Naspub Queen
Naspub Queen
E-mail: anisak.ulfa@gmail.com
Abstrak
Abstract
Non-Hodgkin's lymphoma (NHL) is a swelling of the lymph nodes that is
triggered by an infection in the blood or the spread of cancer in the lymph nodes.
The purpose of this case study was to identify the description of nursing care in
patients with non-Hodgkin's lymphoma with oral mucositis in meeting nutritional
needs. The method used is a case study approach. The subject was one child with
non-Hodgkin's lymphoma on oral mucositis due to the effects of chemotherapy.
The case study result on the nursing care management in non-Hodgkin's
lymphoma (NHL) patients with nutritional deficit problems who were treated by
chewing xylitol gum for 4 days revealed a reduction in oral mucositis from grade
II to I. Recommendation: chewing xylitol gum is effective for children with non-
Hodgkin's lymphoma cancer with chemotherapy effect of oral mucositis.
Translated by:
PENDAHULUAN mukosa akibat pengobatan
antineoplastik seperti kemoterapi dan
Kanker kelenjar getah bening
radioterapi (Martin & Perez, 2014 ;
merupakan pembengkakan pada
Utami, dkk 2018). Bahaya dari
kelenjar getah bening yang dipicu
mukosits oral ini dapat menyebabkan
oleh infeksi pada darah atau adanya
masalah kesehatan mulut pada anak
penyebaran kanker pada kelenjar
yang menjalani kemoterapi.
getah bening (Rizky & Maulana,
Mukositis dimulai dengan warna
2018). Limfoma non-hodkin pada
kemerahan dan rasa teriritasi di
anak merupakan penyakit klonal
seluruh mulut dan tenggorokan yang
yang muncul secara primer dan
dapat berlanjut menjadi luka
prekursor sel-T awal pada sel B
bernanah di selaput lendir pipi, gusi,
relatif matur. Limfoma non-hodkin
lidah, langit-langit dan tenggorokan
anak tidak seperti limfoma non-
(Firmana, 2017).
hodkin pada orang dewasa, hampir
selalu dari histopipe tingkat tinggi Penatalaksanaaan pada pasien
yang difus. Keganasan berbeda limfoma non hodgkin dengan
dengan pada orang dewasa yang mukositis oral dilakukan baik secara
terutama menyerang kelenjar getah farmakologis dan nonfarmakologis,
bening (Apriani, 2016). salah satu tindakan nonfarmakologis
pada pasien limfoma non hodgkin
Dari data Global Cancer
dengan mukositis oral yaitu
Observatory (Globocan, 2018)
mengunyah permen karet xylitol.
sebanyak 35.490 orang didiagnosis
limfoma dalam 5 tahun terakhir dan Penelitian tentang mengunyah
7.565 orang meninggal dunia karena permen karet terhadap penurunan
limfoma. Kanker limfoma non- derajat mukositis oral sebagai
hodgkin di Indonesia sendiri intervensi keperawatan tidak
menempati urutan ke 7 yang menyebabkan trauma dan nyeri pada
mencapai 14.164 orang dan memiliki anak. Berdasarkan hasil pengamatan
pravelensi 4,57%, untuk anak yang Utami dkk, (2018) saat dilakukan
mengalami mukositis oral mencapai penerapan intervensi mengunyah
20-40% penderita dengan permen karet, pasien lebih tertarik
kemoterapi, dan 80% dengan ketika diberi permen karet sebagai
kemoradiasi. terapi untuk mengatasi mukositis oral
Permen karet yang digunakan adalah
Mukositas oral merupakan
permen karet yang mengandung
peradangan pada mukosa mulut yang
xylitol atau rendah gula. Mengunyah
ditandai adanya eriematosa pada
permen karet yang megandung
mukosa mulut yang kemudian
dengan rendah gula dapat
menjadi ulserasi. Mukositis oral
meningkatkan jumlah saliva dan pH
disebabkan hancurnya sel epitel
saliva, serta mengurangi kandungan pucat tekstur pucat, warna gusi
Streptococus pada saliva. merah, terdapat ulserasi, gigi putih
dan bersih, dan terdapat mukositis di
lidah dan gusi. Hasil pengkajian
METODE status nutrisi didapatkan data BB: 25
kg, dengan TB: 135cm, dengan hasil
Metode studi kasus ini dengan IMT 13.7 yang dikategorikan
satu subjek studi yaitu pasien dengan kekurangan berat badan tingkat
diagnose medis Limfoma non berat. Hemoglobin dengan hasil 11,4
hodgkin yang mengalami mukositis g/dl. Gusi tampak memerah, terdapat
oral karena efek kemoterapi di stomatis, dan ulserasi, kulit kering,
bangsal Melati II RSUD Dr. dan turgor menurun. Pasien
Moewardi Surakarta. Penelitian mengatakan sebelum sakit makan 1
dilakukan pada tanggal 17 Februari – porsi habis dengan nasi, lauk, sayur,
22 Februari 2020 dengan air putih, susu, teh. Selama sakit
pengumpulan data beberapa cara pasien mengatakan nafsu makan
yaitu wawancara, studi dokumentasi, menurun dan hanya menghabiskan ¼
observasi dan pemeriksaan fisik. sampai ½ porsi dengan nasi, bubur,
dan sayur, teh, air putih.
HASIL Diagnosis keperawatan yang
Studi kasus dilakukan di RSUD muncul pada An. S yaitu defisit
Dr. Moewardi Surakarta pada nutrisi berhubungan dengan
tanggal 18-21 Februari 2020 diruang kurangnya asupan makanan
Melati II. Pasien yang dirawat dibuktikan dengan berat badan
berinisial An. S berusia 11 tahun, menurun 10% dibawah rentang ideal,
jenis kelamin perempuan, agama membran mukosa pucat, mukositis
islam, alamat jumapolo, karanganyar. grade II, rambut rontok berlebih.
Masuk rumah sakit pada tanggal 18 Intervensi yang dibuat
Februari 2020, dengan diagnosa berdasarkan diagnosis keperawatan
medis Limfoma non-Hodgkin, tersebut adalah melakukan
dengan nomor registrasi xxxx3067, identifikasi status nutrisi, makanan
penanggung jawab Ny. M, berumur yang disukai, monitor asupan
47 tahun, pekerjaan Ibu Rumah makanan, berat badan, memberikan
Tangga, pendidikan Terakhir SMP, permen karet xylitol untuk mencegah
hubungan dengan pasien yaitu ibu dan menurunkan derajat mukositis
pasien. oral, berikan makanan tinggi serat,
tinggi kalori, dan tinggi protein,
Hasil pemeriksaan head to toe anjurkan diet yang diprogramkan,
diapatkan warna bibir pucat tekstur dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk
kering, warna membran mukosa
mementukan jumlah kalori dan jenis dan pasien mengatakan cepat
nutrien yang dibutuhkan. kenyang setelah makan. Data
Setelah diberikan tindakan selama objektif: IMT 13,7 (kekurangan
4 hari, evaluasi berdasarkan SOAP, berat badan tingkat berat), membran
pasien mengatakan mukositisnya mukosa tampak pucat, mukositis
mulai berkurang, mukositis grade II, grade II (sariawan dibagian lidah
masalah teratasi, pertahankan dan gusi), rambut rontok, dan pasien
intervensi mengunyah permen karet tampak menghabiskan 1/4 porsi
xilitol. makan. Hal ini sesuai dangan teori
Selama perawatan pasien bahwa pasien yang menjalani
mendapat terapi medis adalah infus kemoterapi terdapat beberapa efek
wida D5 ¼ Ns 64 ml/jam untuk samping dari kemoterapi tersebut
mengatasi dehidrasi, dan menambah salah satunya ialah mukositis oral
kalori dan mengembalikan (Firmana, 2017). Mukositis oral
keseimbangan elektrolit. merupakan peradangan pada mukosa
Metothrexate 15mg melalui intra mulut yang ditandai dengan adanya
trakeal untuk menangani kanker erimatosa pada mukosa mulut yang
seperti leukumia dan limfoma. kemudian menjadi ulerasi, hal ini
Cytrabine 30mg melalui intra trakeal disebabkan oleh rusaknya sel epitel
untuk menghambat atau mukosa dan penekanan pertumbuhan
menghentikan pertumbuhan sel sekunder akibat kemoterapi atau
kanker. Leucovorine 30mg drip NaCl radioterapi (Martin & Prez, 2014 ;
50ml jalan 2ml/jam melalui Utami dkk, 2018).
intaselang untuk mengobati atau Berdasarkan hasil analisa data
mencegah kelainan sel darah yang didapatkan dapat ditegakkan
serius. Cytrabine 80mg drip NaCl diagnosis keperawatan SDKI yaitu
250ml jalan 41 ml/jam melalui defisit nutrisi. Penyusunan intervensi
intraselang untuk menghambat atau dalam studi kasus ini sesuai dengan
menghentikan pertumbuhan sel teori yang telah disebutkan bahwa
kanker. Metothrexate 800mg drip intervensi keperawatan disusun
NaCl 250ml jalan 41 ml/jam melalui dengan SLKI dan SIKI. Hasil
intraselang untuk menangani kanker intervensi tersebut adalah setelah
seperti limfoma dan leukimia dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam diharapkan status
nutrisi membaik dengan kriteria
PEMBAHASAN hasil (L.03030): porsi makanan yang
dihabiskan meningkat, berat badan,
Pengkajian didukung dengan
IMT membaik, sariawan menurun.
menentukan data subjektif dan
Manajemen nutrisi (I.03119)
objektif, data subjektif pasien
identifikasi status nutrisi, monitor
mengatakan nafsu makan menurun
asupan makanan dan berat badan, dilakukan sebanyak 3x diberikan
berikan permen karet xylitol. sebelum atau sesudah makan dan
Intervensi yang diberikan pada dikunyah selama 10 menit.
pasien dengan limfoma non-hodgkin Berdasarkan teori tersebut terdapat
untuk mengatasi mukositis oral kesenjangan antara hasil studi kasus
akibat efek samping dari kemoterapi dan teori, pada studi kasus tindakan
adalah mengunyah permen karet mengunyah permen karet xylitol
xylitol. dlakukan selama 4 hari karena dihari
Implementasi pertama yaitu ke 4 pasien sudah mengalami
mengidentifikasi status nutrisi penurunan derajat mukositis oral dari
dengan menggunakan pengkajian mukositis oral derajat II menjadi
antropometri, biokimia, clinical sign, mukositis oral derajat I.
diet dan makanan yang disukai oleh Evaluasi keperawatan pada An. S
pasien. Implementasi kedua yaitu dengan limfoma non-hodgkin yaitu
memberikan 1 butir permen karet Subjektif: pasien mengatakan suka
xylitol. Implementasi ke tiga yaitu, mengunyah permen karet. Objektif:
memberikan 1 butir permen karet mukositis grade I. Assesment:
xylitol. Implementasi ke empat yaitu, masalah tertasi. Plain: pertahankan
memonitor asupan makanan. intervensi. Lanjutkan pemberian
Implementasi kelima yaitu, permen karet xylitol.
memberikan 1 butir permen karet Setelah dilakukan intervensi
xylitol. Mengunyah permen karet mengunyah permen karet tindakan
xylitol merupakan salah satu terapi ini sangat efektif untuk meurunkan
nonfarmakologis yang dapat derajat mukositis oral dengan hasil
menurunkan atau mengurangi derajat penelitian dari Utami, dkk (2018)
keparahan mukositis oral pada anak dapat menurunkan derajat mukositis
yang mengalami mukositis oral oral pada pasien limfoma non-
karena efek kemoterapi karena hodgkin akibat kemoterapi. dengan
dengan mengunyah permen karet adanya mengunyah permen karet
dapat meningkatkan produksi saliva xylitol terjadi penurunan derajat
10 – 12 kali lipat, peningkatan keparahan mukositis oral sebesar
produksi saliva terjadi setelah 5-7 <0,05 yang berarti efektif dalam
menit mengunyah permen karet menurunkan derajat mukositis oral
mengunyah permen karet xylitol pada anak yang menjalani
dilakukan selama 6 hari dalam 1 hari kemoterapi.
Tabel 4.1 Evaluasi Drajat Mukosits Oral Sebelum Dan Sesudah Dilakukan
Tindakan Mengunyah Permen Karet
Hari/tanggal/jam Sebelum Sesudah
Selasa, 18 Februari
2020
Mukositis oral grade II Mukositis oral grade II
1. 11.40 WIB
2. 13.00 WIB Mukositis oral grade II Mukositis oral grade II
3. 14.15 WIB Mukositis oral grade II Mukositis oral grade II
Rabu, 19 Februari 2020
SARAN
Pemberian intervensi mengunyah
permen karet xylitol efektif dilakukan pada
pasien yang mengalami mukositis oral.
Penulis menyarankan pemberian intervensi
mengunyah permen karet xylitol dilakukan
secara mandiri dan didampingi keluarga
pasien karena intervensi ini aman
dilakukan dan tidak ada efek samping.