Anda di halaman 1dari 291

STUDI KELAYAKAN BISNIS

DOSEN PENGAMPU:
KAMSANUDDIN HSB, SE., MM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (FEB)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG (UMT)
PENGERTIAN UMUM
STUDI KELAYAKAN BISNIS
(SKB)
LATAR BELAKANG
Ketidakpastian di masa yang akan datang akan
selalu mengintai berbagai bidang kehidupan
yang akan berdampak pada dunia bisnis.
Perencanaan yang dibuat bisa saja tidak
mencapai sasaran dan bisa berakibat pada
resiko kerugian.
Studi kelayakan bisnis akan memperhitungkan
hal-hal yang akan menjadi peluang/
penghambat dalam investasi yang akan
dijalankan.
Kasmir dan Jakfar (2014: 4)
LANJUTAN ...

Agar tujuan perusahaan dapat tercapai


sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka
apabila akan melakukan investasi, apapun
yang menjadi tujuan perusahaan (profit,
sosial, maupun gabungan dari keduanya),
sebaiknya didahului dengan suatu studi.
Tujuannya adalah untuk menilai apakah
investasi yang akan ditanamkan layak/tidak
layak, atau memberikan manfaat atau tidak.
Kasmir dan Jakfar (2014:
2)
PERBEDAAN PERUSAHAAN DAN BISNIS
 Perusahaan: sebuah organisasi yang
memproses perubahan keahlian dan sumber
daya ekonomi menjadi barang/jasa untuk
memuaskan kebutuhan para pembeli dan
diharapkan akan mendatangkan laba bagi
pemiliknya (Raymond E. Glos)
 Bisnis: sebuah kegiatan yang diorganisasikan
oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam
bidang perniagaan (produsen, pedagang,
konsumen, dan industri di mana perusahaan
berada) dalam rangka memperbaiki standar serta
kualitas hidup mereka.
Husein Umar (2015: 4)
KONSEP KOMPONEN BISNIS
P1: Pasar
P P2: Perusahaan
P4 3 P3: Persaingan
aspek eksternal
lainnya
P4: Perubahan

P P
1 2 P4
P4

Sumber: Husein Umar (2015: 5)


DEFINISI SKB
Kasmir dan Jakfar (2014: 7), SKB adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam
tentang suatu usaha atau bisnis yang akan
dijalankan, dalam rangka menentukan layak
atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Suliyanto (2010: 3), SKB merupakan penelitian
yang bertujuan untuk memutuskan apakah
sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan
karena akan mendapatkan manfaat yang lebih
besar bagi semua pihak (stakeholder) atau
tidak layak karena dampak negatif yang
TUJUAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

1) Menghindari risiko kerugian


2) Memudahkan perencanaan
3) Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
4) Memudahkan pengawasan
5) Memudahkan pengendalian
Kasmir dan Jakfar (2014:
13)
INVESTASI
Investasi merupakan bagian output yang
digunakan oleh perusahaan-perusahaan
swasta guna menghasilkan output di
masa mendatang (Krugman dan Obstfeld)
Investasi pada hakekatnya merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan harapan untuk mendapatkan
keuntungan di masa mendatang (Abdul
Halim).
dalam Fahmi (2014: 8)
TUJUAN INVESTASI
1) Terciptanya keberlanjutan dalam investasi
tersebut
2) Terciptanya profit yang maksimum
3) Terciptanya kemakmuran bagi para
pemegang saham
4) Turut memberikan andil bagi
pembangunan bangsa
Fahmi (2014: 8)
BENTUK-BENTUK INVESTASI
1) Real investment (investasi nyata), secara
umum melibatkan aset berwujud (fixet
asset) seperti tanah, bangunan, peralatan
atau mesin-mesin.
2) Financial investment (investasi keuangan),
investasi dalam kontrak kerja, pembelian
saham atau obligasi (bond), atau surat
berharga lainnya.
Kedua bentuk investasi tersebut bersifat
saling melengkapi (komplementer)
PROYEK
Proyek adalah kegiatan yang melibatkan
berbagai sumber daya yang terhimpun dalam
suatu wadah (organisasi) tertentu, dalam
jangka waktu tertentu untuk melakukan
kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya
atau untuk mencapai sasaran tertentu.
Kegiatan proyek biasanya dilakukan untuk
berbagai bidang seperti pembangunan fasilitas
baru, perbaikan fasilitas yang sudah ada,
penelitian dan pengembangan (terhadap
penomena di masyarakat).
PENYEBAB TIMBULNYA PROYEK
Pada prakteknya disebabkan oleh:
1) Adanya permintaan pasar (menyediakan
keinginan masyarakat)
2) Untuk meningkatkan kualitas produk
(menghadapi persaingan)
3) Kegiatan pemerintah (memenuhi kebutuhan
masyarakat akan suatu produk atau jasa)
Kasmir dan Jakfar (2014: 6)
RENCANA BISNIS (BUSINESS PLAN)
Merupakan dokumen tertulis yang
mendeskripsikan masa depan bisnis yang akan
dimulai, yang meliputi apa, bagaimana, siapa,
kapan, dan mengapa sebuah bisnis dijalankan.
Biasanya digunakan oleh wiraswastawan yang
mencari dan menyampaikan visi mereka kepada
calon investor, atau sering digunakan oleh
perusahaan untuk menarik karyawan penting,
prospek bisnis baru, berhubungan dengan
pemasok, atau diberikan pada siapapun agar
pengelola dapat mengelola perusahaan dengan
PERBEDAAN SKB DENGAN RENCANA BISNIS
FAKTOR STUDI KELAYAKAN RENCANA BISNIS
PEMBEDA BISNIS
Jenis data Menggunakan data Menggunakan data
estimasi empiris perusahaan
Sumber data Data eksternal Data Internal
Penyusun Pihak eksternal Pihak internal yang
(independen) lebih mengetahui
Tujuan Menilai kelayakan Membuat rencana
sebuah ide bisnis bisnis yang akan
datang
Waktu Lama karena data dari Relatif sebentar
berbagai sumber karena data dari
internal
INTENSITAS SKB TERGANTUNG BEBERAPA
HAL

a) Besar kecilnya dampak yang


dapat ditimbulkan
b) Besar kecilnya tingkat kepastian
bisnis
c) Banyak sedikitnya investasi yang
diperlukan untuk melaksanakan
suatu bisnis.
Suliyanto (2010: 5)
PIHAK YANG MEMBUTUHKAN STUDI
KELAYAKAN

a) Pelaku bisnis/Manajemen
perusahaan
b) Investor
c) Kreditor
d) Pemerintah
e) Masyarakat
Suliyanto (2010: 6)
ORIENTASI SKB

 Orientasi laba, yaitu studi yang


menitikberatkan pada keuntungan
ekonomis
 Orientasi sosial, studi yang
menitikberatkan suatu proyek bisa
dilaksanakan tanpa memikirkan nilai
atau keuntungan ekonomis.
Sunyoto (2014: 3)
KONSEP SKB
SKB merupakan alat yang secara sadar
dirancang untuk merealisasikan temuan-
temuan baru atau usaha-usaha baru dan
pengembangan dari usaha yang sudah ada
secara objektif didasarkan pada penilaian
yang didukung oleh data yang lengkap dan
dijamin keabsahannya, serta dikaji dan
dibahas oleh para ahli yang kompeten untuk
tujuan tersebut.
Sunyoto (2014: 3)
Manaj.
RUANG LINGKUP STUDI KELAYAKAN
Pemasaran BISNIS
Manaj.

STUDI KELAYAKAN BISNIS


Operasional

LAYAK/TIDAK LAYAK
Manaj.
Keuangan

INOVASI
Lingk. &
Masyarakat
Ketent.
Pemerintah
Ilmu-ilmu Dasar
Ahli Teknik
.Sumber: Sofyan dalam Sunyoto (2014: 4)
KONTRIBUSI DISIPLIN ILMU PADA SKB
Kontribusi ilmu pemasaran:
1) Analisis permintaan dan penawaran
2) Mencari pasar dan menghitung pasar
potensial, permintaan efektif, segmen
pasar
3) Analisis persaingan
4) Pemilihan strategi persaingan
Manfaatnya: untuk mengetahui dan menilai
apakah produk yang dihasilkan dapat diterima
dan diserap oleh pasar.
Sunyoto (2014: 4)
LANJUTAN ...

Kontribusi Manajemen SDM


1) Struktur organisasi
2) Analisis jabatan
3) Proses rekrutmen
4) Teknik pemberian kompensasi
5) Teknik pemberian motivasi
6) Pemeliharaan karyawan
Manfaatnya: untuk menilai kapabilitas tim
dan menempatkan orang pada tempat
yang tepat.
Sunyoto (2014: 4)
LANJUTAN ...
Kontribusi Manajemen Keuangan:
1) Menentukan modal kerja
2) Menentukan modal investasi
3) Menilai arus kas
4) Membuat proyeksi rugi/laba dan neraca
perusahaan
5) Mengetahui tingkat pengembalian modal
6) Mengetahui profitabilitas, likuiditas, dan
rentabilitas
Manfaat: untuk mengetahui apakah bisnis yang
akan dijalankan menguntungkan atau tidak.
Sunyoto (2004: 5)
LANJUTAN ...

Kontribusi Manajemen operasional:


1) Pemilihan desain produksi
2) Penghitungan kapasitas perusahaan
3) Pemilihan mesin, teknologi, dan
peralatan
4) Penentuan lokasi usaha
5) Penataan layout mesin, bangunan, dan
fasilitas
6) Penghitungan skala produksi yang
ekonomis
Manfaatnya: untuk mengetahui dan menilai
apakah barang dan jasa diproduksi secara
efektif dan efisien.
LANJUTAN ...

Kontribusi aspek hukum dalam bisnis:


1) Memilih badan hukum yang tepat
2) Menentukan prosedur pendirian
3) Menilai apakah usaha yang akan
dijalankan melanggar ketentuan hukum.
Manfaat: untuk menilai bentuk organisasi
yang tepat.
Sunyoto (2014: 5)
LANJUTAN ...

Kontribusi ilmu sosial dan lingkungan:


1) Dampak pencemaran lingkungan
(AMDAL)
2) Penyerapan tenaga kerja
3) Dampak sosial
Manfaatnya: untuk menilai dampak
pencemaran dan pengaruhnya terhadap
kondisi sosial masyarakat
Sunyoto (2014: 5)
Aspek Pasar
dan Neraca
Pemasaran Laporan Laba/Rugi Asset
Aspek Kewajiban
Hukum Penjualan (XXX)
Modal
Aspek
Lingkungan Biaya (XXX) Aliran Kas

Aspek Teknis Kas Masuk XXX


Laba/Rugi (XXX)
dan Teknologi
Aspek Kas Keluar (XXX)
Manajemen dan Aspek Keuangan
SDM (NPV, PP, IRR, dll) Kas Bersih (XXX)

Keterkaitan antaraspek dalam SKB (Supriadi dalam Suliyanto ,


2010: 10)
LANGKAH-LANGKAH SKB

MELAKUKAN
PENEMUAN IDE
STUDI

DESAIN STUDI
KELAYAKAN
BISNIS

MEMBUAT
PENDAHULUAN

ANALISIS DAN
PENGUMPULA
INTERPRETASI
N DATA
DATA

MENARIK PENYUSUNAN
KESIMPULAN DAN LAPORAN STUDI
REKOMENDASI KELAYAKAN BISNIS
Sumber: Suliyanto (2010: 7)
LANJUTAN ...
Penemuan ide bisnis; munculnya peluang
bisnis yang bersumber dari bacaan, hasil
pengamatan, informasi dari orang lain,
media massa, atau pengalaman.
Melakukan studi pendahuluan; gambaran
umum dari peluang bisnis, prospek dan
kendala. Jika berdasarkan studi
pendahuluan menemui kendala yang besar
tidak perlu dilanjutkan tapi bila memiliki
prospek yang baik maka proses dilanjutkan
dengan tahap berikutnya.
LANJUTAN ...
Membuat desain studi kelayakan;
menentukan aspek-aspek yang akan diteliti,
responden, teknik pengumpulan data,
penyusunan kuesioner, alat analisis data,
penyusunan anggaran, penentuan desain
laporan akhir
Pengumpulan data; melalui observasi,
wawancara, maupun kuesioner. Sumber data
dapat berupa data primer atau sekunder.
Analisis dan interpretasi data; dengan
menggunakan analisis kualitatif atau
LANJUTAN ...
Menarik kesimpulan dan rekomendasi; hasil
analisis data untuk memutuskan layak atau
tidak layak berdasarkan setiap aspek yang
diteliti. Rekomendasi memberikan arahan
dan petunjuk tentang tindak lanjut ide bisnis
yang akan dijalankan.
Penyusunan laporan SKB; disesuaikan
dengan pihak-pihak yang akan
menggunakan SKB, anggaran penyusunan
laporan juga harus dipertimbangkan.
Suliyanto (2010: 7)
DESAIN STUDI KELAYAKAN
MEMBUAT DESAIN STUDI KELAYAKAN

Desain studi kelayakan meliputi


penentuan aspek-aspek yang akan diteliti,
responden, teknik pengumpulan data,
penyusunan kuesioner, alat analisis data,
penyusunan anggaran, penentuan desain
laporan akhir.
Suliyanto (2010: 8)
TUJUAN DESAIN STUDI KELAYAKAN BISNIS
Mengungkap apa yang perlu diperhatikan dalam
menyusun laporan studi kelayakan (aspek-aspek
apa saja yang perlu diperhatikan).
Penting:
 Sejauh mana aspek-aspek yang mempengaruhi
proyek bisnis diteliti sehingga bisa
menggambarkan kelayakan masing-masing
aspek.
 Alat dan kerangka analisa disiapkan, data dan
sumber data ditentukan.
Husnan dan Suwarsono (2014: 14)
IDENTIFIKASI KESEMPATAN USAHA
1. Identifikasi, sponsor merasa/melihat peluang
investasi yang menguntungkan.
2. Perumusan, menerjemahkan kesempatan
investasi ke dalam rencana yang konkret
3. Penilaian, melakukan analisa terhadap berbagai
aspek
4. Pemilihan, memilih dengan mengingat segala
keterbatasan dan tujuan yang akan dicapai.
5. Implementasi, menyelesaikan proyek bisnis
tersebut dengan tetap berpegang pada anggaran.
Husnan dan Suwarsono (2014: 14)
ASPEK-ASPEK PENILAIAN SKB
ASPEK HUKUM
ASPEK PASAR DAN
PEMASARAN
ASPEK PENILAIAN

ASPEK KEUANGAN
ASPEK TEKNIS/ HASIL
OPERASI STUDI
ASPEK MANAJEMEN
DAN ORGANISASI
ASPEK EKONOMI/
SOSIAL
ASPEK AMDAL
Sumber: Kasmir dan Jakfar (2014: 18)
SISTEMATIKA STUDI KELAYAKAN BISNIS

Dalam menyusun sebuah SKB harus meliputi


minimal aspek-aspek berikut:
1) Pendahuluan
2) Aspek pasar dan pemasaran
3) Aspek teknis dan teknologis
4) Aspek organisasi dan manajemen
5) Aspek ekonomi dan keuangan
6) Kesimpulan dan rekomendasi serta
lampiran yang
diperlukan.

Ibrahim (1998:
92)
PENDAHULUAN

 Latar belakang masalah yang menguraikan


tentang jenis kegiatan atau gagasan yang akan
dilakukan, alasan pemilihan, dan manfaat yang
akan diperoleh.
 Penjelasan produk yang akan dihasilkan dan
apakah merupakan usaha baru atau perluasan
 Uraian tentang benefit yang akan diterima,
financial benefit maupun social benefit
 Tujuan penyusunan studi kelayakan yang
berhubungan dengan kepentingan usaha maupun
lembaga yang membiayai gagasan usaha.
Ibrahim (1998: 92)
ASPEK HUKUM

Bahasan dalam aspek ini adalah kelengkapan dan


keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari
bentuk usaha sampai perizinan yang dimiliki, yang
merupakan dasar hukum yang harus dipegang
apabila timbul masalah di kemudian hari.
Bertujuan untuk meneliti dan mengantisipasi
terjadinya permasalahan hukum yang menyangkut
keabsahan pendirian perusahaan (bidang bisnis
yang didirikan)
Kasmir dan Jakfar (2014: 16)
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
 Peluang pasar (permintaan-penawaran di
masa lalu)
 Perkembangan pasar (trend pasar sesuai
keadaan permintaan-penawaran sebelumnya,
dan kendala yang dihadapi)
 Penetapan pangsa pasar berdasarkan
peluang yang dapat dimanfaatkan
berdasarkan proyeksi permintaan-penawaran
 Strategi pemasaran (marketing mix)
LANJUTAN ...

Tujuan penelitian aspek pasar dan pemasaran


adalah untuk mengetahui:
a) Peluang pasar: seberapa besar potensi pasar,
dan seberapa besarmarket share yang
dikuasai pesaing.
b) Strategi pemasaran: untuk menangkap
peluang pasar berdasarkan riset pasar
(secara langsung ke lapangan atau melalui
data berbagai sumber).
Kasmir dan Jakfar (2014:
ASPEK KEUANGAN
Aspek ini menilai:
a) Besarnya biaya investasi yang akan
dikeluarkan dan sumber biayanya (modal
sendiri atau menyertakan modal asing)
b) Seberapa besar pendapatan yang akan
diterima (menguntungkan atau tidak)
c) Tingkat pengembalian investasi.
Kasmir dan Jakfar (2014: 16)
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
Yang diteliti dalam aspek ini adalah:
1) Lokasi usaha (kantor pusat, cabang,
pabrik, dan gudang)
2) Penentuan layout (gedung, mesin,
peralatan, ruangan, dan perluasan
selanjutnya)
3) Penggunaan teknologi (padat karya atau
padat modal).
Kasmir dan Jakfar (2014:
16)
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Yang dinilai dalam aspek ini adalah para


pengelola usaha dan struktur organisasi.
 Usaha yang dijalankan akan berhasil bila
dijalankan orang-orang yang profesional,
mulai dari merencanakan melaksanakan
sampai dengan mengendalikan.
 Struktur organisasi yang dipilih harus
disesuaikan dengan bentuk dan tujuan
usaha.
Kasmir dan Jakfar (2014:
ASPEK EKONOMI/SOSIAL
Penelitian dalam aspek ekonomi adalah
seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan jika
proyek tersebut dijalankan.
 Dampak ekonomi: peningkatan pendapatan
masyarakat (pekerja atau penduduk sekitar
lokasi)
 Dampak sosial: tersedianya sarana
transportasi, penerangan, air, sarana
kesehatan, sarana pendidikan, sarana olah
raga, dan sarana ibadah.
Kasmir dan Jakfar (2014: 17)
ASPEK LINGKUNGAN

Setiap bisnis atau proyek yang dilakukan akan


berdampak pada lingkungan sekitarnya, baik
terhadap darat, air, dan udara, yang pada
akhirnya akan berdampak pada kehidupan
manusia, binatang, dan tumbuhan yang ada
disekitarnya.
Aspek ini berupaya mengkaji untuk
meniadakan atau meminimalkan terjadinya
pencemaran lingkungan
Kasmir dan Jakfar (2014: 17)
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

 Dalam kesimpulan perlu diuraikan apakah


gagasan usaha yang direncanakan feasible
(layak) atau tidak, ditinjau dari berbagai
aspek studi kelayakan yang telah dilakukan.
 Rekomendasi adalah merupakan saran yang
diberikan pelaku studi kelayakan bagi pihak
yang berkepentingan dengan pelaksanaan
proyek, yang didukung oleh hasil perhitungan
dan penilaian.
Ibrahim (1998: 98)
IDENTIFIKASI IDE ATAU
GAGASAN BISNIS
MELAKUKAN IDENTIFIKASI IDE ATAU
GAGASAN

• Melakukan survei atau pengamatan


langsung ke lokasi
• Menghimpun seluruh pengalaman
mengenai usaha yang pernah ditekuni
• Mendengar atau melakukan diskusi
khusus mengenai bisnis yang ingin
ditekuni
SUMBER IDE ATAU GAGASAN
1. Bacaan
2. Survei
3. Pengalaman
4. Teknologi
5. Kebutuhan pasar
6. Pesaing
7. Saluran distribusi
8. Pemasok
9. Perubahan lingkungan
METODE MENGENALI IDE/GAGASAN

• Inovasi teknologi
• Pencarian langsung (direct search)
• Analisis pemakai akhir
• Metode kreatif
• Aliansi
• Akuisisi
• Lisensi
TEKNIK PENJARINGAN GAGASAN

1. Daftarkan alternatif gagasan yang muncul


2. Tentukan ranking dan bobotnya
3. Hitung total skor (ranking x bobot)
4. Pilihan jatuh pada skor yang paling tinggi
Penentuan ranking dan bobot harus didasari
pada pertimbangan: pasar, modal,
keterampilan, teknologi, dukungan atau
keamanan lingkungan, regulasi pemerintah
PENGUJIAN GAGASAN DARI SEGI
PEMASARAN
• Market base data (kumpulan data lengkap
yang menyangkut berbagai aspek penting
pemasaran dari industri di mana pilihan bisnis
akan bergerak)
• Analisis permintaan (untuk mengetahui besar
kebutuhan barang/jasa secara ril dalam
industri)
• Analisis suplai (jumlah keseluruhan barang/
jasa yang siap memasuki pasar-dalam industri)
• Identifikasi kendala pemasaran (misalnya;
keterbatasan modal, teknologi, kelangkaan
bahan baku atau bahan pengganti, dan lain-lain)
ASPEK HUKUM DALAM SKB
PENGERTIAN ASPEK HUKUM

 Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang


harus dipenuhi sebelum menjalankan usaha.
 Aspek hukum merupakan aspek yang harus
dikaji pertama kali karena jika ide bisnis sudah
tidak layak menurut aspek yuridis maka tidak
perlu dilanjutkan dengan analisis aspek yang
lainnya.
 Oleh karena itu pemahaman terhadap
ketentuan hukum dan perizinan investasi untuk
setiap daerah menjadi sangat penting.
Suliyanto (2010: 15)
TUJUAN ANALISIS ASPEK HUKUM
Secara spesifik tujuan aspek hukum dalam
SKB adalah:
1) Menganalisis legalitas usaha yang akan
dijalankan
2) Menganalisis ketepatan bentuk badan
hukum
3) Menganalisis kemampuan untuk
memenuhi syarat perizinan
4) Menganalisis jaminan yang bisa
disediakan jika bisnis akan dibiayai
JENIS-JENIS BADAN USAHA
Pemilihan badan usaha didasarkan pada
beberapa pertimbangan:
1. Besarnya modal yang diperlukan
2. Tingkat kemampuan dan tanggung jawab
hukum dan keuangan
3. Bidang industri yang dijalankan
4. Persyaratan perundang-undangan yang
berlaku.
Suliyanto (2010: 16)
PERUSAHAAN PERSEORANGAN
Merupakan bentuk badan usaha tanpa ada
pembedaan pemilikan antara hak milik pribadi
dengan hak milik perusahaan (Indriyo).
Bentuk usaha yang dimiliki oleh seseorang dan
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua
resiko dan kegiatan perusahaan, sehingga harta
benda milik pribadi juga merupakan kekayaan
perusahaan (Swasta).
Tidak ada peraturan untuk mendirikan
perusahaan perseorangan, yang diperlukan hanya
izin dari kantor perizinan setempat.
dalam Siliyanto (2010: 17)
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN P.O.

Kelebihan
 Memiliki kebebasan dalam bergerak
 Pajak rendah karena pemerintah tidak
memungut pajak, tetapi hanya kepada
pemilik
 Penguasaan sepenuhnya terhadap
keuntungan
 Rahasia perusahaan terjamin
 Motivasi usaha yang tinggi
LANJUTAN ...
 Pengambilan keputusan dengan cepat
 Penanganan aspek hukum yang minimal
Kekurangan
 Mengandung tanggung jawab hukum dan
keuangan yang terbatas
 Keterbatasan kemampuan keuangan
 Keterbatasan kemampuan manajerial
 Kontinuitas kerja karyawan terbatas
Suliyanto (2010:
17)
FIRMA
Fa. merupakan perserikatan beberapa
pengusaha swasta menjadi satu kesatuan
untuk mengelola usaha bersama (Indriyo).
Merupakan persekutuan untuk menjalankan
perusahaan dengan memakai nama
bersama. Jadi, ada beberapa orang
bersekutu dengan aktif mengelola
sekaligus memiliki perusahaan (Manullang).
Suliyanto (2010: 18)
KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG FIRMA

 Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum


Dagang (Wetboek dan Koophandel):
perseroan di bawah firma adalah suatu
persekutuan untuk menjalankan perusahaan
di bawah Nama bersama.
 Pasal 18 Kitab Undang-Undang hukum
Dagang menyebutkan bahwa tiap-tiap
anggota saling menanggung dan semuanya
bertanggung jawab terhadap perjanjian firma
tersebut.
LANJUTAN ...

 Pasal 16 dan 18 Kitab Undang-Undang


Hukum Perdata (Bulgerlijk Wetboek):
persekutuan adalah suatu perjanjian ,
dimana dua orang atau lebih sepakat untuk
bersama-sama mengumpulkan sesuatu
dengan maksud laba yang diperoleh dibagi
antara mereka.
Suliyanto (2010: 18)
KEUNGGULAN FIRMA

 Penguasaan terhadap keuntungan tinggi


meskipun harus dibagi dengan anggota
kongsi yang lain
 Motivasi usaha yang tinggi, meskipun tidak
setinggi perusahaan perseorangan
 Penanganan aspek hukum minimal,
meskipun sedikit lebih rumit dibanding
perusahaan perseorangan karena harus ada
kesepakatan antaranggota kongsi
KEKURANGAN FIRMA

 Sering terjadi konflik antaranggota kongsi


tentang keuntungan maupun strategi bisnis
 Mengandung tanggung jawab keuangan tak
terbatas, namun tanggung jawab sudah dapat
dibagi dengan anggota kongsi yang lain
 Keterbatasan kemampuan keuangan
 Keterbatasan kemampuan manajerial
 Kontinuitas kerja karyawan terbatas.
Suliyanto (2010: 18)
PERSERIKATAN KOMANDITER
COMMANDITAIRE VENNOTSCHAP (CV)

 Diatur dalam pasal 19 Kitab Undang-Undang


Hukum Dagang (Wetboek dan Koophandel).
 CV merupakan perserikatan beberapa
perusahaan swasta menjadi satu kesatuan
untuk mengelola usaha bersama, di mana
sebagian anggota merupakan anggota aktif
yang lainnya merupakan anggota pasif.
LANJUTAN ...

 Anggota aktif merupakan anggota yang


mengelola usaha serta bertanggung jawab
penuh terhadap utang perusahaan.
 Anggota pasif hanya menyetorkan modal,
tidak ikut mengelola perusahaan dan
bertanggung jawab sebatas pada modal
yang disetorkannya saja.
Suliyanto (2010: 19)
KEUNGGULAN CV

 Penguasaan terhadap keuntungan tinggi


meskipun harus dibagi dengan anggota
kongsi yang lain
 Motivasi usaha yang tinggi, meskipun tidak
setinggi perusahaan perseorangan
 Penanganan aspek hukum minimal,
meskipun sedikit lebih rumit dibanding
perusahaan perseorangan.
KEKURANGAN CV
 Mengandung tanggung jawab keuangan
sekutu tak terbatas, meskipun sudah dapat
dibagi dengan anggota sekutu aktif yang lain
 Status hukum CV belum badan hukum,
sehingga sulit mendapatkan proyek-proyek
besar
 Tidak dapat dengan mudah mengumpulkan
modal dari sekutunya
 Nama CV sering sama dengan CV lainnya
karena tidak ada pengecekan.
Suliyanto (2010: 19)
PERSEROAN TERBATAS (PT)
 Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta
menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha
bersama, di mana perusahaan memberikan
kesempatan kepada masyarakat luas untuk
menyertakan modalnya dengan cara membeli saham
perusahaan.
 UU RI No. 1 Tahun 1995 pasal 1: Perseroan Terbatas
yang selanjutnya disebut sebagai perseroan adalah
badan usaha yang didirikan berdasarkan perjanjian
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang
ini serta peraturan pelaksanaannya.
Suliyanto (2010: 20)
HAL-HAL PENTING SESUAI UU NO 1 TH 1995
PASAL 1
1) PT merupakan suatu badan hukum
perusahaan untuk melakukan kegiatan
2) Dilakukan berdasarkan perjanjian antara
pihak-pihak yang terlibat
3) Didasarkan atas kegiatan atau usaha
tertentu
4) Pendiriannya dengan modal yang terbagi
dalam bentuk saham
5) Harus mematuhi peraturan yang berlaku.
Kasmir dan Jakfar (2014:
JENIS JENIS PERUSAHAAN TERBATAS
 Dari segi kepemilikan:
1) Perseroan Terbatas Biasa
2) Perseroan Terbatas Terbuka
3) Perseroan Terbatas PERSERO
 Dari segi Status:
1) Perseroan tertutup
2) Perseroan terbuka
Kasmir dan Jakfar (2014:
28)
PERSYARATAN MENDIRIKAN PERSEROAN
TERBATAS
1) Didirikan minimal oleh dua orang
2) Dituangkan dalam akta notaris
3) Menggunakan bahasa Indonesia
4) Mencantumkan “PT” dalam akta notaris
5) Disahkan oleh menteri Kehakiman
6) Didaftarkan berdasarkan UU Wajib Daftar
Perusahaan
7) Diumumkan dalam berita negara
8) Modal dasar minimal 20 juta rupiah
9) Modal ditempatkan minimal 25% dari modal
dasar
10) Modal Setor minimal 25% dari modal
ditempatkan.
KELEBIHAN PERSEROAN TERBATAS

 Memiliki masa hidup yang tidak terbatas


 Pemisahan kekayaan dan utang-utang
pemilik dengan kekayaan dan utang-utang
perusahaan
 Kemampuan keuangan yang sangat besar
 Kemampuan manajerial yang tinggi
 Kontinuitas kerja karyawan yang panjang.
Suliyanto (2010: 20)
KELEMAHAN PERSEROAN TERBATAS
 Pajak yang besar
 Penanganan aspek hukum yang rumit
karena pendiriannya memerlukan akta
notaris dan izin khusus untuk usaha
tertentu
 Biaya pembentukan yang cukup tinggi
 Kerahasiaan perusahaan kurang terjamin
karena setiap aktivitas perusahaan harus
dilaporkan kepada pemegang saham.
Suliyanto (2010: 20)
DOKUMEN DAN IZIN USAHA

 Dokumen dan izin usaha bertujuan untuk


melindungi perusahaan dari berbagai hal, dan
diperlukan oleh instansi tertentu sebagai data
untuk melakukan berbagai pengawasan
terhadap jalannya kegiatan perusahaan dari
kemungkinan terjadinya penyimpangan.
 Dokumen yang harus dimiliki sangat
tergantung pada jenis usaha yang dijalankan.
Kasmir dan Jakfar (2014: 33)
DOKUMEN YANG DITELITI SESUAI ASPEK
HUKUM
 Bentuk Badan Usaha
 Bukti Diri (Kartu Tanda Penduduk), para pemilik
usaha
 Tanda Daftar Perusahaan (TDP), dikeluarkan
oleh departemen teknis
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
 Izin-izin Perusahaan, sesuai bidang usaha dan
dikeluarkan oleh departemen teknis
 Keabsahan dokumen lainnya
Kasmir dan Jakfar (2014: 34)
.
BADAN HUKUM

TANDA DAFTAR
PERUSAHAAN

IZIN-IZIN LAINNYA
NPWP

SURAT IZIN USAHA

IZIN DOMISILI
BUKTI DIRI
DOKUMEN-DOKUMEN DALAM ASPEK HUKUM

IMB
SUMBER DATA DALAM MENGANALISIS
ASPEK HUKUM STUDI KELAYAKAN BISNIS

Data Primer berupa data tentang tanggapan


dan persetujuan masyarakat sekitar, dan
pandangan hukum dari konsultan hukum
Data sekunder, berupa data literatur tentang
hukum bisnis, perundang-undangan
pendirian usaha, dokumen-dokumen hukum,
dan persyaratan untuk memperoleh
perizinan.
Suliyanto (2010: 32)
RESPONDEN/NARASUMBER
 Masyarakat sekitar lokasi
 Praktisi hukum
 Bagian hukum pemerintah daerah yang
bersangkutan
 Kantor Pelayanan Perizinan dan Investasi (KPPI)
atau Kantor Penanaman Modal (KPM) daerah
yang bersangkutan
 Perbankan atau lembaga keuangan lainnya
untuk mengetahui jaminan yang diperlukan jika
investasi dibiayai dengan pinjaman.
Suliyanto (2010: 34)
ANALISA DATA
Analisa data yang digunakan adalah analisis
kualitatif dengan membandingkan antara:
1) Ketentuan hukum dengan kemampuan pelaku
bisnis dalam memenuhi ketentuan tersebut
2) Persyaratan perizinan dengan kemampuan
pelaku bisnis untuk memenuhi persyaratan
tersebut
3) Persyaratan jaminan dengan kemampuan
pelaku bisnis memenuhi jaminan tersebut jika
bisnis dibiayai dengan pinjaman.
Suliyanto (2010: 41)
ASPEK PASAR DAN
PEMASARAN
ANALISIS ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

 Analisis aspek pasar menganalisis jenis yang


akan diproduksi, banyaknya produk yang akan
diminta oleh konsumen, serta banyaknya
produk yang ditawarkan pesaing.
 Analisis aspek pemasaran menganalisis cara
atau strategi agar produk yang dihasilkan
dapat sampai ke konsumen dengan lebih
efisien dibandingkan pesaing.
Suliyanto (2010: 81)
TUJUAN ANALISIS ASPEK PASAR DAN
PEMASARAN

1) Menganalisis permintaan atas


produk yang akan dihasilkan
2) Menganalisis penawaran atas produk
sejenis
3) Menganalisis ketersediaan rekanan
atas pemasok faktor produksi yang
dibutuhkan
4) Menganalisis ketepatan strategi
pemasaran yang akan digunakan.
PASAR (SULIYANTO, 2010:83)
 Pasar adalah jumlah seluruh permintaan barang
atau jasa oleh pembeli-pembeli potensial.
 Pasar adalah orang-orang yang mempunyai
keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja,dan
kemauan untuk membelanjakannya (Stanton:
1984)
 Pemasaran adalah merupakan sistem keseluruhan
dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang
dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan
kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial (Stanton: 1984)
STRUKTUR PASAR

a) Pasar persaingan sempurna


b) Pasar persaingan monopolistik
c) Pasar oligopoli
d) Pasar monopoli
Kasmir dan Jakfar (2014:
45)
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
 Jumlah pembeli dan penjual sangat besar
 Penjual (individu) tidak dapat mempengaruhi
harga
 Produk yang dihasilkan relatif sama (homogen)
 Perusahaan bebas keluar-masuk industri
 Keuntungan dalam jangka panjang
 Promosi tidak begitu diperlukan, untuk mencari
keuntungan perusahaan harus mampu
menentukan tingkat produksi yang akan
dihasilkan.
PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
 Terdapat banyak penjual atau perusahaan
dan ukurannya relatif sama besar
 Produk yang dihasilkan berbeda corak dan
mudah dibedakan
 Masuk ke dalam industri ini relatif mudah
 Perusahaan lemah dalam menentukan
harga sehingga untuk memperoleh
penjualan yang tinggi memerlukan promosi
yang sangat besar.
Kasmir dan Jakfar (2014: 46)
PASAR OLIGOPOLI
 Pasar oligopoli adalah pasar yang sedikit penjual,
barang yang dijual adalah barang standar
(semen, industri baja) dan barang berbeda corak
(mobil).
 Modal yang besar adalah hambatan untuk
masuk pasar.
 Untuk meningkatkan penjualan peran iklan
sangat dominan.
 Persaingan bukan pada harga, tapi pada kualitas
atau desain.
Kasmir dan Jakfar (2014: 46)
PASAR MONOPOLI
 Pasar monopoli adalah struktur pasar dengan
hanya satu penjual. Barang yang dihasilkan
tidak mempunyai barang subsitusi.
 Sulit sekali masuk ke pasar karena:
a) Penguasaan bahan mentah oleh pihak
tertentu
b) Terdapat skala ekonomi
c) Peraturan pemerintah (hak patent, hak
pengusaha eksklusif).
Kasmir dan Jakfar (2014: 47)
FUNGSI PEMASARAN (SIGIT, 1992)
Dapat digolongkan ke dalam tiga fungsi:
1) Fungsi pertukaran (pembelian, penjualan)
2) Fungsi penyediaan fisik (transportasi,
pergudangan)
3) Fungsi fasilitas (standardisasi,
pembelanjaan/financing, penanggungan
resiko/asuransi, penerangan atau
informasi pasar).
dalam Sunyoto (2014: 34)
KELOMPOK PASAR
Pasar konsumen, pasar tempat individu
memperoleh barang/jasa untuk dikonsumsi.
Pasar industri, pihak pembeli mengelola
kembali atau menyewakan untuk memperoleh
keuntungan
Pasar reseller, individu/organisasi melakukan
penjualan kembali barang/jasa yang dibeli
untuk keuntungan
Pasar pemerintah, unit-unit pemerintah yang
melakukan pembelian/penyewaan barang/jasa
untuk melakukan fungsi pemerintahan.
TUGAS PEMASARAN BERDASARKAN
PERMINTAAN
MENURUT SUNYOTO (2014: 36)

 Permintaan negatif, konsumen tidak suka


(negative demand) > menganalisa penyebab
pasar tidak menyukai produk
 Tidak ada permintaan (no demand) >
menemukan cara menghubungkan produk
dengan kebutuhan konsumen
 Permintaan terpendam, kebutuhan konsumen
tidak dapat dipuaskan produk yang ada (latent
demand) > mengembangkan produk untuk
memuaskan konsumen
 Permintaan menurun (falling demand) >
LANJUTAN ...
 Permintaan tak beraturan (Irregular demand) >
menyelaraskan dan menyesuaikan pola waktu
permintaan
 Permintaan penuh (Full demand) >
mempertahankan permintaan, meningkatkan
mutu
 Permintaan tidak sehat/barang terlarang
(Unwholesome demand) > mengingatkan untuk
tidak melakukan permintaan
 Permintaan berlebihan (Overfull demand) >
demarketing: mengurangi permintaan sementara
dengan cara mengurangi promosi dan pelayanan.
MARKETING MIX (4P)

Bauran pemasaran adalah kombinasi dari


empat variabel yang merupakan inti dari
sistem pemasaran yang dapat dikendalikan
oleh perusahaan. Variabel-variabel tersebut
adalah:
1. Product (produk)
2. Price (harga)
3. Promotion (promosi)
4. Place (tempat/distribusi)
Suliyanto (2010: 83)
PRODUCT (PRODUK)
Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan
ke pasar untuk mendapatkan perhatian,
pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang
dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.
Berdasarkan tujuan pemakaiannya, barang
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
barang konsumsi (barang yang dibeli untuk
langsung dikonsumsikan) dan barang
industri yaitu barang yang dibeli dengan
tujuan untuk diproses lagi.
TIGA GOLONGAN BARANG KONSUMSI
1) Barang konvenien (barang umum), yaitu barang yang
mudah pemakaian dan menemukannya.
2) Barang shopping, yaitu barang yang pembeliannya
harus dicari terlebih dahulu dan memerlukan
pertimbangan yang matang dari segi kualitas, harga,
kemasan, dsb.
3) Barang spesial, yaitu barang yang mempunyai ciri
khas sehingga hanya tersedia di tempat-tempat
tertentu saja.
Suliyanto (2010:
83)
Barang impuls, yaitu produk yang dibeli karena hasrat
LANJUTAN ...

1) Strategi pemasaran barang konvenien


adalah strategi distribusi untuk menjaga
agar barang tersebut tersedia dimana-mana.
2) Strategi barang shopping adalah strategi
produk dan harga, kualitas produk harus
bagus dan harga terjangkau.
3) Strategi barang spesial adalah strategi
promosi untuk meyakinkan bahwa barang
tersebut sangat istimewa.
Suliyanto (2010: 84)
KARAKTERISTIK PRODUK JASA

 Tidak dapat diraba


 Tidak dapat dipisahkan
 Sangat beragam
 Tidak dapat disimpan
Bauran pemasaran untuk produk jasa
adalah 5P, yaitu Product, Price, Promotion,
Place, People.
Suliyanto (2010: 85)
SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK
Siklus kehidupan produk dibagi menjadi 5
tahap:
1) Tahap perkenalan
2) Tahap pertumbuhan
3) Tahap kedewasaan
4) Tahap kejenuhan
5) Tahap kemunduran
Suliyanto (2010; 85)
TAHAP PERKENALAN

1) Jenis produk masih baru, belum dikenal


pasar
2) Pesaing belum ada
3) Penjualan meningkat meskipun kecil
4) Laba yang diperoleh sangat kecil
Strategi marketing mix yang paling
ditekankan adalah strategi promosi.
Suliyanto (2010: 86)
TAHAP PERTUMBUHAN

1) Produk masih baru tapi mulai dikenal


masyarakat
2) Pesaing sudah mulai masuk
3) Penjualan mengalami peningkatan
4) Laba yang diperoleh mulai meningkat
Strategi marketing mix yang paling
ditekankan pada tahap pertumbuhan adalah
strategi distribusi.
Suliyanto (2010: 86)
TAHAP KEDEWASAAN

1) Produk sudah dikenal masyarakat


dengan baik
2) Pesaing sudah banyak
3) Penjualan mengalami peningkatan
4) Laba sudah sangat tinggi
Strategi marketing mix yang paling
ditekankan pada tahap kedewasaan adalah
strategi harga.
Suliyanto (2010: 86)
TAHAP KEJENUHAN
1) Produk yang dihasilkan tidak baru lagi,
hampir semua masyarakat telah
mengenalnya dengan baik
2) Penjualan masih meningkat dengan
pertumbuhan yang menurun
3) Pesaing sudah banyak
4) Laba mulai menurun
Strategi marketing mix yang paling ditekankan
adalah strategi harga dan promosi
TAHAP KEMUNDURAN

1) Produk yang dihasilkan sudah dapat


dikatakan kuno dan hampir semua
masyarakat sudah mengenal produk
tersebut dengan baik
2) Pesaing sudah sangat banyak
3) Penjualan terus mengalami penurunan
4) Laba mulai menurun
Strategi marketing mix yang paling ditakankan
adalah strategi produk.
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK

 Penentuan logo (ciri khas suatu produk) dan


moto (serangkaian kata-kata yang berisikan
visi dan misi perusahaan dalam melayani
masyarakat). Pertimbangan pembuatan logo
dan moto adalah:
1) Harus memiliki arti (dalam arti positif)
2) Harus menarik perhatian
3) Harus mudah diingat.
LANJUTAN ...

 Menciptakan merek (sebagai nama, istilah,


simbol, desain, atau kombinasi dari
semuanya). Pertimbangan penciptaan merk:
1) Mudah diingat
2) Terkesan hebat dan modern
3) Memiliki arti (dalam arti positif)
4) Menarik perhatian.
Kasmir dan Jakfar (2014: 53)
LANJUTAN ...
 Menciptakan kemasan (pembungkus produk)
harus memenuhi persyaratan seperti kualitas,
bentuk, warna, dan lain-lain.
 Keputusan label (sesuatu yang dilengketkan
pada produk, merupakan bagian dari kemasan)
. Dalam label harus menjelaskan: yang
membuat, dimana dibuat, kapan, cara
menggunakan, waktu kadaluarsa, dan
informasi lainnya.
Kasmir dan Jakfar (2014: 53)
PRICE (HARGA)

Harga adalah sejumlah uang dan atau barang


yang dibutuhkan untuk mendapatkan
kombinasi dari barang lain yang disertai
dengan pemberian jasa. Pendekatan
penetapan harga adalah:
a) Cost Based Pricing
b) Value Based Pricing
c) Competition Based Pricing
Suliyanto (2010: 87)
LANGKAH-LANGKAH PENETAPAN HARGA

1. Menentukan tujuan penetapan harga


2. Memperkirakan permintaan, biaya, dan
laba
3. Menentukan strategi harga untuk
menentukan harga dasar
4. Menyesuaikan harga dasar dengan taktik
penetapan harga.
Kasmir dan Jakfar (2014:
53)
TUJUAN PENETAPAN HARGA

1. Untuk bertahan hidup


2. Untuk memaksimalkan harga
3. Untuk memperbesar market share
4. Mutu produk
5. Karena pesaing
Kasmir dan Jakfar (2014:
54)
STRATEGI DASAR PENETAPAN HARGA

1) Skimming pricing , harga awal yang sangat


tinggi untuk menunjukkan mutu produk
2) Penetration pricing , penetapan harga
serendah-rendahnya untuk menguasai
pasar
3) Status quo pricing , penyesuaian harga
dengan harga pesaing.
Kasmir dan Jakfar (2014: 54)
COST BASED PRICING

Cost Based Pricing adalah penetapan harga


berdasarkan biaya, dibagi menjadi:
 Cost Plus Pricing (Penetapan harga biaya
plus)
 Mark-Up pricing (Metodemark-up )
 Break event analysis (Analisis pulang pokok)
Suliyanto (2010: 88)
COST PLUS PRICING

MARK-UP PRICING (METODE MARK-UP)

COMPETITION BASED PRICING
Penetapan harga berdasarkan persaingan, yaitu
penetapan harga dengan mempertimbangkan
harga yang ditetapkan pesaing.
a) Going rate pricing (penetapan harga
berdasarkan harga yang berlaku)
b) Scaled bid pricing (penetapan harga
penawaran tertutup, sistem tender: bukan
berdasarkan biaya atau harga yang berlaku di
pasar)
Suliyanto (2010: 89)
PROMOTION (PROMOSI)
Promosi menurut Kotler adalah semua
aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan mempromosikan
produk pada target pasar. Alat promosi
menurut Kotler adalah:
 Advertising (periklanan), yaitu komunikasi
nonindividu dengan sejumlah biaya melalui
berbagai media yang dilakukan oleh
perusahaan, lembaga nonlaba, serta
individu-individu.
LANJUTAN ...
 Public Relation (publisitas), merupakan suatu
kegiatan pengiklanan secara tidak langsung
dimana produk atau jasa suatu perusahaan
disebarluaskan oleh media komunikasi tanpa
disponsori oleh perusahan.
 Sales Promotion (promosi penjualan), adalah
suatu kegiatan yang ditujukan untuk membantu
mendapatkan konsumen yang bersedia
membeli produk atau jasa suatu perusahaan,
selain personal selling, periklanan, dan publitas.
Suliyanto (2010: 90)
PLACE (TEMPAT ATAU DISTRIBUSI)

Distribusi merupakan semua kegiatan yang


dilakukan perusahaan dengan tujuan
membuat produk yang dibutuhkan dan
diinginkan konsumen dengan mudah
diperoleh pada waktu dan tempat yang tepat.
Saluran distribusi merupakan saluran yang
digunakan untuk menyalurkan barang dari
produsen sampai ke tangan konsumen akhir.
Saluran yang dapat digunakan untuk
menyalurkan produk dari pihak produsen
sampai ke tangan konsumen adalah
LANJUTAN ...
Saluran yang dapat dipakai untuk menyalurkan
produk:
1) Pedagang, merupakan perantara yang
memiliki hak penuh atas barang yang
diperjualbelikan yang terdiri dari pedagang
besar dan pengecer.
2) Agen, merupakan perantara yang tidak
mempunyai hak milik atas barang yang
diperjualbelikan, terdiri dari agen penunjang
(terlibat dalam pemindahan barang), dan
agen pelengkap (tidak terlibat secara aktif
FUNGSI-FUNGSI SALURAN DISTRIBUSI
1. Fungsi Transaksi, menghubungi dan
mengkomunikasikan kepada calon
pelanggan tentang produk , kelebuhan, dan
manfaatnya
2. Fungsi logistik, mengangkut, menyortir,
menyimpan untuk melindungi barang
3. Fungsi fasilitas, meliputi penelitian
(mengumpulkan informasi tentang anggota
saluran) dan pembiayaan (memastikan
kecukupan dana anggota saluran untuk
kelancaran pendistribusian).
SALURAN DISTRIBUSI BARANG KONSUMSI

KONSUMEN
PENGECER
PRODUSEN

3 PEDAGANG
4
BESAR
5

4&5 AGEN
Sumber: Sunyoto (2014: 78), diolah
SALURAN DISTRIBUSI BARANG INDUSTRI

1
PRODUSEN

DISTRIBUTOR

PEMAKAI
2
INDUSTRI

4
3&4 AGEN
3

sSSumber: Sunyoto (2014: 79), diolah


STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan
dan sasaran, kebijakan serta aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha
pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-
masing tingkatan serta lokasinya. Menurut
Kotler strategi pemasaran modern secara
umum terdiri dari tiga tahap:
1) Segmenting (segmentasi pasar)
2) Targeting (penetapan pasar sasaran)
3) Positioning (penetapan posisi pasar)

Suliyanto (2010: 93)


SEGMENTING (SEGMENTASI PASAR)

 Segmentasi pasar artinya membagi


pasar menjadi beberapa kelompok
pembeli yang berbeda yang mungkin
memerlukan produk atau marketing
mix yang berbeda.
 Variabel untuk melakukan segmentasi
terdiri dari segmentasi pasar
konsumen dan segmentasi pasar
industrial.
Kasmir dan Jakfar (2014:
48)
SEGMENTASI PASAR KONSUMEN MENURUT
KOTLER

 Segmentasi berdasarkan geokrafis


 Segmentasi berdasarkan demografis
 Segmentasi berdasarkan psikografis (kelas
sosial, gaya hidup, karakteristik kepribadian)
 Segmentasi berdasarkan perilaku
(pengetahuan, sikap, kegunaan, tanggap
terhadap suatu produk).
dalam Kasmir dan Jakfar (2014:
48)
VARIABEL SEGMENTASI PASAR INDUSTRIAL
 Segmentasi berdasarkan demografis
 Karakteristik pengoperasian
 Pendekatan pembeli (organisasi, struktur
kekuatan, kebijakan pembelian umum,
kriteria)
 Karakteristik personel industri (kesamaan
pembeli, sikap terhadap resiko, kesetiaan)
 Faktor situasional (urgensi, pengguna
khusus, besarnya pesanan).
Kasmir dan Jakfar (2014:
49)
TARGETING (PENETAPAN PASAR SASARAN)
 Targeting adalah pemilihan pasar sasaran
dari kumpulan pembeli dengan kebutuhan
atau karakteristik serupa yang akan dilayani
perusahaan,
 Pemilihan target pasar perlu
mempertimbangkan:
1) Sumber daya perusahaan
2) Variabilitas produk
3) Tahapan produk dalam daur hidup
4) Variabilitas pasar
5) Strategi pesaing
Suliyanto (2010:94)
POSITIONING (PENETAPAN POSISI PASAR)

 Menentukan posisi pasar adalah


menentukan posisi yang kompetitif untuk
produk atau suatu pasar yang dilakukan
setelah menentukan segmen pasar yang
akan dimasuki.
 Tujuan positioning adalah adalah untuk
membangun dan mengkomunikasikan
keunggulan bersaing produk yang dihasilkan
ke dalam benak konsumen.
Kasmir dan Jakfar (2014:
LANJUTAN ...
Posisi produk adalah bagaimana suatu produk
yang didefinisikan oleh konsumen atas dasar
atribut-atributnya.
a) Mobil Mercedes diposisikan sebagai mobil
mewah
b) Mobil Kijang diposisikan sebagai mobil
keluarga
c) Mobil Suzuki Carry diposisikan sebagai
mobil angkutan.
Kasmir dan Jakfar (2014:
51)
LANJUTAN ...
 Posisi perusahaan dapat diketahui melalui persepsi
masyarakat terhadap produk dan produk pesaingnya.
 Strategi penentuan posisi:
1) Positioning menurut atribut
2) Positioning menurut manfaat
3) Positioning menurut harga/kualitas
4) Positioning menurut penggunaan/penerapan
5) Positioning menurut pemakai
6) Positioning menurut pesaing
7) Positioning menurut kategori produk.
Suliyanto (2010: 95)
DIFERENSIASI

 Diferensiasi adalah tindakan merancang satu


set perbedaan yang berarti untuk
membedakan penawaran perusahaan dari
pesaing (Kotler).
 Diferensiasi dapat dilakukan melalui lima
dimensi:
1) Diferensiasi produk
2) Diferensiasi pelayanan
3) Diferensiasi personil
4) Diferensiasi saluran
5) Diferensiasi citra
SUMBER DATA UNTUK MENGANALISIS
 Data Primer, berupa data tentang kesediaan
masyarakat untuk menggunakan produk yang
dihasilkan, kondisi pasar, strategi pemasaran
yang tepat, kemampuan pemasok bahan baku
dan bahan setengah jadi, serta peralatan yang
diperlukan.
 Data Sekunder, berupa data literatur tentang
pasar dan pemasaran, perkembangan harga
dan penjualan, tingkat pendapatan
masyarakat, perkembangan harga dan
penjualan barang subsitusi dan komplementer.
RESPONDEN/NARASUMBER

 Masyarakat sebagai pasar sasaran


(tanggapan terhadap produk yang akan
dihasilkan)
 Pelaku usaha sejenis (untuk mengetahui
kondisi pasar)
 Ahli pemasaran yang bersangkutan
(strategi pemasaran yang paling tepat)
 Para pemasok (untuk mengetahui
kemampuan penyediaan bahan baku)
Suliyanto (2010: 96)
METODE PENGUMPULAN DATA
 Survey (masyarakat calon target pasar,
pelanggan pesaing, calon pesaing)
 Wawancara (masyarakat calon target pasar,
pelaku usaha sejenis, ahli pemasaran, calon
pemasok, calon pesaing)
 Studi dokumentasi (literatur tentang pasar,
perkembangan harga dan penjualan,
pendapatan masyarakat, perkembangan
harga dan penjualan barang subsitusi dan
komplementer).
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

 Ceklist data sekunder (untuk mengetahui


kelengkapan data sekunder)
 Kuesioner penelitian (mengumpulkan data
dari calon target pasar potensial, untuk
mengetahui keinginan pindah)
 Pedoman wawancara (panduan saat
wawancara agar tidak ada yang terlewatkan)
Suliyanto (2010:
98)
ANALISA DATA
 Analisis kualitatif, digunakan untuk
mendeskripsikan kondisi pasar dan strategi
pemasaran yang akan dijalankan
 Analisis kuantitatif, menggunakan analisis
permintaan (demand) dan penawaran (supply)
untuk menentukan besarnya permintaan dan
penawaran produk yang akan dihasilkan.
Suliyanto (2010:
102)
PASAR INPUT, PROSES PRODUKSI, PASAR
OUTPUT

PASAR PASAR
INPUT OUTPUT

Baha PROSES Produ


A n
PRODUK
SI
k B
KEMEMPUA
N BREAK
PERUSAHA EVENT
AN UNTUK POINT (BEP)
PENGADAA
N

Sumber: Suliyanto (2010:103)


ANALISIS PASAR INPUT (SURVEI)
No Bahan Sumber Kapasitas Permintaan Potensi Satuan
(1) (2) (3) (4) Pesaing (5) (6) 4-5 (7)

Pengepul A 7.000 5.000 2.000 Kwtl/


bln
1 Gula merah
Pengepul B 8.500 6.000 2.500 Kwtl/
bln
Pengepul C 95 70 25 Ton/bln
2 Kedelai hitam
Pengepul D 90 60 30 Ton/bln

Pabrik Gendul 1.200.000 600.000 6.000 Unit


3 Botol
Pabrik Liane 1.250.000 700.000 650.000 Unit

Aneka sedap 350 300 50 kuintal


4 Bumbuan
Pasar wage 450 350 100 kuintal

Pabrik X 15.000 10.000 5000 kuintal


5 Garam
Pabrik Y 25.000 20.000 5000 kuintal
ANALISIS PASAR OUTPUT
N Bahan Tujuan Perminta Penawara Potensi Satuan
o (2) (3) an n pesaing (6) 4-5 (7)
(1) (4) (5)
Kota P 20.000 15.000 5.000 Lusin/
bln
1 Kecap The Best
Kota W 15.000 12.000 3.000 Lusin/
bln
Toko AA 4.000 3.000 1.000 Lusin/
bln
Toko SA 5.000 4.000 1.000 Lusin/
2 Kecap No Satu
bln
Toko PA 6.000 5.500 500 Lusin/
bln
Kab.SR 15.000 10.000 5000 Lusin/
Kecap No bln
3
Wahid Kab. SS 13.000 11.000 2.000 Lusin/
bln
ANALISIS PERMINTAAN (DEMAND)
Analisis permintaan digunakan untuk
mengetahui secara ril jumlah kebutuhan
produk/jasa yang akan dihasilkan di daerah
tertentu dan waktu tertentu.
Permintaan efektif adalah permintaan
sejumlah produk yang diperkirakan pasti
akan dibeli
Permintaan potensial adalah merupakan
permintaan sejumlah produk yang mungkin
akan dibeli masyarakat atau industri di masa
yang akan datang.
FAKTOR PENENTU BESARNYA PERMINTAAN

1)Perubahan jumlah penduduk


2)Perubahan pendapatan
3)Perkembangan mode
4)Perubahan harga produk yang dihasilkan
5)Perubahan harga barang subsitusi
6)Perubahan harga barang komplementer
Suliyanto (2010:
105)
LANGKAH-LANGKAH PERAMALANSUMBER: KASMIR DAN JAKFAR (2014:
64)
METODE PENGUKURAN PERMINTAAN PRODUK

Dengan menggunakan data impor produk


bersangkutan.
Persamaan: PE = P + Im
Keterangan: PE = Permintaan Efektif
P = Produk dalam negeri (daerah)
Im = Impor
Produk sepatu di Purwokerto tahun 2010 adalah
800.000 unit, produk sepatu yang didatangkan
adalah 250.000, permintaan efektfnya adalah:
PE = P + Im
PE = 80.000 + 250.000 = 1.005.000 unit.
PENGUKURAN PERMINTAAN DENGAN DATA IMPOR,
EKSPOR, DAN PRODUKSI DALAM NEGERI
Persamaan: PE = P + (Im – Ex) + DC
Keterangan: DC = Selisih persediaan awal dan akhir
Produk sepatu di Purwokerto tahun 2010 adalah
800.000 unit, produk sepatu yang didatangkan
adalah 250.000, yang dikirim ke daerah lain 200.000
unit, serta selisih persediaan adalah 50.000 unit,
permintaan efektfnya adalah:
PE = P + (Im – Ex) + DC
PE = 800.000 + (250.000 – 200.000) + 50.000
PE = 900.000 unit
PERAMALAN DI MASA YANG AKAN DATANG

Peramalan merupakan pengetahuan dan seni


untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di
masa yang akan datang berdasarkan data
masa lalu. Jenis-jenis peramalan:
Dilihat dari segi penyusunannya (subyektif,
obyektif)
Dari segi sifat ramalan (kualitatif, kuantitatif)
Dari segi jangka waktu (jangka pendek,
menengah, panjang).
Kasmir dan Jakfar (2014:
ANALISIS PROYEKSI PERMINTAAN
POTENSIAL

a) Judgement Method (Non Statistical


Method), terdiri dari:
1. Survei niat beli
2. Pendapat para tenaga penjual
3. Pendapat para ahli
b) Statistical Method, terdiri dari:
1. Analisis Tren
2. Analisis Korelasi dan regresi

Suliyanto (2010: 109)


METODE TREN KUADRAT TERKECIL
(TREND LEAST SQUARE METHOD)

LANJUTAN ...
TAHUN PERIODE PENJUALAN

2000 -5 85
2001 -4 90
2002 -3 94
2003 -2 98
2004 -1 104
2005 0 108
2006 1 114
2007 2 116
2008 3 118
2009 4 122
2010 5 126
PERIODE PENJUALAN
TAHUN XY
(X) (Y)

2000 -5 85 -425 25
2001 -4 90 -360 16
2002 -3 94 -282 9
2003 -2 98 -196 4
2004 -1 104 -104 1
2005 0 108 0 0
2006 1 114 114 1
2007 2 116 232 4
2008 3 118 354 9
2009 4 122 488 16
2010 5 126 630 25
JUMLAH 0 1175 451 110
LANJUTAN ...

ANALISIS DERET WAKTU REGRESI
SEDERHANA
Penjualan
Tahun X XY
(Y)
2006 1.100 0 0 1.210.000 0
2007 1.250 1 1 1. 562.500 1.250
2008 1.380 2 4 1.904.400 2.760
2009 1.420 3 9 2.016.400 4.260
2010 1.500 4 16 2.250.000 6.000
2011 1.580 5 25 2.496.400 7.900
2012 1.640 6 36 2.689.600 9.840
Jumla 9.870 21 91 14.129.300 32.010
LANJUTAN ...

ANALISIS KORELASI

rxy 
n  xy  (  X )(  Y )
X   X  ( n  Y  (  Y )
2 2 2 2
  n 

rxy = koefisisen korelasi antara variabel X dan Y


∑X = jumlah skor distribusi X
∑Y = jumlah skor distribusi Y
∑XY = jumlah perkalian skor X dan Y
n = jumlah responden
∑X2 = jumlah kuadrat skor distribusi X
METHODE SMOOTHING
Tujuan Methode Smoothing adalah untuk
mengurangi fluktuasi hasil ramalan dengan
menggunakan data sebelumnya. Terdiri dari:
a) Metode rata-rata kumulatif
b) Metode rata-rata bergerak tunggal
c) Metode eksponensial smoothing tunggal
d) Metode eksponensial smoothing linier
Kasmir dan Jakfar (2014:
65)
METODE RATA-RATA KUMULATIF

METODE RATA-RATA BERGERAK TUNGGAL
RATA-RATA BERGERAK
BULAN WAKTU NILAI OBSERVASI
3 BULAN 6 BULAN
JANUARI 1 1800
FEBRUARI 2 1620
MARET 3 1740
APRIL 4 1980 1720,0
MEI 5 2010 1780,0
JUNI 6 1900 1910,0
JULI 7 1860 1963,3 1841,7
AGUSTUS 8 1990 1923,3 1851,7
SEPTEMBER 9 2150 1916,7 1913,3
OKTOBER 10 2000 2000,0 1981,7
NOVEMBER 11 2220 2056,7 1985,0
. DESEMBER 12 - 2123,0 2020,0
ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI
PENGERTIAN ASPEK OPERASI
Analisis aspek operasi adalah untuk
menilai kesiapan perusahaan dalam
menjalankan usahanya dengan menilai
ketepatan lokasi, luas produksi, dan
layout (tata letak) serta kesiagaan
mesin-mesin yang akan digunakan
termasuk proses produksi dan
pemilihan teknologi.
Kasmir dan Jakfar (2014:
150)
LANJUTAN ...
Luas produksi adalah jumlah produksi yang
seharusnya diprodusir untuk mencapai
keuntungan yang optimal. Pengertian ini
berbeda dengan pengertian luas perusahaan,
luas produksi hanyalah salah satu alat ukur
dari luas perusahaan.
Luas produksi dapat juga berarti penentuan
kombinasi dari berbagai macam produk yang
dihasilkan untuk mencapai keuntungan yang
optimal, jika perusahaan menghasilkan lebih
dari satu macam produk.
FAKTOR DALAM PENENTUAN LUAS
PRODUKSI
1. Batasan permintaan berdasarkan market
share
2. Tersedianya kapasitas mesin-mesin yang
dibatasi oleh kapasitas teknis atau
kapasitas ekonomis
3. Jumlah dan kemampuan tenaga kerja
4. Kemampuan finansial dan manajemen
5. Kemungkinan adanya perubahan
teknologi di masa yang akan datang.
Husnan dan Suwarsono (2014:
114)
TUJUAN ASPEK PRODUKSI
1) Supaya tepat dalam memilih lokasi
2) Dapat menentukan layout yang efisien
3) Bisa menentukan pilihan teknologi
4) Menentukan metode persediaan yang
paling baik
5) Menentukan kualitas tenaga kerja untuk
kebutuhan sekarang dan masa mendatang.
Kasmir dan Jakfar (2014: 151)
KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN
OPERASIONAL

 Desain produk dan jasa


 Perencanaan proses produksi
 Layout fasilitas
 Penentuan lokasi dan material handling
 Desain tugas dan pekerjaan
 Peramalan produk dan jasa
 Penjadwalan dan perencanaan produk
Sunyoto (2014: 231)
JENIS PROSES PRODUKSI
Tiga alternatif jenis proses produksi:
1) Fokus proses, jika jumlahnya sedikit tapi
beraneka ragam
2) Fokus produk, jika jumlahnya besar dan
variasinya sedikit
3) Fokus proses berulang, jika proses
sudah pernah dilakukan sebelumnya
(memakai modul)
Render dalam Sunyoto (2014: 232)
KEPUTUSAN MEMBUAT SENDIRI ATAU
MEMBELI
Berdasarkan pertimbangan:
 Biaya, untuk mendapatkan komponen
 Kapasitas
 Kualitas
 Kecepatan
 Reliabilitas (pemasok)
 Keahlian
Krajewski, Maholtra, dan Ritzman dalam Sunyoto
(2014: 233)
PERENCANAAN KAPASITAS

Pengukuran kapasitas suatu institusi dapat


diukur berdasarkan output dan input-nya.
 Berdasarkan output:
• Kapasitas perusahaan tekstil adalah
kemampuannya untuk memproduksi
barang tekstil
 Berdasarkan input:
• Kapasitas universitas didasarkan pada
kemampuannya menampung mahasiswa.
CAPACITY CUSHION (CADANGAN
KAPASITAS)
Cadangan kapasitas = 1 – persentase
penggunaan kapasitas. Besar kecilnya
kapasitas cadangan ditentukan oleh:
 Keberanian pengusaha untuk menghadapi
ketidakpastian
 Pengaruh penggunaan mesin terhadap
kerusakan
 Sifat fluktuasi permintaan
 Kemungkinan subkontrak.
Sunyoto (2014: 239)
RATED CAPACITY (PATOKAN KAPASITAS)
Rated capacity adalah ukuran kapasitas
dimana fasilitas tertentu sudah digunakan
dengan maksimal.
Rated capacity = (kapasitas) X (pemanfaatan)
X (efisiensi).
Contoh: Sebuah perusahaan berproduksi dalam
3 lini proses, beroperasi 7 hari seminggu, 3
shift, 8 jam/ shift. Setiap lini didesain untuk
memproduksi 120 unit/jam. Efisiensi 90% dan
utilisasi 80%. Berapa rated capacity fasilitas
tersebut?
LANJUTAN ...

Kapasitas = (3 lini X7 hari X 3 shift X 120 unit


X 8 jam = 60.480 unit
Pemanfaatan (utilisasi) = 80%
Efisiensi = 90%
Rated capacity = kapasitas X pemanfaatan x
efisiensi
= 60.480 X 0,8 X 0,9
= 43.546 unit
PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA
PENDEK
Menurut Karajewski dan Ritzman ada lima cara
untuk menangani kapasitas jangka pendek:
1) Meningkatkan jumlah sumber daya
2) Memperbaiki penggunaan sumber daya
(skedul)
3) Memodifikasi produk
4) Memperbaiki permintaan (melakukan
perubahan harga, perubahan promosi)
5) Tidak memenuhi permintaan.
PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA
PANJANG
Strategi kapasitas jangka panjang:
1. Wait and see strategy, disebut juga strategi hati-
hati, karena kapasitas produksi akan dinaikkan
setelah permintaan meningkat. Kekurangan
barang diatasi dengan kerja lembur atau
subkontrak
2. Strategi ekspansionis, penambahan kapasitas
dilakukan sebelum permintaan barang naik,
biasanya dilakukan oleh perusahaan yang
optimis akan adanya kenaikan permintaan.
Sunyoto (2014: 241)
METODE CENTRE OF GRAFITY

PERUSAHAAN AKAN MENDIRIKAN LABORATORIUM. PADA
KOORDINAT BERAPA LABORATORIUM TERSEBUT DIDIRIKAN ?

Koordin Produksi
Kota at per tahun X.L Y.L
X Y (L)
Gresik 69 68 1600 110.40 108.80
0 0
Sidoarjo 76 38 1800 136.80 68.400
0
Mojokert 44 37 1400 61.600 51.800
o
Lamonga 42 75 1200 50.400 90.000
LANJUTAN ...

SUMBER DATA
Data Primer
1) Data tentang faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan dalam pemilihan lokasi bisnis
2) Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi luas
produksi, yaitu jumlah bahan dasar, rencana
kapasitas mesin, rencana jumlah tenaga kerja,
besarnya permintaan, dan lain-lain.
3) Data tentang faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan dalam pemilihan mesin, peralatan,
dan tegnologi.
4) Layout, data tentang jenis produk, jenis proses
produksi, dan volume produksi.
LANJUTAN ...
Data sekunder:
Data tentang spesifikasi peralatan dan
teknologi yang akan digunakan, profil
masyarakat, profil daerah, dan literatur yang
berkaitan dengan penentuan lokasi bisnis,
penentuan luas produksi, pemilihan mesin,
peralatan, teknologi, dan penentuan layout.
Suliyanto (2010:
140)
RESPONDEN/NARASUMBER

1) Masyarakat sekitar lokasi


2) Konsultan tata ruang
3) Pelaku bisnis sejenis
4) Calon pemasok mesin dan peralatan
5) Pengguna teknologi, mesin, dan
peralatan
6) Penyedia jasa transportasi.
Suliyanto (2010: 140)
METODE PENGUMPULAN DATA
1) Studi dokumentasi, dilakukan dengan
menelaah literatur yang berkaitan dengan
studi kelayakan aspek teknis dan teknologi
2) Survei, dilakukan dengan melakukan
wawancara atau membagikan kuesioner.
3) Studi observasi, yaitu dengan melakukan
observasi pada rencana lokasi bisnis, luas
produksi, mesin, peralatan, dan teknologi
yang akan digunakan, layout pabrik maupun
bagunan.
Suliyanto (2010: 141)
KESIMPULAN

Sebuah ide bisnis akan dinyatakan layak


berdasarkan aspek teknis dan produksi jika
telah diperoleh lokasi yang layak, dapat
mencapai luas produksi yang optimal,
tersedia teknologi, dan dapat menyusun
layout bisnis, baik pabrik maupun kantor
secara optimal.
Suliyanto (2010: 155)
ASPEK KEUANGAN
TUJUAN ANALISIS ASPEK KEUANGAN
Untuk menjawab pertanyaan bagaimana kesiapan
permodalan yang akan digunakan untuk
menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan
dijalankan dapat memberikan tingkat
pengembalian yang menguntungkan.
Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan
aspek keuangan jika sumber dana untuk
membiayai ide bisnis tersebut tersedia dan
mampu memberikan tingkat pengembalian yang
menguntungkan berdasarkan asumsi-asumsi
yang logis.
Suliyanto (2010: 184)
TARGET ANALISIS ASPEK KEUANGAN
Aspek keuangan dianggap sebagai aspek yang
mempunyai pengaruh besar karena putusan
keuangan bisa berdampak jangka panjang.
Target analisis aspek keuangan dapat dilihat
dari 2 sisi yang sangat umum:
1) Profit, jika suatu bisnis tidak ada profit
(untung) maka bisnis itu tidak layak
dijalankan (infeasible).
2) Continuity, jika profit bersifat jangka pendek,
maka dianggap tidak baik karena profit yang
baik adalah yang bersifat berkesinambungan.
APLIKASI STRATEGI KEUANGAN
PERUSAHAAN
Tiga konsep dasar strategi keuangan
perusahaan:
1. Bagaimana mencari dana (modal sendiri dan
modal asing)
2. Bagaimana mengelola dana (menghindari
kerugian bahkan profit yang rendah =
menghindari resiko)
3. Bagaimana membagi dana (membagi
keuntungan kepada para pemilik sesuai
dengan modal yang disetor atau
ditempatkan)
Fahmi (2014: 146)
JENIS-JENIS BIAYA USAHA
Untuk menjalankan usaha diperlukan dua jenis
biaya:
1. Biaya Investasi, yaitu:
a) Biaya persiapan penyusunan kelayakan bisnis,
perizinan, perekrutan dan pelatihan karyawan
baru, biaya uji coba mesin dan peralatan.
b) Biaya pembelian atau sewa tanah dan gedung
c) Biaya pembelian mesin dan peralatan
d) Biaya pembelian furniture
e) Biaya pembelian kendaraan
LANJUTAN ...
2. Biaya Operasional,
yaitu semua biaya yang harus dikeluarkan
agar kegiatan bisnis dapat berjalan secara
normal. Contoh biaya operasional adalah:
a) Biaya bahan (bahan baku dan bahan
penolong)
b) Biaya bahan bakar
c) Biaya personal (gaji, tunjangan, dan
bonus)
d) Biaya lain-lain: listrik, air, telepon, dan gas.
PENILAIAN DALAM ASPEK KEUANGAN
1) Sumber dana yang akan diperoleh
2) Kebutuhan biaya investasi
3) Estimasi pendapatan dan biaya investasi
4) Proyeksi neraca dan laporan rugi/laba
5) Kriteria penilaian investasi
6) Rasio keuangan untuk menilai kemampuan
perusahaan.
Kasmir dan Jakfar (2014:
90)
SUMBER-SUMBER DANA
a) Modal asing (modal pinjaman)
 Pinjaman dari dunia perbankan
 Pinjaman dari lembaga keuangan
 Pinjaman dari perusahaan nonbank
b) Modal sendiri
 Setoran dari pemegang saham
 Dari cadangan laba
 Dari laba yang belum dibagi
Kasmir dan Jakfar (2014:
91)
BIAYA KEBUTUHAN INVESTASI
Biaya kebutuhan investasi terdiri dari:
a) Biaya prainvestasi
 Biaya pembuatan studi
 Biaya pengurusan perizinan
b) Biaya pembelian aktiva tetap
 Aktiva tetap berwujud
 Aktiva tetap tidak berwujud
c) Biaya operasional
Kasmir dan Jakfar (2014: 92)
BIAYA OPERASIONAL
Terdiri dari:
a) Upah dan gaji karyawan
b) Biaya listrik
c) Biaya telepon dan air
d) Biaya pemeliharaan
e) Pajak
f) Premi asuransi
g) Biaya pemasaran
h) Biaya-biaya lainnya
Kasmir dan Jakfar (2014:
93)
CASH FLOW (ARUS KAS)
Cash flow adalah aliran kas perusahaan pada
priode tertentu yang mengambarkan besarnya
uang yang masuk (cash in) beserta jenis
pemasukannya, dan besarnya uang yang keluar
(cash out) serta jenis biaya yang dikeluarkan.
Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan
keluar dalam suatu perusahaan mulai dari
investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya
investasi tersebut.
Kasmir dan Jakfar (2014:
95)
JENIS-JENIS CASH FLOW

1. Initial cash flow (kas awal), merupakan


pengeluaran saat mulai investasi
2. Operational cash flow, merupakan kas
yang diterima atau dikeluarkan pada saat
operasi usaha.
3. Terminal cash flow, merupakan uang kas
yang diterima pada saat usaha tersebut
berakhir.
Kasmir dan Jakfar (2014:
96)
RASIO KEUANGAN

Rasio keuangan merupakan suatu


perbandingan data keuangan perusahaan
sehingga menjadi dasar untuk menjawab
beberapa pertanyaan penting mengenai
keadaan keuangan suatu perusahaan. Dengan
menganalisis laporan keuangan yang
menggunakan alat ukur melalui rasio keuangan,
maka seorang manajer dapat mengambil
keputusan mengenai keuangan perusahaan
untuk masa yang akan datang.
Kasmir & Jakfar (2014:
123)
LANJUTAN ...
 Rasio likuiditas, adalah kemampuan suatu
perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya secara tepat waktu
 Rasio Leverage, mengukur seberapa besar
perusahaan dibiayai dengan hutang.
 Rasio Aktivitas, menggambarkan sejauh
mana perusahaan menggunakan
sumberdaya yang dimilikinya guna
menunjang aktivitas perusahaan secara
maksimal.
LANJUTAN ....

 Rasio Profitabilitas, mengukur efektivitas


manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan
oleh besar kecilnya keuntungan yang diperoleh
dalam hubungannya dengan penjualan maupun
investasi.
 Rasio Pertumbuhan, mengukur kemampuan
perusahaan mempertahankan posisinya di dalam
industri dan dalam perkembangan ekonomi
secara umum.
 Rasio Nilai Pasar, memberi pemahaman bagi
pihak manajemen tentang kondisi penerapan
yang akan dilaksanakan dan dampaknya di masa
RASIO LIKUIDITAS

LANJUTAN ...

LANJUTAN ...

Net Working Capital Ratio, rasio modal kerja


bersih. Sumber modal kerja adalah: 1).
Pendapatan bersih, 2). Peningkatan kewajiban
yang tidak lancar, 3). Kenaikan ekuitas
pemegang saham, 4). Penurunan aktiva yang
tidak lancar.
Rumus Net Working Capital Ratio:
Current Assets – Current Liabilities
Fahmi (2014: 157)
PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN
ASSETS 20X8 20X9
Current Assets
Cash and Temporary Investments 380 400
Account Receivable (net) 1.500 1.700
Inventories 2.120 2.200
Total Current Assets 4.000 4.300
Long-term assets
Land 500 500
Building and equipment (net) 4.100 4.700
Total long-term assets 4.500 380
1.500
Total Assets 8.500 2.120
LIABILITIES AND STOCKHOLDERS 20X8 20X9
EQUITY
Liabilities
Current Liabilities
Account payable 700 1.400
Current portion of long-term debt 500 1.000
Total current Liabilities 1.200 2.400
Long-term Debt 4.000 3.000
Total Liabilities 5.200 5.400
Stockholders equity (modal sendiri)
Common stock 3.000 3.000
Retained earnings 300 1.100
Total stockholders equity 3.300 4.100
LANJUTAN PERHITUNGAN RASIO
KEUANGAN

LANJUTAN ...

LANJUTAN ...

LANJUTAN ...

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI
Kriteria yang biasa digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu usaha atau
investasi adalah:
1. Present Value (PV)
2. Payback Period (PP)
3. Average Rate of Return (ARR)
4. Net Present Value (NPV)
5. Internal Rate of Return (IRR)
6. Profitability Index (PI)
Kasmir dan Jakfar (2014: 100)
PRESENT VALUE (PV)

LANJUTAN ...


METODE RETURN ON INVESTMENT (ROI)

ROI adalah tingkat pengembalian total harta


yang digunakan untuk menghasilkan laba.
Semakin tinggi ROI kondisi usaha semakin
baik, karena laba usaha akan cenderung
meningkat.
Rumus ROI adalah:
ROI = (Laba Usaha)/(Total Harta) X
100%
METODE INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)

IRR adalah besarnya tingkat pengembalian


modal sendiri yang dipergunakan menjalankan
usaha. Jika besar IRR > bunga bank, usahanya
dinilai layak untuk diberikan kredit. Tapi jika IRR
< bunga bank berarti, usahanya tidak layak
diberikan kredit bank. Rumus IRR adalah:
IRR = (Laba Usaha)/(Modal Sendiri) X 100%
Sunyoto (2014: 19)
METODE PAYBACK PERIOD (PP)

LANJUTAN ...

PAYBACK PERIOD DGN PROCEEDS (KAS MASUK) YG BERUBAH-
UBAH
Perusahaan Rexasa menginvestasikan sebesar Rp 140
juta. Diperkirakan aliran kas bersih (proceeds) sbb:
TAHU PROCEEDS (Rp) TAHU PROCEEDS AKUMULASI KAS
N N MASUK
1 40.000.000 0 (140.000.00 (140.000.000)
2 60.000.000 0)
3 50.000.000 1 40.000.000 (100.000.000)
4 40.000.000 2 60.000.000 (40.000.000)
5 30.000.000 3 50.000.000 10.000.000
4 40.000.000 50.000.000
5
Akumulasi kas masuk (0) 30.000.000
terletak antara tahun80.000.000
kedua
dan ketiga sehingga PP akan berada di antara tahun-
tahun tsb.
LANJUTAN ...

AVERAGE RATE OF RETURN (ARR)

LANJUTAN.... CONTOH SOAL
Investasi untuk SPBU senilai 5.000.000.000 dimana
1000.000.000 merupakan modal kerja. Umur ekonomis 5
tahun disusutkan dengan metode garis lurus tanpa nilai sisa.
Pengembalian tingkat bunga yang diinginkan (cost of capital)
adalah 20%. Perkiraan laba setelah pajak (EAT) selama 5
tahun adalah: 950 juta, 1.100 juta, 1.250 juta, 1.400 juta, dan
1.650 juta.
No Tahun EAT Penyusuta Kas Bersih Discount PV Kas
n (Proceeds) Factor bersih
20%
1 2004 950.000 800.000 1.750.00 0,833 1.457.75
0 0
2 2005 1.100.00 800.000 1.900.00 0,694 1.318.60
0 0 0
3 2006 1.250.00 800.000 2.050.00 0,579 1,
0 0 186.340
LANJUTAN ...

METODE NET PRESENT VALUE (NPV)
Merupakan metode yang dilakukan dengan cara
membandingkan nilai sekarang dari aliran kas
masuk bersih (proceeds) dengan nilai sekarang
dari biaya pengeluaran suatu investasi (outlays).
Jika NPV positif berarti investasi akan
memberikan hasil yang lebih tinggi dari rate of
return minimum yang diinginkan, maka investasi
layak dilanjutkan.
Jika NPV negatif maka investasi sebaiknya
ditolak.
Suliyanto (2010: 200)
LANJUTAN ...

PERHITUNGAN NET PRESENT VALUE
DENGAN KAS BERSIH SAMA PER TAHUN
Tahun Kas Bersih DF (20%) PV Kas Bersih
1 2.500.000 0,833 2.082.500
2 2.500.000 0,694 1.735.000
3 2.500.000 0,579 1.447.500
4 2.500.000 0,482 1.205.000
5 2.500.000 0,402 1.005.000
Total PV Kas Bersih 7.475.000

Total PV Kas Bersih : Rp 7.475.000.000


Total PV Investasi : Rp 5.000.000.000

NPV : Rp 2.475.000.000
PERHITUNGAN PRESENT VALUE DENGAN KAS BERBEDA PER
TAHUN
N Tahu EAT Penyusuta Kas D F PV Kas
o n n Bersih 20% Bersih
(Proceed)
1 2004 950.000 800.000 1.750.000 0,833 1.457.750
2 2005 1.100.0 800.000 1.900.000 0,694 1.318.600
00
3 2006 1.250.0 800.000 2.050.000 0,579 1.186.950
00
4 2007 1.400.0 800.000 2.200.000 0,482 1.060.400
00
Total PV Bersih = Rp 6.008.600.000
5 2008 1.650.0 800.000 2.450.000 0,402 984.900
Total PV Investasi
00 = Rp 5.000.000.000.
Jumlah PV Kas Bersih 6.008.600
NPV = Rp 1.008.600.000
PROFITABILITY INDEX (PI)

LANJUTAN ....

RISIKO DALAM INVESTASI
DEFINISI RESIKO

Risiko merupakan bentuk keadaan


ketidakpastian tentang suatu keadaan yang
akan terjadi di masa yang akan datang dengan
keputusan yang diambil berdasarkan berbagai
pertimbangan saat ini.
Risiko bisnis adalah suatu bentuk kondisi
yang dialami oleh sebuah usaha yang
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal
dengan dampak finansial maupun non
finansial.
Fahmi (2014: 305)
RISIKO MENURUT SIEGEL DAN SHIM

1. Keadaan yang mengarah pada sekumpulan hasil


khusus, dimana hasilnya dapat diperoleh dengan
kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambil
keputusan
2. Variasi dalan keuntungan, penjualan, atau variabel
keuangan lainnya
3. Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan
yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan
atau posisi keuangan seperti risiko ekonomi,
ketidakpastian politik, dan masalah industri
dalam Fahmi (2014: 2)
RISIKO
1.Kesempatan timbulnya kerugian
2.Probabilitas timbulnya kerugian
3.Suatu ketidakpastian
4.Penyimpangan aktual dari yang diharapkan
5.Probabilitas suatu hasil akan berbeda dari
yang diharapkan
Silalahi dalam Husein Umar (2015:
325)
BENTUK-BENTUK RISIKO
Risiko terdiri dari risiko murni(pure risk) dan risiko
spekulatif(speculative risk).
Risiko murni terdiri dari:
 Risiko aset fisik perusahaan (kebakaran, banjir, gempa)
 Risiko karyawan (kecelakaan kerja, gangguan aktivitas
perusahaan)
 Risiko legal (kontrak tidak sesuai rencana,
perselisihan dengan perusahaan lain, ganti kerugian)
Fahmi (2014: 305)
LANJUTAN ...
Risiko spekulatif terdiri dari:
 Risiko pasar (resiko yang terjadi dari harga
dipasar, harga saham turun)
 Risiko kredit (kredit macet, piutang
meningkat)
 Risiko likuiditas (ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan kas)
 Risiko operasional (resiko karena operasi
tidak lancar)
Fahmi (2014: 306)
MENGELOLA RISIKO DALAM BISNIS
Risiko dapat dikelola dengan empat cara:
1) Memperkecil risiko, tidak melakukan
keputusan yang spekulatif
2) Mengalihkan risiko, mengasuransikan bisnis
untuk menghindari risiko tak terduga.
3) Mengontrol risiko, antisipasi timbulnya risiko
4) Pendanaan risiko, menyediakan sejumlah
dana sebagai cadangan.
Fahmi (2014: 306)
SYSTEMATIC RISK, UNSYSTEMATIC RISK & TOTAL
RISK

Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat


didiversifikasikan atau risiko yang sifatnya
mempengaruhi secara menyeluruh. Contoh
krisis moneter tahun 1997 telah menyebabkan
banyak perusahaan yang bangkrut dan
meningkatkan angka pengangguran.
Risiko yang tidak sistematis (risiko spesifik)
adalah risiko yang hanya berdampak pada
perusahaan terkait saja.
Fahmi (2014: 307)
PENYESUAIAN ALIRAN KAS UNTUK MENGHITUNG
NPV

Penyesuaian terhadap aliran kas merupakan


cara untuk memasukkan faktor risiko dalam
investasi. Aliran kas masuk bersih yang akan
datang sesuatu yang bersifat tidak pasti (tanda
Ă = merupakan tanda ketidak pastian).
Kemudian merubah ketidak pastian menjadi
kepastian dengan menggunakan koefisien
tertentu yang diberi notasi a (harus < 1). Karena
sesuatu yang tidak pasti dianggap sama dengan
sesuatu yang pasti, maka sesuatu yang pasti itu
lebih kecil dari yang tidak pasti.
Husnan dan Suwarsono (2014: 233)
LANJUTAN ...
Misalkan kita mengharapkan akan
memperoleh Rp 100 pada tahun yad. Karena
sifatnya pengharapan, maka ini sesuatu yang
tidak pasti. Berapa kita bersedia mengganti
Rp 100 yang tidak pasti ini dengan jumlah
yang pasti pada tahun yad ?. Kalau jawabnya
Rp 90 maka koefisien untuk mengubah
ketidak pastian menjadi kepastian adalah 0,90.
Tingkat bunga yang dipakai juga adalah
tingkat bunga yang bebas risiko (R).
Husnan dan Suwarsono (2014:
LANJUTAN ...

LANJUTKAN ...

LANJUTAN ...

BIAYA MODAL
PENDAHULUAN
Biaya modal adalah berapa biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan karena
menggunakan dana tertentu.
Setiap sumber dana mempunyai biaya modal
karena suatu bisnis bisa saja dibelanjai
bermacam-macam sumber dana.
Pada garis besarnya sumber dana bisa
dikelompokkan menjadi sumber yang berupa
utang dan berupa modal sendiri. Modal sendiri
bisa berbentuk saham preferen, saham biasa,
atau dari laba yang ditahan.
Husnan dan Suwarsono (2014: 240)
BEBERAPA SUMBER DANA YANG PENTING

• Modal pemilik perusahaan yang disetorkan


• Modal dari penerbitan saham di pasar modal
• Obligasi yag diterbitkan perusahaan dan
dijual di pasar modal
• Kredit yang diterima dari bank
• Sewa guna(leasing) dari lembaga non bank
Husein Umar (2015:
178)
KONSEPCOST OF CAPITAL

Konsepcost of capital (biaya-biaya untuk


menggunakan modal) dimaksudkan untuk
menentukan berapa besar biaya riil dari
masing-masing sumber dana yang dipakai
dalam berinvestasi.
Garis besar sumber-sumber pembelanjaan
terdiri atas utang dan modal sendiri.
Husein Umar (2015: 181)
BIAYA UTANG(COST OF DEBT)
Biaya utang menunjukkan berapa biaya yang
harus ditanggung oleh perusahaan karena
perusahaan menggunakan dana yang berasal
dari pinjaman.
Misalkan perusahaan mengeluarkan obligasi
untuk 5 tahun, nilai nominal Rp 100.000,-
dengan bunga 16% pertahun. Bila obligasi
tersebut laku dijual seharga Rp 96.000,- maka
berapa biaya utang yang harus ditanggung oleh
perusahaan?
Husnan & Suwarsono (2014: 241)
LANJUTAN ...

kd Nilai
18% Rp 93.740,-
17% Rp 96.790,-
Selisih Rp 96.790 .– Rp
Selisih antara 3.050,- = Rp 790,-
Rp 96.000
1%
Kalau 1% sama dengan Rp 3.050,- maka selisih
yang bernilai Rp 96.000 adalah 790/3.050 X 1% =
0,26%. Jadi kd yang membuat sisi kanan
persamaan sama dengan Rp 96.000 adalah:
Kd (biaya utang) = 17% + 0,26% = 17,26%
Jika akan dipotong pajak dapat dihitung dengan
rumus
k*d = kd(1 – t) >>> t = tarif pajak, misalkan 30%,
maka
BIAYA MODAL SENDIRI

Kelompok biaya modal sendiri dapat dibagi


menjadi:
• Biaya saham preferen(preference stock)
• Biaya saham biasa(common stock)
• Biaya laba ditahan
Husein Umar (2015: 183)
LANJUTAN ...

• Preferen stock atau saham istimewa adalah


suatu surat berharga yang dijual oleh suatu
perusahaan yang menjelaskan nilai nominal
(rupiah, dollar, yen, dll)
• Pemegang saham preferen akan memperoleh
pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang
akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan)
Fahmi (2013: 37)
LANJUTAN ...

• Saham biasa adalah suatu surat berharga yang


dijual oleh suatu perusahaan yang
menjelaskan nilai nominal (ruapiah, dollar, yen,
dll).
• Pemegang saham biasa diberi hak untuk
mengikuti RUPS dan RUPSLB serta berhak
untuk menentukan membeli atau tidak
membeli right issue (penjualan saham terbatas)
, dan akhir tahun akan mendapatkan
keuntungan dalam bentuk deviden.
Fahmi (2013: 37)
BIAYA SAHAM PREFEREN
Saham preferen adalah jenis saham yang
memberikan penghasilan tetap berupa deviden
saham preferen bagi pemiliknya. Deviden
tersebut diambilkan dari laba bersih setelah
pajak.
Apabila perusahaan berhenti beroperasi, pemilik
saham preferen akan menerima bagian setelah
obligasi dilunasi. Biaya modal saham preferen
(kp) akan lebih besar dari pada biaya hutang
sebelum pajak (kd).
Husnan dan Suwarsono (2014: 242)
LANJUTAN ...

LANJUTAN ...

BIAYA SAHAM BIASA

BIAYA LABA YANG DITAHAN
Pada dasarnya biaya laba yang ditahan sama
dengan biaya modal sendiri dari saham biasa.
Bedanya adalah kalau perusahaan menggunakan
laba yang ditahan perusahaan tidak perlu
mengeluarkan biaya ekstra apapun, tetapi kalau
membagikan laba dan kemudian mengeluarkan
saham baru, harus menanggung biaya
pengeluaran saham yang disebut sebagai
floation cost.
Misalkan perusahaan mengeluarkan saham baru
dengan biaya emisi 5%. Ini berarti perusahaan
hanya menerima 95% dari pembayaran yang
dilakukan oleh para investor.
LANJUTAN ....
Kalau investor membayar Rp 100,- maka
perusahaan hanya menerima Rp 95 dan yang Rp 5
jatuh ke tangan perantara sebagai biaya emisi
saham. Apabila biaya modal sendiri dari laba yang
ditahan adalah sebesar 33,33% maka biaya modal
sendiri dari emisi saham yang baru adalah:
33,33% (1,00/0,95) = 35,08%
Jika biaya emisi saham (floatation cost) semakin
besar, perusahaan cenderung akan menahan laba
yang diperoleh sebagai sumber dana.
Husnan & Suwarsono (2014: 247)
BIAYA MODAL RATA-RATA TERTIMBANG
Investor memerlukan modal Rp 5.000 juta. Rp
1.000 juta untuk modal kerja dan Rp 4.000 juta
untuk membelanjai aktiva tetap. Bantuan kredit
lunak dari pemerintah Rp 1.000 juta dengan
bunga 14% per tahun. Pinjaman dari bank untuk
modal kerja dengan bunga 20% per tahun,
sisanya akan ditarik dalam bentuk modal sendiri.
Resiko usaha sebesar 1,10. Misalkan
keuntungan rata-rata investasi pada pasar modal
adalah 25%. Tarif pajak yang ditanggung
perusahaan 30%. Rt = 18%. Berapa biaya modal
rata-rata tertimbang dari proyek bisnis tersebut?
LANJUTAN ...

Biaya modal utang jangka panjang setelah pajak:


= 14% (1 – 0,3) = 9,80%
Biaya utang jangka pendek setelah pajak:
= 20% (1 – 0,3) = 14%
Biaya modal sendiri untuk perusahaan tanpa utang:
= 18% + (25% - 18%) 1,10 = 25,70%
Maka biaya modal sendiri dengan struktur modal
40% utang dan 60% modal sendiri adalah:
= 25,70% + 0,4/0,6 (25,7% - 17%) = 31,50%
(angka 17% diperoleh dari rata-rata utang sebelum
pajak, yaitu (14% + 20%)/2 =17%)
LANJUTAN ...

Jumlah Propors Biaya (2) X


(1) i Modal (3)
(2) (3)
Utang Jangka Rp 1.000 0,20 14% 2,80%
Pendek 1.000 0,20 9,80% 1,96%
3.000 0,60 31,50% 18,
Utang Jangka 90%
Panjang
Modal Sendiri
Jumlah Rp 5.000 1,00 23,66%
Biaya modal rata-rata tertimbang adalah 23,66
Husnan & Suwarsono
(2014:249)
ASPEK MANAJEMEN DAN
ORGANISASI
PENTINGNYA ASPEK MANAJEMEN DAN
ORGANISASI
Walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak
untuk dilaksanakan, tanpa didukung manajemen
dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin
akan mengalami kegagalan.
Tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai jika
memenuhi kaidah-kaidah atau tahapan dalam
proses manajemen.
Dalam SKB yang perlu diperhatikan adalah
apakah fungsi-fungsi manajemen (planning,
organizing, actuating, controlling) diterapkan
secara benar.
Kasmir dan Jakfar (2014: 168)
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

.
MANAJEMEN

PLANNING TUJUAN
ORGANIZING ORGANISASI
ACTUATING ATAU
CONTROLLING PERUSAHAAN
ANALISIS PEKERJAAN

Menurut Robert L. Mathis dan John H.


Jackson, Analisis pekerjaan adalah suatu
cara sistematis untuk mengumpulkan dan
menganalisis informasi tentang isi
pekerjaan dan kebutuhan tenaga kerja, dan
konteks di mana pekerjaan dilakukan atau
sistem formal untuk mengumpulkan data
tentang apa yang dilakukan orang dalam
pekerjaannya.
dalam Sunyoto (2014: 134)
DESKRIPSI JABATAN
Merupakan uraian tentang tugas dan kewajiban
suatu jabatan tertentu yang memuat hal-hal
sebagai berikut:
1) Identifikasi jabatan
2) Ringkasan jabatan
3) Tugas yang harus dilaksanakan
4) Pengawasan yang diberikan/diterima
5) Hubungan dengan jabatan-jabatan lainnya
6) Bahan-bahan, alat-alat, dan mesin yang
digunakan
7) Kondisi kerja
8) Penjelasan istilah-istilah yang tak lazim
9) Komentar tambahan sebagai penjelasan
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Spesifikasi jabatan adalah penentuan
syarat-syarat minimum yang dapat diterima
agar seseorang dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik, atau proses
penentuan kriteria orang-orang yang dapat
memangku suatu jabatan. Misalnya
persyaratan kerja, seperti: Tingkat
pendidikan, Tingkat kecerdasan minimum,
Pengalaman yang diperlukan, Persyaratan
pisik, Jenis kelamin, Usia, kewarganegaraan,
dan lain-lain.
Suliyanto (2010: 169)
PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA KERJA
• .

PROYEKSI PROYEKSI
PENJUALAN KEBUTUHAN
TENAGA KERJA

PROYEKSI
PRODUKSI
WORK FORCE ANALYSIS (WFA)
Metode ini digunakan untuk menentukan
kebutuhan tenaga kerja pada bagian yang satuan
kerjanya mudah diukur dengan menghitung Work
Load Analysis + %absensi + %turnover.
Contoh kasus:
Dik.: Rencana produksi sepatu 25.000 pasang/
bulan, pembuatan tiap pasang memerlukan waktu
4 jam, karyawan kerja 8 jam/hari dan 25 hari/
bulan, tingkat absensi 5% dan tingkat turnover 2%.
Berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan bila
perusahaan memberlakukan sistem kerja tiga
shift?
LANJUTAN ...
Work load = 25.000 X 4 jam = 100.000 jam
Absensi = 100.000 X 5% = 5.000 jam
Turnover= 100.000 X 2% = 2.000 jam
Tenaga yang dibutuhkan adalah
= (100.000 + 5.000 + 2.000) : 200 jam
= 535 orang.
(tiga shift: 535: 3 = 178,3 orang)

Sumber: Suliyanto (2010: 171)


REKRUTMEN KARYAWAN
Rekrutmen karyawan sangat menentukan
keberhasilan suatu bisnis di masa yang akan
datang karena bisnis akan dapat berjalan
dengan baik jika dijalankan oleh orang-orang
yang sesuai dengan spesifikasi jabatan yang
telah ditentukan. Kesesuaian orang-orang
yang tepat dengan spesifikasi jabatan sangat
ditentukan oleh rekrutmen calon karyawan.
Suliyanto (2010: 173)
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi adalah susunan dan
hubungan-hubungan antarkomponen bagian-
bagian dan posisi-posisi dalam suatu
organisasi yang menggambarkan peran
formal, prosedur, mekanisme pengawasan,
kewenangan, dan proses pengumpulan
kebijakan.
Tujuan disusunnya struktur organisasi
adalah agar pekerjaan dapat diselesaikan
dengan lebih baik dibandingkan tanpa
adanya pembagian tugas kerja.
LANJUTAN ...
Struktur organisasi terdiri dari:
1) Struktur Organisasi Fungsional, yaitu struktur
organisasi yang mengelompokkan individu-
individu pada organisasi berdasarkan pekerjaan
yang sama.
2) Struktur Organisasi Produk, yaitu struktur
organisasi yang mengelompokkan individu-
individu dalam organisasi berdasarkan jenis
produk yang dihasilkan/dipasarkan.
3) Struktur Organisasi Matriks, merupakan
kombinasi dari struktur organisasi fungsional
dan struktur organisasi produk, cocok untuk
SUMBER DATA ANALISIS
Data Primer, adalah data-data tentang:
1. Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, jenis-
jenis pekerjaan, persyaratan pemangku
jabatan, struktur organisasi, dan metode
pengadaan tenaga kerja.
2. Lama waktu dari setiap penyelesaian
pekerjaan pembangunan bisnis
3. Kemempuan para calon karyawan untuk
menjalankan pekerjaan.
Suliyanto (2010: 177)
LANJUTAN ...
Data sekunder adalah:
Data tentang kondisi pasar tenaga kerja dan
literatur yang berkaitan dengan penjadwalan
proyek, perencanaan tenaga kerja.
RESPONDEN/NARASUMBER
1) Pelaku usaha sejenis
2) Konsultan/ pemborong proyek
pembangunan
3) Lembaga penempatan tenaga kerja
4) Calon karyawan.
Metode pengumpulan data : wawancara.
KESIMPULAN ANALISIS

Dilakukan dengan menganalisis kemampuan


calon pelaku bisnis membangun bisnis sesuai
dengan waktu yang direncanakan dan
menganalisis ketersediaan SDM yang dapat
mengelola kegiatan bisnis pada masa yang
akan datang.
Ide bisnis dinyatakan layak jika calon pelaku
bisnis mampu membangun bisnis sesuai
dengan waktu yang direncanakan dan SDM
pengelola kegiatan bisnis tersedia.
Suliyanto (2010: 181)
ASPEK EKONOMI
ANALISIS ASPEK EKONOMI

Analisis aspek ekonomi adalah analisa untuk


mengetahui apakah proyek bisnis tidak akan
membebani perekonomian nasional.
Mungkin saja dinilai layak karena menguntungkan
dari sudut pandang perusahaan, tetapi akan
membebani perekonomian nasional karena
adanya perlindungan atau proteksi. Sehingga
harga produk dijual dengan harga yang jauh lebih
mahal dari harga pasar dunia.
Husnan dan Suwarsono (2014: 312)
PERBEDAAN ANALISIS EKONOMI DAN
ANALISIS KEUANGAN SUATU PROYEK BISNIS

Analisis ekonomi suatu proyek bisnis tidak hanya


memperhatikan manfaat yang dinikmati dan
pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan,
tetapi semua pihak dalam perekonomian.
Sedangkan analisis keuangan adalah analisis yang
hanya membatasi manfaat dan pengorbanan dari
sudut pandang perusahaan.
Analisis kedua aspek tersebut akan memberikan
hasil yang berbeda, dan akan semakin besar kalau
terdapat berbagai distorsi dalam pembentukan
harga (misalnya proteksi).
ALASAN MELAKUKAN ANALISIS EKONOMI
1) Ketidaksempurnaan pasar (adanya
pengendalian harga, pengendalian suku
bunga kredit, proteksi, monopoli, dll)
2) Adanya pajak dan subsidi
3) Berlakunya consumers surplus dan
producers surplus. Konsumen akan
diuntungkan kalau terjadi penurunan harga
karena adanya penambahan supply, dan
perusahaan akan diuntungkan kalau terjadi
kenaikan harga karena peningkatan
permintaan.
SUBSIDI
Subsidi sering disebut dengan pajak negatif.
Artinya subsidi tidak memberikan keuntungan
langsung pada pemerintah, namun bersifat
memberikan bantuan keuntungan pada
masyarakat.
Bagi pebisnis subsidi merupakan terobosan
yang mampu membantu masyarakat dalam
memenuhi kebutuhannya. Sehingga jika
subsidi dicabut beberapa produk tidak akan
mampu dibeli oleh konsumen karena daya beli
yang rendah.
KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang
berhubungan dengan pajak.
Menurut Muhammad, kebijakan fiskal merupakan
suatu kebijakan yang berkaitan dengan ketentuan,
pemeliharaan dan pembayaran dari sumber-
sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi
fungsi-fungsi publik dan pemeliharaan.
Menurut Basri dan Subri, kebijaksanaan fiskal
adalah kebijaksanaan yang dilakukan pemerintah
berkaitan dengan penerimaan (pendapatan) dan
pengeluaran (belanja) uang oleh pemerintah.
KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter merupakan kebijaksanaan
yang berhubungan dengan pengendalian jumlah
uang beredar.
Dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia dijelaskan kebijakan moneter adalah
kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan
oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah yang
dilakukan antara lain melalui pengendalian
jumlah uang beredar dan atau suku bunga.
Fahmi (2014: 242)
INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan otoritas moneter (Bank Indonesia) dalam
mengontrol jumlah uang beredar adalah:
a) Kebijakan suku bunga(interest rate policy)
b) Kebijakan pasar terbuka(open market policy),
menjual surat berharga kepada masyarakat
dengan harga yang terjangkau dengan maksud
untuk menarik uang yang beredar di masyarakat.
c) Penetapancash ratio , kebijakan penetapan
perbandingan antara persentase uang di bank
yang harus dijadikan cadangan dan yang boleh
dioperasikan.
Fahmi (2014: 243)
KONSEP CONSUMER SURPLUS
DAN PRODUCER SURPLUS

Harga
(P) bersedia membayar D D1 : Kurva
Permintaan
S1 S S1 : Kurva
Penawaran
D E : Titik Equilibrium
A E AED : Consumer
Surplus
AES : Producer
Surplus
S bersedia dibayar D1
LANJUTAN ....
Contoh kasus pasar mobil
Permintaan : Qd = 200 – 10 P (Qd, Qs = ribu unit per
tahun)
Penawaran : Qs = -40 + 5P (P = puluhan juta per unit)
Equilibrium : Qd = Qs
200 – 10P = -40 + 5P
240 = 5P
P = 16
Qd = 200 – 10 (6) = 40 keseimbangan terjadi pada saat
harga
Qs = - 50 + 5(16) = 40 mobil Rp 160.000 per unit, dan
jumlah
penawaran 40.000 unit pertahun
LANJUTAN ...

Surplus konsumen adalah pada saat


keseimbangan, konsumen membayar mobil
yang dibeli jauh lebih sedikit dibanding
kesediaan membayar (selisih antara jumlah
yang konsumen sedia bayarkan dengan
yang harus dibayar).
Surplus produsen adalah produsen
menerima uang lebih banyak dari pada yang
mereka harapkan (selisih antara jumlah
yang diterima dengan yang mereka
harapkan untuk dibayar)
MANFAAT EKONOMI
Pengukuran manfaat lebih sulit dibandingkan
pengukuran biaya ekonomi, karena selain
manfaat yang diterima berupaoutput yang dapat
diukur dengan satuan moneter, terdapat juga
manfaat sekunder dan manfaatintangiable yang
sulit diukur dengan satuan moneter.
Beberapa manfaat sekunder dari suatu proyek
bisnis yang kadang-kadang sulit diukur dalam
satuan moneter adalah:
 Menambah tingkat konsumsi
 Membantu proses pemerataan pendapatan.
LANJUTAN ...

 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi


 Mengurangi ketergantungan (menambah
swadaya negara)
 Mengurangi pengangguran (menambah
kesempatan kerja)
 Manfaat sosial budaya, dan lain-lain.
Husnan dan suwarsono
(2014: 323)
ANALISIS MENGENAI DAMPAK
LINGKUNGAN (AMDAL)

ENVIRONMENTAL IMPACT
ASSESSMENT (EIA)
ASPEK LINGKUNGAN
Menganalisis tingkat kesesuaian lingkungan
dengan ide bisnis serta menganalisis
perbandingan dampak positif dan negatif
bisnis bagi lingkungan.
Sebuah ide bisnis dinyatakan layak
berdasarkan analisis lingkungan jika
lingkungan ide bisnis minimal sesuai dengan
kondisi lingkungan dan memiliki dampak
positif yang lebih besar terhadap lingkungan
dibandingkan dengan dampak negatifnya.
Suliyanto (2010: 79)
LANJUTAN ...
Pengertian analisis dampak lingkungan hidup
(AMDAL) menurut PP No 27 tahun 1999 pasal
1 adalah telaah secara cermat dan mendalam
tentang dampak besar dan penting suatu
rencana usaha dan kegiatan.
Arti lain dari analisis dampak lingkungan
adalah teknik untuk menganalisis apakah
proyek yang akan dijalankan akan
mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika
ya, maka diberikan alternatif pencegahannya.
Kasmir dan Jakfar (2014:
ASAL USUL EIA
Adanya keharusan melakukan AMDAL –setidaknya di AS-
terjadi pada tahun 1969 setelah UU. tentang lingkungan
hidup (the National Environment Policy Act – NEPA)
disyahkan oleh kongres. Menurut Robinson ada tujuh
kecenderungan baru dalam EIA, yaitu:
1) Dapat berlaku di semua sistem politik
2) Tingkat penerimaan EIA berkembang cepat
3) EIA membuka diri bagi partisipasi lokal
4) EIA menyediakan data secara melimpah
5) Nilai positif EIA dapat dirasakan
6) Kecenderungan aplikasi EIA untuk bisnis besar
7) Keberhasilan pemberlakuan EIA tidak merata
antarnegara/bisnis.
Husnan dan Suwarsono (2014: 342)
TAHAP IDEOLOGI PRO LINGKUNGAN

Menurut Hart (1997) ada 4 tahapan, yaitu:


1. Pencegahan polusi (pollution prevention)
2. Produk hijau (product stewardshif)
3. Teknologi bersih (clean technology)
4. Visi keberlanjutan (sustainability vision)
Husnan dan Suwarsono (2014:
345)
MANFAAT ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
 Sebagai bahan bagi perencana, pengelola usaha,
dan pembangunan wilayah
 Membantu proses pengambilan keputusan tentang
kelayakan lingkungan dari rencana usaha/kegiatan
 Sebagai masukan untuk penyusunan rencana
desain perinci teknis kegiatan
 Sebagai masukan untuk rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
 Sebagai informasi bagi masyarakat atas dampak
yang ditimbulkan kegiatan investasi
Kasmir dan Jakfar (2014:
217)
DAMPAK YANG DITIMBULKAN
Komponen lingkungan hidup yang harus
dipertahankan, dijaga, serta dilestarikan
fungsinya adalah:
 Hutan lindung, hutan konservasi, dan cagar
biosfer
 Sumber daya manusia
 Keanekaragaman hayati
 Kualitas udara
 Warisan alam dan warisan budaya
 Kenyamanan lingkungan hidup
 Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras
dengan lingkungan hidup.
KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP YANG AKAN
BERUBAH SECARA MENDASAR
1. Kepemilikan dan penguasaan lahan
2. Kesempatan kerja dan usaha
3. Taraf hidup masyarakat
4. Kesehatan masyarakat
Adanya kegiatan investasi maka komponen-
komponen tersebut akan berubah dan
kemungkinan akan menimbulkan dampak negatif
terhadap: tanah dan kehutanan, air, udara, dan
manusia.
Kasmir dan Jakfar (2014: 214)
BEBERAPA KOMPONEN LINGKUNGAN YANG
DITELITI
 Fisik kimia terdiri dari: Iklim, kualitas udara,
dan kebisingan. Fisiografi (struktur, stabilitas
tanah/lahan). Hidrologi (karakteristik sungai,
danau, dan rawa). Hidroseanografi
(hidrodinamika kelautan). Ruang, lahan, dan
tanah (rencana pengembangan wilayah,
konflik atau pembatasan tata guna tanah
dengan sumber daya alam lainnya,
inventarisasi estetika).
 Biologi : flora (tumbuhan) dan fauna (hewan).
 Sosial : demografi, ekonomi, budaya, dan
kesehatan masyarakat
PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTING
Dalam melakukan AMDAL perlu dijelaskan dampak
besar/penting yang bakal timbul, sbb:
1) Prakiraan dampak usaha pada saat prakonstruksi,
konstruksi operasi, pascakonstruksi terhadap
lingkungan hidup. Telaah dilakukan dengan
membandingkan antara kualitas lingkungan dengan
adanya kegiatan dan tanpa adanya kegiatan.
2) Penentuan arti penting perubahan lingkungan hidup
dengan mengacu pada pedoman penentuan dampak
besar dan penting.
3) Dalam menelaah butir 1 dan 2 diperhatikan dampak
yang bersifat langsung dan atau tidak langsung.

Anda mungkin juga menyukai