Anda di halaman 1dari 12

Mengenal Masyarakat Bhineka Tunggal Ika

Oleh: Bachtiar Edi Candra

NIM : 2006130097

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan populasi manusia terbesar ke 4 di dunia dengan


jumlah 270,6 juta jiwa, tersebar di seluruh kepulauan yang ada di Indonesia. persebaran
kependudukan di berbagai tempat di Indonesia-pun menjadikan Indonesia mempunyai
keberagaman suku, budaya dan agama.

Masyarakat Indonesia dengan kemajemukannya memberikan alasan bagi para


individunya untuk bertoleransi baik dengan sesama maupun berbeda golongan. Hal tersebut
menciptakan bingkai masyarakat bhineka tunggal ika. Masyarakat bhineka tunggal ika
adalah masyarakat yang kompleks dengan segara unsur nilai, norma dan moral yang terdapat
di dalamnya. Masyarakat Indonesia dengan segala keragaman budaya, bahasa daerah, ras,
suku bangsa dan berbagai kepercayaan dibuktikan telah mampu hidup secara berdampingan
dan saling bertoleransi, walaupun ada sebagian masyarakat yang masih saja memiliki
perbedaan pendapat yang mengakibatkan tumbuhnya isu-isu dan konflik yang mengancam
keutuhan masyarakat bhineka tunggal ika.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan artikel ini adalah mempertanyakan definisi kajian
masyarakat bhineka tunggal ika, identitas nasional dan landasan filosofi, tahapan
perkembangan masyarakat dan perwujudan masyarakat madani, multikulturalisme dalam
masyarakat bhineka tunggal ika, kemudian nilai, norma dan moral yang ada didalamnya.
3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengenal lebih dalam mengenai definisi kajian
masyarakat bhineka tunggal ika, identitas nasional dan landasan filosofi, tahapan
perkembangan masyarakat dan perwujudan masyarakat madani, multikulturalisme dalam
masyarakat bhineka tunggal ika, kemudian nilai, norma dan moral yang ada didalamnya.
B. PEMBAHASAN
a. Kajian Masyarakat Bhineka Tunggal ika
Menurut Koentjaraningrat masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu
rasa identitas bersama. Terdapat 4 ciri kontinuitas yang terjadi dalam hubungan masyarakat :
1) Interaksi antar warga-warganya, 2). Adat istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas
kuat yang mengikat semua warga.
Masyarakat terdisri dari beberapa individu yang memiliki berbagai macam sifat dalam
berinteraksi. Menurut Soerjono Soekanto, sejumlah unsur masyarakat adalah dibagi menjadi
4 kategori sebgai berikut:
1. Beranggotakan paling sedikit dua orang atau lebih.
2. Seluruh anggota sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama, menghasilkan individu baru yang saling
berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antaranggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup berrsama yang memunculkan kebudayaan dan keterkaitan satu
sama lain sebagai anggota masyarakat.
Sementara itu, masyrakat pun memiliki ciri-ciri tertentu, seperti deskripsi ciri-ciri
masyarakat menurut Soerjono Soekanto :
1. Hidup berkelompok
2. Melahirkan kebudayaan
3. Mengalami perubahan
4. Berinteraksi
5. Terdapat kepemimpinan
6. Stratifikasi sosial
Adapun definisi dari Bhineka Tunggal Ika, merupakan semboyan bangsa Indonesia yang
diambil dari bahasa sansekerta dan memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Semboyan tersebut sangat mencerminkan kemajemukan yang terdapat dalam masyarakta
Indonesia dan merupakan harapan bagi para pendiri negara Indonesia agar masyarkatnya
selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan segala keanekaragamannya.

Masyarakat bhineka tunggal ika memiliki tujuan mempersatukan bangsa Indonesia,


mempertahankan kesatuan bangsa, meminimalisir konflik atas kepentingan pribadi atau
kelompok serta mencapai cita-cita negara Indonesia.
b. Identitas Nasional dan Landasan Filosofinya

Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki kemajemukan, tentunya terdapat suatu ciri-
ciri khusus yang menunjukkan identitas nasional sebagai bangsa Indonesia. identitas nasional
masyarakat Indonesia tertuang dalam lambang dan simbol negara yaitu Burung Garuda.
Dilansir dari artikel milik Yaumil Azis dengan judul “ Ketahui Makna Lambang Burung
Garuda, Simbol Negara Indonesia” :

1. Burung Garuda digunakan sebagai lambang negara untuk menggambarkan bahwa


negara Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
2. Warna emas pada burung garuda menggambarkan keagungan dan kejayaan
Indonesia.
3. Paruh, cakar, sayap, juga ekor menggambarkan kekuatan pembangunan dan tenaga
yang sangat besar.
4. Penjelasan tanggal 17 Agustus 1945, di antaranya : Pada masing-masing sayap
terdapat 17 helai bulu (Tanggal), Pada ekor terdapat 8 helai bulu (Bulan), di pangkal
ekor terdapat 19 helai bulu (Tahun), bulu yang terdapat di leher berjumlah 45 helai
bulu (Tahun)
5. Pada kedua kaki burung garuda terdapat pita bertuliskan 'Bhinneka Tunggal Ika'.
Semboyan tersebut berasal dari buku Sutasoma karangan Empu Tantular.

Sementara makna yang terdapat pada perisai burung garuda adalah sebagai berikut :

1. Tameng merupakan simbol pertahanan, perlindungan, perjuangan diri untuk


mencapai suatu tujuan yang positif.
2. Garis hitam tebal pada tameng menggambarkan garis khatulistiwa

Dalam perisai yang di pakai oleh burung garuda, terdapat 5 simbol yang berdasarkan
pancasila sebagai idealisme dan filosofi bangsa :
1. Bintang Emas : Ktuhanan yang Maha Esa
2. Rantai Emas : Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Pohon Beringin : Persatuan Indonesia
4. Kepala Banteng : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Padi dan Kapas : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
c. Tahapan Perkembangan Masyarakat Indonesia Dan Perwujudan Masyarakat Madani
Perkembangan masyarakat Indonesia saat ini sangat lah pesat. Perkembangan ini terjadi
dalam berbagai bidang. Seperti dalam segi politik dan ekonomi, saat ini Indonesia telah
menerapkan sistem politik luar negeri bebas aktif yang mana memberikan kesempatan bagi
bangsa asing untuk melakukan kerja sama di segala bidang terlebih di dalam bidang ekonomi.
Akan tetapi dengan terbukanya banyak peluang dan kemudahan kerjasama dengan pihak luar
negeri, maka semakin banyak hal-hal yang perlu kita waspadai. Budaya campuran yang perlu
sekali kita filter agar tidak kehilangan jati diri sebagai masyarakat indonesia yang toleransi
terhadap setiap keberagaman.

Menurut Soerjono Soekanto, perkembangan masyarakat Indonesia terbagi menjadi 3


tahapan, yaitu modernisasi, pertumbuhan ekonomi dan perkembangan pada budaya lokal
serta pembangunan

 Modernisasi : dalam modernisasi mencakup cara berpikir ilmiah para pemimpin dan
masyarakatnya. Kemudian modernisasi bisa dikatakan berjalan dengan baik apabila
administrasi dilaksanakan dengan baik sehingga mewujudkan birokrasi yang tepat,
pengumpulan data terpusat dalam suatu lembaga dan sentralisasi wewenang.
Modernisasi piranti komunikasi massa juga sangat perlu untuk menunjang lancarnya
komunikasi massa.
 Pertumbuhan ekonomi : proses berkembangnya ekonomi suatu negara secara
berkesinambungan untuk menuju keadaan ekonomi yang lebih baik. Dalam
perkembangann ekonomi ini banyak seklai faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu:
faktor budaya,IPTEK, SDA, SDM dan sumber daya modal.
 Perkembangan pada budaya lokal serta pembangunan: pengembangan budaya
nasional sebagai pemersatu. Sebagai contoh, kita mencoba untuk memperkenalkan
budaya suku tertentu dengan cara yang menarik tanpa merusak hakikat adat tersebut.

Dalam perkembangannya, Masyarakat Indonesia dan pemerintah tentunya mempunyai


keinginan untuk mewujudkan impian menjadi masyarakat madani. Definisi masyarakat
madani sendiri dikutip dari jurnal pendidikan milik Suroto, 2015 dengan judul “Konsep
Masyarakat Madani Di Indonesia Dalam Masa Postmodern (Sebuah analitis Kritis)” -
Masyarakat madani atau civil society dapat diartikan sebagai suatu corak kehidupan
masyarakat yang terorganisir, mempunyai sifat kesukarelaan, keswadayaan, kemandirian,
namun mempunyai kesadaran hukum yang tinggi. Terbentuknya suatu masyarakat madani
tentunya tak lepas dari peran pemerintah dan rakyat yang saling bekerja sama, bersinergi
untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Dimulai dari diri sendiri yang membentuk
ketertiban dan kedisiplinan, lalu adanya kesepakatan antara pemerintah dan rakyat dalam
membuat, mengatur, dan menaati setiap peraturan yang telah dibuat.

d. Multikulturalisme Dalam Masyarakat Bhineka Tunggal Ika

Multikuturalisme menurut KBBI adalah gejala pada seseorang atau suatu masyarakat
yang ditandai oleh kebiasaan menggunakan lebih dari satu kebudayaan. Dalam masyarakat
bhineka tunggal ika, multikulturalisme adalah sesuatu yang sangat penting. Toleransi antar
golongan merupakan sesuatu yang sangat diprioritaskan dalam masyarakat yang majemuk.

Multikulturalisme juga tertuang dalam satu peribahasa yaitu Dimana bumi dipijak,
disana langit dijunjung adalah pepatah yang artinya manusia harus bisa menyesuaikan diri
dengan adat dan tempat tinggal dimanapun berada.

Akan tetapi multikulturalisme itu sendiri terkadang menimbulkan berbagai macam


faktor-faktor yang mengancam masyarakat bhineka tunggal ika. Dikutip dari artikel berjudul
“Ancaman Terhadap Persatuan dan Kesatuan Bangsa” adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kesadaran penghargaan terhadap kemajemukan masyarakat


indonesia. Menghargai kemajemukan bangsa indonesia sangatlah penting demi
terbentuknya persatuan dan kesatuan. Keanekaragaman tersebut harus kita jaga dan
lestarikan sehingga m,ampu memberikan kedamaian bagi masyarakat indonesia.
2. Kurangnya toleransi. Dalam berbhineka tunggal ika, toleransi adalah cara
menghargai dan menerima perbedaan atas berbagai perilaku, budaya, agama dan ras.
Tetapi saat ini sering kita jumpai bahwa masih banyak sekali masyarakat secara
langsung mengolok dan tidak menghargai setiap perbedaan, dan bahkan menghina
seseorang melibatkan SARA. Hal ini akan menimbulkan banyak perpecahan dalam
bermasyarakat bhineka tunggal ika.
3. Kurangnya kesadaran dari masyarakat indonesiaterhadap ancaman dan
gangguan dari luar. Ancaman tersebut muncul akibat dari berkembangnya ilmu
pengeteahuan dan juga teknologi informasi. Indonesia yang berada di daerah Natuna
Kepulauan Riau tepat Laut Cina Selatan berpotensi menjadi tempat konflik baru
karena laut cina selatan menjadi jaringan klaim wilayah kompleks yang saling tupang
tindih antara Tiongkok, Taiwan, Filipina, Malaysia, Vietnam dan Brunei.
4. Ketimpangan sosial dan ketidak merataan hasil pembangunan. Ketimpangan
sosial dapat diartikan sebagai bentuk ketidak adilan dalam status dan kedudukan di
masyarakat. Sehingga ketimpangan kesenjangan sosial ekonomi dapat diartikan gejala
yang timbul di masyarakat karena adanya perbedaan batas kemampuan finansial dan
status sosial diantara masyarakat yang hidup di sebuah ligkungan wilayah tertentu.
Setiap negara pasti mempunyai isu-isu yang rumit terkait kebijakan dalam negaranya, tak
terkecuali di Indonesia. sepanjang tahun isu-isu yang santer terdengar baik dari mulut ke
mulut maupun di media sosial sangat mempengaruhi keadaan sosial masyarakat, sangat
meresahkan. Salah satu isu yang paling sering terjadi adalah konflik sosial atau antar
kelompok.
Konflik antar kelompok didasari suatu adanya perbedaan pendapat, kepentingan atau
tujuan antara dua atau lebih pihak yang mempunyai obyek yang sama. Konflik juga bisa
terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan dengan realita.
Sebagai suatu gejala sosial, adanya konflik sebenarnya merupakan suatu yang wajar
terjadi dalam bermasyarakat. hal ini disebabkan keinginan suatu kelompok maupun individu
untuk meningkatkan kesejahteraan, kekuasaan, prestise, dukungan sosial, hingga mengakses
berbagai sumber daya. Dalam ilmu sosiologi, konflik sosial dipahami sebagai bentuk dalam
suatu proses interaksi sosial. Adanya interaksi sosial dalam masyarakat bisa mengakibatkan
dua dampak yang saling berlawanan. Interaksi sosial dapat mempererat hubungan antar
masyarakat atupun dapat merenggangkan hubungan.
Disadur dari artikel dengan judul “Macam-Macam Konflik Sosial dan Contohnya Di
Masyarakat” banyaknya konflik yang terjadi dalam masyarakat menciptakan berbagai macam
kategori. Berikut penjabarannya :
1. Konflik sosial berdasarkan sifat pelaku. Konflik dalam kategori ini dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu “konflik sosial terbuka” yang diartikan sebagai konflik sosial yang
diketahui oleh semua orang. Contohnya: Demo Omnibus Law. Konflik kedua adalah
“konflik sosial tertutup” yaitu konflik yang hanya diketahui oleh beberapa orang saja,
contohnya dalam beberapa perusahaan masyarakat dari golongan ras tertentu tidak
bisa naik jabatan ke level tertinggi.
2. Konflik berdasarkan posisi pelaku. Terbagi menjadi dua kategori, yang pertama
adalah konflik horisontal yaitu merupakan konflik antar pihak yang memiliki derajat
sama, contohnya tawuran antar anak SMA. Kedua adalah konflik vertikal yaitu
konflik yang melibatkan kedudukan yang tidak sejajar, contohnya satpol PP yang
menertibkan para pedagang asongan sementara para pedagang berusaha
mempertahankan barang dagangan dari penyitaan.
3. Konflik sosial berdasarkan tujuan organisasi. Hal ini dibagi menjadi dua kategori
yaitu konflik fungsional yang merupakan konflik yang medukung tercapainya tujuan
organisasi, contohnya persaingan memperebutkan gelar juara antara 2 kelompok
sepakbola. Kemudian ada konflik disfungsional yang merupakan konflik penghambat
tercapainya tujuan organisasi, contohnya perebutan kursi kepemimpinan partai
Demokrat oleh Agus Harimurti Yudhoyono dan Moeldoko.
4. Konflik sosial berdasarkan waktu. Dibagi menjadi dua kategori yaitu konflik sesaat
dan berkelanjutan karena suatu kesalahpahaman. Pada kategori konflik berkelanjutan
memerlukan waktu yang lama dan sulit untuk untuk diselesaikan, contohnya adanya
konflik suku Madura dengan suku Dayak Kalimantan.
5. Konflik sosial berdasarkan pengendalian. Dijabarkan menjadi 4 kategori yaitu, konflik
yang terjadi tetapi pihak didalamya mampu mengendalikan diri dengan baik dan
meminimalisir perselisihan untuk mencari solusi terbaik. Kedua adalah konflik
dengan pihak didalamya yang tidak bisa mengendalikan emosi sehingga
mengakibatkan kekerasan didalamnya. Konflik ketiga adalah konflik nonsistematis –
konflik yang tidak terencana tetapi salah satu pihak berupaya untuk menang. Konflik
yang terakhir adalah konflik sistematis – konflik yang terjadi karena sebuah
perencanaan tersusun untuk memenangkan sesuatu, contohnya adalah pilkada.
Adanya konflik ini tentunya bisa diatasi asalkan masyarakat memupuk persatuan dan
kesatuan dalam diri masing-masing. Toleransi pun harus menjadi suatu prioritas dalam
berbhineka tunggal ika. Akan tetapi harus dipastikan bahwa toleransi harus diikuti dengan
rasa tanggung jawab agar tidak kehilangan jati diri dan tidak merugikan pihak manapun.

e. Nilai, Norma dan Moral Pada Masyarakat Bhineka Tunggal Ika


Pengertian kata “nilai” merupakan suatu ide yang dipandang baik dan indah pada
kehidupan tiap orang. Menurut Soerjono Soekamto, pengertian nilai adalah suatu konsep
abstrak yang terdapat pada manusia, hal itu disebabkan atas nilai yang menurutnya baik
ataupun jelek sekalipun. Nilai dalam Masyarakat Bhineka Tunggal ika memiliki pengertian
yang kurang lebih sama dengan pengertian sebelumnya. Nilai adalah sesuatu yang menunjuk
kepada tuntunan perilaku yang membedakan perilaku baik dan buruk hubungan antara
masyarakatnya Menurut Walter G Everet, nilai dikelompokkan dalan delapan kategori
sebagai berikut:
 Nilai-nilai ekonomis : mengacu pada semua harga barang di pasaran yang dapat
dibeli.
 Nilai-nilai kejasmanian : kesehatan badan, efisiensi dan keindahan badan.
 Nilai-nilai hiburan : waktu senggang yang dimanfaatkan untuk penyegaran diri.
 Nilai-nilai sosial : berdasar dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan.
 Nilai-nilai watak : keseluruhan dan keutuhan kepribadian dan sosial.
 Nilai-nilai estetis : keindahan alam dan karya seni
 Nilai-nilai intelektual : mengacu pada perkembangan pendidikan dan teknologi di
masyarakat
 Nilai-nilai keagamaan : kebenaran yang terapat dalam setiap kepercayaan ataupun
masing-masing agam yang dianut oleh masyarkat.
Norma merupakan tolak ukur kaidah yang disepakati oleh masyarakat sebagai pedoman
perilaku manusia agar berperilaku terpuji. Lebih tepatnya norma merupakan peraturan segala
tingkah laku manusia yang ditegakkan oleh anggota masyarakat dan mengekalkannya
keselarasan tingah laku yang seharusnya.
Pada prakteknya, norma menjadi standar alat untuk menghakimi perilaku manusia baik
itu perilaku tepuji ataupun tercela, setidaknya terdapat 5 norma dalam kehidupan sehari-hari
menurut artikel ZonaReferensi.com “5+ Macam-Macam Norma Beserta Ciri-Ciri, Jenis dan
Contoh Penerapan” :
 Norma agama : norma agama mengacu pada aturan mendasar yang menjadi standar
untuk mengatur benar dan tidaknya perilaku manusia dalam ajaran agamanya.
Masing-masing Agama memiliki peraturan yang mengatur halal dan haram perilaku
penganutnya dan juga suatu barang yang digunakan. Apabila melanggar aturan-
aturan tersebut maka terdapat sanksi-sanksi dan hukuman yang harus dijalankan oleh
penganutnya.
 Norma hukum : norma hukum adalah peraturan-peratturan yang telah dibuat oleh
pemerintah untuk masyarakat dengan bantuan para aparatur negara seperti polisi,
jaksa, hakim dan masih banyak lagi. Norma hukum memiliki sifat memaksa semua
orang untuk patuh pada peraturan dan mengikat setiap orang yang tinggal di negara
tersebut tanpa terkecuali.
 Norma kesusilaan: suatu ukuran baik dan buruk berdasarkan nilai yang dijunjung
tinggi atau rendah pada individu yang bersangkutan.
 Norma kebiasaan: Secara umum, norma kebiasaan adalah suatu bentuk perbuatan
yang dilakukan secara terus menerus dengan bentuk yang sama, seacara sadar
dengan tujuan yang jelas dan dianggap baik dan benar. Contoh konkritnya adalah
adat istiadat. Mengacu pada pengertian adat istiadat dalam KBBI memiliki arti suatu
tata dan kelakuan yang turun temurun dari generasi ke generasi sebagai warisan
sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat.
 Norma kesopanan : sebuah peraturan yang muncul karena adanya hasil interaksi
sekelompok orang. Norma kesopanan menyangkut sikap lahiriah jika berinteraksi
dengan orang yang lebih tua.
Menurut Suseno (1998) pengertian moral adalah ukuran baik buruk seseorang baik
sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat., dan warga negara. Secara umum, tujuan dan
fungsi moral sebagai berikut :
 Menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi manusia.
 Memotivasi manusia untuk berbuat kebajikan sebagai kewajiban yang dilakukan
secara sadar tanpa paksaan.
 Menjaga keharmonisan hubungan antara sesama manusia.
 Moral memberikan wawasan masa depan pada manusia, baik sanksi maupun
konsekuensi yang akan didapatkan, sehingga kedepannya manusia akan
mempertimbangkan setiap perilakunya.
 Moral juga mampu menjaga kesabaran manusia. Memberikan batasan dalam setiap
keinginan yang mengancam harkat dan martabat manusia.
Dalam Masyarakat Bhineka Tunggal Ika, moral digolongkan menjadi 4 kategori:
a. Moral ketuhanan : semua hal yang berhubungan dengan keagamaan, berdasarkan
ajaran agama tertentu yang memiliki pengaruh terhadap diri sendiri, contohnya :
toleransi antar umat beragama.
b. Moral ideologi dan filsafat : hal-hal yang berhubungan dengan kebangsaan, loyalitas
kepada bangsa dan negara. Contohnya: memfilter budaya asing yang masuk ke
Indonesia.
c. Moral etika dan kesusilaan : hal-hal yang bekaitan dengan etika yang dijunjung
tinggi oleh masyarakat Indonesia sebagai suatu budaya dan tradisi, contohnya:
mengucapkan salam ketika berpapasan.
d. Moral disiplin dan kesopanan : hal-hal yang berhubungan dengan kode etik dan
profesionalisme dalam hukum yang berlaku di masyarakat dan negara, contohnya:
selalu mematuhi peraturan lalu lintas.

C. PENUTUP

Kesimpulan

Mengenal Masyarakat Bhineka Tunggal Ika memiliki tujuan untuk lebih memupuk rasa
toleransi dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Pengenalan
perkembangan masyarakat Indonesia menjadikan suatu pemahaman bahwa Indonesia bisa
maju dan berkembang menuju masyarakat yang madani karena adanya kesamaan sinergi dan
kerjasama tiap-tiap warga negaranya. Nilai, norma dan moral yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari menciptakan keselarasan interaksi hubungan sesama manusia
untukmeminimalisasi terjadinya konflik. Patutlah bangga, sebagai bangsa Indonesia karena
memiliki landasan ideologi dan filosofi yang pasti dan murni dari Pancasila yang telah dibuat
sedemikian rupa oleh para pendiri bangsa.
Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan masyarkat untuk terus bersatu dan memperkuat
ikatan persaudaraan sabagai bangsa yang penuh dengan keberagaman ras, suku, kepercayaan
dan adat istiadatnya. Sebagai bangsa Indonesia yang taat dan mencintai negaranya, wajib bagi
tiap-tiap warganya untuk terus memupuk dan menjaga kerukunan agar tercipta Indonesia
yang damai dan lebih baik kedepannya.
Daftar Pustaka

Azis, Yaumil, 2020. Ketahui Makna Lambang Burung Garuda, Simbol Negara Indonesia.
https://www.bola.net/lain_lain/ketahui-makna-lambang-burung-garuda-simbol-negara-
indonesia-f69c82-f69c82-kln.html . diakses tanggal 30 Juni 2021

Indomaritim.id, 2021. Ancaman Terhadap Persatuan dan Kesatuan Bangsa


https://indomaritim.id/ancaman-terhadap-persatuan-dan-kesatuan-bangsa/ diakses pada 30
juni 2021
Koentjaraningrat, 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. PT. Rineka Cipta. Jakarta

mediaksi.com, 2021. Macam-Macam Konflik Sosial Dan Contohnya Di Masyarakat


https://mediakasasi.com/ragam/901/macam-macam-konflik-sosial-dan-contohnya-di-
masyarakat.html. Diakses pada 30 Juni 2021

Mustinda,Lusiana, 2020. Bhinneka Tunggal Ika: Arti, Tujuan dan Maknanya.


https://news.detik.com/berita/d-5248984/bhinneka-tunggal-ika-arti-tujuan-dan-maknanya.
Diakses tanggal 28 Juni 2021

Munir salim,H, 2017. Bhineka Tunggal Ika Sebagai Perwujudan Ikatan Adat – Adat
Masyarakat Adat Nusantara. http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/al_daulah/article/view/4866/4355. Diakses tanggal 28 Juni 2021

Rizka Alifa Rahmadhani, Rizka.2021. Definisi Masyarakat Menurut Para Ahli Serta Ciri &
Unsur-Unsurnya. https://tirto.id/definisi-masyarakat-menurut-para-ahli-serta-ciri-unsur-
unsurnya-gbbv . Diakses tanggal 29 Juni 2021

Soekanto, soerjono. 2019 , Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi

suroto, 2015. Konsep Masyarakat Madani Di Indonesia Dalam Masa Postmodern (Sebuah
Analitis Kritis)

Suseno, Franz Magnis. 1998. Tiga Belas Model Pendekatan Etika : Bunga Rampai Teks
Zakky, 2021. 5+ Macam-Macam Norma Beserta Ciri-Ciri, Jenis dan Contoh Penerapan.
https://www.zonareferensi.com/macam-macam-norma/ .diakses tanggal 30 Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai