dapat berupa:
a) Tutup muka
b) Alas kaki pengaman
c) Sarung tangan
d) Topi pengaman, dll.

e. Pemasangan Tanda-tanda
Pada CV. Karya Manunggal Jati, belum di pasang tanda-tanda sebagai
peringatan untuk tujuan keselamatan. Pemasangan tanda-tanda yang
diharapkan dapat membawa pesan peringatan atau memberikan keterangan
secara umum. Keterangan-keterangan misalnya berupa tanda-tanda bagi tempat
jalan keluar dan tempat-tempat yang sering terjadi kecelakaan seperti
peringatan berhati-hati terhadap jalan yang licin, mesin yang berbahaya, selalu
menggunakan alat pelindung diri setiap akan bekerja,dan ditempat-tempat yang
sering terjadi kecelakaan serta tempat-tempat yang dianggap perlu.

f. Penerangan

Faktor-faktor penerangan yang menjadi sebab kecelakaan meliputi:

1.Kesilauan langsung

2.Kesilauan sebagai pantulan dari lingkungan pekerjaan

3.Bayang–bayang gelap

4.Perubahan mendadak dari terang menjadi gelap

g. Ventilasi dan Pengaturan Suhu

Ventilasi merupakan suatu cara meniadakan debu-debu yang eksplosif


seperti debu serbuk kayu di udara. Uap-uap diudara dapat diturunkan kadarnya
sampai batas aman oleh ventilasi umum atau dapat mencegah terjadinya
keadaan terlalu panas atau terlalu dingin sehingga pekerja tidak terganggu
keadaan itu

h. Kebisingan

Pengaruh utama dari kebisingan adalah kerusakan pada indra pendengaran


yang dapat menimbulkan ketulian sedangkan efek bising pada daya kerja
adalah timbulnya gangguan pada konsentrasi sehingga dapat menyebabkan
kecelakaan.
BAB II

ALAT DAN BAHAN

A. Alat

 Jas laboratorium (lab coat)


 Sarung tangan/kaos tangan ( glove)
 Masker disposable
 Penutup kepala
 Pelindung kaki
 Sepatu
 Kacamata google

B. Bahan
 Ammonium sulfat (NH4(2SO4)
 Hydrogen peroksida (H2O2), kalium klorat (HCIO3)
 Asam asetat glasial
 Methanol (CH4O), benzene (C6H6)
 Cloroform
BAB III
HASIL PENGAMATAN BAHAN DAN ALAT

A. Tabel pengamatan bahan-bahan kimia

No Nama bahan kimia Symbol Bahaya


Dapat menyebabkan
Ammonium Sulfat implamasi jika kontak
1.
((NH4)2SO4) dengan kulit secara
langsung

Dapat menimbulkan
2. Hidrogen Peroksida
kebakaran jika kontak
(H2O2) kalium
dengan panas
klorat (KClO3)

Dapat menyebabkan
3. Asamasetatglasial kerusakan total pada
jaringan hidup

Methanol Dapat menyebabkan


4.
(CH4O)Benzene keracunan
(C6H6

Dapat menyebabkan
implamasi jika kontak
5.
Kloroform dengan kulit secara
langsung

B. Tabel Pengamatan Alat-Alat Keselamatan Laboratorium

No Nama Alat Gambar Alat


1 Jas Laboratorium (Lab Coat)

Sarung tangan/kaos tangan


2
(glove)

3 MaskerDisposable

4 Pelindung Kaki

5 Sepatu
Penutup Kepala
6

7 Kacamata google

BAB IV

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

I. PEMBAHASAN BAHAN DAN ALAT


A. PENANGANAN BAHAN KIMIA
Nama Bahan
NO Symbol Penanganan Bahan Kimia
Kimia
 Gunakan masker yang sesuai
 Gunakan sarung tangan
 Gunakan google glass
 Gunakan jas lab untuk
Ammonium menghindari kontak langsung.
1. Sulfat
((NH4)2SO4)  Air mengalir harus tersedia
disekitar lingkungan
 jika terkena paparan Simpan
dalam wadah aslinya disuhu sejuk
dan tutup rapat wadahnya.
 Hindari penyimpanan ditempat
panas
 Sediakan bahan ini secara
Hidrogen minimum
Peroksida (H2O2)
2.  Jauhkan dari bahan yang mudah
Kalium Klorat
(KClO3) terbakar
 Simpan secara aman dengan
ventilasi yang baik
 Control bahan secara teratur
3.  Simpan ditempat yang sesuai dan
lakukan pengontrolan dan
Asamasetatglasial pengawasan
 Ikuti aturan penyimpanan
 Simpan di laboratorium dalam
jumlah minimum
 Gunakan selalu pelindung, seperti
sarung tangan, jas lab dan kaca
mata
 Jangan sampai tumpah dan jika
bersentuhan dengan kulit, cucilah
dengan air dan sabun
 Untuk setiap bahan yang tidak
dapat di cuci dengan air gunakan
emulsi pembersih kemudian
basuh dengan sabun dan air
 Gunakan bahan sambal hidung
ditutup atau berventilasi baik
 Gunakan pelindung, seperti kaca
mata, sarung tangan dan jas lab
 Botol harus selalu memiliki table
dan disimpan di lemari yang
Methanol terkunci
4. (CH4O)Benzene
(C6H6)  Cuci tangan sampai bersih
sebelum meninggalkan
laboratorium
 Taburkan tanah atau pasir jika
bahan tumpah ke lantai sampai
terserap kemudian uapkan
tanah/pasir tersebut didalam oven
 Kloroform bersifat korsinogenik,
 kontak kloroform dengan reagen
dasar dari larutan harus dihindari
karena bias terurai menjadi
diklorokarbon (sangat berbahaya
5. Kloroform
karena mengandung gas klor).
 Jangan menggunakan kloroform
sebagai pelarut untuk amina.
 Lindungi dari cahaya dan simpan
di tempat yang sejuk.
B. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

NO Nama Alat Kegunaan/Fungsi


1.
Jas laboratorium (lab coat) berfungsi
melindungi badan dari percikan bahan
kimia berbahaya. Jenisnya ada dua yaitu
jas lab sekali pakai dan jas lab berkali-
Jas Laboratorium(Lab Coat)
kali pakai. Jas lab sekali pakai umumnya
digunakan di laboratorium biologi dan
hewan, sementara jas lab berkali-kali
pakai digunakan di laboratorium kimia
2. Sarung tangan/kaos tangan (glove)
berfungsi melindungi tangan anda dari
ceceran larutan kimia yang bisa membuat
kulit anda gatal atau melepuh.Selain itu
sarung tangan ini memiliki beberapa
fungsi lainnya yaitu:
a. Sarung tangan digunakan untuk
mencegah kontaminasi pada petugas
Sarung tangan/kaos tangan(glove)
saat menyentuh darah,cairan tubuh
atau bahan berbahaya lainnya.
b. Sarung tangan disposable maupun
sarug tangan steril yang telah
digunakan harus langsung dibuang
tidak boleh dire-used.
c. Saat melepas sarung tangan apapun
jenisnya, usahakan menarik dari
bagian dalam sarung tangan.
Pastikan bagian luar sarung tangan
masuk menjadi bagian dalam.
3.
 Masker disposable digunakan dengan
ketentuan 1 masker untuk 1 petugas.
Masker disposable
 Ukuran masker yang baik adalah yang
dapat menutupi hidung, dagu dan
rambut yang terdapat didaerah wajah
(jenggot), serta terdapat klip pada
daerah hidung sehingga masker benar-
benar menempel pada daerah hidung.
 Masker disposable yang telah
digunakan harus langsung dibuang
dengan memutuskan tali pengikat agar
tidak dapat digunakan lagi oleh orang
lain.

2.
 Penutup kepala kain/disposable yang
digunakan harus mencakup dan
Penutup Kepala menutup seluruh rambut sehingga
dapat mencegah masuknya serpihan
rambut atau kulit petugas pada saat
didalam lab.
 Kain penutup setelah digunakan harus
dibuang dan tidak boleh digunakan
kembali.
 Kain penutup dapat digunakan
kembali setelah melalui proses
dekontaminasi dan pencucian yang
sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
3.
Pelindung kaki digunakan untuk
melindungi kaki dari bahaya benda
tajam,benda berat atau paparan bahan
berbahaya yang dapat merusak kulit
Pelindung kaki

4. Sepatu
Sendal atau sepatu dilarang digunakan
ketika bekerja di laboratorium. Karena
keduanya tidak bisa melindungi kaki
ketika larutan atau bahan kimia yang
tumpah. Sepatu biasa umumnya sudah
cukup untuk digunakan sebagai
pelindung.namun di laboratorium
perusahaan besar, sepatu yang digunakan
adalah sepatu keselamatan yang tahan api
dan tekanan tertentu. Selain itu,
terkadang disediakan juga plastic alas
sepatu untuk menjaga kebersihan
laboratorium jika sepatu tersebut
digunakan untuk keluar laboratorium.
5.

Kacamata google digunakan pada saat


melakukan fogging atau pada saat

Kacamata google pencampuran obat atau bahan berbahaya


yang dapat mencederai mata.

II. KESIMPULAN
Pentingnya pengetahuan tentang K3 di laboratorium kimia merupakan
panduan keselamatan kerja fisik seorang pekerja saat berada di laboratorium
agar tidak terjadi kecelakaan atau hal yang tidak diinginkan dalam bekerja.
Pengetahuan tentang K3 ini diharapkan untuk meminimalisir terjadinya
kecelakaan dalam hal uji coba atau yang berkaiatan dengan kegiatan di
laboratorium.

Sebelum memasuki ruang laboratorium, tentunya kita harus


mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti jas laboratorium berwarna
putih lengan panjang, sarung tangan (karet), sepatu, masker, kacamata google,
penutup kepala dan sebagainya yang sesuai dengan kebutuhan praktikum.Setiap
alat pelindung badan memiliki fungsinya masing-masing. Untuk cara
penggunaannya pun harus benar dan tepat agar mampu meminimalisir terjadinya
kecelakaan fisik saat melakukan uji coba di laboratorium.

Setelah menggunakan alat pelindung badan untuk keberlangsungan


kegiatan di laboratorium haruslah kita mengetahui sifat-sifat bahan yang akan
digunakan apakah bersifat mudah terbakar, bersifat racun, karsinogenik atau
membahayakan dan sebagainya, sehingga dapat terhindar dari potensi bahaya
yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia yang digunakan.

Selain mengetahui sifat-sifat bahan yang digunakan, kita juga wajib


mengetahui setiap nama bahan kimia dan symbolnya. Sehingga dapat
menghindari kesalahan kerja dalam proses uji coba/praktikum di
laboratorium.Penanganan bahan kimia juga perlu diketahui sebelum bekerja
dilaboratorium.

III. SARAN
Saat masuk laboratorium kimia sebaiknya mengikuti peraturan peraturan
yang ada agar terhindar dari bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan di dalam
laboratorium.Dalam melakukan praktikum sebaiknya praktikum di damping
dengan Dosen pembimbing.Apabila terjadi kecelakaan kerja sebaiknya langsung
melakukan pertolongan pertama.

DAFTAR PUSTAKA

Azmi, R.2008. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja oleh P2K3 untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya
Bertaruh Tahun 2008 Skripsi FKM USU. Medan.
Depnaker – UNDIP – ILOINS/84/012.bahan pelatihan keselamatan
kerjanpenanggulangan kebakaran. Jakarta, 1987
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : PT Pustaka
Binaman
RI, D.k. (2008). Pedoman praktik laboratorium yang benar. Jakarta:
departemen kesehatan

Anda mungkin juga menyukai