Anda di halaman 1dari 30

METODE PENELITIAN

Oleh:
Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd. M.Kes.
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Surabaya

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 1


Bagian 1 Konsep Dasar Penelitian
Pengertian Penelitian:
⚫ Research adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan
menggunakan metode-metode ilmiah (Hadi, 1997). Penelitian adalah suatu
untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan
logis (Notoatmodjo, 2003).

⚫ Penelitian ilmiah merupakan cara untuk memecahkan suatu persoalan atau


mencari jawaban terhadap suatu masalah. Dengan perkataan:
“ Research is a method of study by wich, through the careful and
exhouseve invenstigation of all ascertainable evidence bearing upon a
definable problem, we reach a solution to that problem”.

⚫ Perlu ditekankan bahwa kegiatan penelitian terutama adalah kegiatan


pemikiran, seperti yang dikatakan oleh Herald De Forrest Arnold:
“ Research is the mind, not of the hands, a concerntration of throught and
not a process of experimentation. Research is the effort of the mind to
comprehend relationships which no one had previously known”.
Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 2
Tujuan Penelitian Kesehatan
⚫ Menemukan atau menguji fakta baru atau
lama
⚫ Mengadakan analisis hubungan atau
interaksi antara fakta yang ditemukan
⚫ Menjelaskan fakta yang ditemukan serta
hubungannya dengan teori
⚫ Mengembangkan alat, teori, atau konsep
baru dalam bidang kesehatan.

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 3


Jenis-jenis Penelitian

Penelitian menurut Pemakaiannya:


⚫ Penelitian Murni (Pure research)
Penelitian untuk memahami permasalahan secara
lebih mendalam atau untuk mengembangkan
teori yang sudah ada.

⚫ Penelitian Terapan (Applied Research)


Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang digunakan untuk memecahkan
masalah.

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 4


Menurut tempatnya:
1. Penelitian laboratorium
2. Penelitian kancah/lapangan/masyarakat
3. Penelitian perpustakaan

Menurut tarafnya:
1. Penelitian diskriptif
2. Penelitian analitik
* Cross sectional (seksional silang/potong melintang)
* Prospective study ( Kohort, forward looking)
* Retrospective study (case control study, back ward
looking)

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 5


1). Seksional silang (Cross sectional)

⚫ Variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus


yang terjadi pada objek penelitian diukur atau
dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.
⚫ Peneliti mempelajari hubungan antara variable bebas
dan variable terikat dengan melakukan pengukuran
sesaat. Tentunya tidak semua subjek penelitian harus
diperiksa pada hari itu atau saat yang sama, akan tetapi
baik variable bebas atau variable terikat dinilai hanya
satu kali saja.
⚫ Misalnya hubungan antara kondisi sanitasi penyakit
menular dengan penyakit menular, hubungan bentuk
tubuh dengan hipertensi, hubungan status ekonomi
keluarga dengan kurang energi protein pada bayi/anak.

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 6


2) Studi retrospektif (Retrospective study)

⚫ Penelitian yang berusaha melihat ke belakang


(backward looking), artinya pengumpulan data dimulai
dari efek atau akibat yang telah terjadi. Kemudian efek
tersebut ditelusuri penyebabnya atau faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

⚫ Penelitian retrospektif ini berangkat dari dependent


variables, kemudian dicari independent variables-nya.
Penelitian ini disebut juga penelitian kasus-kontrol (case
comparsm study, case compeer study, case referent
study).

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 7


Lanjutan retrospektif………….
⚫ Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologic
analitik observasional yang mengkaji hubungan antara
efek tertentu dengan faktor resiko tertentu.

⚫ Desain penelitian kasus kontrol atau retrospektif dapat


dipergunakan untuk mencari hubungan seberapa jauh
faktor resiko mempengaruhi terjadinya penyakit.

⚫ Misalnya hubungan antara kanker dengan perilaku


seksual, hubungan tuberculosis pada anak dengan
vaksinasi BCG, hubungan status gizi bayi usia 1 tahun
dengan pemakaian KB suntik pada ibu.

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 8


3) Studi prospektif (Pospective study)

⚫ Penelitian ini bersifat melihat kedepan (forword looking),


artinya penelitian dimulai dari penyebab, factor resiko
atau independent variable , kemudian diikuti akibatnya
pada waktu yang akan datang (efek, dependent
variable).

⚫ Disebut juga studi kohort, yaitu merupakan penelitian


epidemiologic analitik non eksperimental yang mengkaji
hubungan antara factor resiko dengan efek atau
penyakit.

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 9


Lanjutan kohort……………..
⚫ Model pendekatan yang digunakan pada penelitian kohort adalah
pendekatan longitudinal atau time period approach, kausa atau
factor resiko diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian subjek diikuti
sampai periode waktu tertentu untuk melihat terjadinya efek atau
penyakit yang diteliti.

⚫ Misalnya: penelitian tentang hubungan antara imunisasi BCG


dengan penyakit TBC pada anak. Hal ini tidak dimulai dari kasus
TBC pada anak, tetapi dimulai pada bayi yang diimunisasi BCG
dengan yang tidak diimunisasi BCG dan diikuti misalnya sampai 15
tahun mendatang. Setelah 15 tahun, maka pada bayi/anak tersebut
diperiksa kesehatannya kesehatannya khususnya paru-paru. Dari
hasil analisis atau proporsi anak yang diimunisai BCG dan
menderita TBC, dan anak tak diimunisasi BCG menderita penyakit
TBC serta anak yang diimunisasi BCG tidak menderita TBC dan
anak yang tidak diimunisasi BCG tidak menderita penyakit TBC.

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 10


Penelitian eksperimen
1. Pra eksperimen:
a. Post tes only design
b. One group pre test post test design
c. The static group comparison/perbadingan kelompok statis
2. True eksperimen/eksperimen sungguhan:
a. Pretest-postest with control group/Rancangan pretes-postes dengan
kelompok kontrol.
b.Randomized solomon four group design
c. Post test only control group design/rancanagn postes dengan kelompok
kontrol
3. Quasi eksperimen/eksperimen semu:
a.Rancangan rangkaian waktu (time series design)
b. Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding(control
time series)
c. Rancangan non-equivalent control group
d. Rancangan separate sample pretest-postest

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 11


Metode penelitian eksperimen
(Experimental reseach method)

⚫ Pada penelitian eksperimen atau percobaan, peneliti melakukan percobaan


atau perlakuan terhadap variable independennya, kemudian mengukur
akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada dependent variable . Yang
dimaksud percobaan atau perlakuan disini adalah suatu usaha untuk
modifikasi kondisi secara sengaja, terkontrol dalam peristiwa-peristiwa
kejadian-kejadian, serta pengamatan terhadap perubahan yang terjadi
akibat peristiwa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis
sebab akibat dengan melakukan intervensi.
⚫ Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling
hubungan sebab akibat dengan cara mengadakan intervensi atau
mengadakan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen,
kemudian hasil atau akibat dari intervensi (kelompok control).
⚫ Rancangan penelitian eksperimen ini dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu
rancangan pra eksperimen (pre experiment), rancangan eksperimen
sungguhan (true experiment) dan rancangan eksperimen semu (quasi
experiment).
Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 12
Bentuk-bentuk rancangan pra eksperimen

a. Posttest Only Design


⚫ Dalam rancangan ini perlakuan atau intervensi telah dilakukan (X),
kemudian dilakukan pengukuran (observasi) atau postes (O2).
Selama tidak ada control, hasil O2 tidak mungkin dibandingkan
dengan yang lainnya. Rancangan ini sering disebut “ The One Shot
Case Study”. Hasil observasi (O2) hanya memberikan informasi
yang bersifat diskriptif.
⚫ Rancangan penelitian ini tidak ada konterol, sehingga hasilnya tidak
bias dibandingkan atau dikomparasikan. Oleh sebab itu kesimpulan
yang diperoleh dapat menyesatkan. Namun demikian, rancangan ini
mempunyai keuntungan antara lain: dapat menjajagi masalah-
masalah yang diteliti, mengembangkan gagasan-gasanan tertentu
atau metode-metode tertentu.

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 13


x O2

Gambar 1.1 Rancangan Penelitian Posttest only design

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 14


b. Rancangan “One group pretest-posttest”

⚫ Rancangan ini tidak ada kelompok control, tetapi paling


tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretes) yang
memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-
perubahan yang terjadi setelah eksperimen.

⚫ Kelemahan dari rancangan ini antara lain tidak ada


jaminan bahwa perubahan yang terjadi pada variable
dependen karena intervensi atau perlakuan. Tetapi perlu
dicatat bahwa rancangan ini tidak terhindar dari berbagai
macam terhadap validitas, misalnya sejarah, testing,
maturasi dan instrument.

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 15


Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut:
Pre Test Perlakuan Postes

O1 X O2

Gambar 1.2 Rancangan Penelitian One group pretest-Posttest

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 16


c. Perbandingan kelompok statis (Static Group
Comparism)

⚫ Rancangan ini seperti rancangan pertama, hanya


bedanya menambahkan kelompok control atau
kelompok pembanding. Kelompok eksperimen menerima
perlakuan (X) yang diikuti dengan observasi (O2). Hasil
observasi ini kemudian dikontrol dengan hasil observasi
kelompok control yang tidak dilaklukan intervensi atau
program.

⚫ Dengan rancangan ini, beberapa factor pengganggu


seperti histori, maturasi, testing dan instrumentation
dapat dikontrol walaupun tidak dapat diperhitungkan
efeknya.
Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 17
Perlakuan Postes

X O2

O2

Gambar 1.3. Rancangan penelitian Static group comparism

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 18


Bentuk rancangan eksperimen
sungguhan (true experiment)
a. Rancangan pretes-postes dengan kelompok control (Randomized
Control Group Pretest-postest Design)

⚫ Dalam rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya pengelompokan


anggota-anggota kelompok control dan kelompok eksperimen
dilakuakn secara acak atau random. Kemudian dialakukan pretes
(O1) pada kelompok tersebut, dan diikuti intervesi (X) pada
kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan postes
pada kedua kelompok tersebut.

⚫ Rancangan ini dapat diperluas dengan melibatkan lebih dari satu


variable bebas. Dengan kata lain, perlakuan dilakukan pada lebih
dari satu kelompok dengan bentuk perlakuan yang berbeda.

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 19


Gambar 1. 4. Rancangan Randomized Control Group Pretest-postest Design

R (Kel. Eskperimen) O1 X O2

R (Kel Kontrol) O1 O2

Gambar 1. 5. Perluasan rancangan Randomized Control Group Pretest-postest Design

R (Kel. Eskperimen a) O1 X (a) O2

R (Kel. Eskperimen b) O1 X (b) O2

R (Kel Kontrol) O1 O2

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 20


b. Rancangan Randomized Solomon Four Group

Rancangan ini dapat mengatasi kelemahan eksternal


validitas yang ada pada rancangan randomized
control group pretes-postes. Rancangan Solomon ini
dapat mengatasi masalah ini dengan menambahkan
kelompok ke-3 (dengan perlakuan, tanpa pretes) dan ke-4
(tanpa perlakuan, tanpa pretes) bentuk rancangan ini
adalah sebagai berikut:
Gambar 1.6: Rancangan Randomized Solomon Four Group

R (Kel. O1 X O2
Eksperimen)
R (Kel. Kontrol) O1 O2

R (Kel. Kontrol) X O2

R (Kel. Kontrol) O2

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 21


c. Rancangan postes dengan kelompok control (Posttest only
control group design)

Rancangan ini merupakan eksperimen sungguhan dan hampir


sama dengan rancangan sebelumnya, hanya bedanya tidak ada
pretes. Karena kasus telah dirandomisasi baik pada kelompok
eksperimen maupun kelompok control, sehingga kelompok
tersebut dianggap sama sebelum perlakuan.
Bentuk rancangan tersebut adalah sebagai berikut:
Perlakuan Postes
R (Kel. X O2
Eksperimen)

R (Kel. Kontrol) O2

Gambar 1. 7. Rancangan Posttest only control group design

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 22


3. Bentuk rancangan eksperimen semu
(Quasi xperiment)

* Untuk penelitian lapangan biasanya menggunakan


rancangan eksperimen semu. Desain ini tidak
mempunyai pembatasan yang ketat tentang
randomisasi, dan pada saat yang sama dapat
mengontrol ancaman-ancaman validitas.
* Disebut eksperimen semu karena belum atau tidak
memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang
sebenarnya.
* Oleh sebab itu validitas penelitian menjadi kurang
cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang
sebenarnya.

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 23


a. Rancangan rangkaian waktu (Time series design)
Rancangan ini seperti rancangan pretes-postes, kecuali mempunyai keuntungan
dengan melakukan observasi (pengukuran yang berulang-ulang), sebelum dan
sesudah perlakuan. Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut:

Pretes Perlakuan Postes

O1 O2 O3 X O5 O6 O7 O8

Gambar 1.8. Rancangan penelitian rangkaian waktu


Dengan menggunakan serangkaian observasi (tes), dapat memungkinkan
validitasnya lebih tinggi. Karena pada rancangan pretes-postes, kemungkinan hasil
O2 dipengaruhi oleh factor lain diluar perlakuan sangat besar, sedangkan pada rancangan ini,
oleh karena observasi dilakukan lebih dari satu kali (baik sebelum maupun sesudah
perlakuan) maka pengaruh factor luar tersebut dapat dikurangi.

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 24


b. Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding
(Control time series design)

Pada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu,


hanya dengan menggunakan kelompok pembanding (control).
Rancangan ini lebih memungkinkan adanya control terhadap validitas
internal, sehingga keuntungan dari rancangan ini lebih menjamin adanya
validitas internal yang tinggi. Bentuk rancangan tersebut adalah sebagai berikut:

Pretes Perlakuan Postes


Kel. Eksperimen O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8

Kel. Kontrol O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8

Gambar 1.9. Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 25


c. Rancangan “Non-Equivalent control group”

Dalam penelitian lapangan, biasanya lebih dimungkinkan untuk membandingkan


hasil intervensi program kesehatan di suatu control yang serupa, tetapi tidak perlu
kelompok yang benar-benar sama. Misalnya, kita akan melakukan studi tentang
pengaruh pelatihan kader terhadap cakupan posyandu. Kelompok kader yang
akan diberikan pelatihan tidak mungkin sama betul dengan kelompok kader yang
tidak akan diberi pelatihan (kelompok Kontrol). Bentuk rancangan ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Pretes Perlakuan Postes

Kel. Eksperimen O1 X O2

Kel. Kontrol O1 O2

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021

Gambar 1.10. Rancangan “Non-Equivalent control group”

26
Rancangan “Separate sample pretest-postest”

⚫ Rancangan non equivalent control group ini sangat baik


digunakan untuk evaluasi program pendidikan
kesehatan atau pel;atihan-pelatihan lainnya.

⚫ Disamping itu rancangan ini juga baik untuk


membandingkan hasil intervensi program kesehatan
disuatu kecamatan atau desa, dengan kecamatan atau
desa lainnya.
⚫ Dalam rancangan ini, pengelompokan anggota sample
tidak dilakukan secara randaom atau acak. Oleh sebab
itu rancangan ini sering disebut juga Non randomized
control group pretest-postest. Design.

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 27


Penelitian Tingkat Eksplanasi

⚫ Penelitian Deskriptif
⚫ Penelitian Komparatif
⚫ Penelitian Asosiatif
✓ Korelasional
✓ Kausal

Penelitian Jenis Dan Analisis Data


▪ Penelitian Kuantitatif
▪ Penelitian Kualitatif
▪ Penelitian Campuran

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 28


TERIMA KASIH
MATUR NUWUN

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 29


Email:
agungsuharto14@gmail.com

Dr. Agung Suharto, APP, S.Pd., M.Kes 2021 30

Anda mungkin juga menyukai