Anda di halaman 1dari 15

Nama :SHINTA SYARIFAH

NIM :32019016

ASKEB DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK

REFERENSI BY ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S G 1 P 0 A 0 DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Rahima Ramdhani

Kehamilan Ektopik Terganggu

a.Pengertian Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadidiluar rongga uterus,

tuba falopi merupakan tempat tersering untukterjadinya implantasi kehamilan ektopik, sebagian besar
kehamilanektopik berlokasi dituba, jarang terjadi implantasi pada ovarium, rongga perut, kanalis
servikalis uteri, tanduk uterus yang rudimenterdan divertikel pada uterus.Kehamilan ektopik terganggu
adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri.Kehamilan ektopik
terganggu adalah kehamilan dengan ovum yangdibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang
normal yaknidalam endometrium kavum uteri (Mansjoer, 2005).Istilah kehamilan ektopik terganggu
lebih tepat dari pada istilahekstrauterin yang sekarang masih juga dipakai, oleh karena terdapat
beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam uterustetapi tidak pada tempat yang
normal (Prawirohardjo, 2005)

Etiologi Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki,tetapi sebagian besar penyebabnya
tidak diketahui. MenurutMochtar (2002), faktor-faktor yang memegang peranan dalam hal iniialah
sebagai berikutFaktor tuba, yaitu salpingitis, perlekatan tuba, kelainan konginetaltuba, pembedahan
sebelumnya, endometriosis, tumor yangmengubah bentuk tuba dan kehamilan ektopik
sebelumnya.Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom dan malformasi.3)

Faktor ovarium, yaitu migrasi luar ovum dan pembasaran ovarium.4)

Penggunaan hormon eksogen.Faktor lain, antara lain aborsi tuba dan pemakaian IUD.

Tanda dan GejalaGambaran kehamilan ektopik terganggu yang belum terganggutidak khas dan
penderita maupun dokter biasanya tidak mengetahuiadanya kelainan dalam kehamilan. Pada umumnya
penderitamenunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:1)

Amenorhoe Nyeri perut bagian bawah3)

Gejala kehamilan muda Level HCG rendah.

Perdarahan pervaginam berwarna coklat tua6)


Digoyangkan danCavum Douglas menonjol karena ada pembekuan darah (Mansjoer, 2005).Gejala dan
tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda- beda dari perdarahan banyak tiba-tiba dalam
rongga perut sampaiterdapatnya gejala tidak jelas, sehingga sukar membuat diagnosisnya,gejala dan
tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik, abortusatau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat
perdarahan yang terjadi dankeadaan umum penderita sebelum hamil (Mochtar, 2002).d.

PatofisiologiMenurut Prawirohardjo (2005), sebagian besar kehamilan tubaterganggu pada umur


kehamilan antara 6-10 minggu. Mengenai nasibkehamilan tuba terdapat beberapa kemungkinan, yaitu:

Hasil konsepsi mati dan diresorbsiPada implantasi secara kolumner, ovum yang dibuahi cepat
matikarena vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadiresorbsi total. Dalam keadaan ini penderita
tidak mengeluh apa-apa hanyahaidnya terlambat untuk beberapa hari.Abortus ke dalam lumen
tubaPerdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh darah oleh villi koriales

pada dinding tuba di tempat implantasi dapatmelepaskanmudigah

dari dinding tersebut sama-sama denganrobeknya pseudokapsularis

. Pelepasan ini dapat terjadi sebagianatau seluruhnya tergantung pada derajat perdarahan
perdarahanyang timbul.Ruptur dinding tubaRuptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi
padaismus

dan biasanya ada kehamilan muda, sebaiknya ruptur pada parsinterstisialis

terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut. Faktorutama yang menyebabkan ruptur ialah penembusanvilli
koriales kedalam lapisanmuskularis tuba terus ke perineum. Ruptur dapatterjadi secara spontan atau
karena trauma ringan seperti

coitus dan pemeriksaan vaginal.PenangananPenanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya


adalahlaparatomi, dalam tindakan demikian beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan
yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan
ektopikterganggu, kondisi anatomic organ pelvic

, kemampuan teknik bedahmikro, dokter operator dan kemampuan teknologi fertilisasi invitro

setempat. Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukansalpingektomi pada kehamilan
tuba, atau dapat dilakukan pembedahankonservatif dalam arti hanya dilakukan salpingostomi

.Apabila keadaan penderita buruk, misalnya dalam keadaan syok,lebih baik dilakukan salpingektomi

. Pada kasus kehamilan ektopikterganggu di pars ampularis tuba

yang belum pecah pernah dicobaditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk


menghindaritindakan pembedahan. Kriteria khusus yang diobati dengan cara iniadalah:1)

Kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecah2)


Diameter kantong gestasi ≤ 4 cm;Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml4)Tanda vital baik
dan stabil.PencegahanKehamilan ektopik terganggu tidak dapat kita cegah, tetapi kitadapat mengurangi
faktor-faktor risiko tertentu. Misalnya, membatasi jumlah pasangan seksual dan menggunakan kondom
saat kitamelakukan hubungan seks untuk membantu mencegah penyakit 2020menular seksual dan
mengurangi risiko penyakit radang panggul(Saifuddin, 2002).Memakai kondom, diafragma atau cap
serviks jika inginmelakukan hubungan seks untuk menghindari gonore, klamidia, danlain penyakit
menular seksual (PMS). Bedah sistem reproduksi, perut,atau perut bagian bawah dapat menyebabkan
jaringan parut, yangmeningkatkan risiko kehamilan ektopik. Penyakit Radang Panggul(PID) dapat
merusak saluran tuba, meningkatkan risiko kehamilanektopik. Salah satu penyebab utama PID adalah
infeksi menularseksual (IMS), seperti klamidia dan gonore. Kondom laki-laki adalahmetode yang paling
efektif untuk mencegah IMS (Saifuddin, 2002).Menggunakan praktek seks yang aman, seperti
menggunakankondom setiap kali kita melakukan hubungan seks dapat menurunkanresiko kehamilan
ektopik. Hal ini karena seks aman akan membantumelindungi kita dari penyakit menular seksual (PMS)
yang dapatmenyebabkan penyakit radang panggul (PID). PID adalah penyebabumum jaringan parut
pada saluran tuba, yang dapat menyebabkankehamilan ektopik (Wibowo, 2007).Kehamilan ektopik tidak
terjadi pada tabung normal, jadi pencegahan ini didasarkan pada menghindari penyebab tabung
rusak.Ini termasuk menghindari persetubuhan dan aktivitas yang predisposisi penyakit radang panggul
dan diagnosis dini dan pengobatan radangusus buntu (Wibowo, 2007)

Penatalaksanaan1)

Penatalaksanaan Secara UmumMenurut Sarwono (2002), penatalaksanaan atau penangananuntuk


kasus kehamilan ektopik terganggu secara umum, antara lainadalah sebagai berikut:Setelah diagnosis
ditegakkan, segera lakukan persiapan untuktindakan operatif gawat darurat. Ketersediaan darah
pengganti bukan menjadi syarat untukmelakukan tindakan operatif, karena sumber perdarahan
harusdihentikan.

Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairantubuh dengan larutan kristaloid NS atau RL
(500 ml dalam limamenit pertama) atau 2l dalam dua jam pertama (termasukselama tindakan
berlangsung).d)

Bila darah pengganti belum tersedia, berikan

autotransfusion

berikut ini.Pastikan darah yang dihisap dari rongga abdomen telahmelalui alat penghisap dan wadah
penampung yang sterilSaring darah yang tertampung dengan kain steril danmasukan ke dalam kantung
darah (blood bag ) apabilakantung darah tidak tersedia masukan dalam botol bekascairan infus (yang
baru terpakai dan bersih) dengan diberikan larutan sodium sitrat 10 ml untuk setiap 90 mldarah.

Transfusikan darah melalui selang transfusi yangmempunyai saringan pada bagian tabung
tetesan.Tindakan dapat berupaParsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagiantuba yang
mengandung hasil konsepsi.Salpingostomi (hanya dilakukan sebagai upayakonservasi dimana tuba
tersebut merupakan salah satuyang masih ada), yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen
tuba kemudian diikuti denganreparasi bagian tersebut. Resiko tindakan ini adalahkontrol perdarahan
yang kurang sempurna ataurekurensi (hasil ektopik ulangan).(c)

Mengingat kehamilan ektopik berkaitan dengangangguan fungsi transportasi tuba yang disebabkan oleh
proses infeksi maka sebaiknya pasien diberi anti biotikkombinasi atau tunggal dengan spektrum yang
luasUntuk kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan:Ketoprofen 100 mg supositoria Tramadol 200
mg IVPethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadapreaksi hipersensitivitas).

Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari.(f)

Konseling pasca tindakan:

Resiko hamil ektopik ulangan

Kontrasepsi yang sesuai Asuhan mandiri selama di rumah.Penatalaksanaan BedahPenatalaksanaan


bedah dapat dikerjakan pada pasien-pasiendengan kehamilan tuba yang belum terganggu maupun yang
sudahterganggu. Tentu saja pada kehamilan ektopik terganggu, pembedahan harus dilakukan secepat
mungkin, antara lain.SalpingostomiSalpingostomi adalah suatu prosedur untuk mengangkat
hasilkonsepsi yang berdiameter kurang dari 2 cm dan berlokasi disepertiga distal tuba fallopii. Pada
prosedur ini dibuat insisilinear sepanjang 10-15 mm pada tuba tepat di atas hasilkonsepsi, di perbatasan
antimesenterik. Setelah insisi hasilkonsepsi segera terekspos dan kemudian dikeluarkan denganhati-hati.
Perdarahan yang terjadi umumnya sedikit dan dapatdikendalikan dengan elektrokauter. Insisi kemudian
dibiarkanterbuka (tidak dijahit kembali) untuk sembuh per sekundam.Prosedur ini dapat dilakukan
dengan laparotomi maupunlaparoskopi. Metode per laparoskopi saat ini menjadi goldstandard untuk
kehamilan tuba yang belum terganggu.

SalpingotomiPada dasarnya prosedur ini sama dengan salpingostomi, kecuali bahwa pada salpingotomi
insisi dijahit kembali. Beberapaliteratur menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan bermaknadalam hal
prognosis, patensi dan perlekatan tuba pascaoperatifantara salpingostomi dan
salpingotomiSalpingektomiSalpingektomi diindikasikan pada keadaan-keadaan berikut ini:(1)

Kehamilan ektopik mengalami ruptur (terganggu),(2)

Pasien tidak menginginkan fertilitas pascaoperatif,Terjadi kegagalan sterilisasi

Telah dilakukan rekonstruksi atau manipulasi tubasebelumnya,(5)

Pasien meminta dilakukan sterilisasi

Perdarahan berlanjut pascasalpingotomi Kehamilan tuba berulangKehamilan heterotopik, dan Massa


gestasi berdiameter lebih dari 5 cm. Reseksi massahasil konsepsi dan anastomosis tuba kadang-
kadangdilakukan pada kehamilan pars ismika yang belumterganggu. Metode ini lebih dipilih daripada
salpingostomi,sebab salpingostomi dapat menyebabkan jaringan parut dan penyempitan lumen pars
ismika yang sebenarnya sudah diberikan larutan sodium sitrat 10 ml untuk setiap 90 mldarah.
(3)Transfusikan darah melalui selang transfusi yangmempunyai saringan pada bagian tabung
tetesanTindakan dapat berupa.Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagiantuba yang
mengandung hasil konsepsi.(b)Salpingostomi (hanya dilakukan sebagai upayakonservasi dimana tuba
tersebut merupakan salah satuyang masih ada), yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen
tuba kemudian diikuti denganreparasi bagian tersebut. Resiko tindakan ini adalahkontrol perdarahan
yang kurang sempurna ataurekurensi (hasil ektopik ulangan)Mengingat kehamilan ektopik berkaitan
dengangangguan fungsi transportasi tuba yang disebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien
diberi anti biotikkombinasi atau tunggal dengan spektrum yang luasUntuk kendali nyeri pasca tindakan
dapat diberikan:Ketoprofen 100 mg supositoria

Tramadol 200 mg Iv

Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadapreaksi hipersensitivitas). Q

Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari.(f)

Konseling pasca tindaka

Resiko hamil ektopik ulangan

Kontrasepsi yang sesuai

Asuhan mandiri selama di rumah.

Penatalaksanaan BedahPenatalaksanaan bedah dapat dikerjakan pada pasien-pasiendengan kehamilan


tuba yang belum terganggu maupun yang sudahterganggu. Tentu saja pada kehamilan ektopik
terganggu, pembedahan harus dilakukan secepat mungkin, antara lain.a)

SalpingostomiSalpingostomi adalah suatu prosedur untuk mengangkat hasilkonsepsi yang berdiameter


kurang dari 2 cm dan berlokasi disepertiga distal tuba fallopii. Pada prosedur ini dibuat insisilinear
sepanjang 10-15 mm pada tuba tepat di atas hasilkonsepsi, di perbatasan antimesenterik. Setelah insisi
hasilkonsepsi segera terekspos dan kemudian dikeluarkan denganhati-hati. Perdarahan yang terjadi
umumnya sedikit dan dapatdikendalikan dengan elektrokauter. Insisi kemudian dibiarkanterbuka (tidak
dijahit kembali) untuk sembuh per sekundam.Prosedur ini dapat dilakukan dengan laparotomi
maupunlaparoskopi. Metode per laparoskopi saat ini menjadi goldstandard untuk kehamilan tuba yang
belum terganggu.

SalpingotomiPada dasarnya prosedur ini sama dengan salpingostomi, kecuali bahwa pada salpingotomi
insisi dijahit kembali. Beberapaliteratur menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan bermaknadalam hal
prognosis, patensi dan perlekatan tuba pascaoperatifantara salpingostomi dan salpingotomi.

SalpingektomiSalpingektomi diindikasikan pada keadaan-keadaan berikut ini:(1)

Kehamilan ektopik mengalami ruptur (terganggu),

Pasien tidak menginginkan fertilitas pascaoperatif,

Terjadi kegagalan sterilisasi


Telah dilakukan rekonstruksi atau manipulasi tubasebelumnya

Pasien meminta dilakukan sterilisasi

Perdarahan berlanjut pascasalpingotomi

Kehamilan tuba berulangKehamilan heterotopik, dan Massa gestasi berdiameter lebih dari 5 cm.
Reseksi massahasil konsepsi dan anastomosis tuba kadang-kadangdilakukan pada kehamilan pars ismika
yang belumterganggu. Metode ini lebih dipilih daripada salpingostomi,sebab salpingostomi dapat
menyebabkan jaringan parut dan penyempitan lumen pars ismika yang sebenarnya sudah sempit. Pada
kehamilan pars interstitialis, sering kalidilakukan pula histerektomi untuk menghentikan perdarahan
masif yang terjadi. Pada salpingektomi, bagiantuba antara uterus dan massa hasil konsepsi
diklem,digunting, dan kemudian sisanya (stump) diikat dengan jahitan ligasi. Arteria tuboovarika diligasi,
sedangkanarteria uteroovarika dipertahankan. Tuba yang direseksidipisahkan dari mesosalping.d)

Evakuasi Fimbrae dan FimbraektomiBila terjadi kehamilan di fimbrae, massa hasil konsepsi
dapatdievakuasi dari fimbrae tanpa melakukan fimbraektomi.Dengan menyemburkan cairan di bawah
tekanan dengan alataquadisektor atau spuit, massa hasil konsepsi dapat terdorongdan lepas dari
implantasinya. Fimbraektomi dikerjakan bilamassa hasil konsepsi berdiameter cukup besar sehingga
tidakdapat diekspulsi dengan cairan bertekanan.

B.Teori Manajemen Kebidanan

1 .PengertianManajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yangdigunakan sebagai metode


untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan,
keterampilan dalamrangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus
pada klien (Varney, 2004).

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan,dimulai dengan pengumpulan data
dasar dan berakhir dengan evaluasi,langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap
sehinggadapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkahtersebut bisa dipecah-pecah
sehingga sesuai dengan kondisi pasien(Varney, 2004).

Manajemen Kebidanan Tujuh Langkah Menurut Hellen Varneya.

PengkajianPengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasikeadaan pasien. Data ini
termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaanfisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan
data obyektifserta data penunjang.

Data Subyektif Data subyektif adalah data didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi
dan kejadian, informasi tersebut tidakdapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent
tetapimelalui suatu sistem interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2003).

Biodata1
Nama : Untuk mengenal dan mengetahui pasien. Nama harus jelas dan lengkap, bila perlunama
panggilan sehari-hari agar tidak kelirudalam memberikan pelayanan.

Umur : Umur dicatat dalam tahun untuk mengetahuiadanya resiko seperti kurang dari 20 tahun,alat-alat
reproduksi belum matang, mental, psikisnya belum siap dan ditulis dalam tahunAgama : Untuk
memberikan motivasi dorongan morilsesuai dengan agama yang dianut

Suku bangsa : Untuk mengetahui faktor bawaan atau rasserta pengaruh adat istiadat atau
kebiasaansehari-hari.Pendidikan : Perlu dinyatakan karena tingkat pendidikan berpengaruh pada
pengetahuan, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuaidengan pendidikannya.6)

Pekerjaan : Untuk mengetahui status ekonomi keluarga,karena dapat mempengaruhi pemenuhan gizi
pasien tersebutAlamat : Untuk mengetahui tempat tinggal sertamempermudah pemantauan bila
diperlukan(Nursalam, 2003)Alasan datang atau keluhan utamaKeluhan utama adalah mengetahui
keluhan yang dirasakansaat pemeriksaan (Varney, 2004). Keluhan-keluhan yangdirasakan ibu hamil
dengan kehamilan ektopik tergangu. menurut Mansjoer (2005), adalah pasien mengalami nyeri perut
bagian bawah dan perdarahan pervaginam berwarna coklat.g)

Data kebidanan(1)

Riwayat haidUntuk mengetahui menarche, haid teratur atau tidak, siklus,sifat darah, banyaknya,
lama,disminorhoe

atau tidak(Wheeler, 2004)Riwayat perkawinanUntuk mengetahui setatus perkawinan klien dan lamanya
perkawinan (Wheeler, 2004)

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu(a)

Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umurkemahamilan ibu dan hasil pemeriksaankehamilan


(Winkjosastro, 2007)

Persalinan : Spontan atau buatan lahir atermatau prematur ada perdarahan atau tidak,waktu persalinan
ditolong oleh siapa,dimana tempat melahirkan(Winkjosastro, 2007).(c)

Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (abortus, lahir hidup, apakahdalam kesehatan yang
baik) apakahterdapat komplikasi atau intervensi pada menurut Mansjoer (2005), adalah pasien
mengalami nyeri perut bagian bawah dan perdarahan pervaginam berwarna coklat.g)

Data kebidanan(1)

Riwayat haidUntuk mengetahui menarche, haid teratur atau tidak, siklus,sifat darah, banyaknya,
lama,disminorhoe atau tidak(Wheeler, 2004)(2)

Riwayat perkawinanUntuk mengetahui setatus perkawinan klien dan lamanya perkawinan (Wheeler,
2004).(3)

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu(a)


Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umurkemahamilan ibu dan hasil pemeriksaankehamilan
(Winkjosastro, 2007)Persalinan : Spontan atau buatan lahir atermatau prematur ada perdarahan atau
tidak,waktu persalinan ditolong oleh siapa,dimana tempat melahirkan(Winkjosastro, 2007).(c)

Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (abortus, lahir hidup, apakahdalam kesehatan yang
baik) apakahterdapat komplikasi atau intervensi pada masa nifas dan apakah ibutersebut mengetahui
penyebabnya(Sujiyatini, 2009).(4)

Riwayat kehamilan sekarangRiwayat kehamilan sekarang menurut Winkjosastro (2007) perlu dikaji
untuk mengetahui apakah ibu resti atau tidak,meliputi:(a)

Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)Digunakan untuk mengetahui umur kehamilan.(b)

Hari Perkiraan Lahir (HPL)Untuk mengetahui perkiraan lahir.(c)

Umur Kehamilan (UK)Untuk mengetahui umur kehamilan. Keluhan-keluhan Untuk mengetahui apakah
ada keluhan-keluhan padatrimester I, II, dan III (Winkjosastro, 2007)Ante Natal Care (ANC)Mengetahui
riwayat ANC, teratur/tidak, tempat ANC,dan saat kehamilan berapa (Sujiyatini, 2009)Penyuluhan yang
didapatPerlu dikaji apakah klien pernah mendapatkan penyuluhan, tempat penyuluhan dan saat
usiakehamilan berapa (Nursalam, 2004).

Imunisasi TTPerlu dikaji apakah klien pernah mendapatkanimunisasi TT (Nursalam, 2004).(h)

Penggunaan obat-obatan dan jamu atau rokokMerokok, minum alkohol dan minum obat-obatan
tanpaindikasi perlu untuk diketahui.(5)

Riwayat keluarga berencanaIbu pernah atau belum pernah menjadi akseptor KB, bila pernah disebutkan
alat kontrasepsi apa yang pernah dipakaidan lamanya penggunaan, sehingga dapat diketahui
jarakkehamilannya (Nursalam, 2002).(6)

Riwayat kesehatan(a)

Riwayat penyakit sekarangUntuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini(Sujiyatini, 2009)(b)

Riwayat penyakit sistemikUntuk mengetahui apakah pasien menderita penyakitseperti jantung, ginjal,
asma, hipatitis, DM, hipertensidan epilepsi atau penyakit lainnya (Sujiyatini, 2009).

Riwayat penyakit keluargaUntuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yangmenderita penyakit
menular seperti TBC dan Hepatitis,menurun seperti jantung dan DM (Sujiyatini, 2009) .

Riwayat keturunan kembarUntuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembardalam keluarga


(Sujiyatini, 2009).(7)

Riwayat operasiUntuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani(Sujiyatini, 2009).(8)

Data kebiasaan sehari-hari.


Nutrisi Dikaji untuk menanyakan ibu hamil apakah menjalanidiet khusus, bagaimana nafsu makannya,
jumlahmakanan, minuman, atau cairan yang masuk. Pada ibuhamil dengan kehamilan ektopik terganggu
diharapkandapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup, yaitumakan 3 kali sehari cukup dan
memperbanyak makansayuran hijau (Alimul, 2006).(b)

EliminasiHal ini dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAKdan BAB yang meliputi frekuensi dan
kosistensi(Alimul, 2006).Pola AktivitasDikaji untuk mengetahui apakah ibu dapat istirahat atautidur
sesuai kebutuhannya. Berapa jam ibu tidur dalamsehari dan kesulitan selama ibu melakukan istirahat.
Kebutuhan tidur + 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Pola istirahat dan aktivitas ibu
selamamasa kehamilan yang kurang dapat menyebabkankelelahan dan berdampak pada timbulnya
anemia(Henderson, 2006).(d)

IstirahatDikaji untuk mengetahui berapa jam ibu tidur malam,dan berapa jam ibu istirahat atau tidur
siang(Saifuddin, 2002). Ibu hamil diharapkan istirahat yangcukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan, tidursiang selama 1 – 2 jam dan tidur malam selama 8 jam(Saifuddin, 2002).(e)

Personal Hygiene Untuk mengetahui berapa kali pasien mandi, gosokgigi, keramas, ganti pakaian. Pada
ibu hamildiharapkanmandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2kali seminggu, ganti pakaian 2
kali sehari dan ganti pembalut setidaknya 2 kali sehari (Wiknjosastro, 2007).

Pola seksualDikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukanhubungan seksual dalam satu minggu
(Manuaba, 2007

Data psikososialUntuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya, misal wanita mengalami
banyak perubahan emosi/ psikologis selama masa hamil, sementara ia menyesuaikandiri menjadi
seorang ibu (Ambarwati, 2008). Padakasus ini ibu mengatakan cemas dengan keadaan ataukeadaan
yang dialaminya.(10)

Kebiasaan sosial budayaUntuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adatistiadat yang akan
menguntungkan atau merugikan pasienkhususnya pada masa hamil, misalnya pada kebiasaan
pantangan makanan (Ambarwati, 2008).2)

Data ObyektifData obyektif adalah data yang sesungguhnya dapatdiobservasi dan dilihat oleh tenaga
kesehatan (Nursalam, 2003).a)

Pemeriksaan Umum(1)

Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan umumapakah baik, sedang, jelek, tingkatkesadaran pasien
apakahcomposmentis, apatis, somnolen,delirium, semi korna dan koma(Prihardjo, 2007).(2)

Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resikohipertensi dan hipotensi. Batasnormalnya 120/ 80
mmHg(Wiknjosastro, 2005).(4)

Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh klien,memungkinkan febris/ infeksi denganmenggunakanskala


derajat celcius.Suhu badan wanita hamil batasnormalnya adalah 35,6 – 37,6oC(Wiknjosastro, 2005) .(5)

Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yangdihitung dalam menit(Saifuddin, 2002). Batas normalnya69-
100 x/ menit (Perry, 2005).(6)

Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam1 menit, batas normalnya
18

– 24 x/menit (Saifuddin, 2002).(7)

Tinggi badan : Untuk mengetahui tinggi badan ibu(Nursalam, 2003).(8)

Berat badan : Untuk mengetahui berat badan ibu,malnutrisi/ tidak. Malnutrisi dapatmempengaruhi
keadaan gizi janin.

dalam uterus, peningkatan BB padatrimester I adalah 1 kg, pada trimesterII adalah 2 kg dan pada
trimester IIIadalah 6 kg (Wiknjosastro, 2007). b)

Pemeriksaan SistematisPemeriksaan sistematis yaitu pemeriksaan dengan melihat kliendari ujung


rambut sampai ujung kaki (Nursalam, 2003),meliputi:(1)Kepala

Rambut : Meliputi warna mudah rontok atau tidakdan kebersihannya.

Muka : Keadaan muka pucat atau tidak adakahkelainan, adakah oedema. Pada ibuhamil dengan
kehamilan ektopikterganggu muka tampak pucat(Winkjosastro, 2007).

Mata : Untuk mengetahui apakah konjungtivawarna merah muda dan sklerawarna putih. Pada wanita
dengankehamilan ektopik tergangu konjungtiva pucat (Alimul, 2004).

Hidung : Bagaimana kebersihannya, ada polipatau tidak.

Telinga : Bagaimana kebersihannya, ada serumenatau tidak.

Mulut : Ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi,gusi berdarah atau tidak.

Leher : Adalah pembesaran kelenjar thyroid, ada benjolan atau tidak, adakah pembesarankelenjar limfe.
(3)

Dada dan axilla : Untuk mengetahui keadaan payudara,simetris atau tidak, ada benjolan atautidak, ada
nyeri atau tidak dankolostrum/ ASI sudah keluar atau belum.(4)

Abdomen : Apakah ada luka bekas operasi, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak.(5)
Ekstremitas atas dan bawahAda cacat atau tidak oedema atau tidak terdapatvarices atau tidak
(Wiknjosastro, 2006).

Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis)(a)

InspeksiUkuran uterus dikaji dengan memperkirakan melaluiobservasi. Bidan dapat mengobservasi


gerakan janindan perubahan kulit pada abdomen (Salmah, 2006)aPalpasiCara pemeriksaan yang umum
digunakan adalah caraLeopold yang dibagi dalam 4 tahap. Sesuai dengankasus kehamilan ektopik
terganggu, pemeriksaan Leopold meliputi pemeriksaan Leopold I, yaitu untukmeraba tinggi fundus

uterus. Pada palpasi akan terabamassa lunak dan lentur di sisi posterior atau lateralterhadap uterus.
Massa tersebut akan teraba keras jikaterisi darah (Varney, 2006).(c)

AuskultasiDengarkan bunyi jantung janin pada daerah punggung janin dengan

stetoskop monoaural (Laenec)atau Doppler . Dengan stetoskop Laenec

bunyi jantung janin terdengar pada kehamilan 18-20 minggu,sedangkan dengan Doppler

terdengar pada kehamilan12 minggu (Mansjoer, 2005). Bidan harus menghitungdenyutan jantung janin
per menit, dan harusmendapatkan nilai antara 110-160 (Salmah, 2006).(d)

Pemeriksaan dalamPada kehamilan muda sekitar usia 12 minggu, pembesaran rahim belum atau sulit
diraba dari luarsehingga perlu dilakukan pemeriksaaan dalam. Evaluasi.

dilakukan melalui pembesaran rahim, tanda hamilmuda, tanda

Piskacek , tanda Hegar (Manuaba, 2003).c)

Pemeriksaan PenunjangDilakukan untuk mendukung menegakkan diagnosaseperti pemeriksaan


laboratorium, rontgen utrasonografi danlain-lain (Varney, 2004).1)

Pemeriksaan laboratoriumKadar hemoglobin dan eritrosit menurun atau leukositmeningkat


menunjukkan adanya perdarahan. Hasil teskehamilan biasanya positif. Hasil tes kehamilan yangnegatif
tidak menyingkirkan kemungkinan KET karenadegenerasi trofoblas dapat menyebabkan produksi
βHCGmenurun sehingga menyebabkan tes kehamilan menjadinegatif (Wiknjosastro, 2007).2)

Pemeriksaan ultrasonografi (USG)Dijumpai kantong kehamilan di luar kavum uteri yangdisertai atau
tanpa adanya genangan cairan (darah) dicavum Douglas

pada KET. Pada pemeriksaan USG Trans-Vaginal

dapat mendeteksi tubal ring

(massa berdiameter 1-3 cm dengan pinggirekhogenik

yang mengelilingi pusatyang hipoekhoik


. Gambaran ini cukup spesifik untukkehamilan ektopik. Juga menunjukkan evaluasi cavum pelvis

dengan lebih baik, termasuk visualisasi cairan dicavum Douglas

dan massa pelvis (Maryunani, 2009).Pemeriksaan USGTrans-Vaginal

dilakukan untukmenetapkan letak kantong gestasi, besarnya kantong gestasi, dan mencari janin dengan
detak jantungnya(Manuaba, 2007).3)

Pemeriksaan kuldosintesis

Pemeriksaan kuldosintesis

dilakukan untukmengetahui adanya cairan atau darah dalam cavum douglas

(Wiknjosastro, 2007).Dengan adanya pemeriksaan USG dan pemeriksaan kadar βHCG

yang telah akurat, makakuldosintesis

tidaksering dilakukan, karena pemeriksaan ini sangat tidaknyaman bagi penderita.


Pemeriksaankuldosintesis

masihdilakukan bila tidak ada fasilitas USG atau bila pada pemeriksaan USG kantung kehamilan tidak
berhasilterdeteksi (Maryunani, 2009).

Pemeriksaan yang ditegakkan secara bedah (Surgical Diagnosis

)Kuretase dapat dikerjakan untuk membedakankehamilan ektopik dari abortusinsipiens atau abortus
inkomplet

(Gant, 2010).Kuretase biasanya dianjurkan pada kasus-kasusdimana timbul kesulitan membedakan


abortus darikehamilan ektopik dan kehamilanuterine

tidak terdeteksidengan USG Trans-Vaginal

(Maryunani, 2009).Pemeriksaan laparoskopi untuk melihat rongga pelvikmelalui dinding perut terutama
pada keadaan yangmeragukan, misalnya pada kehamilan tuba yang
belumterganggu.Pemeriksaanlaparotomi

dilakukan untukmengangkat sumber perdaharan dan dilakukan bilakeadaan hemodinamik pasien tidak
stabil(Maryunani, 2009).Indikasi operasilaparotomi

atau laparoskopi adalah besarnya kantong gestasi

lebih dari 3,5 cm dengan pemeriksaanvaginal

USG, pasien menolak terapimedikamentosa,ruptur

kehamilan ektopik telah terjadi(sudah terjadi perdarahan


intraperitoneal ), diagnosis belum jelas, bekas ligasituba fallopi

, kontraindikasi dengan pemeriksaan medikamentosa (Manuaba, 2007).

Interpretasi DataData dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehinggadapat merumuskan


diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumus dandiagnosa tujuannya digunakan karena masalah tidak
dapat.

didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan(Varney, 2004).

Diagnosa KebidananDiagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalamlingkup praktek


kebidanan (Varney, 2004).Diagnosa:Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalamlingkup
praktek kebidanan (Varney, 2004), pada kasus ini adalahkehamilan ektopik terganggu.

“Ny. X umur … tahun, G … P … A … umur kehamilan … minggudengan kehamilan ektopik terganggu”.

Dasar diagnosa tersebut adalah:

Data Subyektif:Ibu mengatakan mengalami nyeri perut bagian bawah danmengatakan merasa cemas
dengan kehamilannya. Ibumengatakan keadaannya lemas.

Data obyektif:Menurut Prihardjo (2007), data obyektif meliputi:

Keadaan umumqdang

Kesadaran ibu hamil dengan kehamilan ektopikcomposmentis.

TTV: Tekanan darah:……. mmHg

Nadi:…… x/ menit

4242Respirasi: …… x/ menit

Suhu: …… x/ menit

Konjungtiva : Pucat (Nursalam, 2003).

Terdapat perdarahan pervaginam (Manjoer, 2005).

MasalahMasalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yangditemukan dari hasil pengkajian atau
yang menyertai diagnosasesuai dengan keadaan pasien. Masalah yang sering muncul padaibu hamil
dengan kehamilan ektopik terganggu yaitu ibu merasacemas terhadap kehamilannya karena mengalami
nyeri perut bagian bawah dan mengalami perdarahan pervaginam(Mansjoer, 2005).

KebutuhanKebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosa dan masalah yang didapatkandengan analisa data (Varney, 2004).Menurut Manuaba (2007),
kebutuhan pada ibu hamildengan kehamilan ektopik terganggu adalah:
Informasi tentang keadaan ibu

Support mental dari keluarga dan tenaga kesehatan.c

Diagnosa PotensialPada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan
diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi.Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau
masalah potensial ini benar-benar terjadi(Varney, 2004).Menurut Prawirohardjo (2005), diagnosa
potensial pada pasiendengan kehamilan ektopik terganggu adalah ruptur tuba, abortus dansyok.d

Antisipasi dan Tindakan SegeraMenunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harussesuai
dengan prioritas masalah atau kebutuhan dihadapi kliennya.Setelah bidan merumuskan tindakan yang
dilakukan untukmengantisipasi diagnosa/ masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus
merumuskan tindakanemergency atau segera. Dalamrumusan ini termasuk tindakan segera yang
mampu dilakukan secaramandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2004).Menurut
Saifuddin (2006), tindakan segera yang dilakukan pada kehamilan ektopik terganggu yaitu antara lain:1)

Kolaborasi dengan dokter spesialis obsgyn2)

Kolaborasi dengan bagian laboratoriun untuk pemeriksaanlaboratorium

3) Tirah baring atau

bed rest.

PerencanaanTahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhankebidanan secara menyeluruh


dengan tepat dan berdasarkan keputusanyang dibuat pada langkah sebelumnya. Semua keputusan
yangdikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar- benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yangup to date sertasesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan
klien(Varney, 2004).Menurut Sarwono (2002), perencanaan yang diberikan pada ibuhamil dengan
kehamilan ektopik terganggu diantaranya adalah:1)

Lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat darurat2)

Menghentikan sumber perdarahan3)

Merestorasi cairan tubuh4)

Pemberian terapi berupa:

Ketoprofen 100 mg supositoria

Tramadol 200 mg IVc)

Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksihipersensitivitas)d)

Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari.5)


Observasi TTV, jumlah cairan masuk dan keluarf.

Implementasi/ PelaksanaanPada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh sepertiyang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Yang dilaksanakan semua oleh
bidan atau sebagian lagioleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2004).Pelaksanaan
dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telahdibuat.g. EvaluasiPada langkah ini keefektifan dari
asuhan yang telah diberikan,meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan apakah benar-benar
telahterpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telahdiidentifikasikan di dalam diagnosa dan
masalah (Varney, 2004).Langkah-langkah proses evaluasi umumnya merupakan pengkajian yang
memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhitindakan serta berorientasi pada proses klinis,
karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dualangkah terakhir
tergantung pada klien dan situasi klinik.Hasil yang diharapkan dalam asuhan kebidanan pada ibu
hamildengan kehamilan ektopik terganggu adalah:1)

Keadaan umum ibu baik2)

Tidak terjadi perdarahan3)

Tidak terjadi infeksi

C.Data Perkembangan (SOAP)

Menurut Varney (2004), pendokumentasian data perkembangan asuhankebidanan yang telah


dilaksanakan menggunakan SOAP yaitu:

S : Subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klienmelalui anamnesa.

O : Obyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasillaboratorium dan


test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokusuntuk mendukung

assesment

.A : Assessment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi datasubyektif dan obyektif dalam
suatu identifikasi meliputi diagnosa/masalah serta antisipasi maslaah potensial.

P : Planning Menggunakan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment

Anda mungkin juga menyukai