Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PRINSIP DASAR EVALUASI PEMBELAJARAN

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen pengampu: Dr. Heru Totok Tri Wahono, M.Pd

Oleh :
1) Ainun Syaidah (192047)
2) Melinda Dea S (192019)
3) Aprilia Anggraini (192022)

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PGRI JOMBANG

2021

i
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran .......................................................... 3


B. Fungsi Evaluasi Pembelajaran…….. ............................................................ 4
C. Tujuan Evaluasi Pembelajaran ...................................................................... 5
D. Jenis dan Syarat Evaluasi Pembelajaran ....................................................... 6
E. Prinsip- Prinsip Evaluasi Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran .................. 9
F. Tahapan – Tahapan Dalam Evaluasi Pembelajaran………………….…..... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 15
B. Saran ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Proses pembelajaran memiliki serangkaian persiapan dan perlakuan baik pada dasar
maupun pengembangannya. Namun salah satu ciri dari pembelajaran adalah adanya evaluasi,
baik evaluasi yang dilakukan oleh diri sendiri maupun evalusi oleh guru. Evaluasi merupakan
hasil dari refleksi belajar yang telah dilakukan. Tingkatan keberhasilan dalam belajar
dikatakan berhasil apabila semua tujuan belajar tercapai sesuai dengan apa yang
direncanakan. Dalam melakukan sebuah evaluasi juga ada beberapa prinsip yang harus
diterapkan pula. Prinsip - prinsip evaluasi meliputi valid, berorientasi pada kompetensi,
berkelanjutan, menyeluruh, bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas, praktis dan akurat.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah evaluasi
pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam
pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran. Termasuk di dalamnya melaksanakan
penilaian proses dan hasil belajar. Kompetensi tersebut sejalan pula dengan instrumen
penilaian kemampuan guru, yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi
pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa pada semua model kompetensi dasar guru selalu
menggambarkan dan mensyaratkan adanya kemampuan guru dalam mengevaluasi
pembelajaran. Sebab kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran  merupakan kemampuan
dasar yang mutlak harus dimiliki oleh setiap guru dan calon guru.

Pemaparan ini menurut kami sangat penting terutama bagi kita yang benar-benar
diorientasikan untuk menjadi seorang  guru.  Sebelum mengenal lebih jauh dan mendalam
tentang evaluassi pembelajaran, alangkah baiknya kita mengetahui tentang konsep dasar
evaluasi pembelajaran. Nah kami mencoba menyusun makalah yang berisikan konsep dasar
pembelajaran agar bisa membantu dalam memahami tugas kita sebagai calon guru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:

1. Apa konsep dasar dari evaluasi pembelajaran?

1
2. Apa fungsi dari evaluasi pembelajaran?
3. Apa tujuan dari evaluasi pembelajaran?
4. APa jenis dan syarat dari evaluasi pembelajaran?
5. Apa prinsip-prinsip dari evaluasipembelajaran?
6. Bagaimana tahapan dalam evaluasi pembelajaran?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, terdapat enam tujuan, yaitu :

1. Untuk mengetahui konsep dasar dari evaluasi pembelajaran


2. Untuk mengetahui fungsi dari evaluasi pembelajaran
3. Untuk menjelaskan tujuan dari evaluasi pembelajaran
4. Untuk menjelaskan jenis dan syarat dari evaluasi pembelajaran
5. Untuk menjelaskanprinsip-prinsip dari evaluasi pembelajaran
6. Untuk mejelaskan tahapan – tahapan dalam evaluasi pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dasar Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istila Evaluation. Wrightstone, dkk.
(Djaali & Pudji Muljono, 2007). yang mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah
penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan atau nilai-nilai yang
telah ditetapkan dalam kurikulum. Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang
pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang
dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar
siswa, serta keefektifan pengajaran guru.

Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila ditinjau


dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas evaluasi diagnostik, selektif,
penempatan, formatif dan sumatif. Bila ditinjau dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat
dibedakan atas evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan
melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan.
Evaluasi pembelajaran diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara tampilan siswa dengan
tujuan pembelajaran. Dalam hal ini yang dievaluasi adalah karakteristik siswa dengan
menggunakan suatu tolak ukur tertentu. Karakteristik-karakteristik tersebut dalam ruang
lingkup kegiatan belajar-mengajar adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif (pengetahuan
dan intelektual), afektif (sikap, minat, dan motivasi), dan psikomotor (ketrampilan, gerak, dan
tindakan).

Pengertian evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran


yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembelajaran.
Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan
pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan secara
kuantitatif, sedangkan penilaian yang dimaksud di sini adalah proses pembuatan keputusan
nilai keberhasilan pembelajaran secara kualitatif.

3
B. Fungsi Evaluasi pembelajaran

Cronbach (1963) menjelaskan “evaluation used to improved the course while it is still fluid
contributes more to improvement of education than evaluation used to appraise a product already on the
market.

Menurut Scriven (1967) fungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu fungsi formatif dan
fungsi sumatif.

Fungsi formatif dilaksanankan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluassi
diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagia kurikulum yang
sedang dikembangkan.
Fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari sistem secara
keseluruhan, dan fungsi ini dapat dilaksananakan apabila pengembangan suatu kurikulum
telah dianggap selesai.
Fungsi evaluasi memang cukup luas, akan tetapi bergantung dari sudut mana kita melihatnya :

Secara psikologis, peserta didik selalu butuh untuk mengetahui sejauh mana kegiatan
yang telah di lakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup
mampu untuk terjun ke masyarakat.
Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan
peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya
masing-masing serta membantu guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajarannya.
Evaluasi berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dala kelompok, apakah dia
termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang pandai.
Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dala menempuh
program pendidikan.
Evaluasi berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam
rangka menetukan jenis pendidikan, jurusan, mauapun kenaikan kelas.
Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan
peserta didik kepada orangtua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-
guru, dan peserta didikitu sendiri.
Dengan demikian, perbaikan dan pengembangan dan pembelajaran bukan hanya terhadap proses
dan hasil belajar melainkan harus diarahkan pada semua kompoen pembelajaran tersebut. Evaluasi
yang dilakukan secara berkesinambungan dapat membantu evaluator untuk membuat perkiraan

4
apakah tujuan program yang telah dirumuskan dapat dicapai pada waktu yang telah ditentukan
ataukah tidak. Apabila dari hasil evaluasi itu diperkairakan bahwa tujuan tidak dapat tercapai dalam
waktu yang telah ditentukan, maka evaluator akan berusaha mencari faktor-faktor penyebab
kegagalan tersebut dan mencari problem solving atas masalah tersebut dari hasil evaluasi.
Bagi seorang guru, fungsi fungsi evaluasi perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar evaluasi
yang diberikan benar-benar mengenai sasaran. Hal ini didasarkan karena hampir setiap saat guru
melaksanakan kegiatan evaluasi untuk menilai keberhasilan belajar siswa serta program pengajaran.

C. Tujuan Evaluasi Pembelajaran

Tujuan dari penilaian hasil belajar tentunya sama bersinggungan dengan tujuan evaluasi
belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan. Evaluasi merupakan faktor penting yang
menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sangat
penting untuk benar-benar mengetahui tujuan evaluasi, agar hal yang ingin dicapai dalam
proses evaluasi dapat terjadi. Tujuan evaluasi hasil belajar menurut Arifin (2017, hlm. 15)
adalah sebagai berikut.
Mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan.
Mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta didik terhadap
program pembelajaran.
Mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis
pendidikan tertentu.
Menentukan kenaikan kelas.
Menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Selain itu, tujuan evaluasi dalam pembelajaran menurut  Nana Sudjana (2017, hlm. 4)
adalah sebagai berikut.
Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan
dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang
ditempuhnya.

5
Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni
seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan
pendidikan yang diharapkan.
Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya.
Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.

D. Jenis - Jenis Evaluasi Pembelajaran

Membicarakan jenis evaluasi sebetulnya sangatlah bergantung dari pembeda atau


dikotomi apa yang digunakan dalam membedakan jenisnya. Namun, pada umumnya evaluasi
dalam pembelajaran biasa dibagi dari segi teknik terlebih dahulu. Kemudian, masing-masing
teknik akan memiliki penilaian dan alat penilaian yang berbeda pula.
Menurut (Arikunto, 2016, hlm. 41) Teknik evaluasi dibagi menjadi dua, yakni teknik
tes dan teknik non-tes. Berikut adalah penjelasannya.
Evaluasi Tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-
alat yang lain, tes bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasanbatasan. Tes mempunyai
fungsi ganda, yaitu untuk mengukur peserta didik dan untuk mengukur keberhasilan program
pengajaran.
Menurut Heaton (dalam Arifin, 2017, hlm. 118) membagi tes menjadi empat bagian,
yakni tes prestasi belajar, tes penguasaan, tes bakat, dan tes diagnostik. Untuk melengkapi
pembagian jenis tes tersebut, Brown menambahkan satu jenis tes lagi yang disebut tes
penempatan. Masing-masing penjelasan mengenai jenis tes tersebut sama saja dengan
penjelasan fungsi evaluasi yang telah dijelaskan sebelumnya di atas.
Evaluasi jenis tes sendiri dapat dibagi setidaknya menjadi dua jenis, yakni: tes uraian
(esai), dan tes objektif. Berikut adalah pemaparannya.
Tes Bentuk Uraian (Esai)
Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk menguraikan,
mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk,
teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan lainnya. Dilihat dari luas atau sempitnya materi
yang dinyatakan, bentuk tes uraian dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut.

6
1. Uraian Terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus
mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat
jawaban peserta didik itu beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok penting
yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah
ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.
2. Uraian Bebas
Peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika
sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan
kemampuannya. Oleh karena itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan
sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap harus mempunyai acuan dan
patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik nanti.
Tes Objektif
Tes objektif adalah pengukuran yang berdasarkan pada penilaian atas kemampuan
siswa dengan soal menjelaskan jawaban yang benar atau yang salah soal dengan bobot nilai
yang tetap. Dalam tes ini subjektivitas guru ketika melakukan pemberian nilai tidak ikut
ambil bagian atau ikut berpengaruh. Terdapat beragam macam tes objektif meliputi beberapa
jenis di bawah ini.
1. Tes Pilihan Alternatif
Bentuk tes pilihan alternatif ditandai oleh butir soal yang diikuti oleh dua
penilaian. Dari dua pilihan siswa diminta memilih salah satu yang dianggap
paling tepat.
2. Tes Pilihan Ganda
Tes jenis pilihan ganda adalah suatu bentuk tes dengan jawaban tersedia atas 3
atau 4 serta option pilihannya dan hanya satu jawaban yang tepat.
3. Tes Objektif Menjodohkan
Soal bentuk menjodohkan atau memasangkan terdiri dari suatu premis, suatu
daftar kemungkinan jawaban, dan suatu petunjuk untuk menjodohkan masing-
masing premis itu dengan suatu kemungkinan jawaban. Biasanya nama,
tanggal/tahun, istilah, frase, pernyataan, bagian dari diagram, dan sejenisnya
digunakan sebagai premis.
4. Tes Bentuk Benar atau Salah
Benar Tes benar salah ditekankan mengandung atau tidaknya kebenaran dalam
pernyataan yang hendak dinilai peserta didik. Peseta didik menjawab dengan

7
menetapkan apakah pernyataan yang disajikan itu salah atau benar dalam arti
mengandung atau tidak mengandung kebenaran.
Evaluasi Non Tes
Menurut Hasyim (dalam Zein & Darto, 2012, hlm.47) evaluasi non test adalah penilaian
yang mengukur kemampuan peserta didik secara langsung dengan tugas-tugas yang riil.
Evaluasi non tes memiliki sifat yang lebih komprehensif, artinya dapat digunakan untuk
menilai berbagai aspek dari individu sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif,
tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik, yang dinilai saat proses pelajaran berlangsung
(Sudjana. 2017, hlm. 67).
Beberapa jenis evaluasi non tes menurut Arikunto (2016, hlm. 41) adalah sebagai
berikut.
1. Skala Bertingkat
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
pertimbangan. Seperti Oppenheim mengatakan “Rating gives a numerical value
to some kind of judgement” maka suatu skala selalu disajikan dalam bentuk
angka.
2. Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden). Angket merupakan instrumen evaluasi nontes yang
berupaya mengukur diranah afektif di dalam kelas maupun diluar kelas.
3. Daftar Cocok
Yakni deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden
yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√ ) ditempat yang sudah
disediakan.
4. Wawancara
Merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan cara tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam
wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk
mengajukan pertanyaan.
5. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan atau observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh
pendidik dengan menggunakan indra secara langsung. Pengamatan atau
observasi merupaka suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
pelaksanaan suatu tindakan telah dilaksanakan dan untuk mengevaluasi

8
ketepatan tindakan yang dilakukan. Pengamatan dilakukan dengan cara
menggunakan instrumen (formulir) yang sudah dirancang sebelumnya.

E. Prinsip- Prinsip Evaluasi Pembeajaran

sebagai pihak yang melakukan evaluasi pembelajaran, perlu memperhatikan beberapa prinsip
evaluasi secara keseluruhan berikut, yaitu:
1.    Prinsip Valid

Prinsip valid adalah yang sesuai, berdasarkan cara yang semestinya, berlaku, serta benar
atau sahih. Evaluasi berdasarkan prinsip valid adalah evaluasi yang dilakukan harus
konsisten, sesuai, benar, dan semestinya dalam mengukur maupun menilai suatu objek sesuai
dengan tujuan yang telah dirumuskan. Dalam evaluasi pembelajaran, harus memiliki berbagai
kompetensi tertentu agar tercapai tujuan yang ingin dicapai serta agar dalam evaluasi tersebut
memiliki standar yang jelas. Sehingga, memerlukan alat ukur agar dapat mencapai hasil
sebuah pengukuran yang valid.

2. Prinsip Mendidik
Prinsip mendidik berarti bahwa evaluasi harus memberikan sesuatu yang baik dan
berpengaruh pada pengembangan diri serta pencapaian hasil kegiatan belajar
mengajar. Mendidik berarti mengembangkan, memberikan motivasi, serta membina
peserta didik dan pendidik. Kegiatan evaluasi pembelajaran diharapkan dapat
bertujuan memberi motivasi kepada peserta didik agar dapat meningkatkan prestasi
belajar. Sehingga penilaian hasil pembelajaran mampu memberikan dorongan serta
membina peserta didik dan pendidik agar menjadi pribadi yang lebih baik daripada
sebelumnya. Maka mereka dapat memotivasi dan termotivasi untuk memperbaiki
kualitas belajar dan mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Hasil dari evaluasi
pembelajaran siswa diharapkan dapat mereka rasakan sebagai sebuah reward atau
penghargaan bagi siswa yang berhasil, sedangkan untuk siswa yang kurang berhasil
maka hasil evaluasinya dapat memicu belajarnya agar lebih semangat serta gigih agar
hasil belajarnya meningkat. Oleh karena itu, pendidik diharapkan selalu memberikan
apresiasi kepada siswa terhadap apa yang telah mereka capai.

9
3.  Prinsip yang Berorientasi pada Kompetensi
Penilaian yang akan dilaksanakan untuk peserta didik harus bertujuan untuk
mengukur seberapa tercapainya siswa dalam pencapaian kompetensi dalam
kurikulum.
4.  Prinsip yang Adil dan Objektif
Penilaian yang dilakukan harus adil, adil yang dimaksud adalah semua siswa
memperoleh perlakuan dan kesempatan yang sama baik dalam perbedaan agama,
suku, budaya, sosial, maupun ekonomi sehingga tidak ada kecemburuan sosial
antarsiswa.Penilaian yang dilakukan juga harus objektif dengan memandang hasil
kompetensi peserta didik  bukan dengan subjektif dengan melihat latar belakang
peserta didik seperti tetangganya, anaknya, anak dari temannya. Penilaian harus
objektif tidak boleh terpengaruhi oleh subjektivitas penilai. Contohnya dalam
penilaian ujian tulis matematika Deni yang merupakan tetangga guru dan masih anak
dari sepupu guru diberi nilai lebih tinggi daripada peserta didik yang lain, hal itu
merupakan contoh penilaian secara subjektif yang sebaiknya tidak diterapkan dalam
penilaian, penilaiannya seharusnya terletak pada kompetensi peserta didik dalam
pelajaran matematika tersebut.
5. Prinsip Kontinuitas (Kesinambungan/Terus Menerus)
Prinsip kontinuitas dikenal juga dengan konsep kesinambungan.  Artinya
evaluasi dilakukan secara terus menerus dan tidak boleh dilakukan hanya pada waktu
atau kesempatan tertentu saja karena pembelajaran itu bersifat terus menerus dan
saling terkait satu samlain.  Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dan
hasilnya dihubungkan dengan hasil evaluasi selanjutnya sehingga hasil evaluasi lebih
valid. Pengajar juga dapat memperoleh gambaran perkembangan peserta didik dengan
jelas dan terperinci. Prinsip ini penting karena perkembangan peserta didik tidak
hanya dilihat dari sisi produk saja tapi juga dilihat dari prosesnya dan serta inputnya.
Prinsip ini mendorong siswa supaya terus belajar untuk mempersiapkan diri pada
kegiatan pendidikan selanjutnya.
F.Tahapan Dalam Evaluasi Pembeajaran
Sebelum evaluasi pembelajaran dilaksanakan seorang evaluator harus melakukan
persiapan secara cermat. Secara umum tahap-tahap pokok evaluasi pembelajaran meliputi
tiga kegiatan utama yaitu: persiapan, pelaksanaan, pengolahan hasil.
Ketiga tahap-tahap tersebut dapat dijabarkan dalam tahap-tahap yang lebih operasional
meliputi:

10
1. Perencanaan dan perumusan kriterium
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan
pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya
agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan adalah proses
penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan
sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin.
Dalam tahap perencanaan dan perumusan kriterium hal-hal yang dilakukan
mencakup:
a) Perumusan tujuan evaluasi
b) Penetapan aspek-aspek yang akan diukur
c) Menetapkan metode dan bentuk tes
d) Merencanakan waktu evaluasi
e) Melakukan uji coba tes untuk mengukur validitas dan reabilitasnya sebelum
digunakan.
Dalam dalam tahab perencanaan ini perlu kita lakukan segenap tahap
pendahuluan yang dapat kita temukan, misalnya: penyusunan jadwal untuk waktu-
waktu pengumpulan data, mempersiapkan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data, menentukan jenis-jenis data yang harus dikumpulkan,
menentukan jenis-jenis pengolahan data yang akan dikerjakan dan lain-lain.

Yang dapat kita lakukan dalam taraf perencanaan ini ialah soal-soal yang
berhubungan dengan pertanyaan untuk evaluasi yang akan dipergunakan
kemudian. Yang paling penting kita lakukan dalam taraf perencanaan ini ialah
berapa kalikah dalam satu tahun kita harus mengadakan evaluasi untuk mengambil
keputusan mengenai soal tersebut pertimbangan yang harus kita utamakan ialah
kelengkapan gambaran tentang pertumbuhan para siswa dalam kecakapan yang
kita ajarkan. Artinya jumlah yang akan kita tetapkan mengenai evaluasi yang akan
kita adakan dalam jangka waktu satu tahun itu kita hubungkan dengan tujuan
memperoleh gambaran yang lengkap mengenai kemajuan yang akan dicapai oleh
para siswa selama jangka waktu setahun itu pula.
Kalau pertumbuhan yang akan dicapai oleh para siswa kita tadi dapat kita
bayangkan sebagai suatu pertumbuhan yang terdiri dari empat fase misalnya, maka
ada baiknya untuk mengadakan empat kali evaluasi selama jangka waktu satu
tahun tadi. Ini merupakan soal praktis yang banyak sedikitnya biasanya selalu

11
diketahui oleh setiap pengajar. Dengan merenungkan sedikit sifat materi yang kita
ajarkan biasanya kita akan dapat membangunkan gambaran semacam itu.

2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang keadaan
obyek dengan menggunakan alat yang telah diuji cobakan. Untuk mengumpulkan
data dapat menggunakan metode tes tulis, tes lisan, dan tes tindakan yang akan
dibicarakan tersendiri. Langkah-langkah pengumpulan data:
a) Menentukan data apa saja yang kita butuhkan untuk melakukan tugas
evaluasi yang kita hadapi dengan baik, penentuan data yang harus
dikumpulkan untuk keperluan tugas evaluasi ini berhubungan erat dengan
rumusan tentang tugas kita dalam suatu usaha pendidikan. Rumusan tentang
tugas kita sebagai seorang pengajar dalam suatu usaha pendidikan
menghasilkan suatu ketentuan-ketentuan tentang tujuan yang harus kita capai
dengan materi yang kita ajarkan. Adapun rumusan tentang tujuan yang harus
kita capai untuk menentukan aspek-aspek manakah dari seluruh pertumbuhan
seorang anak, maupun sekelompok siswa terutama harus kita perhatikan dan
manakah serta sampai ke tarap manakah pertumbuhan aspek-aspek ini kita
arahkan.
b) Menentukan cara-cara yang harus kita tempuh untuk memperoleh setiap jenis
data yang kita butuhkan. Adapun dalam pemilihan cara yang akan kita
tempuh untuk memperoleh suatu data biasanya ditentukan oleh teori atau
pandangan yang kita atur secara standar atau tidak.
c) Pemilihan alat yang akan kita pergunakan dalam pengumpulan data.
Biasanya pengetahuan mengenai alat-alat yang telah tersedia akan
merupakan suatu pegangan yang sangat berguna dalam pengumpulan data.
3. Persifikasi data
Penelitian data atau verifikasi data maksudnya ialah untuk memisahkan data
yang “baik” yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan kita peroleh
mengenai individu atau sekelompok individu yang sedang kita evaluasi, dari data
yang kurang baik yang hanya akan merusak atau mengaburkan gambaran yang akan
kita peroleh apabila turut kita olah juga.
Pada tahap ini data yang terutama membutuhkan verifikasi ialah data yang kita
terima dari pihak lain mengenai orang yang sedang dievaluasi jadi bukan data yang

12
kita peroleh sebagai hasil observasi kita sendiri tehadap orang sedang dievaluasi
tadi. Pernyataan ini tentu saja tidak berarti bahwa setiap data yang kita kumpulkan
sendiri dapat dianggap sebagai data yang sudah pasti terjamin “kebaikannya”. Tentu
saja kemungkinan selalu ada bahwa data yang kita peroleh sebagai hasil dari
pemeriksaan langsung terhadap orang yang dievaluasi yang kita sebut data yang
berasal dari sumber pertama mengandung pula keasalahan-kesalahan. Banyaknya
faktor yang dapat menyebabkan masuknya data yang mengandung kesalahan-
kesalahan ini, tetapi oleh karena itu selalu menyadari baik-buruknya setiap data yang
kita pergunakan untuk memperoleh data lengsung dari otak yang bersangkutan tadi,
karena dalam evalasi yang baik, kita selalu berusaha untuk hanya mempergunakan
alat-alat yang sebaik-baiknya yang tersedia bagi kita.
4. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan untuk menjadikan data lebih bermakna, sehingga
dengan data itu orang dapat memperoleh beberapa gambaran yang lebih lengkap
tentang keadaan peserta didik. Jadi hal ini berarti bahwa tanpa kita olah, dan diatur
lebih dulu data itu sebenarnya tidak dapat menceritakan suatu apa pun kepada kita.
Makna yang sebenar-benarnya baru akan kita peroleh keterangan-keterangan yang
datang dari berbagai pihak kita adakan pengolahan dalam pengolahan dalam arti
kata kita gabungkan, kita satu-satukan yang akan kita anyam seolah-olah kita
kombinasikan barulah akan kita peroleh gambaran data tersebut yang akan kita
ketahui maknanya.
Fungsi pengolahan data yang telah disajikan hingga sekarang ini, jelaslah
fungsi pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu disadari benar-benar pada
taraf pembicaraan sekarang ini ialah bahwa untuk memperoleh gambaran yang
selengkap-lengkapnya tentang diri orang yang sedang dievaluasikan, langkah
pengolahan data ini merupakan keharusan.
5. Penafsiran data
Tahap ini merupakan verbalisasi atau pemberian makna dari data yang telah
diolah, sehingga tidak akan terjadi penafsiran yang overstatement maupun
penafsiran understatement. Kalau kita perhatikan segenap uraian yang telah
disajikan mengenai tahap data tadi akan segera tampak bahwa memisahkan tahap
penafsiran dari tahap pengolahan sebenarnya merupakan suatu pemisahan yang
terlalu dibuat-buat. Memang dalam praktek kedua tahap ini tidak dipisah-pisahkan
kalau kita melakukan suatu pengolahan terhadap sekumpulan data, dengan

13
sendirinya kita akan memperoleh “tafsir” makna data yang kita hadapi. Sering terasa
pada kita bahwa sesuatu telah terumuskan dengan jelas dalam pikiran kita tetapi kita
tidak berhasil juga menemukan kata-kata yang dapat untuk isi pikiran tadi.
Dalam situasi-situasi tertentu sering kita dapat lari ke suatu bahasa asing yang
telah berhasil menciptakan lambang atau kata, terutama itu untuk isi pikiran
semacam itu tetapi dalam situasi yang lain lagi berbahasa maupun kita hendak
melarikan diri tetapi tidak dapat kita temukan kata-kata yang tepat. Dalam situasi
yang terakhir ini kita mendapatkan diri kita dalam suatu keadaan oleh pikiran yang
tertekan. Kalau hal yang tak terkatakan tadi sering muncul dalam pikiran kita, kita
pun akan berusaha sekeras-kerasnya untuk menemukankata yang tepat dan lahirlah
sebagai hasil usaha semacam itu “kata-kata baru” istillah-istillah baru.

Introduksi di atas disajikan di sini untuk sekedar meminta perhatian pembaca terhadap
kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi dalam rumusan tafsiran yang dapat diberikan
terhadap sekumpulan data yang telah diolah. Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan,
terlebih dahulu disusun perencanaan yang baik dan matang. Perencanaan evaluasi
pembelajaran umumnya mencakup enam jenis kegiatan yaitu:

a) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi.


b) Menetapskan aspek-aspek yang akan di evaluasi. Misalnya, aspek kognitifnya,
aspek afektifnya atau aspek psikomotorik.
c) Memilih dan menentukan tehnik yang akan di pergunakan di dalam pelaksanaan
evaluasi.
d) Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian
hasil belajar peserta didik.
e) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau
patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi. Misalnya
apakah akan digunakan penilaian Beracuan Patokan (PAP) ataukah akan
dipergunakan Penilaian Beracuan Kelompok (PAK) atau Norma (PAN).
f) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan
berapa kali evaluasi belajar itu dilaksanakan).

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Evaluasi merupakan proses atau kegiatan sistematis yang dilakukan untuk


memperoleh informasi tentang perolehan belajar siswa atau pemahaman siswa terkait
apa yang telah dipelajarinya secara menyeluruh, baik pengetahuan, konsep, sikap, nilai
maupun keterampilan proses. Evaluasi juga dilakukan untuk mengetahui kefektifan
kegiatan pembelajaran dan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran.

Dalam melakukan evaluasi pembelajaran, pendidik harus memperhatikan beberapa


hal atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan agar evaluasi dapat terlaksana dengan
baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu dilakukan dengan kontinuitas,
komprehensif atau menyeluruh, adil dan objektif, kooperatif dan praktis.
B. Saran

Kita yang benar-benar diorientasikan menjadi seorang guru alangkah baik nya
memahami materi ini sehingga bisa menguasai teori tentang evaluasi pembelajaran,
sebagai bekal ketika kelak kita terjun di lapangan langsung. Nanti setelah terjun
langsung evalusi alangkah baiknya dikerjakan apabila mungkin setiap hari dengan
skedul yang sistematis  dan terencana sehingga kita dapat memperoleh informasi yang
lengkap terhadap kemampuan siswa dalam kegiatan kelas.

15
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rusyidi, dkk.2015.Evaluasi Pembelajaran.Bandung: Citapustaka Media
Ratnawulan, Elis, dkk.2014. Evaluasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Kurikulum
2013.Bandung: Pustaka Setia Bandung.

16

Anda mungkin juga menyukai