Anda di halaman 1dari 4

hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang yang

tiada terbilang. Marilah kita persegar, kita tumbuhkembangkan kadar takwa


kita kepada Allah dengan tetap mematuhi secara konsisten perintah- Nya
serta menjauhi segala yang Allah larang, baik dalam kesendirian maupun
banyak orang.
Judul Khutbah Jumat hari ini adalah :

MENJAGA KEUTUHAN AMAL SHALIH KITA


Saudara-saudara seiman dan sekeyakinan, jemaah Shalat Jumat yang
dimuliakan Allah.
Allah SwT telah berfirman:

Artinya: Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik


bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagimu; Allah mengeta- hui, sedang kamu tidak Mengeta- hui. (QS.
Al-Baqarah 2: 216 )
Puji syukur senantiasa kita panjatkan dari lubuk yang terdalam ke

Sengaja khatib mengutip ayat di atas untuk mengingatkan kita semua

agar kita semua yang hadir di majelis ini paham kalau ukuran senang dan
benci itu bukan ukuran yang terbaik dalam menentukan sikap. Bahkan
sebaliknya, justru dengan memperturutkan kesenangan itu, kita bisa
tersesat.

aturan agama Islam, maka amaliah itu tidak akan diterima oleh Allah
dan di akhirat kelak termasuk orang rugi. Dalam kehidupan nyata, kita
sering melihat orang-orang Islam, tetapi cara beribadahnya, keyakinannya
tidak menggunakan dasar aturan agama Islam.

Mungkin kita sebenarnya sudah paham akan hal itu, tetapi kadang
sering tidak berdaya untuk dapat meninggalkannya. Sesulit menegakkan
kebenaran. Bersikap jujur (objektivitas) dan ketulusan dalam nurani kita
sering kita abaikan. Nurani kita kadang menjadi buta, karena justru
membela gengsi pribadi dan kepentingan kelompoknya.

2. Tidak menunaikan shalat

Saudara seiman dan sekeyakinan.


Berikut akan kita kaji beberapa dasar yang menjadikan amaliah kita
terlempar rugi dan sia-sia.
1. Beramal bukan dengan aturan agama Islam

Artinya: Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah


kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Allah. (QS. Ar- Rum 30: 31).
Ayat ini menegaskan agar di sepanjang hidup kita menjaga ketetapan dan
kemantapan (konsistensi) taubat dan takwa kita hanya kepada Allah. Bukankah kita telah memahami bahwa orang musyrik, munafik, zalim ataupun
fasik itu bagian dari orang yang ingkar kepada Allah?
Dalam ayat lain Allah SWT menerangkan dengan firman-Nya:

Artinya: Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekalikali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi. ( QS.Ali Imron 3: 85 )
Ayat ini mengandung makna pula siapa saja yang beramal tanpa dasar

Artinya: Dan orang-orang kafir, amal-amal mereka adalah laksana

fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang- orang
yang dahaga, tetapi bila didatanginya y a n g s e r u p a air itu, dia tidak
mendapati sesuatu apa apun. (Q.S. An-Nur 24:39).
Ayat ini semestinya semakin menyadarkan kita betapa pentingnya
menegakkan shalat dengan sebenar- benarnya. Shalat adalah syarat utama
diterimanya amal shalih yang lain. Menjadi lokomotif bergeraknya gerbong
amaliah yang lain.
3. Berpaling dari nasihat agama dan lupa akan mati

Artinya: Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat


Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. ( QS. Al-Kahfi 18: 105 )
Sering kita lupa ketika sehat dan gembira, sehingga menganggap
agama itu membuat hidup tidak bebas dan terikat. Bahkan ada yang
merasa alergi mendengar pembicaraan agama, menyumbat telingga rapatrapat disertai pikiran dan perasaan melambung tinggi untuk mencari
alasan membantah dan menolak dari mengakui kebenaran dan kebaikan
agama.
4. Tidak kunjung mengakhiri kemaksiatan

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir


kemudian beriman (lagi), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah
kekafirannya. Maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan
kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang
lurus (QS.An- Nisa': 137).
Ayat ini memberikan petunjuk pada kita betapa hidup ini bukan mainmain, pengabdian kita kepada Allah juga bukan main-main, bukan cobacoba, bukan setengah hati dan bukan untung-untungan. Allah menuntun
kita bahwa keimanan itu untuk manusia itu sendiri, kebaikan dan pahala itu
untuk diri mereka sendiri. Bukan untuk Allah.
5. Berbuat aniaya terhadap sesama

keharmonisan dengan sesama. Menyambung hubungan silaturahim yang


terputus karena selama silaturahim itu terputus maka belum ada
harganya segala amaliah ibadah kita atau masih sia-sia belaka.
Bagusnya seperti apa cara beragama seseorang kalau hanya berputar
sekitar ibadah ritual. Akan tetapi tidak berhenti dari ghibah, namimah, dan
fitnah pada sesama. Amaliah yang banyak itu akan dimiliki oleh orang
yang pernah didlalimi.
Semoga Allah membimbing dan meridlai kita dalam mengarungi
perjalanan hidup ini. Amin.

Artinya: Sesungguhnya orang yang rugi (miskin) dari umatku, yaitu


mereka yang datang pada hari kiamat dengan membawa amal
shalatnya, puasanya, dan zakatnya. Tetapi ia telah memaki seseorang,
menuduh orang lain, makan harta orang lain, membunuh orang dan
memukul orang. Maka diberikanlah kebaikan orang ini kepadanya,
dan kebaikan itu kepadanya. Jika telah habis kebaikannya sebelum ia
diadili lalu dibawalah dosa- dosanya (kesalahannya) yang diserahkan
padanya (sebagai ganti) lalu dibawalah orang itu yang merugi ke
dalam neraka. (H.R. Muslim)
Hadits ini sangat menegaskan betapa pentingnya menjaga hubungan

Anda mungkin juga menyukai