Anda di halaman 1dari 4

Menyambut Awal Syawal

September 16, 2013 Syawwal Leave a comment

َ‫رب الْعالمين وإلَه‬


َّ ‫المين وأشهد أ ْن ال إله إالاهلل وحده ال شريك له‬ ِ َّ‫رب العالمين والْعاقِبةُ لِلْمتَّقين وال عُ ْدوا َن إاَّل َعلى الظ‬ ِّ ‫الحمد هلل‬
ُ َ
ِ ‫الهدى والض‬
‫َّالل والْغَ ِّي‬ ِ
ُ ‫المبين الفا ِرق َب ْي َن‬ ِ ِ ِ
ُ ‫بالكتاب‬ ‫المبعوث‬
ُ ‫السموات واأل ََرضين وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬ َّ ‫الم ْرسلين و َقُّي ْو َم‬
ُ
ِ ِ ِ
‫الم ْرسلين و إمام المهتَدين و قائد المجاهدين وعلى آله‬ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َّ ‫والرشاد‬
ِّ ‫والش‬
ُ ‫حمد َسيِّد‬
َّ ‫الم َعلى َح ْبيبنا و َشف ْيعنا ُم‬
ُ ‫والس‬
َّ 0ُ‫والصالة‬ َّ ‫ك َوالْيَقين‬ َّ
‫وصحبه أجمعين‬

،‫ فقال هللا تعالى في كتابه الكريم‬.‫س ًكا قَ ِويًّا‬ ُّ ‫س ِك بهذا الدِّين تَ َم‬ ُّ ‫فياأيها المسلمون أوصيكم وإياي بتقوى هللا عز وجل والتَّ َم‬
ْ َ ‫اَّل‬ ‫اَل‬ َ َّ ‫ أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم “يَا أَيُّ َها ال ِذينَ آ َمنوا اتقوا َ َح‬،
ْ ‫ق تُقاتِ ِه َو تَ ُموتُنَّ إِ َوأنتُ ْم ُم‬
َ‫سلِ ُمون‬ ‫هَّللا‬ ُ َّ ُ َ َّ

‫سا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي‬ َ ِ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجااًل َكثِي ًرا َون‬ ْ ‫ق ِم ْن َها‬
َّ َ‫زَو َج َها َوب‬ َ َ‫س َوا ِح َد ٍة َو َخل‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
ٍ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِمنْ نَ ْف‬
َ
‫سا َءلُونَ ِب ِه َواأْل ْر َحا َم إِنَّ هَّللا َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬َ َ‫ت‬

ُ ‫صلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َمنْ يُ ِط ِع هَّللا َ َو َر‬


‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْوزًا‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آَ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْواًل‬
ْ ُ‫س ِديدًا ي‬
‫ع َِظي ًما‬

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,


Kini kita tengah berada di Jum’at kedua bulan Syawal 1431 H. Delapan hari sudah
Ramadhan meninggalkan kita. Tanpa adanya kepastian apakah di tahun mendatang
kita masih bisa berjumpa dengannya, menggapai keutamaan-keutamaannya,
memenuhi nuansa ibadah yang dibawanya, ataukah justru Allah telah memanggil
kita. Kita juga tidak pernah tahu dan tidak pernah mendapat kepastian apakah
ibadah-ibadah kita selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT atau tidak.
Dua ketidakpastian inilah yang membuat sebagian salafus shalih berdoa selama
enam bulan sejak Syawal hingga Rabiul Awal agar ibadahnya selama bulan
Ramadhan diterima, lalu dari Rabiul Awal hingga sya’ban berdoa agar dipertemukan
dengan bulan Ramadhan berikutnya.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,


Arti syawal adalah peningkatan. Demikianlah seharusnya. Paska Ramadhan, diharapkan
orang-orang yang beriman meraih derajat taqwa, menjadi muttaqin. Hingga mulai bulan
Syawal kualitasnya meningkat. Kualitas ibadah, juga kualitas diri seseorang. Bukankah orang
kemuliaan seseorang tergantung pada ketaqwaannya?

‫إِنَّ أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ أَ ْتقَا ُك ْم‬

…Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu ialah orang yang paling
bertaqwa… (QS. Al-Hujurat : 13)
Akan tetapi, yang kita lihat di masyarakat justru sebaliknya. Syawal menjadi bulan
penurunan. Penurunan ibadah, juga penurunan kualitas diri. Diantara indikatornya yang
sangat jelas adalah perayaan idul Fitri dengan musik dan tarian, dibukanya tempat-tempat
hiburan yang sebulan sebelumnya ditutup. Kemaksiatan seperti itu justru langsung ramai
sejak hari pertama bulan Syawal. Na’udzubillah! Lalu setelah itu, masjid-masjid akan
kembali sepi dari jamaah shalat lima waktu. Umpatan, luapan emosional, dan kemarahan
kembali “membudaya”. Bukankah ini semua bertolak belakang dengan arti Syawal?
Bukankah ini seperti mengotori kain putih yang tadinya telah dicuci dengan sebaik-baiknya?
Jadilah ia kembali penuh noda. Jadilah ia kembali menghitam dan semakin memburam.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,


Fenomena itu sesungguhnya juga menunjukkan kepada kita, bahwa puasa orang yang
demikian tidak berhasil. Tidak mampu mengantarkan seseorang meraih derajat taqwa, atau
mendekatinya. Fenomena itu menjadi indikator yang mudah diketahui oleh siapa saja yang
mau memperhatikan dengan seksama. Kita juga bisa menggunakan hadits Nabi sebagai
kaidah yang seharusnya kita perhatikan sebaik-baiknya: “Barangsiapa yang hari ini lebih
buruk dari hari kemarin, maka celakalah ia.”

Lalu bagaimana amal seorang muslim di bulan Syawal? Berangkat dari kaidah umum dari
hadits Nabi tersebut, dan sekaligus sejalan dengan makna syawal, maka harus ada
peningkatan di bulan ini. Dan peningkatan itu tidak lain adalah berangkat dari sikap
istiqamah. Menetapi agama Allah, berjalan lurus di atas ajarannya.

‫صي ٌر‬ َ ‫ستَقِ ْم َك َما أُ ِم ْرتَ َو َمنْ ت‬


ِ َ‫َاب َم َع َك َواَل تَ ْط َغ ْوا إِنَّهُ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬ ْ ‫فَا‬

Maka istiqamahlah kamu, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga)


orang yang telah bertaubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Huud : 112)

Bentuk sikap istiqamah ini dalam amal adalah dengan mengerjakannya secara kontinyu,
terus-menerus.

‫ب األَ ْع َما ِل إِلَى هَّللا ِ َما دَا َم َوإِنْ َق َّل‬


َّ ‫إِنَّ أَ َح‬

Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus
(kontinyu) meskipun sedikit (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka amal-amal yang telah kita biasakan di bulan Ramadhan, hendaknya tetap dipertahankan
selama bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya. Tilawah kita yang setiap hari. Shalat
malam yang sebelumnya kita selalu melaksanakan tarawih, di bulan Syawal ini hendaknya
kita tidak meninggalkan shalat tahajud dan witirnya. Infaq dan shadaqah yang telah kita
lakukan juga kita pertahankan. Demikian pula nilai-nilai keimanan yang tumbuh kuat di
bulan Ramadhan. kita tak takut lapar dan sakit karena kita bergantung pada Allah selama
puasa Ramadhan. Kita tidak memerlukan pengawasan siapapun untuk memastikan puasa kita
berlangsung tanpa adanya hal yang membatalkan sebab kita yakin akan pengawasan Allah
(ma’iyatullah). Kita juga dibiasakan berlaku ikhlas dalam puasa tanpa perlu mengumumkan
puasa kita pada siapapun. Nilai keimanan yang meliputi keyakinan, maiyatullah, keikhlasan,
dan lainnya ini hendaknya tetap ada dalam bulan Syawal dan semakin meningkat. Bukan
menipis tiba-tiba lalu hilang seketika!

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,


Memang tidak banyak amal khusus di bulan Syawal dibandingkan bulan-bulan lainnya. Akan
tetapi, Allah telah memberikan kesempatan berupa satu amal khusus di bulan ini berupa
puasa Syawal. Ini juga bisa dimaknai sebagai tool dalam rangka meningkatkan ibadah dan
kualitas diri kita di bulan Syawal ini. Dan keistimewaan puasa sunnah ini adalah, kita akan
diganjar dengan pahala satu tahun jika kita mengerjakan puasa enam hari di bulan ini setelah
sebulan penuh kita berpuasa Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda:

ِ ‫ال َكانَ َك‬


‫صيَ ِام ال َّد ْه ِر‬ ٍ ‫ش َّو‬ ِ ُ‫ضانَ ثُ َّم أَ ْتبَ َعه‬
َ ْ‫ستًّا ِمن‬ َ ‫صا َم َر َم‬
َ ْ‫َمن‬

Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam


hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun. (HR. Muslim)

َ ‫ش َّوا ٍل َكانَ َك‬


‫ص ْو ِم ال َّد ْه ِر‬ ِ ‫ضانَ ثُ َّم أَ ْتبَ َعهُ ِب‬
َ ْ‫ستٍّ ِمن‬ َ ‫صا َم َر َم‬
َ ْ‫َمن‬

Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu mengikutinya dengan enam hari di bulan


Syawal, ia seperti puasa setahun. (HR. Ibnu Majah, shahih)

Bagaimana pelaksanaannya? Apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berurutan atau
boleh tidak? Sayyid Sabiq di dalam Fiqih Sunnah menjelaskan bahwa menurut pendapat
Imam Ahmad, puasa Syawal boleh dilakukan secara berurutan, boleh pula tidak berurutan.
Dan tidak ada keutamaan cara pertama atas cara kedua. Sedangkan menurut madzhab Syafi’i
dan Hanafi, puasa Syawal lebih utama dilaksanakan secara berurutan sejak tanggal 2 Syawal
hingga 7 Syawal. Lebih utama. Jadi, tidak ada madzhab yang tidak membolehkan puasa
Syawal di hari selain tanggal 2 sampai 7, selama masih di bulan Syawal. Ini artinya, bagi kita
yang belum melaksanakan puasa Syawal, masih ada kesempatan mengerjakannya. Akan
tetapi, hendaknya kita tidak berpuasa khusus di hari Jum’at tanpa mengiringinya di hari
Kamis atau Sabtu karena adanya larangan Rasulullah yang juga diriwayatkan oleh Ibnu
Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,


Penurunan amal di bulan Syawal sekali lagi adalah hal yang seharusnya kita hindarkan. Bulan
Syawal justru pernah menjadi bulan perjuangan yang amat menentukan bagi kaum muslimin.
Itu terjadi pada tahun 5 H. Bulan Syawal kali itu merupakan bulan yang mendebarkan. Kaum
muslimin dikeroyok oleh pasukan multi nasional yang merupakan gabungan dari Quraisy,
Ghatafan, dan lain-lain. Karena itulah perang ini dikenal sebagai perang ahzab
(gabungan/sekutu), disamping juga terkenal dengan sebutan perang khandaq yang berarti
parit, karena kaum muslimin menggunakan strategi membuat parit di sekeliling Madinah
untuk bertahan dan terbukti efektif, hingga pasukan ahzab tidak bisa menyerang masuk
Madinah.

Penggalian parit atau khandaq ini adalah kerja keras yang luar biasa. Persatuan kaum
muslimin benar-benar terasa di sana. Begitupun keimanan mereka dan doa-doa yang khusyu’
‫‪semakin mendekatkan mereka kepada Allah. Ditambah dengan catatan-catatan kepahlawanan‬‬
‫‪mulai dari Nu’aim yang memecah belah pasukan Ahzab dan bani Quraidzah yang berkhianat‬‬
‫‪di belakang kaum muslimin, sampai keberanian dan kecerdasan Hudzaifah Ibnul Yaman yang‬‬
‫‪menerobos perkemahan pasukan Quraisy untuk mencari informasi. Benar-benar peningkatan‬‬
‫‪yang luar biasa paska Ramadhan. Lalu Allah menolong kaum muslimin dengan menurunkan‬‬
‫‪angin topas yang memporakporandakan perkemahan pasukan Qurasiy.‬‬

‫‪Itulah contoh betapa bulan Syawal tidak sepantasnya membuat ibadah dan kualitas diri kita‬‬
‫‪turun. Justru seharusnya, sesuai dengan makna syawal, maka kita harus mengalami‬‬
‫‪peningkatan dengan berupaya istiqamah serta meningkatkan kualitas ibadah dan diri,‬‬
‫‪diantaranya dengan puasa Syawal.‬‬

‫وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين‬

‫آل إِ ْبر ِاه ْيم‪ ،‬وبَا ِر ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى ِ‬


‫آل ُم َح َّم ٍد‪،‬‬ ‫ت َعلَى إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى ِ‬ ‫وسل ّْم َ‬
‫ت َ‬ ‫صلَّْي َ‬ ‫ٍ‬ ‫وسلِّم َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى ِ‬
‫آل ُم َح َّمد‪َ ،‬ك َما َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫َ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َ‬ ‫ص ِّل َ ْ‬
‫اج ِه أ َُّم َه ِ‬
‫اش ِديْن‪ 0،‬و َعن أَ ْزو ِ‬ ‫ك ح ِمي ٌد م ِجي ٌد‪ ،‬وارض اللَّه َّم َعن ُخلَ َفائِ ِه َّ ِ‬ ‫آل إِ ْبر ِاه ْيم‪ ،‬فِي َ ِ‬‫ت َعلَى إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى ِ‬
‫ات‬ ‫الر َ َ ْ َ‬ ‫العالَم ْي َن إِنَّ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ ْ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َك َما بَ َار ْك َ‬
‫الر ِ‬ ‫ِ‬ ‫َجم ِع ْين‪ ،‬و َعن الم ْؤ ِمنِْين والم ْؤ ِمنَ ِ‬ ‫‪.‬الم ْؤ ِمنِين‪ ،‬و َعن سائِ ِر َّ ِ‬
‫اح ِم ْي َن‬ ‫ات إِلَى َي ْوم الدِّيْ ِن‪َ ،‬و َعنَّا َم َع ُه ْم بَِر ْح َمتِ َ‬
‫ك يَا أ َْر َح َم َّ‬ ‫الص َحابَة أ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ ُ‬ ‫ُ َْ َ ْ َ‬

‫شقِيًّا َوال َم ْح ُر ْو ًما‬


‫ص ْو ًما‪َ ،‬وال تَ َد ْع فِ ْينَا َوال َم َعنَا َ‬ ‫اج َع ْل َج ْم َعنَا َه َذا َج ْم ًعا َم ْر ُح ْو ًما‪َ ،‬و ْ‬
‫اج َع ْل تَفَ ُّرقَنَا ِمنْ بَ ْع ِد ِه تَفَ ُّرقًا َم ْع ُ‬ ‫‪.‬اللَّ ُه َّم ْ‬
‫الغنَى‬ ‫َ‬
‫سألكَ ال ُهدَى َوالتُّقَى َوال َعفافَ َو ِ‬‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫‪.‬الل ُه َّم إِنَّا نَ ْ‬

‫صالِ ًحا َزا ِكيًا‪َ ،‬و ِع ْل ًما نَافِ ًعا َرافِ ًعا‪َ ،‬وإِ ْي َمانًا‬ ‫صا ِدقًا َذا ِك ًرا‪َ ،‬وقَ ْلبًا َخا ِ‬
‫ش ًعا ُمنِ ْيبًا‪َ ،‬و َع َمالً َ‬ ‫سانًا َ‬ ‫ق ُكالًّ ِمنَّا لِ َ‬ ‫سأَلُ َك أَنْ ت َْر ُز َ‬ ‫اللَّ ُه َّم إِنَّا نَ ْ‬
‫س ًعا‪ ،‬يَا َذا ا ْل َجالَ ِل َو ِ‬
‫اإل ْك َر ِام‬ ‫صا‪َ ،‬و ِر ْزقًا َحالَالًَ طَيِّبًا َوا ِ‬ ‫اس ًخا ثَابِتًا‪َ ،‬ويَقِ ْينًا َ‬
‫صا ِدقًا َخالِ ً‬ ‫‪َ .‬ر ِ‬
‫سالَ َم‬
‫ب ال َّ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫س ْر ش َْو َكة الظالِ ِمينَ ‪َ ،‬واكتُ ِ‬ ‫ْ‬
‫الحقِّ‪َ ،‬واك ِ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫صف ْوف ُه ْم‪َ ،‬وأ ْج ِم ْع َكلِ َمتَ ُه ْم َعلى َ‬ ‫سلِ ِميْنَ ‪َ ،‬و َو ِّح ِد اللَّ ُه َّم ُ‬ ‫اللَّ ُه َّم أَ ِع َّز ا ِإل ْ‬
‫سالَ َم َوا ْل ُم ْ‬
‫‪َ .‬واألَ ْمنَ لِ ِعبا ِدكَ أَ ْج َم ِعينَ‬

‫ب ال َعالَ ِميْنَ‬
‫ق يَا َر َّ‬ ‫ق َوأَيِّ ْد ِب ِه ا ْل َح َّ‬ ‫س ْلطَانَنَا َوأَيِّ ْدهُ بِا ْل َح ِّ‬
‫احفَ ْظ أَ ْوطَانَنَا َوأَ ِع َّز ُ‬
‫‪. ‬اللَّ ُه َّم َربَّنَا ْ‬
‫س َحا ِر‬ ‫َ‬
‫ش ِّي َواأل ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ستغفِ ِريْنَ لكَ بِال َع ِ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫اج َع ْلنَا ِمنَ الذا ِك ِريْنَ ل َك في الل ْي ِل َوالن َها ِر‪ ،‬ال ُم ْ‬
‫ْ‬ ‫سقِنَا ِمنْ فَ ْي ِ‬
‫ضكَ ا ْل ِم ْد َرا ِر‪َ ،‬و ْ‬ ‫‪. ‬اللَّ ُه َّم َربَّنَا ا ْ‬

‫ض‪َ ،‬وبَا ِركْ لَنَا في ثِ َما ِرنَا َو ُز ُر ْو ِعنَا و ُك ِّل أَرزَ اقِنَا يَا َذا‬ ‫ت األَ ْر ِ‬ ‫س َماء َوأَ ْخ ِر ْج لَنَا ِمنْ َخ ْي َرا ِ‬‫ت ال َّ‬ ‫اللَّ ُه َّم أَ ْن ِز ْل َعلَ ْينَا ِمنْ بَ َر َكا ِ‬
‫‪.‬ا ْل َجالَ ِل َو ِ‬
‫اإل ْك َر ِام‬
‫اب النَّا ِر‬ ‫سنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫سنَةً َوفي اآل ِخ َر ِة َح َ‬ ‫‪.‬ربَّنَا آ ِتنَا في ال ُّد ْنيَا َح َ‬ ‫َ‬
‫‪َ .‬ربَّنَا ال تُ ِز ْغ قُلُ ْوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ َه َد ْيتَنَا‪َ ،‬وه َْب لَنَا ِمنْ لَ ُد ْن َك َر ْح َمة‪ ،‬إِنَّ َك أ ْنتَ ال َوه ُ‬
‫َّاب‬ ‫َ‬ ‫ً‬
‫اس ِريْنَ‬
‫الخ ِ‬ ‫‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا أَ ْنفُ َ‬
‫سنَا َوإِنْ لَ ْم تَ ْغفِ ْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْونَنَّ ِمنَ َ‬
‫ب ال ُّدعَا ِء‬ ‫ب ُم ِج ْي ُ‬ ‫َ‬
‫س ِم ْي ٌع ق ِر ْي ٌ‬ ‫َّ‬
‫ت‪ ،‬إِنكَ َ‬ ‫ت‪ ،‬األَ ْحيَا ِء ِمن ُه ْم َواأل ْم َوا ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫سلِ َما ِ‬‫سلِ ِميْنَ َوا ْل ُم ْ‬ ‫‪.‬اللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْر لِ ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َوا ْل ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ت‪َ ،‬وا ْل ُم ْ‬

‫ِعبَا َد هللاِ ‪:‬إِنَّ هللاَ يَأْ ُم ُر بِا ْل َع ْد ِل َوا ِإل ْح َ‬


‫سا ِن َوإِ ْيتَا ِء ِذي القُ ْربَى َويَ ْن َهى َع ِن ا ْلفَ ْحشَا ِء َوا ْل ُم ْن َك ِر َوا ْلبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْونَ‬

Anda mungkin juga menyukai