Anda di halaman 1dari 2

Kepada Allah kita menghaturkan syukur.

Tiada
daya dan kekuatan kecuali dari Allah. Allah swt. Maha
Rahmah, Maha Kasih Sayang, Maha Lembut, Maha
Mencintai hamba-hamba-NYA yang beriman, sehingga
sampai hari ini kita masih diberi kesempatan untuk terus
menghirup udara-Nya sekaligus berdoa, Allahumma
sallimnii ilaa ramadhaan wa sallim lii ramadhaana wa
taslimhu minnii mutaqabbala.
Permohonan ini jelas selain doa kepada Allah
juga mengandung unsur syukur yang mendalam bahwa
kita hingga detik ini masih bisa meminta kepada Allah
swt. untuk bisa menghirup udara bulan suci Ramadhan,
agar Allah swt. bisa menyampaikan usia kita di bulan
Ramadhan, agar Allah swt. menyerahkan kepada kita
bulan Ramadhan dan agar Allah swt. menerima amal
yang kita lakukan di bulan Ramadhan.
Khutbah pada hari Jumat ini berjudul :

PUASA

ULAT

Kaum Muslimin, Jemaah Jumat Rohimakumullah ...


Berdasarkan Firman Allah dalam Surah Al
Baqarah : 183, sesungguhnys perintah berpuasa bukan
hanya diwajibkan pada umat Muhammad SAW, tetapi
juga umat-umat sebelumnya. Bahkan binatang-binatang
pun melakukan puasa demi kelangsungan hidupnya,
mereka patuh dan taat pada fitrah yang telah Allah
tetapkan kepada mereka.
Selama mengerami telur, ayam harus berpuasa.
Demikian pula ular, berpuasa baginya untuk menjaga
struktur kulitnya agar tetap keras terlindung dari
sengatan matahari dan duri atau benda keras lainnya
sehingga mampu melata di bumi. Begitu juga dengan
ulat.
Kaum Muslimin, Jemaah Jumat Rohimakumullah ...
Pernahkah kita memperhatikan kupu-kupu ?
Binatang itu begitu cantik dengan sayapnya yang indah.
Apalagi jika ia sedang hinggap di antara berbagai kelopak
bunga yang beraneka warna. Siapapun tidak akan bosan
memandangnya.

Tapi tahukah kita, dari manakah kupu-kupu


berasal? Seekor kupu-kupu yang indah dan mempesona
itu sesungguhnya berasal dari seekor ulat yang tampak
menjijikkan dan lemah. Itulah faktanya.
Untuk menjadi seekor kupu-kupu, seekor ulat
harus mengalami sebuah tahap tidak makan dan tidak
minum yang dalam bahasa manusia disebut puasa.
Dalam tahap (fase) ini, ia membungkus dirinya
(berkhalwat
atau
mengasingkan
dirinya)
dalam
kepompong. Setelah beberapa waktu hidup sendiri dalam
kepompongnya, tanpa makan dan minum, dan tidak
melakukan aktivitas apapun selain diam, maka lahirlah
seekor binatang baru, yang berbeda jauh dari binatang
sebelumnya yangberupa ulat dan sekarang ia menjadi
kupu-kupu yang sangat indah tadi.
Jika seekor ulat ingin mencapai suatu tempat,
maka ia harus menggerakkan seluruh tubuhnya dengan
susah payah. Ia pun dengan mudah dapat dipatuk oleh
seekor burung dan menjadi mangsa. Akan tetapi tidak
demikian halnya ketika ia telah berubah menjadi kupukupu. Hanya dengan menggerakkan sayapnya, ia sudah
dapat hinggap dari satu bunga ke bunga yang lainnya.
Jangankan seekor burung, manusia pun harus mencari
akal untuk menangkap seekor kupu-kupu. Ia dengan
mudah dapat terbang jika menyadari ada bahaya di
dekatnya.
Kaum muslimin, tamu Allah di Bulan Suci yang Agung
ini ...
Seekor ulat, sebelum mengalami tahap/fase
berpuasa untuk menjadi kupu-kupu, ia menjadi binatang
yang merugikan, ia makan dengan rakusnya. Daun-daun
muda dari berbagai jenis tanaman menjadi santapan
empuk sang ulat. Bahkan kotoran, bangkai hewan, dan
koreng yang sudah membusuk pun sangat disenangi
sang ulat. Bulu-bulu yang dimilikinya pun membuat gatal
dan bentol-bentol pada kulit. Pokoknya binatang ini akan
dibasmi karena dianggap menjadi musuh bagi manusia
dan tumbuhan. Tetapi coba kita perhatikan ketika ia
sudah menjadi kupu-kupu, makanannya penuh bergizi,
bersih bahkan berkualitas tinggi, yaitu sari pati madu
yang ada pada bunga. Jika tidak ada kupu-kupu bunga
tidak bisa mekar, tumbuhan tidak akan berbuah, dan

para petani pun mengeluh karena tanamannya tidak


berbuah.
Demikianlah seekor ulat. Dengan puasa yang
dijalaninya, ia mampu mengubah keadaan dirinya yang
kecil tanpa daya dan menjijikkan menjadi binatang yang
penuh pesona, lincah dan memikat hati serta makan dari
hal-hal yang bersih sehingga disenangi banyak orang.
Itulah makna puasa bagi seekor ulat. Ia berubah menjadi
seekor kupu-kupu, binatang yang cantik nan menawan,
dan yang paling penting adalah bahwa kehadirannya
telah memberikan manfaat bagi lingkungannya karena
ikut memberikan pencerahan dan perubahan yang
signifikan (sangat berarti).
Bagaimana dengan
memaknai puasa kita ?
Kaum
Muslimin,
Rohimakumullah ...

kita?

Jemaah

Seperti
Jumat

apa

kita

Rohimani

Sesungguhnya ilustrasi di atas adalah sematamata contoh teladan yang tidak segan-segan Allah swt.
jadikan sebagai pembelajaran bagi manusia yang mau
berpikir. Allah swt. tidak mennciptakan sesuatu tanpa
maksud. Segala makhluk ciptaan Allah pasti memiliki
hikmah dan maksud yang besar yang harus kita pikirkan.
Allah swt. berfirman :








Kira maknanya :

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat


perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih
rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman,

maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar


dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir
mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan Ini
untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu
banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan
perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberiNya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah
kecuali orang-orang yang fasik. ( Q.S. Al- Baqarah
: 26 )
Kaum Muslimin, Jemaah Jumat Rohimakumullah ...
Jika puasa seekor ulat mampu merubah dirinya
menjadi seekor kupu-kupu, bisakah puasa yang kita
lakukan merubah kualitas hidup kita menjadi lebih baik?
Mestinya bisa! Dalam Q.S. Al-Baqarah : 183 Allah
menjelaskan, bahwa puasa yang dibebankan kepada
manusia (baik manusia sekarang maupun manusia dari
generasi sebelum kita) bertujuan untuk merubah kualitas
hidup kita menjadi manusia yang takwa. Ini artinya
sesungguhnya puasa memang bisa merubah suatu
keadaan menjadi keadaan yang lebih baik. Puasa selama
Ramadhan hendaknya mampu membuat pencerahan dan
perubahan dalam sifat dan kehidupan kita.

melakukan puasa tersebut menjadi manusia takwa.


Semua itu tergantung bagaimana kualitas puasa itu
sendiri. Maka tidak salah jika Al- Ghazali membagi tiga
tingkatan puasa atau kualitas puasa, yaitu puasa orang
awam, puasa orang khusus dan puasa super khusus
(khawas al- khawas).
Di sini nampak jelas tugas kita paling nyata
adalah memperbaiki kadar puasa kita dari puasanya
orang awam kepada puasanya orang khusus dan puasa
orang khusus kepada puasa super khusus. Masalahnya
juga jelas, ternyata kita belum mampu mengubah
kebiasaan puasa kita. Dari tahun ke tahun puasa kita,
masih seperti ini. Jika seekor ulat yang berpuasa mampu
mengubah dirinya menjadi seekor kupu-kupu, bukan
berarti manusia yang puasanya berkualitas perlu berubah
menjadi malaikat, tetapi manusia yang berpuasa bisa
menjadi manusia yang bertakwa dengan sebenar-benar
takwa. Mengapa ? Karena manusia yang bertakwa
derajatnya lebih tinggi daripada malaikat yang tidak
pernah melakukan dosa itu.
Sebagai penutup khutbah hari ini, mari kita perhatikan
sabda Rasulullah saw berikut ini :

Kemudian dalam Q.S. Al- Baqarah di ujung ayat


184 Allah swt. berfirman :

Artinya

: Barang siapa berpuasa pada bulan


Ramadhan karena iman dan mengharap
ridha Allah, niscaya ia akan diampuni dosadosanya yang telah lalu. ( H.R. Bukhari ).

Kira maknanya :

Barangsiapa
yang
dengan
kerelaan
hati
mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih
baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.
Kaum muslimin, tamu Allah di Bulan Suci yang Agung
ini ...
Memang, tidak semua puasa yang dilakukan
manusia mampu merubah kualitas hidup orang yang

Anda mungkin juga menyukai