Anda di halaman 1dari 6

Nama : I Gede Indra Wiraguna

Kelas : XI Mipa 8
No : 08
“tugas sejarah Indonesia(perlawanan rakyat terhadap pendudukan Jepang)”
Pendudukan Jepang tidak membuat kehidupan rakyat Indonesia lebih baik dari masa
sebelumnya. Janji Manis Jepang pada awal kedatangannya justru berujung pada sengsara dan
derita.Penderitaan yang dialami bangsa Indonesia itulah yang mendorong munculnya
perlawanan terhadap pemerintah Jepang di berbagai daerah perlawanan rakyat terhadap
Jepang masih bersifat kedaerahan sehingga dapat dengan mudah dipatahkan oleh Jepang.
1) Perlawanan di Aceh
Aceh menjadi salah satu wilayah yang dikuasai Jepang. Masyarakat Aceh diperlakukan
dengan sewenang-wenang dan mengalami penderitaan yang cukup lama karena banyak
rakyat Aceh yang dikerahkan untuk Romusha. Akibat hal itu, pada 10 November 1942 terjadi
penyerangan terhadap Jepang di Cot Plieng, penyerangan tersebut dipimpin oleh Tengku
Abdul Jalil yang merupakan seorang guru mengaji di Cot Plieng. Sebanyak dua kali Jepang
berusaha menaklukan wilayah Cot Plieng, dua-duanya pun berhasil digagalkan oleh rakyat
Aceh dengan serangannya, dan berhasil memukul mundur Jepang ke daerah Lhokseumawe.
Kemudian pada serangan ketiga, Jepang berhasil merebut Cot Plieng, dan Tengku Abdul Jalil
harus gugur di tempat saat sedang beribadah.
Selain perlawanan Tengku Abdul Jalil, pada November 1944 muncul perlawanan Pasukan
giyugun yang dipimpin oleh Teuku Hamid. perlawanan ini terjadi karena Teuku Hamid tidak
setuju terhadap praktik eksploitasi Jepang terhadap tanah pertanian rakyat dan pengerahan
Romusha dalam menghadapi perlawanan Teuku Hamid, pemerintah Jepang mengancam akan
membunuh para keluarga pemberontak jika tidak bersedia menyerah. ancaman tersebut
memaksa sebagian pasukan giyugun menyerah sehingga perlawanan tersebut dapat ditumpas
2) Perlawanan di Singaparna (Tasikmalaya)
Singaparna, Tasikmalaya, menjadi salah satu wilayah yang berhasil di duduki oleh Jepang.
Pada masa itu, rakyat Singaparna dipaksa untuk mengikuti upacara Seikerei. Upacara
Seikerei merupakan upacara penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkuk
kearah matahari terbit. Dengan cara seperti ini, masyarakat Singaparna merasa sangat
dipermalukan dan dilecehkan. Selain itu, mereka juga merasa menderita karena diperlakukan
secara sewenang-wenang dan kasar oleh Jepang. Akibatnya, pada bulan Februari 1944, rakyat
Singaparna melakukan perlawanan terhadap Jepang. Pasukan perlawanan dipimpin oleh Kiai
Zainal Mustofa. Akan tetapi Jepang berhasil menangkap Kiai Zainal Mustofa pada tanggal 25
Februari 1944, dan pada tanggal 25 Oktober 1944, Kiai Zainal harus menghentikan
perjuangannya setelah beliau dihukum mati.
3) Perlawanan di Indramayu
Indramayu mendapatkan perlakuan yang sama oleh Jepang, masyarakat Indramayu dipaksa
menjadi romusha, bekerja di bawah tekanan dan diperlakukan secara sewenang-wenang. Oleh
karena itu, masyarakat Indramayu juga melakukan perlawanan terhadap Jepang.
Pemberontakan tersebut terjadi di Desa Kaplongan pada bulan April 1944. Selanjutnya
beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 30 Juli 1944 terjadi pemberontakan di Desa
Cidempet, Kecamatan Loh Bener.
4) Perlawanan Rakyat Kalimantan
Salah satu perlawanan rakyat Kalimantan terhadap Jepang dilakukan oleh suku Dayak yang
dipimpin Pang Suma. Perlawanan rakyat Dayak ini dilatarbelakangi oleh kebijakan
pengerahan romusa dan aksi pemerkosaan terhadap penduduk suku Dayak. Selain itu, Jepang
merampas harta benda milik penduduk suku Dayak untuk keperluan perang. Bahkan, Jepang
merekrut penduduk lokal untuk mata- mata. Perekrutan mata-mata ini dilakukan agar Jepang
mampu meminimalkan usaha pemberontakan yang mungkin dilancarkan masyarakat Dayak.
Pang Suma dan pengikutnya melancarkan perlawanan terhadap Jepang dengan taktik perang
gerilya. Perang gerilya diterapkan untuk mengganggu aktivitas pemerintah Jepang di
Kalimantan. Meskipun dengan jumlah pasukan lebih sedikit, Pang Suma berani melawan
pasukan Jepang. Dalam perlawanannya menghadapi pasukan Jepang, Pang Suma
memanfaatkan keuntungan alam, seperti hutan belantara dan sungai di Kalimantan. Akan
tetapi, perlawanan Pang Suma dapat dipadamkan karena adanya penduduk lokal yang
menjadi mata-mata Jepang. Mata-mata ini menginformasikan strategi pergerakan pasukan
Pang Suma sehingga pasukan Pang Suma mengalami kekalahan. Pada Juli 1945 terjadi
pertempuran terbuka antara Jepang dan masyarakat Dayak. Dalam pertempuran tersebut,
Pang Suma gugur karena tembakan tentara Jepang.
5) Perlawanan rakyat Irian Barat
Irian Barat juga mendapat perlakuan kejam dari Jepang. Mereka sering dipukuli dan dianiaya
di luar batas kemanusiaan. Tindakan semena-mena ini memicu perlawanan. "Gerakan Koreri"
adalah perlawanan yang cukup terkenal di Biak. Pemimpinnya L Rumkorem. Biak menjadi
basis perlawanan. Mereka melawan dengan gerilya. Jepang pun kewalahan menghadapinya
hingga akhirnya pergi meninggalkan Biak. Biak menjadi daerah bebas dan merdeka pertama
di Indonesia. Perlawanan di Biak juga meluas hingga ke Yaspen Selatan. Di Yaspen Selatan,
perlawanan dipimpin oleh Silas Papare. Perlawanan berlangsung sangat lama. Rakyat bahkan
dibantu oleh Sekutu. Jepang akhirnya kalah dan menarik mundur pasukannya.
5) Perlawanan di Blitar (Pemberontakan PETA)
Perlawanan juga terjadi di Blitar. Pada tanggal 14 Februari 1945 terjadi pemberontakan yang
dilakukan para tentara PETA (Pembela Tanah Air) di bawah pimpinan Supriyadi.
Pemberontakan ini merupakan pemberontakan terbesar pada masa pendudukan Jepang.
Perlawanan di kalangan militer PETA terjadi karena pemerataan ekonomi, rendahnya status
perwira peta, dan pengerahan Romusha. para tentara PETA meyakini bahwa keberadaan
Jepang hanya semakin menyengsarakan rakyat oleh karena itu, terjadi perlawanan terhadap
Jepang oleh tentara PETA di Blitar yang dikenal dengan nama ‘pemberontakan tentara PETA
Blitar’. Pemberontakan yang dipimpin oleh Shodanco Supriyadi terjadi pada 14 Februari
1945. Pada 29 Februari 1945 Shodanco Supriyadi dibantu oleh Shodanco Muradi memimpin
perlawanan perlawanan secara terbuka.
Namun pasukan Supriyadi dan Muradi dijebak oleh komandan pasukan jepang, Kolonel
Katagiri yang berpura-pura menyerah. Akhirnya pasukan Supriyadi dan Muradi ditawan dan
diangkut ke markas kan di Blitar untuk selanjutnya dibawa ke mahkamah militer Jepang di
Jakarta.
Kesimpulan :
Menurut pendapat saya,masa pendudukan jepang cenderung merugikan rakyat Indonesia
ditambah lagi dengan kebijakan-kebijakan jepang yang cenderung memanfaatkan tenaga
rakyat Indonesia untuk mencari kekayaan dan kekuasaan,tapi berkat perjuangan yang
dilakukan dari setiap daerah di Indonesia, akhirnya kita dapat merasakan Kemerdekaan
Sumber :
https://blog.ruangguru.com/bentuk-perlawanan-rakyat-indonesia-terhadap-jepang
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/16/173000169/perlawanan-rakyat-indonesia-
terhadap-jepang?page=all
Buku PR Sejarah Indonesia PT.Intan Pariwara
Uji kompetensi 3 :

Anda mungkin juga menyukai