agar kita semua yang hadir di majelis ini paham kalau ukuran senang dan
benci itu bukan ukuran yang terbaik dalam menentukan sikap. Bahkan
sebaliknya, justru dengan memperturutkan kesenangan itu, kita bisa
tersesat.
aturan agama Islam, maka amaliah itu tidak akan diterima oleh Allah
dan di akhirat kelak termasuk orang rugi. Dalam kehidupan nyata, kita
sering melihat orang-orang Islam, tetapi cara beribadahnya, keyakinannya
tidak menggunakan dasar aturan agama Islam.
Mungkin kita sebenarnya sudah paham akan hal itu, tetapi kadang
sering tidak berdaya untuk dapat meninggalkannya. Sesulit menegakkan
kebenaran. Bersikap jujur (objektivitas) dan ketulusan dalam nurani kita
sering kita abaikan. Nurani kita kadang menjadi buta, karena justru
membela gengsi pribadi dan kepentingan kelompoknya.
Artinya: Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekalikali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi. ( QS.Ali Imron 3: 85 )
Ayat ini mengandung makna pula siapa saja yang beramal tanpa dasar
fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang- orang
yang dahaga, tetapi bila didatanginya y a n g s e r u p a air itu, dia tidak
mendapati sesuatu apa apun. (Q.S. An-Nur 24:39).
Ayat ini semestinya semakin menyadarkan kita betapa pentingnya
menegakkan shalat dengan sebenar- benarnya. Shalat adalah syarat utama
diterimanya amal shalih yang lain. Menjadi lokomotif bergeraknya gerbong
amaliah yang lain.
3. Berpaling dari nasihat agama dan lupa akan mati