Anda di halaman 1dari 1

Joker 

mengisahkan beragam kekerasan baik fisik maupun mental yang terpaksa diterima dan dilalui
oleh Arthur Fleck (Phoenix), seorang komedian gagal. Ia hidup di era ketika Gotham dalam titik
kronis, penuh ketimpangan, kejahatan, dan kemarahan pada 1980-an. Konflik-konflik sosial seperti
masalah kesehatan mental, benturan antar-kelas, hingga politik manipulatif ditampilkan secara nyata
dan gamblang. Termasuk perjalanan kejiwaan Fleck, dari semula seorang yang tertindas menjadi
penjahat berdarah dingin yang tidak merasakan apa-apa ketika mengambil nyawa seseorang. Di sisi
lain, Joker juga menggambarkan betapa buruk dampak yang muncul terhadap seseorang yang
merasakan kekurangan cinta, apresiasi, penerimaan, dan kasih sayang dari sekelilingnya. Ditambah
lagi kegagalan pemerintah dalam membantu mereka yang termasuk dalam kaum marjinal -
termasuk di dalamnya orang-orang yang membutuhkan bantuan psikolog profesional. Lepas dari
segala perdebatan dan pesan di dalamnya, Joker bukan hanya memiliki cerita yang kuat dan
mampu membuat penonton berdecak kagum juga tercengang, tapi sinematografinya yang
memukau, dengan iringan musik yang membius.

Anda mungkin juga menyukai